Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan

memiliki hidup yang sehat seseorang dapat menjalani dan melakukan aktivitasnya

dengan baik. Masyarakat dalam rangka meningkatkan kesehatan, selain dilakukan

oleh diri sendiri, dibutuhkan juga adanya upaya yang menunjang pelayanan kesehatan

di antaranya rumah sakit, balai pengobatan, puskesmas, posyandu, apotek dan lainnya

guna meningkatkan kesehatan masyarakat.

Rumah sakit adalah salah satu penunjang kesehatan bagi masyarakat, salah satu

kegiatan di rumah sakit yang menunjang pemberian upaya kesehatan yang bermutu

adalah pelayanan farmasi rumah sakit. Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan

Menteri Kesehatan nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan

Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian

yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit berorientasi pada

pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik,

yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat seorang yang bekerja di dalam

pelayanan farmasi rumah sakit disebut Tenaga Teknis Kefarmasian.

Menurut Presiden Republik Indonesia (2009) Tenaga Teknis Kefarmasian

adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang
2

terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi, dan tenaga menengah

farmasi atau Asisten Apoteker. Dalam meningkatkan kompetensi dari Tenaga Teknis

Kefarmasian, salah satunya adalah dengan melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

di rumah sakit maupun Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Menurut penulis

(2019) Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang bekerja dalam suatu instalasi

yang membantu kerja Apoteker dalam menjalani kegiatan kefarmasian.

SMK Kesehatan Annisa telah mengadakan kerja sama dengan Rumah Sakit

Sentra Medika untuk mengadakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Untuk

mencapai hal tersebut, SMK Kesehatan Annisa mewajibkan siswa untuk

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sehingga diharapkan dapat membekali

calon Asisten Apoteker dan meningkatkan mutu agar siap terjun ke masyarakat

sebagai tenaga kesehatan yang terlatih dan professional dibidangnya.

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Adapun tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan memahami tugas serta fungsi Asisten Apoteker di rumah

sakit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya;

2. Untuk mengetahui kendala dan tantangan yang dihadapi di lapangan serta

memperluas wawasan farmasi tentang rumah sakit yang nantinya dapat dijadikan

bekal dalam menjalani profesinya;

3. Untuk mengetahui alur kerja yang terjadi di rumah sakit.

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)


3

Adapun manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut:

1. Siswa dapat mengetahui dan memahami tugas serta fungsi Asisten Apoteker di

rumah sakit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya;

2. Siswa dapat mengetahui kendala dan tantangan yang dihadapi di lapangan serta

memperluas wawasan farmasi tentang rumah sakit yang nantinya dapat

dijadikan bekal dalam menjalani profesinya;

3. Siswa dapat mengetahui alur kerja yang terjadi di rumah sakit.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Siswa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan selama dua bulan yang dimulai

tanggal 04 Maret 2019 s/d 04 Mei 2019. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini di

laksanakan di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong dengan jam praktik dimulai dari

pukul 08.00 s.d 16.00.


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Rumah Sakit

Pengertian rumah sakit yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya, menurut

Asossiation of hospital care (1947) rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan

kesehatan masyarakat, pendidikan, serta penelitian kedokteran diselenggarakan. Dan

menurut American Hospital Asossiation (1974) rumah sakit adalah suatu alat

organisasi yang terdiri tenaga medis professional yang terorganisir serta sarana

kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan

keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

diderita oleh pasien.

1. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas dari rumah sakit adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis;

b. Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis

tambahan;

c. Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman;

d. Melaksanakan pelayanan medis khusus;

e. Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan;

f. Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi;


5

g. Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial;

h. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan;

i. Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal

(observasi);

j. Melaksanakan pelayanan rawat inap;

k. Melaksanakan pelayanan administratif.

2. Klasifikasi Rumah Sakit

Berdasarkan jenis pelayanannya rumah sakit dapat digolongkan menjadi:

a) Rumah Sakit Umum Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik. Rumah

sakit umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis

penyakit, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik,

seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatrik, ibu hamil, dan sebagainya.

b) Rumah Sakit Khusus Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang mempunyai

fungsi primer, memberikan diagnosis dan pengobatan untuk penderita yang

mempunyai kondisi medik khusus, baik bedah atau non bedah, misal: Rumah

Sakit Ginjal, Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Jantung, Rumah Sakit Bersalin

dan Anak, dan lain-lain.

