Anda di halaman 1dari 12

KEBIJAKAN

PENGELOLAAN OBAT KEWASPADAAN

TINGGI

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN ACEH TAMIANG

Tindakan Nama Jabatan Tanda Tanggal


Tangan
Disiapkan dr.Muhammad Rajali Ketua Komite
Keselamatan
Pasien
Diperiksa drg.Irma Ananda Rangkuti Kabid Pelayanan
Halimah.AMK Kabid
Keperawatan
Disetujui Ibnu Azis, SKM Pj.Direktur
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN ACEH TAMIANG
Jl.KESEHATAN NO. TELP. (0641) 332983 Faximile (0641) 332983 KODE POS 24476

KEBIJAKAN DIREKTUR

NOMOR : ……………………………………..

TENTANG PENGELOLAAN OBAT KEWASPADAAN TINGGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB. ACEH TAMIANG

1. Bahwa Obat merupakan salah satu bagian dalam peningkatan kualitas hidup pasien
sehingga diperlukan adanya manajemen yang harus berperan secara kritis untuk
memastikan keselamatan pasien.

2. Bahwa Rumah Sakit perlu memperhatikan dan mengelola obat kewaspadaan tinggi
karena obat-obatan yang termasuk dalam daftar obat kewaspadaan tinggi atau HAM
(High Alert Medication) yang berisiko tinggi membahayakan pasien jika terjadi
kesalahan dalam pemberiannya.

3. Rumah sakit secara kolaboratif harus mengembangkan suatu kebijakan dan/atau


prosedur untuk membuat daftar obat- obat yang perlu diwaspadai untuk mengurangi
kesalahan pemberian obat (medication errors) berdasarkan data obat yang ada di
rumah sakit.

4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam 1, 2, dan 3 diatas,


perlu ditetapkan Kebijakan Pengelolaan Obat Kewaspadaan Tinggi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kab.Aceh Tamiang.

MENGINGAT :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit


2. Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor 1691
1691/MENKES/PER/VNI/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Infeksi
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.07.06/III/2371 tentang Ijin
Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah Kab.Aceh Tamiang.
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
MENETAPKAN
KESATU : :Kebijakan Pengelolaan Obat Kewaspadaan Tinngi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang sebagai berikut :

1. Obat Kewaspadaan Tinggi (Hight-Alert medication/ HAM) adalah


obat yang perlu di waspadai yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan/kesalahan serius sehingga menyebabkan dampak yang
tidak di inginkan.
2. Penggolongan penyimpanan, peresepan, penyiapan dan
penerimaan obat kewaspadaan tinggi terlampir dalam surat
kebijakan ini.
3. Pemantauan IKP (Insiden Keselamatan Pasien) yang terjadi
dilaporkan menggunakan cara pelaporan kesalahan obat

KEDUA : Kebijakan ini berlaku selama 3 (tiga ) tahun sejak tangga di terbitkan
dan dilakukan evaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali.
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan,
maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan.

Karang Baru : ……………. 2015

Pj.DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN ACEH TAMIANG

IBNU AZIS, SKM


NIP. 19750625 199702 1 002

TEMBUSAN Yth :
1. Manajer Pelayanan Medis
2. Manajer Penunjang Medis
3. Kepala Instalasi Farmasi
4. Manajer Keperawatan
5. Komite Keselamatan Pasien
6. Arsip
Lampiran Kebijakan Direktur
Nomor : ………………………………………..
Tentang : Pengelolaan Obat Kewaspadaan Tinggi di Rumah Sakit Umum Daerah Kab.Aceh
Tamiang.

I. PENGGOLONGAN OBAT KEWASPADAAN TINGGI


1. Penerapan obat kewaspadaan tinggi bertujuan untuk mengurangi angka kejadian
kesalahan penggunaan obat kewaspadaan tinggi yang berdampak kepada kelangsungan
hidup pasien.

2. Daftar obat kewaspadaan tinggi ditetapkan oleh instalasi farmasi dan disosialisasikan
kepada tenaga kesehatan rumah sakit antara lain, dokter, farmasi , dan perawat

3. Kategori obat kewaspadaan tinggi dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
N
o Golongan Nama Obat
1. adregenik agonis 1. Epinephrine
• Injeksi 2. Phenylephrine
3. Norepinephrine
2. Adregenik antagonis 1. Propranolol,
• Injeksi 2. Metoprolol,
3. Labetalol
3. Agen kemoterapi 1. Cisplatin
• Injeksi 2. Paclitaxel
• Oral 3. Capesitabin
4. Carboplatin
5. Doxorubicin
6. Epirubicin
7. Dll
4 Anastesi umum 1. Propofol
• Injeksi 2. Ketamine
3. Midazolam
4. Sevoflourane
5 Injeksi Antiaritmia 1. Lidocain
• Injeksi 2. Amiodarone
6 Antikoagulan 1. Erythropoietin inj, contoh: Epotrex inj 10000 u
• Injeksi 2. Epoetin a inj, contoh : Eprex inj 2000 iu ; 4000 iu,
Hemapo inj 3000 iu ; 10.000 iu
3. Epoetin P inj Recormon inj
4. Lenograstim inj, contoh Granocite 34 inj 33.6 miu
5. Filgrastim inj, contoh : Leucogen inj 300 mcg,
Neupugen inj
6. Methoxy polyethylene glycol-epoetin P, contoh :
Mircera 50mcg/ 75mcg
7 Elektrolit konsentrat
1. Dextrose 40%
2. Kalium Klorida 7,46% (KCl 7,46%)
3. Magnesium Sulfat 20% (MgSO4 20%)
4. Magnesium Sulfat 40% (MgSO4 40%)
5. Natrium Klorida 3% (NaCl 3%)
8 InSulin intramuskular

1. Insulin glulisine, contoh :Apidra solostar flexpen


2. Insulin lispro, contoh : Humalog cartridge
3.
Insulin lispro protamine + insulin lispro, contoh : Humalog MIX
25 cartridge
4. Basal human insulin: Isophane human insulin, contoh:
Humulin N
5. Bolus human insulin (regular soluble human insulin) , contoh :
Humulin R

6. Insulin glargine, contoh : Lantus solostar flexpen 100iu/ml


7. Insulin detemir, contoh :Levemir flexpen

8. Insulin aspart dan insulin protamine aspart contoh : Novomix-


30 flexpen
9. Insulin aspart, contoh : Novorapid vial ; flexpen
9 Narkotika 1. Codein tab
• Injeksi Codipront syr; caps
2.
• Oral 3. Codipront cum expect caps; syr
• Trasndermal 4. Coditam caps
5. Fentanyl inj
6. Morphine Hcl inj
7. Mst continus tab
8. Pethidine Hcl inj
II. Diazepam PENYIMPANAN OBAT KEWASPADAAN TINGGI

1. Obat kewaspadaan tinggi disimpan pada lemari terpisah (khusus instalasi farmasi)
sedangkan untuk penyimpanan obat kewaspadaan tinggi di bangsal keperawatan disimpan
dengan diberi label obat kewaspadaan tinggi dalam trolly emergency

2. kecuali obat-obat yang disimpan dalam suhu 2 o-8oC. Penyimpanan obat disesuaikan
dengan persyaratan penyimpanan yang dicantumkan dalam brosur obat dan dalam
kebijakan penyimpanan obat.

3. Obat kewaspadaan tinggi diberi label tanda peringatan dengan label berwarna merah pada
tempat penyimpanan, wadah kemasan asli dan obat yang telah dikeluarkan dari kemasan
asli kecuali obat yang diberikan kepada pasien secara langsung tidak perlu diberikan label
peringatan.
Gambar 1. Label peringatan obat kewaspadaan tinggi pada tempat penyimpanan obat
(kiri), dan wadah asli (kanan)

A OBAT A
KEWASPADAAN TINGGI
Gambar 2. Label untuk sediaan vial atau injeksi yang telah dikeluarkan dari kemasan
asli.

4. Khusus untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan


kebijakan penyimpanan obat-obat terkontrol.

III. PENYIAPAN OBAT KEWASPADAAN TINGGI


1. Penyiapan obat kewaspadaan tinggi disiapkan berdasarkan resep permintaan dokter.

2. Dalam pelaksanaan penyiapan obat kewaspadaan tinggi dilakukan minimal oleh dua
orang petugas yang berbeda sebelum obat diserahkan ke pasien ataupun diserahkan ke
perawat bangsal atau ruangan.

3. Jika terdapat keraguan atau ketidak jelasan dalam peresepan obat kewaspadaan tinggi,
bagian keperawatan dan atau bagian instalasi farmasi melakukan konfirmasi ulang
dengan dokter penulis resep

4. Obat kewaspadaan tinggi larutan konsentrasi tinggi diberikan kewaspadaan tinggi

Gambar 3. Label peringatan pada larutan


konsentrasi tinggi
5. Obat kewaspadaan tinggi untuk sediaan injeksi, oral, dan transdermal yang telah
dikeluarkan dari kemasan asli diberi peringatan dengan tidak menutupi nama obat.

Gambar 4. Label untuk sediaan injeksi, oral dan transdermal yang telah dikeluarkan
dari kemasan asli.
6. Penerimaan obat kewaspadaan tinggi di ruang perawatan dari farmasi, dilakukan
double check kembali oleh perawat ruang/bagian/unit yang menerima obat dengan
resep dokter.
7. Pada pemberian obat dengan continuous infusion /drip infus yang ditambahkan dengan
salah satu obat daftar kewaspadaan tinggi, maka kolf infus harus diberi label.

Gambar 5. Stiker untuk kolf infus

IV. PELAPORAN KESALAHAN PEMBERIAN OBAT


1. Pelaporan kesalahan pemberian obat kewaspadaan tinggi menggunakan cara pelaporan
kesalahan obat (medication error) dan pelaporan kesalahan obat.

MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pengelolaan Obat Kewaspadaan Tinggi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Subagai berikut :
1. Obat Kewaspadaan Tinggi (Hight-Alert medications/HAM)
Adalah obat yang perlu di waspadai yang sering menyebabkan
terjadi kesalahan/kesalahan serius sehingga menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan.
2. Penggolongan , penyimpanan, peresepan, penyiapan dan penerimaan
obat kewaspadaan tinggi terlampir dalam surat kebijakan ini.
3. Pemantauan IKP (Insiden Keselamatan Pasien) yang terjadi
dilaporkan menggunakan cara pelaporan kesalahan obat (medication
error) dan pelaporan kesalahan obat.

KEDUA : Kebijakan ini berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal


Diterbitkan dan akan di lakukan evaluasi minimal 1 (satu)
tahun Sekali.

KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan


dan Perbaikan, maka akan dilakukan perubahan dan
perbaikan.

Karang Baru : 2 Maret 2016

Pj.DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN ACEH TAMIANG

IBNU AZIS, SKM


197506251997021002
TEMBUSAN Yth :
1. Manajer Pelayanan Medis
2. Manajer Penunjang Medis
3. Kepala Instalasi Farmasi
4. Manajer Keperawatan
5. Komite Keselamatan Pasien
6. Arsip

Anda mungkin juga menyukai