Anda di halaman 1dari 5

BERITA BIOLOGI 2(5) Oktober 1979 93

AKTIVJTAS DAN PERGERAKAN LUTUNG MERAH (PRESBYTIS RUBICUNDUS


MULLER) DI CAGAR ALAM TANJUNG PUTING KALIMANTAN TENGAH

JATNA SUPRIATNA
Museum Zoologi Bogor, LBN - LIPI, Bogor
.

PENDAHULUAN
Keanekaiagaman primata Indonesia meiupakan Di dalam daerah ini terdapat hutan yang masih asli
suatu kekayaan yang tidak terdapat di negaia lain. atau primer dan hutan yang sudah rusak. Di hutan
Kawasan Indonesia mempunyai primata mulai daii asli tumbuhannya rata-rata tinggi dan vegetasinya
yang berevolusi iendah yaitu Tarsius bancanus sam- didominasi oleh suku Dipterocarpaceae, sedangkan
pai yang berevolusi tihggi seperti orangutan (Portgo di hutan yang rusak banyak tumbuhan pendatang
pygmaeus). Beberapa primata ada yang bersifat seperti Macaranga sp. Dalam daerah pengamatan
endemik, seperti lutung meiah di Kalimantan (Davis terdapat juga rawa dangkal yang pada musim kering
1962, Medway 1970, Stott & Selsor 1961). susut airnya sampai kering.
Tempat hidup lutung meiah, yaitu pulau Kali- Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
mantan, pada dasa waisa sekaiang ini sedang giat kompas, teropong, jam tangan, alat fotografi dan
dieksploitasi. Eksploitasi diketahui banyak menim- alat tulis menulis. Teropong membantu dalam pe-
bulkan kerugian terhadap penghuninya, misalnya nyidikan setiap kelompok lutung. Setiap perubahan
adanya emigrasi dan kepunahan tidak langsung. posisi dan tingkah laku dicatat dan disesuaikan de-
Beberapa hewan telah menunjukan kelangkaan di ngan waktu. Pencatatan berdasarkan metoda adlib,
daerah yang diekploitasi hutannya. Lutung merah yaitu mencatat perubahan tingkah laku dan ling-
sebagai hewan arboreal mungkin sekali akan ter- kungannya tan pa mencatat interval waktu.
ganggu oleh adanya eksploitasi hutan tersebut. Untuk memudahkan pengamatan kebiasaan lu-
Oleh karena kerusakan hutan mungkin akan tung di etape pohon, etape pohon ditentukan ber-
berpengaruh terhadap tingkah laku lutung, maka dasarkan pembagian Richard (1952):
penelitian mendasar terhadap hewan ini perlu di- 1. Etape A ialah etape pohon mulai dari ketinggian
lakukan Untuk memulainya dilakukan penelitian 25 meter keatas.
awal dalam taraf pengamatan aktivitas, pergerakan 2. Etape B dengan tinggi pohon dari 8 sampai 25
dan beberapa segi tingkah laku lutung. Penelitian meter.
ini diharapkan dapat membantu cara pelestarian 3. Etape C dengan tinggi pohon dari 8 meter ke
hewan ini. bawah.
Pencarian lutung merah pada pagi hari dilakukan
BAHAN DAN CARA KERJA dengan cara mendengarkan seruan pagi (morning
Pengamatan lutung merah dimulai dari bulan call). Seruan pagi ini dikumandangkan oleh jantan
Mei sampai November 1975 dan dilanjutkan dari dewasa. Karena seruan pagi terdengar sampai bebe-
bulan Maret sampai Juli 1977. Kegiatan ini dilaku rapa ratus meter di hutan, maka sangat mudah men-
kan di tempat penelitian atau proyek orangutan, dapatkan lutung apabila penungguan dilakukan di
Cagar Alam Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. pondok di pinggiv daerah pengamatan. Pencaiian
Cagar alam ini terletak pada ordinat 111 0 40' - lutung pada siang hari dilakukan dengan mengeli-
111 0 55' BujurTimur dan 2° 31' - 3° 24' Lintang lingi daerah pengamatan atau tempat-tempat sing-
Selatan. Di daerah proyek orangutan sudah terdapat gah lutung.
jalur-jalur jalan yang mempunyai absis dan ordinat.
Pada setiap 25 meter didirikan patok yang diberi HASH PENG AM A TAN
tanda arah dan nama jalan serta jarak dari absis
dan/atau ordinat (Gambar 1). Selama hampir 10 bulan dapat ditemui kelom-
Luas seluruh daerah Cagar alam Tanjung Puting pok lutung sebanyak 113 kali. Seluruh waktu per-
305.000 ha. Daerah pengamatan luasnya 100 ha. temuan dengan lutung tercatat 256 jam.
94 BERITA BIOLOGI 2(5) Oktober

100%

90 •

80 •

70 •

60

50 : • : 0—1 ISTIRAHAT
".."• L ^ MAKAN
E=D GERAK

ll ll H ill

II

30
1


II


v'-
II
II
II
ll
It

20 v/

•I II
II ll
II
II

n ii ii ii

.'* V
.

