Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR HEMODIALISA

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Nama: WIRDANIA
NIM: P00320220060
Mk: KMB lanjut
Dosen: Ns.Nora Hayani, M.KepT
PENGERTIAN
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada
pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisys
jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu) atau
pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir atau end stage renal
disease (ESRD) yang memerlukan terapi jangka panjang atau
permanen. Tujuan hemodialisa adalah untuk mengeluarkan zat-zat
nitrogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang
berlebihan (Suharyanto dan Madjid, 2009).
Menurut Nursalam (2006) hemodialisa adalah proses
pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan. Hemodialisa
digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien
berpenyakit akut yang membutuhkan dialisis waktu singkat.
Tujuan Hemodialisa
Menurut Havens dan Terra (2005) tujuan dari pengobatan
hemodialisa antara lain :
• Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu
membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti
ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
• Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan
tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat
ginjal sehat.
• Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita
penurunan fungsi ginjal.
• Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program
pengobatan yang lain.
INDIKASI PELAKSANAAN HEMODIALISA
Price dan Wilson (2005) menerangkan
bahwa tidak ada petunjuk yang jelas
berdasarkan kadar kreatinin darah untuk
menentukan kapan pengobatan harus
dimulai. Kebanyakan ahli ginjal mengambil
keputusan berdasarkan kesehatan penderita
yang terus diikuti dengan cermat sebagai
penderita rawat jalan.
Prinsip Yang Mendasari Hemodialisa
Terdapat tiga prinsip yang
mendasari kerja hemodialisa, yaitu
difusi, osmosis, ultrafiltrasi. Toksin dan
zat limbah di dalam darah dikeluarkan
melalui proses difusi dengan cara
bergerak dari darah yang memiliki
konsentrasi tinggi, ke cairan dialisat
dengan konsentrasi yang lebih rendah.
Perangkat Hemodialisa
Perangkat khusus
Mesin hemodialisa
Ginjal buatan (dializer) yaitu : alat yang digunakan untuk
mengeluarkan sisa metabolisme atau zat toksin laindari
dalam tubuh.
Blood lines : selang yang mengalirkan darah dari tubuh
ke dializer dan kembali ke tubuh. Mempunyai 2 fungsi :
Untuk mengeluarkan dan menampung cairan serta sisa-
sisa metablolisme.
Untuk mencegah kehilangan zat-zat vital dari tubuh
selama dialysis.
PERANGKAT HEMODIALISA

Alat-alat kesehatan :
 Tempat tidur fungsional
 Timbangan BB
 Pengukur TB
 Stetoskop
 Termometer
 Peralatan EKG
 Set O2 lengkap
 Suction set
 Meja tindakan.
 Obat-obatan dan cairan :
 Obat-obatan hemodialisa : heparin, frotamin, lidocain untuk anestesi.
 Cairan infuse : NaCl 0,9%, Dex 5% dan Dex 10%.
 Dialisat
 Desinfektan : alcohol 70%, Betadin, Sodium hypochlorite 5%
 Obat-obatan emergency.
PEDOMAN PELAKSANAAN
B. Menyiapkan sirkulasi darah.
• Bukalah alat-alat dialisat dari setnya.
• Tempatkan dialiser pada holder (tempatnya) dan posisi ‘inset’
(tanda merah) diatas dan posisi ‘outset’ (tanda biru) dibawah.
• Hubungkan ujung merah dari ABL dengan ujung ‘inset’ dari
dialiser.
• Hubungkan ujung biru dari UBL dengan ujung ‘outset’ adri dialiser
dan tempatkan buble tap di holder dengan posisi tengah.
• Set infuse ke botol NaCl 0,9%-500 cc.
• Hubungkan set infuse ke slang arteri.
• Bukalah klem NaCl 0,9%. Isi slang arteri sampai keujung selang lalu
klem.
• Memutarkan letak dialiser dengan posisi ‘inset’ dibawah dan
‘ouset’ diatas, tujuannya agar dialiser bebas dari udara.
• Tutup klem dari slang untuk tekanan arteri, vena, heparin.
• Buka klem dari infuse set ABL, UBL.
LANJUTAN
• Jalankan pompa darah dengan kecepatan mula-mula 100 ml/mnt,
kemudian naikkan secara bertahap sampai 200 ml/mnt.
• Isi buble tap dengan NaCl 0,9% sampai 3/4 cairan.
• Memberikan tekanan secara intermitten pada UBL untuk mengalirkan
udara dari dalam dialiser, dilakukan sampai dengan dialiser bebas udara
(tekanan tidak lebih dari 200 mmHg).
• Melakukan pembilasan dan pencucian dengan NaCl 0,9% sebanyak 500 cc
yang terdapat pada botol (kalf). Sisanya ditampung pada gelas ukur.
• Ganti kalf NaCl 0,9% yang kosong dengan kalf NaCl 0,9% baru.
• Sambungkan ujung biru UBL dengan ujung merah ABL dengan
menggunakan konektor.
• Menghidupkan pompa darah selama 10 menit. Untuk dialiser baru 15-20
menit, untuk dialiser reuse dengan aliran 200-250 ml/mnt.
• Mengembalikan posisi dialiser ke posisi semula dimana ‘inset’ diatas dan
‘outset’ dibawah.
• Menghubungkan sirkulasi darah dengan sirkulasi dialisat selama 5-10
menit siap untuk dihubungkan dengan pasien (soaking).
Komplikasi dari Hemodialisa
Menurut Tisher dan Wilcox (2003) serta Havens dan
Terra (2005) selama tindakan hemodialisa sering sekali
ditemukan komplikasi yang terjadi, antara lain:
• Kram otot
• Hipotensi
• Aritmia
• Sindrom ketidakseimbangan dialisa
• Hipoksemia
• Perdarahan
• Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit.
• Ganguan pencernaan
• Pembekuan darah
Frekuwensi Hemodialisa
Frekuensi, tergantung kepada banyaknya fungsi
ginjal yang tersisa, tetapi sebagian besar
penderita menjalani dialisa sebanyak 3
kali/minggu. Program dialisa dikatakan berhasil
jika :
• Penderita kembali menjalani hidup normal.
• Penderita kembali menjalani diet yang normal.
• Jumlah sel darah merah dapat ditoleransi.
• Tekanan darah normal.
• Tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai