Anda di halaman 1dari 6

Natha Nielle D M (27)

XII MIPA D
Bahasa Indonesia

Jangan Hanya Bergantung pada Vaksin

Langkah pemerintah dalam membentuk Tim Nasional Percepatan Pengembangan


Vaksin Covid-19 pada pekan lalu memperlihatkan bahwa pemerintah mengandalkan
ketersediaan vaksin sebagai jalan keluar dari pandemi ini. Tim yang terdiri dari sederet
menteri, lembaga riset, perguruan tinggi, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) akan bertugas hingga 31 Desember tahun depan.
Namun terdapat sejumlah masalah mendasar dari kebijakan pemerintah tersebut.
Pertama, tugas dan fungsinya dapat tumpang tindih dengan Komite Penanganan
Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang sudah dibentuk oleh Presiden.
Meskipun masih sama-sama dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian
Airlangga Hartato, keberadaan tim ini berpotensi menghambat birokrasi. Apalagi
masyarakat juga belum melihat hasil kerja nyata komite di lapangan.
Kedua, keberadaan tim tersebut juga berpotensi berbenturan dengan tugas Konsorsium
Riset dan Inovasi Covid-19 yang dipimpin oleh Kementrian Riset dan Teknologi atau
Badan Riset dan Inovasi Nasional. Selain menghasilkan rapid test (tes cepat covid) dan
ventilator, konsorsium ini juga sedang mengembangkan vaksin Merah Putih bersama
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institue. Sebetulnya, pemerintah bisa saja cukup
menugasi konsorsium ini untuk melaksanakan instruksinya perihal percepatan
pengembangan vaksin.
Selain itu, ruang lingkup tim ini tidak terlalu jelas. Pembuatan vaksin yang mumpuni
pastinya memerlukan waktu yang tidak sedikit dan tidak boleh terburu-buru. Misalnya,
masyarakat tentunya tidak mau percepatan pengembangan vaksin Merah Putih malah
memicu pertanyaan dunia riset global akan kredibilitasnya yang bahkan pemerintahnya
saja terkesan tidak percaya dan membentuk tim lain untuk melakukannya.
Kemudian, Pemerintah seharusnya sangat paham bahwa uji klinis tahap ketiga adalah
tahap paling penting dari perancangan vaksin atau obat. Uji klinis fase terakhir ini tidak
dapat dilakukan dengan tergesa-gesa. AstraZeneca dan Universitas Oxford bahkan
terpaksa menghentikan uji klinis buatan mereka ketika menemukan peserta uji klinis di
Inggris mengalami efek samping yang serius. Sehingga, rasanya tidak akan banyak
yang bisa dilakukan oleh tim nasional bentukan Presiden ini.
Daripada hanya mengandalkan vaksin saja, sebaiknya pemerintah bisa memperbaiki
kapasitas pengetesan dan pelacakan pasien suspect. Melalui berbagai pusat layanan
kesehatan sebetulnya pemerintah dapat memperbaiki kualitas pengobatan pasien dan
kesiapan tenaga medis agar angka kematian pasien COVID-19 tidak terus meningkat.
Tanpa upaya terpadu yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, tumpuan harapan
pada satu solusi saja bisa dapat berujung pada masalah baru. Terutama jika waktu
pengembangan vaksin jauh lebih lama dari apa yang dijanjikan oleh pemerintah.
Pemerintah tidak boleh menyimpan semua telur dalam satu keranjang, upaya

Moh. Syarif Hidayat-2020 | 2


pengendalian wabah secara holistik dan ketat harus tetap dilakukan melalui berbagai
sudut.
(Sumber : Editorial Koran Tempo edisi 10 September 2020 dengan penyesuaian)

A. Pertanyaan identifikasi isi teks editorial


1. Menurut Anda, apakah tujuan penulis teks tersebut? Apakah sekadar ingin
menjelaskan pandangannya mengenai persoalan yang diangkat, memengaruhi
pembaca agar menyetujui pendapatnya, atau hanya ingin menghibur pembaca?
Jawab :
Menurut saya, penulis tidak hanya ingin menjelaskan pandangannya mengenai
persoalan yang diangkat namun juga bermaksud agar pembaca menyetujui pemikiran
dan pendapatnya.

2. Apakah teks tersebut termasuk teks editorial atau opini? Jelaskan dengan disertai
alasan!
Jawab :
Ya, menurut saya, teks “ Jangan hanya bergantung pada vaksin “ termasuk teks opini
atau editorial karena terdapat unsur pendapat dari sang penulis dan dalam teks
tersebut juga lebih ditekankan mengenai pendapat penulis tentang permasalahan yang
terkait, serta teks tersebut juga bersumber dari Koran Tempo edisi 10 September 2020
yang telah disunting atau diedit oleh sang editor.

3. Berapa jumlah argument yang dikemukakan penulis teks tersebut? Tuliskan semua
argumentasi yang Anda temukan dalam teks tersebut!
Jawab :
Dari yang saya temukan, terdapat 6 argumen dari teks tersebut yaitu sebagai berikut :

 Namun terdapat sejumlah masalah mendasar dari kebijakan pemerintah tersebut.


Pertama, tugas dan fungsinya dapat tumpang tindih dengan Komite Penanganan
Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang sudah dibentuk oleh Presiden.
Meskipun masih sama-sama dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian
Airlangga Hartato, keberadaan tim ini berpotensi menghambat birokrasi. Apalagi
masyarakat juga belum melihat hasil kerja nyata komite di lapangan.
 Keberadaan tim tersebut juga berpotensi berbenturan dengan tugas Konsorsium Riset
dan Inovasi Covid-19 yang dipimpin oleh Kementrian Riset dan Teknologi atau
Badan Riset dan Inovasi Nasional. Sebetulnya, pemerintah bisa saja cukup menugasi
konsorsium ini untuk melaksanakan instruksinya perihal percepatan pengembangan
vaksin.
 Selain itu, ruang lingkup tim ini tidak terlalu jelas. Pembuatan vaksin yang mumpuni
pastinya memerlukan waktu yang tidak sedikit dan tidak boleh terburu-buru.
Misalnya, masyarakat tentunya tidak mau percepatan pengembangan vaksin Merah
Putih malah memicu pertanyaan dunia riset global akan kredibilitasnya yang bahkan
pemerintahnya saja terkesan tidak percaya dan membentuk tim lain untuk
melakukannya.
 Pemerintah seharusnya sangat paham bahwa uji klinis tahap ketiga adalah tahap
paling penting dari perancangan vaksin atau obat. Uji klinis fase terakhir ini tidak
dapat dilakukan dengan tergesa-gesa.
 Daripada hanya mengandalkan vaksin saja, sebaiknya pemerintah bisa memperbaiki
kapasitas pengetesan dan pelacakan pasien suspect.
 Pemerintah tidak boleh menyimpan semua telur dalam satu keranjang, upaya
pengendalian wabah secara holistik dan ketat harus tetap dilakukan melalui berbagai
sudut.

B. Pertanyaan membedakan fakta dan opini dalam teks Editorial


1. Datalah kalimat fakta yang terdapat dalam teks tersebut!
2. Datalah kalimat opini yang terdapat dalam teks tersebut!
3. Laporkan dalam format laporan kegiatan laporan berikut!

Kalimat Fakta Kalimat Opini

Kritik Penilaian Prediksi Harapan Saran

Tim yang Langkah keberadaan Keberadan Melalui Daripada


terdiri dari pemerintah tim tersebut tim ini berbagai hanya
sederet menteri, dalam juga berpotensi pusat mengandalkan
lembaga riset, membentuk berpotensi akan layanan vaksin saja,
perguruan Tim Nasional berbenturan menghambat kesehatan sebaiknya
tinggi, serta Percepatan dengan tugas birokasi sebetulnya pemerintah
Konsorsium pemerintah
Badan Pengembangan bisa
Riset dan dapat
Pengawas Obat Vaksin Covid- memperbaiki
Inovasi memperbaik
dan Makanan 19 pada pekan Covid19 i kualitas kapasitas
(BPOM) akan lalu yang pengobatan pengetesan
bertugas hingga memperlihatka dipimpin pasien dan dan pelacakan
31 Desember n bahwa oleh kesiapan pasien suspect.
tahun depan. pemerintah Kementrian tenaga
mengandalkan Riset dan medis agar
ketersediaan Teknologi angka
vaksin sebagai atau kematian
jalan keluar Badan Riset pasien
dari pandemi dan COVID-19
ini. Inovasi tidak terus
meningkat.
Selain Selain itu, Tugas dan Sehingga, Pemerintah Daripada
menghasilkan ruang lingkup fungsinya rasanya seharusnya hanya
rapid test (tes tim ini tidak dapat tidak akan sangat paham mengandalka
cepat covid) tumpang banyak yang bahwa uji n vaksin saja,
terlalu jelas. tindih
dan ventilator, bisa klinis tahap sebaiknya
konsorsium ini
dengan dilakukan ketiga adalah pemerintah
Komite oleh tim bisa
juga sedang tahap paling
Penanganan nasional memperbaiki
mengembangka penting dari
Covid-19 bentukan kapasitas
n vaksin Merah dan perancangan pengetesan
Presiden ini.
Putih bersama Pemulihan vaksin atau dan
Lembaga Ekonomi obat pelacakan
Biologi Nasional pasien
Molekuler yang sudah suspect.
Eijkman dibentuk berbagai
Institue. oleh sudut.
Presiden.

AstraZeneca masyarakat keberadaan sebetulnya


dan Universitas tentunya tidak tim tersebut pemerintah
Oxford bahkan mau juga dapat
terpaksa percepatan berpotensi memperbaiki
menghentikan pengembanga berbenturan kualitas
uji klinis buatan n vaksin dengan tugas pengobatan
mereka ketika Merah Putih Konsorsium pasien dan
menemukan malah Riset dan kesiapan
peserta uji memicu Inovasi tenaga medis
klinis di Inggris pertanyaan Covid-19 agar angka
mengalami efek dunia riset yang kematian
samping yang global akan dipimpin oleh pasien
serius. kredibilitasny Kementrian COVID-19
a yang bahkan Riset dan tidak terus
pemerintahny Teknologi meningkat.
a saja atau Badan
terkesan tidak Riset dan
percaya dan Inovasi
membentuk Nasional.
tim lain untuk
melakukanny
a.
ruang lingkup Uji klinis fase jika waktu
tim ini tidak terakhir ini pengembanga
terlalu jelas tidak dapat n vaksin jauh
dilakukan lebih lama
dengan dari apa yang
tergesa-gesa dijanjikan
oleh
pemerintah.
Sehingga,
rasanya tidak
akan banyak
yang bisa
dilakukan
oleh tim
nasional
bentukan
Presiden ini.
Tanpa upaya
terpadu yang
melibatkan
seluruh
elemen
masyarakat,
tumpuan
harapan pada
satu solusi
saja bisa
dapat
berujung pada
masalah baru.

Anda mungkin juga menyukai