Kelas A
ayuinayatul2306@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh sang penciptsa dengan diberi rasa keingintahahuan agar mereka dapat
menyelesaikan suatu masalah. Dengan diberikannya rasa ingin tau menjadikan manusia ini kaya
pengetahuan dari berbagai aspek yang mereka pelajari, baik dari bangku sekolah maupun
pengalaman yang telah mereka telusuri. Rasa keingintahuan manusia adalah motivasi untuk
D.Manfaat Penelitian
1. Agar pembaca mengetahui artikel ilmiah dengan jelas serta bagaimana cara membuat artikel
ilmiah dengan benar
2. Agar pembaca lebih mudah memahami tentang karya ilmiah berupa artikel ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah merupakan suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan
itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh
melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode
ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang
diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis
ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui
penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut .
Semangat kritis dan emansipotaris dalam berkomunikasi dicetuskan pada 1980-an oleh filsuf
kntemporer Jerman Jurgen Habermas melalui teori tindak komunikasi, yang prinsip-
prinsipnya dipinjam dari konsep Filsafat Bahasa Biasa, khususnya konsep Austin tenang
tindak tutur (Habernas, 2006; Wobowo, 2011) .
Menurut Habernas, komunikasi yang sehat adalah komunikasi yang tiap-tiap partisipannya
bebas menentang klaim-klaim apa pun tanpa takut pada apa pun kaerena tiap-tiap partisipan
pasa dasarnya memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara dan membuat keputusan yang
saling berbeda (dibaca:emansipatoris). Dalam kata lain, kita harus kritis terhadap suatu
paradigma yang seolah-olah berjaya atau bekuasa.
2) Singkat
Sebuah artikel ilmah yang komunikatif dan emansipatoris tidak perlu membuat ihwal yang
tidak berkaitan langsung dengan topik utama tulisan.
Dalam penegasan lain, hilangkanlah tulisan yang mungkin dapat mempesono pembaca,
namun tidak memberikan informasi apa-apa. Ungkapkanlah topik utama kita melalui kalimat
atau ingkapan bahasa yang singkat, yang penting-penting saja dan gunakanlah kata kerja
yang tepat.
3) Jelas
Suatu ungkapan bahasa dikatakan “jelas” jika disusun secara koheren alias harmonis
sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Dalam mengungkapkan suatu masalah dan
pemecahannya, koherensi memang amat dibutuhkan. Secara umum koherensi selama ini
dipahami sebahagu hubungan yang jelas antara unsur-usur yang membentuk suatu kalimat
dan paragraf. Dalam ungkapan lain, koherensi menekankan segi struktur (interelasi) diantara
kata-kata yang menduduki sebuah tugas dalam kalimat. Olwh karena itu, bisa terjadi suatu
ungkapan bahasa (kalimat atau alinea) ditengarai telah mengandung suatu ide pokok yang
tunggal.
4) Tepat
Dalam mengungkapkan masalah dan pemecahannya secara ilmiah kita memang harus
berpikir secara tepat, yakni konsisten dalam pengertian kita bersedia menyungguhkan bahwa
jalan ilmiah yang kita tempuh sudah benar.
Oleh karena itu, artikel ilmiah yang komunikatif harus didukung oleh fakta atu data
yangcukup dan terpercaya, tanpa mempersoalkan banyak sedikitnya jumlah data tersebut.
5) Mencerahkan
Artkel ilmiah dikatakan mencerahkan jika penulisannya mampu mengungkapkan isina secara
konseptual alias terarah dan terfokus. Oleh karena itu, artikel ilmiah yang komunikatif, yakni
yang emansipatoris, singkat, jelas, tepat, memang harus dipijakkan dari langkah perencanaan
yang terarag dan terfokus sehingga mencerahkan.
6) Bertanggung Jawab
Artikel ilmiah sebagai “ritual” para insan kampus harusah mencerminkan tanggung jawab si
penulsnya sebab selain tak mungkin dilepaskan dari konteks sosial budayaya, si penulis itu
sendiri adalah makhluk individu yang juga sekaligus makhluk sosial budaya.