II n n i
ii n II II
•1II |

10
Ill
Illl

0 =z
6.00 - 9.00 9.00 - 12.00 12.00 - 15.00 15.00 - 16.00 WAKTU

Gambar 2. Histogram persentase frekuensi kejadian


aktivitas lutung merah (256 jam).

Kelompok lutung yang diamati beraktivitas dari Paaa sore hari dari pukul 15.00 sampai 18.00
pagi sampai sore hari, diseling beberapa jam pada lutung mulai aktif kembali. Aktivitas pada saat ter- _
siang hari untuk beristirahat dan tidur. Lutung ba- sebut lebih dipusatkan untuk bermain dan kemu-
ngun pada waktu antara pukul 4.15 dan pukul 5.30 dian bergerak mehcari pohon untuk tidur. Lutung
tergantung pada keadaan cuaca. Sewaktu bangun merah mulai tidur sewaktu hutan mulai gelap. Apa-
keadaan hutan masih gelap atau matahari belum bila keadaan mendung sebelum senja, kadang-kadang
terbit. Segera sesudah bangun lutung jantan dewasa lutung sering tidur sebelum waktunya.
mengumandangkan seruan pagi. Seruan' ini sering Pergerakan lutung merah dapat dikategorikan
bersahutan antara kelompok-kelompok lutung di ke dalam empat tipe, yaitu menapak dengan ang-
hutan. gauta badan, meloncat, memanjat dan menggan-
Antara pukul 6.00 dan 9.00 lutung merah sa- tung. Pergerakan menapak dan meloncat lebih sering
ngat aktif mencari makan. Seiring dengan aktivitas digunakan dari pada gerakan yang lainnya. Pergerak-
ini lutung lebih banyak bergerak. Menjelang siang an meloncat dari dahan ke dahan lain yang tinggi-
hari antara pukul 9.00 dan 12.00 lutung mulai ber- nya sama dapat mencapai jarak 4-6 meter, sedang-
istirahat dan bermain. Aktivitas makan dan perge- kan loncatan dari pohon yang lebih tinggi ke pohon
rakan berkurang. Pada pukul 12.00 atau sekitar yang lebih rendah.dapat-Biencapai 10-12 meter.
pukul 13.00 lutung seringkali terlihat tidur. Tidur Berjalan menapak dilakukan pada pohon yang men-
pada siang hari dilakukan sekitar 30-75 menit, ter- datar. Memanjat dilakukan untuk menaiki pohon
gantung pada lingkungan tempat tidurnya. Segera terutama yang tidak mempunyai cabang. Menggan-
setelah bangun lutung mulai mencari makan di se- tung umumnya dilakukan untuk mencari makanan
kitar pohon tempat tidur (Gambar 2). di ujung pohon.
BERITA BIOLOGI 2(5) Oktober 1979 95

