Anda di halaman 1dari 36

2014%

2015
TERMINAL TIPE C
NUNUKAN
Jalan Lamijung, RT.06, Kelurahan Nunukan Utara,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) !

KEGIATAN
DINAS PERHUBUNGAN
KOMUNIKASI DAN INFORMASI
KABUPATEN NUNUKAN

Deskripsi Usaha -1
KATA PENGANTAR

Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) ini mengacu


pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 Tentang
Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah Memiliki
Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup,
disusun dalam rangka melengkapi proses perijinan Kegiatan Terminal Tipe C
Nunukan dan juga sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam mengelola dan
memantau kegiatannya. Sehubungan hal itu pemrakarsa menyusun dokumen
DPLH.
Dalam Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) ini diuraikan
dampak - dampak yang mungkin terjadi pada saat operasional. Dengan tersusunnya
dokumen ini kami tetap mengharapkan masukan dan arahan dari instansi terkait
sehingga kami dapat menunjang kegiatan terminal yang berwawasan lingkungan.
Akhirnya atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dapat kami selesaikan
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kegiatan Terminal Tipe C
Nunukan yang berlokasi di Jalan Lamijung, RT.06, Kelurahan Nunukan Utara,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

Nunukan, 30 Oktober 2015


Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informasi Kabupaten Nunukan
Kepala,

Drs. Petrus Kanisius HB M.Si


NIP. 19590427 198501 1 002

Deskripsi Usaha -2
DAFTAR ISI

Halaman
Surat Pernyataan
Kata Pengantar .......................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii

BAB I PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN ATAU IDENTITAS PEMRAKARSA

BAB II LOKASI KEGIATAN

BAB III BIDANG USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

BAB IV MULAI BEROPERASI

BAB V DESKRIPSI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Lampiran

Deskripsi Usaha -3
PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN
DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA
Jl. P. Antasari No. 44 RT. 15 Telp. (0556) 23204 Fax. (0556) 22834
Website.http//:dishub-nunukan.com
NUNUKAN

Kami yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Drs Petrus Kanisius HB MSi


Jabatan : Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi
Dan Informasi (Dishubkominfo)
Kabupaten Nunukan
Alamat Kantor : Jl. Pangeran Antasari RT. 15 No. 44
Kabupaten Nunukan
Nomor Telpon : (0556) 22834:

Selaku penanggung jawab atas kegiatan:

Nama Kegiatan : Terminal Tipe C Nunukan


Bidang Kegiatan : Perhubungan
Alamat Kegiatan : Jalan Lamijung, RT.06, Kelurahan Nunukan
Utara, Kecamatan Nunukan,
Kabupaten Nunukan

Dengan ini mengusulkan kegiatan kami (data kegiatan terlampir) untuk


ditetapkan sebagai kegiatan DPLH. Demikian pernyataan ini kami buat dengan
sebenar-benarnya sesuai dengan jenis kegiatan yang kami lakukan.

Nunukan, 30 Oktober 2015


Kepala,

Drs. Petrus Kanisius HB M.Si


NIP. 19590427 198501 1 002

Deskripsi Usaha -4
BAB I
PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN ATAU IDENTITAS PEMRAKARSA

IDENTITAS PEMRAKARSA

Nama : Drs Petrus Kanisius HB MSi


Jabatan : Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi
Dan Informasi (Dishubkominfo)
Kabupaten Nunukan
Alamat Kantor : Jl. Pangeran Antasari RT. 15 No. 44
Kabupaten Nunukan
Nomor Telpon : (0556) 22834

Adalah penanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan dan


pemantauan dampak lingkungan dari kegiatan usaha :

Nama Kegiatan : Terminal Tipe C Nunukan


Bidang Kegiatan : Terminal Tipe C
Alamat Kegiatan : Jalan Lamijung, RT.06, Kecamatan Nunukan
Utara, Kabupaten Nunukan

Bahwa Kabupaten Nunukan sebagai pulau perbatasan, pertumbuhan


penduduknya meningkat setiap tahun, berdampak pada meningkatnya jumlah
penduduk dan aktifitas penduduk yang mengakibatkan perubahan pada
kegiatan dan/atau usaha terhadap lalu lintas.
Pengaturan lalu lintas di perlukan mulai dari pengoperasionalan
manajemen dan rekayasa lalu lintas terhadap kegiatan terminal yang perlu
pengaturan sirkulasi di lokasi sampai dengan jalan disekitarnya.

