Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Strategi Pembelajaran Meniru

Metode imitasi merupakan salah satu metode pembelajaran dengan cara

menirukan guru. Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Menurut

Ahmadi (2003: 14), faktor imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain,

seperti guru memberikan contoh teknik penjarian pada alat musik pianika, kemudian

siswa mulai menirunya

Dalam proses pembelajaran teknik penjarian pada alat musik pianika, metode

imitasi berarti siswa terdorong untuk menirukan permainan alat musik atau teknik-

teknik penjarian yang diberikan oleh guru. Menurut Gerungan (1966:36), imitasi tidak

berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan

mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Imitasi tidak berlangsung secara otomatis,

tetapi ada factor lain yang ikut berperan.

Metode imitasi adalah salah satu tindakan yang dilakukan dimana guru

tersebut memberikan contoh agar siswa mendapatkan gambaran mengenai bagaimana

cara memainkan alat musik pianika yang baik dan benar.

Menurut Ahmadi (2003:16), metode imitasi memiliki kelebihan dan

kekurangan. Adapun yang menjadi kelebihan metode tersebut adalah mudah

dilaksanakan dan dapat diterapkan dalam segala kondisi, misalnya dalam kondisi

keterbatasan. Sedangkan kekurangan dari metode imitasi adalah pengetahuan hanya

dapat bersifat peniruan dan bukan berdasarkan pemahaman, sukar memberikan tugas

yang membutuhkan pemahaman yang tinggi, dan kreativitas rendah.


Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode imitasi adalah

suatu cara yang dilakukan seseorang dengan cara memberi contoh memainkan pianika

dengan teknik penjarian yang baik dan benar, yang kemudian diikuti oleh siswa

dengan cara menirukan apa yang telah dicontohkan guru. Pembelajaran imitasi

merupakan pembelajaran yang mementingkan hasil dari sebuah pembelajaran,

sehingga dalam proses pembelajaran tidak menutup kemungkinan akan berlangsung

lama apabila ada anggota yang lambat dalam proses meniru.

Namun sebaliknya apabila anggota mempunyai daya ingat yang kuat, maka

proses pembelajaran sangat singkat tanpa mengurangi hasil dari tujuan pembelajaran.

Metode Imitasi. Menurut Gunter yang dikutip oleh Gustina, mengemukakan bahwa:

“Imitasi merupakan tindakan, mendengar, dan mengamati keterampilan-keterampilan

teknik dan artistic”.

B. Alat Musik Pianika

Alat musik pianika merupakan alat musik yang dimainkan oleh anak-anak

disekolah pada tingkat SD, SMP dan SMA kerena alat musik pianika ini sebagai salah

satu alat musik instrumen sekolah.

Pianika tergolong sebagai alat musik tiup dan juga merupakan sebuah alat musik

melodis yang dimainkan dengan cara ditiup dan ditekan. Tangga nadanya adalah tangga nada

yang kita kenal, seperti : do(c), re(d), mi(e), fa(f), sol(g), la(a), si(b), do(C).

Gambar 1 : Bentuk alat musik pianika


Bentuk tutsnya seperti organ atau piano tetapi perbedaannya pianika ukuranya lebih

kecil dan dimainkan dengan cara ditiup dan ditekan, sedangkan organ dimainkan hanya

dengan ditekan dan berbunyi apabila terhubung dengan listrik dan juga piano yang sumber

bunyinya berasal dari dawai. Cara bermainnya dengan badan tegak, sama halnya dengan

piano yang memiliki tuts nada, namun bedanya pianika itu akan berbunyi jika ditiupdan

bunyi yang dihasilkan berasal dari udara yang ditiup ke alat. Alat musik pianika ini memakai

bilah-bilah keyboard yang luasnya sekitar tiga oktaf. Pianika dapat dimainkan dengan tiupan

langsung, atau memakai pipa lentur yang dihubungkan ke mulut. Pianika bisa memainkan

melodi pokok, kontra melodi bahkan mengiringi sebuah lagu.Penggunaannya yang mudah

menyebabkan alat musik pianika banyak digunakan dalam dunia pendidikan khususnya seni

musik.

Pianika dimainkan menggunakan kedua tangan, biasanya tangan kiri digunakan untuk

memegang alat pianika sedangkan tangan kanan digunakan untuk memijit tuts pada pianika

dan mulut digunakan untuk meniup alat pianika. Jika meniup pianika dengan menggunakan

selang maka kedua tangan dapat digunakan lebih leluasa dalam memegang pianika dan

melihat tuts dengan lebih jelas. Tuts pianika dibagi menjadi dua bagian, yaitu : tuts putih dan

tuts hitam. Tuts putih digunakan untuk memainkan nada-nada pokok atau asli, sedangkan tuts

yang berwarna hitam digunakan untuk memainkan nada-nada kromatis.