Berdasarkan kepemilikan, rumah sakit dibagi atas:

1) Rumah Sakit Umum Pemerintah

Rumah sakit umum pemerintah adalah rumah sakit umum milik pemerintah, baik

pusat maupun daerah, Departemen Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan


6

Usaha Milik Negara. Rumah sakit umum pemerintah dapat dibedakan

berdasarkan unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan menjadi empat

kelas yaitu rumah sakit umum Kelas A, B, C, dan D.

2) Rumah Sakit Umum Swasta, terdiri atas:

a) Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum swasta yang

memberikan pelayanan medik bersifat umum, setara dengan rumah sakit

pemerintah kelas D.

b) Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum swasta yang

memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang,

setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C.

c) Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum swasta yang

memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik,

setara dengan rumah sakit pemerintah kelas B.

Berdasarkan Fasilitas Pelayanan dan Kapasitas Tempat Tidur:

1. Rumah Sakit Kelas A

Rumah Sakit Kelas A yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik spesialistik dan subspesialistik luas, dengan

kapasitas lebih dari 1000 tempat tidur.

2. Rumah Sakit Kelas B

Rumah sakit kelas B dibagi menjadi Rumah sakit B1 yaitu RS yang

melaksanakan pelayanan medik minimal 11 (sebelas) spesialistik dan belum

memiliki sub spesialistik luas dengan kapasitas 300-500 tempat tidur. Rumah
7

sakit B2 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik spesialistik dan sub

spesialistik terbatas dengan kapasitas 500-1000 tempat tidur.

3. Rumah Sakit Kelas C

Rumah Sakit Kelas C yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar, yaitu penyakit dalam, bedah,

kebidanan atau kandungan, dan kesehatan, dengan kapasitas 100-500 tempat

tidur.

4. Rumah Sakit Kelas D

Rumah Sakit Kelas D yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik dasar, dengan kapasitas tempat tidur kurang dari

100.

B. Definisi Instalasi Farmasi

1. Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun

2004 tugas dan fungsi instalasi farmasi rumah sakit yaitu:

a. Tugas IFRS antara lain:

1) Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal;

2) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi professional berdasarkan

prosedur kefarmasian dan etik profesi;

3) Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE);

4) Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk meningkatkan

mutu pelayanan farmasi;


8

5) Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku;

6) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi;

7) Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi;

8) Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium

rumah sakit.

b. Fungsi IFRS antara lain:

1) Pengelolaan Perbekalan Farmasi

a) Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit yang

merupakan proses kegiatan sejak meninjau masalah kesehatan yang terjadi di

rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan

kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi

sampai menjaga dan memparbaharui standar obat;

b) Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal yang

merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga

perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk

menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat

dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan

antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan

epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia;

c) Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah

dibuat sesuai ketentuan yang berlaku;


9

d) Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan di rumah sakit yang merupakan kegiatan membuat, mengubah

bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril dan nonsteril untuk

memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit;

e) Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang

berlaku;

f) Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan

kefarmasian;

g) Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.

2) Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Instalasi Rumah Sakit

a) Perencanaan

Perencanaan perbekalan farmasi adalah salah satu fungsi yang menentukan

dalam proses pengadaan perbekalan farmasi dirumah sakit. Tujuan perencanaan

perbekalan farmasi adalah untuk mendapatkan jenis dan jumlah perbekalan

farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di

rumah sakit.

Tahap perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi meliputi :

(1) Pemilihan

Fungsi pemilihan adalah untuk menetukan perbekalan farmasi yang benar-

benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien atau kunjungan dan pola

penyakit dirumah sakit.

(2) Perhitungan kebutuhan


10

Menentukan kebutuhan perbekalan farmasi merupakan tantangan tenaga

farmasi. Masalah kekosongan atau kelebihan perbekalan farmasi dapat terjadi,

apabila informasi yang digunakan semata-mata hanya berdasarkan teoritis saja.

b) Pengadaan atau pembelian

Pembelian yaitu rangkaian proses pengadaan untuk mendapatrkan

perbekalan farmasi. Hal in sesuai denga perpres RI No. 94 tahun 2007 tentang

pengendalian dan pengawasan atas pengadaan dan penyaluran bahan obat, obat

spesifik dan alat kesehatan yang berfungsi sebagai obat da perpres RI No. 95

tahun  2007 tentang perubahan ketujuh atas kepres No. 80 tahun 2003 tentang

pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintahan.

c) Produksi 

Produksi perbekalan farmasi dirumah sakit merupakan kegiatan membuat,

membentuk sediaan dan pengemasan kembali sedian farmasi steril atau

nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

C. Penerimaan

Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah

diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, atau

sumbangan. Penerimaan perbekalan farmasi harus dilakukan oleh petugas yang

bertanggungjawab, harus terlatih baik, serta harus mengerti sifat penting perbekalan

farmasi.

Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang diterima

sesuai kontrak baik spesifikasi utu, jumlah maupun waktu kedatangan.


11

D. Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu kegiatan penyimpan dan memelihara dengan cara

menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari

pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak obat.

Tujuan penyimpanan :

1. Memelihara mutu sediaan farmasi;

2. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab;

3. Menjaga ketersediaan;

4. Memudahkan pencarian dan pengawasan.

Metoda penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, menurut bentuk

sediaan dan alfabet dengan menerapkan prinsip FIFO dan FEFO dan serta sistem

informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai.

E. Pendistribusian

Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di

rumah sakit untuk pelyanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan

rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Tujuan pendistribusian adalah

tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan secara tepat waktu jenis dan

jumlah.

Jenis Sistem Distribusi :

1. Resep Perorangan;

2. Sistem distribusi persediaan lengkap di ruang;

3. Sistem distribusi dosis unit.


12

F. Pencatatan Dan Pelaporan

1. Pencatatan

Pencatatan bertujuan untuk memonitor transaksi perbekalan farmasi yang

keluar dan masuk. Pencatatan memudahkan untuk melakukan penelusuran bila terjadi

adanya mutu obat yang sub standar dan harus ditarik dari peredaran. Pencatatan dapat

dilakukan dengan menggunakan bentuk digital maupun manual. Kartu yang umum

digunakan untuk melakukan pencatatan adalah kartu stok.

Kartu stok diletakkan bersamaan atau berdekatan dengan perbekalan farmasi

bersangkutan, pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari, setiap terjadi mutasi

perbekalan farmasi (penerimaan, pengeluaran, hilang atau rusak atau kadaluwarsa)

langsung dicatat dalam kartu stok, penerimaan dan pengeluaran barang dijumlahkan

pada setiap akhir bulan.

2. Pelaporan

Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi

perbekalan farmasi. Tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak

yang berkepentingan. Tujuan pelaporan adalah tersedianya data yang akurat sebagai

bahan evaluasi, tersedianya informasi yang akurat, tersedianya arsip yang

memudahkan penelusuran surat dan laporan, mendapat data yang lengkap untuk

membuat perencanaan kebutuhan.

G. Penggolongan obat

Penggolongan obat diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

917/Menkes/Per/X /1993. Penggolongan obat sendiri dilakukan guna untuk


13

meningkatkan keamanan serta ketepatan pemakaian atau penggunaan dan

pengamanan distribusi obat.

Penggolongan obat tersebut terdiri atas, obat bebas, obat bebas terbatas, obat

wajib apotek (obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter diapotek,

diserahkan oleh Apoteker), obat keras, psikotropika, dan narkotika.

Berikut penjelasan lengkapnya mengenai macam-macam jenis golongan obat

yang ada:

1. Obat Bebas

Anda dapat dengan mudah menemukan obat-obatan yang termasuk golongan

obat bebas, karena obat bebas atau dapat disebut juga obat OTC (Over The Counter)

merupakan obat yang dapat dijual secara bebas baik di toko-toko obat atau apotek dan

dapat Anda beli tanpa harus menggunakan resep dokter.

Zat aktif yang terkandung didalamnya cenderung relative aman dan memiliki

efek samping yang rendah. Selama dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dan dosis

yang tertera pada kemasan, Anda tidak memerlukan pengawasan dokter untuk

mengkonsumsinya.

Gambar 2.1 Logo Obat Bebas


14

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi

masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda

peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah

lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam disertai tanda peringatan dalam

kemasannya. Berikut tanda peringatan yang terdapat pada obat bebas terbatas:

Gambar 2.2 Tanda

Peringatan

Obat bebas terbatas ini dapat diperoleh ditoko obat, dan apotik tanpa resep

dokter. contoh obat bebas terbatas yaitu CTM, Antimonoza.


15

Gambar 2.3 Logo Obat Bebas Terbatas

3. Obat Keras

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.

Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan

garis tepi berwarna hitam. Obat keras ini dapat diperoleh di apotek, harus dengan

resep dokter. Contoh obat ini asam mefenamat, semua obat antibiotik (ampisilin,

tetrasiklin, sefalosporin, penisilin) serta obat obatan yang mengandung hormon .

