Ulangan 6:4-9
Terdapat satu pepatah Indonesia yang sangat terkenal: “Ala bisa karena biasa”.
Segala sesuatu yang terbentuk dengan matang itu tidak ada yang terjadi dengan instan, ia harus
dibentuk dengan proses.
Seperti halnya benda-benda berharga, itu terbentuk bukan dengan instan tetapi ada proses yang
panjang.
Semakin panjang dan matang proses, maka semakin baik kualitasnya. Begitu juga sebaliknya,
semakin kurang matang alias semakin instan prosesnya, semakin kurang kualitasnya.
***
Dalam Bahasa Jerman: Übung macht den Meister! – Latihanlah yang membuat seorang ahli!
Jadi dengan latihan atau dengan membiasakan maka seseorang akan berhasil dan menghasilkan
kualitas yang baik.
***
Begitu juga dengan kualitas kerohanian atau keimanan kita. Semakin terlatih dengan proses yang
matang kehidupan kerohanian kita, maka semakin berkualitas kehidupan kerohanian itu!
***
Penjelasan Teks:
(ayat 4) אֱֹלהינּו י ְהוָ ֥ה ׀ אֶ ָחֽד׃
֖ ֵ ׁש ַ ְ֖מע י ִׂשְ ָר ֵ ֑אל י ְהוָ ֥ה
Engkau harus mengasihi TUHAN, Sang Ilah (Sembahan)-mu dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kemampuanmu.
(ayat 6) אֲׁשֶ ר ָאנ ִֹכ֧י מְ ַצּוְָך֛ הַּי֖ ֹום עַל־ ְלבָבֶ ָֽך׃
֨ ְוהָי֞ ּו הַּדְ ב ִ ָ֣רים ָה ֵ֗אּלֶה
Dan perkataan-perkataan (Firman) ini yang Aku perintahkan (pada)-mu hari ini (taruhlah) di
dalam hatimu.
(ayat 7) ֵית ָ֙ך ּו ְב ֶלכְּתְ ָך֣ בַּדֶ֔ ֶרְך ּֽובְׁשָ ְכּבְָך֖ ּובְקּומֶ ָֽך׃
ֶ֙ ׁשבְּתְ ָך֤ ְּבב
ִ ׁשּנַנ ָ ְּ֣תם ְל ָב ֶ֔ניָך וְדִ ּב ְַר ָ ּ֖ת ָ ּ֑בם ְּב
ִ ְו
Ajarkan (dengan rajin berulang-ulang) kepada anak-anakmu dan engkau perkatakanlah itu
kepada mereka, ketika engkau diam di rumah, dan ketika engkau engkau berjalan (sedang
berada) di perjalanan serta ketika engkau berbaring dan ketika engkau bangun.
(ayat 8) ׁש ְר ָ ּ֥תם ל ְ֖אֹות עַל־י ֶ ָ֑דָך ְו ָהיּ֥ו לְטֹט ָ֖פ ֹת ּבֵ ֥ין עֵינֶ ֽיָך׃
ַ ּו ְק
Ikatkanlah itu sebagai tanda pada tanganmu dan jadikanlah itu simbol pada dahimu.
***
Bagian ini adalah bagian yang sangat penting dalam tradisi dan iman Yahudi!
Bagaimana untuk Firman itu tertanam bahkan membudaya di dalam hidup kita?
Apa itu gaya hidup? Yakni bagaimana kita bertingkah-laku dalam hidup sehari-hari lewat
kebiasaan kita.
Di mana kita harus mengajarkan Firman ini, yakni inti ajaran tentang Tuhan yang Esa itu?
ֵית ָ֙ך ּו ְב ֶלכְּתְ ָך֣ בַּדֶ֔ ֶרְך ּֽובְׁשָ ְכּבְָך֖ ּובְקּומֶ ָֽך
ֶ֙ ׁשבְּתְ ָך֤ ְּבב
ִ ְל ָב ֶ֔ניָך וְדִ ּב ְַר ָ ּ֖ת ָ ּ֑בם ְּב
Dan bukan hanya kita saja, melainkan kepada keturunan kita juga. Malahan itulah yang
terpenting, karena merekalah yang akan melanjutkan iman itu!
***
Karena ajaran tentang Firman Tuhan itu tidak dibiasakan, tidak dijadikan gaya hidup, tidak
diajarkan atau diturunkan!
Firman Tuhan sering hanya kita baca sambil lalu saja, ada yang bahkan tidak mengerti dan tidak
membiasakan Firman itu.
Seperti pepatah: “Ala bisa karena biasa“ – kita dapat melakukan sesuatu hal karena kita biasa
melakukan hal itu, begitu juga dengan Firman Tuhan.
Kita dapat melakukan Firman Tuhan karena kita biasa merenungkan Firman itu di dalam
keadaan apa pun.
