BAB III
37
38
1
Yudha Putra Sarandil, Sejarah Desa Luwung Mundu Kabupaten Cirebon (Blogspot Jumat, 11
November 2011)
41
I II
III VI
IV V
VII
I
VIII
XII
IX
XI
X XIII
Keterangan denah :
I. Makam masyarakat umum
II. Makam pengikut Syekh Sayyid Muhammad (Pangeran Luhung)
III. Bangunan Pancaniti
IV. Makam para pejabat masyarakat luwung
V. Makam ratu mas purba sari (istri Syekh Sayyid Muhammad
(Pangeran Luhung)
VI. Makam keramat Syekh Sayyid Muhammad (Pangeran Luhung)
VII. Makam P. Mertsari dan dewi tepasari (anak Syekh Sayyid
Muhammad Pangeran Luhung)
VIII. Makam empu supa dan empu sura utusan kerajaan majapahit
IX. Bangunan madrasah ibtidaiyah desa luwung
X. Masjid desa luwung
43
2
(TD. Sujana / sejarawan-budaya cirebon, wawancara senin 11 Oktober 2018)
45
3
Muhaimin, Islam Dalam Bingkai Budaya Lokal dari Cirebon, Jakarta : (logos 2001);h.229
46
Artinya :
Pangeran Raja Muhammad adalah akbar dengan Empu Supa dan
Empu Sura yang terjadi pada waktu perang antara Demak dengan
Majapahit padatahun 1401-1403b, kedua empu tadi dibujuk oleh gurunya
yaitu Sunan Kali jaga supaya kedua empu tersebut menurut kepada maha
guru kemudian pergi kearah barat, akhirmya singga kedaerah Cirebon
sebelah baratnya Mundu.
4
R.Suchri Hidayat Sejarah Caruban Kawedar (TT 174)
47
5
Widodo, Kamus Bahasa Indonesia, 2001 Jakarta (Balai Pustaka) h.679
48
6
Dadan Wildan , Sunan Gunungjati (antara fiksi dan fakta) Pembumian Islam dengan
pendekatan struktural dan kulturan,2002 Bandung (Humaiora Utama Pers) h.33
50
Padilah Khan yang menikah dengan Ratu Wulung Ayu Putri Sunan
Gunung Jati. Sedangkan Padillah Khan atauFaletehah adalah putra dari
Madhar Ibrahim bersala dari Gujarat yang menetap di Samudra Pasai dan
menjadi guru agama Islam. Maulana Mahdar Ibrahim adalah putra dari
Abdul Gofur dan Abdul Gofur putra dari Barkat Zaenal Alim yang
merupakan saudara muda dari Nurul Alim. Nurul Alim adalah ayah handa
Syarif Abdullah. Adapun Syarif Abdullah adalah ayah handa Sunan
Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah jadi Sunan Gunung Jati
mempunyai hubungan saudara yang erat dengan Padilah Khan.
Mengenai Padilah Khan atau Faletehan, menurut Sidique yang
dikutip oleh dadan Wildan mengemukakan penjelasnnya yang hampir
sama dengan penjelasan Sulendra Ningrat bahwa Padillah Khan berasal
dari Pasai yang terpaksa mengungsi ke Demak setelah Portugis
mengalahkan saudra pasai pada tahun 1531. Di Demak beliau menikah
dengansalah seorang adik dari P. Trenggono Sultan Demak yang bernama
Ratu Tambayun dan kemudian beliau menjadi Jendral tentara angkatan
perang Demak. Beberapa waktu kemudian, ia pun menikah demngan Ratu
ayu, seorang putri dari Sunan Gunung Jati dan merupakn janda dari P
Sebrang Lor. 7
Kalau diihat dari silsilah di atas Syekh Sayyid Muhammad
(Pangeran Luhung) masih memilki inasab dengan Nabi Muhammad yaitu
generasi ke 26 yang diambil dari keturunan garis kakenya yaitu Syekh
Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) ibunya bermana Ratu Wulung
Ayu, merupakan anak Sunan Gunung Jati dari istri yangbernama Ratu
Tepa Sari (putri pembesar kerajaan Majapahit). Sedangkan ayahnya
bernama Padillah Khan atau Faletehan putra Makdar Ibrahim apabila
dirangkai dari garis keturunan sang ayah, keberadaanya tidak dapat
dilepaskan dengan 2 kerajaan Islam yang pernah berkuasa di pulai jawa
Sumatera yaitu kerajaan Demak Saudra Pasai. Beliau merupakan panglima
7
Dadan Wildan , Sunan Gunungjati (antara fiksi dan fakta) Pembumian Islam dengan
pendekatan struktural dan kulturan,2002 Bandung (Humaiora Utama Pers) h.284
51
8
Sulenrda Ningrat, Sejarah Cirebon, 1985 (Balai Pustaka)h. 101-102
9
Sulenrda Ningrat, Sejarah Cirebon, 1985 (Balai Pustaka)h.18-20
52
10
Sulenrda Ningrat, Sejarah Cirebon, 1985 (Balai Pustaka).h.199-200
11
Unang Sunarjo, Meninjau Sepintas Panggung sejarah Pemerintahan Kerajaan Cirebon,
1996(Bandung Tarsito) h.10
53
12
Ahmad Zaeni Hasan, Perlawanan Ditanah Pengasingan (kiyai Abas Pesantren Bunten
dan bela negara) 2000. Jakrta Elsas. H7
54
13
Muhaimin AG, Islam Dalam Bingkai Budaya Lokal Potret dari Cirebon, 2001 Jakarta
Logos H.227-229
14
Hasan Muarif Ambari, Menemukan Peradaban (Jejak arkeologis dan historis Islam
indonesia, 2001 Jakarta (Logos wacana ilmu)h.41
55
dengan kota-kota lain diwilayah jwa tengah. Di desa ini terdapat sebuah
peninggalan sejarah Islam masa lampau yang sampai saat ini masih tetap
dirawat dengan baik dan dilestarikan. Peninggalan tersebut adalah situs Syekh
Sayyid Muhammad (Pangeran Luhung) yang keberadaanya sudah ada sejak
abad ke 16 san.
Menurut R.A Kosasi (wawancara 21 Oktober 2018.) menjelaskan
bahwa situs Syekh Sayyid Muhammad (Pangeran Luhung) yaitu merupakan
sebuah makam yang telah dipercayai masyarakat mengandung, keramat dan
mistis yang cukup besar. Beliau juga dingggap oleh msyarakat setempat
sebagai pendiri desa tersebut.
Area situs Syekh Sayyid Muhammad (Pangeran Luhung) merupakan
sebuah komplek pemakaman yang dikelilingi oleh pagar yang terbuat dari
tumpukan bata. Didalam areal tersebur terdapat beberapa makam yang
menjadi peninggalan sejarah didwsa luwung yang urutannya adalah sebagai
berikut :
1. Makam Syekh Sayyid Muhammad (Pangeran Luhung) berada ditengah
areal pemakaman.
2. Makam Ratu Mas Purbasari (istri Syekh Sayyid Muhammad (Pangeran
Luhung) terletak didepan sebelah kiri makam Syekh Sayyid Muhammad
(Pangeran Luhung).
3. Makam P. Mertasari dan Dewi Tepa Sari anak Syekh Sayyid Muhammad
(Pangeran Luhung) terletak dibelakang sebelah kiri makam Syekh Sayyid
Muhammad (Pangeran Luhung).
4. Makam Empu Supa dan Empu Sura (utusan Kerajaan Majapahit) terletak
dibelakang masjid
5. Makam R.Atmabrata (Jotara Utusan Kesultanan Kasepuhan Cirebon)
Kuncen I
6. Makam R. Baratawijaya (Suleman, anak R.Atmabrata) Kuncen II
7. Makam keluarga besar masyarakat luwung
8. Makam para pengikut Syekh Sayyid Muhammad (Pangeran Luhung) dan
para pejabat masyarakat Luwung.
56
15
Hasan Muarif Ambari, Menemukan Peradaban (Jejak arkeologis dan historis Islam
indonesia, 2001 Jakarta (Logos wacana ilmu).h.103-104
58
barokah bagi kita yang masih hidup. Dengan demikian ibu Siti Maesaroh
secara pribadi memanfaatkan situs Syekh Sayyid Muhammad (Pangeran
Luhung) sebagai salah satu media untuk mempercayai sesuatu yang goib,
sehingga dapat mendekatkan dirinya kepada Allah.
Dari beberapa keterangan yang penulis dapatkan dari para penginjung,
ternyata keberadaan situs Syekh Sayyid Muhammad (Pangeran Luhung)
direspon masyarakat telah memiliki kekuatan keramat dan mistik yang besar
dan dipercaya dapat memberikan dampak bagi kehidupan manusia baik lahir
maupun batin.
Kepercayaan masyarakat terhadap keramat dan mistik mereka
ekspresikan melalui beberapa rutal dan tradisi masyarakat, sehingga diakui
atau tidak dimana situs itu berada, pasti mempunayi keterkaitan dengan tradisi
dan kebudayaan masyarakat yang menempatinya16
Melihat perilaku masyarakat yang penuh dengan kepercayaan terhadap
mistik dan keramat yang terkandung pada makam Syekh Sayyid Muhammad
(Pangeran Luhung) menunjukan bahwa mayoritas dari mereka telah merespon
dengan baik keberadaan situs tersebut. Hal demikian sejalan dengan pendapat
17
wood ward yang dikutp oleh Murtado yang menyatakan bahwa Islam
menurutnya adalah unik. Keunikannya terletak bukan pada kemampuannya
mempertahankan aspek-aspek budaya pra Islam, akan tetapi pada konsep-
konsep sufistiknya terhadap beberapa tema seperti kewalian, keramat, jalan
mistik dan kesempurnaan manusia yang diterapkan dalam pormulasi suatu
kultus Kraton. Dalam hal ini Penulis sepakat bahwa untuk memandang
penomena keberagaman di jawa, hanya teradisi sufisme dalam islamlah yang
bisa digunakan. Apalagi kalau melihat praktek-praktek ritual yang dilakukan
orang jawa, seperti praktek ritual sebagai usaha untuk mencari keselamatan,
laku-laku tertentu sebagai usaha untuk mencari kekuatan lebih pensucian diri
dan sebagainya yang merupakan contoh-contoh laku mistik. Terlepas dari
16
Hasan Muarif Ambari, Menemukan Peradaban (Jejak arkeologis dan historis Islam
indonesia, 2001 Jakarta (Logos wacana ilmu). h.33
17
Hasan Muarif Ambari, Menemukan Peradaban (Jejak arkeologis dan historis Islam
indonesia, 2001 Jakarta (Logos wacana ilmu) h.87-88
61