Deskripsi Usaha -5
Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan usaha meningkat sedangkan luas
wilayah Pulau Nunukan tidak bertambah sehingga perlu adanya regulasi yang
mengatur tentang analisis dampak lalu lintas di jalan.
Analisis dampak lalu lintas wajib dilakukan dalam setiap operasional
pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan
menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran
lalu lintas dan angkutan jalan. Analisis dampak lalu memuat :
a. analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan;
b. simulasi kinerja lalu lintas tanpa dan dengan adanya pengembangan;
Membangun daerah perbatasan, terutama dalam rangka pemecahan
masalah isolasi, telah dilaksanakan pembangunan lapangan terbang perintis
maupun usaha untuk menghubungkan wilayah tersebut dengan unit-unit ekonomi
terdekat melalui perairan. Demikian pula program stabilisasi kebutuhan pokok
rakyat di wilayah terisolasi serta program pelayanan kesehatan terbang dan
terapung dilaksanakan oleh Pemerintah dalam usaha pemerataan hasil-hasil
pembangunan. Namun demikian belum seluruh program tersebut mencapai hasil
seperti yang diharapkan. Perhubungan dengan kota-kota dan daerah-daerah
tertentu Berkembangnya pembangunan dalam sektor perhubungan khususnya
di Kabupaten Nunukan, termasuk Terminal, memerlukan perhatian terhadap
kelestarian lingkungan. Semua kegiatan / usaha yang dibangun harus
bersedia melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Deskripsi Usaha -6
Terminal sebagai salah satu unsur dalam penyelenggaraan
transportasi memiliki peranan yang sangat penting dan strategis sehingga
penyelenggaraannya dikuasai oleh negara dan pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah dalam rangka menunjang, menggerakkan, dan mendorong
pencapaian tujuan nasional. Pembinaan terminal yang dilakukan oleh
Pemerintah meliputi aspek pengaturan, pengendalian, dan pengawasan.
Aspek pengaturan mencakup perumusan dan penentuan kebijakan umum
maupun teknis operasional. Aspek pengendalian mencakup pemberian
pengarahan bimbingan dalam pembangunan dan pengoperasian terminal.
Sedangkan aspek pengawasan dilakukan terhadap penyelenggaraan
keterminalan. Pembinaan keterminalan dilakukan dalam satu kesatuan
Tatanan Keterminalan yang ditujukan untuk mewujudkan kelancaran,
ketertiban, keamanan dan keselamatan dalam pelayanan jasa keterminalan,
menjamin kepastian hukum dan kepastian usaha, mendorong profesionalisme
pelaku ekonomi di terminal, mengakomodasi teknologi angkutan, serta
meningkatkan mutu pelayanan dan daya saing dengan tetap mengutamakan
pelayanan kepentingan umum. Peraturan Pemerintah ini diatur mengenai
Operasional Terminal, penetapan lokasi, serta Daerah Lingkungan Kerja dan
Daerah Lingkungan Kepentingan terminal, penyelenggaran kegiatan di
terminal, perizinan pembangunan dan pengoperasian terminal, dan penarifan,
Terminal merupakan sarana perhubungan yang keberadaannya sangat
dibutuhkan dalam menunjang pertumbuhan keperhubungan khususnya di
Kabupaten Nunukan selain perairan dan udara. Penanggung jawab kegiatan
ini telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung berdirinya
kegiatan/usaha ini, termasuk pengurusan perijinan, baik di tingkat desa,
maupun pada berbagai instansi pemerintah yang terkait dengan perijinan.
Terminal dalam operasionalnya nantinya disamping dapat
menimbulkan dampak positif bagi terciptanya lapangan kerja dan pendapatan
asli daerah, juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
berupa timbulnya limbah cair dan sampah juga dapat mengakibatkan
timbulnya dampak sosial lainnya. Dampak negatif yang akan timbul dari
usaha/kegiatan ini perlu dilakukan pengelolaan dan pemantauan sehingga

Deskripsi Usaha -7
dampak tersebut tidak sampai merusak atau mencemari lingkungan yang ada
di sekitar lokasi terminal.

Upaya melakukan penanganan dan pencegahan terhadap dampak


negatif dari berbagai usaha/kegiatan terhadap lingkungan, maka berbagai
jenis perundangan telah ditetapkan dan harus digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan/kegiatan usaha yang berinteraksi dengan aspek
lingkungan. Beberapa Perundangan yang telah ditetapkan diantaranya
adalah Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi
Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau
Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup sebagai
pedoman dalam rangka melakukan pengendalian dan pencegahan terhadap
terjadinya dampak lingkungan. Sehingga dalam pelaksanaannya
operasional peningkatan usaha ini dapat mengambil kebijakan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidup sesuai yang mengacu pada aturan tentang
upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan
hidup.

Peraturan Perundang-Undangan
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (DPLH) ini didasarkan kepada :

Deskripsi Usaha -8
• Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
• Undang-undang Republik Indonesia No. 26 tahun 2007 tentang Tata
Ruang Wilayah nasional.
• Undang-undang Republik Indonesia No. 18 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah.
• Undang-undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010
Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan
Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan Tetapi Belum
Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup
• Keputusan Menteri Perhubungan Tentang Operasional Strategis
Kementerian Perhubungan Tahun 2010 – 2014
• Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 24 Tahun 1992
tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung.
• Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.

Tujuan dan Kegunaan DPLH

Tujuan DPLH
1. Mengidentifikasikan komponen lingkungan yang ada disekitar lokasi
pembangunan yang diperkirakan akan terkena dampak akibat limbah
yang dihasilkan.
2. Memperkirakan dan mengevaluasi dampak yang akan timbul akibat
pembangunan yang dilakukan.
3. Memberikan kepastian tentang kewajiban yang harus dilaksanakan baik
oleh pemrakarsa maupun instansi terkait dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang berkesinambungan dan berwawasan lingkungan
hidup.

Kegunaan DPLH

Deskripsi Usaha -9
Adapun kegunaan dari penyusunan dokumen Dokumen Lingkungan Hidup
(DPLH) operasional kegiatan Pengembangan Terminal Tipe C Nunukan yang
berlokasi Jalan Lamijung, RT. 06, Kelurahan Nunukan Utara, Kecamatan
Nunukan, Kabupaten Nunukan adalah:
1. Untuk mencegah dan menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan
serta mengembangkan dampak positifnya.
2. Untuk mengetahui secara dini dan akurat terjadinya perubahan kualitas
lingkungan sebagai akibat proses operasional kegiatan peningkatan
usaha, sehingga tetap tercipta keseimbangan unsur-unsur lingkungan
dalam industri perhubungan.
3. Untuk memelihara kemampuan daya dukung sumber daya alam sehingga
dapat secara terus menerus menunjang pembangunan.
4. Untuk mengikuti ketentuan perundang - undangan yang berlaku dalam
rangka pembangunan yang berkelanjutan, sehingga tercipta perhubungan
yang berkelanjutan.

Adapun kegunaan dokumen Dokumen Lingkungan Hidup (DPLH) ini adalah:


I. Bagi pemrakarsa
! Sebagai acuan dalam melaksanakan pencegahan dan
penanggulangan dampak negatif yang timbul akibat kegiatan
pembangunan terminal
! Untuk mencegah adanya tuduhan atau pikiran negatif dari pihak
luar terhadap pencemaran atau kerusakan lingkungan yang
sebenarnya tidak dilakukan.
! Untuk menciptakan keseimbangan lingkungan hidup di lokasi
operasional kegiatan.
! Untuk memperhitungkan dan meoperasionalkan alokasi dana dan
tenaga yang diperlukan dalam pengelolaan lingkungan.

II. Bagi masyarakat disekitar lokasi operasional operasional kegiatan


peningkatan

usaha.

Deskripsi Usaha - 10
! Memberikan informasi mengenai cara - cara menanggulangi
pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan oleh operasional
operasional kegiatan peningkatan usaha ini sehingga masyarakat
dapat berpartisipasi aktif didalamnya.
! Untuk memberikan rasa aman akibat kemungkinan terkena dampak
utama dari aktivitas operasional pembangunan terminal ini.
! Menumbuhkan keyakinan semua stakeholder tentang performance
pemerintah.

III. Bagi pemerintah (Instansi Teknis di Kabupaten Nunukan).


! Sebagai dasar untuk mengevaluasi kelayakan operasional usaha
yang akan dilaksanakan.
! Sebagai acuan untuk melakukan pengawasan dan pemantauan
tentang kewajiban pemrakarsa dalam upaya pengelolaan
lingkungan.

Untuk melakukan pencegahan secara dini terhadap kasus


pencemaran atau kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas
operasional kegiatan pembangunan terminal.

Deskripsi Usaha - 11
BAB II
LOKASI KEGIATAN

LOKASI DAN STATUS TANAH

Menurut operasional awal pembangunan terminal Nunukan berada


diatar tanah Indutani seluas 0.5252 Ha, yang dioperasionalkan untuk
melayani angkutan umum untuk menghubungkan wilayah kota dengan
pedesaan, namun dikarenakan pembangunan terminal belum selesai secara
keseluruhan, masih belum operasional, yang berlokasi di Jalan Lamijung,
RT.06, Kelurahan Nunukan Utara, Kecamatan Nunukan, Kabupaten
Nunukan.
Posisi GPS Lokasi Kegiatan/Usaha

Ketinggian : 16 Meter

N : 004008.621’

E : 117039.096’

JARAK KEGIATAN DENGAN KEGIATAN LAINNYA

Kegiatan Terminal Tipe C Nunukan yang berlokasi di Jalan Lamijung,


RT.06, Kelurahan Nunukan Utara, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan
untuk melayani transportasi masyarakat, terintegrasi dengan pelabuhan dan
Deskripsi Usaha - 12
bandara, yang letaknya terdekat dengan Pelabuhan Sungai Bolong di Pulau
Nunukan.