Tetapi makna dari mengulang-ulang Firman Tuhan itu bukan hanya mengulang-ulang saja tanpa
mengerti, Firman Tuhan itu harus direnungkan, harus dipahami bukan menjadi formalitas dengan
pengulangan-pengulangan tanpa makna lagi yang menjadi kebiasaan-kebiasaan yang mengikat
tanpa membuat orang mengerti kenapa melakukan kegiatan itu dalam peribadatan.
1:2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat (pengajaran) TUHAN, dan yang merenungkan Taurat
(pengajaran) itu siang dan malam.
1:3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada
musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
***
Jadi, jangan lupakan Firman Tuhan. Ingatlah senantiasa dan terutama lakukan dan ajarkan itu
dengan rajin dan berulang-ulang dalam segala keadaan kita!
Bilangan 6:22-27
Peribahasa Tombulu – Minahasa: “Ya sa’ rumara’até ya rumara un até” Kalau mencintai,
sakit hati
Pergumulan tetap ada walau dalam hal yang paling menyenangkan (mencintai)
***
Pergumulan pun memberikan sakit hati, ketakutan, kesedihan, kekecewaan dan emosi-emosi
negatif lainnya
***
(setelah pulang)
***
Penjelasan Teks
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
***
Memberkati – ברך
Damai+Sejahtera – ׁשלום
***
(Jelaskan sejarah Israel) Mesir [konteks cerita teks], Asyur, Babel [konteks sejarah teks],
Persia, Yunani, Romawi, Diaspora, Inkuisisi, Nazi
Bagaimana dengan Kristus? -- Penuh penderitaan dan pergumulan! -- Lahir, Hidup, Mati
***
Bagaimana dengan kita?
Kecewa?
Takut?
Khawatir?
Sedih?
Corona?
***
***
***
INGAT:
Amsal 3:1-4
Saya teringat dengan masa sekolah dulu, bahwa ketika kita belajar ada satu unsur penting di
dalamnya, yakni unsur memahami dan mengingat.
Tanpa unsur ini sulit sekali untuk kita menyerap pelajaran. Kita bukan hanya sekedar mendengar
saja, tetapi harus memahami lalu mengingat.
Sementara kalau kita sudah memahami dan mengingat itu sebenarnya juga merupakan tindakan
kita menghargai apa yang diajarkan kepada kita oleh guru kita.
Guru pun ketika ia lihat bahwa muridnya sudah memahami dan mengingat berarti apa yang
diajarkan itu tidak sia-sia.
***
Pengamsal di bagian ini meminta agar anak didiknya untuk mengingat dan juga memelihara
semua pengajaran yang dia berikan. Dalam arti memahami dan mengingat ajaran itu.
Tapi dalam untuk memahami dan mengingat itu sebenarnya berkaitan dengan rasa ketertarikan
atau rasa minat.
Ada pepatah: where there is a will, there is a way – di mana ada keinginan di situ ada jalan.
Jadi kalau orang berminat atau tertarik alias ada keinginan dengan apa yang dia dengarkan pasti
dia akan mengingatnya dengan baik. Dengan demikian tindakan memahami dan mengingat itu
bukan hanya sekedar memori, tetapi dia ada kaitannya dengan keinginan untuk memelihara dan
hidup menurut pengajaran itu.
Di sini dituliskan: orang yang mau memahami dan mengingat ajaran akan menikmati panjang
umur dan sejahtera (ayat 2). Ia juga akan dikasihi Tuhan dan manusia (ayat 4).
***
(ayat 1) ּתֹור ִ ֣תי ַאל־ּתִ ׁשְ ָ ּ֑כח ּו֝ מִ ְצוֺתַ֗ י י ִּ֥צ ֹר לִּבֶ ָֽך׃
ָ ֭ ְּבנִי
Anakku, jangan melupakan (pahamilah dengan baik dan ingatlah) pengajaranku, dan biarlah
hatimu memelihara perintah-perintahku;
Sebab panjangnya hari-hari (usia) dan tahun-tahun kehidupan serta damai sejahtera akan
bertambah bagimu
Kasih-setia dan kebenaran janganlah meninggalkanmu, ikatlah (kalungkanlah) itu pada lehermu,
tuliskanlah itu pada loh hatimu.
Maka engkau akan mendapat kemurahan (kasih karunia) dan penghargaan di mata Tuhan dan
manusia.
***
""ּכִי א ֶֹרְך י ָמִים ּוׁשְ נֹות ַחּי ִים וְׁשָלֹום יֹוסִיפּו לְָך
"Sebab panjangnya hari-hari (usia) dan tahun-tahun kehidupan serta damai sejahtera akan
bertambah bagimu"
Ketika kita mengingat pengajaran hikmat dari Firman Tuhan dalam Kitab Suci, maka kita akan
memperoleh usia lanjut dengan kehidupan yang memiliki damai sejahtera.
