Anda di halaman 1dari 23

PEMERIKSAAN REFLEKS

ARIFA PUTRI
P00320220003
TINGKAT/ III AA
Pengertian Refleks
Refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa
sadar dan merupakan respon segera setelah
adanya rangsangan gerakan refleks dapat
digunakan pada pemeriksaan neurologis untuk
mengetahui kerusakan atau perfungsian dari
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Pengertian Refleks

Gerakan refleks merupakan bagian dari


mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh
lebih cepat dari gerak sadar misalnya menutup
mata pada saat terkena debu, menarik kembali
tangan dari benda panas yang menyakitkan yang
tersentuh tanpa sengaja.
Refleks Terdiri Dari
Tiga Jenis Yaitu
Refleks fisiologis adalah refleks yang dicetuskan dengan
memukul tendon dengan palu refleks.
Refleks patologis adalah gerakan volunter yang muncul
akibat suatu rangsangan.
Refleks primitif adalah respons motorik involunter yang
berasal dari batang otak yang mulai muncul saat usia
kehamilan 25 minggu dan sepenuhnya terbentuk setelah
lahir pada bayi aterm.
Pada Probandus Yang Normal,
Refleks Fisiologis

1. Refleks bisep berupa fleksi pada siku dan kontraksi bisep.


2. Fleksi trisep berupa ekstensi siku dan kontraksi trisep di
sendi siku.
3. Refleks brakioradialis berupa gerakan menyentak pada
radius.
4.Refleks achiles berupa pukulan tendon tepat diatas tumit
pergelangan
5. Refleks patella berupa kontraksi otot kuadrisep dan ekstensi
lutut.
Pada probandus yang abnormal, refleks patologis
akan muncul berupa sebagai berikut:

1. Refleks babinsky berupa normalnya


kontraksi jari kaki bergerak fleksi,
abnormalnya ibu jari bergerak dorsoflesia
sedangkan keempat jari lainnya abduksi.
2. Grasping refleks berupa menggenggam jari
tangan pada orang yang abnormal.
TUJUAN PEMERIKSAAN
REFLEKS

Refleks digunakan untuk mengukur


keberadaan dan tingkat kekuatan beberapa
refleks.
pada tubuh sehingga dapat diperkirakan
tingkat integritas dari sirkuit saraf yang
terlibat.
INDIKASI REFLEKS
1. Pemeriksaan refleks fisiologis adalah untuk melakukan
penilaian dan membantu menegakkan diagnosa adanya
gangguan pada sistem saraf.

2. Pemeriksaan refleks patologis merupakan pemeriksaan


fisik neurologis rutin yang terutama diindikasi pada pasien
dengan dugaan lesi upper motor neuron (UMN) pasien
dengan lesi UMN dapat mempunyai manifestasi klinis,
yaitu kelumpuhan atau kelemahan anggota gerak misalnya
kelemahan ekstremitas atas dan ekstremitas bawah,
kejang.
PERSIAPAN ALAT
 Alat:
a. Palu refleks
b. Refleks hammer
PROSEDUR PELAKSANAAN
Pemeriksaan refleks fisiologis

A. Refleks Biseps
 Fleksikan lengan klien pada bagian siku
hingga 450 dengan telapak tangan
menghadap ke bawah.
 Letakan ibu jari anda ke di fosa antekubital di
dasar tendon biseps dan jari-jari lain anda di
atas tendon biseps.
Lanjutan
 Pukul ibu jari anda dengan refleks hammer
B. Refleks Triseps
 Letakan lengan penderita di atas lengan pemeriksa.
 Tempatkan lengan bawah penderita dalam posisi antara fleksi
dan ekstensi.
 Minta klien untuk merilekskan lengan bawah.
 Raba triseps untuk memastikan bahwa otot tidak tegang.
Pukul tendo triseps yang lewat fosa olekrani dengan refleks
hammer
Lanjutan
C. Refleks Patela
 Minta klien duduk dengan tungkai bergantung di tempat
tidur atau kursi atau minta klien berbaring terlentang dan
sokong lutut dalam posisi fleksi 900
 Satu tangan meraba paha penderita bagian distal, tangan
yang lain memukulkan relfleks hammer pada tendo patela
Raba daerah tendo patela.
D. Refleks brakioradialis
 Letakkan lengan bawah penderita di atas lengan bawah
pemeriksa.
 Tempatkan lengan bawah klien dalam posisi antara fleksi
dan ekstensi sedikit pronasi
 Minta klien untuk merilekskan lengan bawahnya
 Pukul tendo brakialis pada radius bagian distal dengan
menggunakan ujung datar refleks hammer
Lanjutan
E. Refleks achilles
 Minta klien untuk mempertahankan posisi, seperti pada
pengujian patela.
 Dorsifleksikan pergelangan kaki klien dengan memegang
jari-jari kaki dengan telapak tangan anda dan naikkan ke
atas.
 Pukul tendon achilles tepat di atas tumit pada maleolus
pergelangan
PROSEDUR PELAKSANAAN
Pemeriksaan refleks patologis
A. Refleks babinski (plantar)
 Gunakan benda yang memiliki ketajaman sedang, seperti ujung
hammer atau kunci.
 Goreskan ujung benda tadi pada telapak kaki klien bagian
lateral, dimulai ujung telapak kaki belakang terus ke atas dan
berbelok sampai pada ibu jari
B. Refleks hoffmann
 Mintalah klien berbaring terlentang atau duduk dengan santai.
 Tangan klien dipegang pada pergelangan dan jari-jarinya disuruh
fleksi atau entengkan.
 Jari tengah penderita kita jepit diantara telunjuk dan jari tengah
kita.
 Dengan ibu jari kita gores kuat ujung jari tengah klien.
Lanjutan
C. Refleks Tromner
 Minta klien berbaring terlentang atau duduk.
 Tangan klien kita pegang pada pergelangan dan jari-jarinya
disuruh fleksi
 Jari tangan penderita kita jepit di antara telunjuk dan jari
tengah (ibu jari) kita
mencolek-colek ujung jari klien
PROSEDUR PELAKSANAAN
Pemeriksaan refleks patologis
A. Refleks Snout
 Stimulasi klien dengan melakukan perkusi pada bibir
atas.
 Refleks positif (+) bila bibir atas dan bawah
menjungur atau kontraksi otot-otot di sekitar bibir atau
dibawah hidung.
B. Refleks Rooting (menghisap)
 Stimulasi klien dengan memberikan sentuhan pada
bibir/menyentuh sesuatu benda pada bibir.
 Refleks positif jika stimulasi tersebut menimbulkan gerakan
bibir, rahang bawah seolah-olah menetek.
Lanjutan
C. Pemeriksaan refleks menggenggam (grasp reflex)
 Stimulasi dengan penekanan pada tempat jari pemeriksa pada
telapak tangan klien.
 Refleks positif jika tangan klien mengepal.
D. Refleks glabella
 Lakukan stimulasi dengan pukulan singkat pada glabella atau
sekitar supraorbitalis
 Refleks positif bila terdapat konstraksi singkat pada kedua otot
orbikularis okuli. Pada lesi perifer nervus fasialis, refleks ini
berkurang atau negatif, sedangkan pada sindrom parkinson refleks
ini meninggi. Pusat refleks terletak di Pons.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai