Anda di halaman 1dari 121

BAB I

SIMBOL-SIMBOL INSTALASI DAN PENANDAAN


A. Pokok Bahasan
1. Pengenalan simbol-simbol instalasi motor.
2. Pengenalan penandaan-penandaan motor listrik.
3. Pengenalan konfigurasi hubungan belitan stator motor listrik.
B. Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan agar Mahasiswa dapat mengenal simbol-simbol yang digunakan
pada instalasi motor dan penandan motor dengan benar.
C. Tujuan Intruksional Khusus
Agar Mahasiswa dapat :
1. Membaca dan membuat gambar-gambar instalasi motor dengan benar,
2. Membaca dengan benar penandaan-penandaan motor listrik,
3. Membuat konfigurasi hubungan belitan motor dan menghubungkannya pada
jala-jala listrik dengan benar.

1.1. Simbol-simbol Instalasi Motor


1.1.1 Umum
Simbol-simbol yang dipakai dalam pembahasan materi ini dibuat secara
grafis sesuai dengan standar IEC publikasi 117-3. Simbol-simbol yang paling penting
adalah :
a. Sakelar mekanik dan elektromekanik,
b. Peralatan pengaman rangkaian,
c. Pengasut-pengasut motor.
Simbol-simbol yang dimaksud ditunjukkan pada sub bab lain berikut.

1.1.2 Simbol Sakelar Mekanik dan Elektromekanik


Simbol-simbol yang digunakan sakelar mekanik dan elektromekanik pada
instalasi listrik adalah sebagai berikut.

1
1.1.3 Simbol Peralatan Pengaman Rangkaian

Simbol-simbol untuk peralatan pengaman, seperti pemutus daya, rele beban


lebih, dan pengaman lebur adalah sebagai berikut.

2
1.1.4 Simbol Pengasut Motor
Simbol ini digunakan untuk rencana instalasi atau diagram-diagram blok,
memang simbol-simbol ini belum digunakan secara bersama-sama, tetapi
semenjak motor-motor merupakan bagian mesin yang telah terpasang, termasuk
juga panel kontrolnya, perangkat pengaman motor, maka simbol ini diperlukan.

Jika pengasut yang diinginkan untuk menunjukkan bahwa pengasutan


dilengkapi dengan peralatan-perlatan khusus, maka simbol yang tepat dapat
ditambahkan pada simbol umum. Berikut ini sebagai contoh.

3
1.2 Penandaan Motor Induksi Tiga Fasa
Motor induksi fasa tiga mempunyai tiga buah belitan fasa, belitan tersebut
dipasang sedemikian rupa pada stator. Karena pemasangannya di bagian stator, maka
belitan ini disebut belitan stator.

4
Apabila belitan-belitan stator ini dihubungkan pada penyulang (feeder) arus
bolak-balik (AC) tiga fasa, maka belitan ini akan terbangkitkan medan putar, dan
medan putar ini sebagai penyebab rotor berputar. Prinsip kerja motor induksi tiga
fasa, karakteristik, arah putaran dan penggunaannya dibahas pada mata kuliah yang
lain (misal : mesin listrik).
Pada sub bab ini akan dibahas tentang hubungan belitan motor, penandaan
konektor dan konfigurasi hubungan belitan stator pada konektor motor.

1.2.1 Hubungan Belitan Stator


Belitan stator dapat dibuat dalam dua konfigurasi, yaitu hubungan segitiga
(delta), dan hubungan bintang (star). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
konfigurasi ini ialah, tegangan sistem penyulang dan data yang tertera pada pelat
nama (name plate) motor.
Tegangan sistem pada penyulang tegangan rendah sesuai dengan standar
internasional adalah 3 x 380/220 volt, 50 Hz, termasuk juga jaringan tegangan rendah
di Indonesia. Sedangkan pada name plate selalu diberikan data teknik motor yang
bersangkutan, sebagai contoh adalah sebagai berikut.

5
1.2.2 Penandaan Konektor Motor
Penandaan konektor motor sesuai dengan standar Internasional dapat
dijelaskan Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Penandaan konektor dan diagram belitan motor fasa tiga

6
Uraian yang ditujukan diatas hanya sedikit contoh saja, dan dilapangan akan
dijumpai penandaan konektor yang berbeda dengan keterangan di atas. Hal ini, karena
peralatan yang beredar yang digunakan berbeda, misal NEMA standard, ANSI
standard, JIS, dan sebagainya. Tetapi yang terpenting, kita membuat konfigurasi
hubungan belitan stator sesuai dengan tegangan sistem penyulang dengan benar.

1.2.3 Konfigurasi Hubungan Belitan Motor


Ujung setiap belitan fasa dalam papan konektor motor telah dirancang susunan
penempatannya sedemikian rupa seperti ditunjukkan pada gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1 Penandaan ujung – ujung belitan motor 3 fasa

Telah dijelaskan diatas, bahwa terdapat dua konfigurasi hubungan belitas


stator, yaitu hubungan segitiga dan bintang. Dapat diperhatikan pada sketsa
penandaan konektor pada papan konektor motor, dengan demikian, dapat dengan
mudah dibuat konfigurasi hubungan belitan stator motor, yaitu dengan cara
meletakkan klem penghubung dan diikat secara listrik dengan posisi seperti
ditunjukkan pada gambar 1.2 berikut.

7
Gambar 1.2 konfigurasi hubungan belitan motor

1.3 Evaluasi
1. Lakukan pengamatan pada bengkel – bengkel kerja Polines dalam hal
pemasangan instalasi listrik mesin – mesin kerja, buatlah sketsa instalasi
listrik salah satu mesin yang terpasang.
2. Ukurlah konfigurasi tegangan listrik pada sistem penyulang tenaga listrik
yang digunakan di Polines (ambil sampel yang di bengkel / laboratorium
listrk).
3. Lakukan pemeriksaan data teknik yang tertera pada name plate sebuah
motor listrik di bengkel / laboratorium listrik, catatlah data teknik tersebut
dalam lembar kerja. Diskusikan dalam kelompok kerja saudara.
4. Buatkah konfigurasi hubungan belitan pada motor yang saudara periksa
(tugas 3) bila sistem tegangan yang digunakan seperti pada tugas 2.
Diskusikan dalam kerja kelompok saudara.

8
BAB II
METODE PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
Pokok Bahasan
1. Metode pengasutan langsung pada jala – jala dan penerapannya.
2. Metode pengasutan bintang – segitiga dan penerapannya.
3. Metode engasutan dengan ototransformator dan penerapannya.
Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan agar mahasiswa dapat mengenal dan membuat rangkaian instalasi
motor dengan berbagai metode pengasutan motor dengan baik dan benar.
Tujuan Instruksional Khusus
Agar mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan dan menerapkan berbagai metode pengasutan motor listrik
seoptimum mungkin dengan baik dan benar.
2. Mengestimasi arus – arus listrik yang mengalir pada titik – titik rangkaian
instalasi motor dengan benar.
3. Membuat diagram rangkaian dengan berbagai metode pengasutan motor listrik
pada suatu kendalian yang benar.

2.1 Pengantar
Pengasutan motor atau lebih dikenal dengan istilah motor starting, ketika
mottor dijalankan, pada saat mula gerak (starting) arus asutnya sangat tinggi. Nilainya
hingga 600 % atau bahkan lebih terhadap arus beban penuh (nominal). Arus asut yang
sedemikian besar ini merupakan penyebab beberapa gangguan, antara lain sebagai
berikut.
a. Tegangan pada sisi penyulang akan susut (drop) tiba – tiba, walau sesaat
selama periode starting, hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja mesin –
mesin atau peralatan listrik lainnya. Jika susut tegangan ini relatif besar dapat
menggagalkan starting motor. Karena itu, kaoasitas catu daya minimum harus
cukup untuk menanggung arus asut.
b. Nilai arus asut yang tinggiini, juga akan terbangkitkan torka asut yang tinggi
pula, sehingga pada mesin – mesin tertentu, misal mesin kompresor torak,
akan berpengaruh jelek, terutama pada kopling atau bantalan.

9
Gangguan – gangguan diatas akan berpengaruh sangat jelek sekali terhadap
sistem, termasuk penyediaan catu daya, penyediaan suku cadang, dan sebagainya.
Karena hal tersebut, maka dibuat metode atau cara pengasutan motor induksi 3 fasa,
terutama untuk motor rotor sangkar (squirel cage rotor). Metode metode pengasutan
yang banyak digunakan nantara alin sebagai berikut.
a. Metode pengasutan langsung pada jala jala (DOL-starting method), pengasutan in
digunakan untuk motor dengan daya poros sampai dengan 4kW.
b. Metode pegasutan bintang-segitiga (star-delta starting method), pengasutan ini
digunakan untuk motor dengan daya poros 5,5kW atu lebih(sesuai kebutuhan)
c. Metode pengasutan ototransformator (autotransformer starting method),
pengasutan ini digunakan untuk motor dengan daya poros yang besar , atau
mesin mesin yang tidak dapat diasut dengan metode bintang-segitiga.
d. Metodhe pengasutan tegangan terkontrol(soft starting method), pengasutan ini
digunakan untuk motor dengan daya poros yang besar, atau mesin mesin yang
tidak dapat diasut dengan metode bintang-segitiga, dengan pertimbangan ukuran
panel kontrol dan ruang tempat yang diperlukan.
e. Meodhe penghasutan Inverter metode ini pengaturan pada frekwensinya antara
45 sampai dengan 50 keistimewaannya torsi awal penuh,kelemahanya harga
mahal
Masih ada lagi beberapa metode pengasutan motor induksi rotor sngkar,
seperti pengasutan dengan tahanan, dengan reaktor ,Inverter dan sebahgainya, tetapi
metode metode ini jarang digunakan, karena switching-nya tidak sderhana, dan
komponen yang dugunakan hamir tidak daat diperoleh di pasar bebas

2.2 Metode pengasutan Langsung Pada Jaringan


2.2.1 Metode pengasutan DOL untuk satu arah putaran
Metode pengasutan langsung pada jaringan (Direct on Line –DOL starting
method) atau di USA disebut Full Load Starting, pengertiannya ialah , saat motor
mulai starting belitan motor mendapat tegangan penuh , yaitu sebesar dengan
tegangan nominal belitannya. Diagram rangkaian daya pengasutan DOL dengan satu
arah putaran ditunjukan pada Gambar 2.1 berikut.
Metode pengasutan DOL ini banyak digunakan, karena rangkaian
switchingnya sangat sederhana, jarang terjadi kesalahan dalam pengoprasian, dan
efisiensinya tinggi. Hanya sja , pada saat starting , gangguan gangguan seperti yang

10
disebutkan diatas dapat terjadi. Karena itu , metode ini hanya diprioritaskan untuk
pengasutan motor-motor dengan kapasitas daya kecil, yaitu sampai dengan daya poros
4,0 kW. Tetapi untuk daya yang lebih besar tidak menutup kemungkinan
diasutdengan metode ini, bila kapasitas catu daya yang tersedia cukup.

Gambar 2.1 Diagram rangkaian daya pengasutan DOL dengan satu arah putaran

2.2.2 Metode Pengasutan DOL untuk Dua Arah Putaran


Untuk membalik arah putaran motor fasa tiga sangat sederhana, yaitu dengan
cara menukar dua pada hubungan tiga fasa pada papan hubung motor (connectin
board), halini dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut.

11
Gambar 2.2 (a) putaran searah jarum jam, (b) putaran berlawanan dengan arah jarum jam

Mesin mesin dengan dua arah putaran (misal untuk arah gerakan ke kanan atau
ke kiri, arah gerak ke atas atau ke bawah) pengasut yang digunakan adalah dengan
metode pengasutan putar-balik (reversible starter). Rangkaina daya untuk pengasut
ini ditunjukan pada Gambar 2.2.c berikut.

Gambar 2.2.c Diagram skematik rangkaian daya untuk pengasut putar-balik


Catatan :
 Kedua kontraktor (K1M dan K2M) harus memiliki jeda waktu tidak kurang dari
50 ms, hal ini untuk mengamankan rangkaian bila terjadi (sengaja dioprasikan)
arah putaran yang tiba tiba
 Laihan 1 : contoh penerapan pengasut putar-balik sesuai dengan kreatifitas
instruktur.

2.2.3 Metod pengasutan DOL untuk Dua Kecepatan

12
Motor induksi yang dirancang untuk penggerak mesin dengan dua kecepatan
adalah :
o Motor dengan dua belitan terpisah,dan,
o Motor dengan belitan Dahlander.
a. Pengasut dua kecepatan jenis dua belitan terpisah
Motor induksi ini pada belitan statornya terdiri ats dua belitan yang terpisah
secara listrik dengan jumlah kutub untuk setiap belitan sesuai dengan rancangan.
Pada belitan pertama dirancang untuk kecepatan rendah (low speed), sedangkan
belitan ke dua dirancang untuk kecepatan tingi (high speed). Diagram skematik
rangkaian daya untuk pengasut motor dua kecepatan dengan dua belitan terpisah
ini ditunjukan ada Gambar 2.3 berikut

Gambar 2.3 Diagram skematik rangkaian daya motor dua kecepatan untuk dua belitan
terpisah

b. Pengasut dua kecepatan jenis belitan Dahlander


Motor induksi belitan Dahlander ini, pada belitan statornya dapat dibentuk ke
dalam dua konfigurasi hubungan, yaitu yang pertama hubungan delta dengan susunan
belitan per fasa terbentuk 4 (empat) kutub yang dirancang untuk kecepatan rendah,
dan yang kedua hubungan paralel bintang (double star) dengan susunan belitan per

13
fasa terbentuk 2 (dua) kutub yang dirancang untuk kecepatan tinggi. Tap-tap
hubungan belitan stator ini terdiri atas 6 kawat yang terpasang pada papan hubungan
(connection board) motor.
Perbandingan tegangan penyulang pada kelompok belitan fasa ini hanya eksak
pada hubungan 4-kutub saja. Pada hubungan 4-kutub, kelompok-kelompok belitan
setiap fasanya terhubung dalam seri, sehingga tegangan system penyulang (missal VL
= 380 volt) diterima langsung oleh belitan fasa. Karena itu, nilai tegangan yang

diterima setiap kelompok lilitan adalah

Sedangkan pada hubungan 2-kutub kelompok-kelompok lilitan terhubung


parallel sehingga dilihat dari sisi penyulang lilitan tersebut dalam hubungan bintang.
Karena itu, nilai tegangan yang diterima setiap kelompok lilitan adalah

Jadi dapat disimpulkan, bahwa perbandingan daya pada dua kecepatan


perputaran adalah +- 1 : 1,5 ,bukan 1: 2. Perbandingan yang terdapat pada data
motor, dapat dilihat di Laboratorium Mesin) adalah :
- Pada hubungan 4-kutub, putaran 1470 rpm, daya poros adalah = ….. kW,
- Pada hubungan 2-kutub, putaran 2940 rpm, daya poros adalah = ….. kW,
Diagram skematik rangkaian daya untuk pengasut motor dua kecepatan
dengan belitan Dahlander ini ditunjukkan pada gambar 2.4 berikut.

14
Gambar 2.4 Diagram skematik rangkaian daya motor dua kecepatan belitan Dahlander

Catatan :
Ukuran kontaktor sesuai degan arus nominal setiap belitan motor, dan begitu pula
stelan relay pengaman beban lebih.
Ukuran rangkaian daya motor dua kecepatan selalu mengacu pada hubungan
kecepatan tinggi (untuk daya yang terbesar).
Motor belitan Dahlander disebut juga dengan PAM (Pole Amplitude Modulation).

2.3 Metode Pengasutan Bintang Segitiga.


INGAT ! Pada sub bab hubungan belitan, daya dan arus nominal motor tiga
fasa, sebagai contoh pada data motor 3 fasa sbb :
Daya P = 3,7 Kw
Hubungan = ∆ / Y; 220 / 380 volt; 14,5 / 8,5 A
Berdasar analisis rangkaian listrik, bahwa arus nominal IN motor adalah arus jala-jala

IL. Arus jala-jala pada hubungan bintang adalah dari arus jala-jala pada

hubungan delta/segitiga, atau dapat ditulis :

………………… (1)

Pada kasus pengasutan bintang-segitiga, sebuah motor akan diasut dengan


bintang-segitiga , maka belitan motor harus sesuai dengan tegangan penyulang utama.
Sebagai contoh :
- Tegangan penyulang 3 x 380/220 Volt
- Tegangan nominal belitan motor adalah 380 Volt (delta / Y 380 / 660 v)

15
Catatan : Persamaan (4) jangan disamakan dengan pernyataan pada persamaan (I), ini
sangat berbeda sekali.

Seperti telah diketahui, bahwa motor listrik termasuk beban induktif, sehingga
ketika starting akan menyerap arus jala - jala yang sangat besar. Arus asut (starting
current) kisaran nya antara 6 s/d 7 kali arus kerja (nominal) motor jalan, sehingga luas
penampang penghantar dan penyediaan kapasitas catudaya sangat besar (mahal).
Karena itu, metode pengasutan bintang – segitiga ini salah satu cara untuk
memperkecil/mengurangi besarnya arus asut.

Latihan 1: kreativitaspengajar (dengan contoh konkrit dan analisis matematik


bahwa arus asut dapat diperkecil).

16
Rangkain metode pengasutan bintang - segitiga (star - delta starting method)
ditunjukkan pada gambar 2.5 berikut.

Gambar 2.5 Diagram skematik metode pengasutan bintang - segitiga


(a) rangkaian daya dengan satu TOLR.
(b) rangkaian daya dengan dua TOLR.

Latihan 2
Amati dengan seksama rangkaian rangkaian pada gambar
2.5 diatas, dan jelaskan model operasinya (diskusikan
dengan rekan saudara), tentang hal :

Starting : .......................................................................
.........................................................................................
.........................................................................................

17
Running : .....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Stopping : .....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Diskusikan dengan rekan saudara :
- tentukan berdasarkan analisis besar arus yang mengalir pada penghantar LS,LM, dan
LD ketika motor jalan,
- berapa setelan TOLR Jika ia dipasang seperti pada gambar 2.5 di atas.

Catatan :
- Pemasangan 2 unit TORL seperti ditunjukkan pada gambar 2.5. (b) adalah
memungkinkan untuk pengurangan luas penampang penghantar pada LD dan LM,
karena pemilihan luas penampang penghantar salah – satunya harus sesuai dengan
nilai setelan pengaman rangkaian motor (dalam hal ini adalah TORL). Lebih
lanjutakan didiskusikan pada sub bab yang lain.
- Pengasutan ini digunakan untuk motor dengan daya poros ≥ 5,5 kW, Hal ini
bertujuan untuk penghematan penyediaan kapasitas catu daya.

2.4 Pengasutan Dengan Ototransformator


Arus starting motor tiga fasa dapat dibatasi atau diperkecil dengan
pengurangan tegangan penyulang yang diberikan pada belitan motor, seperti juga
pada metode pengasutan bintang - segitiga (INGAT ! Pada saat starting, belitan tidak

menerima dagangan penuh yaitu hanya terhadap tegangan nominal nya).

Pengasutan dengan transformator hampir tidak ada kerugian, tetapi


pengurangan setengah tegangan yang diberikan pada belitan motor dari transformator
memberikan pengurangan torka starting. Torka starting bervariasi sebagai fungsi
kuadrat pengurangan tegangan, sementara arus starting proporsional terhadap
pengurangan tegangan.Sebagai

18
contoh, ketika tegangan starting diperkecil 0,7 x , nilai arus penyulang dan torka

diperkecil ± 50%.
Jenis transformator yang cocok untuk metode ini adalah jenis stray
transformer, yaitu oto transformator. Total sistem pengasutan ini juga mempunyai
factor daya rendah. Detil untuk motor-motor berdaya poros yang sangat besar dengan
pengasutan transformator hanya dapat diperoleh dari pabrik transformator.
Berikut terapan – terapan transformator asut ratting motor, pendekatannya
adalah dengan formula berikut :

Di mana/catatan :

= Rating daya motor (kW)

= Rating transformator yang dipilih (kVA)

= Rating transformator yang dibutuhkan (kVA)

Waktu starting maksimum = 10 detik


Frekuensi starting = 5 kali per jam

Rangkaian metode pengasutan dengan ototransformator (autotransformer


starting method) ditunjukkan pada gambar 2.6 berikut.

19
Gambar 2.6. Rangkaian daya metode pengasutan oto transformator

Gambar 2.7. Pengasutan tap transformator

Penerapan pengasutan dengan transformator ialah :


 untuk pengasutan motor dengan daya poros yang besar,
 untuk pengasutan motor ketika starting dalam kondisi tanpa beban atau untuk
pembebanan yang dapat diatur,
 untuk motor yang tidak dapat diasut dengan metode pengasutan bintang -
segitiga,
 keterbatasan kapasitas catu daya yang tersedia, yang mana tidak
memungkinkan untuk metode pengasutan DOL,
 pada kondisi tertentu lebih ekonomis daripada pengasutan bintang - segitiga.

2.5 Pengasutan Lembut


Pengasutan lembut atau yang lebih dikenal di lapangan adalah soft starting,
pengasutan ini prinsipnya adalah identik dengan pengasutan transformator. Hanya
saja tegangan yang diberikan pada belitan motor dikendalikan sedemikian rupa secara
otomatik sehingga diperoleh perubahan tegangan (voltage ramp) yang lembut.

