Anda di halaman 1dari 8

Langkah Langkah Penulisan Artikel Ilmiah

Ayu Arifah, Ayu Inayatul Fadhilah, Bayu Irawan, Aldy

Fakultas Ilmu Keperawatan Prodi S1 Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Kelas A

ayuinayatul2306@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh sang penciptsa dengan diberi rasa keingintahahuan agar mereka dapat
menyelesaikan suatu masalah. Dengan diberikannya rasa ingin tau menjadikan manusia ini kaya
pengetahuan dari berbagai aspek yang mereka pelajari, baik dari bangku sekolah maupun
pengalaman yang telah mereka telusuri. Rasa keingintahuan manusia adalah motivasi untuk

D.Manfaat Penelitian
1. Agar pembaca mengetahui artikel ilmiah dengan jelas serta bagaimana cara membuat artikel
ilmiah dengan benar

2. Agar pembaca lebih mudah memahami tentang karya ilmiah berupa artikel ilmiah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah merupakan suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan
itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh
melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode
ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang
diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis
ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui
penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut .

B. Pengertian Artikel Ilmiah


Artikel ilmiah adalah tulisan khusus yang diolah (ditulis kembali) dari suatu bentuk karya
tulis ilmiah, baik itu laporan penelitian maupun karya tulis akademik, kemudian diterbitkan di
dalam jurnal akademik beeputasi, yakni jurnal terbitan perguruan tinggi atau terbitan
himpunan profesi akademik yang terakreditasi. Dikatakan tulisan khusus karena artikel
ilmiah pada hakikatnya merupakan salah satu jenis tata permainan bahasa karya tulis ilmiah,
yang memang mesti ditulis secara khusus karena memiliki aturannya tersendiri.

C. Ciri-Ciri Artikel Ilmiah


1) Emansipotaris

Semangat kritis dan emansipotaris dalam berkomunikasi dicetuskan pada 1980-an oleh filsuf
kntemporer Jerman Jurgen Habermas melalui teori tindak komunikasi, yang prinsip-
prinsipnya dipinjam dari konsep Filsafat Bahasa Biasa, khususnya konsep Austin tenang
tindak tutur (Habernas, 2006; Wobowo, 2011) .

Menurut Habernas, komunikasi yang sehat adalah komunikasi yang tiap-tiap partisipannya
bebas menentang klaim-klaim apa pun tanpa takut pada apa pun kaerena tiap-tiap partisipan
pasa dasarnya memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara dan membuat keputusan yang
saling berbeda (dibaca:emansipatoris). Dalam kata lain, kita harus kritis terhadap suatu
paradigma yang seolah-olah berjaya atau bekuasa.

2) Singkat

Sebuah artikel ilmah yang komunikatif dan emansipatoris tidak perlu membuat ihwal yang
tidak berkaitan langsung dengan topik utama tulisan.

Dalam penegasan lain, hilangkanlah tulisan yang mungkin dapat mempesono pembaca,
namun tidak memberikan informasi apa-apa. Ungkapkanlah topik utama kita melalui kalimat
atau ingkapan bahasa yang singkat, yang penting-penting saja dan gunakanlah kata kerja
yang tepat.

3) Jelas

Suatu ungkapan bahasa dikatakan “jelas” jika disusun secara koheren alias harmonis
sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Dalam mengungkapkan suatu masalah dan
pemecahannya, koherensi memang amat dibutuhkan. Secara umum koherensi selama ini
dipahami sebahagu hubungan yang jelas antara unsur-usur yang membentuk suatu kalimat
dan paragraf. Dalam ungkapan lain, koherensi menekankan segi struktur (interelasi) diantara
kata-kata yang menduduki sebuah tugas dalam kalimat. Olwh karena itu, bisa terjadi suatu
ungkapan bahasa (kalimat atau alinea) ditengarai telah mengandung suatu ide pokok yang
tunggal.

4) Tepat

Dalam mengungkapkan masalah dan pemecahannya secara ilmiah kita memang harus
berpikir secara tepat, yakni konsisten dalam pengertian kita bersedia menyungguhkan bahwa
jalan ilmiah yang kita tempuh sudah benar.
Oleh karena itu, artikel ilmiah yang komunikatif harus didukung oleh fakta atu data
yangcukup dan terpercaya, tanpa mempersoalkan banyak sedikitnya jumlah data tersebut.