C. Teknik-Teknik Dalam Memainkan Alat Musik pianika.

Teknik dasar dalam memainkan alat musik pianika dibagi menjadi beberapa teknik

dasar, yaitu :

a. Sikap dasar atau postur tubuh


Sikap dasar atau posisi awal yang benar adalah dengan tubuh dalam keadaan

tegak lurus, bahu dalam keadaan seimbang, dagu diangkat sedikit ke atas agar

memudahkan dalam menarik napas. Mata tetap melihat kepada tuts pianika dan

buatlah posisi tubuh yang senyaman mungkin.

b. Napas

Napas adalah suatu faktor yang penting dalam memainkan alat musik tiup

pianika karena bunyi yang keluar dari alat benar-benar berasal dari satu sumber yaitu

udara. Pernapasan yang digunakan dalam menggunakan alat musik tiup pianika

adalah pernapasan perut, yaitu pernapasan yang menggunakan perut sebagai wadah

penampungan suara.

Untuk meniup not rendah, tekanan udara dari ruang diafragma dilepaskan

secara perlahan-lahan serta terkawal. Tekanan udara yang lebih serta dilepaskan

secara kencang atau cepat digunakan untuk meniup not tinggi. Satu kali penarikan

napas dilakukan hanya bagi satu frasa. (Kusuma, 2014:38)

c. Embouchure

Embouchure adalah penggunaan otot muka dan pembentukan bibir yang

mengikuti bentuk pipit (mouthpiece). Masukan bagian pemipit atau alat tiup diantara

bibir. Setelah itu bibir dirapatkan dan jangan gigit alat peniup. Bibir juga jangan

ditegangkan dan pastikan bibir dalam keadaan nyaman.

d. Penglidahan

Penglidahan merupakan hal yang penting untuk membantu menghasilkan not

yang rendah dan not yang tinggi. Penggerakan lidah dapat membantu pengeluaran

udara dengan kadar yang sesuai dengan kualiti ton.


Untuk ton tengah, bunyikan ‘du’ dengan lidah. Manakala not rendah

menggunakan bunyi ‘lu’, dan bagi not tinggi, bunyikan ‘tu’ semasa meniup pianika.

Bunyi ‘du-ku’ digunakan semasa ‘double tongeuing’. Semasa memainkan not laianya,

hanya pada not pertama berlaku penglidahan. Bagi pemain secara ‘staccat’, bunyikan

‘tut’ untuk menghasilkan not pendek.

e. Penjarian

Penjarian mutlak diperlukan dalam memainkan semua alat musik terlebih

pianika. Penjarian dapat membantu pemain dalam berkonsentrasi terhadap notasi

musik yang akan dimainkan dengan pernapasan saat meniupkan udara melalui alat

peniup. Biasanya jari-jari tangan kanan yang digunakan dalam memijit tuts harus

dilatih sehingga lentur saat harus berpindah-pindah. (Kusuma, 2014:39)

Bagian-bagian penting dalam alat musik pianika yang terdapat pada

gambar-gambar di bawah ini :

a. Bentuk alat musik pianika.

Jika dilihat dari depan maka tampak jelas alat musik pianika terdiri dari

beberapa tuts yang berwarna hitam dan putih.tuts putih bila ditekan akan

menghasilkan nada-nada pokok sedangkan tuts hitam akan menghasilkan nada-

nada kromatik.
Gambar 2: Pianika dilihat dari depan dan alat-alat yang diperlukan.

b. Alat tiup

Pianika mempunyai alat tiup yang terdapat pada di ujung bagian sebelah

kiri, Untuk meniup pianika terdapat dua jenis alat tiup yaitu menggunakan alat

tiup secara langsung (mouthpiece) dan bisa menggunakan selang lentur yang

dapat membantu mengalirkan udara ke dalam alat musik pianika. Jika meniup

secara langsung pada alat tiupnya maka udara yang dibutuhkan untuk memainkan

not-not tidak terlalu bannyak, sedangkan jika menggunakan selang maka udara

yang ditiup jauh lebih banyak karena adanya jarak antara mulut dan alat tiup pada

pianika. ( kusmana, 2014:40)

Gambar : 3 bentuk alat tiup yang berfungsi sebagai peniup.

c. Alat pegangan

Di bagian belakang pianika terdapat sebuah tali yang berguna untuk

menyelipkan jari-jari tangan kiri sehingga dapat mempermudah dalam memegang


alat musik pianika. Bagian ini jelas sangat dibutuhkan apalagi jika dalam

memainkan alat musik pianika kita harus dalam posisi berdiri.

Gambar 4 : Tampak belakang alat musik pianika

(Kusmana,2014:41)

D. Teknik Penjarian Dalam Memainkan Alat Musik Pianika

Gambar 1: cara memegang pianika

 Dalam memainkan alat musik pianika, tangan kiri memegang pianika dan tangan

kanan menekan untuk memainkan melodi lagu, sedangkan mulut meniupnya.

