ABSTRAK
Novel Bumi Manusia menceritakan kisah tentang kehidupan sosial-budaya masyarakat Jawa pada
saat zaman penjajahan Belanda. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai budaya Jawa
yang terkandung dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer serta implikasi nilai-
nilai tersebut terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Basis teori penelitian ini
menggunakan teori nilai budaya Jawa Koentjaraningrat yang memuat nilai tentang (1) nilai hakikat
hidup manusia; (2) nilai hakikat hubungan manusia dengan sesamanya; (3) nilai hakikat karya
manusia (4) nilai hakikat manusia dengan alam semesta (5) nilai hakikat manusia terkait ruang dan
waktu. Penelitian ini menggunakan metode analisis-deskriptif. Data yang diambil untuk menunjang
penelitian ini yaitu kutipan-kutipan dalam novel Bumi Manusia yang mengandung nilai-nilai
budaya Jawa. Teknik pengumpulan datanya adalah dokumentasi yang dilanjutkan membaca,
memahami, dan mencatat, serta mengklasifikasikan data. Teknik analisis data dengan teknik analisis
distribusional, yaitu pemilihan data berdasarkan kategori tertentu dari segi gramatikal sesuai dengan
ciri-ciri alami yang dimiliki oleh data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai
budaya Jawa yang terkandung dalam novel Bumi Manusia adalah nilai tentang keikhlasan,
kesederhanaan, saling menghormati, keselarasan dengan alam semesta, dan kesabaran. Implikasi nilai
tersebut terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA yaitu siswa mampu memahami,
menerjemahkan, dan mengimplementasikan pesan atau nilai yang terkandung di dalam novel Bumi
Manusia untuk kehidupan lingkungan sekitarnya.
ABSTRACT
The novel, Bumi Manusia, tells the story of the socio-cultural life of the Javanese people during the
Dutch colonial era. This study aims to describe the Javanese cultural values contained in the novel
Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer and the implications of these values for Indonesian
language learning in high school. They cover (1) human life; (2) the value of the nature of human
relations with others; (3) the value of the nature of human work (4) the value of the nature of man and
the universe (5) the value of the nature of man in relation to time and space. This research applies the
analysis-descriptive method. The data taken to support this research are quotes found in the novel
Bumi Manusia, which refers to the Javanese cultural values.. The data analysis technique used is
distributional analysis technique, namely the selection of data based on certain categories from a
programmatic perspective in accordance with the natural characteristics of the research data. The
results showed that the Javanese cultural values contained in the novel Bumi Manusia are values of
156
Lucyana Indriastuti, Sri Mulyati, dan Syamsul Anwar - Nilai-Nilai Budaya .... 157
sincerity, simplicity, mutual respect, harmony with the universe, and patience. The implication of this
value for learning Indonesian in high school is that students are able to understand, translate, and
implement the messages or values contained in the novel Bumi Manusia for the life of their
surroundings.
mana saja yang patut dilakukan dan mana sehingga menempatkan diri dalam rasa
saja yang harus dijauhi. Hal tersebut tenang dan puas atas segala apa yang dimiliki
menggambarkan untuk tidak merasa paling serta bersyukur pada apa yang diberikan oleh
tinggi di hadapan orang lain yang dianggap Tuhan Yang Maha Esa.
rendah meskipun mendapatkan jabatan, Konteks: Bunda melihat perilaku Minke
kekayaan, atau keturunan dari orang hebat. seperti sebelumnya. Bunda merasa Minke
Melalui ajaran ini orang dituntut untuk selalu sudah kehilangan harga dirinya sebagai orang
rendah hati dan peduli terhadap lingkungan Jawa yang selalu memiliki sopan santun.
sekitar.
Konteks: Nyai Ontosoroh berpesan c) ―Kau memang sudah bukan Jawa lagi.
kepada Annalies agar menentukan sendiri Dididik Belanda jadi Belanda, Belanda
calon pendamping hidupnya, jangan sampai coklat semacam ini. Barangkali kau pun
nasib Annalies seperti dirinya dulu yang sudah masuk Kristen. Itu tanda kau
hanya bisa menerima pasangan hidupnya dari bukan Jawa lagi, tak mengindahkan
kehendak ayahnya. siapa lebih tua, lebih berhak akan
kehormatan, siapa yang lebih
b) ―Tidak seperti ayahku, Ann, aku takkan berkuasa‖.
menentukan bagaimana harusnya (Toer, 2019: 193)
macam menantuku kelak. Kau yang
menentukan, aku yang menimbang- Pada kutipan (c) Bunda
nimbang. Begitulah keadaanku, kepada memperlihatkan sisi emosional dan
semua perawan waktu itu, Ann, hanya keprihatinannya melihat Minke yang berani
bisa menunggu datangnya seorang melawan kakak kandungnya. Sikap Minke
lelaki yang akan mengambilnya dari yang berani melawan kakaknya karena suatu
rumah, entah ke mana, entah sebagai permasalahan memperlihatkan bahwa Minke
istri nomor berapa, pertama atau sudah lupa ajaran orang Jawa yang selalu
keempat. Ayahku dan hanya ayahku bersikap sopan santun kepada orang yang
yang menentukan‖. lebih tua. Hal itulah yang menyebabkan rasa
(Toer, 2019: 119) kecewa Bunda sehingga menganggap Minke
orang Jawa yang sudah bukan Jawa lagi.
Kutipan data (b) memperlihatkan sikap Tingkah laku, moral, dan kepribadiannya
hidup Nyai Ontosoroh yang mau menerima sudah bukan orang Jawa yang sesungguhnya.
keputusan ayahnya dulu ketika ia akan Dari kutipan ini dapat dilihat nilai
dijodohkan oleh laki-laki pilihan ayahnya. budaya yang mengandung pesan moral, yaitu
Nyai Ontosoroh tidak mengelak maupun ketika individu kehilangan jati dirinya sebagai
melawan ayahnya, dia secara sukarela manusia yang beradab dan berakhlak maka
menerima kebijakan ayahnya tersebut. perilakunya berubah menjadi seseorang yang
Kutipan (b) menekankan untuk tidak mengerti tata krama. Dari sosok Minke
menerima segala apa yang ada dalam diri sebagai seorang pribumi, dia seakan
individu. Mereka menyerahkan diri atas meninggalkan adab dan akhlak berperilaku
ketentuan-ketentuan hidup yang diterima. yang baik kepada orang yang lebih tua.
Kutipan ini juga bermakna pada kemampuan Konteks: Minke menolak gemilangnya
menentramkan hati dan tidak iri hati terhadap pangkat dan jabatan ayahnya sebagai bupati.
nasib orang lain yang lebih beruntung Ia merasa tidak peduli dengan kedudukan
Lucyana Indriastuti, Sri Mulyati, dan Syamsul Anwar - Nilai-Nilai Budaya .... 161
kedudukan, pendidikan, dan identitas sosial sendiri semata, tetapi juga memberikan
lainnya yang melekat. manfaat untuk orang lain juga.
Konteks: Minke diangkat oleh Gubenur Konteks: Annalies mengajak Minke ke
Jendral Hindia Belanda sebagai sekretaris kandang kuda miliknya. Annalies
pemerintahan Hindia Belanda bagian Jawa menerangkan Minke ajaran ibunya tentang
Timur. Dengan predikatnya tersebut ia bisa kasih sayangnya terhadap apa pun ciptaan
membuat kebijakan-kebijakan untuk Tuhan di alam semesta ini, termasuk kepada
menyelamatkan masyarakat sekitarnya dari hewan kuda peliharaannya.
keterpurukan. Dalam hati ia merasakan hal
tersebut sebagai buah dari perjuangannya j) ―Kau harus berterimakasih pada segala
menempuh pendidikan di sekolah Belanda yang memberimu kehidupan, kata
yang bermanfaat untuk lingkungan Mama, sekalipun dia hanya seekor
sekitarnya. kuda‖
hanya bocah kecil yang masih Pada kutipan (l) Minke memandang
beringus.‖ dirinya akan bisa mengubah kehidupan
(Toer, 2019: 488) masyarakat Jawa seperti layaknya bangsa
Eropa. Menempuh pendidikan Eropa yang
Kutipan (k) memperlihatkan perasaan serba modern membuatnya optimis akan
Nyai Ontosoroh ketika dulu pada masa sukses di kemudian hari dan berguna bagi
kecilnya merasakan perlakuan tidak adil yang tanah airnya. Semangat tersebut diperlihatkan
membuatnya marah terhadap kemauan Minke dengan belajar sungguh-sungguh agar
ayahnya yang ingin menikahkan dia dengan cita-citanya dapat tercapai. Hal ini persis
Herman Mellema. Nyai hanya bisa menahan seperti filosofi yang mengatakan bahwa ilmu
amarah dan menerima segala apa yang bisa diperoleh dengan cara menjalani hidup
terjadi. Cerita Nyai Ontosoroh tentang masa dengan sungguh-sungguh maka langkah
lalunya itulah yang menggambarkan bahwa untuk meraih cita-cita akan tercapai.
manusia dalam kedudukannya selalu diliputi Konteks: Miriam mendesak Minke agar
oleh masa lalu sebagai pelajaran terpenting jangan mudah percaya kepada hal-hal yang
untuk kehidupan ke depannya. belum tentu baik baginya. Dia menginginkan
Kutipan (k) menggambarkan nilai Minke untuk berhati-hati dalam menanggapi
budaya tentang sabar dan ikhlas yang berarti pikiran gurunya yang cenderung
menerima segala sesuatunya dengan lapang mengajarkan Minke untuk bebas berpikir
dada (Endaswara, 2006: 85). Nilai ajaran ini semaunya.