Gagasan yang dikemukakan dalam artikel jurnal adalah gagsan hasil berpikir ilmiah. Gagasan
itu dapat berupa hasil berpikir konseptual tentang topik tertentu dalam suatu bidang ilmu.
Gagasan itu juga dapat berupa hasil penelitian. Hasil penelitian pasa hakikatnya adalah
gagasanilmiah karena hasil penelitian itu adalah produk berpikir ilmiah.
Gagasan dalam atikel jurnal adalah gagasan yang sudah dikembangkan. Pengembangan
gagasan itu mengikuti prosedur teknis stndar dalam pengembangan gagasan ilmah. Karena
gagasan adalah substans isi, pengembangan gagsan artikel pada hakikatnya adalag
pengembangan isi artikel.
Pengembangan gagasan artikel jurnal dilakukan utuk menjabarkan gagasandasar artikel pada
berbagau tingkat, yakni pada tingkat artikel, tingkat bagian artikel, dan tingkat paragraf.
Pengembangan gagasan artikel dilakukan dengan mengidentifikasi substansi isi artikel, isi
bagian artikel, dan isi paragraf, yang pada gilirannya akan menjadi materi isi naskah.
Pengelompokan dan penganalisisan ke dalam bagian-bagiannya adalah proses berpikir
bersifat umum. Pengklasifikasian lazim dilakukan dengan mengungkapkan serakan hal atau
gagasan, memisah0misahkannya, dan mengaturnya ke dalam kategori-kategori berdasarkan
karakteristik yang bersifat umum.
Artikel ilmiah adalah hasil berpikir ilmiah yang didasarkan pada rencana yang relatif matang.
Rencana yang relatf matang itu memudahkan penulis untuk mewujudkn teks artikel.
Perencanaan penulisan naslah dilakukan dari tiga segi, yakni segi gagasan, segi format dan
tekni penulisan, dan segi bahasa. Dengan kata lain, perencanaan penulisan naskah itu
meliputi perencanaan gagasan, perencanaan format dan tenik penulisan, dan perencanaan
bahasa.
c. Perencanaan Iai Artikel
Perencanaan isi bagian artikel ditargetkan sampai pada paparan yang spesifik dari butir-butir
isi pokok bagian artikel. Tidak ada batasaan tingkat spesifikasi paparan yang spesifik itu.
Nilai spesifiknya diujur dari informasi pokok yang seharusnya ada na menandai kekhasan isi
bagian artikel itu.
Perencanaan format dan teknik penulisan direalissikan dalam penentuan format dan teknik
penulisan yang akn dignakan dalam penulsan naskah. Ada format umum dan ada format
khusus sebagai format gaya selingkung
e. Perencanaan Bahasa
Perencanaan bahasa penulisan naskah diwujudkan dalam pemilihan ragam bahasa yang akan
digynakan dalam naskah. Sesuai dengan artikel jurnal ilmiah, ragam yang berlaku adalah
ragam bahasa ilmiah.
Bnayak penulis yang todak berhasil dalam meralisasikan raga, bahsa ilmiah. Kesalahan
tampak pada berbagai penggunaan unsur-unsur bahasa: pilihan kata, bentukan kata, bentukan
frasa, bentukan kaliamat, dan bentukan paragraf. Akibatnya, ragam yang ditampilkan penulis
tidak memenui syarat ragam bahaa ilmiah. Penulis yang demikian tidak berhasil menampikan
ragam bahasa ilmiab yng bergengsi.
f. Pengembangan Paragraf
Paragraf pada hakikatya adalah satuan bentuk engungkapan satu gagsan dasar dan satuan
bentuk pengungkap yang berstrktur dalam karya tulis. Dalam karya ilmiah isi paragraf
tersusun dari gagsan dasar dan sejumlah gagsan pengembang atau gagasan pendukung.
Dalam tulisan ilmiah, paragraf yang hanya berisi satu kalimat, kecuali paragraf transissi,
dinilai kuarang memenuhi syarat pengembangan gagsan dasar.
Paragraf yang baik, disamping memenuhi syarat pengembangan, juga memenuhi syarat
keutuhan. Syarat keutuhan itu tampak dari adanya satu gagsan dasar yang dituangkan dalam
kalimat topik. Gagasan lain atau sejumlah gagasan lain yang dituangkan dalam sejumlah
kalimat pengembang merupakan pengembanh dan pendukung gagasan dasar.
Disamping memenuhi syarat pengembangan dan syarat keutuhan, paragraf yamg baik juga
memenuhi syarat kepaduan. Kepaduan adalah kekompakan yang terbentuk dari hubungn
yang runtut. Kepadua itu tampak dari hubungan antarkaliat dalam paragraf.
g. Penulisan Draf
Penilisan draf merupakan aktivitas yang dimulai dengan menata butir-butir gagasan secra
hierarkis dan sistematis. Penataan butir-butir gagasan dilakukan secara hierarkis untuk
menemptkan sifat hubungan anatar komponen tulisan. Dengan pentaan itu, dapat ditempatkan
hubungan anatarkomponen yang setara atau bertingkat dalam sebuab paparan. Penataan butir-
butir gagasan dilakukan secara sistematis untuk mewujudkan keteraturan hubungan
antarkomponen.
h. Finalisasi
Salah satu proses yang lazim dalam finalisasi adalah revisi naskah. Sebelum revisi dilakukan,
penuls melakukanpemeriksaan ulang terhadap draf artikel dari segi isi, bahasa, ejan, tanda
baca, dan teknik penulisan. Berdasarkan pemerksaan uang itu, penulis menemukan
kekurangan dan kesalahan dalam artikel dan berdasarkan temuannya itu penulis melakukan
revisi naskah artikel.
i. Penutup
Secara prosedural, penulisan aryikel ilmiah dilakukan dengan langkah langkah yaitu,
pengembangan gagsan, perencanaan penulisan naskah, pengembangan paragraf, penulisan
draf, dan finalisasi.
Tata tulis karya ilmiah menggunakan kaidah penulisan yang bersifat universal dan
selingkung, melekat pada jenis bahasa tulis yang dipilih dan digunakan sebagI wahana
mempresentasikan hasil permikiran penulis atau suatu objek kajian yang ditujukan kepada
pembaca.
Tata tulis artkel yang bersifat universal(dakam konteks indonesia) mengacu pada penggunaan
ragam bahasa Indonesia (tulis) yang baku. Unsur utama dalam bahasa Indonesia (tulis) yang
baku adalah ejaan. Unsur itama dalam bahasa tulis (ejaan) inilah yang membedakannya
dengan ragam bahasa lisan, yang lebih menekankan unsur lafal. Unsur yang lain yang
menjadi ciri bahasa Indonesia tulis yang baku adalah peristilahan, bentuk dan pilihan kata,
pengalimatan, pengalineaan, tan tanda baca (Lumintaintang, 1996)
Kaidah penulisan ini lebih berorientasi pada konvensu aturan penulisan artikel yang bersifat
teknis. Kaidah penulisan selingkung ini mugkin berbeda antara wadah terbitan satu dengan
yang lain, baik dalam satu lembaga maupun anatarlembaga. Faktor penyebab adanya
perbedaan kidah selingkung antar penerbitan jurnal antara lain konteks bidang, karakteristik,
lembaga penaung, asosiasi profesi, dan jenis pengelompokan artikel. Semua perbedaan yang
ada tersebut tentunya didasarkan pertumbuhan pengelola jurnal untuk mempertinggi
efektivitas, efesiensi, dan kemenarikan serta kemudahan bak bagi penulis, pembaca maupun
pengelola.
Beberapa hal yang terka dengan gaya selingkung dalam wadah terbitan jurnal adalah,
sistematika penulisan, cara merujuk, cara menulis daftar rujukan, penulisan atau penyajian
tabel, penulisan atau penyajian gambar, dan penulisan identitas penulis.