 Mainkan dengan lima jari, yang setiap jari mempunyai tugas untuk menekan tuts-tuts

tertentu.

 Cara meniup diusahakan halus dan rata


 Bentuk tangan kanan seperti memegang bola sehingga memungkinkan jari bergerak

secara leluasa.

Gambar 2: Nomor jari dalam memainkan alat musik pianika

 Penjarian pada pianika biasanya menggunakan tangan kanan yang terdiri dari ibu jari

sebagai jari nomor 1

 Jari telunjuk sebagai jari nomor 2

 Jari tengah sebagai jari nomor 3

 Jari manis sebahgai jari nomor 4

 Jari kelingking sebagai jari nomor 5

 Jumlah nada pada pianika mencapai 19 tuts warna putih, yang berarti jangkauan nada-

nadanya mencapai dua oktaf ditambah empat nada.

Pianika juga termasuk dalam ketegori musik melodis, namun jika dibunyikan

secara bersama-sama dan membentuk sebuah akor, gabungan pianika juga dapat berfungsi

sebagai alat musik harmonis.


Terdapat dua warna pada belahan pianika, yaitu putih untuk nada-nada natural, dan

hitam untuk nada-nada kromatis. Bagian pianika terdiri atas tuts (bilahan pianika), badan

pianika, dan mouthpiece (baik dengan selang ataupun tidak).

Untuk menekan nada do atau c atau nada yang pertama yang akan dibunyikan

biasanya menggunakan jari jempol atau jari nomor 1, kemudian jari telunjuk atau nomor 2

digunakan untuk menekan nada yang kedua, jari tengah untuk nada yang ketiga, jari manis

untuk nada yang keempat dan jari kelingking untuk nada yang kelima, akan tetapi setelah

nada yang kelima banyak orang menggunakan jari telunjuk.

E. Jarak Interval

Interval adalah sebuah jarak antara nada satu ke nada yang lainnya, baik jarak nada

ke atas atau jarak nada ke bawah dalam sebuah tangga nada.

c d e f g a b c’

1 1 ½ 1 1 1 ½

Interval memiliki beberapa nama yaitu :

1. c – c jaral interval 0, disebut prime murni

2. c – d jarak interval 1, disebut sekon besar

3. c – e jarak interval 2, disebut terts besar

4. c – f jarak interval 2 ½, disebut kwart murni

5. c – g jarak interval 3 1/2, disebut kwint murni


6. c – a jarak interval 4 ½ ,disebut sekt besar

7. c – b jarak interval 5 ½, disebut septim besar

8. c – c’ jarak interval 6, disebut oktaf murni

F. Metode Drill ( Latihan )

Metode Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan

terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan

tertentu. Metode latihan merupakan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran dengan cara menanamkan keterampilan-

keterampilan tertentu yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan latihan ( Irham&

Wiyani, 2016:134). Latihan pada Drill mengandung arti bahwa latihan tersebut selalu

diulang-ulang untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan dan keterampilan yang

lebih sempurna. Latihan bisa digunakan untuk membentuk keterampilan motorik :

menulis, permainan, pembuatan; kecakapan mental : hitungan mengguanakan rumus ;

dan keterampilan menggunakan suatu alat tertentu.

Sebagai suatu metode yang diakui mempunyai banayak kelebihan, juga tidak

dapat disangkal, metode latihan mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut

kelebihan dan kelemahan metode latihan :

1. Kelebihan metode latihan:

a. Untuk memperoleh kecakapan motorik,seperti menulis, melafalkan huruf atau

kata-kata, membuat alat-alat dan terampil menggunakan peralatan olahraga.

b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, penjumlahan,

pengurangan, pembagian, tanda-tanda dan sebagainya.


c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti

hubungan huruf-huruf dalam ejaan, membaca peta, simbol dan lain-lain.

d. Membentuk kebiasaan yang dilakukan dengan menambah ketepatan, serta

kecepatan pelaksanaan.

e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam

pelaksanaanya.

f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks,

rumit, menjadi lebih otomatis.

2. Kelemahan metode latihan :

a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih dibawa kepada

penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.

b. Menimbukan penyesuaian secara statis pada lingkungan.

c. Kadang-kadang latihan secara berulang-ulang merupakan hal yang menonton,

mudah membosankan.

d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.

e. Dapat menimbulkan verbalisme.

Adapun beberapa prinsip penggunaan metode latihan yaitu:

a. Siswa harus diberi pengertian sebelum dilakukan latihan.

b. Latihan pertama bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil kemudian

diadakan perbaikan sampai berhasil dengan baik.

c. Latihan tidak perlu lama tapi sering.

d. Disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.

e. Mendahulukan latihan hal-hal esensial yang berguna ( Kurniawan, 2014: 45-

46 ).

Anda mungkin juga menyukai