Anda di halaman 1dari 22

STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DAN

BENTANG LEBAR
( STADION “TOKYO DOME” DAN JIN MAO TOWER )

DHEANA SEKAR BIDARA


1905521088

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
STRUKTUR PADA BANGUNAN STADION “TOKYO DOME”
DI JEPANG

Gambar 1. Tampak perspektif Tokyo Dome

Tokyo Dome yang berada di Tokyo, Jepang merrupakan bangunan hasil desain dari Nikken
Sekkei Ltd, Takenaka Corporation. Luas bangunan ini 115.221 m2 dengan jumlah lantai adalah 6
lantai (2 lantai basement). Bangunan in selesai dibangun pada tahun 1988. Sistem struktur yang
digunakan pada bangunan yaitu campuran antara sistem struktur membran pada atap stadion dan
sistem struktur rangka takenaka pada atap bagian depan ( hall ) stadion. Material khusus pada atap
stadion menggunakan material membran fiberglass yang diperkuat dengan kabel baja pra tegang.
Untuk atap hall digunakan sistem struktur takenaka membentuk rangka ruang yang tetrahedral
dengan penutup atap dari material kaca.

Gambar 2. Tampak perspektif Tokyo Dome


Gambar 3. Tampak depan Tokyo Dome
Tokyo Dome merupakan jawaban atas harapan agar tetap dapat menonton pertandingan base ball ,
meskipun dalam keadaan hujan. Takenaka corporation berperan penting untuk merealisasikan “ The
big egg “ sebagai bangunan bentang lebar struktur membran yang pertama kali dibangun di Jepang.
Terobosan teknologi sangat diperlukan untuk mensukseskan proyek ini. Teknologi tersebut meliputi
system struktur, material-material baru, pencegahan gempa, perlawanan terhadap beban angin,
penghawaan buatan, pencahayaan, akustik, salju yang mencair dan pemeliharan. Terdapat dua tipe
struktur membran yaitu
1. air-support type : Merupakan Struktur membran jenis struktur Pneumatik, membran dibuat
membengkak ( menggelembung ) dengan meningkatkan tekanan udara di dalam ruangan ( indoor
) lebih 0,3 % terhadap tekanan udara di luar ruang.
2. Suspension membrane type : dimana penguatan/penegangan dimasukan ke dalam membran,
yang prinsipnya menyerupai payung.

Gambar 5. Tampak atas Tokyo Dome,


Gambar 4. Tipe suspensi membran
membran yang dipertegang

ANALISA SISTEM STRUKTUR PADA STADION TOKYO DOME


 Penyaluran Beban
Untuk menyesuaikan dengan tuntutan fungsi ruang stadion dimana tidak memungkinkan
menempatkan kolom pada tengah-tengah bangunan maka sistim struktur yang dapat
diplikasikan adalah sistem struktur membran. Dalam hal ini, permasalahan teknis yang dimiliki
oleh bentang lebar adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara beban-beban yang dipikul
dengan berat sendiri struktur tersebut.
Pada struktur ini, bidang menerima beban, membentuk ruang dan sekaligus memikul beban.
Kekuatan utamanya terletak pada bebasnya arah gaya-gaya yang bekerja padanya. Namun arah
penyaluran gaya pada bangunan Tokyo Dome disesuaikan dengan geometri ruang yang
dinaunginya. Hal ini mempengaruhi penempatan arah labran yang yang berfungsi sebagai
penyalur beban ke dua kolom penumpu utama, yang menuju ke pondasi rakitan. Penggunaan
pondasi rakit merupakan pilihan yang lebih ekonomis daripada penggunaan pondasi tiang
pancang.

Udara sebagai
penumpu strutur Arah gaya penyaluran
beban pada tokyo dome
Gambar 6. Gaya yang terjadi pada Tokyo Dome

Untuk memikul berat beban sendiri dimanfaatkan tekanan udara panas yang ekuivalen
dengan berat membran itu sendiri, sehingga mampu menopang membran dan tidak
memerlukan kolom di tengah stadion. Tekanan udara panas juga mampu mengelembungkan
permukaan membran sehingga tampilan menjadi lebih atraktif.

Pemilihan jenis struktur air supported dipilih untuk


mengantisipasi pengaruh angin, karena beban angin yang sangat
besar, seminimal mungkin harus diketahui gayanya untuk
menentukan besar tekanan membran saat di gelembungkan

 Material-material Membran
Material-material membran melindungi bangunan dari sinar yang menyilaukan mata, namun
memungkinkan cahaya menyinari ruang terbuka yang dapat dicapai tanpa bayang-bayang.
Permukaan material membran dilapisi dengan teflon yang membuatnya bertahan terhadap
kotoran, memungkinkan penampilannya menarik untuk diutamakan
Contoh lain membran bahan
Gambar 7 dan 8. Material membran yang dilapisi bahan teflon teflon (PTFE), dipiliha karena
bahan yang lebih transparan
mampu melindungi silau
matahari namun tetap lebih
terang sekaligus dapat
sebagai penahan kotor debu
Material membran yang mampu melindungi
bangunan dari silau sinar matahari Material membran dilapisi oleh bahan
teflon(PTFE) sebagai penahan kotor

Gambar 9. Potongan Tokyo Dome

 Permukaan Atap
Kabel – kabel dari kawat baja terpasang pada permukaan atap dengan dua arah yang tegak
lurus satu dengan yang lain, dan teflon pelapis material membran fiberglass
diletakkan/dibubuhi terbentang diantara kabel-kabel.
Kabel yang terpasang tegak
lurus dan membentang
pada permukaan atap

Gambar 10. Potongan Tokyo Dome


Kabel yang terpasang tegak
lurus dan membentang
pada permukaan atap,
dipergunakan untuk
PTFE pelapis material mempertahankan bentuk
membran yang terbentang membran saat di
diantara kabel-kabel gelembungkan

Kabel kawat baja yang juga


difungsikan sebagai pra
tegang pada membran
pneumatik tipe air
support.Hal ini digunakan
Gambar 10. atap Tokyo Dome
agar tetap stabil pada
pembebanan yang
diberikan
Pada membran Tokyo Dome perlu adanya pra tegang karena dengan cara ini membran
mudah bengkok dan dapat ditekan oleh gas atau udara. Dapat diketahui juga, dalam teori membran
tidak menggunakan pra tegang dapat membentangi ruangan yang besar sekali dengan tekanan
udara yang mengimbagi beratnya sendiri dari membran yang mengambang. Namun dalam
prakteknya membran perlu diberi pra tegang supaya menjadi stabil terhadap pembebanan yang
tak simetris. Inilah alasan mengapa membran pada Tokyo Dome tetap memerlukan pra tegang
dari kabel-kabel.

 Tekanan udara
Udara dipompakan ke sisi dalam kubah, untuk meningkatkan tekanan udara dalam menjadi
0,003 atm lebih besar terhadap sisi luar dan membuat membran membengkak di bagian luar.
Perbedaan tekanan ini berbanding lurus dengan perbedaan antara permukaan tanah dengan
lantai 4 bangunan
Perbedaaan tekanan udara dalam dan luar kubah yang
dapat menggelembungkan kubah

Gambar 11. Potongan Tokyo Dome

 Pencairan Salju
Pada saat salju mencair, sebuah mesin unit pencair salju beroperasi, memompa udara
hangat diantara dua membran, kemudian mencairkan salju

Salju yang jatuh di atas atap dapat dibuat


mencair dengan memompakan udara
yang lebih hangat yang dioperasikan oleh
sistem unit operasi

Gambar 12. Potongan Tokyo Dome


Management Sistem kontrol tekanan udara dan sistem pencair salju beroperasi sesuai
dengan perubahan kondisi udara seperti angin yang kuat dan permukaan salju. Keseluruhan
sistem ini dikendalikan oleh sistem manajemen operasi komputer.
Detail Struktur

