Anda di halaman 1dari 9

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM PURWODADI

Nomor: 03/RSI.SK.Dir/III/2019

TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN OBAT KEWASPADAAN TINGGI
RUMAH SAKIT ISLAM PURWODADI

DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM PURWODADI

Bismillaahirrohmaannirrohim

Menimbang : a. Bahwa Obat merupakan salah satu bagian dalam


peningkatan kualitas hidup pasien sehingga
diperlukan adanya manajemen yang harus berperan
secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien;
b. Bahwa Rumah Sakit perlu memperhatikan dan
mengelola obat kewaspadaan tinggi karena obat-obat
yang termasuk dalam daftar obat kewaspadaan tinggi
atau HAM ( High Alert Medication ) yang berisiko
tinggi membahayakan pasien jika terjadi kesalahan
dalam pemberiannya;
c. Rumah sakit secara kolaboratif harus
mengembangkan suatu kebijakan dan /atau prosedur
untuk membuat daftar obat-obat yang perlu
diwaspadai untuk mengurangi kesalahan pemberian
obat ( medication errors) berdasarkan data obat yang
ada di rumah sakit;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a, b, dan c diatas perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Islam Purwodadi.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan
Atas Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan;
2. Undang Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan;
3. Undang Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
4 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien;
5 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
HK.02.03/I/1639/2013 tentang penetapan kelas
Rumah Sakit Islam Purwodadi Kabupaten Grobogan;
6.. Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Grobogan Nomor 445/148/III/2019, tentang
Perpanjangan Ijin Operasional Rumah Sakit Islam
Purwodadi.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
ISLAM PURWODADI TENTANG KEBIJAKAN
PENGELOLAAN OBAT KEWASPADAAN
TINGGI RUMAH SAKIT ISLAM PURWODADI.
KEDUA : Pengelolaan Obat Kewaspadaan Tinggi di Rumah
Sakit Islam Purwodadi sebagai berikut :
1. Obat Kewaspadaan Tinggi ( High Alert
Medications / HAM ) adalah obat yang perlu
diwaspadai yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan / kesalahan serius sehingga
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan.
2. Penggolongan, penyimpanan, peresepan,
penyiapan dan penerimaan obat kewaspadaan
tinggi terlampir dalam surat keputusan ini.
3. Pemantauan IKP ( Insiden Keselamatan
Pasien ) yang terjadi dilaporkan
menggunakan cara pelaporan kesalahan obat
( medication error ).
KETIGA : Kebijakan ini berlaku selama 3 ( tiga ) tahun sejak
tanggal ditetapkankan dan akan dilakukan evaluasi
minimal 1 ( satu ) tahun sekali.
KEEMPAT : Kebijakan ini berlaku sejak ditetapkan

Di tetapkan di : Purwodadi
Tanggal : 4 Maret 2019
Direktur

Dr. Sidik Santosa, MM


KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM
PURWODADI

TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN OBAT KEWASPADAAN
TINGGI RUMAH SAKIT ISLAM PURWODADI

RUMAH SAKIT ISLAM PURWODADI


JLN. DR SOETOMO NO. 9 Telp ( 0292 ) 422199
PURWODADI-GROBOGAN
Lampiran : Keputusan Direktur
Nomor : 03/RSI.SK.Dir/III/2019
Tentang : Kebijakan Pengelolaan Obat Kewaspadaan Tinggi di Rumah Sakit
Islam Purwodadi

I. PENGELOLAAN OBAT KEWASPADAAN TINGGI


1. Penerapan obat kewaspadaan tinggi bertujuan untuk mengurangi angka
kejadian kesalahan penggunaan obat dan kewaspadaan tinggi yang
berdampak pada kelangsungan hidup pasien.
2. Daftar obat kewaspadaan tinggi ditetapkan oleh Instalasi Farmasi dan
disosialisasikan kepada tenaga kesehatan rumah sakit antara lain dokter,
farmasi, dan perawat.
3. Kategori obat kewaspadaan tinggi dibagi menjadi beberapa jenis antara
lain:

No Golongan Nama Obat


1. Adrenergik agonis 1. Epinephrine
- Injeksi
2. Adrenergik Antagonis 1. Propanolol
- Injeksi
3. Anastesi Umum 1. Propofol
- Injeksi 2. Ketamine