Gambar 2.4 Logo Obat Keras

4. Psikotropika

Obat psikotropika adalah obat keras baik ilmiah maupun sintesis bukan

narkotik, yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat

yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.obat-obatan

jenis ini memengaruhi susunan sistem saraf pusat, sehingga bisa menimbulkan

perubahan pada mental dan perilaku orang yang mengkonsumsinya. Maka dari itu,

obat psikotropika hanya bisa dikonsumsi di bawah pengawasan dokter contoh obat

psikotropika adalah ekstasi, phenobital, sabu-sabu, diazepam.


16

Gambar 2.5 Logo Obat Psikotropika

5. Narkotika

Narkotika adalah obat-obatan yang bisa berasal dari tanaman maupun tidak.

Narkotika juga bisa berupa sintesis atau semi sintesis. Sama seperti psikotropika,

narkotika menimbulkan efek ketergantungan, khususnya jenis yang bisa mengurangi

rasa sakit, nyeri, dan tingkat kesadaran. Obat narkotika hanya boleh dijual di apotek,

namun harus di bawah resep dokter. Obat narkotika memiliki simbol lambang palang

merah yang tertera di kemasannya. 

Gambar 2.6 Logo Obat Narkotika


17

Obat Bebas Obat Obat


Obat Bebas Obat Keras
No Terbatas Narkotika Psikotropika
1 Sanmol Sanadryl Amoxcilin Codeine Phenobarbital
2 Parasetamol Zincpro Amillodipin Morfin haloperidol
3 Tempra Laxadine Sporetik Fentanyl Braxidin
4 Polycrol Daryazinc Clopidogrel Codipront alprazolam
5 Microlax Fleet enema Cefixime Petidin Valisan B
Tabel 2.1 Contoh obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat narkotika dan
obat psikotropika

Obat Pertolongan Obat prekusor


Obat High Alert Alat Kesehatan
No Pertama
1 Pehacain inj Atropin sulfas inj Alkohol pad Rhinos Sr
2 Lidocain hcl Aminophyllin inj Delta dry Tremenza
3 Nicardipin hcl inj Asam traneksamat Delta lite Tuzalos
4 Infus otsu KCL Cedocard Blood transfusion Aldisa Sr
5 Norfion Captropil Surflo flash Zerlin
Tabel 2.2 contoh obat high alert, obat pertolongan pertama, alat kesehatan dan obat
prekusor

Obat Formularium Rumah Sakit Sentra Medika

No
Klasifikasi Golongan Contoh
.

Gastrointestinal dan Antasid, obat antirefluks


1. Polimigel + oxethazaine
hepatobilier dan antiulserasi

2. Antiulcerants H2 reseptor antagonis Ranitidine


Tabel 2.3 Obat formularium rumah sakit sentra medika

BAB III
18

PROGAM KEGIATAN PKL DI RUMAH SAKIT

A. Kegiatan Selama PKL

Farmasi Rawat Jalan

Selama menjalani Praktik Kerja Lapangan di bagian Farmasi Rawat Jalan ada

banyak hal yang kami lakukan yakni meracik obat CaCO3, meracik obat pesanan

resep puyer dan kapsul dan untuk puyer kemasannya direkatkan dengan alat SCI,

membuat CaCO3 dengan cetakan kapsul, menggunakan kapsul no. 0 dan

mengemasnya, mengambil permintaan barang ke logistik Rawat Jalan.

Farmasi Rawat Inap

Selama menjalani Praktik Kerja Lapangan di bagian Farmasi Rawat Inap ada

banyak hal yang kami lakukan Merapihkan obat yang datang dari gudang farmasi,

menyiapkan obat pesanan yang tertulis didalam resep doker, menulis kartu stok setiap

ada barang yang masuk dan keluar (tanggal keluar atau masuk obat dan alkes, no

PBF, jumlah barang, paraf) meracik obat resep dokter, meminta perminta barang ke

gudang rawat inap.

Farmasi IGD

Selama menjalani Praktik Kerja Lapangan di bagian Farmasi IGD ada banyak

hal yang kami lakukan Menyiapkan stok tetap obat, menyiapkan obat untuk pasien

UGD, Mengambilkan barang ke gudang rawat jalan.

Farmasi OK
19

Selama menjalani Praktik Kerja Lapangan di bagian Farmasi OK ada banyak

hal yang kami lakukan menyiapkan paket untuk operasi ( paket disiapkan 1 atau 2

hari sebelum operasi ), meminta barang permintaan ke Logistik Rawat Inap,

Mengambil barang permintaan dari Logistik Rawat Inap, merapihkan barang

permintaan dari Logistik.