Gambar 13. Hubungan membran


dengan bangunan

Gambar 14 dan 15. Detail struktur pada fasade

 Keistimewaan Struktur membran pada stadion Tokyo Dome


1. Ruang terbuka tanpa kolom memiliki aplikasinya terhadap ruang latihan yang luas, termasuk
fasilitas-fasilitas olahraga seperti stadion olah raga dan senam
2. Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter
mengungguli semua sistem lain
3. Struktur membran yang diaplikasikan pada “ Tokyo Dome “ terbukti mengurangi biaya dari
struktur atap bentang lebar yang dikatakan dua kali lipat proporsi bangunan berbentang
sejenis
4. Struktur membran ini memiliki keuntungan ekonomis karena pencahayaan buatan tidak
diperlukan di siang hari.

Gambar 16. Interior Tokyo Dome waktu siang hari,


tidak membutuhkan cahaya lampu

STRUKTUR PADA BANGUNAN JIN MAO TOWER


DI CHINA
Elemen Struktur
1. Pondasi

Shanghai berada di dataran aluvial, di mana empat puluh meter di bawah tanahnya penuh
dengan lumpur. Jadi cukup sulit membangun bangunan pencakar langit disana. Sehingga pada lokasi
pembangunan Jin Mao Tower ditambahkan batu keras untuk menutupi lumpur. Untuk pondasi, yang
digunakan sama seperti pondasi kebanyakan untuk bangunan tinggi disekitarannya. Jin Mao Tower,
oleh ahli struktur telah didesain sebuah struktur pelindung beton yang menambah kekuatan struktur
dengan struktur baja komposit. Dalam rangka bangunan menggunakan beton bertulang dengan
ketebalan 4 meter untuk merakit pondasi dan 429 akar, 900 m tumpukan besi. Pondasi di bawah
posium menggunakan tumpukan baja kecil yang mencapai lapisan tanah ketujuh. Dasar pit
perimeter dari proyek ini adalah 568 meter, dengan kedalaman 15-19 meter, wilayah ini sebesar 2 x
104 m, dan jumlah total pemotongan bumi adalah 32x 104 m3. Dasar lempengan bangunan utama
tebal 4 meter, dan jumlah total 13.500 m3, kekuatan beton C50.
2. Slurry Wall System
Struktur Jin Mao Tower menggunakan teknik “Slurry”, yaitu teknik yang digunakan untuk
membuat dinding beton atau diafragma non struktur di area yang dekat air (tepi sungai, dll).
Konstruksi dinding “slurry” melibatkan penggalian parit sempit yang diisi cairan “slurry”. Slurry
tersebut mengeluarkan tekanan hidrolis untuk mencegah keruntuhan.
Slurry bentonit adalah cairan yang paling umum digunakan di parit. Gunanya selain
menstabilkan penggaliannya, bentonit dapat mengurangi permeabilitas dinding parit Setelah
penggalian terselesaikan , penahan dilepaskan lalu parit tersebut diisi dengan beton. Beton tersebut
menggantikan cairan bentonit tadi yang telah disedot keluar dan direcycle.