20
Diagram blok skematik pengasut ini ditunjukkan pada Gambar 2.8 berikut,
dengan diagram ini dapat dipahami bagian-bagian penting dengan benar.

Gambar 2.8 Diagram blok skematik soft starting

Rangkaian yang amat sederhana pada bagian daya (power unit) ini
ditunjukkan oleh Gambar 2.9.a berikut, yaitu dengan kombinasi pemasangan 3 set
SCR yang setiap pasangnya terhubung anti-paralel.

Gambar 2.9.a kendali tegangan yang (berubah - ubah) sebagai soft starter pada motor
induksi rotor sangkar.
Untuk menghasilkan tegangan rating pada belitan motor, masing-masing
thrysistor dinyalakan dengan sudut penyalaan θ yaitu sama dengan sudut beda fasa
ketertinggalan arus dengan tegangan pada saat motor dihubungkan langsung pada
jala-jala. Bentuk gelombang arus dan tegangan L - N untuk salah satu fasa (misal fasa
A) ditunjukkan pada Gambar 2.9.b berikut. Sementara thrysistor - thrysistor fasa B
dan C dinyalakan dengan cara yang sama tetapi dengan penundaan 120⁰ dan 240⁰
listrik berturut-turut.

21
Untuk memperkecil tegangan ke belitan motor, yaitu dengan penundaan sudut
penyalaan θ. Sebagai contoh, untuk mendapatkan 50% tegangan rating, seluruh pulsa
ditunda 100° listrik. Dalam keadaan ini tegangan dan arus fasa A ditunjukkan pada
Gambar 2.9.c. perubahan tegangan ini menyebabkan arus amat tertinggal terhadap
tegangan, karena itu faktor dayanya sangat rendah, sebab sudut fasa θ tertinggal
sangat besar.

Gambar 2.9.b Bentuk gelombang Gambar 2.9.c Bentuk gelombang pada 50%
pada tegangan rating tegangan rating

Operasi (cara kerja)


Diagram kurva torka pada Gambar 2.9
menunjukkan soft starting sebuah MABB, berawal
dengan tegangan starting 40% terhadap rating
tegangan belitan. Tegangan pada belitan stator semakin
bertambah hingga 100% tegangan rating selama setelan
Gambar 2.10 Kurva torkja/momen waktu starting oleh kendali sudut fasa thrysistor.
Motor mempercepat hingga mendekati kurva beban ML, maka terhindar
hentakan akibat torka beban. Kecepatan motor berubah hampir linier dari keadaan
diam (nol) hingga pada rating kecepatan.
Pada beberapa perangkat soft starting, waktu starting dapat disetel antara 0,5
detik hingga 60 detik, ini bergantung persentasi arus starting (misal, arus starting
yang diijinkan 450%, maka waktu starting maksimum adalah 5 detik). Dengan
demikian, arus starting motor dapat dibatasi dari 100% hingga 450% terhadap arus
rating motor.
Catatan :
 Pada umumnya soft starting dirancang untuk pengasutan normal.

22
 Dalam hal starting beban lebih dan berat, kondisi - kondisi pada saat
pengasutan harus diamati secara khusus, sebagai contoh : arus,waktu,
frekuensi starting, dan sebagainya.
2.6 Pengasutan Inverter

Gambar 2.11 Soft Starting Frekuensi

2.7 Evaluasi
1. Lakukan pengamatan mesin-mesin yang terpasang di bengkel bengkel
kerja Polines (bengkel listrik, mesin, dan sebagainya), dan amati metode
pengasutan nya. Sebutkan metode pengasutan yang diterapkannya atau
digunakan untuk masing-masing mesin yang saudara amati.
2. Lakukan pengukuran arus kerja pada mesin - mesin yang saudara amati
pada tugas 1, dan diskusikan hasilnya dalam kelompok kerja saudara.
3. Apakah semua metode pengasutan motor listrik yang saudara pelajari di
BAB II ini diterapkan semuanya pada mesin-mesin yang terpasang di
bengkel bengkel kerja Polines. Diskusikan dalam kelompok saudara dan
jelaskan.

23
BAB III
PEDOMAN UNTUK PENENTUAN RANGKAIAN UTAMA MOTOR
A. Pokok Bahasan
1. Bagian-bagian utama pada instalasi rangkaian motor.
2. Pengaman-pengaman pada rangkaian motor dan nominal setelannya.
3. Penentuan jenis dan penampang penghantar rangkaian motor.
B. Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan agar mahasiswa dapat mengenal dan menentukan peralatan-
peralatan yang digunakan pada instalasi rangkaian motor.
C. Tujuan Instruksional Khusus
1. Agar Mahasiswa dapat membuat diagram rangkaian motor lengkap
dengan bagian-bagiannya dengan baik dan benar.
2. Agar Mahasiswa dapat memilih dan menentukan setelan peralatan
pengaman pada rangkaian motor yang optimum dan benar.
3. Agar Mahasiswa dapat merancang diagram distribusi tenaga listrik
pada sebuah industri menengah yang optimum, baik, dan benar.

3.1 Instalasi Rangkaian Motor


Instalasi motor harus memenuhi atau sesuai dengan peraturan instalasi
listrik yang berlaku, yaitu PUIL dan peraturan internasional yang tidak
bertentangan dengan PUIL. Dalam hal ini, pemasangan motor listrik harus
memperhatikan keadaan lingkungan, pencegahan terhadap sentuhan, etika
penginstalasian rangkaian motor, pentanahan badan motor.
Rangkaian instalasi motor yang lengkap terdiri atas pengaman hubung
singkat, penghantar penyulang (line supply – LS), sarana pemutusan,sarana
kontrol, pengaman motor terhadap beban lebih, penghantar motor (line motor –
LM), dan motor listrik. Rangkaian instalasi motor listrik yang lengkap diagram
skematiknya ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut

24
.

Gambar 3.1 Diagram rangkaian instalasi motor lengkap


Catatan :

25
- Bacalah PUIL bab per bab dengan seksama,
- Saudara harus mempunyai peraturan instalasi listrik edisi terbaru dimana
saudara bekerja yang memungkinkan untuk mengikutinya setiap saudara
merancang.
Pada sebuah mesin dengan penggerak motor listrik (misal mesin bubut), pada
umumnya ia telah dilengkapi dengan sarana pemutusan, sarana kontrol, pengaman
beban lebih, penghantar motor, dan motor listrik. Sehingga untuk kasus ini,
penginstalasiannya hanya merancang penghantar penyulang (LS) dan pengaman
rangkaian terhadap hubung singkat, serta pendistribusian tenaga listriknya saja.
Tetapi banyak pula mesin-mesin yang tidak dilengkapi dengan sarana yang
dimaksud di atas (misal pompa air, kompresor, dan sebagainya), oleh karena itu perlu
perancangan instalasi motor yang lengkap.

26
3.2 Pengaman Rangkaian Motor Listrik
3.2.1 Jenis – jenis Pengaman Rangkaian Motor Listrik
Pengaman rangkaian listrik yang beredar di pasar bebas ragamnya cukup
banyak, tetapi jika dikategorikan hanya terdapat dua macam saja, yaitu :
 Pengaman rangkaian motor terhadap hubung singkat
 Dan pengaman motor terhadap beban lebih ketika motor jalan.

a. Pengaman rangkaian terhadap hubung singkat.


Ada dua jenis pengaman yang diprioritaskan untuk mengamankan rangkaian
terhadap hubung singkat, yaitu pengaman lebur (fuse) dan pemutus daya (circuit
breaker).
a.1 Pengaman Lebur
Pengaman lebur (fuse) pengamannya terbuat dari bahan kawat perak (disebut
kawat lebur) yang dipasang di dalam tabung porselin dan diisi dengan pasir kuarza.
Prinsip kerjanya, telah diketahui, bahwa arus listrik yang mengalir akan
membangkitkan termal pada media yang dilewatinya (termasuk kawat lebur ini). Jika
arus listrik yang mengalir melebihi nominal fuse, maka kawat lebur pada fuse akan
terjadi mekanisme panas, jika termal yang terjadi mencapai titik leburnya, maka
kawat tersebut akan lebur dalam waktu tertentu. Lama waktu untuk lebur ini sangat
bergantung pada nilai arus yang mengalir.
Karakteristik pemutusan fuse dan model-modelnya ditunjukkan pada
Gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2 (a) Karakteristik Fuse, (b) Fuse model ukir

27
a.2 Pemutus Daya
Pemutus daya ( cirkuit breaker - CB ), pengaman ini terdiri dari pelepas beban
lebih tertunda secara termal (bimetal) dan pelepas electromagnet. Logam bimetal
berfungsi sebagai pengaman beban lebih, sedangkan pelepas elektromagnet berfungsi
sebagai pengaman rangkaian terhadap hubung singkat. Pada rangkaian motor, pada
umumnya, CB ini diprioritaskan sebagai pengaman rangkaian terhadap hubung
singkat, kecuali bila mempunyai karakteristik khusus.
Prinsip kerja CB pada umumnya ada dua daerah layanan, yaitu pada daerah
sampai dengan ± 3 kali arus rating CB pengaman yang bekerja adalah logam bimetal
sedangkan pada daerah > 3 kali arus rating CB yang bekerja adalah pelepasan
electromagnet. Jika arus listrik yang mengalir pada CB nilainya berada pada daerah-
daerah tersebut, maka mekanismenya akan membuka kontak kontak CB sehingga
rangkaian terputus. Karakteristik pemutusan dan contoh salah satu jenis CB
ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut.

(a)
(b)
Gambar 3.3. (a) Contoh jenis CB, (b) Karekteristik pemutusan CB.

b. Pengaman Motor Jalan Terhadap Beban Lebih


Seperti halnya manusia, Adakalanya manusia mengangkat barang adalah
ringan, cukup, dan berat, atau sangat berat, begitu pula motor listrik sebagai
penggerak beban. Hanya saja, motor listrik ketika memutar beban yang sangat berat.
Ia tidak dapat Sambat. Pada kondisi ini, motor terjadi beban lebih (overload). Bila
kondisi ini berlangsung dalam waktu yang lama, belitan motor dapat terbakar (Motor
rusak).

28
Oleh karena itu, motor listrik harus diamankan terhadap beban lebih. Peralatan
pengamanan beban lebih motor ketika jalan yang sering digunakan adalah pengaman
tertunda secara termal (logam bimetal), biasa dikenal thermal delayed overload relay
atau TOR. Perangkat proteksi ini dapat beroperasi sampai dengan 10 kali arus
ratingnya tanpa rusak (rusak karena termal dinamik atau perlu berubah
karakteristiknya).
Prinsip kerjanya sama dengan melepas beban lebih tertunda secara termal pada
CB, yaitu jika arus yang mengalir pada nya lebih besar daripada setelan ratingnya,
maka mekanismenya akan membuka atau mengoperasikan kontak kontak bantu, dan
kontak-kontak ini dimanfaatkan oleh rangkaian kontrol untuk mematikan rangkaian
beban (motor listrik). Tertundanya waktu pemutusan ini bergantung pada nilai arus
yang mengalir
Karakteristiknya identik dengan pelepas beban lebih pada CB, hanya saja
padah TOR tidak punya pengaman elektromagnetik. Salah satu jenis TOR dan
karakteristiknya ditunjukkan pada gambar 3.4 berikut

Gambar 3.4 Salah satu jenis TOR dan karakteristik pemutusannya


3.3 Setelan Pengaman Rangkaian Motor Listrik
Ukuran seluruh instalasi utama motor listrik, untuk lebih akurat tentang data
nomor listrik hendak nya konsultasi dengan spesifikasi normal yang telah dibuat oleh
pabrik pembuat motor listrik, jika tidak memungkinkan daftar pada TABEL 1 dalam
LAMPIRAN 1 dapat digunakan.

3.3.1 Setelan Pengaman Rangkaian Terhadap Hubung Singkat

29
Pengaruh arus starting pada motor harus betul-betul diperhatikan dengan baik,
karena itu setelah alat pengaman utama instalasi motor tidak tepat dengan arus motor
ketika jalan. Seperti dijelaskan di muka, bahwa sebagai pengaman rangkaian motor
adalah dengan pengaman lebur dan pemutus daya CB. Nilai-nilai berikut, walaupun
hanya pendekatan tetapi sering digunakan di dalam praktek.
Kondisi starting motor induksi kebutuhannya bergantung pada arus starting dan torka
(momen) starting dan juga mutu tegangan penyulang utama. Rumus-rumus petunjuk
untuk arus dan torka starting adalah sebagai berikut :

Pengasutan Pengasutan Pengasugtan


Parameter Starting
DOL Y- Yang Lain
Arus Starting (A) 6x 1,8 x 1 …… 4 x
Torka Starting (Nm) 2x 0,6 x 0,8……2 x

Rumus yang berdasarkan pengalaman dalam praktek untuk mengestimasi


secara kasar nilai fuse pada rangkaian utama motor adalah

Untuk Fuse aksi cepat ≈ 3

Untuk Fuse aksi lambat ≈ 2

Contoh
- Daya motor listrik 3,0 KW dicatu pada tegangan penyulang 3 x 380/220 volt,
50Hz.
- Pengasut DOL masih diizinkan.

- Sesuai dengan TABEL 1 pada LAMPIRAN 1 arus nominal motor = 7A

- Diasumsikan sewaktu starting motor tidak lebih dari 10 detik


- Langkah penyelesaian :

o Penetapan arus starting : =6x

= 6 x 7 A = 42 A
o Penentuan rating Fuse :

Fuse aksi cepat :3x = 3 x 7A = 21 A dipilih 25 A.

Fuse aksi lambat ; 2 x = 2 x 7 A=14 A dipilih 16 A.

30
- Setelan beban lebih TOR = diatur atau disetel hingga 7 A
- Rating kontaktor diperlukan kontaktor 3 kutub, ratingnya 15 A, AC 3 duty.
- Penentuan pengantar sesuai dengan setelan pengamannya adalah :
 Fuse aksi cepat 25A LS: 5×2,5 mm² (limit)
 Fuse aksi lambat 16A LS: 5×1,5 mm² (limit)
 Setelan TOR 7A LM:4×1,5 mm² (cukup)
Latihan 1:
Gambarlah diagram skematik satu garis lengkap dengan penandaan dan nilai
item-item yang telah dinyatakan di atas.
Fuse aksi lambat (dengan tanda β) jarang ditemui di pasar, jadi untuk
mendapatkannya investasinya relatif tinggi walaupun instalasi penghantar lebih
murah. Oleh karena itu ada solusi lain, yaitu dengan menggunakan pemutus daya
(CB).
Untuk mencegah beberapa variasi tegangan pencatu utama yang mana juga
menghasilkan starting yang bervariasi motor-motor yang dihubungkan ke jaringan
distribusi, petunjuk petunjuk yang terdapat di dalam PUIL telah cukup sebagai
pemandu perencanaan instalasi listrik.
Batas-batas umum yang tersirat dalam petunjuk-petunjuk itu adalah nilai
nominal setelan tertinggi alat pengaman rangkaian motor terhadap hubung singkat.
Batas-batas tersebut ditunjukkan pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Nilai nominal atau setelan tertinggi alat pengaman rangkaian motor terhadap
hubung singkat.
Persentase arus beban penuh
Jenis Motor dan Pengasutannya Pengaman
Pemutus daya
lebur
Motor sangkar atau serempak, dengan pengasutan
bintang-segitiga, langsung pada jaringan, dengan 250 400
reaktor atau tahanan, dan motor satu fasa.
Motor sangkar atau serempak, dengan pengasutan
ototransformator, atau motor sangkar reaktansi 200 400
tinggi.
Motor rotor-lilit atau arus searah 150 400

Instalasi-instalasi motor yang banyak.

31
Tidak menutup kemungkinan pada suatu mesin terdapat lebih dari satu motor
penggerak, atau pada suatu kendalian (plant) terdapat lebih dari satu motor
penggerak (misal: pada sistem penyediaan air), atau pada suatu kelompok-kelompok
instalasi motor. Pada kasus ini, untuk menentukan pengaman utama harus diketahui
setelan alat pengaman tertinggi salah satu motor pada kelompok tersebut. Setelan alat
pengaman tertinggi ini harus ditambah dengan arus arus nominal motor motor yang
lain untuk mendapatkan arus utama total. Dalam hal ini diasumsikan semua motor
tidak start bersama-sama pada waktu yang sama.
Contoh: diberikan pada sub bab 3.4.2 penentuan penghantar rangkaian motor.

3.3.2 Setelan Pengaman Motor terhadap beban lebih.


Peralatan pengaman beban lebih (TOR) ini, selain mengamankan motor
terhadap beban lebih, juga mengamankan peralatan kontrol, dan penghantar motor
(LM) terhadap pemanasan yang berlebihan akibat beban lebih.
Alat pengaman ini tidak boleh disetel pada nilai lebih tinggi daripada arus
yang diperlukan untuk motor jalan pada beban penuh, jadi iya disetel pada arus efektif
motor. Begitu pula pemilihannya sedapat mungkin berada pada kisaran (range) nilai
nominal standar, atau dipilih pada setelan terdekat.
Gambar 3.5 berikut menunjukkan diagram skematik satu garis penempatan
atau pemasangan TOR dan nilai setelannya pada pengasutan-pengasutan motor.

Gambar 3.5 Pemasangan TOR pada pengasut-pengasut motor


Keterangan:
a) Pengasutan DOL, TOR disetel dekat dengan IN

b) Pengasutan Y-ʌ (alt.1), TOR disetel dekat dengan (1/ )×IN

32
c) Pengasutan Y-ʌ (alt.2), TOR disetel dekat dengan (1/ )×IN

d) Pengasutan Y-ʌ (alt.3), TOR disetel dekat dengan IN

Tiga alternatif pemasangan TOR pada pengasut Y- secara fungsi adalah sama,

alternatif-alternatif ini untuk pertimbangan perencanaan instalasi penghantarnya,


contohnya ditunjukkan pada sub bab penentuan penghantar rangkaian motor.
Catatan: Untuk penghasut penghasut yang lain, setelan TOR harus disesuaikan
dengan arus motor jalan yang melewatinya.

3.4 Penghantar Rangkaian Motor


3.4.1 Jenis-jenis Penghantar Rangkaian Motor
Pengantar untuk rangkaian motor listrik yang dimaksud adalah kabel-kabel
daya (power cable). Kabel-kabel daya yang beredar di pasar bebas jenisnya cukup
banyak, jenis yang sering digunakan adalah kabel NYY dan NYFGbY.
a. Kabel jenis NYY
Kabel NYY adalah kabel dengan penghantar tembaga, berisolasi PVC, dan
berselubung PVC. Kabel jenis ini dipasang dengan cara dibentang di udara, ditanam
di dalam tanah. Jadi kabel NYY jenis termasuk kabel tanah, hanya saja untuk daerah
pemasangan dengan tekanan mekanik (misal melintas jalan), ia harus dilindungi
dengan pelindung mekanik ( misal dengan pipa GSP). Konstruksi dan karakteristik
kabel ini ditunjukkan pada LAMPIRAN 5.
b. Kabel Jenis NYFGbY
Kabel NYFGbY adalah kabel dengan penghantar tembaga, berisolasi PVC,
berperisai tembaga, dan berselubung PVC. Kabel jenis ini untuk konstruksi
pemasangan ditanam di dalam tanah dengan prioritas daerah-daerah tekanan mekanik
yang relatif tinggi ( misal jalan raya). Konstruksi dan karakteristik kabel jenis ini
ditunjukkan pada LAMPIRAN 6.
Kabel-kabel yang disebut diatas adalah untuk pengamatan di luar panel.
Sedangkan untuk pengawatan di dalam panel digunakan kawat luwes (flexible wire)
seperti NYAF untuk keadaan tertentu dapat pula dengan kawat pejal (rigid wire)
seperti NYA.

3.4.2 Penentuan Penghantar Rangkaian Motor

33
Penentuan penghantar rangkaian motor yang dimaksud adalah pemilihan luas
penampang penghantar, sedangkan jenis kabel disesuaikan dengan kondisi di
lapangan. Pertimbangan untuk penentuan luas penampang penghantar pada rangkaian
motor adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan hantar arus (KHA) terus menerus yaitu 110%,
b. Sesuai dengan rating setelan alat pengaman yang melindunginya,
c. Rugi tegangan pada penghantar akibat jarak saluran yang panjang

a. Sesuai dengan KHA dan rating setelan alat pengaman


Contoh 1
Sebuah kelompok mesin masing-masing dengan penggerak motor listrik :

- 1 motor induksi , 3 fasa, 3,7 kW (pengasutan DOL) ,

- 1 motor induksi , 3 fasa, 7,5 kW (pengasutan Y- ∆) ,

- 1 motor induksi , 3 fasa, 15 kW (pengasutan Y- ∆) ,

- 1 motor induksi ,, 3 fasa, 18,5 kW (pengasutan ototransformator) ,

Tentukan :
1. Setelan pengaman setiap rangkaian motor dan pengaman utamanya.
2. Penghantar penghantar yang digunakannya
3. Buat diagram skematik satu garis.