Farmasi Cathlab

Selama menjalani Praktik Kerja Lapangan di bagian Farmasi Cathlab ada

banyak hal yang kami lakukan menyiapkan paket PCI (Percutaneus Coronary

Intervention) dan CAG (Coronary Angiography), mengisi trolley emergency,

mengunci trolley emergency, mengambil permintaan obat dan alkes di Logistik

Rawat Inap, menebus obat atau alkes di Depo Farmasi Rawat Inap dengan

menggunakan resep dokter, mengisi stok alat kesehatan (alkes) dan obat, merapihkan

obat dari Gudang Farmasi, merapihkan stok alkes konsinyasi.

Gudang Rawat Inap

Selama menjalani Praktik Kerja Lapangan dibagian gudang rawat inap ada

banyak hal yang kami lakukan menyiapkan permintaan barang, merapihkan barang

dari PBF, menempelkan stiker High Alert, memfotocopy faktur, merekap faktur.

Gudang Rawat Jalan

Selama menjalani Praktik Kerja Lapangan dibagian gudang rawat jalan ada

banyak hal yang kami lakukan menyiapkan permintaan barang, merapihkan barang

dari PBF, menempelkan stiker Hight Alert, mengecek expired date barang.

1. Kegiatan Manajerial
20

a. Perencanaan dan pengadaan obat

Jika barang sudah habis pihak gudang membuat buku defecta, lalu diserahkan

ke kepala IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) lalu disetujui, setelah disetujui

lalu diserahkan ke bagian Purchasing, lalu bagian Purchasing mengE-Mail

distributor sesuai dengan obat yang dibutuhkan.

b. Penerimaan Obat

Obat dari distributor didistribusikan ke logistik lalu surat bukti disampaikan

ke Purchasing.

c. Pencatatan Keuangan dan Perbekalan Farmasi

Untuk laporan pencatatan keuangan semua diatur oleh bagian departemen

keuangan.

d. Penataan dan Penyimpanan obat

Diletakkan sesuai bentuk sediaan, alfabet dan golongan obat.

2. Kegiatan pelayanan kefarmasian

a. Pelayanan Non Resep

Untuk Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong tidak menerima pelayanan Non

Resep, melainkan harus menggunakan resep dokter.

b. Pelayanan Resep

Resep dari dokter diserahkan ke bagian Instalasi Farmasi setelah itu di key in

setelah itu di input oleh Asisten Apoteker,lalu setelah itu obat disiapkan dan

setelah siap obat itu di periksa kembali oleh chek er,setelah itu dikemas jika ada
21

resep racikan obat di racik terlebih dahulu lalu di chek kembali oleh chek er lalu

diserahkan kebagian penyerahan dan setelah itu diberikan ke pasien.

c. Pelayanan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi).

Bagian penyerahan menyerahkan obat dengan memanggil nama pasien dan

menanyakan tanggal lahir pasien untuk memastikan data pasien sudah benar,

setelah itu Asisten Apoteker menyerahkan obat dan menjelaskan cara pemakaian

obat tersebut sesuai signa yang ada di etiket. Bila pasien bukan BPJS (tunai)

pasien harus membayar dibagian kasir.


22

BAB IV

GAMBARAN UMUM INSTANSI PKL, ANALISIS DAN

EVALUASI

A. Tinjauan mengenai Instalasi Farmasi Rumah Sakit

1. Lokasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Kami melakukan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Sentra Medika

yang bertempat di Jl. Mayor Oking Jaya Atmaja No.9, Cibinong, Bogor. Lokasi

ini sangat strategis karena berada dipinggir jalan raya yang berdekatan dengan

pemukiman penduduk, pertokoan, rumah sakit, pusat perbelanjaan dan banyak

dilalui oleh kendaraan umum sehingga mudah dijangkau masyarakat.

2. Bangunan Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong berada pada bangunan lima lantai yang

disertai dengan lahan parkir, mushola, kantin, rumah duka dan krematorium.

Bangunan dibuat dari dinding tembok yang permanaen yang kuat dan tahan air,

atap dipilih dari bahan yang berkualitassehingga tidak mudah rusak serta di

lengkapi dengan lift yang modern dan tangga yang kuat juga kokoh. Di dalam

bangunan terdiri dari ruang tunggu, instalasi farmasi, laboratorium klinik, ruang

operasi, ruang rawat inap, gudang rawat inap, gudang rawat jalan, ruang praktek

dokter.