3. Curtain Wall Jin Mao Tower


Curtainwall adalah sebuah pelapis atau penutup dinding gedung bagian luar untuk melindungi area
gedung bagian dalam dari terpaan sinar matahari langsung, angin, dan dari curahan air hujan.
Pemuaian termal dan pergerakan sendi
memenuhi persyaratan kinerja dinding
eksterior yang dihasilkan dari
perubahan suhu antara 10-40 derajat
celcius. (Suhu desain untuk menara
adalah 21 derajat celcius).
Unitized curtain walls melibatkan
pembuatan pabrik, perakitanpanel dan
kaca. Tidak seperti sistem stik
(tongkat), sistem ini digunakan pada
proyek-proyek besar atau unit yang
telah digabungkan, digantung ke struktur bangunan sebagai selubung bangunan. Pemasangan ke
bangungan menggunakan mesin khusus yang diperlukan agar posisinya tepat, penyelarasan dalam
melekatkannya pada struktur atau lantai beton. Kelebihan dari sistem ini antara lain : Perakitan unit
dengan presisi tinggi, biaya instalasi lapangan lebih murah, dan pemasangan lebih mudah karena
bisa dikerjakan secara pararel. Juga dalam ketahanan terhadap iklim lingkungan.
FINS AND RODS
Pelapiasan jaring-jaring
kompleks yang terbuat dari
pipa aluminium (Seperti pagar,
sistem rel hias) itU digunakan
untuK mengurangi polusi
udara. Copings, parapets, sirip,
dan elemen dekoratif yang
dirancang agar dapat
menahan beban 90 kg berdiri
terkonsentrasi dari segala arah.
Kesan berat pada menara
dengan ukiran dekoratif
struktur tradisional China, sangat jelas sebagai eksterior bangunan yang masih membangkitkan
profil Pagoda China tradisional.
Tipe Sistem Struktur
a. Bentuk struktur dan dimensi
Sistim mega struktur (core& outriggers) terdiri dari komponen komponen struktur dengan referensi
angka 8 yaitu :
a.Dinding oktagonal core reinforced mega concrete
b.8 mega kolom komposit eksterior
c. 8 mega kolom baja eksterior
d. 8 outrigger trusses struktur baja
e. Pilecap fondasi tiang pancang beton tebal 4M
f. 44 balok lantai interior dan 16 balok lantai eksterior.

Dimensi mega kolom bervariasi, mulai :


a. 1,50 x 5,00M sampai 1,00 x 3,50M pada lantai 87
b. Dimensi core shear wall bervariasi mulai dari 0,85M
c. Dibagian pondasi hingga 0,45M pada lantai 87.

1. Parameter Struktur

a. Kekuatan dan stabilitas

Konsep sistim struktur Jin Mao Tower berdasarkan pada :

1). Penggunaan penempatan beton bertulang secara strategis yang dipadukan dengan struktur baja
untuk menahan beban beban lateral ekstrem dan gravitasi dengan efisiensi struktur maksimum
tanpa biaya material struktur yang berlebihan.

2). Penggunaan prinsip prinsip fisika untuk meningkatkan efektivitas momen inersia bangunan.

3). Reduksi kelebihan elemen elemen struktur yang secara signifikan meningkatkan nilai ekonomis
bangunan.

b. Kelakuan struktur
Sistim resistansi gaya lateral JIN MAO Tower secara esensial bersandar pada resistansi lentur dan
geser dari coresentral, kekakuan axial mega kolom komposit luar dan kekakuan lentur dan geser
rangka outrigger. Efisiensi struktur berpusat pada transfer beban langsung dari core sentral ke
kolom eksterior tanpa perlu rangka perimeter (sabuk). Resistansi torsi struktur dicapai melalui core
sentral dengan bentuk tertutup dengan kompromi-kompromi arsitektur, misalnya penetrasi-
penetrasi ke core sentral, batasan-batasan ketebalan dinding core, dimensi mega kolom serta lokasi
dan ketinggian sistim outrigger.
c. Tipe-tipe struktur
Sistem struktur yang di gunakan pada Jin Mao Tower adalah :
1.) Inti bangunan (Core)
Pada Jin Mao Tower inti bangunan (core) suatu tempat untuk meletakan sistem transportasi
vertikal dan mekanis berupa lift dengan bentuk yang disesuaikan dengan fungsi bangunan serta
untuk menambah kekakuan bangunan diperlukan sistem struktur dinding geser sebagai penyalur
gaya lateral (seperti tiupan angin atau gempa bumi) pada inti.

2.)

