Makalah Izin Usaha Pertambangan
Makalah Izin Usaha Pertambangan
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam, salah satunya hasil tambang
(batubara, minyak bumi, gas alam, timah). Di era globalisasi ini, setiap negara membangun
perekonomiannya melalui kegiatan industri dengan mengolah sumber daya alam yang ada di
negaranya. Hal ini dilakukan agar dapat bersaing dengan negara lain dan memajukan
perekonomiannya. Oleh karena itu, banyak perusahaan dari sektor privat maupun sektor
swasta yang mengolah hasil tambang untuk diproduksi.
Namun, terdapat masalah yang harus diperhatikan oleh pemerintah, yaitu masalah
penambangan ilegal. Penambangan ilegal dilakukan tanpa izin, prosedur operasional, dan
aturan dari pemerintah. Hal ini membuat kerugian bagi negara karena mengeksploitasi
sumber daya alam secara ilegal, mendistribusikan, dan menjual hasil tambangnya secara
ilegal, sehingga terhindar dari pajak negara. Oleh karena itu, pemerintah harus menerapkan
aturan yang tegas terhadap para pihak yang melakukan penambangan ilegal. Disisi lain
dampak negatifnya adalah pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Dalam hal ini
pemerintah harus tegas menyikapi dampak pertambangan. Hal inilah yang menjadi latar
belakang kami untuk membuat makalah mengenai perizinan usaha pertambangan dan
beberapa hal lainnya yang dapat mengurangi dampak pertambangan ilegal.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah tahapan-tahapan izin usaha pertambangan (IUP) ?
1.2.2 Bagaimanakah perizinan usaha pertambangan eksplorasi dan operasi produksi ?
1.2.3 Apa sajakah peraturan pemerintah, perundang-undangan, dan peraturan lainnya
yang terkait dengan izin usaha pertambangan ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui tahapan-tahapan izin usaha pertambangan yang ada di
Indonesia.
1.3.2 Untuk mengetahui peraturan pemerintah, perundang-undangan, dan peraturan
lainnya yang terkait dengan izin usaha pertambangan yang ada di Indonesia.
1.3.3 Untuk menambah wawasan mengenai peraturan pertambangan Indonesia.
1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa mengetahui perizinan pertambangan yang ada di Indonesia.
1.4.2 Masyarakat dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata agar dalam usaha
pertambangan tidak terjadinya pertambangan ilegal.
1.4.3 Dapat mengurangi aktivitas pertambangan ilegal.
1.4.4 Dapat meningkatkan keamanan usaha pertambangan.
BAB II
PEMBAHASAN UMUM
a. Bupati / Walikota apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan berada di dalam satu
wilayah kabupaten / kota;
b. Gubernur apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan berada pada lintas wilayah
kabupaten / kota dalam 1 provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari Bupati /
Walikota setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
c. Menteri apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan berada pada lintas wilayah
provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari Gubernur dan Bupati / Walikota
setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Badan usaha.
Koperasi.
Perseorangan.
Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi : meliputi kegiatan Penyelidikan umum, Eksplorasi, dan
Study kelayakan wajib memuat ketentuan sekurang kurangnya:
Nama perusahaan, lokasi dan luas wilayah, rencana umum tata ruang, jaminan
kesungguhan, modal investasi, perpanjangan waktu tahap kegiatan, hak dan
kewajiban pemegang Izin Usaha Pertambangan, jangka waktu berlakunya tahap
kegiatan, jenis usaha yang diberikan, rencana pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat di sekitar wilayah pertambangan, perpajakan, penyelesaian perselisihan,
Iuran tetap dan iuran eksplorasi, mdal.