5) Mencerahkan

Artkel ilmiah dikatakan mencerahkan jika penulisannya mampu mengungkapkan isina secara
konseptual alias terarah dan terfokus. Oleh karena itu, artikel ilmiah yang komunikatif, yakni
yang emansipatoris, singkat, jelas, tepat, memang harus dipijakkan dari langkah perencanaan
yang terarag dan terfokus sehingga mencerahkan.

6) Bertanggung Jawab

Artikel ilmiah sebagai “ritual” para insan kampus harusah mencerminkan tanggung jawab si
penulsnya sebab selain tak mungkin dilepaskan dari konteks sosial budayaya, si penulis itu
sendiri adalah makhluk individu yang juga sekaligus makhluk sosial budaya.

D. Langkah-Langkah Penulisan Artikel Ilmiah


a. Pengembangan Gagasan

Gagasan yang dikemukakan dalam artikel jurnal adalah gagsan hasil berpikir ilmiah. Gagasan
itu dapat berupa hasil berpikir konseptual tentang topik tertentu dalam suatu bidang ilmu.
Gagasan itu juga dapat berupa hasil penelitian. Hasil penelitian pasa hakikatnya adalah
gagasanilmiah karena hasil penelitian itu adalah produk berpikir ilmiah.

Gagasan dalam atikel jurnal adalah gagasan yang sudah dikembangkan. Pengembangan
gagasan itu mengikuti prosedur teknis stndar dalam pengembangan gagasan ilmah. Karena
gagasan adalah substans isi, pengembangan gagsan artikel pada hakikatnya adalag
pengembangan isi artikel.

Pengembangan gagasan artikel jurnal dilakukan utuk menjabarkan gagasandasar artikel pada
berbagau tingkat, yakni pada tingkat artikel, tingkat bagian artikel, dan tingkat paragraf.

Pengembangan gagasan artikel dilakukan dengan mengidentifikasi substansi isi artikel, isi
bagian artikel, dan isi paragraf, yang pada gilirannya akan menjadi materi isi naskah.
Pengelompokan dan penganalisisan ke dalam bagian-bagiannya adalah proses berpikir
bersifat umum. Pengklasifikasian lazim dilakukan dengan mengungkapkan serakan hal atau
gagasan, memisah0misahkannya, dan mengaturnya ke dalam kategori-kategori berdasarkan
karakteristik yang bersifat umum.

b. Perencanaan Penulisan Naskah

Artikel ilmiah adalah hasil berpikir ilmiah yang didasarkan pada rencana yang relatif matang.
Rencana yang relatf matang itu memudahkan penulis untuk mewujudkn teks artikel.

Perencanaan penulisan naslah dilakukan dari tiga segi, yakni segi gagasan, segi format dan
tekni penulisan, dan segi bahasa. Dengan kata lain, perencanaan penulisan naskah itu
meliputi perencanaan gagasan, perencanaan format dan tenik penulisan, dan perencanaan
bahasa.
c. Perencanaan Iai Artikel

Perencanaan gagsan artikel direalisasikan dalam pengembangan butir-butir gagasan artikel.


Perencanaan gagsan dilakukan pada tiga tingkat, yakni tingkat gagasan artukel, tingat gagsab
bagian artikel, dan tingkat paragraf dalam artikel.

Perencanaan isi bagian artikel ditargetkan sampai pada paparan yang spesifik dari butir-butir
isi pokok bagian artikel. Tidak ada batasaan tingkat spesifikasi paparan yang spesifik itu.
Nilai spesifiknya diujur dari informasi pokok yang seharusnya ada na menandai kekhasan isi
bagian artikel itu.

d. Perencanaan Format dan Teknik Penuisan

Perencanaan format dan teknik penulisan direalissikan dalam penentuan format dan teknik
penulisan yang akn dignakan dalam penulsan naskah. Ada format umum dan ada format
khusus sebagai format gaya selingkung

e. Perencanaan Bahasa

Perencanaan bahasa penulisan naskah diwujudkan dalam pemilihan ragam bahasa yang akan
digynakan dalam naskah. Sesuai dengan artikel jurnal ilmiah, ragam yang berlaku adalah
ragam bahasa ilmiah.

Bnayak penulis yang todak berhasil dalam meralisasikan raga, bahsa ilmiah. Kesalahan
tampak pada berbagai penggunaan unsur-unsur bahasa: pilihan kata, bentukan kata, bentukan
frasa, bentukan kaliamat, dan bentukan paragraf. Akibatnya, ragam yang ditampilkan penulis
tidak memenui syarat ragam bahaa ilmiah. Penulis yang demikian tidak berhasil menampikan
ragam bahasa ilmiab yng bergengsi.

f. Pengembangan Paragraf

Paragraf pada hakikatya adalah satuan bentuk engungkapan satu gagsan dasar dan satuan
bentuk pengungkap yang berstrktur dalam karya tulis. Dalam karya ilmiah isi paragraf
tersusun dari gagsan dasar dan sejumlah gagsan pengembang atau gagasan pendukung.
Dalam tulisan ilmiah, paragraf yang hanya berisi satu kalimat, kecuali paragraf transissi,
dinilai kuarang memenuhi syarat pengembangan gagsan dasar.

Paragraf yang baik, disamping memenuhi syarat pengembangan, juga memenuhi syarat
keutuhan. Syarat keutuhan itu tampak dari adanya satu gagsan dasar yang dituangkan dalam
kalimat topik. Gagasan lain atau sejumlah gagasan lain yang dituangkan dalam sejumlah
kalimat pengembang merupakan pengembanh dan pendukung gagasan dasar.

Disamping memenuhi syarat pengembangan dan syarat keutuhan, paragraf yamg baik juga
memenuhi syarat kepaduan. Kepaduan adalah kekompakan yang terbentuk dari hubungn
yang runtut. Kepadua itu tampak dari hubungan antarkaliat dalam paragraf.

g. Penulisan Draf
Penilisan draf merupakan aktivitas yang dimulai dengan menata butir-butir gagasan secra
hierarkis dan sistematis. Penataan butir-butir gagasan dilakukan secara hierarkis untuk
menemptkan sifat hubungan anatar komponen tulisan. Dengan pentaan itu, dapat ditempatkan
hubungan anatarkomponen yang setara atau bertingkat dalam sebuab paparan. Penataan butir-
butir gagasan dilakukan secara sistematis untuk mewujudkan keteraturan hubungan
antarkomponen.

h. Finalisasi

Salah satu proses yang lazim dalam finalisasi adalah revisi naskah. Sebelum revisi dilakukan,
penuls melakukanpemeriksaan ulang terhadap draf artikel dari segi isi, bahasa, ejan, tanda
baca, dan teknik penulisan. Berdasarkan pemerksaan uang itu, penulis menemukan
kekurangan dan kesalahan dalam artikel dan berdasarkan temuannya itu penulis melakukan
revisi naskah artikel.

i. Penutup

Secara prosedural, penulisan aryikel ilmiah dilakukan dengan langkah langkah yaitu,
pengembangan gagsan, perencanaan penulisan naskah, pengembangan paragraf, penulisan
draf, dan finalisasi.

E. Tata Tulis Karya Ilmiah

Tata tulis karya ilmiah menggunakan kaidah penulisan yang bersifat universal dan
selingkung, melekat pada jenis bahasa tulis yang dipilih dan digunakan sebagI wahana
mempresentasikan hasil permikiran penulis atau suatu objek kajian yang ditujukan kepada
pembaca.

1. Kaidah Penulisan Universal

Tata tulis artkel yang bersifat universal(dakam konteks indonesia) mengacu pada penggunaan
ragam bahasa Indonesia (tulis) yang baku. Unsur utama dalam bahasa Indonesia (tulis) yang
baku adalah ejaan. Unsur itama dalam bahasa tulis (ejaan) inilah yang membedakannya
dengan ragam bahasa lisan, yang lebih menekankan unsur lafal. Unsur yang lain yang
menjadi ciri bahasa Indonesia tulis yang baku adalah peristilahan, bentuk dan pilihan kata,
pengalimatan, pengalineaan, tan tanda baca (Lumintaintang, 1996)