LINGKUNGAN FISIK-KIMIA
1. Iklim
Kabupaten Nunukan yang terletak antara 115033.23’ sampai dengan
118033.41’ bujur timur dan 003015.000’ sampai dengan 004025.055’ lintang
utara, merupakan wilayah kabupaten paling utara dari Provinsi Kalimantan
Utara, berbatasan langsung dengan Negara Malaysia Timur-Sabah sebelah
utara, dengan laut sulawesi sebelah timur, dengan kabupaten Tanah Tidung
dan kabupaten Malinau sebelah selatan, dengan Negara Malaysia-Serawak
sebelah barat. Pulau Nunukan hanya memiliki beberapa sumber mata air
pegunungan kualitasnya baik tidak keruh dan berbau, yang mengalir ke
beberapa sungai seperti sungai bolong, sungai bilal, dan lain lain, dengan
curah hujan rata-rata tahunan sebesar 197,3 mm, temperatur bulanan rata-
rata mínimum dan maksimum 24,400c - 33,4oc.
Pulau Nunukan terletak di daerah khatulistiwa sehingga dipengaruhi iklim tropis
basah dengan karakteristik yang khas, yakni curah hujan cukup tinggi dengan penyebaran
merata sepanjang tahun. Di Wilayah Kabupaten Nunukan tidak terdapat pergantian
musim yang jelas antara musim kemarau dan musim hujan.

Deskripsi Usaha - 13
2. Topografi dan Fisiografi
Pulau Nunukan memiliki luas total 23.346,00 Ha, topografi pulau
Nunukan terdiri dari dataran sampai bukit, dengan ketinggian antara 0 sampai
dengan 78 meter dari permukaan laut.

KEADAAN LINGKUNGAN BIOTIS OPERASIONAL KEGIATAN

1. Flora darat
Dari hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa lokasi
kegiatan berada di daerah permukiman campuran berbagai usaha sarana
penunjang perdagangan, jumlah flora yang teridentifikasi di lokasi tersebut
relatif beragam, pepohonan besar, kelapa, dan lain sebagainya.

2. Fauna Darat
Hasil pengamatan yang dilakukan di sekitar lokasi kegiatan
menunjukkan bahwa fauna darat yang ada di lokasi kegiatan dan sekitarnya
terdiri dari beberapa jenis burung, kucing, dan hewan lainnya.

Deskripsi Usaha - 14
KEADAAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA

1. Kependudukan
Pulau Nunukan merupakan ibukota Kabupaten Nunukan, yang selain
merupakan tempat terdapatnya pusat pemerintahan, juga pusat aktivitas
segala kegiatan ekonomi dan lalulintas perdagangan. Potensi utama
daerah ini terutama di bidang perdagangan, jasa, pertanian dan
perkebunan.

2. Ekonomi
Perdagangan lintas batas dengan Tawau, Malaysia serta dengan
pulau-pulau lain di Indonesia seperti Sulawesi dan Jawa ditunjang oleh
letaknya yang strategis dan didukung oleh keberadaan Pelabuhan Tunon
Taka yang dapat disandari oleh kapal-kapal besar.
Faktor pendukung lain ialah keberadaan konsumen yaitu ribuan calon
tenaga kerja Indonesia yang setiap bulannya transit di kecamatan ini untuk
pengurusan dokumen kerja. Sementara itu lahan pertanian dan
perkebunan terdapat dalam jumlah besar dan produksinya terus
ditingkatkan terutama padi dan sawit.
Sebagai ibukota kabupaten, kecamatan ini terus dilengkapi dengan
berbagai fasilitas umum dan sosial selain pelayanan pemerintahan dalam
segenap aspeknya. Pelabuhan Tunon Taka merupakan salah satu
primadona kecamatan, sementara sejumlah lokasi lain seperti obyek
wisata Binusan, Pantai Eching, sport hall dan alun-alun

Deskripsi Usaha - 15
3. Sosial dan Budaya
Daerah perbatasan secara umum masih tertinggal bila dibandingkan
dengan daerah Indonesia lain, tingkat kehidupan dan pendidikan pada
umumnya masih rendah, hal ini disebabkan oleh :

• Terbatasnya sarana kesehatan yang tersedia.


• Masih tertinggalnya sistem penyelenggaraan pendidikan di daerah
perbatasan bila dibandingkan dengan daerah perkotaan.
• Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia.

Keterbatasan ini merupakan masalah klasik yang dihadapi oleh warga


di perbatasan negara, mengingat jangkauan wilayahnya yang sangat jauh
dan akses menuju ke wilayahnya yang sangat sulit. Kehidupan sosialnya
pun mereka jarang ke pusat kota atau pusat pemerintahannya. Mereka
lebih sering dan lebih suka untuk berinteraksi dengan warga negara
tetangga karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dan aksesnya yang
mudah serta berbagai kebutuhan pokok dapat diperoleh disana. Dari
kondisi tersebut tentunya sangat berpengaruh pada budaya yang
dilakukan oleh masyarakat.