IUP eksplorasi adalah izin yang diberikan untuk kegiatan penyelidikan umum,
eksplorasi, dan studi kelayakan dalam rangka pertambangan. Menurut Pasal 29 Peraturan
Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara (PP No. 23 Tahun 2010). IUP eksplorasi diberikan berdasarkan permohonan
dari badan usaha, koperasi, dan perseorangan yang telah mendapatkan Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP). Jangka waktu masing-masing IUP eksplorasi berbeda sesuai dengan
jenis tambang yang ada pada wilayah tersebut. Pasal 42 UU No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) mengatur bahwa IUP eksplorasi untuk
pertambangan mineral logam dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama 8 tahun,
sedangkan untuk non-logam paling lama 3 tahun, dengan pengecualian terhadap non-logam
jenis tertentu yang dapat diberikan IUP selama 7 tahun. Untuk pertambangan batuan, dapat
diberikan IUP selama 3 tahun, dan 7 tahun untuk pertambangan batubara. Dalam hal kegiatan
eksplorasi dan kegiatan studi kelayakan, pemegang IUP eksplorasi yang mendapatkan
mineral atau batubara yang tergali wajib melaporkan kepada pemberi IUP.
Dalam Pasal 30 PP No 23 Tahun 2010, diatur bahwa dalam jangka waktu paling
lambat 5 hari kerja setelah penetapan pengumuman lelang, pemenang lelang WIUP mineral
logam atau batubara harus memohonkan IUP eksplorasi kepada Menteri, gubernur, atau
bupati. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, pemenang lelang WIUP akan dianggap gugur
dan uang jaminan kesungguhan yang sebelumnya sudah disetor akan menjadi milik
Pemerintah. WIUP lalu akan ditawarkan kepada peserta lelang urutan berikutnya secara
berjenjang dengan syarat nilai harga kompensasi data informasi sama dengan harga yang
ditawarkan oleh pemenang pertama. Gubernur akan menyampaikan penerbitan peta WIUP
mineral bukan logam dan/atau batuan yang dimohonkan, kepada bupati/walikota untuk
mendapatkan rekomendasi dalam rangka penerbitan IUP eksplorasi. Pemohon yang telah
mendapatkan peta WIUP beserta batas dan koordinat harus menyampaikan permohonan IUP
eksplorasi kepada yang berwenang, paling lambat 5 hari kerja setelah penerbitan peta
tersebut. Jika hal tersebut tidak dilakukan, pemohon dianggap gugur dan uang pencadangan
akan menjadi milik Negara dan WIUP menjadi wilayah terbuka.
Dalam hal kegiatan Eksplorasi dan kegiatan studi kelayakan, pemegang Izin Usaha
Pertambangan Eksplorasi yang mendapatkan mineral atau batubara yang tergali wajib
melaporkan kepada pemberi Izin Usaha Pertambangan. Pemegang Izin
Usaha Pertambangan Eksplorasi yang ingin menjual mineral atau batubara wajib mengajukan
izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan Izin sementara yang diberikan
oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati / Walikota sesuai dengan kewenangannya. Mineral atau
batubara yang tergali dalam hal kegiatan ekpolorasi dan kegiatan study kelayakan, pemegang
Izin Usaha Pertambangan Ekplorasi yang mendapatkan mineral atau batubara yang tergali
wajib melaporkan kepeda pemberi Izin Usaha Pertambangan dikenai iuran produksi.
IUP Operasi Produksi adalah ijin yang diberikan untuk kegiatan konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan dalam rangka
pertambangan. IUP Operasi Produksi diberikan kepada badan usaha, koperasi, atau
perseorangan sebagai peningkatan dari kegiatan eksplorasi.
Pasal 46 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU
Minerba) mengatur bahwa setiap pemegang IUP Eksplorasi dijamin untuk memperoleh IUP
Operasi Produksi sebagai kelanjutan kegiatan usaha pertambangan nya.
Menurut Pasal 22 ayat (3) Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah No 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara (PP Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba), IUP Operasi
Produksi terdiri atas mineral logam, batubara, mineral bukan logam, dan/atau batuan.
b. Untuk IUP Operasi Produksi mineral bukan logam dari batuan:
1. Surat permohonan;
2. Profil badan usaha;
3. Akta pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah
disahkan oleh pejabat yang berwenang;
4. Nomor pokok wajib pajak;
5. Susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan
6. Surat keterangan domisili.
1. laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik;
2. bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir; dan
3. bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang bagi
pemenang lelang Wilayah Ijin Usaha Pertambangan yang telah berakhir.