4. Anastesi Umum 1. Lidocain


- Injeksi
5. Anti koagulan 1. Erythropoietin inj,contoh:
- Injeksi Epotrex inj 10000 u
2. Epoetin α inj, contoh: Eprex
inj 2000 iu; 4000 iu; Hemapo
inj 3000 iu; 10.000 iu
3. Epoetin β inj Recormon inj
4. Lenograstim inj, contoh
Granocite 34 inj 33,6 miu
5. Filgrastim inj, contoh:
Leucogen inj 300 mcg,
Neupugen inj.
6. Methoxy polythylene glycol-
epoetin β, contoh: Mircera 50
mcg/ 75 mcg
6 Elektrolit Konsentrat 1. Dextrose 40 %
2. Kalium Klorida 7,46% ( KCL
7,46%)
3. Magnesium Sulfat 20%
( MgSO4 20 %)
4. Magnesium Sulfat 40%
( MgSO4 40%)
5. Natrium Klorida 3% ( Nacl
3%)
7 Insulin Intramuskular 1. Insulin glargine, contoh:
Lantus solostar flexpen 100
iu/ml.
2. Insulin aspart, contoh:
Novorapid vial; flexpen.
8 Narkotika 1. Codein tab
- Injeksi 2. Coditam tab
- Oral 3. Mst continus tab
- Transdermal 4. Pethidine Hcl inj
5. Clophedin inj
9 Psikotropik 1. Alprazolam tab,
2. Valisanbe, inj
3. Prozepam , inj

4. Setiap ada perubahan dalam daftar obat kewaspadaan tinggi harus segera
diinformasikan kepada bagian terkait secepatnya sesuai dengan standart
prosedur operasional yang berlaku.

II. PENYIMPANAN OBAT KEWASPADAAN TINGGI


1. Obat kewaspadaan tinggi disimpan dilemari terpisah ( khusus instalasi
farmasi ) sedangkan untuk penyimpanan obat kewaspadaan tinggi
dibangsal keperawatan disimpan dengan diberi label obat kewaspadaan
tinggi dalam box emergency kecuali obat-obat yang disimpan dalam suhu
2° - 8°C. Penyimpanan obat disesuaikan dengan persyaratan penyimpanan
yang dicantumkan dalam brosur obat dan dalam kebijakan penyimpanan
obat.
2. Obat kewaspadaan tinggi diberi label tanda peringatan dengan label
berwarna merah pada tempat penyimpanan, wadah kemasan asli dan obat
yang telah dikeluarkan dari kemasan asli kecuali obat yang diberikan
kepada pasien secara langsung tidak perlu diberikan label peringatan.

HIGH
ALERT

Gambar 1. Label peringatan obat kewaspadaan tinggi pada tempat


penyimpanan obat ( kiri ) dan wadah asli ( kanan )
Gambar 2. Label untuk sediaan vial atau injeksi yang telah dikeluarkan
dari kemasan asli.

3. Khusus untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika disimpan sesuai


dengan kebijakan penyimpanan obat-obat terkontrol.

III. PENYIAPAN OBAT KEWASPADAAN TINGGI


1. Penyiapan obat kewaspadaan tinggi disiapkan berdasarkan resep
permintaan dokter.
2. Dalam pelaksanaan penyiapan obat kewaspadaan tinggi dilakukan
minimal oleh dua orang petugas yang berbeda sebelum obat diserahkan
ke pasien ataupun diserahkan ke perawat bangsal atau ruangan.
3. Jika terdapat keraguan atau ketidak jelasan dalam peresepan obat
kewaspadaan tinggi, bagian keperawatan dan atau bagian instalasi
farmasi melakukan konfirmasi ulang dengan dokter penulis resep.
4. Obat kewaspadaan tinggi larutan konsentrasi tinggi diberikan label obat
kewaspadaan tinggi.

HIGH
ALERT

Gambar 3 . Label peringatan pada larutan konsentrasi tinggi

5. Obat kewaspadaan tinggi untuk sediaan injeksi, oral, dan transdermal


yang telah dikeluarkan dari kemasan asli diberi peringatan dengan tidak
menutupi nama obat.
Gambar 4. Label untuk sediaan injeksi, oral dan transdermal yang
telah dikeluarkan dari kemasan asli
6. Penerimaan obat kewaspadaan tinggi diruang perawatan dari farmasi,
dilakukan double chek kembali oleh perawat ruang/ bagian/ unit yang
menerima obat dengan resep dokter.
7. Pada pemberian obat dengan continuos infusion / drip infus yang
ditambahkan dengan salah satu obat daftar kewaspadaan tinggi, maka
kolf infus harus diberi label.

Gambar 5 . Stiker untuk kolf infus


IV. PELAPORAN KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
1. Pelaporan kesalahan pemberian obat kewaspadaan tinggi menggunakan
cara pelaporan kesalahan obat ( medication error ) .

Ditetapkan di : Purwodadi
Tanggal : 4 Maret 2019

Direktur

( dr. Sidik Santosa, MM )

Anda mungkin juga menyukai