Deskripsi Usaha - 16
4. Sikap dan Persepsi Masyarakat
Selama proses penyusunan surat-surat dan juga nantinya dalam
opersionalnya, tanggapan masyarakat di sekitar pada umunya menunjang.
Karena hal ini sudah dirasakan ada manfaatnya dalam meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan hidup masyarakat, kesempatan kerja dan
pendapatan masyarakat akan meningkat, terutama dialami oleh
masyarakat sekitar. Hal ini terbukti dari wawancara dengan masyarakat di
dalam pengurusan surat-surat yang didukung sepenuhnya oleh aparat
setempat.

BAB III
BIDANG USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Adapun bidang usaha adalah ; Perhubungan, kegiatan ; Terminal Tipe


C, dengan pengidentifikasian terminal Bambangan menerangkan tentang
jarak antar segmen / areal dan kapasitas parkir pada masing-masing segmen
memiliki karakteristik yang berbeda tergantung karakteristik kendaraan yang
berhenti di lokasi tersebut.

Kegiatan utama adalah Terminal Tipe C.


Melayani transportasi jalur darat yang menghubungkan kota sebagai pusat
pemerintahan dengan daerah pedalaman yang letaknya di pinggir kota
sehingga pelayanan transportasi masyarakat terjamin yang akan berpengaruh
terhadap keseluruhan aspek kehidupan.

Deskripsi Usaha - 17
Kegiatan Pendukung ruang tunggu kapasitas 40 orang, tempat belanja
makan-minum di sekitar lokasi, dan toilet umum.

Operasional kegiatan Terminal Tipe C Nunukan yang berlokasi di Jalan


Lamujung, RT. 6, Kelurahan Nunukan Utara, Kecamatan Nunukan,
Kabupaten Nunukan, adapun mengacu pada pola pergerakan/sirkulasi
angkutan umum dan orang secara rinci di dalam terminal Nunukan, dan
sistem antrian kendaraan yang terdapat pada terminal Nunukan belum
terkonsentrasi, tetapi sangat strategis untuk terminal dari/ke kota-pedesaan
(daerah pedalaman) yang menguntungkan bagi masyarakat jika terminal ini
dioperasionalkan. sehingga perlu ada rekayasa rute lalu lintas angkutan
umum, pembuatan pintu keluar yang terpisah dengan pintu masuk terminal,
yang lengkap dengan pos jaga dan rambu lalu lintas serta larangan parkir di
badan jalan sekitar terminal sehingga lalu lintas lancar terhindar dari
kemacetan. Pembuatan pengolahan limbah Waste Water Garden (WWG)
setelah septicktank dari toilet, dan pembuatan tempat pembuangan sampah
sementara, juga penghijauan di lokasi terminal. Maka dengan ini kami
mengajukan permohonan dokumen lingkungan usaha Pengembangan
Terminal Tipe C Nunukan yang berlokasi di Jalan Lamijung, RT.06, Kelurahan
Nunukan Utara, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.
Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai
hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam
transportasi pada umumnya akan dapat meningkatkan mobilitas penduduk,
terciptanya penurunan ongkos pengiriman barang-barang, terdapatnya
pengangkutan barang-barang dengan kecepatan yang lebih tinggi dan
perbaikan kualitas / sifat dari jasa-jasa pengangkutan tersebut. Secara
langsung atau tidak langsung, transportasi yang efektif dan efisien sangat
menentukan perkembangan pembangunan perekonomian pada umumnya.
Pulau Nunukan mempunyai peran yang strategis.
Sebagai Pulau yang berdekatan dengan perbatasan dengan Malaysia, Pulau
Nunukan berpotensi sebagai :

Deskripsi Usaha - 18
a. Pusat pengembangan transportasi yang mempunyai potensi sebagai pintu
gerbang ke kawasan-kawasan lain dan mempunyai potensi untuk
mendorong daerah sekitarnya.
b. Pusat pengolahan/pengumpul barang secara nasional atau daerah.
Pertumbuhan pendapatan masyarakat dapat merupakan indicator
bertambahnya kegiatan ekonomi yang melibatkan barang dan jasa.
Meningkatnya kegiatan pemenuhan barang dan jasa ini melibatkan lebih
banyak produsen dan konsumen. Hal ini menimbulkan bertambahnya
pergerakan yang dilakukan. Diharapkan pula dengan adanya terminal yang
lebih baik dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Nunukan.

Pertimbangan aspek pengembangan terminal Nunukan sebagai berikut ;


• Aspek politis
Pemecahan masalah harus dapat menciptakan ketertiban dan keamanan
masyarakat pengguna prasarana tersebut, sehingga arah pembangunan
prasarana transportasi ini dapat turut mewujudkan stabilitas nasional yang
diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan di segala bidang.
• Aspek ekonomi
Pembangunan transportasi perkotaan harus dapat meningkatkan
pertumbuhan perekonomian baru, seperti daerah industri, pusat
perdagangan, dan lain-lain.
• Aspek sosial budaya

Deskripsi Usaha - 19
Pendekatan sosial budaya diperlukan dalam pengembangan masalah
transportasi, karena masalah ini selalu berkaitan dengan manusia sebagai
salah satu komponennya. Diharapkan melalui pendekatan ini pengembangan
tersebut akan dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan segala lapisan
masyarakat pengguna jasa.
• Aspek teknis
Aspek teknis ini mutlak diperlukan untuk mewujudkan alternative pemecahan
masalah yang dipilih.