2. Kaiah Penulisan Selingkung

Kaidah penulisan ini lebih berorientasi pada konvensu aturan penulisan artikel yang bersifat
teknis. Kaidah penulisan selingkung ini mugkin berbeda antara wadah terbitan satu dengan
yang lain, baik dalam satu lembaga maupun anatarlembaga. Faktor penyebab adanya
perbedaan kidah selingkung antar penerbitan jurnal antara lain konteks bidang, karakteristik,
lembaga penaung, asosiasi profesi, dan jenis pengelompokan artikel. Semua perbedaan yang
ada tersebut tentunya didasarkan pertumbuhan pengelola jurnal untuk mempertinggi
efektivitas, efesiensi, dan kemenarikan serta kemudahan bak bagi penulis, pembaca maupun
pengelola.
Beberapa hal yang terka dengan gaya selingkung dalam wadah terbitan jurnal adalah,
sistematika penulisan, cara merujuk, cara menulis daftar rujukan, penulisan atau penyajian
tabel, penulisan atau penyajian gambar, dan penulisan identitas penulis.

3. Sistematika Penulisan

Sistematika penjenjangan atauperingkat judul artikel d bagian-bagiannya dilakukan dengan


menggunakan jenis huruf yang berbeda, cetak miring, dan letaknya pada halaman (bukan
menggunakan abjad atau angka).

4. Cara Merujuk

Secara umum cara merujuk dalam penulisan artikel ilmiah dapat dipilah menjadi tiga yaitu,
perujukan dena menggakancatatan kaki, perjukuan dengan menggunakan catatan akhir,
perujukan denn mengnakan tanda kurung. Perujkan dengan menggunakan catatan kaki (foot
note) yaitu dengan cara menyebut langsung informasi sumber rujukan secara lengkap pada
akhir setiap halaman sesuai dengan urutan tanda pengacuan dalam teks Informasi sumber
rujukan pada catatan kaki meliputi naapengarng, judul sumber rujukan, kota tempat rujukan,
kota tempat penerbita, penerbit, tahun, dan nomor halaman.

Perujukan dengan menggunakan catatan akhir prinsipnya tidak berbeda dengan cara perujukan yang
menggunakan catatan kaki. Bedanya, pada rujukan cara ini informasi sumber rujukan secara lengkap
diberikan pada akhir tulisan dengan urutan yang sesuai dengan tanda pengacuan yang digunakan
dalam teks. Tanda pengacuan pada teks biasanya dugunakan dengan nomor daftar rujukan.

Cara merujuk yang ketiga, digunakan dengan tanda kurung. Perujukan dengan tanda kurung adalah
perujukan yang dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun yang dicantumakan di antara
tanda kurung.

5. Cara Merujuk Kutipan Langsung

1. Langkah-Langkah Penulisan Karya Ilmiah


Langkah-langkah penulisan karya ilmiah pada umumnya meliputi empat
tahapan, yaitu :
a.Perumusan Masalah
Untuk memulai penulisan artikel, kita harus menapatkan suatu pemasalahan. artikel. Dari
permasalahan ini kita bisa menelorkan suatu tema atau topik yang lebih spesifik yang bisa
dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Kemudian dari topik ini dapat diangkat suatu judul
artikel. Pada dasarnya ada banyak permasalahan yang mengitari kehidupan kita seperti
permasalahan relevansi pendidikan, kemiskinan, lingkungan hidup, sosialisasi politik, suksesi
kepemimpinan nasional, ketergantungan di bidang teknologi, dampak negatif proses
industrialisasi, dan masih banyak yang lain lagi. Kita bisa memilih salah satu atau beberapa
permasalahan tersebut untuk kita angkat sebagai topik penulisan artikel. Untuk memilih
permasalahan tersebut, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1) Permasalahannya yang actual dan up to date (‘hangat” dan “menggigit”), sehingga


menarik perhatian pembaca.
2) Permasalahannya sesuai dengan minat dan disiplin ilmu yang kita tekuni, sehingga kita
lebih mudah untuk mempertanggungjawabkannya secara ilmiah.
3) Permasalahan tersebut memang sangat urgen di dalam masyarakat, dan perlu segera
mendapatkan pemecahan. Penulis pemula biasanya mengalami kesulitan untuk mencari
masalah. Seolah-olah dunia sekelilingnya berjalan tanpa ada masalah. Padahal, kalau kita
mau merenung, banyak sekali masalah yang cukup menarik untukditulis. Permasalahan bisa
kita temukan dari pengalaman maupun teori-teori. Apabila sulit mencari permasalahan,
langkah yang perlu dilakukan adalah :
a.Bacalah teori dari berbagai buku dan sumber sebanyak mungkin.
b.Bacalah laporan-laporan hasil penelitian, termasuk skripsi dan tesis
c. Biasakan mengamati dan merenungkan segala fenomena yang terjadi di sekeliling kita.

Hal ini perlu dilakukan agar dilakukan agar kita bisa mengembangkan intuisi yang kita
miliki sehingga akhirnya kita memiliki tingkat kepekaan dan kepedulian yang tinggi terhadap
berbagai fenomena dan regularitas sosial budaya dan alam yang ada di sekeliling kita.

b. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis perlu dikembangkan agar kita bisa memberikan jawaban sementara terhada
masalah yang kita angkat. Ini penting untuk kita lakukan agar kita bisa menyajikan berbagai
alternatif pemecahan masalah yang kita hadapi. Hipotesis untuk kepentingan karya tulis
ilmiah ini tidak harus dirumuskan secara formal seperti pada karya tulis penelitian. Fungsi
utama hipotesis dalam karya tulis ilmiah ialah untuk mengarahkan imajinasi ilmiah kita agar
bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi jika kita berupaya memecahkan permasalahan yang
kita hadapi dengan pendekatan-pendekatan tertentu.

c. Pengumpulan dan Analisis Data


Langkah ini kita ambil agar apa yang kita hipotesiskan bisa didukung data-data yang
memadai. Data yang kita ambil bisa data kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan
kebutuhan kita. Juga tidak harus berupa data primer, data sekunder pun bisa kita gunakan.
Dalam langkah ini kita perlu menganggap bahwa pendapat orang, hukum-hukum yang telah
mapan, dan juga teori-teori yang ada bisa kita perlakukan sebagai data yang bisa mendukung
atau membantah hipotesis yang kita ajukan.

Kalau kita mampu menyajikan data yang memadai dengan benar, maka akan terasa bahwa
artikel atau karya tulis yang kita buat akan menjadi lebih utuh. Di samping itu hasil karya
tulis kita pun akan semakin berbobot dan menarik untuk dibaca. Seandainya karya tulis itu
akan digunakan sebagai landasan pengambilan kebijakan, maka pengambil kebijakan akan
mendapatkan landasan yang lebih akurat.

d. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi penulis berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas. Pada tahap ini tercapailah klimak pembahasan, sehingga dalam
tahap ini penulis harus bisa memaparkan dengan jelas apakah hipotesis yang diajukan ditolak
atau diterima. Untuk bisa melakukan pembahasan dengan akurat,kita sebaiknya banyak
membaca teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang terkait dengan topik karya tulis kita.
Dengan berbuat demikian berarti kita telah mengambil dan menentukan posisi ilmiah bagi
diri kita sendiri. Selanjutnya kita perlu menyimpulkan inti karya tulis kita, memberikan saran
atau himbauan, sesuai dengan temuan karya tulis kita tersebut.

B. Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah

1. Bahasa llmiah

Berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun karya tulis ilmiah agar karya
tulisnya komunitatif, karyatulis ilmiah itu harus memenuhi kriteria logis sistematis, dan lugas,
karya tulis ilmiah disebut logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri alasan-
alasannya yang masuk akal. Karya tulis ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang
ditulisnya disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karya tulis
ilmiah disebut lugas jika keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang
langsung menunjukkan persoalan dan tidak berbunga-bunga. Dalam hubungan dengan
penggunaan bahasa. Bab ini akan membicarakan pemakaian bahasa, bab ini akan
membicarakan pemakaian ejaan yang disempurnakan, pembentukan kata, pemilihan kata,
penyusunan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf dalam karya tulis ilmiah.

Daftar Pustaka

A. Saukah & M.G. Waseso. 2012. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: UM Press.

Anda mungkin juga menyukai