3. Perlengkapan Instalasi Farmasi Rumah Sakit


23

Perlengkapan yang dimiliki Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong terbilang

cukup lengkap, mulai dari obat-obatan, alat untuk meracik obat, rak obat, meja

dan kursi yang memadai.

4. Struktur Organisasi Rumah Sakit dan Instalasi Farmasi

a. Wadir medis

b. Ka bid. Penunjang medis

c. Kepala instalasi farmasi

d. Admin farmasi

e. Koordinator farmasi rawat inap

1) Penanggungjawab depo

2) TTK pelaksana

3) Runner

f. Koordinator farmasi rawat jalan

1) Penanggungjawab shif, TTK pelaksana, Juru racik

2) Penanggungjawab depo IGD, TTK pelaksana

3) Penanggungjawab depo OK, TTK pelaksana

g. Koordinator logistik farmasi

1) Staf

h. Koordinator mutu dan pelatihan

1) Penanggungjawab ED dan stok obat, TTK pelaksana

2) Penanggungjawab mutu dan pelatihan

i. Koordinator farmasi klinik


24

1) APJP farmasi rawat inap

2) APJP farmasi rawat jalan

B. Pegelolaan Sumber daya Rumah Sakit

1. Pengelolaan sumber daya manusia

Sumber daya manusia yang ada di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong

terbilang cukup aktif karena memiliki pemikiran dan perencanaan untuk

mencapai tujuan terciptanya rumah sakit yang menomorsatukan kebutuhan

pasien. Hal ini dapat di lihat dari para karyawannya yang disiplin waktu dan aktif

dalam melayani pasien.

2. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

a. Perencanaan

Dalam membuat perencanaan obat dan alat kesehatan di RS Sentra Medika,

bagian gudang mencatat rata-rata pengeluaran obat dan alat kesehatan per-

minggu lalu diserahkan kepada bagian purchasing, kemudian bagian

purchasing menyerahkan kepada Kepala Instalasi Rumah Sakit untuk

memastikan sesuai atau tidak dengan kebutuhan rumah sakit dan

menandatangani surat pesanan. Kepala Bidang Penunjang Medis pun turut

menandatangani surat pesanan tersebut untuk selanjutnya diserakan kembali

ke bagian purchasing untuk dicarikan distributor dan ditandatangani.

b. Pengadaan

Membuat permintaan pembelian setiap hari Sabtu, Senin, dan Selasa yang

dibuat melalui sistem oleh bagian gudang. Setelah permintaan pembelian


25

sudah jadi, permintaan pembelian di setujui dan dikoreksi oleh kepala instalasi

farmasi lalu disetujui oleh penunjang medis. Setelah itu, disetujui oleh kepala

purchasing dan diorder oleh purchasing ke PBF.

Obat dan alkes paling cepat datang keesokan harinya khusus pembelian

obat narkotika, psikotropika, OOT diorder dua kali lipat dari jumlah

permintaan satu minggu karena sudah diorder mengunakan Surat Pesanan

(SP) manual.

c. Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan barang dengan

menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dan

gangguan fisik yang dapat merusak obat. Tujuan penyimpanan obat-obatan

yakni untuk menjaga mutu obat, menghindari penggunaan obat yang tidak

bertanggung jawab, menjaga kelangsungan persediaan, serta untuk

memudahkan pencarian dan pengawasan. Penyimpanan obat di Rumah Sakit

Sentra Medika diletakkan di rak, maupun ruang peracikan. Cara penyimpanan

perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan bentuk sediaan yang disusun

menurut alfabetis dan menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out)

agar menghindari expired date obat. Untuk obat golongan narkotika dan

psikotropika harus memiliki tempat khusus untuk menyimpan obat narkotika

dan psikotropika dengan persyaratan sebagai berikut:

1) Harus terbuat dari kayu atau bahan lainnya yang kuat;

2) Harus mempunyai kunci yang kuat;


26

3) Dibagi dua bagian, masing-masing dengan kunci yang berlainan;

4) Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari 40 x

80 x 100 cm. Maka lemari tersebut harus menempel pada tembok.

Obat-obat golongan keras di simpan di rak terbuka dan golongan prekursor

dan high alert disimpan dalam lemari tertutup. Sediaan vaksin serta

suppositoria disimpan dalam kulkas bersuhu 5 - 8 derajat celcius. Untuk alat

kesehatan diletakkan di rak khusus alat kesehatan.

d. Administrasi

Administrasi pembayaran obat untuk pasien terdapat dua jenis pembayaran

yaitu pembayaran tunai dan pembayaran non tunai. Untuk pembayaran tunai

dilakukan di kasir pembayaran tunai dengan menyerahkan sejumlah uang

untuk melunasi adminitrasi. Sedangkan pembayaran non tunai dilakukan di

kasir khusus non tunai dengan melampirkan dokumen yang telah diperlukan.

e. Keuangan

Keuangan semua dikelola oleh bagian departemen keuangan.

C. Pelayanan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

1. Pelayanan resep atau pesanan

a. Penerimaan Resep

1) Pemeriksaan kelengkapan resep :

a) Nama, alamat, nomor SIP, dan paraf dokter;

b) Nama pasien, umur, alamat dan nomor telepon.

2) Pemberian nomor resep;


27

3) Penetapan harga;

4) Pemeriksaan ketersediaan obat.

b. Perjanjian dan pembayaran

1) Pengambilan obat semua atau sebagian;

2) Ada atau tidak penggantian obat atas persetujuan dokter atau pasien;

3) Pembayaran tunai atau kredit;

4) Validasi dan penyerahan nomor resep;

5) Pembuatan kuintansi dan salinan resep.

c. Peracikan

1) Penyiapan etiket;

2) Peracikan obat;

3) Penyajian hasil akhir.

d. Pemeriksaan akhir

1) Kesesuaian hasil peracikan dengan resep :

a) Nomor resep;

b) Nama obat, bentuk dan jenis sediaan, jumlah atau aturan pakai;

c) Nama pasien, umur, alamat, dan nomor telepon.

2) Kesesuaian salinan resep dengan resep asli;

3) Kebenaran kuitansi.

e. Penyerahan obat dan pemberian informasi

1) Penyerahan obat harus disertai dengan penjelasan informasi tentang :

a) Nama obat, bentuk dan jenis sediaan, dan aturan pakai;


28

b) Cara penyimpanan;

c) Efek samping yang mungkin timbul dan cara mengatasinya.

2) Tanda terima pasien atau penerima obat.

2. Promosi dan edukasi

Promosi di Rumah Sakit Sentra Medika menggunakan metode iklan di

beberapa sudut rumah sakit dengan pemasangan stand banner yang memuat

pelayanan terhadap pasien dan kegiatan yang ada di Rumah Sakit Sentra

Medika.

Edukasi di Rumah Sakit Sentra Medika yaitu dengan cara Apoteker dan

Asisten Apoteker yang secara langsung memberikan pengarahan terhadap

pasien terkait dengan pengetahuan dasar tentang obat yaitu 5O.

5O merupakan pengetahuan dasar obat yang berupa pertanyaan kepada

Apoteker yang meliputi:

a. Obat itu apa namanya dan kandungannya?

b. Obat ini apa khasiatnya?

c. Obat ini berapa dosisnya?

d. Obat bagaimana cara menggunakannya?

e. Obat ini apa efek sampingnya?

Dan setelah memberikan pembahasan dasar terkait 5O, Apoteker

memberikan kesempatan bertanya kepada pasien, setelah itu pasien pun

memberikan pertanyaan dan Apoteker menjawab, setelah itu Apoteker

memberikan contoh secara langsung dengan menggunakan contoh obat.


29

3. Pelayanan Residensial (Home Care)

Dalam dunia farmasi tentu saja Apoteker berhubungan dan bertanggung

jawab penuh terhadap pemberian obat pada pasien dengan cara yang benar.

Dalam hal ini Apoteker juga memberikan pelayanan Residensial atau Home

Care. Pelayanan yang dimaksud berupa pelayanan yang diberikan Apoteker

dan Asisten Apoteker dari rumah kerumah sesuai permintaan dan hal tersebut

terjadi secara khusus pada pasien yang sudah lanjut usia. Diadakannya

pelayanan tersebut dianggap pasien tersebut telah mengalami penyakit yang

kronis.

4. Pelayanan Obat Tanpa Resep

Pelayanan obat tanpa resep merupakan pelayanan kepada pasien yang ingin

melakukan pengobatan sendiri, dikenal dengan swamedikasi. Obat untuk

swamedikasi meliputi obat-obatan yang dapat digunakan tanpa resep yang

meliputi obat wajib apotik (OWA), obat bebas terbatas (OBT), dan obat bebas

(OB). Obat wajib apotek terdiri dari kelas terapi oral kontrasepsi, obat saluran

cerna, obat mulut serta tengorokan, obat saluran nafas, obat yang

mempengaruhi sistem neuromuskuler, anti parasit dan obat kulit topikal.

