Refleks dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu reflek fisiologis
d a n r e f l e k patologis. Reflek fisiologis merupakan reflek yang terjadi pada orang yang
normal, sedangkan reflek patologi merupakan reflek yang terjadi akibat adanya gangguan
pada sistem saraf.
A.REFLEK FISIOLOGIS
Reflek fisiologis merupakan reflek yang terdapat pada orang yang normal. Pemeriksaan
reflek fisiologis merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan neurologis lainnya, dan
terutama dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan, kelemahan/ kelumpuhan,
kesemutan, nyeri otot anggota gerak, gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri punggung/
pinggang gangguan fungsi otonom.
Interprestasi pemeriksaan refleks fisiologis tidak hanya menentukan ada/tidaknya tapi juga
tingaktannya. Adapun kriteria penilaian hasil pemeriksaan refeks fisiologis adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Skala Penilaian Reflek Tendon
Sesuatu refleks dikatakan meningkat bila daerah perangsangan meluas dan respaun gerak
reflektorik meningkat dari keadaan normal. Rangsangan yang diberikan harus cepat dan
langsung, kerasnya rangsangan tidak boleh melebihi batas sehingga justru melukai pasien.
Sifat reaksi setelah perangsangan tergantung tounus otot ehingga otot yang di periksa
sebaiknya dalam keadaan sedikit kontraksi, dan bila hendak dibandingkan dengan sisi
kontralateralnya maka posisi keduanya harus simetris
Terdapat banyak jenis reflek fisiologis, namun dalam tulisan ini di jabarkan beberapa
reflekyang sering dilakukan tes terhadap reflek tersebut.dalam tulisan ada2 kategori refkek
fisiologis yang akan di jabarkan. Yaitu:reflek fisiologis pada bayi dan reflek fisiologis secara
umum atau pada orang dewasa.
• flexor wihdrawal
Posisi : terlentang, kepala mid position, tungkai ekstensi
Stimulasi : pada telapak kaki
Reaksi : menarik tungkai kearah fleksi
Normal : hingga umur 2 bulan.
• ekstensor thrust
Posisi : terlentang, kepala mid position, satu tungkai fleksi
Stimulasi : pada telapak kaki yang fleksi
Reaksi : mendorong tungkai kearah ekstensi
Normal : hingga umur 2 bulan
• crossedd extension
Posisi : terlungkup
Stimulasi : lengan/ tungkai diluruskan
Reaksi : tonus ekstensor dominan
Normal : hingga umur 4 bulan.
• Reaksi Asosiasi
Posisi : telentang
Stimulasi : disuruh meremas
Reaksi : tangan/ lengan yang berlawanan iku kontraksi
Normal : umur lebih dari 12 bulan.
• Neck Righting
• Optical Righting
• Amphibian Reaction
Posisi : tengkurap
Stimulasi : angkat pelvic satu sisi
Reaksi : lengan tungkai otomatis fleksi
Normal : umur lebih dari 6 bulan.
• Moro
Posisi : terlentang
Stimulasi : buat kejutan
Reaksi : lengan abd dan ekstensi atau terjadi gerakan badan yang lain
Normal : umur 0-4 bulan.
• Landau
• Parachute
Reaksi : kepala bertahan pada posisi tegak, ekstremitas berlawanan terangkat untuk
keseimbangan atau ekstremitas bereaksi untu menyangga.
b. Reflek Triceps
Posisi : Dilakukan dengan pasien duduk, dengan perlahan tarik lengan keluar
dari tubuh pasien, sehingga membentuk sudut kanan dibahu atau lengang bawah
menjuntai ke bawah langsung disiku
Cara : Ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku
dan sedikit pronasi.
Respon : Ekstensi lengan bawah pada sendi siku
c. Reflek Brachioradialis
Posisi : dapat dilakukan dengan duduk, lengan bawah harus beristirahat
longgar di pangkuan pasien (hampir sama dengan posis pada reflek biceps).