Catatan :
- Tegangan penyulang 3x 380/220 V,50Hz,
- Jenis pengaman adalah pemutus daya (circuit breaker-CB)
- Diasumsikan temperatus keliling normal (kurang dari 25º C)
- Rugi tegangan diabaikan.

Solusi :
*Diagram satu garis

34
*Setelan pemutus daya
- Q1 setelan tertinggi = 2,5 x 8,5 A= 21,25 A , dipilih rating CB = 20 A, 3 p
- Q2 setelan tertinggi = 2,5 x 16 A= 40 A , dipilih rating CB = 35 A, 3 p
- Q3 setelan tertinggi = 2,5 x 30 A= 75 A , dipilih rating CB = 63 A, 3 p
- Q4 setelan tertinggi = 2 x 37 A= 74 A , dipilih rating CB = 63 A, 3 p
- Q5 setelan tertinggi = 75+8,5+16+37 = 136,5 A , dipilih rating CB = 125 A, 3 p
* Setelan beban lebih TOR

- F1 8,5 A

- F2 . 16 9,28 A

- F3 . 30 17,32 A

- F4 37 A

* Luas penampang penghantar minimum (lihat tabel 15 pada kolom grup 2 dan 3 di
LAMPIRAN 2) adalah sebagai berikut:
Pengawatan di dalam panel Pengawatan diluar Panel
NYAF atau NYA NYY atau NYFGbY
Rangkaian Motor LS LM LD LS LM LD
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Motor 1,5 1,5 - 5c. 1,5 4c . 1,5 4c. 2,5
Motor 2,5 1,5 2,5 5c. 4 4c. 1,5 4c . 4
Motor 6 1,5 6 5c.10 4c. 1,5 4c . 10

35
Motor 6 4 - 5c.10 4c . 6 -
Hantaran Masuk (in-
25 - - - - -
comming)

Catatan :
- Periksa apakah pemilihan penampang tersebut telah memenuhi KHA terus-
menerus,
- Cobalah jawaban tersebut di atas dengan pengaman lebur (fuse) ,dan bandingkan
hasilnya .
- Jenis kabel yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
- Pengawatan di dalam panel kontrol tidak menutup kemungkinan dengan kawat
NYA.
- Pemilihan ratting nominal alat pengaman juga harus memperhatikan kemampuan
pemutusan ( breaking capacity), ini bergantung pada nilai arus hukum singkat yang di
backup nya.

36
Contoh 2
Sebuah mesin dengan penggerak motor listrik dengan daya poros 11 kW,
dihubungkan pada penyulang 3 x 380/ 220 V. Tentukan instalasi motor dan bagian-
bagiannya, rugi tegangan diabaikan.
Solusi:
Alternatif-alternatif pemasangan TOLR

Setelan Alat Pengaman Ukuran Penghantar


Pengawatan Pengawatan di luar
Pemasangan
Dalam panel panel
TOR
(A) (A) (A) distribusi ( LS LM LD
alternative
( ) ( ) ( )
)
Maks. 2,5x 23 =
ALT.1 57,5 13,34 - 4 5c . 6 4c 1,5 4c . 6
Dipilih = 50
Maks. 2,5x 23 =
13, 4c .
ALT.2 57,5 13,34 4 5c . 6 4c 1,5
34 1,5
Dipilih = 50
Maks. 2,5x 23 =
4c .
ALT.3 57,5 23 - 4 5c . 6 4c 1,5
1,5
Dipilih = 50

37
Latihan:
- Diskusikan dengan teman saudara, bagaimana solusi hitungan di atas.
-Bagaimana jika pengamanan q1 diganti pengaman lebur, selesaikan solusinya.

B. Penentuan ukuran penghantar dengan mempertimbangkan rugi tegangan.

Tidak tertutup kemungkinan pada suatu kendalian (plant) terdapat suatu mesin
atau beberapa mesin yang terpasang atau dalam perancangan dipasang jauh dari
sumber tenaga listrik. Dengan demikian, untuk instalasi ya diperlukan saluran
penyulang yang panjang
Akibat pemasangan saluran penyulang yang panjang ini, akan terjadi rugi
tegangan pada saluran tersebut, sehingga pada gilirannya akan berakibat jelek
terhadap performansi motor lisrik dan mesin pada umumnya. Oleh karena itu, harus
dipertimbangkan seberapa besar nilai rugi tegangan “e” yang diijinkan hilang pada
saluran. Berdasarkan pada hasil penelitian, performansi motor listrik masih dikatakan
baik jika tegangan yang diterima pada belitan dapat lebih kecil 5% terhadap tegangan
nominal belitanya. Artinya performansi motor masih baik jika tegangan yang diterima
pada terminal motor tidak kurang dari 95% terhadap nominalnya.
Dengan pernyataan di atas, maka rugi tegangan “e” tertinggi (maksimum)
pada saluran penyulang yang diijinkan adalah 5%, rugi tegangan ini dihitung mulai
dari pembangkit (jika penyulang dengan genset) atau transformator daya (jika
penyulang dengan transformator) hingga terminal motor. Ada berbagai formula atau
cara untuk menghitung rugi tegangan yang dimaksud, tetapi berikut ini diberikan
formula praktis dan mudah dipahami sebagai pemandu ketika menghitung rugi
tegangan pada saluran, formula yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Satu (1) fasa dengan dua (2) kawat, formulanya :

…..................................... (3 - 1)

2. Tiga (3) fasa dengan tiga (3) kawat, formulanya :

………………………….. (3 - 2)

3. Tiga (3) fasa dengan empat (4) kawat, formulanya :

38
………………………….. (3 – 3)

dimana :
 e = rugi tegangan antara setiap kawat (volt),
 e’ = rugi tegangan antara kawat netral dengan setiap kawat (volt),
 I = arus listrik yang mengalir (A),
 A = luas penampang penghantar yang digunakan (mm2),
 L = panjang satu (1) saluran kawat saluran penyulang (m).
Catatan :
 Contoh dan analisis berdasarkan rangkaian listrik dan penerapanya di lapangan
diberikan di kelas dan didasarkan pada kreatifitas Dosen Pengampu.
 Hati-hati dalam menggunakan formula di atas, harus betul-betul dipahami
rangkaian listriknya.

3.5 Evaluasi
1. Buatlah skematik distribusi tenaga listrik mulai dari pembangkit tenaga listrik
(genset) dan transformator daya hingga rangkaian akhir pada gedung-gedung
rekayasa di Polines
2. Lakukan pendataan dalam : jenis, penampang, dan cara pemasangan kabel-
kabel yang terpasang pada instalasi-instalasi tenaga di Polines.
3. Lakukan pendataan alat-alat pengaman rangkaian yang terpasang di panel
distribusi yang meliputi : jenis, rating dan kemampuan pemutusannya.
4. Lakukan pendataan mesin-mesin yang terpasang di Bengkel Mesin Polines,
dan asumsikan, bahwa instalasi listrik untuk mesin-mesin tersebut belum
terpasang. Rancanglah instalasi listrik untuk mesin-mesin tersebut,untuk itu
diskusikan dalam kelompok kerjasaudara.

39
BAB IV

PENENTUAN ARUS HUBUNG SINGKAT

A. Pokok bahasan
1. Jenis-jenis arus gangguan.
2. Karakteristik arus hubung singkat.
3. Penentuan arus hubung singkat.
B. Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan agar Mahasiswa dapat memprediksi/memperkirakan nilai arus
hubung singkat yang kemungkinan akan terjadi pada suatu titik instalasi dengan
benar.
C. Tujuan Instruksional Khusus
1. Agar Mahasiswa dapat menghitung nilai arus hubung singkat pada titik-titik
instalasi dengan benar.
2. Agar Mahasiswa dapat memilih peralatan-peralatan yang digunakan dengan
memperhatikan besar nilai arus hubung singkat yang akan terjadi dengan tepat
dan benar.

4.1 Tinjauan Umum


Seperti telah dijelaskan pada BAB dan Sub BAB di muka, yaitu telah
dipelajari bagaimana menentukan rating-rating peralatan dan ukuran penghantar,
walaupun masih sebatas rating kerja saja. Persyartan dalam pemilihan rating
perlatan listrik yang pantas, tuntutanya tidak hanya pertimbangan arus dan
tegangan kerja saja, tetapi juga akibat hasil ketegangan (stresses resulting) pada
kondisi hubung singkat.
Arus hubung singkat nilainya sangat tinggi (beberapa kali terhadap arus kerja),
pengaruhnya ialah akan terjadi ketegangan termal dan dinamik. Ketegangan
termal dan dinamik yang tinggi ini sama berbahayanya dengan tengangan tinggi.
Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan peralatan dan dapat membahaykan
orang.
Dengan alasan keamanan ini, penting sekali dilaksanakan evaluasi
ketegangan-ketegangan selama berlangsungnya hubung singkat. Karena itu, perlu

40
sekali mengetahui besar nilai/harga arus-arus hubung singkat kemungkinan yang
akan terjadi.
Seperti telah diketahui, bahwa peralatan pengaman rangkaian terhada hubung
singkat adalah pengaman lebur (fuse) dan pemutus daya (circuit breaker). Batasan
kemampuan

41
Peralatan – peralatan pengaman ini adalah, bahwa karateristik arus pemutusannya
lebih kecil daripada arus gangguan prospektif yang teralirkan pada kondisi hubung
singkat. Ilustrasi kurva pemutusan arus hubung singkat ditunjukkan pada Gambar 4.1
berikut.

Gambar 4.1. ilustrasi kurva arus prospektif dan arus nyata yang terbatas
Kurva – kurva terbatas ini memberikan hal – hal sebagai berikut.
a. Arus puncak terbatas berhubungan dengan nilai efektif (RMS) arus hubung singkat
prospektif yang mengalir secara terus menerus pada peralatan pengaman yang
lain.
b. Ketegangan termal terbatas berhubungan dengan nilai efektif (RMS) arus hubung
singkat prospektif. Instalasi pengaman arus hubung singkat terbatas menawarkan
beberapa keuntungan sebagai berikut:
 Pengaman jaringan yang lebih baik, yaitu arus pembatasan fuse atau CB baik
sekali untuk memperkecil pengaruh – pengaruh yang tak diingini pada suatu
instalasi.
 Pengurangan pengaruh – pengaruh termal, yaitu pemanasan kabel
diperkecil sehingga umur pemakaiannya lebih panjang/lama.
 Pengurangan pengaruh – pengaruh mekanikal, yaitu gaya – gaya
elektrodinamika diperkecil, sehingga kontak – kontak listrik tidak rusak.
 Pengurangan pengaruh – pengaruh elektromagnetik, yaitu instrumen -
instrumen ukur yang ditempatkan dekat dengan rangkaian listrik tidak
terpengaruh.
4.2 Jenis – jenis Gangguan
Ada lima jenis gangguan yang utama dalam sistem fasa tiga. Gangguan –
gangguan dan hubungannya dengan arus – arus hubung singkat ditunjukkan pada
Gambar 4.2. Bagaimanapun, kemungkinan – kemungkinan lain kombinasi –

42
kombinasi gangguan dalam sistem fasa tiga akan terjadi, ini pengecualian, mereka
tidak termasuk dalam contoh – contoh ini. Pada Gambar 4.2 juga ditunjukkan arah
arus gangguan yang telah berubah arah.

Gambar 4.2. Jenis – jenis gangguan yang berhubungan dengan arus hubung singkat.
Keterangan gambar :
a. hubung singkat tiga fasa,
b. hubung singkat fasa terhadap fasa tanpa berhubungan dengan tanah,
c. hubung singkat fasa terhadap fasa (fasa ganda) berhubungan dengan tanah,
d. gangguan fasa ke tanah,
e. gangguan fasa ganda ke tanah.

4.2.1 Arus Hubung Singkat Tiga Fasa


Gangguan yang ditunjukkan pada Gambar 4.2 dapat dibagi menjadi hubung
singkat simetris dan asimetris. Gangguan hubung singkat tiga fasa mudah dipahami
dan dihitung, karena tiga tegangan pada titik gangguan akan nol dan semua
penghantar fasa akan mengalirkan arus – arus hubung singkat simetris. Jika titik
bintang hubung singkat tiga fasa dihubungkan ke tanah, harga arus hubung singkat
akan tetap tidak berubah. Karena itu arus hubung singkat dapat dihitung untuk satu
penghantar saja.
Statistik menunjukkan, bahwa probablitas hubung singkat tiga fasa relatif kecil.
Bagaimanapun, arus hubung singkat ini pada titik gangguan mempunyai harga yang

43
paling tinggi dibandingkan dengan jenis hubung singkat yang lain. Karena itu,
peralatan – peralatan listrik yang digunakannya harus sesuai dengannya.

4.2.2 Hubung Singkat Tanpa Kontak dengan Tanah


Arus hubung singkat simetris pada hubung singkat tanpa kontak dengan tanah,
pada titik gangguan nilainya lebih kecil daripada hubung singkat tiga fasa.
Bagaimanapun, jika titik gangguan dekat dengan mesin sikron atau asinkron dengan
kapasitas besar, pada kondisi ini arus hubung singkat dua fasa lebih besar daripada
hubung singkat tiga fasa. Pada kondisi ini harus menjadi pertimbangan ketika
penentuan kapasitas pemutusan (breaking capacity) dan perlindungan peralatan.

4.2.3 Hubung Singkat Kontak dengan Tanah


Kondisi ini mirip dengan sub bab 4.2.2 tetapi terjadi kontak dengan tanah, hal
ini mungkin saja terjadi, kondisi ini biasa disebut dengan gangguan tanah ganda. Pada
gangguan ini, nilai arus hubung singkat berada di antara arus hubung singkat tiga fasa
dengan arus hubung singkat satu fasa.

4.2.4 Gangguan Tanah


Kebanyakan seluruh arus gangguan asimetris adalah hubung singkat satu fasa
dengan tanah, atau disebut gangguan tanah. Jenis gangguan ini, kebanyakan terjadi
pada sistem tegangan tinggi dengan pentanahan metal, dan dalam tegangan rendah
dengan pentanahan titik bintang secara solid (solid neutral grounded).
Jenis gangguan ini juga memberikan rentang (range) yang sangat besar untuk
nilai-nilai arus hubung singkat. Dalam kondisi khusus, arus hubung singkat satu fasa
dengan tanah dapat lebih besar dari pada nilai arus hubung singkat tiga fasa.

4.2.5 Gangguan Tanah Ganda


Gangguan tanah ganda sangat penting dalam sistem-sistem dengan titik
bintang ditanahkan langsung, sebuah reaktansi gangguan tanah dapat menyebabkan
arus hubung singkat tidak akan lebih besar dari pada gangguan seperti pada 4.2.2 dan
4.2.3. Keadaan ini hanya menjadi pertimbangan ketika pemilihan perlindungan
peralatan dan masalah-masalah ganguuan.
Jadi arus hubung singkat tiga fasa adalah sangat penting untuk penentuan
rating-rating peralatan pengaman untuk pelayanan rangkaian, sedangkan arus hubung

44
singkat satu fasa diambil untuk pertimbangan perhitungan tegangan langkah, tegangan
sentuh, pada instalasi-instalasi pentanahan.

4.3 Sumber-sumber dan Karakteristik Arus Hubung Singkat


Untuk menghitung nilai arus hubung singkat, yang harus dipertimbangkan
adalah sumber-sumber arus hubung singkat, yang mana bergantung pada lokasi
gangguan, antara lain:
- Jaringan penyulang (sisi luar catu daya),
- Mesin-mesin sinkron (generator-generator, motor-motor, kondesator sinkron),
- Mesin-mesin asinkron (generator-geratot, motor-motor),
- Penyearah dengan operasi inverter transistorized.
Karakteristik arus hubung singkat pada titik gangguan adalah bergantung pada
arus penyulang. Gambar 4.3 menunjukkan variasi arus hubung singkat dengan waktu
untuk sebuah titik gangguan dari generator. Karakteristik ini terjadi pada hubung
singkat jaringan penyulang. Arus hubung singkat simetris tetap konstan hingga waktu
yang panjang.

Gambar 4.3 Osilagram arus hubung singkat untuk titik gangguan jauh dari generator

keterangan gambar : Ik” = Arus hubung singkat simetris


Ik = Arus hubung singkat dalam keadaan tunak
IS = Arus hubung singkat Puncak
A = Nilai komponen DC
Sedangkan gambar 4.4 menunjukkan variasi arus hubung singkat dengan waktu
untuk titik gangguan dekat generator, yang mana arus hubung singkat simetris

45
berkurang dalam waktu, yaitu dari hargaIk” hingga harga arus hubung singkat pada
keadaan tunak Ik.

Gambar 4.4 Osilagram arus hubung singkat untuk titik gangguan dekat generator.
Jika hubung singkat diputus sebelum arus hubung singkat mencapai keadaan
tunak (stedy-state) Ik, maka arus pemutus Ia akan lebih kecil dibanding nilai Ik”
(Ik”>Ia;Ik).
Gambar 4.5 menunjukkan variasi hubung singkat dengan waktu, untuk motor
asinkron tegangan tinggi. Arus hubung singkat ini diklarifikasikan dekat dengan
generator dan arus hubung singkat simetrisIk” berkurang secara cepat dari nilai Ik”
hingga nilai nol, yaitu sejak motor asinkron tidak memiliki penguatan luar lagi
(keadaan Ik”>Ia;Ik=nol).

Gambar 4.5 Osilagram arus hubung singkat untuk motor sinkron tegangan tinggi
Sedangkan gambar 4.6 menunjukkan variasi arus hubung singkat dengan
waktu untuk asinkron tegangan rendah.Hubung singkat ini diklarifikasikan terjadi
dekat dengan generator dan arus hubung singkat simetris berkurang sampai dua
hingga tiga siklus dan hingga nol keadaanya Ik” >> Ia ; Ik = nol.

46
Gambar 4.6 Osilagram arus hubung singkat untuk motor asinkron tegangan
rendah;I0= arus tanpa beban Osilagram untuk hubung singkat pada
terminal terminal
motor dalam kondisi tanpa beban.
Arus hubung singkat yang ditunjukkan pada gambar-gambar osilogram di atas
mempunyai satu karakteristik, nilai maksimum arus hubung singkat Is dicapai setelah
hampir 10 ms ( setengah periode 50 Hz ). Arus hubung singkat puncak ini adalah
sebagai dasar pengevaluasian tekanan dinamika. Parameter yang lain tentang arus
hubung singkat dan hal-hal penting tentangnya akan diberikan di dalam contoh-
contoh. Jika hubung singkat tidak terjadi langsung pada terminal mesin sinkron atau
asinkron, proses pengurangan kurang begitu nampak seperti yang telah ditunjukkan
pada gambar-gambar osilogram di atas.

4.4 Penentuan Arus Hubung Singkat


Pada materi ini, akan diberikan rumusan/formula yang sederhana dan dibuat secara
praktis perhitungan arus hubung singkat pada suatu titik instalasi, dan metode ini telah
banyak digunakan di lapangan. Walaupun bagaimana, diharapkan setiap Mahasiswa
untuk membaca buku referensi yang digunakan.
Perhitungan arus hubung singkat pada suatu titik instalasi yaitu dengan menggunakan
metode sebagai berikut.
1. Hitunglah resistansi total mulai dari titik upstreamhingga ke titik gangguan,
yaitu :
Rt = R1 + R2 + R3 + .......... + Rn
2. Hitunglah reaktansi total mulai dari titik upstream hingga ke titik gangguan,
yaitu :
Xt = X1 + X2 + X3 + .......... + Xn

47
3. Hitung arus hubung singkat dengan formula sebagai berikut :

dimana :
- Uo = tegangan rating antar fasa pada transformator pada kondisi tanpa beban,
400 V atau 231 V.
- Rt dan Xt dalam mΩ.
Tabel 3 berikut dipergunakan untuk menentukan nilai resistansi dan reaktansi
pada setiap bagian instalasi.

Tabel 3 : Langkah – langkah untuk menentukan nilai resistansi dan reaktansi pada
setiap titik bagian instalasi listrik.

Keterangan :

48
(1) Jika terdapat beberapa kabel dalam hubungan paralel per fasa, bagilah
resistansi dan reaktansi untuk satu kabel dengan jumlah kabel-kabel yang
diparalel.
(2) Untuk luas penampang (CSA) > 240 mm2 resistansi R diabaikan.
(3) Nilai koefisien 0,12 adalah pendekatan. Ia berkisar antara 0,1 s/d 0,2 yang
mana berhubungan dengan perlengkapan-perlengkapan kabel.
(4) Untuk nilai-nilai rugi tembaga lihat Tabel 16 pada LAMPIRAN 3 halaman L-
4.