5. Pelayanan Narkotika dan Psikotropik

Pelayanan obat narkotika dan psikotropika harus menggunakan resep

dokter asli agar menghindari kemungkinan terjadinya penyalahgunaan obat

narkotika dan psikotropika dengan memberikan pengarahan terhadap cara

pakai obat tersebut kepada pasien.


30

D. Analisis dan Evaluasi

Selama Praktik Kerja Lapangan di RS Sentra Medika penulis mendapati

bahwa di :

1. Instalasi Farmasi Rawat Jalan sesuai dengan ketentuan SOP karena tempat

penyimpanan obat hingga alur kegiatan sudah memenuhi kriteria yang

sudah di tetapkan;

2. Instalasi Farmasi Rawat Inap (Depo Rawat Inap) sesuai dengan ketentuan

SOP karena tempat penyimpanan obat hingga alur kegiatan sudah

memenuhi kriteria yang sudah di tetapkan;

3. Farmasi IGD kurang sesuai dengan ketentuan yang seharusnya karena

kondisi tempat yang kurang memadai dan penyimpanan yang tidak teratur;

4. Farmasi OK sesuai dengan ketentuan SOP karena tempat penyimpanan

obat dan alkes hingga alur kegiatan sudah memenuhi kriteria yang sudah di

tetapkan;

5. Logistik Farmasi Rawat Jalan penyimpanan alkes dan penyimpanan obat

sudah sesuai dan kondisi tempat sudah memadai;

6. Logistik Farmasi Rawat Inap menurut pendapat penulis cara penyimpanan

obat dan alkes sesuai karena disusun secara alfabetis;

7. Farmasi Cathlab menurut pendapat penulis sesuai dengan ketentuan SOP

karena dari alur kegiatan sudah memenuhi kriteria yang sudah di tetapkan.

Evaluasi dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis yakni terdapat

suatu bagian yang kurang sesuai dengan SOP yaitu farmasi rawat jalan
31

mengalihkan permintaan obat kepada farmasi rawat inap yang seharusnya

tidak saling berhubungan. Lalu, penempatan obat dibeberapa bagian farmasi

masih kurang sesuai dengan informasi letaknya. Selebihnya semua telah

sesuai dengan SOP.


32

BAB V
A. Simpulan

Setelah dua bulan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di RS Sentra

Medika Cibinong menurut penulis pelayanan obat, pencatatan, pelaporan obat,

kebersihan ruangan dan kenyamanan ruang tunggu sudah sangat baik. Penulis

mengambil kesimpulan bahwa:

1. RS Sentra Medika Cibinong merupakan sarana kesehatan yang letaknya sangat

strategis karena terletak pada kawasan padat penduduk di jalan Mayor Oking

Jaya Atmaja No. 09 yang mudah dijumpai oleh semua kalangan;

2. RS Sentra Medika Cibinong memiliki fasilitas yang sangat memadai;

3. RS Sentra Medika melayani resep tunai dan non tunai;

4. RS Sentra Medika Cibinong memiliki ikatan kerja sama yang baik dengan rumah

sakit dan apotek lainnya.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yakni agar RS Sentra Medika

Cibinong dapat mempertahankan keunggulan pelayanan Yang telah dimiliki,

keramahan terhadap pasien, dan sikap peduli terhadap siswa Praktik Kerja Lapangan

(PKL). Penulis juga berharap agar RS Sentra Medika Cibinong dapat lebih

mengembangkan dan mempertahakan tata pelayanan kefarmasian.


33

DAFTAR PUSTAKA

Ampera.instalasi farmasi.https://instalasifarmasi.wordpress.com (diakses pada


tanggal 16 maret 2019).

Mardatillah, Sari.2014.pengelolaan perbekalan farmasi di rumah


sakit.https://wailineal.blogspot.com/2014/02/pengelolaan-perbekalan-farmasi-
di-rumah.html. (diakses pada tanggal 22 maret 2019).

Purwanti, Dwi.2017.Standar pelayanan kefarmasian di rumah


sakit.http://sidfirman82.blogspot.com/2017/07/standar-pelayanan-
kefarmasian-di-rumah.html (diakses pada tanggal 16 maret 2019).

wahyono, Iyandri.2018. Sistem Pelayanan Satelit Farmasi Gawat Darurat (SFGD)


Di Rumah Sakit. https://gudangartikels.blogspot.com/2018/07/sistem-
pelayanan-satelit-farmasi-gawat.html.(diakses pada tanggal 16 maret 2019).

Anda mungkin juga menyukai