Cara : Ketukan pada tendon otot brachioradialis (tendon melintasi (sisi ibu
jari pada lengan bawah) jari- jari 10 cm proksimal pergelangan tangan posisi
lengan fleksi pada sensi siku dan sedikit pronasi
Respon : Fleksi pada lengan bawah, supinasi pada siku dan tangan.
d. Reflek Patella
Posisi : dapat dilakukan dengan duduk atau berbaring terlentang
Cara : ketukan pada tendon patella
Respon : Ekstensi pada tungkai bawah karena kontraksi m.quadriceps femoris.
e. Reflek Achiles
Posisi : Pasien duduk dengan posisi kaki menggantung di tepi meja atau
dengan berbarig terlentang dengan posisi kaki di atas kaki yang lain.
Cara : ketukan hammer pad tendon achilles
Respon : Plantar fleksi kaki krenan kontraksi m.gastroenemius.
f. Withdrawal Reflek
Reflek withdrawal merupakan salah satu reflek yang memiliki fungsi sebagai
proteksi tubuh ketika ada stimulus yang dapat mengancam atau membahayakan
kita. Ketika terdapat stimulus yang mengancam, secara tidak sadar tubuh akan
segera menghindar dari stiumulus tersebut.
Posisi : Salah satu cara mengetes untuk reflek withdrawal ini adalah dengan
pasien dalam keadaan duduk, letakkan tangan pasien di atas dalam keadaan siku
posisi ekstensi.
Cara : Alihkan fokus pasien agar tidak tertuju pada lengan, setelah itu
berikan stimulus dengan jarum steril pada lengan.
Respon : Berupa fleksi lengan menjauhi stimulus yang diberikan.
B. Reflek Patologis
Reflek patologis merupakan reflek yang terjadi karena adanya gangguan atau kerusakan
sistem saraf pusat. Kondisi seperti ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
kelainan sistem saraf.
Jenis-jenis patologis
a. Reflek Babinski
Posisi :Pasien diposisikan berbaring terlentang dengan kedua kaki diluruskan, posisi
tangan kiri pemriksa memegang pergelangan kaki pasien agar kaki tetap pada
tempatnya.
Cara : Lakukan penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior.
Respon : Positif apabila terdapat gerakan dorsofleksi ibu jari kaki dan pengembangan
jari kaki lainnya.
b. Reflek Chaddok
Cara : Penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral sekitar maleolus lateralis dari
posterior ke anterior.
Respon : Positif apabila ada gerakan dorsofleksi ibu jari, disertai
pengembangan jari-jari kaki lainnya (reflek seperti babinski).
c. Reflek Schaeffer
Cara : Menekan tendon achilles
Respon : Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai mekarnya
(fanning) jari-jari lainnya.
d. Reflek Oppenheim
Cara : Penggoresan atau pengurutan dengan cepat krista anterior tibia dari proksimal
ke distal.
Respon : Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai mekarnya
(fanning) jari-jari kaki lainnya.
e. Reflek Gordon
Cara : Mmeberi penekanan pada musculus Gastroenemius (otot betis)
Respon : Amati ada tidaknya gerakan dorsofleksi ibu jari kaki, disertai mekarnya
(fanning) jari-jari kaki lainnya.
f. Ankle Clonus
Posisi : Pasien tidur terlentang atau setengah duduk
Cara : Lutut dala posisi fleksi dan dengan cara manual lakukan gerakan dorsofleksi
secara kejut
Respon : Positif bila terjadi gerakan dorsi/plantar fleksi yang terus menerus.
g. Knee Clonus
Posisi : Pasien dalam posisi duduk di tepi bed
Cara : Dilakukan ketukan dengan reflek hammer pada tendon patella
Respon : Positif bila terjadi gerakan fleksi/ ekstensi yang terus menerus pada lututnya.