Adapun pertimbangan pengembangan yang dikaji yaitu :


1. Frekuensi kedatangan dan keberangkatan angkutan pada jam-jam puncak,
jam kosong dan jam biasa. Dengan melakukan survai pencatatan jenis
angkutan, nomor plat, trayek angkutan dan jam kedatangan, parkir dan jam
keberangkatan.
2. Pengaturan lalu lintas pola pergerakan / sirkulasi moda transportasi dan
manusia (penumpang) di terminal Nunukan yang merupakan faktor penting
dalam operasional terminal.

a. Data Kendaraan Angkutan Umum

Kuantitas angkutan (trafik) yang diharapkan menggunakan


terminal juga menentukan kualitas terminal sebagai prasarana
transportasi yang adapun saat ini terdaftar di Pulau Nunukan ada 350
angkutan micro bus, sekitar 317 yang masih beroperasi karena tidak
ada peremajaan, dan di daerah-daerah pusat keramaian juga ada
angkutan dengan kendaraan roda dua (ojek) yang belum terintegrasi.

Deskripsi Usaha - 20
b. Jalan Masuk
Berdasarkan fungsinya, jalan dibagi menjadi empat,yaitu jalan
arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan. Jalan arteri
menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional
atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
Deskripsi Usaha - 21
Sistem jaringan jalan ini disusun berdasarkan operasional tata ruang
dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua
wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul
jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Jalan kolektor
primer adalah jalan yang dikembangkan untuk melayani dan
menghubungkan kota-kota antar pusat kegiatan wilayah dan pusat
kegiatan lokal dan atau kawasan-kawasan berskala kecil dan atau
terminal pengumpan regional dan terminal pengumpan lokal. Jalan
lokal adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan
wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal,
atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta
antarpusat kegiatan lingkungan. Sedangkan jalan lingkungan adalah
jalan yang berada di lingkungan perumahan, atau jalan servis untuk
lingkungan perumahan.

c. Jarak Lokasi
Jarak yang diambil adalah jarak lokasi operasional terminal
dengan pusat kota. Kriteria ini diperlukan untuk mengetahui seberapa
dekat atau jauh jarak terminal dengan pusat kota, karena jarak ini juga
mempunyai dampak terhadap lalu lintas kota. Misalnya, jika jarak
terminal dengan pusat kota dekat, maka dapat menimbulkan
kemacetan pada akses jalan yang menuju ke terminal.
Deskripsi Usaha - 22
Susunan Tata Bangunan

Pengidentifikasian terminal Nunukan menerangkan tentang jarak antar


segmen / areal dan kapasitas parkir pada masing-masing segmen memiliki
karakteristik yang berbeda tergantung karakteristik kendaraan yang berhenti
di lokasi tersebut.
Segmen yang dimaksud adalah :
a. Pintu masuk,
b. Areal kedatangan (tempat menurunkan penumpang),
c. Tempat parkir,
d. Areal kedatangan (menaikkan penumpang), dan
e. Pintu keluar

Deskripsi Usaha - 23
Peninjauan lalu lintas dengan sistem antrian pada tiap areal dan tiap
zona dioperasionalkan akan masuk ke terminal Nunukan.
Areal yang diperhitungkan terhadap antrian adalah :
a. Pada pintu masuk
Pada terminal Nunukan terdapat satu pintu masuk yang terdiri
b. Areal kedatangan (Emplasemen Penurunan)
Pada terminal Nunukan terdapat satu areal kedatangan
c. Areal parkir
Pada terminal Nunukan terdapat areal parkir
d. Areal keberangkatan (Persiapan)
Pada terminal Nunukan terdapat areal keberangkatan
e. Pada pintu keluar
Berdasarkan gambar denah situasi terminal Nunukan, pintu masuk pada
terminal tidak digabungkan menjadi pintu keluar. Analisa sistem antrian
menggunakan metode disiplin FIFO (Pertama Datang, Pertama Keluar)
Untuk memenuhi persyaratan terminal mempunyai bangunan-bangunan ;

a. Jalan Keluar Masuk dengan Pos Jaga


Jalan merupakan suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan
maupun pejalan kaki, yang menghubungkan satu tempat dengan
tempat yang lain. Fungsi jalan adalah untuk melancarkan kegiatan
perpindahan kendaraan yang pada akhirnya akan melancarkan
kegiatan angkutan umum di terminal.