3. Sistematika Penulisan
4. Cara Merujuk
Secara umum cara merujuk dalam penulisan artikel ilmiah dapat dipilah menjadi tiga yaitu,
perujukan dena menggakancatatan kaki, perjukuan dengan menggunakan catatan akhir,
perujukan denn mengnakan tanda kurung. Perujkan dengan menggunakan catatan kaki (foot
note) yaitu dengan cara menyebut langsung informasi sumber rujukan secara lengkap pada
akhir setiap halaman sesuai dengan urutan tanda pengacuan dalam teks Informasi sumber
rujukan pada catatan kaki meliputi naapengarng, judul sumber rujukan, kota tempat rujukan,
kota tempat penerbita, penerbit, tahun, dan nomor halaman.
Perujukan dengan menggunakan catatan akhir prinsipnya tidak berbeda dengan cara perujukan yang
menggunakan catatan kaki. Bedanya, pada rujukan cara ini informasi sumber rujukan secara lengkap
diberikan pada akhir tulisan dengan urutan yang sesuai dengan tanda pengacuan yang digunakan
dalam teks. Tanda pengacuan pada teks biasanya dugunakan dengan nomor daftar rujukan.
Cara merujuk yang ketiga, digunakan dengan tanda kurung. Perujukan dengan tanda kurung adalah
perujukan yang dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun yang dicantumakan di antara
tanda kurung.
Hal ini perlu dilakukan agar dilakukan agar kita bisa mengembangkan intuisi yang kita
miliki sehingga akhirnya kita memiliki tingkat kepekaan dan kepedulian yang tinggi terhadap
berbagai fenomena dan regularitas sosial budaya dan alam yang ada di sekeliling kita.
b. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis perlu dikembangkan agar kita bisa memberikan jawaban sementara terhada
masalah yang kita angkat. Ini penting untuk kita lakukan agar kita bisa menyajikan berbagai
alternatif pemecahan masalah yang kita hadapi. Hipotesis untuk kepentingan karya tulis
ilmiah ini tidak harus dirumuskan secara formal seperti pada karya tulis penelitian. Fungsi
utama hipotesis dalam karya tulis ilmiah ialah untuk mengarahkan imajinasi ilmiah kita agar
bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi jika kita berupaya memecahkan permasalahan yang
kita hadapi dengan pendekatan-pendekatan tertentu.
Kalau kita mampu menyajikan data yang memadai dengan benar, maka akan terasa bahwa
artikel atau karya tulis yang kita buat akan menjadi lebih utuh. Di samping itu hasil karya
tulis kita pun akan semakin berbobot dan menarik untuk dibaca. Seandainya karya tulis itu
akan digunakan sebagai landasan pengambilan kebijakan, maka pengambil kebijakan akan
mendapatkan landasan yang lebih akurat.
d. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi penulis berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas. Pada tahap ini tercapailah klimak pembahasan, sehingga dalam
tahap ini penulis harus bisa memaparkan dengan jelas apakah hipotesis yang diajukan ditolak
atau diterima. Untuk bisa melakukan pembahasan dengan akurat,kita sebaiknya banyak
membaca teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang terkait dengan topik karya tulis kita.
Dengan berbuat demikian berarti kita telah mengambil dan menentukan posisi ilmiah bagi
diri kita sendiri. Selanjutnya kita perlu menyimpulkan inti karya tulis kita, memberikan saran
atau himbauan, sesuai dengan temuan karya tulis kita tersebut.
1. Bahasa llmiah
Berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun karya tulis ilmiah agar karya
tulisnya komunitatif, karyatulis ilmiah itu harus memenuhi kriteria logis sistematis, dan lugas,
karya tulis ilmiah disebut logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri alasan-
alasannya yang masuk akal. Karya tulis ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang
ditulisnya disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karya tulis
ilmiah disebut lugas jika keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang
langsung menunjukkan persoalan dan tidak berbunga-bunga. Dalam hubungan dengan
penggunaan bahasa. Bab ini akan membicarakan pemakaian bahasa, bab ini akan
membicarakan pemakaian ejaan yang disempurnakan, pembentukan kata, pemilihan kata,
penyusunan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf dalam karya tulis ilmiah.
Daftar Pustaka
A. Saukah & M.G. Waseso. 2012. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: UM Press.