***
Saya ingat ada falsafah Minahasa yang mirip dengan bagian ini: Pakatu’an wo pakalawiren.
Sampai tua sampai umur panjang dan sejahtera.
***
Tapi bagaimana untuk mendapatkan berkat “usia lanjut dengan hidup yang damai sejahtera” ini?
Hal ini berkaitan dengan hikmat, yakni dijelaskan di ayat 3:
Kasih-setia dan kebenaran janganlah meninggalkanmu, ikatlah (kalungkanlah) itu pada lehermu,
tuliskanlah itu pada loh hatimu.
Intinya ada pada kasih setia dan kebenaran () ֶ ֥חסֶד ֶו ֱא ֶ֗מת
Khesed itu bermakna yang sangat dalam di dalam bahasa Indonesia yakni: ada perasaan kasih di
situ, serta ada kesetiaan dan bahkan dapat diterjemahkan juga komitmen.
Jadi orang yang memiliki khesed itu memiliki integritas yang tinggi dan sejati!
Sedangkan אמתadalah bentuk kebenaran sejati yang standarnya berasal dari Tuhan.
(ada dua dua jenis kebenaran dlm bhs Ibrani dan Inggris – ( אמתtruth) dan ( צדקrighteousness)).
אמתjuga adalah suatu nilai yang dalam yang menunjukkan bahwa ada nilai yang benar yang
mutlak tidak dapat diganggu gugat.
***
Hidup jujur berintegritas dengan kebenaran sejati dan kesetiaan serta penuh belas kasihan kepada
orang lain sebagai bentuk bahwa kita ini pengikut Tuhan yang sejati. Inilah hikmat itu!
Cara hidup seperti inilah yang menjadi manifestasi ketergantungan manusia kepada Tuhan, Sang
Sumber Hikmat. Berkat dan hikmat.
Jika kita memiliki cara hidup orang berhikmat, maka berkat itu akan kita nikmati, seperti:
panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera dan juga mendapatkan kasih dan penghargaan dari
Tuhan dan manusia.
Kita akan memiliki berkat damai sejahtra dalam hidup kita yang panjang di dunia ini dengan
dihormati, disegani dan dihargai oleh orang lain, dan terutama Tuhan yang memberikan kita
penghargaan.
Kita harus mencintai hikmat, memiliki minat terhadap ap aitu pengajaran yang baik dalam arti
pengajaran hikmat.
Pengajaran hikmat itu kita dapatkan dari Firman Tuhan dalam Kitab Suci kita!
***
Hiduplah dalam kasih-kesetiaan dan kebenaran maka kita akan mendapatkan berkat melimpah
serta damai dan sejahtera dari Sang Empunya Alam Semesta.
Mazmur 23
Tidak ada manusia yang hidupnya tidak punya pergumulan. Semua orang pasti memiliki
permasalahan masing-masing.
Tetapi manusia itu adalah homo homini socius, yakni makhluk sosial. Kita tidak dapat hidup
sendiri dan selalu membutuhkan orang lain.
Dari kita lahir sampai kita mati, kita membutuhkan orang lain. Sehebat apa pun manusia itu,
pasti dia butuh bantuan.
Pernah ada kisah-kisah mengenai manusia yang karena latar belakang berbeda-beda mereka
harus tinggal sendiri jauh dari masyarakat. Kisah orang terdampar di suatu pulau, kisah orang
terombang-ambing di atas laut, kisah seorang prajurit Jepang bernama Nakamura yang
bersembunyi di Morotai 30 tahun sampai selepas Perang Dunia II berakhir.
Orang-orang ini mampu bertahan hidup tanpa orang lain, tapi sejatinya tidak. Fisik bisa saja
dalam beberapa saat atau tahun hidup tanpa orang lain, tapi jiwa kita membutuhkan orang lain.
Bahkan di negara-negara Eropa ada penyakit psikologis yang marak terjadi saat ini, yakni dalam
bahasa Jerman Einsamkeit atau Bahasa Inggris Loneliness. Kesepian. (Di Indonesia masih jarang
terdeteksi, walau pun mungkin saja ada terjadi – kebanyakan di kota-kota besar, tetapi tidak
semarak di Eropa).
***
Dalam pandangan Kitab Suci, kita sebenarnya bukan hanya membutuhkan orang lain, tetapi
membutuhkan TUHAN sebagai pelindung kita.
Dalam Mazmur 23 ini kita digambarkan seperti domba yang sangat membutuhkan TUHAN
sebagai gembala kita.
Mazmur 23 ini sangat terkenal. Banyak bagian di kitab Mazmur ini yang tidak dikenal orang,
tetapi jika ditanya apa Mazmur yang kemungkinan diketahui oleh orang banyak jawabannya
adalah Mazmur 23.