Deskripsi Usaha - 24
b. Fasilitas Lain
Adapun fasilitas penunjang lainnya antara lain perkantoran
(Administrasi terminal), gudang administrasi, instalasi pembangkit
listrik, Tempat Parkir, Tangki Air, Mesjid, Kantin

• Sumber Tenaga Listrik


Listrik terpasang untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
dipenuhi dari PLTD Nunukan dan PLTMH
• Sumber Air
Sumber air bersih yang dipergunakan dalam operasional
terminal dan operasional kantor untuk air minum dari air kemasan dan
gallon isi ulang.

• Limbah

Deskripsi Usaha - 25
Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan usaha diperkirakan
sebanyak 80% dari penggunaan air bersih perhari (mengacu pedoman
ASALINDO, 1990)
Skema / diagram alir pengolahan limbah cair

wastafel SEPTICTANK

WWG

Toilet
Limbah SEPTICTANK
staf
Cair

Dapur SEPTICTANK WWG


umum

Air dari limbah cair harus sesuai dengan standar baku mutu, sesuai
kelas air dalam uji laboratorium sebelum dibuang ke lingkungan dan
harus memiliki ijin pembuangan limbah cair dari Pemerintah

Limbah Padat (sampah) dan B3


Limbah padat yang berasal dari kegiatan usaha akan ditampung
dalam bak sampah yang dilapisi dengan tas plastik dan dilakukan
pemisahan antara limbah padat organik dengan limbah padat
anorganik. Demikian juga sampah yang terdapat dalam lingkungan
terminal akan ditampung dalam bak sampah yang tertutup agar
terkesan rapi yang selanjutnya akan bekerjasama dengan pihak ketiga
untuk mengangkut sampah dari TPS (Tempat Pembuangan

Deskripsi Usaha - 26
Sementara) yang disediakan di sekitar areal usaha menuju TPA
(Tempat Pembuangan Akhir) yang telah ditentukan pemerintah.
Limbah B3
Selama operasional terminal Ini juga akan dihasilkan limbah B3
yang bersumber dari operasional kendaraan. Pengelolaan limbah B3
ini pemrakarsa akan membuat tempat penyimpanan sementara limbah
B3 disamping rumah Genset, dan selanjutnya berkoordinasi dengan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Nunukan dan Pemda Kabupaten
Nunukan untuk mengurus Ijin Penyimpanan Sementara Limbah B3.
Pembuatan tempat penyimpanan limbah B3 ini mengacu pada Kepdal
01/1995 tentang Persyaratan Teknis Pembuatan Tempat Pembuangan
Sementara Limbah B3.
Alat-alat elektronik rusak, dan lampu yang sudah tidak berguna,
juga disimpan sementara disini, terhindar dari sinar matahari langsung,
percikan api, dan air hujan, kemudian berkoordinasi dengan dinas
terkait, bekerjasama dengan pihak ketiga untuk didaur ulang oleh
pengusaha yang sudah mendapat rekomendasi dari pemerintah
Tempat penyimpanan limbah B3 ;

1). Bangunan tempat penyimpanan limbah B3 harus:


a). memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai
dengan jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang
dihasilkan/akandisimpan;
b). terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun
tidak langsung;
c). dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang
memadai untuk mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam ruang
penyimpanan, serta memasang kasa atau bahan lain untuk mencegah
masuknya burung atau binatang kecil lainnya ke dalam ruang
penyimpanan;
d). memiliki sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang
memadai untuk operasional penggudangan atau inspeksi rutin. Jika
menggunakan lampu, maka lampu penerangan harus dipasang
minimal 1 meter di atas kemasan dengan sakelar (stop contact) harus
Deskripsi Usaha - 27
terpasang di sisi luar bangunan.
e). dilengkapi dengan sistem penangkal petir.
f). pada bagian luar tempat penyimpanan diberi penandaan (simbol)
sesuai dengan tata cara yang berlaku.
2). Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak
bergelombang, kuat dan tidak retak. Lantai bagian dalam dibuat
melandai turun kearah bak penampungan dengan kemiringan
maksimum 1 % pada bagian luar bangunan, kemiringan lantai diatur
sedemikian rupa sehingga air hujan dapat mengalir kearah menjauhi
bangunan penyimpanan.

Sirkulasi udara dalam ruang penyimpanan limbah B3.


3). Tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan lebih dari
1 (satu) karakteristik limbah B3, maka ruang penyimpanan:
a). harus dirancang terdiri dari beberapa bagian penyimpanan, dengan
ketentuan bahwa setiap bagian penyimpanan hanya diperuntukkan
menyimpan satu karakteristik limbah B3, atau limbah-limbah B3 yang
saling cocok
b). antara bagian penyimpanan satu dengan lainnya harus dibuat
tanggul atau tembok, pemisah untuk menghindarkan tercampurnya
atau masuknya tumpahan limbah B3 ke bagian penyimpanan lainnya.
c). setiap bagian penyimpanan masing-masing harus mempunyai bak
penampung tumpahan limbah dengan kapasitas yang memadai.
d). sistem dan ukuran saluran yang ada harus dibuat sebanding
dengan kapasitas maksinium limbah B3 yang tersimpan sehingga

Deskripsi Usaha - 28
cairan yang masuk ke dalamnya dapat mengalir dengan lancar ke
tempat penampungan yang telah disediakan.