Contoh :

49
Perhitungan arus-arus hubung singkat (kA)

4.5 Evaluasi
1. Jelaskan dengan singkat mengapa pada suatu instalasi listrik dapat terjadi
hubung singkat rangkaian, dan apa pengaruhnya terhadap instalasi itu sendiri
maupun lingkungannya , berilah contoh
2. Mengapa dalam rancangan instalsi listrik seorang perancang harus dapat
mengestimasi dengan tepat nilai arus hubung singkat pada titik-titik instalasi
yang dirancangnya jelaskan
3. Bagaimana akibatnya jika dalam pemilihan kapasitas pemutusan (breaking
capacity ) sebuah alat pengaman rangkaian terhadap hubung singkat lebih
kecil dari pada nilai arus hubung singkat yang telah dihitung jelaskan
4. Hitung arus hubung singkat di titik terminal motor pada salah satu mesin yang
terpasang di bengkel bengkel polines. Dan bagaimana menurut pendapat
saudara dala hal kapasitas pemutusan (Breaking Capacity) sebuah alat
pengaman rangkaian terhadap hubung singkat yang terpasang.

50
BAB V
PERBAIKAN FAKTOR DAYA
A. Pokok Bahasan
1. Pengertian daya pada beban listrik dan manfaat perbaikan faktor daya
2. Perhitungan dan pemilihan kapasitor daya untuk perbaikan faktor daya
3. Pemasangan kapasitor daya pada instalasi motor untuk perbaikan
faktor daya
B. Tujuan Intruksi Umum
Diharapkan agar Mahasiswa dapat memilih dan menentukan cara
perbaikan faktor daya yang optimum dan benar.
C. Tujuan Instruksi Khusus
1. Agar mahasiswa dapat benar benar paham manfaat perbaikan faktor
daya yang dilihat dari berbagai sisi dengan benar
2. Agar Mahasiswa dapat menetukan kapasitas kapasitor daya yang
digunakan sebagai perbaikan faktor daya yang optimum dan benar
3. Agar mahasiswa dpat menentukan pemilihana konfigurasi pemasangan
kapasitor daya sebagai perbaikan faktor daya pada isntalasi motor
dengan tepat
5.1 Tinjauan Umum
Beban –beabn listrik secara umum diklasifikasikan menjadi dua kelompok,
yaotu beban resistif (seperti pemanas ,Lampu pijar ) dan beban induktif (seperti motor
listik ,mesin las , lampu lampu bertekanan tinggi dan sebagainya)
Arus listrik yang mengalir lewat beban resistif disebut arus efektif (efective
current), karena energi listriknya diubah menjadi panas dan cahaya . Sedangkan arus
yang mengalir lewat beban induktif disebut arus nyata (apparent current), yaitu
terdiri atas arus efektif dan arus reaktif
Arus efektif pada beban induktif ini , adalah arus yang bermanfaat bagi
pengguna. Sedangkan arus reaktif hanya berfungsi sebagai pembangkit kemagnitan,
dan ini relatif cukup kecil saja, bila arus reaktif ini besar akan merugikan. Jadi untuk
mencatu beban induktif diperlukan kapasitas arus yang lebih besar dari pada arus
efektifnya , dan ini kenyataanya. Rasio arus efektif terhadap arus nyata yang
mengalir pada beban induktif ini disebut dengan faktor daya yang lebih dikenal
dengan istilah cos ϕ.

51
Sesuai dengan ilmu listrik. Beban listrik yang lain, tapi tidak dapat
dimanfaatkan secara nyata , adalha beban kapasitif salah satu contohnya dalah
kapasitor. Vektor arus yang mengalir pada beban kapasitif ini arahnya tepat/persis
berlawanan dengan arah vektor arus beban induktif. Karena itu, jika sebuah kapasitor
dipasang paralel dengan beban induktif, maka arus reaktif kapasitor akan meniadakan
atau memperkecil arus reaktif beban induktif. Dengan demikian, konsekuensinya nilai
arus nyata (apparent current) diperkecil dan mendekati arus efektifnya. Fenomena ini
dikenal dengan istilah koreksi atau perbaikan faktor daya .
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram vektor atau vektor segitiga
daya pada Gambar 5.1
ϕ1 ϕ2

O A
D E

B C

Gamba 5.1 Diagram segitiga daya


Keterangan :
OA : arus efektif (Efective current) atau daya efektif (Efective power)
(KW)
OB : arus reaktif (reactive current) atau daya reaktif (Reactive power)
(KVAr)
OC : arus nyata (apparent current) atau daya nyata (apparent power)
(KVA)
OE : arus/daya nyata (apparent current-A/power –kVA) setelah dikoreksi
BD=CE : Arus kapasitor (A) , kapasitas kapasitor (kVAr)
OD=AE : arus/daya reaktif (reactive current –A/power- kVar) setelah dikoreksi
ϕ1 : sudut fasa awal dalam derajat
ϕ2 : sudut fasa setelah dikoreksi dalam derajat
OA/OC : faktor daya (Cos ϕ ) awal
OA/OE : faktor daya (Cos ϕ ) setelah dikoreksi

52
5.2 Manfaat Perbaikan Faktor Daya
Manfaat perbaaikan faktor daya diantaranya ialah sebagai berikut.
a. Penggunaan fasilitas catu dayayang lebih efektif
Pemakaian kapasitor untuk koreksi atau perbaikan faktor daya pada
fasilitas daya terpasang akan memberikan batas yang baik terhadap kapasitas
generator, transformator, sakelar, kabel transmisi dengan beban – beban
tambahan. Atau bila beban terpasang tetap, akan mengurangi atau memperkecil
kapasitas catu yang disediakan sehingga akan menekan biaya investasi
konstruksi secara keseluruhan.
b. Mengurangi rugi tegangan
Dengan perbaikan faktor daya, seperti dijelaskan di muka, bahwa arus
nyata pada beban dapat dikurangi, hal ini akan memperkecil rugi tegangan pada
jala – jala (kabel – kabel penyulang). Dengan demikian maka performasibeban
akan lebih tinggi, dan penggunaan beban akan lebih efisien.
c. Mengurangi rugi daya pada jaringan daistribusi
Seperti telah dijelaskan di muka, bahwa dengan perbaikan faktor daya arus
nyata pada beban dapat dikurangi, hal ini akan memperkecil rugi daya pada
generator, transformator, dan kabel – kabel penyulang /ditribusi/ transmisi.
d. Menekan biaya operasional
Dengan kapasitas catu daya yang relatif lebih kecil dari pada tanpa
dikoreksi, maka biaya operasional juga dapat ditekan atau lebih murah. Dan
terutama pada konsumen tenaga listrik dengan tarif industri, dengan perbaikan
fakltor daya, maka pemakaian beban KvAsH dapat ditekan atau lebih murah.

5.3 Perhitungan dan Pemilihan Kapasitas Kapasitor


Kapasitas kapasitor untuk perbaikan faktor daya harus dihitung sedemikian
rupa, agar pemilihannya tidak terlalu besar. Karena jika pemilihannya terlalu besar
(over correction), tengangan jala – jala akan sangant tinggi dan hal ini akan
berpengaruh jelek terhadap peralatan listrik yang terpasang lainnya.
Perhitungan penentuan kapasitas kapasitor dalam kasus ini berdasarkan rangkaian
pada ilmu listrik memang cukup rumit dan merepotkan. Pada bab ini, akan
disajikan perhitungan secara praktis dan mudah, metoda ini banyak digunakan di
lapangan (dalam praktek). Perhitungan secara raktis yang dimaksud adalah dengan
menggunakan TABEL 12 pada LAMPIRAN 4, tabel tersebut menunjukkan faktor
pengali terhadap daya kW untuk menentukan kapasitas kapasitor dalam kVAr.
Contoh perhitungan adalah sebagai berikut.
Contoh :
Untuk mengkoreksi faktor daya dari 60% pada daya beban 5,5 kW menjadi
90% penyelesaiannya adalah :

Lihat angka 10 pada sumbu vertikal yang menunjukkan faktor daya cos φ
awal (original power factor),

Lihat angka 30 pada sumbu horizontal yang menunjukkan faktor daya cos
φ yang diinginkan (corrected power factor),

Tarik garis vertikal dan horizontal pada angka – angka tersebut hingga
persilangan, pada dua titik persimpangan dua garis tersebut didapat angka
0,849 angka ini merupakan faktor pengali.

Kapasitas kapasitor daya (power capacitor-PC) yang diperlukan adalah:
PC = 0,849 x 5,5 = 4,67 kVAr;
Dipilih kapasitas kapasitor (produksi pabrik) yang nilainya mendekati,
yaitu 5 kVAr,

Pemilihan ini harus betul - betul diperhatikan, jangan samai terlalu besar,
karena jika terlalu besar akan menjadi over correction,

Jika daya beban dinyatakan dalam kVA atau yang lain, ubahlah ke dalam
kW dan hitung seperti pada contoh,

Jika pemilihan kapasitas kapasitor yang dikeluarkan pabrik tidak dalam
satuan kVAr, ubahlah nilai yang diperoleh dalam bentuk mikro farad (µF),
dengan bantuan formula sebagai berikut : kVAr = 2πfcv2x10-9
5.4 Pemasangan Kapasitor untuk Perbaikan pada Rangkaian Motor

Gambar 5.2 diagram pemasangan kapasitor sebagai perbaikan faktor daya pada
rangkaian motor secara individu
Keterangan gambar :
OL : rele beban lebih,
PC : kapasitor daya,
F : fuse (pengaman lebur),
K : pengasut motor (motor starter)

Penjelasan :
Pemasangan Tipe A : kapasitor daya dipasang di antara sisi penyulang dengan
pengasut motor dan rele beban lebih, maka :
a. Ukuran kapasitor tidak bergantung pada arus
kemagnitan motor.
b. Arus ke pengasut motor tetap, yaitu Ief
c. Setelan rele beban lebih tetap, yaitu Ief
Pemasangan Tipe B : Kapasitor daya dipasang di antara sisi pengasut motor
dengan rele beban lebih, maka:
a. Ukuran kapasitor bergantung pada arus kemagnitan
motor.
b. Arus ke pengasut motor berkurang (<Ief).
c. Setelan rele beban lebih tetap, yaitu Ief.
Pemasangan Tipe C : Kapasitor daya dipasang di antara sisi pengasut motor dan relay
beban lebih dengan motor, maka :
a. Ukuran kapasitor tidak bergantung pada arus kemagnitan motor
b. Arus ke pengasut motor berkurang (<Ief)
c. Setelah relay beban lebih dikurangi menjadi berikut:

OLTS2 = OLTS1 x

Dimana :
OLTS1 : Setelan pemutus relay beban lebih (Over Load Trip Setting) tanpa kapasitor
OLTS2 : Setelan pemutus relay beban lebih (Over Load Trip Setting) dengan kapasitor
Pf1 : Faktor daya tanpa kapasitor
Pf2 : Faktor daya dengan kapasitor
5.5 Evaluasi
1. Catatlah data teknik salah satu mesin yang terpasang di bengkel listrik Polines
2. Jika faktor daya mesin tersebut akan dikoreksi menjadi 0,9 lagging dengan
kapasitor secara individu. Tentukan dan pilihlah kapasitas kapasitor daya yang
dipakai.Dan dengan pemilihan kapasitas kapasitor yang ada di pasaran bebas,
tentukan faktor daya yang terjadi (riilnya).
3. Menurut pendapat saudara, agaimana cara memasang kapasitor daya tersebut dalam
tugas 2 dan 1 di dalam panel kontrolnya. Buatlah skematiknya dan jelaskan alasan
saudara.
Gambar 5.3 Diagram Daya Kapasitor Bank

Gambar 5.4 Diagram Kontrol Kapasitor Bank


BAB VI
PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN KAPASITAS CATU DAYA
A. Pokok Bahasan
1. Kriteria-kriteria perhitungan kapasitas catu daya
2. Formula-formula perhitungan kapasitas catu daya
3. Kebutuhan ruang diesel generator set dan perlengkapannya.
B. Tujuan Internasional umum
Diharapkan mahasiswa dapat menentukan keutuhan kapasitas catu daya dengan
penggerak mesin diesel dan memberi masukan kepada Arsitektur untuk keutuhan ruang
yang diperlukan.
C. Tujuan Intruksional Khusus
Pada akhir kuliah diharapkan mahasiswa dapat :
1. Membuat kriteria-kriteria yang diperlukan untuk penyediaan kapasitas catu daya
(generator set) dengan penggerak mesin diesel.
2. Menghitung dan memilih kapasitas nominal catu daya yang diperlukan secara
optimum degan benar.
3. Merancang keutuhan ruang generator set dengan penggerak mesin diesel dan
perlengkapannya dengan akurat dan benar.

6.1 Kriteria Perhitungan Kapasitas Catu Daya


Pada umumnya seagian besar, mesin-mesin di industry penggerak (primw over)
yang digunakan adalah motor listrik dengan daya poros yan proporsional. Karena itu,
untuk pengoperasian motor istrik harus disediakan catu daa listrik yang cukup dalam arti,
semua beban yang bekerja atau beroperasi dapat ditanggung oleh catu daya yang
dipasang, dan tidak berleihan dalam penyediaan kapasitasnya.
Mengingat, bahwa penyediaan catu daya merupakan salah satu investasi, maka
pada saat perancangan harus diperhitungkan sedemikian rupa agar terpenuhi, maksud
pengertian cukup adalah Penyediaan catu daya listrik ada dua cara, yaitu lewat
penyambungan jala-jala umum (public source – missal PLN) dan atau lewat generator set
(genset). Untuk daerah yang tersedia jaringan tenaga listrik PLN, maka catu daya utama
yang dipilih adalah jaringan PLN sementara tenaga listrik genset seagai cadangan (stand
By power). Sedangkan untuk daerah yang tidak tersedia jaringan listrik PLN maka caru
daya utama (prime power) yang dipilih adalah genset. Bila keadaan terakhir ini dipilih,
umumnya paling sedikit dipasang dua genset, dengan maksud apabiala salah satu genset
beroperasi melayani beban, sementara genset yang lain dalam keadaan stand-by.Khusus
penyedia catu daya dengan genset, sebagai pertimbangan dalam perhitungan kapasitas
nominalnya adalah sebagai berikut:
a. Jumlah motor listrik yang terpasang
b. Daya poros dan daya masukan motor listrik yang terpasang,
c. Jumlah motor listrik yang beroperasi bersama-sama padda saat beban puncak,
d. Metode pengasutan motor listrik,
e. Beban-beban lain yang terpasang, seperti penerangan, dan sebagainya,
f. Sifat-sifat catu daya yang digunakan yaitu sebagai prime power atau stand-by.

6.2 Formula Perhitungan Kapasitas Catu Daya


Walaupun ada beberapa metode perhitungan kapasitas catu daya, berikut ini
disajikan formula praktis, terutama untuk perancangan dimana keadaan beban yang
terpasang telah diketahui dengan pasti jumlah beban maksimum yang beroperasi.Formula
yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Untuk 1 (satu) motor operasi, formulanya :

Pps ≥ ................................................................................. (6-1)

b.Untuk 2 (dua) motor operasi, formulanya :

Pps ≥ ....................................................................... (6-2)

c. Untuk 3 (tiga) atau lebih motor operasi, formulanya :

Pps ≥ ............................................................ (6-3)

dimana :

- = kapasitas catu daya yang diperlukan, (kVA),

- = daya masukan motor yang kecil, (kW),

- = jumlah daya masukan semua motor, (kW),

- = daya masukan yang terbesar motor, (kW),


- = factor daya pada saat mula gerak (starting), nilainya antara 0,4

0,6.

- = daya kVA motor pada saat starting,

- = daya kVA motor yang terbesar pada saat starting,

- = factor pengasutan motor,

untuk metoda pengasutan DOL c=1


untuk metoda pengasutan Y-D c = 0,5
untuk metoda pengasutan yang lain c ≤ 0,5
- 0,8 = konstanta untuk factor daya genset,
formula di atas perlu ditambah dengan beban-beban lain yang terpasang, seperti beban
penerangan, dan sebagainya.
Pada saat perancangan, data teknis motor listrik belum dapat diketahui dengan
pasti, karena antara motor satu dengan yang lain data teknisnya berbeda terlebih beda
pabrik pembuatannya, terutama pada efisiensi dan factor daya. Karena itu di TABEL 14
A pada LAMPIRAN 1 (lanjutan) diberikan daftar daya guna atau performasi motor untuk
motor rotor sangkar.

Dengan demikian, berdasarkan perhitungan sesuai dengan formula (6-1) (6-3)

di atas, maka dapat dihitung dan dipilih kapasitas catu daya (genset) yang harus diadakan
atau dipasang dan pemelihannya disesuaikan dengan kapasitas nominal yang ada di
pasaran.
Contoh :
- Sebuah kendalian (plant), yaitu pada sebuah system penyediaan air bersih,
- Pada plant tersebut terdapat 3 buah pompa sumur dalam dengan kapasitas Q yang
sama, tetapi tinggi tekan H berbeda, masing-masing pompa dengan penggerak
motor listrik rotor sangkar dengan daya poros : 3,0 kW; 4,0 kW dan 7,5 kW.
- Pompa-pompa tersebut pada kondisi beban puncak hanya 2 pompa yang
beroperasi.
- Diminta : hitung dan pilihlah kapasitas catu daya (genset) yang harus disediakan.
Penyelesaian :
- Pada kondisi beban puncak yang bekerja 2 pompa, diambil daya yang ekstrim,
yaitu daya motor 7,5 kW dan 4,0 kW.
- Dari TABEL 14 A diperoleh data sebagai berikut :
daya poros motor 4,0 kW, daya masukan adalah 5,55 kW, (kVA)s-nya 35,4 kVA
daya poros motor 7,5 kW, daya masukan adalah 9,88 kW, (kVA)s-nya 74,7 kVA
- Substitusi ke formula (6-2), di dapat :

- ≥

≥ 30,28 kVA

- Kapasitas catu daya (genset) nominal yang tersedia di pasaran bervariasi antara 25
kVA, 35 kVA, 50 kVA, dan seterusnya. Untuk kebutuhan plant di atas dipilih
kapasitas genset dengan daya nominal 35 kVA.

6.3 Kebutuhan Ruang untuk Generator set


Selama waktu perancangan gedung, ukuran kebutuhan ruang untuk pembangkit
tenaga listrik (genset) dan area lalu lintasnya untuk disesuaikan dengan
arsitekurnya.Ukuran standar untuk ruang genset dengan penggerak mesin diesel diberikan
seperti ditunjukkan pada Gambar 6.1 berikut.

Gambar 6.1 Ukuran ruang standar untuk diesel generator set


Keterangan gambar :

Ruang genset sedapat mungkin disesuaikan atau diserasikan dengan kondisi lingkungan
(tempat-tempat industrial, perumahan umum, dan sebagainya), jika dimungkinkan perlu
dihindari atau ditekan tingkat kebisingan yang dibangkitkannya, jika diperlukan
disediakan peredam suara.Selain ukuran ruang genset, hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam peancangan gedung yang berhubungan dengan ruang genset ialah pondasi,
peredam getaran, rugi-rugi yang diakibatkan oleh panas, alat pembuangan gas buang, alat
peredam pembuangan gas buang, dan sebagainya.

a. Pondasi
Pondasi harus dirancang sesuai dengan tanah dimana pondasi tersebut
dibangun, dan harus tidak kontak dengan bangunan inti (dinding), agar penjalaran
getaran dapat dihindari.
b. Peredam Getaran
Perdam getaran ini digunakan agar penyebaran suara dan perjalanan
getaran ke bangunan dapat diperkecil.
c. Rugi-rugi yang diakibatkan oleh panas
Rugi-rugi pembangkitan nilainya antara 5% - 25% terhadap kapasitas
dayanya dan ini didisipasi dalam bentuk panas yang disalurkan ke dalam
ruangan.Untuk maksud ini, persyaratan ventilasi harus cukup.Selain vetilasi
ruangan, untuk mengurangi rugi-rugi ini bila perlu dipasang peralatan pendingin,
yaitu radiator. Jika radiator dipasang di bagian muka genset, maka rugi-rugi
tersebut akan didisipasi oleh kipas.
d. Alat pembuangan gas buang
Normalnya alat pembuangan gas buang (exhaust gases) yang digunakan
adalah pipa baja, dan ekspansi termalnya juga telah dipertimbangkan.Jika
gensetdipasang pada peredam getaran, maka piap pembuangan ini harus
dihubungkan dengan sambungan luwes (flexible joint).
e. Alat peredam pembuangan gas buang
Kebisingan (nois) dapat diredam secara efektif oleh alat peredam
pembuangan gas buang (exhaust silencer). Ukuran lubang exhaust silencer ini

untuk standar industry sebagai penunjuk pendekatan, volumenya adalah (satu)

untuk setiap 50 kVA daya nominal generator.


Contoh
Untuk contoh soal pada sub bab diatas dengan kebutuhan kapasitas daya nominal
genset 36 kVA, maka kebutuhan ruang standar yang diperlukan ialah dengan :
- Panjang ruang L = 5,0 m
- Lebar ruang B = 4,0 m
- Tinggi ruang H = 3,0 m
- Lebar pintu b = 1,5 m
- Tinggi pintu h = 2,0 m

Catatan :
- Diharapkan setiap mahasiswa belajar khusus tentang :
- Kebutuhan ventilasi ruangan (lihat mata kuliah K-3 LH),
- Dimensi atau ukuran air inlet dan outlet untuk keperluan yang dimaksud,
- Dimensi atau ukuran pondasi generator set
- Dan sebagainya yang ada kaitannya dengan pemasangan diesel set
6.4 Evaluasi
1. Lihat tugas 4 dalam sub bab 3.5, asumsikan bahwa mesin – mesin tersebut akan
dipasang pada sebuah bengkel industri. Jika faktor keserempakan kerja mesin
adalah 0,6 tentukan kapasitas genset yang digunakan untuk menyulang instalasi
tersebut dan tentukan ruang yang dibutuhkannnya, jika genset yang digunakan
dengan prime mover mesin diesel.
2. Amati sistem penyediaan air bersih yang terpasang di Polines, jika semua pompa
disulang khusus dengan genset yang terpisah dari kelistrikan di Polines, tentukan
kapasitas genset yang digunakan untuk menyulang instalasi tersebut dan
tentukan ukuran ruang yang dibutuhkannya, jika genset yang digunakan dengan
prime mover mesin diesel.

Gambar 6.2 Tata Letak Rumah Genset

Keterangan gambar 6.2 :

1 Diesel/Penggerak 10 Tangki Harian


2 Generator/Altemator 11 Saluran Kabel
3 Pondasi 12 Kabel
4 Radiator 13 Panel Genset
5 Dreting 14 Panel MDP
6 Grik Radiator 15 Pompa BBM
7 Pipa BBM 16 Tangki Harian/Bulanan
8 Pipa Retrun BBM 17 Glas Wool
9 Valve 18 Gipsum
Gambar 6.3 Pondasi Genset
Gambar 6.4 Isometrik Aliran BBM
BAB VII
PEMILIHAN DAN PEMASANGAN TRANSFORMATOR

Tujuan Instruksional Umum


Setelah akhir kuliah diharapkan mahasiwa dapat memilih dan memasang
transformator daya untuk berbagai keperluan instalasi dengan benar.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah akhir kuliah diharapkan mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan dengan benar jenis – jenis transformator daya yang banyak
digunakan,
b. Menerangkan dengan benar istilah – istilah kelistrikan yang sudah dikenal untuk
besaran – besaran transformator daya,
c. Memilih jenis transformator daya untuk keperluan berbagai instalasi dengan tepat,
d. Merancang dengan benar kebutuhan rumah transformator daya
e. Memasang transformator daya dengan baik

7.1 Pendahuluan
Telah dibahas dalam mata kuliah Mesin Listrik.Bahwa transformator berfungsi
sebagai pengubah tegangan untuk keperluan pendistribusian tenaga listrik maupun untuk
pengukuran besaran – besaran listrik. Berangkat dari fungsi transformator diatas, maka
perlu dipahami dengan baiktentang rentang pemakaiannnya, istilah – istilah yang telah
baku,cara pemilihan, dan pemasangan. Dalam hal ini, agar tepat dalam memilih atau
menentukan transformator untuk keperluan – keperluan yang dimaksud.
Rentang pemakaian transformator meliputi pemakaian transformator kecil atau
transformator ukur dan transformator daya, dalam hal ini termasuk istilah – istilah yang
telah baku dan telah digunakan di lapangan. Sedangkan pemilihan transformator
mencakup daya rating, rugi – rugi, pemakaian.Sementara pemasangan transformator
dibatasi pada pemasangan di dalam ruangan yang mencakup pemasangan secara umum,
kebutuhan ruang dan kebutuhan ventilasi.Untuk itu, pembahasan dalam buku pegangan
kuliah mahasiswa ini ditekankan pada transformator daya.

7.2 Jenis dan Rentang Penggunaan Transformator


Seperti dijelaskan diatas, bahwa transformator yang banyak digunakan adalah
transformator instrumen dan pengaman, untuk pengukuran besaran – besaran listrik dan
pengaman terhadapkeselamatan manusia, dan transformator daya, untuk pendistribusian
tenaga listrik.

7.2.1 Transformator Instrumen dan Pengaman


Transformator instrumen ini mengubah tegangan sistem hingga tegangan kerja yang
diperlukan, dan dipergunakan untuk pengoperasian perangkat – perangkat kontrol,
instrumen – instrumen ukur, elemen – elemen penyearah dan sebagainya.Jadi
transformator ini mengisolasi manusia terhadap tegangan tinggi (tegangan yang
berbahaya terhadap manusia), sehingga tidak membahayakan manusia.
Transformator pengaman digunakan untuk mencatu rangkaian – rangkaian
tambahan yang diperlukan sebagai tindakan pengaman terhadap tegangan yang
berlebihan.
INGAT! “tegangan ekstra rendah” (≤ 50 VAC)
Transformator – transformator instrumen dan pengaman digunakan sebagai :
- Transformator pemisah / isolasi (isolating transformer)
- Transformator penyekat (insulating transformer)
- Transformator kontrol (control transformer)
- Transformator indikator (pilot lamp transformer)
- Transformator untuk perlengkapan medis dan dental
- Transformator untuk perangkat penyearah, dsb.

7.2.2 Transformator Daya


Transformator daya atau lebih dikenal dengan sebutan transformator distribusi,
karena ia dalam mendistribusikan energi listrik mentransformasikan energi listrik pada
sistem tegangan tinggi ke energi listrik sistem tegangan rendah, Transformator ini
diklasifikasikan menurut tipe rancangan adalah sebagai berikut :
a. Transformator oil-immersed
b. Transformator askarel-immersed
c. Transformator dry-type
d. Cast resin encapsulated
Jenis dasar transformator dengan pendingin dan penyekat fluida cair cocok
untuk tipe perlindungan IP 54. Sedangkan transformator dry-type dan resin-type tingkat
perlindungan terhadap lingkungan adalah IP 00. Untuk meningkatkan tingkat
perlindungan pada dua jenis terakhir, yaitu dengan pemasangan konstruksi tambahan.
a. Transfoormator oil-immersed
Transformator oil-immersed ini inti-inti dan belitan-belitannya dicelupkan atau
dibenamkan di dalam wadah minyak mineral.
b. Transformator askarel-immersed
Transformaton askarel-immersed inti-inti dan belitan-belitannya dicelupkan atau
dibenamkan di dalam pendingin sintesis dan penyekatnya adalah fluida askarel.
Normalnya, transformator ini dihubungkan menurut fluidanya, sebagai contoh,
clophen-immersed transformator atau proclor/aroclor-immersed transformator.
Askarel adalah bahan tanpa warna, tahan terhadap penyebaran api dan bahan anti
ledakan. Ia terbuat dari chlorinated aromatic hydrocarbon. Kerapatannya ± 1,56 g/cm3
pada suhu sekitar 15,5º C
Sifat-sifat kelistrikannya sama baiknya dengan minyak mineral (minyak trafo).
Tetapi askarel lebih stabil secara kimia dan mempunyai resistansi lebih tinggi untuk
jangka waktu yang lama. Karena itu, transformator ini memerlukan sedikit layanan
dari pada transformasi oil-immeresed.
Ketika askarel kontak dengan metal panas dan membara atau busur listrik, ia akan
diintegrasi. Selain dari pada itu karbon yang terendap, gas-gas yang terbentuk semata-
mata hampir asam hidoklorit. Maka tak menyebabkan api dan dalam jangka waktu
yang lama mereka tidak akan kontak dengan uap lembab (embun) dan askarel
disintegrasi pada temperatur tinggi, tak ada chlorin nor phosgene yang terbentuk.
Transformator askarel-immeresed dapat dipasang tanpa tindakan khusus untuk
perlindungan terhadap api.
Untuk alasan-alasan kimia, minyak trafo mineral dan askarel harus tidak boleh
dicampur. Karena itu sebuah transformator oil-immeresed tidak boleh diisi ulang
dengan askarel atau sebaliknya.
c. Transformator dry-type
Transformator dry-immersed tidak memiliki fluida penyekatan dan pendinginan.
Mereka dirancang sesuai dengan jenis-jenis insulasi di dalam penyekat pernis dan
silikon
d. Transformator cast resin
Belitan-belitan transformator cast resin dimasukan di dalam tabung
(encapsulated) dalam resin.

7.2.2 Pendinginan Transformator


Mekanisme pendinginan transformator ada dua cara, yaitu : pendinginan sendiri
dan pendinginan dengan dorongan udara.
Pendinginan sendiri, panas yang dibangkitkan diserap oleh aliran udara alami dan
oleh radiasi. Transformator distrbusi sebagian besardipabrikasi dengan pendignan sendiri.
Pendinginan dengan dorongan udara, udara pendingin disirkulasikan oleh fan.
Penambahan fan pada transformator dapat dilaksanakan hanya mungkin setelah
konsultasi dengan pabrik pembuat.
Batasan kenaikan temperatur yang diijinkan untuk bermacam-macam bahan yang
digunakan harus sesuai dengan yang disyaratkan secara internasional. Berdasarkan
persyaratan ini, batasan-batasan temperatur udara pendinginan adalah sebagai berikut
- Temperatur udara maksimum adalah 40º C
- Temperatur udara rata-rata harian 30º C
- Temperatur udara rata-rata tahunan 20º C
Temperatur udara sekitar transformator diukur pada jarak 1 s/d 2 m dari
transformator dan pada setengah tinggi transformator. Untuk transformator distribusi
dengan pendinginan dorongan udara, temperatur udara yang masuk harus diukur.
Pengukuran temperatur-temperatur pendinginan dan fluida penyekat dekat pada
bagian atas. Untuk usulan ini, pada pelindung atau tutup transformator harus dilengkapi
dengan saku untuk penempatan termometer.

7.3.3 Istilah-istilah kelistrikan


Istilah-istilah kelistrikan dan besaran-besaran pada transformator daya yang sudah
baku adalah sebagai berikut :
- Kelas penyekat (insulation class)
- Tegangan kerja kontinyu maksimum (maximum continous rated voltage)
- Tegangan rating (rating voltage)
- Rasio transformasi nominal (nominal transformation ratio)
- Rentang penyadapan rating (rating tapping)
- Klasifikasi kelompok vector (vector group clasificaton)
- Hubungan (connection)
- Angka clock-hour (clock-hour numeric)
- Tegangan impedasi (impedance voltage)
- Rugi tegangan resistif
- Tegangan reaktif
- Tegangan impedasi pada sisi beban

a. Kelas Penyekat (insulation class)


Rating insulasi (penyekat) sebuah transformator dirancang dengan penandaan
numerik, kelas tegangan penyekat dalam kV dan sebuah huruf N, penandaan bahwa
transformator dirancang untuk digunakan pada sistem dimana tidak ditanahkan secara
solid.
Untuk kelas penyekat (insulatin class) 0.5 dan juga untuk transformator dry-type
penandaan dengan huruf dapat digunakan. Kelas penyekat nilai-nilainya diberikan
pada Tabel 4 berikut.
b. Tenaga Kerja Kontinyu Maksimum (Ub’)
Transformator harus dipilih dengan kelas penyekat, bahwa tegangan yang
digunakan secara kontinyu jangan melebihi kerja yang dialokasikan, melihat Tabel 4.
c. Tegangan Rating UN
Tegangan rating UN adalah tegangan yang ada, pada rating beban, pada belitan
masukan dan untuk rancangan transformator. Tegangan rating UN adalah tegangan
yang tampil pada sisi keluaran ketika tanpa beban (no-load voltage U0), dengan
tegangan rating dan frekuensi rating pada sisi masukannya.

Transformator dry-type
Transformator dengan
dan transformator dengan
perbandingan fluida (oil
pendingin fluida tanpa
atau askarel)
rating tegangan denyut
Kelas Tegangan Tegangan Kelas
penyekat kerja kerja penyekat
kontinyu kontinyu
maksimum maksimum
Ub’ kV Ub’ kV
0.6 0.78 0.78 0.6
1N 1.12 1.15 1
3N 3.6 3.6 3
7.2 6
10 N 12 12 10
17.5 15
20 N 24 24 20
30 N* 36
Keterangan : *Jika diijinkan untuk tegangan rating 35 kV

Tegangan rating UN pada


Tegangan rating UN pada sisi keluaran (lebih tinggi
sisi masukan kV 5% dari pada nilai
standar) kV
1; 3; 5; 6; 10* 0.231; 0.400*; 0.525
15; 20* 3.15*; 6.3*

Keterangan : *nilai-nilai yang lebih disukai

Tegngaan rating sisi keluaran adalah lebih tinggi 5% dari nilai standar yang
diperbolehkan hal ini untuk pengaturan/regualasii rating beban. Untuk trnsformator
distribusi, tegangan rating pada Tabel 5 dapat digunakan.

d. Rasio transformasi nominal


Rasio transformasi nominal UN transformator adalah tegangan rating belitan-
belitan tegagan tinggi dengan tegagan rendah ( contoh : 20.000 V/400V).
Untuk mengimbangi fluktansi saat pembanan pada system, belitan-belitaan
tegangan tinggi memiliki sadapan (tapping) ke terminal luar (teerutama digunakan pada
transformator dry-type)batau mengubah tap (terutama digunakan pada transformator
minyak atau askarel). Penyesuaian tapping terhadap tegangan nominal terutama
ditempatkan di bagian tengah rentang tapping.

e. Retang tapping rating


Tegangan rating tap pada sebuah belitan adalah rentang antara tap tertinggi dan
nominal, atau dengancara yang sama tap terendah dan nominalnya, di bawah keadaan
tanpa beban dengan penyesuaian eksitasi terhadap rating tegangan pada tap. Rentang-
rentang tegangan tap dinyatakan sebagai prsentasi tegangan rating ( contoh : 40%).
Biasanya ditujukan pada pelat rating. Untuk transformator dengan tgangan rating pada
sisi input 20.000 V dengan rentang tegangan tap ratig 5% pelat ratig akan menunjukan
nilai 21.000 V, 20.000 V dan 19.000 V.
f. Klasifikasi sesuai dengan group vector
Penandaan – penandaan simbol group vektor masing masing hubungan belitan-
belitan transformator pada tegangan tinggi dan tegangan rendah dan pergeseran fasa
relatif dinyatakan sebagai gambar clock-hour.
Huruf-huruf metode koneksi penandaan diberikan untuk belitan tegangan tinggi
(OS) dalam huruf kapital dan untuk sisi tegangan rendah (US) dengan huruf kecil.
g. Hubungan
Hubungan belitan untuk transformator dinstribusi fasa tiga ditunjukkan pada tabel
6.
Metode Hubungan Diagram Vektor Hubungan Hubungan untuk
penandaan
OS US
Hubugan delta D d
HUbungan bintang Y Y y
Hubungan zig-zag Z z
Hubungan terbuka III iii
Tabel 6. Hubungan belitan untuk transformator distribusi 3 phasa
OS : sisi tegangan tinggi
US : sisi tegangan rendah

Angka clock hour menandakan perkalian 30°, dengan sisi tegangan rendah
tertinggal ketika bergerak berlawanan arah jarum jam terhadap sisi sisi tegangan
tinggi.Susut Antara vektor-vektor tegangan ini mempinyai nilai Antara 0°dan 360°.
Terminal-terminal 2u; 2v; 2w pada sisi tegangan rendah dihubungkan ke terminal
1U; 1V; 1W pada sisi tegangan tinggi. Penandaan U, V, W menyesuaikan dengan standar
IEC.
Angka clock hour dapat diperoleh pertama-tama dengan diagram vektor hubungan
belitan-belitan sati di atas yang lain, dan keduanya berada pada bagian atas muka jam.
Dalam berbagai langkah, bahwa tanda 1V sisi tegangan tinggi bertepatan dengan angka
12 atau 0.Posisi 2v diagram sisi tegangan redah pada muka jam memberikan angka vektor
kelompok clock hour.
Contoh
Dy5 berarti :
- Sisi tegangan tinggi hubungan delta,
- Sisi tegangan rendah hubungan bintang,
- Angka clock hour 5 dikalikan dengan 30° menghasilkan pergesaran 150° Antara
konektor 1V pada belitan sisi tegangan tinggi dengan konektor 2v pada belitan sisi
tegangan rendah,
- Gambar vektor diagram ditunjukkan pada Gambar 7.1.

Yang lebih disukai hubungan belitan pada transformator distribusi adalah


hubungan bintang atau delta untuk sisi belitan tegangan tinggi dan bintang atau zig-zag
untuk sisi belitan tegangan rendah.

Titik bintang pada belitan tegangan rendah, untuk tegangan sampai dengan 1000
volt, dihubungkan ke terminal 2N. Tegangan fasa ke netral U ph Antara terminal utama dan

terminal titik bintang adalah tegangan rating dibagi . Tabel 7 menunjukkan angka

clock hour yang banyak digunakan.


HV : High-voltage winding
LV : Low-voltage winding
j. Rugi tegangan resistif (Ur)
Susut tegangan resistif Ur adalah komponen tegangan impedansi rating Ukn di
dalam fasa dengan arus. Ketika dihubungkan pada tegangan rating Un, ia diistilahkan Ur
dan ditentukan oleh rugi impedansi Pk dan daya rating Pn sebagai berikut:
Ur= Pk/Pn x 100%
Dimana :
Ur : tegangan resistif
Pk : rugi impedansi dalam kW
Pn : daya rating dalam kVA

k. Tegangan Reaktif (Ux)


Tegangan Reaktif Ux adalah bagian reaktif tegangan impedansi rating Ukn.
Ketika dihubungkan pada tegangan rating Ukn ia diistilahkan Ux dan ditentukan oleh
Ukn dan Ur sebagai Berikut:
Ux= √ Ukn2-Ur2
Dimana :
Ux : tegangan reaktif dalam %
Ukn : tegangan impedansi rating dalam %
Ur : tegangan resistif dalam %

Tegangan impedansi pada sisi beban ( )

Teganan impedansi pada sisi beban ( )) mengubah secara proporsional beban

pada transformator. Untuk pembebanan trafo pada daya rating ia diberikan formula:

= x atau = x

Dimana :

: teganan impedansi pada sisi beban

: tegandan impedansi rating dalam %

: daya beban dalam kVA

: daya rating dalam KvA


: Arus beban dalam A

: arus rating dalam A

Contoh :
Diketahui :

- Daya rating trafo = 500 kVA

- Rugi rugi impedansi = 5,5kW

- Tegangan impedansi rating = 4%

- Daya beban = 400 kVA

Dapatkan : susut tegangan resistif, teganan reaktif, dan tegangan impedansi pada
beban
Perhitungan :
- Ur = Pk/Pn x 100% = 5,5kw/500kvA x 100% = 1,1%
-
-
- Ux = √ Ukn2-Ur2 = √ 42-1,12 = 3,85%

- Ukn = Ukn x Pa/Pn = 4% x 400kVA/500kVA = 3,2%


Gambar 7.2. Vektor – vector besaran transformator daya yang di tunjukan tanpa skala

dengan rasio tegangan a 1.