GAMBAR 1 : DAERAH INTI AKTIVITAS, ROUTE PERGERAKAN DAN


TEMPAT TIDUR

— ROUTEPERGERAKAN RAWA
LUTUNG KELOMPOK LAIN DAERAH INTI
• TEMPAT TIDUR
ifcPONDOK
96 BERITA BIOLOGI 2(5) Oktober 1979

Hampir semuakegiatan lutung merah menempa- yang hidup terrestrial. Di India lutung langur (Pres-
ti etape A,B dan C. Untuk beristirahat digunakan bytis entellus) aktif dari pagi sampai sore hari, de-
etape A, B dan jarang sekali pada etape C, sedang- ngan sedikit tidur siang. Lutung India lebih banyak
kan tidur di etape A dan B. Selama pengamatan bermain dari pada lutung merah (Jay 1968, Wilson
tidak pernah dijumpai lutung merah bergerak di &. Wilson, in press).
tanah (tabel 1). Lutung merah mempunyai daerah jelajah yang
sangat bervariasi luasnya tergantung jumlah ang-
Tabel 1. Etape aktivitas lutung rherah dalam strata gauta dalam kelompok. Pada kelompok yang ber-
pohon di hutan anggauta kecil daerah jelajahnya sempit, sedang
pada kelompok besar sebaliknya. Perbedaan luas
Strata istirahat tidur gerak makan interaksi daerah jelajah yang ada hubungannya dengan jum-
lah kelompok terdapat juga pada lutung langur di
etape A + + + + + India. Di India lutung yang mempunyai anggauta
etape B + + + + + besar umumnya terdapat di daerah terbuka dengan
etape C + - + + + daerah jelajah yang besar, sebaliknya di hutan dae-
rahnya jelajahnya kecil dengan jumlah anggauta
Aktivitas lutung merah terpusat dalam satu dae- kecil pula (Jay 1968).
rah dan tidak pernah berpindah. Daerah ini meru- Perhunian jenis-jenis lutung umumnya terbagi
pakan tempat penjelajahan lutung setiap hari dan menjadi 2 pola yaitu daerah kawasan (territory) dart
disebut daerah jelajah (home range). Luas daerah daerah jelajah. Daerah kawasan umumnya sempit.
jelajah setiap kelompok bervariasi, tergantung pada Daerah tersebut dipertahankan dari gangguan ke-
jumlah anggauta kelompok. Daerah jelajah lutung lompok lutung sejenis. Sebaliknya daerah jelajah
merah di Cagar qlam Tanjung Puting berkisar antara umumnya luas dan tidak dipertahankan. Di daerah
0,3 dan 0,9 km . Pada daerah jelajah, penyebaran jelajah lutung umumnya terdapat satu atau lebih
kelompok sering bertumpang tindih, tetapi daerah daerah inti yang dipergunakan untuk tidur. Lutung
yang sering dipakai tidur tidak pernah bertumpang ireng (Presbytis pyrrhusj, joja (Presbytis potenzia-
tindih. Daerah yang tidak bertumpang tindih ini ni), nilgiri langur (Presbytis johnii) hidupnya ber-
disebut daerah inti (core area). Daerah inti satu ke- kawasan, sedangkan simpai (Presbytis melalophos),
lompok yang diikuti secara bersinambung antara Presbytis obscura, Presbytis aygula dan Presbytis
0,1 dan 0,3 km . Setiap hari kelompok lutung men- rubicundus yang diamati hidupnya berada dalam
jelajahi daerahnya seluas400 dan 1000 m , tergan- daerah jelajah (lay 1968, Porieir 1970, Sudjito 1976
tung padakeadaan cuaca dan musim buah. Sewaktu Wilson & Wilson, in press).
hujan turun, lutung bersembunyi di tajuk pohon Pergerakan lutung merah terjadi di semua etape
yang lebat atau rapat. Sedangkan pada musim buah pohon. Untuk istirahat dan tidur lutung menempati
lutung sering makan terus menerUs disekitar daerah puncak pohon yang tinggi. Pola penempatan etape
buah. di pohon mirip pola bwa yang terdapat di daerah
pengamatan, tetapi berbeda dari orangutan yang
kadang-kadang tampak be'rgerak di tanah. Dengan
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
pola pergerakan yang berbeda ini akibatnya ialah
Aktivitas pergerakan dan makan pada lutung bahwa orangutan dan lutung merah jarang bertemu
merah lebih menonjol pada pagi hari dan sore hari. di puncak pohon sedangkan lutung dan owa seba-
Di daerah pengamatan jenis primata lain yang mem- liknya. Owa dan lutung tampak hidup rukun atau
punyai pola seperti ini ialah owa (Hylobates agilis). tanpa agresi, walaupun banyak pola aktivitas dan
Orangutan (Pongo pygmaeusj dan primata lainnya pergerakannya mirip. Menurut Sugardjito (1978)
sangat be-bedanyata. Orangutan aktif bergerak dari kerukunan owa dan lutung merah disebabkan oleh
pagi sampai sore hari dan hanya sebentar saja pada makanannya yang berbeda walaupun mempunyai
siang hari beristirahat dan tidur (Djojosuradmo banyak persamaan dalam tingkah laku. Orangutan
1978, Sugardjito 1978). dan lutung mempunyai banyak persamaan makan-
Jika dibandingkan dengan lutung jenis lain di an (Djojosudarmo) 1978).
Sumatra, tampak pola aktivitas lutung merah mirip Pergerakan menapak danmeloncat pada lutung
pola simapi (Presbytis melalophos). Pola aktivitas merah lebih sering terlihat dari pada pergerakan
ini sangat berbeda dari pola aktivitas lutung di India dengan cara lain. Pola pergerakan ini mirip sekali
BERITA BIOLOGI 2(5) Oktober 1979 97

dengan simpai (Presbytis melalophos) tetapiberbeda FLEAGLE, Y.G. 1976. Locomotor behaviour and
dari Presbytis obscura. Presbytis obscwa di Malay- skeletal anatomy of sympatric Malaysian leaf
sia sering juga bergerak dengan memanjat walaupun monkey (Presbytis obscura and Presbytis mela-
gerakan yang paling sering dilakukan ialah menapak lophos). Yb. Phys. Anth. 20 : 440 - 453.
dan melon'cat (Fleagle 1976).
Melihat pola aktivitas dan pergerakan lutung JAY, P. 1968. The common langur of North India,
merah terutama tingkah laku tidur di tajuk pohon in : (P. JAY ed). Primates; studies in adapta-
yang rapat dan di daerah inti, maka pelestarian tion and variability Holt, Reinhart & Weston,
monyet ini jelas ada hubungannya dengan habitat New York,
hutan. Di hutan primer yang tajuk pohonnya rin-
dang dan lebat memungkinkan lutung dapat terhin- MEDWAY, L. 1970. The monkey of Sunda land:
dar dari predator dan hempasan angin atau hujan. Ecology and systematic of cercopithecidae of
Tetapi jika lutung hidup di tempat terbuka maka humid equatorial environment, in: (NAPIER
nilai proteksinya akan menurun, karena pertahanan & NAPIER ed). Old world monkey, evolution,
berbagai lutung pada umumnya dengan cara ber- systematic and behaviour. Academic Press, New
sembunyi. Di India, langur (Presbytis entellus) yang York.
hidup di daerah hutan yang rusak atau terbuka se-
lalu mempunyai jumlah anggauta besar, sehingga POIRIER, F.E. 1969. The nilgiri langur (Presbytis
dapat mempertahankan diri dengan berkelahi (Jay johnii) troops : its composition, structure, func-
1968). tion and change. Fol. primat. 10 : 20 - 47.
Adanya daerah inti yang tidak pernah tumpang
tindih pada setiap kelompoklutung menggambarkan RICHARD, P.W. 1952, The tropical rain forest.
bahwa lutung merah mempunyai daerah yang di- University Press, Cambridge.
anggap mapan untuk tidur. Jika daerah inti ini ber-
ubah komposisi pohonnya, mungkin cara memilih SUDJITO, H. 1976. Beberapa pengamatan tingkah
daerah inti pun berubah. Akibatnya tingkah laku laku lutung (Presbytis pyrrhus) di hutan wisata
lutung pun akan berubah pula. Cagar Alam Suaka Margasatwa Pananjung Pa-
Menurut Wilson & Wilson (1975), Jensitas po- ngandaran, Skripsi sarjana muda jurusan biologi
pulasi lutung merah di daerah penebangan selektif FIFA Unpad. Bandung.
dan di hutan primer tidak berbeda nyata. Tidak
terdapatnya perbedaan densitas populasi tersebut SUGARDJITO, 1978. Beberapa aspek kehidupan
mungkin kurun waktu pengamatan dan penebangan owa (Hypobates agilis) di Cagar Alam Tanjung
selektif relatif singkat, sehingga lutung merah ma- Puting Kalimantan Tengah. Skripsi sarjana bio-
sih dalam keadaan adaptasi. Kemungkinan yang logi Universitas Nasional, Jakarta.
lain ialah daya dukung lingkungan masih belum
terlampaui, sehingga lutung masih dapat meman- STOTT, K. & SELSOR, J. 1961. Observation of
faatkan lingkungannya. Walaupun densitas populasi the maroon leaf monkey in North Borneo.
tidak berubah, ada kemungkinan tingkah lakunya Mammalia 25 : 184 - 189.
berubah. Seperti halnya lutung merah di daerah
perburuan yang hutannya sudah rusak, tingkah WILSON, C.C. & WILSON, W.L. 1975. The influ-
lakunya sangat liar (Davis 1962). ence of selected logging on primates and some
others in East Kalimantan. Fol. primat. 23 :
DAFTAR PUSTAKA 254 - 274.
DAVIS, D.D. 1962. Mammals of the lowland rain WILSON, C.C. & WILSON, W.L. 1980. Behaviour
forest of North Borneo. Bull.Nat.Mus. Sing. and morphological variation among primate
3 1 : 5 - 129. population in Sumatra. Regional primate re-
DJOJOSUDARMO, S. 1978. Beberapa aspek ting- search center and department of psychology,
kah laku orang utan (Pongo pygmaeus). Tesis Washington in press).
sarjana Fakultas Biologi Universitas National.

Anda mungkin juga menyukai