Shear
Wall
bulat
pada
bagian tengah, pada lantai 51 keatas berfungsi sebagai dinding interior dengan bentuk bulat yang
membentuk atrium kolosal sampai lantai 88 menyatu dengan tatanan ruang ruang tidur. Selain itu
Shear Wall juga digunakan untuk mereduksi gempa.
3.) Kantilever
Balok yang salah satu ujungnya terdapat tumpuan jepit dan ujung lain menggantung
(bebas). Balok kantilever yang menahan beban gavitasi menerima momen negatif pada keseluruhan
panjang balok tersebut. Akibatnya tulangan balok kantilever ditempatkan pada bagian atas atau
sisi tariknya.

Sistem Pendukung Gaya Vertikal

Beban/gaya yang bekerja pada bangunan dan langsung berpengaruh pada struktur bangunan,
ditimbulkan secara langsung oleh gaya-gaga bangunannya sendiri dan gaya-gaya yang timbul dari
pengaruh lain. Beban/gaya yang timbul dari bangunan sendiri terdiri dari beban-bahan konstruksi
ditambah denean beban yang lain sebagai pelengkap bangunan yang sifatnya tetap, seperti
bagian dari finishing bangunan dan semua kelengkapan utilitas bangunan. Gaya/beban ini
disebut sebagai gaya gravitasi. Penyaluran beban vertikal pada bangunan Jin Mao Tower didukung
oleh komponen pada Jin Mao Tower yaitu :
a. Superkolom

Superkolom terdiri dari baja dan beton. Penggunaan baja dan beton mengalami dilemma selama
konstruksi, beberapa perubahan bentuk terjadi pada beban bangunan sendiri. Selama proses ini
biasanya terjadi.

b. Core

Inti core dan superkolom komposit memberikan dukungan tambahan untuk menetralkan beban
gravitasi. Beban gravitasi ditahan oleh bagian frame lantai komposit, yaitu struktur kolom baja.
Struktur terakhir Jin Mao Tower yang unik terletak pada sistem kerangka penopang yang digunakan.
Memberikan daya tahan pada beban lateral sampai inti untuk memperkuat beton shear-wall yang
saling berhubungan dengan superkolom
komposit.

Sistem Pendukung Gaya Horizontal

Beban lateral merupakan beban yang mengenai bangunan yang bersifat horizontal dengan arah
yang tidak menentu, seperti angin dan gempa bumi. Pada bangunan tinggi kolom pada bangunan
tinggi perlu diperkokoh dengan sistem pengaku untuk dapat menahan gaya lateral, agar deformasi
yang terjadi akibat gaya horizontal tidak melampaui ketentuan yang disyaratkan. Pengaku
gaya lateral yang lazim digunakan adalah portal penahan momen, dinding geser atau rangka
pengaku. Penyaluran beban horizontal pada bangunan Jin Mao Tower didukung oleh komponen
-komponen beban lateral pada Jin Mao Tower yaitu :

1. Core
Sistim resistansi gaya lateral Jin Mao Tower secara esensial bersandar pada resistansi lentur dan
geser dari core sentral. Efisiensi struktur berpusat pada transfer beban langsung dari core sentral ke
kolom eksterior.

2. Mega Kolom

Beban lateral arah tegak lurus bangunan ditahan oleh 8 mega kolom komposit frontal, beban
lateral arah diagonal ditahan oleh 8 mega kolom baja pada sudut.

3. Outrigger Truss

Sistim outrigger memaksimalkan tinggi “balok” struktur terhadap deformasi lentur ketika bangunan
tinggi ini berperilaku seperti kantilever vertikal. Outrigger ini terdapat pada lantai 24-26, 51-53, 85-
atap.

Fungsi Outrigger truss yaitu

-Menangani beban lateral

-Meningkatkan seluruh kemampuan untuk menahan beban

-Mentransfer gaya gravitasi ke mega kolom untuk menyeimbangkan gaya.


Analisa Beban Lateral

Resistansi gaya lateral (gempa dan angin) dilakukan dengan kombinasi dinding core beton
dibagian dalam dan mega kolom komposit dibagian luar yang dihubungkan dengan struktur rangka
baja outrigger yang bekerja secara komposit dengan lantai diafragma horizontal.

Ketika beban lateral menuju bangunan, kemudian beban lateral di transfer ke mega kolom.
Dengan kerangka baja outrigger yang menghubungan mega kolom dengan core, maka beban sampai
pada core dan beban di teruskan ke pondasi.

Ketika gaya horisontal bekerja pada struktur semua sistem menahan beban Bagian luar mega
kolom yang simetri menjadi kekuatan untuk menahan momen lentur. Delapan mega kolom dapat
menyeimbangkan moment dengan baik dari outtrigger truss dengan core.

Sistem struktur pada Jin mao tower dapat menolak (resist) angin yaitu dengan kombinasi antara
core dan mega kolom terhubung melalui balok utama di setiap lantai. Outtrigger truss untuk
membentuk ruang mengintegrasikan struktur menahan beban lateral. Core berperan penting dalam
menahan momen dan 8 mega kolom dapat menyeimbangkan moment dengan baik dari outtrigger
truss dengan core.

Sistim resistansi gaya lateral Jin Mao Tower secara esensial bersandar pada resistansi lentur dan
geser dari core sentral, kekakuan axial mega kolom komposit luar dan kekakuan lentur dan geser
rangka outrigger. Efisiensi struktur berpusat pada transfer beban langsung dari core sentral ke kolom
eksterior tanpa perlu rangka perimeter (sabuk).

Sistem Pendukung Gaya Horizontal

1. Tektonika

Tektonika erat kaitannya dengan material, struktur dan konstruksi, namun tektonika lebih
menekankan pada aspek estetika yang dihasilkan oleh suatu sistem struktur atau ekspresi dari suatu
konstruksi.

A. Eksterior

1.) Megakolom

Terdapat megakolom yang di ekspose pada Jin Mao Tower. Selain menjadi struktur utama, mega
kolom yang di ekspose di gunakan sebagai estetika bangunan.
2.) Curtain Wall

Curtain Wall pada Jin Mao Tower digunakan sebagai elemen bukaan untuk memasukkan
pencahayaan alami ke dalam bangunan. Selain itu Curtain Wall juga di gunakan sebagai elemen
estetika pada fasad bangunan.
3.) Structural Steel Cap Trus

Pada puncak bangunan menggunakan struktur baja yang berfungsi untuk skylight agar
memaksimalkan cahaya yang masuk pada bangunan. Selain digunakan untuk skylight puncak dari Jin
Mao Tower ini untuk menambah estetika bangunan.

Atap Skylight sebagai plafon atrium interior Tatanan lift


sebagai dinding interior

2. Konfigurasi

Merupakan bentuk oktagonal yang di ilhami oleh denah


tipikal pagoda dengan service core oktagonal pula yang
melayani lift ekspres ke sky lobby perkantoran dan hotel
Sumbu silang/salib merupakan area entrans dan sirkulasi
utama yang konsisten dengan pengaturan zona zona elevator ke
lobi lobi atas.

Pengaturan denah perkantoran dan hotel sangat


dibatasi oleh bentuk segidelapan (arsitektur pagoda) dan sistem
struktur yang menunjang konsep pagoda. Namun masih
memberi-kan peluang kreativitas pada tatanan ruang hotel
dengan adanya atrium megah pada 38 lantai atas dan berakhir
pada atap skylight yang merupakan mah kota bangunan ini.
3. Ukuran

Jin Mao Tower merupakan pencakar langit multi fungsi yang terdiri dari perkantoran, hotel,
pertokoan, parkir, auditorium dengan luas 280.000 M2 yang terletak di distrik Pudong di dalam
zona perdagangan dan financial Lujiazui dikota metropolis Shanghai, China. Terdiri dari 88
lantai dengan ketinggian 421 M dan beban bangunan 30T.

Pendekatan Sistem Struktur

 Faktor Eksternal

a. Kondisi Tanah

Tanah ekspansif : Diasumsikan tanah stabil terdapat pada kedalaman lebih dari 2 meter dari
permukaan tanah asli.

b. Beban Eksternal

- Resistansi gaya lateral (seismik dan angin) dilakukan dengan kombinasi dinding core beton
dibagian dalam dan megakolom komposit di bagian luar yang dihubungkan dengan struktur rangka
baja outrigger yang bekerja secara komposit dengan lantai diafragma horizontal.

- Beban lateral arah tegak lurus bangunan ditahan oleh 8 megakolom komposit frontal, beban
lateral arah diagonal ditahan oleh 8 megakolom baja pada sudut.

 Faktor Internal
 Konfigurasi Ruang dan Fungsi Ruang

1. Pertimbangan perancangan ruang (denah)

Denah bangunan yaitu berbentuk oktagonal yang diambil dari denah tipikal pagoda dengan
service core oktagonal pula yang melayani lift ekspres ke sky lobby perkantoran dan hotel.
Sumbu silang / salib merupakan area entrans dan sirkulasi utama yang konsisten dengan
pengaturan zona-zona elevator ke lobi-lobi atas. Pengaturan denah perkantoran dan hotel
sangat dibatasi oleh bentuk segi delapan (arsitektur pagoda) dan sistim struktur yang menunjang
konsep pagoda.

2. Beban mati atau beban hidup.

 Floor to floor

Umumnya ketinggian ruang pada fungsi bangunan publik adalah 4 meter.

 Struktur

Konsep sistem struktur Jin Mao Tower berdasarkan pada :

1. Penggunaan penempatan beton bertulang secara strategis yang dipadukan dengan struktur baja
untuk menahan beban lateral ekstrem dan gravitasi dengan efesiensi struktur maksimum tanpa
biaya material struktur yang berlebihan.

2. Penggunaan prinsip-prinsip fisika untuk meningkatkan efektivitas momen inersia bangunan.

3. Reduksi kelebihan elemen-elemen struktur yang secara signifikan meningkatkan nilai ekonomis
bangunan.

Persyaratan Perancangan Sistem Struktur Bangunan :

 Kelayakan (service ability)


 Kestabilan (stability)
 Kekuatan (strength)
 Keamanan (safety)
 Keawetan (durability)

Secara uum struktur bangunan dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu base structure (pondasi),
struktur rangka bangunan (kolom-balok), dan upper structure (struktur atap). Ketiganya harus
membentuk suatu kesatuan sistem struktur yang tertutup, kokoh dan kaku (rigid).
Kriteria Pemilihan Struktur

1. Resistence to Load

 Sistem struktur dipilih atas dasar kemampuannya melawan beban utama (gravitasi, angin,
gempa).
 Kemampuan mempertahankan stabilitas bangunan.
 Berkekuatan melawan perubahan bentuk dan pergeseran struktur secara parsial
atau menyeluruh
 Sistem struktur memiliki daya tahan sampai batas waktu yang dikehendaki.

2. Building Use and Function

 Sistem struktur ditentukan oleh tipe atau fungsi bangunan.


 Sistem struktur ditentukan oleh bentuk dan dimensi ruang.
 Sistem struktur ditentukan oleh ketinggian dan tata ruang secara horizontal dan vertikal

3. Integration to Order Building System

 Sistem struktur yang memiliki kemampuan bersatu dengan sistem bangunan lainnya.
 Dapat menjadi tumpuan “ekterior cladding” serta komponen fasade lainnya.
 Selain itu, jaringan mekanikal, elektrikal dapat terakomodir di celah sistem struktur oleh
adanya sifat fleksibilitas sistem tersebut.

4. Cost Influence

 Berkaitan dengan masalah biaya dengan bahan serta sistem konstruksi tahan api, antisipasi,
bentang, style yang diinginkan dan adanya sifat integritas.
 Berkaitan dengan biaya dan penataan “the most economical arrangement” dari sistem
struktur.
 Berkaitan dengan keterbatasan biaya.

Anda mungkin juga menyukai