Sedangkan prinsip untuk pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi
produksi, yaitu :
1) Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
2) Keselamatan dan kesehatan kerja
3) Konservasi Mineral dan Batubara
Dalam rangka penyusunan rencana reklamasi dan pasca tambang, pemegang IUP
Eksplorasi dan IUPK Eksplolarasi wajib menyusun rencana reklamasi tahap eksplorasi
berdasarkan dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan dan undang-undang di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Rencana reklamasi tahap eksplorasi harus
mempertimbangkan :
1. Metode eksplorasi (kegiatan pemetaan geologi, pemercontohan dengan jarak yang
lebar, pembuatan paritan, dan pengeboran)
2. Kondisi spesifik wilayah setempat
3. Ketentuan perundang-undangan Setelah menyelesaikan studi kelayakan bagi
pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi, mereka wajib menyusun rencana
reklamasi tahap operasi produksi dan rencana reklamasi tahap operasi produksi dan
rencana pascatambang berdasarkan dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui
oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan, peraturan dan undang-
undang di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Rincian tahunan bagi pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi dalam melakukan
rencana reklamasi tahap eksplorasi meliputi :
1) Tata guna lahan sebelum dan sesudah kegiatan eksplorasi
2) Rencana pembukaan lahan kegiatan eksplorasi yang menyebabkan lahan terganggu
3) Program reklamasi tahap eksplorasi
4) Kriteria keberhasilan reklamasi tahap eksplorasi meliputi standar keberhasilan
penatagunaan lahan, revegetasi, dan penyelesaian akhir
5) Rencana biaya reklamasi tahap eksplorasi.
Dalam bab ini, mahasiswa akan diposisikan sebagai suatu badan usaha yang akan
mendirikan perusahaan pertambangan batubara. Untuk itu, mahasiswa akan menjabarkan
tahap demi tahap dalam pendirian perusahaan pertambangan tersebut.
1. IUP Eskplorasi
Sebagaimana yang tertera pada pasal 30 PP No. 23 tahun 2010, permohonan IUP
Eksplorasi pertambangan batubara badan usaha ini disampaikan kepada Menteri karena
WIUP berada dalam lintas wilayah provinsi, yang selambatnya disampaikan 5 hari setelah
penetapan pemenang lelang WIUP. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh badan
usaha untuk mengajukan IUP Ekslorasi batubara (pasal 23-27 PP No. 23 Tahun 2010)
adalah:
a. Persyaratan administratif, meliputi:
- Surat permohonan;
- Susunan direksi dan daftar pemegang saham
- Surat keterangan domisili.
b. Persyaratan teknis,meliputi:
- Daftara riwayat hidup tenaga ahli pertambangan dan atau geologi yang
berpenglaman paling sedikit 3 tahun.
- Peta WIUP yang dilengkapi dengan batas kordinat geografis lintang dan bujur
sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografis yang berlaku secara nasional.
c. Persyaratan Lingkungan, meliputi:
- Pernyataan untuk mematui ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
d. Pesyaratan finansial, meliputi:
- Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi
- Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang WIUP
batuara sesuai dengan nilai penawaran lelang
Setelah mendapatkan IUP eksplorasi , IUP Eksplorasi batubara diberikan dalam jangka paling
lama 7 tahun (pasal 42 UU RI No. 4 2009) dan diberikan WIUP dengan luas paling sedikit
lima ribu hectare dan paling banyak lima puluh ribu hectare (pasal 61 UU RI no. 4 tahun
2001).
b. Persyaratan Teknis
- Peta wilayah dilengkapi dengan atas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai
ketentuan sistem informasi geografis yang berlaku secara nasionala
- laporan lengkap eksplorasi
- laporan studi kelayakan
- rencana reklamasi dann pascatambang
- rencana kerja dan anggaran biaya
- rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi prosuksi dan
- tersedianya tenaga ahli pertambangan dan atau geologi yang berpengalaman paling
sedikit 3 tahun.
c. Persyaratan Lingkungan
- pernyataan kesanggupan untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup
- persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d.Persyaratan finansial
Adapun jangka waktu untuk IUP Operasi Produksi batubara sesuai dengan pasal 47 ayat 5
UU no 4 tahun 2009 adalah paling lama 20 tahun dan dapat diperpanjang dua kali masing-
masing 10 tahun.