merupakan entitas manusia yang selalu
bersabar dalam menghadapi cobaan hidup. m) ―Kan baik belum tentu benar, juga
Orang tidak suka memaksakan kehendak diri belum tentu tepat? Malah bisa salah
atas keterpurukan yang ditimpanya, tetapi pada waktu dan tempat yang tidak
lebih pada menerima pahitnya hidup untuk cocok.‖
kemudian menjadi pelajaran agar ke
depannya tidak terulang kembali. Kutipan (m) ini menceritakan tentang
Konteks: Minke merenungi perdebatan Miriam dengan Minke. Mereka
perkembangan zaman yang semakin maju. Ia berdua berdebat soal baik tidaknya
membayangkan dirinya kelak bisa menanggapi isi cerita guru Minke yang
mengarungi luasnya samudra ilmu terkesan mengajarkan kebebasan berpikir.
pengetahuan Eropa dan kelak bisa berguna Miriam menegaskan Minke agar berhati-hati
untuk orang lain. dalam menanggapi pernyataan orang lain
agar dirinya suatu saat tidak jatuh pada
l) ―Menyalahi wujudku sebagai orang lubang yang salah.
Jawa atau tidak aku pun tidak tahu. Dan Dari kutipan (m) di atas bisa
justru pengalaman hidup sebagai orang digambarkan bahwa peringatan yang
Jawa berilmu pengetahuan Eropa yang disampaikan Miriam kepada Minke adalah
mendorong aku suka mencatat-catat. bentuk kewaspadaan jika suatu saat bisa
Suatu kali akan berguna, seperti terjadi malapetaka pada Minke. Anggapan
sekarang ini‖. Minke tentang kebenaran perkataan gurunya
(Toer, 2019: 12) tersebut tidak pasti cocok pada situasi ruang
dan waktu yang berbeda, bisa saja akan salah.
Oleh karena itu, Minke harus berhati-hati
Lucyana Indriastuti, Sri Mulyati, dan Syamsul Anwar - Nilai-Nilai Budaya .... 165
menyikapi hal tersebut. Konteks kutipan (m) buku sastra. Oleh karena itu, penting sekali
menggambarkan nilai budaya yang karya sastra, khususnya novel, bisa dijadikan
mengajarkan tentang kewaspadaan akan bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di
segala hal yang dapat mengancam jiwa. SMA.
Keseluruhan data menunjukkan bahwa Djamaris, E. 1996. Nilai Budaya dalam Beberapa
nilai-nilai budaya Jawa yang terkandung di Karya Sastra Nusantara. Jakarta: Pusat
dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Ananta Toer mencakup 5 kategori nilai Departemen Pendidikan dan
budaya, yaitu (1) nilai mengenai hakikat Kebudayaan.
hidup manusia yang tercakup nilai-nilai Endaswara, S. 2006. Budi Pekerti Jawa.
tentang sikap rendah hati dan tidak sombong, Yogyakarta: Buana Pustaka.
keikhlasan, dan kesederhanaan; (2) nilai Foulcher, K. 1981. "‘Bumi Manusia‘ dan ‗Anak
mengenai hakikat karya manusia yang Semua Bangsa‘: Pramoedya Ananta
terkandung nilai-nilai tentang sifat dan Toer Enters the 1980s‖. Cornell
perilaku seseorang tercermin dari pakaian University Press, 1.
yang dikenakannya; (3) nilai mengenai Herusatoto, B. 2008. Simbolisme Jawa.
hubungan manusia dengan sesamanya, yang Yogyakarta: Ombak.
di dalamnya terkandung nilai tentang saling Herususanto, B. 2002. Simbolisme dalam Budaya
menghormati, tidak bernafsu akan kecantikan Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha
dan kemewahan, dan tentang pentingnya Widia.
hidup untuk bisa memberikan manfaat Huberman, M. B. 2007. Analisis Data Kualitatif
kepada lingkungan sekitarnya; (4) nilai Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru.
mengenai hakikat manusia dengan alam, Jakarta: Universitas Indonesia.
ketegori nilai ini mengandung pesan tentang Jong, D. 1976. Salah Satu Sikap Hidup Orang
keselarasan hidup manusia dengan alam Jawa. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
harus terus dijaga; dan (5) nilai mengenai Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa.
hakikat manusia dalam ruang dan waktu Jakarta: Balai Pustaka.
terdiri atas nilai yang menggambarkan sikap Koentjaraningrat. 2002. Manusia dan
kesabaran dan semangat hidup untuk meraih Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
cita-cita. Djambatan.
Implikasi nilai-nilai budaya Jawa yang Moleong, L. J. 2005. Metodologi Penelitian
terkandung dalam novel Bumi Manusia karya Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Pramoedya Ananta Toer terhadap Rosdakarya.
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA yaitu Nirmala, A. A. 2018. ―Asonansi Dalam Cerpen
dengan pembelajaran sastra, siswa ‗UGD‘ Karya Djenar Maesa Ayu.‖
diharapkan dapat mengapresiasi, menikmati Sasando.
keindahan sastra, mengambil pesan atau nilai-
nilai yang disampaikan pengarangnya untuk
kemudian diaplikasikan di realitas kehidupan
mereka. Selain itu, siswa diharapkan bisa
tertarik untuk memperbanyak literasi buku-