Mari kita perhatikan keindahan Mazmur ini dari bahasa aslinya.
***
Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, aku tidak kekurangan apa pun.
= Pemazmur di sini menggunakan kata gembala untuk menggambarkan Tuhan yang melindungi
umat yang Ia kasihi. Dengan demikian kita digambarkan sebagai domba yang tidak berdaya,
yakni yang memiliki pergumulan dan bahaya yang mengancam setiap saat. Yang menarik ia
menggunakan istilah ֹל֣ א אֶ ח ְָסֽרyang berarti tidak kekurangan apa pun, yakni kita yang bagaikan
domba itu yang dilindungi oleh Tuhan yang adalah gembala, selalu dipenuhi segala kebutuhan
kita. Tidak dibiarkanNya kita kelaparan dan mengalami permasalahan.
Ia membuat aku berbaring di padang rumput hijau, Ia menuntun aku kepada air tenang.
= ada kenyamanan ketika kita bergantung pada TUHAN. Kita malahan berada pada tempat yang
berlimpah makanan dan minuman. Berkaitan dengan frasa “tidak kekurangan apa pun” ini juga
menggambarkan kepuasan yang ada di dalam TUHAN.
(ayat 3) ְׁשֹובב ַיֽנ ֵ ְ֥חנִי בְמַ ְע ְּגלֵי־ ֝ ֗ ֶצדֶ ק ל ַ ְ֣מעַן ׁשְ מֽ ֹו׃
֑ ֵ ְׁשי י
֥ ִ נַפ
(ayat 4) ַּתה ִע ָּמ ִ ֑די ׁשִ ְבטְָך֥ ּו֝ מִׁשְ ַענְּתֶ֗ ָך ֵ ֣הּמָה י ְנַ ֽח ֲֻמֽנִי׃
֥ ָ ַּג֤ם ּכִ ֽי־ ֵא ֵ֨לְך ּבְגֵ ֪יא ַצ ְל ָ֡מוֶת ֹלא־ ִ֘א ָ ֤ירא ָ֗רע ּכִי־א
Walau aku berjalan lewat lembah bayang kematian, aku tidak takut akan yang jahat, sebab
Engkau bersamaku. TongkatMu dan tangkai/gadahMu, itu menghibur aku.
= Tingkatan selanjutnya kita diberi keberanian mengatasi ketakutan itu. Ketakutan terbesar
manusia sering kali adalah kematian. Di bagian ini sudah lengkap digambarkan segala ketakutan-
ketakutan manusia itu: גֵ ֪יא ַצלְמָ֡ וֶתdan ( ָ֗רעlembah bayang kematian dan sesuatu yang jahat/kuasa
jahat). Dalam itu semua dapat kita atasi ketakutan kita. Karena apa? Karena penyertaan dan
lambang perlindungan dan pengajaran Tuhan lewat ׁש ַענְּתֶ֗ ָך
ְ ׁש ְבטְָך֥ ּו֝ ִמ
ִ (TongkatMu dan
tangkai/gadahMu).
= Bahkan ketika kita berada dalam permasalahan dan di hadapan lawan-lawan kita, kita hanya
santai saja tidak perlu takut. Kita hanya diberi hidangan makan dan seakan mengejek
permasalahan dan lawan kita dengan makan tanpa rasa takut dan cemas. Hidup kita indah tidak
ada lagi kecemasan dan ketakutan dalam hidup. Segala kebutuhan bahkan bukan hanya
kebutuhan primer saja, kebutuhan-kebutuhan yang lain yang digambarkan dengan minyak yang
diurapi di kepala dan piala yang berlimpah itu semua TUHAN penuhi. Kita hidup sejahtra tanpa
ketakutan.
Sungguh, kebaikan dan kasih setia akan mengikuti aku sepanjang hari-hari hidupku dan aku akan
diam dalam rumah TUHAN sampai pada kekekalan.
= Tidak sampai di situ, semua kebaikan dan kesetiaan dari orang-orang di sekeliling kita juga
akan terus mengikuti kita. Dan yang terindah adalah surga kekal menanti pada kekekalan dan
tinggal bersama dengan DIA.
***
***
Atau kita berputus asa tidak punya jalan keluar dengan keadaan kita?
Atau kita merasa takut terus dengan hidup kita yang tidak pasti keadaannya?
Atau keadaan dunia yang menakutkan dengan pandemi corona dan keadaan ekonomi yang tidak
menentu membuat kita cemas dan takut?
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk terus bergantung pada TUHAN.
Jangan takut. Walaupun kita ini lemah sebagai manusia, bagaikan domba, tapi Sang Gembala itu
tak akan pernah meninggalkan kita!