Suatu teganan atau kenaikan transformator adalah perbedaan anara teganan rating Un dan
tegangan beban penuh Ua, tampak pada sisi keluaran pada daya rating dengan faktor daya
tertentu. Susut teganan atau kenaikan yang dihubungakan dengan teganan rating Un
disebut Uødan dihitung dengan formula :

Uø= U’ø+ 100 -

Uø= U’ø+

Dimana :
Uø : variasi teganan dalam %
Ux : teganan reaktif dalam %
Ur : susut tegangan resistif dalam %
Ukn : tegangan impedansi rating dalam %

: sudut fasa

Contoh :
Diketahui : Data teknis trafo daya sebagai berikut :
- Daya rating Trafo : Pn = 500kVa
- Rugi rgui impedansi: Pk= 7,8kW
- Tegangan impedansi rating: Ukn= 6%
- Tegangan rating sisi output: Un= 400V
- Faktor daya cosα= 0,8
Dapatkan : hitunglah tegangan beban penuh Ua untuk trafo diatas
Solusi :
Daya rating transformator PN dalam kVA adalah perkalian antara tegangan beban

nominal UN dalam KV, arus ranting INdalam A dan Faktor fasa 3. Karena itu, daya

rating untuk tranformator fasa tiga diatas adalah

PN = UN. IN . 3

Daya out-put nyata PAN dalam kVA adalah perkalian antara tegangan beban penuh Ua dan

kV, arus ranting IN dalam A dan faktor fasa 3 pada sisi out-put dengan tegangan rating

dan frekuensi rating pada sisi in-put, adalah :

PaN = Ua . IN . 3 atau PaN = PN

Daya efektif dalam kW pada sisi out-put adalah perkalian daya out-put nyata PaN dalam
kVA dengan faktor daya :

P = PaN . cos atau P = PN . cos

Contoh: - daya rating transformator PN =500 kVa,


- rugi-rugi impedansi PK = 7,8 kW,
- tegangan impedansi rating UKN = 6%

- variasi tegangan = 4,79 %

- faktor daya cos = 0,8

Maka:

P = PN . cos

P = 500 kVA . 0,8

P = 380,8 kW

Tegangan impedansi rating untuk setiap daya rating PN sesuai dengan standar
internasional ditunjukkan dalam tabel 8 berikut:
Tabel 8. Tegangan Impedansi rating
Daya rating PAN dalam kVA Tegangan impedansi rating UAN (%)
50; 75; 100; 125; 160; 200; 250; 315; 400;
4
600.
250; 315; 400; 500; 630; 800; 1000; 1250;
6
1600.
a : nilai-nilai daya yang dipersiapkan

7.3 Pemilihan Dan Pemakaian Tranformator Daya

7.3.1 Pemilihan Tranformator


Rating kuantitas-kuantitas tranformator daya sesuai dengan kebutuhan sistem
adalah: daya rating, rasio rating tegangan, dan tegangan impedansi rating.
a. Pemilihan Daya Rating
Daya rating (kVA) tranformator pertama-tama ditentukan oleh kebutuhan daya
efektif puncak, kemudian dirancang dan dihitung.Umumnya batasnya ditambah dengan
kenaikan kebutuhan daya secara reguler.
Rating daya puncak dalam watt ini harus diubah kedalam rating daya kVA dengan

mengantisipasi factor daya cos

b. Pemilihan Impedansi Rating


Didalam sistem distribusi, tegangan impedansi rating UKN= 4% dipersiapkan
untuk menjaga agar rugi tegangan tetap kecil. Untuk sistem industry dengan kebutuhan
daya yang lebih besar, dipilih transfomator dengan tegangan impedansi rating 6%, ini
untuk membatasi stresses jika terjadi hubung singkat pada switchgear.
c. Rugi-Rugi Transformator
Rugi-rugi transformator yang telah distandarkan, yaitu rugi-rugi tanpa beban P0
dan rugi rugi berbeban Pk.
Rugi-rugi tanpa beban P0 (iron loses) dihasilkan oleh pembalikan fluksi magnet yang
kontinyu di dalam inti besi adalah konstan bila tegangan juga konstan dan tanpa berbeban
Rugi berbeban Pk (copeer losses) terdiri atas resistif di dalam belitan dan rugi-rugi
selama medan nyasar. Rugi berbeban Pk bervariasi dengan kuadrat pembebanan. Jadi
rugi-rugi total transformator adalah
Pv = P0 + a2Pk

Efesiensi tranformator daya dapat dihitung dengan formula yang layak dan

akurat adalah sebagai berikut :


η = 100% x 100%

Dimana :
PV : rugi-rugi total watt
P0 : rugi-rugi tanpa beban dalam watt
Pk : rugi-rugi berbeban dalam watt
η : efisiensi tranformator

cos : faktor daya

a : faktor beban
- pembebanan Pa dalam kVA
- daya rating PN dalam kVA

Contoh : hitung efisiensi transformator pada beban penuh dengan data teknis

transformator sebagai berikut: PN : 500 kVA; P0: 1,1 wK; PK: 5,5 wK; Cos : 0,8 dan a=

Solusi

η = 100% x 100%

η = 100% x 100%

η = 98,36%
Faktor beban a untuk efisiensi tranformator maksimum nilainya ditentukan
sebagai berikut :

A= ; untuk transformasi di atas, maka : a = = 0,477

Jadi beban tranformator pada efisiensi maksimum adalah


Pa= PN . a
= 500kVA. 0,477
= 224 kVA
Dan untuk pembebanan ini efisiensi tranformator adalah

η = 100% x 100%

η = 98,78%

7.3.2 Pemakaian Transformator


Pemakaian trasnformator didasarkan pada jenis rancangan, yaitu: oil-immersed,
askarel-immersed, dan dry-type.
a. Pemakaian transformator oil-immersed
Transformator oil-immersed dapat digunakan untuk instalasi-instalasi dengan
mempertimbangkan segi praktis dan ekonomis dalam tindakan terhadap bahaya api, dan
tanpa penyediaan pembatasan regulasi.
b. Pemakaian transformator askrel-immersed
Transformator askrel-immersed tidak berbahaya terhadap api, maka ia
dipersiapkan untuk:
- Instalasi-instalasi dengan bahaya api yang tinggi,
- Instalasi-instalasi pada bangunan umum, seperti pasar, dsb.
- Instalasi-instalasi pada bangunan rumah tinggal dengan padat penduduk,
- Dsb

c. Pemakaian transformator dry-type


Pemakaian transformator dry-type sering dipilih untuk alasan-alasan keamanan
dan untuk penghematan tempat. Tetapi jika pertimbangannya adalah murni untuk
tindakan keamanan, maka yang paling tepat adalah dipergunakan transformator dengan
pendingin fluida.
Sementara untuk transformator cast-resin dan penyekat silikon dipertimbangkan
secara praktis untuk lokasi-lokasi yang tidak mudah terbakar.Sedangkan lokasi-lokasi
yang mudal, terbakar, seperti rumah tinggal, pasar, dan bangunan-bangunan umum yang
lain, digunakan transformator askarel-immersed.

7.4 Pemasangan Transformator


Pemasangan transformator pertimbangannya adalah meliputi keadaan umum
lokasi pemasangan, ukuran transformator, ukuran ruang, dan ventilasi ruang.

7.4.1 Keadaan umum


Keadaan umum lokasi pemasangan transformator meliputi tinggi permukaan tanah
terhadap air laut, pola pemasangan, keadaan lingkungan.

a. Tinggi permukaan tanah


Transformator didistribusi paling cocok untuk keadaan lapangan dengan
ketinggian maksimum 1.000 m di atas permukaan air laut. Untuk pemasangan lebih
tinggi dari 1.000 m di atas permukaan laut, disarankan untuk konsultasi dengan pabrik
pembuatnya.
Keadaan pemasangan di lapangan harus bebas terhadap penyusupan tanah, dan air
kotor/banjir, dan penyusupan radiasi sinar matahari terhadap pengaruhnya harus
minimum.

a. Pola pemasangan
Pola pemasangan transformator ialah pemasangan indoor-type, dan outdoor type.
Pola pemasangan indoor, untuk transformator dengan pendingin fluida, ia harus
dipasangan di ruangan yang terlindungdan yang menyediakan perllindungan terhadap
salju, hujan, debu, pasir, dsb. Transformator drytype harus dipasang dalam ruang tertutup
yang kering dan bebas debu.Secara umum, tata ruang harus mudah tercapai, tersedia jalan
untuk transportasi, operasi, perawatan, dan perbaikan.
Pola pemasangan outdoor, untuk transformator dengan pendingin fluida dapat dipasang
outdoor yang disediakan bushing yang cocok dan ditambah pengecatan (coating) yang
cocok untuk konsisi outdoor.
b. Pengaruh Iklim
Untuk transformator dengan konserfator minyak dan ventilasi udara harus
diisediakan alat pengering udara, hal ini untuk mencegah atau melindungi penyekat
terhadap iklim tropis, kelembapan, atau pengaruh-pengaruh kimia pada atmosfer, seperti
yang terdapat pada industri-industri.

7.4.2 PenentuanDimensiTransformator
Dimensi transformator merupakan hal terpenting dalam penentuan ukuran rumah
transformator, yang meliput: ukuran ruang, ukuran jalan untuk pengawasa, lantai, tangki
pengumpul. Ukuran rumah transformator selalu dibuat kelonggaran, hal ini untuk
penambahan penyediaan daya pada masa yang akan datang.
Biasanya untuk daya-daya kecil sebagai kelonggaran dalam rancangan gedung
minimum dipilih transformator dengan rating daya 630 kVA. Dengan cara yang sama,
untuk penyediaan rumah pada rating daya 800 s/d 1600 kVA, stasiun transformator harus
dirancang untuk rating daya 1600 kVA.
Menurut standar industri di negara Jerman, yaitu standar DIN 42 520 menentukan
dimensi maksimum transformator dalam kVA diberikan dalam tabel 9 berikut.

Tabel 9.dimensi transformator maksimum sesuai dengan DIN 42 520

Rating daya
Lebar Panjang Tinggi
transformator
Mm Mm mm
kVA
630 1.030 1.850 1.960
1.600 1.400 2.200 2.850

a. Ukuran ruang
Tinggi gedung untuk rumah transformator dan juga jalan masuk yang
diperlukan bergantung pada tinggi transformator, jenis ventilasi, lokasi kabel-
kabel dan hubungannya, dan jarak yang diperlukan antara bagian yang
bertegangan terhadap metal yang ditanahkan. Untuk stasiun transformator jenis
ini, tinggi minimum harus ditamabah 500mm dari tinggi transformator secara
keseluruhan.
b. Ukuran jalan untuk pengawasan
Panjang dan lebar stasiun transformator dan jalan masuk, lebar jalan untuk
pengawasan sedikitnya 70cm untuk transformator dengan daya rating s/d 630
kVA, sedang untuk daya rating 800 s/d 1600 kVA sedikitnya 75 cm
.

c. Lantai stasiun transformator (untuk transformator dengan pendingin fluida)


Lantai stasiun transformator dapat dibuat dari pelat beton yang diperkuat
cementgrouting harus mempunyai kemiringan 1 s/d 2 % dalam arah lubang
pengumpul. Jika kontruksi yang digunakan beton yang diperkuat atau girder baja,
lantai dapat dilevel dan membandingkan formasi grid pada girder.Kontruksi
tipikal dapat dilihat pada gambar 7.3.

Gambar 7.3. Tipikal susunan girder dan guide strip untuk roler-roler
transformator

d. Rel untuk rol-rol transformator


Rel yang direkomendasikan adalah baja kanal 1 untuk penopang
transformator.Rol-rol transformator berhenti pada girder, yang mana juga
dimasukkan strip pengarah (guide strip) yang tingginya 2 cm, lihat gambar
7.3.Roler-roler transformator dapat ditempatkan sedemekian rupa agar terdapat
fasilitas gerakan dalam 4 arah.
e. Tangki Pengumpulan dan lubang-lubang pendingin dan penyekat fluida
Air tanah harus dilindungi sedemikian rupa agar tidak terjadi kontaminasiterhadap
pendingin maupun penyekat transformator (oil atau askarel).Namun demikian harus
tersedia pengumpul untuk menampung fluida-fluida yang bocor atau tumpah disebabkan
panas.
Untuk transformator oil-immersed dengan daya rating s/d 630 KVA, dapat
digunakan tangka pengumpul di bawah transformator, kapasitasnya cukup untuk
menampung volume total fluida transformator (± 0,7 m3). Lantai transformator dapat juga
digunakan sebagai tangka pengumpul.
Jika jumlah dengan daya rating s/d 630 KVA, dipasang besebelahan dapat
disediakan tangka pengumpul secara individu atau bersama-sama yang volumenya cukup
untuk menampung fluida total dengan 0,7 m3 untuk setiap transformator.
Untuk transformator daya rating dari 800 s/d 1600 KVA, dapat digunakan tangka
pengumpul di bawah transformator, kapasitasnya ± 2 m3. Demikian juga dengan sejumlah
transformator dengan daya rating 800 s/d 1600 KVA dipasang bersebelahan, dapat
disediakan tangki pengumpul secara individu atau bersama-sama yang volumenya cukup
untuk menampung fluida total dengan 2,0 m3 untuk setiap transformator.
Lubang pengumpul ini dapat ditempatkan di sisi luar ruang transformator.Ia
diijinkan dengan konstruksi lubang-lubang kecil yang saling terhubung, total kapasitas
lubang ini melebihi 2 m3. Lubang pengumpul ini harus disediakan fasilitas pemompaan
untuk mengeluarkan air atau minyak transformator. Lubang-lubang pengumpul dan duct-
duct pengalir minyak untuk lubang pengumpul individu maupun bersama harus disaring
dibagian atasnya oleh lapisan gravel dengan ketebalan tidak kurang dari 20 cm yang
diletakkan pada besi yang digalvanis untuk meminimalkan penyebaran api, lihat gambar
7.4.
Untuk transformator askarel-immersed dan yang sejenisnya tidak diperlukan
lapisan pelindung/pangamam gravel, karena fluida askarel tahan terhadap penyebaran api.
Lubang-lubang pengumpul minyak transformator di sisi dalamnya harus di cat dengan cat
tahan tahan terhadap minyak transformator, tidak mudah terbakar, non
Hygrodcopic.Pengecetan tidak diperlukan jika pengumpul yang dipakai adalah beton
khusus yang tahan terhadap fluida.
Keterangan gambar :
1. Pipa pelindung
2. Grating dibuat dari besi yang
digalvanis
3. Bukaan ventilasi, inlet dengan
screen
4. Pipa untuk pompa
5. Lantai kerja
6. Lapisan gravel untuk peresapan

Gambar 7.4 contoh pemasangan transformator pola indoor


Ketika perancangan ruang untuk rumah transformator dengan pendingin sendiri, ia
harus dipikirkan, bahwa rugi-rugi panas harus dapat diserap. Ruang ini harus juga
mempunyai bukaan ventilasi inlet atau outlet.Bukaan inlet harus dari bawah transformator
(salah satu).Sedangkan bukaan outlet disusun sedemikian berlawanan terhadap inlet pada
dinding. Efisiensi akan bertambah dengan perbedaan tinggi antara titik tengah tangki
transformator dan bukaan outlet, lihat gambar 7.5.
Ukuran untuk bukaan outlet yang diperlukan dapat didekati dengan kurva pada
gambar 7.6. Nilai yang didapat adalah untuk bukaan udara bebas tanpa screen dan juga
memperhitungkan kenaikan temperature udara di dalam ruangan, 15° C. Nilai harus
ditambah :
-
Nilai screen sederhana : ± 10%
-
Untuk screen dan shuter : ± 50 %
Ruang transformator juga memerlukan perlindungan terhadap kebakaran. Pintu-
pintunya harus tahan api, dan bukaannya bila memungkinkan kea rah atas dan punya
peranan penting untuk membuka udara. Perangkat fire-fighting harus dipasang pada
ruang-ruang yang berperanan penting di dalam ruang transformator.
Ukuran bukaan outlet
7.4 Ukuran Ventilasi
Ukuran bukaan udara inlet dapat lebih kecil 10% daripada bukaan outlet
(ditambah dengan penambahan kenaikan screen dan shutter).
Contoh :
Tentukan ukuran bukaan udara inlet dan outlet bila diketahui :
-
Tinggi dari lantai ke tengah-tengah bukaan outlet 3.100 mm
-
Transformator sesuai dengan DIN 42 500,
-
Daya rating transformator 400 KVA,
-
Tinggi dari lantai ke titik tengah lantai transformator 600 mm, dengan demikian
terdapat perbedaan tinggi h = 3.100 – 600 mm
h = 2.500 mm
Solusi :
-
Dari kurva gambar 7.6 didapat bukaan outlet baku = 0,90 m2
-
Penambahan untuk screen sederhana (10%) = 0,09 m2
-
Ukuran bukaan outlet dengan screen sederhana adalah = 0,99 m2
-
Pengecilan untuk bukaan inlet (-10% dari outlet baku) = 0,09 m2
-
Ukuran bukaan inlet baku = 0,81 m2
-
Penambahan untuk screen sederhana (10%) = 0,081 m2, ≈ 0,08 m2
-
Ukuran bukaan inlet dengan sederhana adalah = 0,89 m2, ≈ 0,90 m2
Gambar 7.7 Transformator

Keterangan :

1. Tangki transformator
2. Bushing primer
3. Bushing sekunder
4. Sirip pendingin transfrmator
5. Kipas pendingin
6. Konservator
7. Sistem ground terminal
8. Drain valve
9. Alat pernafasan
10. Thermometer
11. Bushing arus transformator
12. Kontrol panel

Gambar 7.8 Konstruksi Transformator


BAB VIII
SISTEM PENTANAHAN

Tujuan Instruksional Umun


Diharapkan setelah akhir kuliah mahasiswa dapat memilih dan menentukan
dengan tepat system pentanahan yang optimum untuk berbagai instalasi listik.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan dengan baik dan benar macam dan jenis elektroda tanah
2. Dapat menghitung dengan tepat nilai tahanan elektroda tanah yang diperlukan
untuk system pentanahan pada berbagai kondisi tanah
3. Memilih dan menentukan macam jenis elektroda tanah yang digunakan sebagai
bagian dari system pentanahan
4. Menjelaskan dengan baik dan benar macam dan jenis system pentanahan
5. Memilih dan menentukan macam dan jenis sistem pentanahan yang diperlukan
pada instalasi dengan tepat.
8.1 Pendahuluan
Pencatuan tenaga listrik dari stasiun pembangkit tenaga listrik (SPTL) sampai ke
pengguna, telah diketahui pendistribusiannya melewati beberapa perubahan tegangan
yaitu dengan sistem pembangkit ,tegangan tinggi,tegangan menengah,dan tegangan
rendah. Pada setiap stasiun tahapan perubahan tegangan ini dan area area di sekitarnya
diperlukan sistem pentanahan.Mengingat lingkup kerja yang paling banyak adalah pada
sistem tegangan rendah, maka lingkup pembahasan untuk sistem pentanahan ini dibatasi
pada sistem pentanahan tegangan rendah.
Pentanahan sistem tegangan rendah terdiri atas : penghanta tanah, elektroda
pentanahan, macam macam sistem pentanahan, dan cara pemilihan sistem pentanahan.
Pada SPTL dan transformator daya yang mencatu pengguna tenaga listrik dengan rating
tegangankurang dari 1 kV (didefinisikan sebagai tegangan rendah) dan area area di
sekitarnya diperlukan sistem pentanahan. Berikut skematik sistem pentanahan.
Yang dimaksud dengan pentanahan tegangan rendah adalah pentanahan bagian
bagian rangkaian daya sebagai contoh, pentanahan titik netral dibeberapa titik pada
sistem.Sistem pentanahan ini diperlukan untuk menanggulangi tegangan kontak yang
berlebih ketika pentanahan tambahan disediakan.
Pada penyulang dengan sistem kawat banyak tegangan sistem diatas 250 V dan
tegangan antara kawat fasa dengan netral tidak lebih dari 250 V, titik netral sistem
penyulang ini harus ditanahkan secara langsung.Hal ini untuk mencegah agar salah satu
penghantar fasa mencapai tegangan lebih dari pda 250 V terhadap tanah jika terjadi
gangguan tanah.
Nilai tahanan elektroda tanah pada penahanan sistem tegangan rendah harus tidak
lebih daripada 2 ohm.Jika nilai 2 ohm ini tidak dapat tercapai, maka harusn tersedia
pengukur yang dapat meyakinkan, bahwa tegangan fasa terhadap tanah tidak melebihi
250 V jika terjadi gangguan tanah.
8.2 Penghantar Tanah
Penghantar tanah yang dimaksud adalah penghantar tanah utama (main earth
conductor), dan penghantar pertanahan (earthing conductor) ke elektroda pentanahan.
a) Penghantar pentanahan : Ini adalah penghantar penghubung bagian bagian
instalasi dengan elektroda pentanahan, tetapi hanya sejauh ia di luar tanah atau
peletakannya di dalam tanah diisolasi.
b) Penghantar tanah utama : Ini adalah sebuah penghantar pentanahan yang
digunakan untuk menghubungkan beberapa penghantar penghantar tanah.
Pencabangan hubungan pentanahan penghantar utama, yang melayani ke
beberapa unit tanah dengan penemptan tunggal, tidak dianggap sebagai
penghanta pengahantar tanah utama
Penghantar tanah yang dipasang di atas tanah harus tampak (dapat dilihat dengan
mata) tetapi jika dipasang dengan dilindungi harus tetap dapat mudah di akses. Jika
diperlukan, harus disediakan pelindung terhadap kerusakan akibat mekanik atau kimia.
Catatan : - Dalam hal peletakan didalam beton tetap diijinkan.
-
Pelepasan fuse, sakelar, dan sambungan sambungan elektrik tanpa
menggunakan alat khusus tidak diijinkan melepaskan penghantar tanah

8.2.1 Sambungan dan Hubungan


Semua sambungan dan hubungan di dalam sistem pentanahan harus dibuat secara
hati hati untuk meyakinkan terhubung secara listrik.Sambungan dengan las, baut, atau
kelem diijinkan. Jika penyambungan dengan cara dibaut cukup dengan satu baut saja, dan
ukuran baut tidak kurang dari M10. Untuk penghantar penghantar fleksibel harus
digunakan hubungan sleeve, sebagai contoh : penghantar penghantar harus di-pres
(cramped), dibaut, atau di-rivet.
Titik sambungan terhadap elektroda tanah harus kuat secara listrik maupun secara
mekanik, sebagai contoh, pengelasan atau pembautan harus tidak terjadi pengurangan
hubungan.
Catatan : - hubungan dengan cara dibaut, baut-baut harus dilindungi terhadap korosi.
- sambungan dan hubungan di dalam tanah harus dilindungi terhadap korosi.

8.2.2 Luas Penampang Penghantar Tanah


Semua penghantar pentanahan pada dasarnya bergantung pada nilai arus gangguan
tanah yang terjadi.Untuk itu, luas penampang penghantar pentanahan minimum dengan
mempertimbangkan kelelehan bahan secara mekanik adalah sebagai berikut.
Luas penampang minimum (mm2) untuk :
Jenis pemasang
Tembaga Alluminium Pelat besi
Tetap, dilindungi secara mekanik Tidak lazim
1,5 2,5
digunakan
Tetap, tidak dilindungi secara 50, dengan
mekanik 4 Tidak diijinkan ketebalan minimum
2,5 mm

8.3 Elektroda Tanah


Elektroda pentanahan yang dipasang harus mengikuti peraturan-peraturan yang
berlaku.Pemilihan, pemasangan dan lokasi elektroda-elektroda tanah bergantung pada
kondisi lokal, karakteristik tanah, tahanan elektroda tanah yang diijinkan.Elektroda-
elektroda tanah harus mempunyai kontak yang baik dengan setiap bagian tanah yang ada
di sekelilingnya.Setiap bagian tanah untuk penempatan elektroda seharusnya dalam
keadaan basah.

