PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah sebuah intitusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Kesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Rumah sakit bersih adalah tempat pelayanan kesehatan yang dirancang, dioperasikan dan
dipelihara dengan sangat memeperhatikan aspek kebersihan bangunan dan halaman baik fisik,
sampah, limbah cair, air bersih dan serangga/binatang penganggu. Namun menciptakan
kebersihan di rumah sakit merupakan upaya yang cukup sulit dan bersifat kompleks
berhubungan dengan berbagai aspek antara lain budaya/kebiasaan, prilaku masyarakat,
kondisi lingkungan, sosial dan teknologi.
RSUD RA Basoeni merupakan fasilitas pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang
sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Bahwa untuk menghindari risiko
dan gangguan kesehatan, maka perlu penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit
sesuai dengan persyaratan kesehatan.
BAB II
WAKTU EVALUASI
V. PENGENDALIAN VEKTOR
DAN BINATANG 10
PEMBAWA PENYAKIT
1. Angka kepadatan vektor a. Nyamuk Anopheles
sp. MBR (Man 10
biting
rate) <0,025
b. Larva Anopheles
10
sp. indeks habitat <1
c. Nyamuk Aedes
aegypti dan/atau
Aedes albopictus 10 50
5
Angka Istirahat
(Resting rate) <0,025
d. Larva Aedes
aegypti dan /atau ABJ
(Angka 10 50
Bebas Jentik)
≥95
e. Nyamuk Culex sp.
MHD (Man Hour 10
Density) <1
f. Larva Culex sp. indeks
10
habitat <5
g. Mansonia sp., MHD 10
(Man Hour Density) <5
h. Pinjal, Indeks Pinjal
10 50
Khusus <1
i. Lalat, Indeks Populasi
10 0
Lalat <2
j. Kecoa, Indeks Populasi
10 0
Kecoa <2
2. Angka kepadatan untuk a. Tikus Success trapnya
100 500
binatang pembawa <1
5
penyakit b. Tikus Success trapnya
0
>1
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dianalisa sebagai berikut :
Dari tabel diatas diketahui bahwa :
- Angka kepadatan vector :
i. Tidak dilakukan pemeriksaan MBR (Man Biting Rate) nyamuk Anopheles sp.
ii. Tidak dilakukan pemeriksaan indeks habitat larva anopheles sp.
iii. Tidak dilakukan pemeriksaan angka istirahat nyamuk Aedes aegypti dan/atau
Aedes albopictus
iv. ABJ (Angka Bebas Jentik) larva Aedes aegypti ≥ 95
v. Tidak dilakukan pemeriksaan MHD (Man Hour Density) nyamuk Culex sp.
vi. Tidak dilakukan pemeriksaan indeks habitat larva Culex sp.
vii. Tidak dilakukan pemeriksaan MHD (Man Hour Density) Mansonia sp.
viii. Indeks pinjal khusus < 1
ix. Indeks populasi lalat > 2
x. Indeks populasi kecoa > 2
- Angka kepadatan untuk binatang pembawa penyakit (Tikus Success trapnya < 1)
4 b. Tidak 0
VII PENYELENGGARAAN 10
LINEN
1. Penyelenggaraan a. Terdapat keran air
linen internal keperluan higiene dan
(dalam rumah sanitasi dengan tekanan
sakit), memenuhi cukup dan kualitas air yang
penyelenggaraan memenuhi persyaratan 20
linen baku mutu, juga tersedia 140
air panas dengan tekanan
dan suhu yang
memadai.
7
b. Dilakukan pemilahan
antara linen infeksius dan 20 140
non infeksius
c. Dilakukan pencucian
secara terpisah antara 20 140
linen infeksius
dan noninfeksius.
d. Tersedia ruang pemisah
antara linen 20 140
bersih dan linen kotor
e. Memenuhi
persyaratan perlakuan 20 140
terhadap linen, yaitu
2. Penyelenggaraan linen a. Adanya MoU dengan
50 -
eksternal (di luar rumah Pihak Ke tiga
sakit) 3 b. Dilakukan
50 -
pengawasan rutin
c. Tidak dilakukan
0 -
pengawasan rutin