8.3.1 Macam-macam Elektroda Tanah


Macam-macam bentuk elektroda tanah antara lain berbentuk strip, batang, atau
pelat. Penghantar penghubung telanjang yang dipasang di setiap bagian tanah dianggap
bagian elektroda tanah. Dalam beberapa kasus, secara khusus untuk
mendapatkan nilai tahanan elektroda tanah yang kecil, diperlukan
kombinasi-kombinasi elektroda tanah, sebagai contoh : beberapa
elektroda pentanahan batang dihubungkan bersama-sama dengan
elektroda pentanahan strip.

8.3.2 Tipe Pemasangan Elektroda Tanah


a. Elektroda Strip
Elektroda-elektroda strip adalah elektroda tanah yang terbuat dari penghantar strip,
batang, atau stranded. Penghantar-penghantar ini disuaun sedemikian rupa sebagai
elektroda tanah yang berbentuk bintang, cincin, atau kisi-kisi, atau kombinasi-kombinasi
yang lain, ini ditunjukkan pada gambar 8.2. umumnya elektroda strip harus diletakkan
pada kedalaman antara 0,5 s/d 1,0 m. Variasi-variasi tahanan bergantung pada keadaan
kelembapan permukaan tanah.
Catatan :
- Elektroda strip jika digunakan untuk kontrol tegangan hanya diletakkan pada
kedalaman 0,3 s/d 0,5 m.
- Elektroda strip dapat juga ditanam atau diletakkan di dalam beton pondasi
bangunan.
- Elektroda strip dalam gugus berbentuk bintang, elektrodanya harus dibagi
sama rata. Sudut antara dua lengan yang berdekatan tidak boleh kurang dari
60°, sudut yang kecil menyebabkan terjadinya mutual influences sehingga
tidak akan mengurangi nilai tahanan elektroda tanah.
4 titik bintang Bentuk cincin (ring-shaped) kisi-kisi (grid)
Gambar 8.2. Jenis elektroda pentanahan

b. Elektroda Pentanahan Batang


Elektroda batang dibuat dari pipa baja profil.Elektroda ini harus dimasukkan ke
dalam tanah secara vertikal, jika mungkin.Kemudian panjang dan jumlah bergantung
pada tahanan elektroda tanah yang diperlukan.
Jika beberapa elektroda batang digunakan dalam sistem pentanahan, maka jarak
minimum yang diijinkan antara elektroda adalah dua kali panjang elektroda.Semua
elektroda tunggal dihubungkan bersama-sama oleh penghantar tanah utama.
c. Elektroda Pentanahan Pelat
Elektroda pentanahan pelat terdiri atas baja atau tembaga lembaran.Elektroda ini
harus diletakkan secara vertikal.Ukurannya bergantung pada resistansi tahanan elektroda
tanah yang diperlukan. Ukuran yang umum digunakan adalah 1.000 x 500 mm. Ujung
bagian atas elektroda harus diletakkan di bawah permukaan tanah 1 m. Jika beberapa
pelat digunakan untuk memperoleh nilai tahanan elektroda tanah yang rendah, jarak
antara pelat yang diijinkan tidak kurang dari 3 m.
Untuk mendapatkan nilai tahanan yang sama dibandingkan dengan elektroda yang
lain (elektroda batang, atau strip) diperlukan material yang lebih banyak. Oleh karena itu
jenis ini tidak populer.

8.3.3 Bahan dan Ukuran Elektroda Pentanahan


Bahan uang digunakan untuk elektroda tanah adalah dari bahan baja yang
digalvanis (hot-galvanized steel) atau baja lapis tembaga (copper-plated steel), atau
tembaga, kecuali kalau untuk kondisi-kondisi lokal tertentu, seperti instalasi-instalasi
kimia, bahan-bahan ini tidak cocok.Sedangkan ukuran-ukuran minimum elektroda tanah
ditunjukkan seperti pada tabel 10 berikut.
Tabel 10. Bahan dan ukuran minimum elektroda tanah
Jenis Bahan
elektroda Baja digalvanis baja lapis tembaga Tembaga
tanah (hot-galvanized steel) (copper-plated steel) (copper)
Baja 100 mm2 500 mm2 Tembaga strip 50
mm2
Tebal minimum 3mm2 Tebal minimum 3 mm
Strip Penghantar dipilin/ stranded Penghantar dipilin/
(bukan freksibel) 95 mm2 stranded (bukan freksibel)
35 mm2
Pipa baja, dla. min. 25 mm Tebal inti baja 15 Batang tembaga dla. 20
mm mm
Baja sudut : Tebal lapisan 2,5 mm
Batang
L : 65 x 65 x 8 Tembaga
Atau batang-batang lain yang
ekivalen
Baja lembar, tebal 3 mm Tembaga lembar, 2
Pelat
mm

8.4 Jenis-jenis Sistem Pentanahan


Ada tiga jenis sistem pentanahan yang eksis untuk instalasi tegangan rendah, yaitu
:
- Sistem netral ditanahkan langsung (TT-sistem),
- Sistem netral ditanahkan berkali-kali (TN-sistem), dengan berbagai versi
(TNC dengan 4 kawat, TNS dengan 5 kawat, dan TNCS),
- Sistem netral ditanahkan dengan impedansi (IT-sistem).
Perbedaan dari ketiga jenis di atas terletak pada cara pentanahan titik netral dan
cara pentanahan rangka. Diagram pengawatan dan ciri-ciri utamanya ketiga sistem pen-
tanahan ini ditunjukkan pada Gambar 8.3.berikut. Perangkat-perangkat pengaman yang
terpasang pada jaringan harus menyediakan perlindungan terhadap kehidupan dan
properti. Faktor-faktor yang lain, mereka dipilih bergantung pada peraturan-peraturan
yang digunakan pada tingkat pelayanan yang diinginkan.
a. Sistem netral ditanahkan langsung (TT directly earthed neutral sistem)

Gambar 8.3.a. Diagram pengawatan sistem netral ditanahkan langsung, TT-sistem


Ciri-cirinya sebagai berikut:
- Netral dihubungkan secara langsung ke tanah.
- Rangka-rangka saling terhubung dan ditanahkan pada titik tunggal.
- Pemutusan (tripping) harus diprekarsai pada gangguan isolasi yang utama oleh
perangkat-perangkat pengaman arus sisa yang ditempatkan di awal instalasi.
- Solusi sederhana dalam syarat-syarat rancangan dan instalasi.
- Tidak memerlukan pemantauan terus-menerus selama pengoperasian jaringan
(hanya kadang-kadang diperlukan pengawasan secara berkala pada perangkat-
perangkat arus sisa).
- Karakter utama:
- - Solusi paling sederhana untuk merancang dan memasang. Digunakan dalam
instalasi yang disediakan langsung oleh jaringan distribusi LV publik.
- - Tidak memerlukan pemantauan berkelanjutan selama operasi (pemeriksaan
berkala pada RCD mungkin diperlukan).
- - Perlindungan dipastikan oleh perangkat khusus, perangkat arus sisa (RCD),
yang juga mencegah risiko kebakaran ketika diatur ke ≤ 500 mA.
- - Setiap kesalahan isolasi menghasilkan gangguan dalam suplai daya, namun
pemadaman terbatas pada sirkuit yang salah dengan menginstal RCD secara
seri (RCD selektif) atau secara paralel (pemilihan rangkaian).
- - Beban atau bagian dari instalasi yang, selama operasi normal, menyebabkan
arus bocor yang tinggi, memerlukan tindakan khusus untuk menghindari
gangguan tersandung, yaitu memasok beban dengan trafo separasi atau
menggunakan RCD tertentu (lihat sistem TT - Tindakan proteksi).
b. Sistem netral ditanahkan berkali-kali (TN multiple earthed neutral sistem)

Gambar 8.3.b. Diagram pengawatan sistem netral ditanahkan berkali-kali, TN-sistem

Ciri-cirinya sebagai berikut:


- Netral dihubungkan secara langsung ke tanah.
- Penghantar netral dan pengaman (PEN) dikombinasi pada TNC-sistem.
- Penghantar netral dan pengaman (PE) dipisah pada TNS-sistem.
- Rangka-rangka dihubungkan ke penghantar pengaman (PEN atau PE) dan kembali ke
tanah pada beberapa titik.
- Pemutusan (triping) harus diprakarsai pada gangguan isolasi yang utama oleh
perangkat-perangkat pengaman arus lebih.
- Sistem TN ini memerlukan persin perawat yang terampil.
- Pertambahan risiko api (akibat busur listrik) pada arus gangguan yang tinggi yang
mungkin terjadi.
- Pada TNC sering memperkecil biaya peralatan (pengurangan satu penghantar dan satu
kutub pada perangkat pengaman).
- Diperlukan kerja perancangan yang sulit dan juga keterampilan dalam perawatan
kadang-kadang berlawanan dengan biaya instalasi yang rendah untuk sistem TN.
- Pemutusan (tripping) harus dibuktikan sewaktu-waktu oleh hasil [erhitungan selama
tahap perancangan dan harus dilakukan pengukuran ketika isntalasi mulai pertama
akan digunakan. Pembuktian ini hanya untuk meyakinkan bahwa operasi benar pada
waktu instalasi diserahkan, selama pengoperasian, dan modifikasi.
Karakter utama:
Secara umum, sistem TN:
- Membutuhkan pemasangan elektroda bumi secara berkala di seluruh instalasi.
- Memerlukan bahwa pemeriksaan awal pada tripping efektif untuk kesalahan isolasi
pertama dilakukan dengan perhitungan selama tahap desain, diikuti oleh pengukuran
wajib untuk mengkonfirmasi tripping selama commissioning.
- Memerlukan modifikasi atau ekstensi apa pun yang dirancang dan dilakukan oleh
teknisi listrik yang berkualifikasi.
- Dapat mengakibatkan, dalam kasus kesalahan isolasi, dalam kerusakan yang lebih
besar pada gulungan mesin berputar.
- Mungkin, di tempat dengan risiko kebakaran, mewakili bahaya yang lebih besar
karena arus sesar yang lebih tinggi.
Selain itu, sistem TN-C:
- Pada pandangan pertama, akan tampak lebih murah (penghapusan tiang perangkat dan
konduktor).
- Membutuhkan penggunaan konduktor tetap dan kaku.
Dilarang dalam kasus-kasus tertentu:
- Bangunan dengan risiko kebakaran.
- Untuk peralatan komputer (adanya arus harmonik di netral).
Selain itu, sistem TN-S:
- Dapat digunakan bahkan dengan konduktor fleksibel dan saluran kecil.
- Karena pemisahan konduktor netral dan pelindung, menyediakan PE yang bersih
(sistem komputer dan tempat dengan risiko khusus).
Catatan :
1. Penghantar PEN (N dan PE yang dikombinasi) pada sistem TNC dan penghantar PE
pada sistem TNS harus tidak putus.
2. Pada sistem TNC, fungsi pengaman tanah selalu mempunyai prioritas lebih dari pada
fungsi netral. Faktanya, penghantar PEN harus selalu dihubungakn ke terminal “tanah”
atau rangka pada peralatan beban listrik dan sambungan (jumper) antara terminal PEN
dengan terminal netral.
3. Sistem TNC dan TNS mungkin digunakan dalam isntalasi yang sama (TNC-S),
bagaimanapun sistem TNC harus selalu di atas dari pada sistem TNS. Sistem TNS
harus digunakan untuk penghantar tembaga dengan luas penampang lebih kecil dari
pada 10 mm2, dan 16 mm2 untuk penghantar alumunium atau kabel-kabel fleksibel.
c. Sistem netral ditanahkan dengan impedansi (IT-sistem).

Gambar 8.3.c. Diagram pengawatan sistem netral ditanahkan dengan impedansi atau
tanpa ditanahkan, IT-sistem.
Sistem netral ditanahkan dengan impedansi atau tanpa ditanahkan (IT unearthed
neutral sistem) ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
- Netral tidak dihubungkan ke tanah tetapi lewat sebuah impedansi.
- Rangka-rangka saling terhubung dan ditanahkan pada titik tunggal.
- Sebuah alarm harus dipasang pada gangguan isolasi utama, yang harus ditempatkan
sedemikian rupa yang selalu dapat memantau terus-menerus isolasi antara netral dan
tanah.
- Pemutusan (tripping) harus diprakarsai pada gangguan isolasi yang kedua oleh
perangkat-perangkat pengaman arus lebih.
- Solusi untuk menjamin pelayanan yang kontinyu dalam operasi.
- Memerlukan personil yang terampil untuk pemantauan dan pengoperasian.
- Memerlukan tingkat isolasi jaringan yang tinggi.
- Pemutusan (tripping) pada gangguan ke dua harus dibuktikan sewaktu-waktu oleh
hasil perhitungan selama tahap perancangan dan harus dilakukan pengukuran ketika
instalasi mulai pertama kali akan digunakan.
Karakter utama :
- Solusi menawarkan kesinambungan layanan terbaik selama operasi.
- Indikasi kesalahan isolasi pertama, diikuti oleh lokasi wajib dan pembersihan,
memastikan pencegahan pemadaman listrik yang sistematis.
- Umumnya digunakan dalam instalasi yang disediakan oleh trafo MV / LV atau LV /
LV pribadi.
- Membutuhkan personel pemeliharaan untuk pemantauan dan operasi.
- Membutuhkan tingkat isolasi yang tinggi dalam jaringan (menyiratkan putusnya
jaringan jika sangat besar dan penggunaan transformator pemisahan sirkuit untuk
memasok beban dengan kebocoran arus yang tinggi).
- Pemeriksaan pada tripping efektif untuk dua kesalahan simultan harus dilakukan
dengan perhitungan selama tahap desain, diikuti oleh pengukuran wajib selama
commissioning pada setiap kelompok bagian konduktif terpapar yang saling
berhubungan.
- Perlindungan konduktor netral harus dipastikan sebagaimana ditunjukkan dalam
Perlindungan konduktor netral di dalam bab Ukuran dan perlindungan konduktor.
Catatan: Jika hubungan pentanahan terpisah dari rangka-rangka instalasi, sebuah
perangkat pengaman arus sisa harus dipasang tetap pada awal instalasi.

8.5 Pemilihan Jenis Sistem Pentanahan


Tiga jenis sistem pentanahan yang tersedia adalah ekivalen untuk perlindungan
terhadap personil, ini tercapai sepanjang seluruh instalasi dan aturan-aturan
pengoperasian diikuti. Telah diberikan karakteristik-karakteristik yang spesifik untuk
setiap sistem, pemilihan sistem hanya dapat dilaksanakan setelah diskusi antara pengguna
dengan perancang instlasi (konsultan teknik, kontraktor, dsb.) tercapai, diskusi ini
meliputi : karakteristik-karakteristik instalasi, serta kondisi-kondisi pengoperasian dan
kebutuhan-kebutuhan sistem.
Sistem netral tidak ditanahkan (IT-sistem) tidak cocok untuk beberapa bagian
instalasi yang hanya mempunyai tingkat isolasi rendah (hanya beebrapa tibu ohm saja),
sebagai contoh, untuk jaringan yang sudah tua atau jaringan yang panjang, termasuk
jaringan-jaringan di luar bangunan (outdoor lines). Demikian pula, untuk sistem TN
dengan pentanahan netral berkali-kali tidak tepat untuk sebuah insdustri dengan
kontinuitas layanan atau produktifitas sangat penting atau dimana ada bahaya kebakaran
yang signifikan.Untuk itu perlu prosedur dalam pemilihan jenis sistem pentanahan.
Prosedur pemiliham jensi sistem pentanahan yang dimaksud ialah : berdasarkan
peraturan yang berlaku; berdasarkan kontinyuitas layanan dan perawatan; berdasarkan
karatkteristik instalasi, dan berdasarkan karakteristik jaringan dan beban.
Kontinuitas layanan atau produktifitas sangat penting atau dimana ada bahaya kebakaran
yang signifikan.Untuk itu perlu prosedur dalam pemilihan jenis sistem pentanahan.
Prosedur pemilihan jenis sistem pentanahan yang dimaksud ialah : berdasarkan
peraturan yang berlaku, berdasarkan kontinuitas layanan dan perawatan, berdasarkan
karakteristik instalasi, dan berdasarkan karakteristik jaringan dan beban.
a. Pemilihan Berdasarkan Peraturan Yang Berlaku
Untuk kasus instalasi dengan mempertimbangkan, yang mana sistem
pentanahan sewaktu-waktu dilakukan pemeriksaan sesuai yang direkomendasikan
oleh peraturan-peraturan yang berlaku (sebagai contoh, perundang-undangan,
undang-undang untuk gedung, dsb). Untuk kasus ini sebagai contoh ditunjukan
pada tabel berikut:
Tabel 11 contoh-contoh peraturan yang menetapkan jenis sistem pentanahan yang pasti
Gedung yang dicatu oleh Sistem TT
jaringan
distribusi umum (tempat
tinggal
Sistem TT
dan industri-industri kecil).

Sekolah-sekolah umum,
sekolah-sekolah teknik,
Sistem IT
laboratorium pendidikan.

Ruang-ruang untuk tindakan


operasi/anastesi di rumah
Sistem IT
sakit atau klinik.

Rangkaian-rangkaian (pane-rangan) yang dilindungi oleh


peraturan keamanan tenaga kerja.
Sistem IT
Sistem TT
Tempat-tempat pertambangan
dan penggalian

b. Pemilihan Berdasarkan Kontinuitas Layanan dan Perawatan


Berpedoman dengan pengguna akhir (end user) atau yang mewakili
terhadap syarat-syarat yang dimaksud untuk kelancaran layanan atau produktivitas
dana kemungkinan perawatannya. Pedoman ini ditunjukkan pada tabel 12 berikut:

Tabel 12 pemilihan sistem pentanahan berpedoman pada kontinuitas layanan dan


perawatan
Perawatan oleh Kontinyuitas layanan sangat penting
personil yang ahli
YA YA TIDAK
Sistem IT dikombinasi dengan langkah- Sistem IT
langkah yang lain (pengubah catu darurat, Sistem TT
diskriminasi pengaman, dsb), ia harus Sistem TN
menyediakan pengaman maksimum terhadap Pilihan final setelah mengingat
pemutus ketika beroperasi. beberapa hal :
Contoh : - Karakteristik instalasi (jenis
jaringan jenis-jenis beban, dsb;
lihat juga tabel C.

- Sebuah industri yang memprioritaskan - Kerumitan pelaksana sistem-


kontinyuitas layanannya, misalnya untuk sistem pentanahan
pengawetan barang atau hasil produksi
(seperti pekerjaan baja,industri makanan,
dsb).
- pengoperasian dengan memprioritaskan - Biaya setiap sistem
keamanan rangkaian seperti : gedung- pentanahan (biaya design,
gedung tinggi, rumah sakit, tempat- pemasangan, dan pengujian
tempat umum(1). dan pengoperasian).
- Laboratorium, fasilitas-fasilitas uji(2)

TIDAK Tidak ada sistem pentanahan yang Sistem TT lebih mudah


memuaskan dilaksanakan, diperiksa dan
dioperasikan

Catatan :(1) disamping tersedia catu daya cadangan (genset, UPS, dsb), sistem IT
diijinkan hanya pada sebagian instalasi saja.
(2) kadang-kadang muncul gangguan fasa ke tanah.

c. Pemilihan Berdasarkan Karakteristik Instalasi


Dalam tabel 12 memandu pemilihan untuk sistem pentanahan tunggal,
senantiasa harus diperiksa, bahwa sistem pentanahanyang ditunjukkan cocok dan
dapat dipercaya/diandalkan untuk beberapa karakteristik instalasi (dapat dilihat
pada tabel 13).Jika sistem pentanahan terjadi ketidakcocokan terhadap karateristik
instalasi, dalam tabel 13 tersedia langkah-langkah tambahan untuk membantu
kasus ini.

Contoh 1
Sebuah kendali (plant) yang kontinuitas
layanannya sangan diperlukan, seperti
tungku pengolahan secara termal. Solusi
yang terbaik adalah dengan pentanahan
sistem IT dengan catu daya ke tungku
melewati transformator isolasi dan juga
harus tersedia perangkat pemantau isolasi
dengan sistem TN (CIM-continous
insulation monitor).Lihat gambar 8.4.a
Contoh 2
Sebuah industri karosen lengkap dengan
unit-unit pengelasan dan pengecatan, yang
mana kebutuhan kontinyuitas layanan
dikelompokkan, instalasi ini dapat dipenuhi

dengan sistem IT.

Contoh 3
Sebuah kendalian (plant) pemrosesan
plastik kecil yang mana kebtuhan
kontinyuitas layanan
dikelompokkan.Kendalian iini dipenuhi
oleh sistem IT.
d. Pemilihan Berdasarkan Karakteristik Jaringan Dan Beban
Jika dalam tabel 13 memberikan panduan pemilihan beberapa sistem
pentanahan, namun demikian pilihlah sistem yang paling cocok sesuai dengan
karateristik jaringan perangkat beban, dsb, lihat tabel 13.
Contoh : sebuah kendalian termasuk tungku pengolahan secara termal. Solusi
yang terbaik adalah sistem TN ntuk instalasi sisi penyulang.
Tabel 13.sistem pentanahan untuk kasus-kasus jaringan dan beban khusus.

Sistem pentanahan
Karakteristik Kasus Khusus Skematik
diijinkan dimungkinkan dihindarkan
Jaringan yang
luas dengan
rangka-rangka
TT;TN; IT(1) atau
Karakteristik dihubungkan ke
kombinasi
Jaringan tanah dengan
baik ( maks 10
Ohm)
Jaringan yang
luas dengan
rangka-rangka
TT TNS IT(1)
dihubungkan ke
tanah jelek (>30
Ohm)
Jaringan-
jaringan yang
terganggu (di
zona hujan,
angin ribut,
petir) oleh TN TT IT(2)
gelombang-
gelombang
radio, rele
transmitter
televisi.
Jaringan dengan
arus-arus bocor IT(4)
TN(4)
tinggi (>500 TT(3)(4)
mA)
Jaringan dengan TT(6) TN(5)(6) IT(6)
penghantar
dibentang
diudara
(overhead)
Genset dengan
penggerak
IT TT TN(7)
engine sebagai
penggerak

Keterangan tabel 13
1. Ketika tidak dapat ditentukan oleh standar-standar tertentu, sistem pentanahan
diseleksi sesuai dengan criteria operasional (contoh: kontiyuitas layanan sangat
penting untuk keamanan atau penting untuk produktifitas, dsb). Apapun sistem
pentanahannya, probabilitas gangguan akan bertambah sering dengan
bertambahnya panjang jaringan.
2. Jika terjadi kilatan cahaya (flashover) yang berlebihan pada arrestor surge,
sistem netral tak ditanahkan diubah menjadi sistem netral ditanahkan. Ini sangat
beresiko dalam area-area yang tak terlindungi terhadap hujan atau angin yang
disertai petir, atau instalasi yang dicatu oleh saluran udara. Jika sistem IT
digunakan untuk alasan kontinyuitas layanan, perancang harus yakin dan hati-hati
dalam menentukan kondisi yang tepat untuk tripping pada gangguan ke dua.
3. Risiko gangguan tripping pada RCD (Residual Current Device) Perangkat arus
sisa.
4. Apapun sistem pentanahannya, solusi ideal ialah memisahkan bagian-bagian aktif
instalasi yang mengandung gangguan, hal ini jika mudah dilaksanakan.
5. Resiko kegagalan fasa ke tanah menghasilkan eki-potensial yang ragu
6. Selama pemisahan netral yang tak pasti terhadap kontak dengan debu dan
kelembaban.
7. Sistem TN dengan pentanahan yang berkali-kali riskan terhadap resiko kerusakan
generator terhadap gangguan internal dan pembatasan arus gangguan fasa ke
netral terhadap karakteristik generator. Lebih lanjut, genset mungkin mencatu
instalasi keselamatan yang harus tidak trip pada gangguan pertama.
8. Arus gangguan fasa tunggal dapat mencapai beberapa kali arus rating-nya yang
dapat merusakkan belitan-belitan motor atau menghancurkan rangkaian-rangkaian
magnetik.
9. Agar kontinyuitas layanan dan keselamatan/keamanan hubungannya baik, apapun
sistem pentanahannya, beberapa beban sebaiknya dipisahkan dari instalasi-
instalasi yang lain, misalnya oleh transformator isolasi dengan pentanahan lokal
sistem TN.
10. Jika kualitas perangkat-peeranglkat beban tidak diketahui ketika instalasi
dirancang, isolasi mungkin cepat rusak. Sistem pentanahan netral langsung
(sistem-TT dengan perangkat arus sisa memberikan pengamanan yang baik).
11. Gerakan beberapa peralatan menyebabkan gangguan yang sering (kontak tanah
yang sliding) yang mana gerakannya harus dibatasi.Apapun sistem pentanahannya
rangkaian-rangkaian ini harus dicatu oleh tranformator isolasi dengan pentanahan
lokal sistem TN.
12. Diperlukan penggunaan transformator isolasi dengan pentanahan lokal sistem TN.
Untuk mecegah pengopeasian yang tidak hati-hati atau penghentian galian
pentanahan (TT) atau gangguan gama (IT). Sedang untuk (12’): dengan interupsi
ganda pada rangkaian kontrol.
13. Pembatasan yang luas selama arus fasa ke netral terhadap nilai impedansi urutan
-0 yang tinggi (kurang dari 4 s/d 5 kali impedansi langsung.
14. Sistem TN sangat berbahaya terhadap arus-arus gangguan yang tinggi.
15. Apapun sistem pentanahannya, menggunakan sebuah rcd dengan kepekaan Ian
kurang dari sama dengan 300 mA.
16. Dibeberapa negara pengguna dicatu engan catu daya tengangan rendah oleh
saluran umum (misal PLN) diperlukan untuk mempunyai sistem pentanahan netral
ditanahkan langsung. Oleh keawetan sistem pentanahan ini, modifikasi jaringan
distribusi yang terpasang dijaaga seminim mungkin terhadap perubahan catu
tengangan tinggi (tanpa penambahan kawat-kawat atau penggangtian perangkat-
perangkat pengaman yang diperlukan).
17. Memungkinkan tanpa personil yang terampil.
18. Beberapa instalasi mempunyai perawatan dan keperluan keamanan yang
sedemikian ketat. Tidak adanya langkah-langkah prefentif dalam sistem TN
memerlukan personil yang kompeten untuk menjamin kemanan yang lebih pada
periode yang panjang.
19. Risiko catu atau penghantar pengaman yang rusak menghasilka eki-potensil yang
ragu pada rangka; risiko ini mungkin dihilangkan oleh penggunaan perangkat arus
sisa yang mempunyai kepekaan tinggi (30 mA).

Jenis Ground Roud


1. Jenis Besi Geranium/ Tembaga

13cm 13cm 13cm

160cm 200cm 300cm

2. Jenis Pipa Tembaga Pejal

20cm 25cm
Draf Dalam

200cm 200cm

Draf Luar

Gambar 8.4 Jenis Temnbaga Ground Road


3. Pipa Gip + BC 50mm
11inch

BC 50mm

Baut
4. Plat Tembaga 2mm +
Mur
BC 50mm
Sepatu Kabel

100cm

Las Autoline

100cm

BC 50mm

Karbon Aktif
200cm
m
0c
20

200cm

Gambar 8.5 Pipa dan Plat pada Pentanahan


LAMPIRAN 1
TABEL 14. Daya dan arus nominal motor induksi fasa tiga sesuai dengan sistem
tegangan penyulang
Daya Arus (A)
kW HP 220 v 240 v 380 v 415 v 460 v 500 v 660 v
0,06 0.083 0,5 0,5 0,3 0,3
0,09 0,125 0,7 0,6 0,4 0,4
0,12 0,167 0,9 0,8 0,5 0,5
0,18 0,25 1,2 1,1 0,7 0,6
0,25 0,33 1,5 1,4 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5
0,37 0,5 2 1,8 1,2 1,1 1 0,9 0,7
0,55 0,75 2,8 2,6 1,6 1,5 1,4 1,2 0,9
0,75 1 3,5 3,2 2 1,8 1,8 1,5 1,2
1,1 1,5 5 4,5 2,8 2,6 2,6 2,1 1,6
1,5 2 6,5 6 3,7 3,4 3,4 2,8 2,1
2,2 3 9 8 5,3 4,8 4,8 4 3
2,5 3,4 10 9 6 5,5 5,5 4,5 3,4
3 4 12 11 7 6,5 6,5 5,3 4
3,7 5 14,5 13 8,5 7,6 7,6 6,5 4,8
4 5,5 15 14 9 8,2 8,2 7 5,2
5,5 7,5 21 19 12 11 11 9 7
6,3 8,5 24 22 14 12,5 12,5 10,5 8
7,5 10 28 25 16 14 14 12 9
10 13,5 36 33 21 19 19 16 12
11 15 39 36 23 21 21 17 13
12,5 17 45 41 26 24 24 20 15
15 20 52 48 30 28 27 23 17
16 22 55 51 32 30 29 24 18
18,5 25 64 59 37 34 34 28 21
20 27 69 63 40 37 37 30 23
22 30 75 70 43 40 40 3 25
25 34 85 78 49 46 45 37 28
30 40 100 95 59 55 52 45 34
31,5 42 107 99 62 57 55 47 36
37 50 125 115 72 66 65 55 42
40 54 135 125 78 72 70 59 45
45 60 150 140 85 80 77 65 50
50 67 165 150 95 90 87 72 55
55 75 180 170 105 100 95 80 60
63 85 210 195 120 110 110 92 70
75 100 250 235 140 135 124 110 80
90 125 300 280 170 160 156 130 100
110 150 360 330 210 200 180 160 120
132 175 430 400 250 230 210 190 140
150 200 480 450 280 250 240 210 160
160 220 520 480 300 270 260 230 175
185 250 600 550 350 320 302 260 200
200 270 630 600 380 350 320 280 220
220 300 700 630 420 380 361 310 240
250 350 800 720 480 430 414 360 270
300 400 970 880 570 510 477 420 320
335 450 1100 1000 630 580 540 460 360
375 500 1200 1100 700 650 590 530 400

Keterangan: - Daya kW sesuai dengan normalisasi IEC


- Daya HP sesuai dengan normalisasi amerika ( 1 HP = 0,746 kW)
- Toleransi +/- 10% (untuk motor kecil sampai dengan +/- 50%)
- Jika ingin informasi lebihblanjut hubungi pabrik pembuat motor
Tabel 2-A : Permissible loading of insulated wire at ambient temperature over 25oC up to 55oC as
specified
Permissible continuos loading in %
Ambient of the values given in Table 2
Temperature
Rubber Plastic
(OC) Insulatin Insulatin
Above 25 up to 30 92 94
Above 30 up to 35 85 88
Above 35 up to 40 75 82
Above 40 up to 45 65 75
Above 45 up to 50 53 67
Above 50 up to 55 38 58

Tabel 2-B : Permissible loading of heat-resistant wire at ambien temperature above 55 oC as specified

Permissible
Ambient temperature in oC for heal resistant continuous
wires with max. permissible temperature of loading in % of
the value given
100 oC 180 oC in Table 2
Above 55 up to 65 Above 55 up to 145 100
Above 65 up to 70 Above 145 up to 150 92
Above 70 up to 75 Above 150 up to 155 85
Above 75 up to 80 Above 155 up to 160 75
Above 80 up to 85 Above 160 up to 165 65
Above 85 up to 90 Above 165 up to 170 53
Above 90 up to 95 Above 170 up to 175 38
LAMPIRAN 4
Corected Power Factor In Percentage (Cosɸ 1)
  80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
46 1,180 1,206 1,232 1,258 1,284 1,311 1,337 1,364 1,394 1,418 1,446 1,475 1,504 1,535 1,567 1,602
47 1,128 1,154 1,180 1,206 1,232 1,258 1,285 1,311 1,338 1,366 1,394 1,422 1,452 1,483 1,515 1,549
48 1,078 1,104 1,129 1,156 1,182 1,208 1,234 1,261 1,288 1,315 1,343 1,372 1,402 1,432 1,465 1,499
49 1,029 1,055 1,081 1,107 1,133 1,159 1,186 1,212 1,239 1,267 1,295 1,323 1,353 1,384 1,416 1,450
50 0,982 1,008 1,034 1,060 1,086 1,112 1,139 1,165 1,192 1,220 1,248 1,276 1,306 1,337 1,369 1,403
                                 
51 0,937 0,962 0,989 1,015 1,041 1,067 1,094 1,120 1,147 1,175 1,203 1,231 1,261 1,292 1,324 1,358
52 0,893 0,919 0,945 0,971 0,997 1,023 1,050 1,076 1,103 1,131 1,159 1,187 1,217 1,248 1,280 1,314
53 0,850 0,876 0,902 0,928 0,954 0,980 1,007 1,033 1,060 1,088 1,116 1,144 1,174 1,205 1,237 1,271
54 0,809 0,835 0,861 0,887 0,913 0,939 0,966 0,992 1,019 1,047 1,075 1,103 1,133 1,164 1,196 1,230
55 0,769 0,795 0,821 0,847 0,873 0,899 0,926 0,952 0,979 1,007 1,035 1,063 1,093 1,124 1,156 1,190
                                 
56 0,730 0,756 0,782 0,808 0,834 0,860 0,887 0,913 0,940 0,968 0,996 1,024 1,054 1,085 1,117 1,151
57 0,692 0,718 0,744 0,770 0,796 0,822 0,849 0,875 0,902 0,930 0,958 1,986 1,016 1,047 1,079 1,113
58 0,655 0,681 0,707 0,733 0,759 0,785 0,812 0,838 0,865 0,893 0,921 0,949 0,979 1,010 1,042 1,076
59 0,619 0,645 0,671 0,697 0,723 0,749 0,776 0,802 0,829 0,857 0,885 0,913 0,943 0,974 1,006 1,040
60 0,583 0,609 0,635 0,661 0,687 0,713 0,740 0,766 0,793 0,821 0,849 0,877 0,907 0,938 0,970 1,004
                                 
61 0,549 0,575 0,601 0,627 0,653 0,679 0,706 0,732 0,759 0,787 0,815 0,843 0,873 0,904 0,936 0,970
62 0,516 0,542 0,568 0,594 0,620 0,646 0,673 0,699 0,725 0,754 0,782 0,810 0,840 0,871 0,903 0,937
63 0,483 0.509 0,535 0,561 0,587 0,613 0.64 0,666 0,693 0,721 0,749 0,777 0,807 0,838 0,870 0,904
64 0,451 0,474 0,503 0,529 0,555 0,581 0,608 0,634 0,661 0,689 0,717 0,745 0,775 0,806 0,838 0,872
65 0,419 0,445 0,471 0,497 0,523 0,549 0,576 0,602 0,629 0,657 0,685 0,713 0,743 0,774 0,806 0,840
                                 
66 0,388 0,414 0,440 0,466 0,492 0,518 0,545 0,571 0,598 0,626 0,654 0,682 0,712 0,743 0,775 0,809
67 0,358 0,384 0,410 0,436 0,462 0,488 0,515 0,541 0,568 0,596 0,624 0,652 0,682 0,713 0,745 0,779
68 0,328 0,354 0,380 0,406 0,432 0,450 0,485 0,511 0,538 0,566 0,594 0,622 0,652 0,683 0,715 0,749
69 0,299 0,325 0,351 0,377 0,403 0,429 0.456 0,482 0,509 0,537 0,565 0,593 0,623 0,654 0,686 0,720
70 0,270 0,296 0,322 0,348 0,374 0,400 0,427 0,453 0,480 0,508 0,536 0,564 0,594 0,625 0,657 0,691
                                 
71 0,242 0,268 0,294 0,320 0,346 0,372 0,399 0,425 0,452 0,480 0,508 0,536 0,566 0,597 0,629 0,663
72 0,214 0,240 0,266 0,292 0,318 0,344 0,371 0,397 0,424 0,452 0,480 0,508 0,538 0,569 0,601 0,635
73 0,186 0,212 0,238 0,264 0,290 0,316 0,343 0,369 0,396 0,424 0,452 0,480 0,510 0,541 0,573 0,607
74 0,159 0,185 0,211 0,237 0,263 0,289 0,316 0,342 0,369 0,397 0,425 0,453 0,483 0,514 0,546 0,580
75 0,132 0,158 0,184 0,210 0,236 0,262 0,289 O,315 0,342 0,370 0,398 0,426 0,456 0,487 0,519 0,553
                                 
76 0,105 0,131 0,157 0,188 0,209 0,235 0,262 0,288 0,315 0,343 0,371 0,399 0,429 0,460 0,492 0,526
77 0,079 0,105 0,131 0,157 0,183 0,209 0,236 0,262 0,289 o,317 0,345 0,373 0,403 0,434 0,466 0,500
78 0,052 0,078 0,104 0,130 0,156 0,182 0,209 0,235 0,262 0,290 0,318 0,346 0,376 0,407 0,439 0,473
79 0,026 0,052 0,078 0,104 0,130 0,156 0,183 0,209 0,236 0,264 0,292 0,320 0,350 0,381 0,413 0,447
80 0,000 0,026 0,052 0,078 0,104 0,130 0,157 0,183 0,210 0,238 0,266 0,294 0,324 0,355 0,387 0,421
                                 
81   0,000 0,026 0,052 0,078 0,104 0,131 0,157 0,184 0,212 0,240 0,268 0,298 0,329 0,361 0,395
82     0,000 0,026 0,052 0,078 0,105 0,131 0,158 0,186 0,214 0,242 0,272 0,303 0,335 0,369
83       0,000 0,026 0,052 0,079 0,105 0,132 0,160 0,188 0,216 0,246 0,277 0,309 0,343
84         0,000 0,026 0,053 0,079 0,106 0,134 0,162 0,190 0,220 0,251 0,283 0,317
85           0,000 0,027 0,053 0,080 0,108 0,136 0,164 0,194 0,225 0,257 0,291
                                0,264
86             0,000 0,026 0,053 0,081 0,109 0,137 0,167 0,198 0,230 0,238
87               0,000 0,027 0,055 0,083 0,111 0,141 0,172 0,204 0,211
88                 0,000 0,028 0,056 0,084 0,114 0,145 0,177 0,183
89                   0,000 0,028 0,056 0,086 0,117 0,149 0,155
90                     0,000 0,028 0,058 0,089 0,121  
                                0,127
91                       0,000 0,030 0,061 0,093 0,097
92                         0,000 0,031 0,063 0,066
93                           0,000 0,032 0,034
94                             0,000 0,000
95                                
                                 
96                                
97                                
98                                
99                                
100                                
LAMPIRAN 5
Kontruksi dan Karakteristik Listrik Kabel Daya Jenis NYY

Type of cable : NYY (single core)

Rated voltage : 0.6 / 1 kV

Remark : 1. Copper Conduktor

2. PVC Insulation

3. PVC outer sheath

NON ARMOURED CABLETYPE

Type : NYY 0.6 / 1 Kv. SLI. 060-1987. SII. 021-91 SNI 04 2701-1992

(SLPN.43-1 : 1981)

(PVC Insulated and Sheathed)

Size : 1 x 1.5 ……………………………. 500 mm2

Short Cirkuit
Resistence at 20 Curen Carying Capasity Curent At.1
Sec Test
size
insulatio Voltage
Conduktor In Ground In Air
n
DC. Calculated   30 30
m.Ohm.
mm2 Ohm/Km A A Ka kV/15 min
Km
1.5 11.9 62 33 26 0.17 4
2.5 7.14 57 45 35 0.29 4
4 4.47 52 58 46 0.46 4
6 2.297 44 74 58 0.7 4
10 1.77 36 98 80 1.16 4
16 1.12 26 98/107 86/100 1.86 4
25 1.108 26 125/138 120/135 2.291 4
35 0.514 22 151/165 145/170 4.07 4
50 0.379 22 178/196 180/205 5.81 4
70 0.262 19 218/240 225/260 8.14 4
95 0.189 18 263/289 280/320 11.05 4
120 0.15 16 298/329 330/375 13.95 4
150 0.122 16 338/374 380/430 17.44 4
185 0.0972 16 383/418 440/490 21.51 4
240 0.074 16 436/481 530/590 27.91 4
300 0.059 15 490/552 610/680 34.88 4
400 0.0461 14 579/632 740/920 46.51 4
500 0.0366 14 659/730 860/960 58.14 4

LAMPIRAN 6

Type of cable : NYY (multi core)

Rated voltage : 0.6 / 1 kV

Remark : 1. Copper Conduktor

2. PVC Insulation

3. Inner Sheath

4. PVC outer sheath

NON ARMOURED CABLETYPE


Type : NYY 0.6 / 1 Kv. SLI. 060-1987. SII. 021-91
SNI 04 2701-1992 (SLPN.43-1 : 1981)
(PVC Insulated and Sheathed)
Size : 2 x 1.5 ……………………………. 150 mm2

Short
Reactence
Curen Carying Cirkuit Test
Resistence at 20 per-
Capasity Curent Votage
Numbur Conduktor
size At.1 Sec
of cores In
Conduktor insulation In Air
Ground
DC. Calculated   30 30
Kv/10
(x) mm2 Ohm/Km m.Ohm.Km A A Ohm/Km Ka
Min
1.5 12.1 62 27 21 0.108 0.17 4
2.5 7.28 57 36 29 0.104 0.29 4
4 4.56 52 47 38 0.1 0.46 4
6 3.03 44 59 48 0.094 0.7 4
2
10 1.81 36 78 66 0.088 1.16 4
16 1.14 26 102 90 0.083 1.86 4
25 0.74 26 134 120 0.08 2.91 4
35 0.524 22 160 150 0.077 4.07 4
50 0.387 22 187 180 0.077 5.81 4
70 0.268 19 230 230 0.074 8.14 4
95 0.193 18 280 275 0.074 11.05 4
120 0.153 16 320 320 0.072 13.95 4
150 0.124 16 355 375 0.072 17.44 4

LAMPIRAN 6
(lanjutan)

Anda mungkin juga menyukai