Tata ruang gudang penyimpanan limbah B3

4). Sarana lain yang harus tersedia adalah :


a) Peralatan dan sistem pemadam kebakaran
b) Pagar pengamanan;
c) Pembangkit listrik cadangan;
d) Fasilitas pertolongan pertama;
e) Peralatan komunikasi
f) Gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan;
g) Pintu darurat
h) Alarm

Tata ruang fasilitas penyimpanan sementara limbah B3 penghasil

• .Parkir

Deskripsi Usaha - 29
Lokasi parkir terletak di bagian belakang menjadi satu dengan
usaha lain yang ada di belakang lokasi kegiatan, yang ditanami
tanaman penghijauan sebagai bagian tamanisasi parkir untuk dapat
menyerap debu, asap/polusi gas buang kendaraan serta menjaga
keasrian, kesejukan dan keindahan lingkungan dari suasana panas di
siang hari. Jenis-jenis tanaman yang ditanam pada areal ini adalah
berbagai macam palem, ketapang, dan berbagai tanaman hias
lainnya.

• Air Hujan
Mengantisipasi limpasan air hujan yang cukup besar di lokasi
usaha telah disediakan saluran drainase yang disalurkan ke dalam
sumur resapan dan apabila tidak cukup, kelebihan air hujan
disalurkan ke main drainase di depan lokasi usaha. Dalam
pengelolaan air hujan ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 12 tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan
dan lubang Biopori, maka pemrakarsa disarankan untuk membuat
bak penampungan air hujan, bak peresapan dan lubang peresapan
Biopori, sehingga air hujan tidak langsung menjadi air larian
permukaan (surface run off), namun bisa dipergunakan untuk
berbagai keperluan pada waktu musim kemarau seperti untuk
menyiram tanaman di lokasi terminal.
Deskripsi Usaha - 30
POLA KEGIATAN

Kegiatan Terminal Tipe C Nunukan yang berlokasi di Jalan Lamijung,


RT.06, Kelurahan Nunukan Utara, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan
adalah tanggung jawab pengelolaan oleh pemerintah, oleh Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten
Nunukan.

PENYERAPAN TENAGA KERJA

Tahap Operasional
Jumlah tenaga kerja yang pada saat operasional jumlah dan jam kerja
dilakukan sesuai kebutuhan dan diatur dalam aturan Kepegawaian

Deskripsi Usaha - 31
Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan oleh Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Nunukan.

BAB IV
MULAI BEROPERASI

Kegiatan Terminal Tipe C Nunukan yang berlokasi di Jalan Lamijung, RT.06,


Kelurahan Nunukan Utara, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunuka adalah
tanggung jawab pengelolaan oleh pemerintah, oleh Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Nunukan yang
rencananya mulai beroperasi sejak ; tahun 2013

Deskripsi Usaha - 32
BAB V
DESKRIPSI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

Komponen lingkungan yang dapat mengalami perubahan atau terkena


dampak dari operasional Terminal Transportasi Darat ”Terminal Nunukan”
yang berlokasi di Jalan Lamijung, RT.06, Kelurahan Nunukan Utara,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, dan berdasarkan hasil kajian
serta perkiraan dampak yang terjadi selanjutnya diikuti dengan beberapa
program pengelolaan dan pemantauan Lingkungan Hidup dengan uraian
sebagai berikut:

Deskripsi Usaha - 33
Langkah-langkah dan Program Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tahap Operasional
1). Kegiatan operasional Terminal Tipe C yang terdiri dari; kamar mandi dan
toilet/WC serta penampungan air dapat menimbulkan pencemaran limbah
cair

meminimalisir dampak negatif penting lebih lanjut diupayakan pengelolaan


limbah cair dengan cara :

Semua limbah cair dari berbagai kegiatan ditambahkan bakteri pengurai dan
tawas secara rutin ke dalam toilet, bak tampung, dan septictank.
2). Kegiatan operasional Terminal Tipe C yang terdiri dari; ruang tunggu,
ruang dan parkir, serta taman dapat menimbulkan sampah atau limbah
padat / B3

meminimalisir dampak negatif penting lebih lanjut diupayakan pengelolaan


limbah padat dengan cara :

Limbah padat/sampah dapat berupa sampah organik, dengan penempatan


bak-bak sampah pada tempat-tempat strategis baik dalam ruangan, maupun di
taman dan parkir. Di kantor sampah telah dilakukan pemilihan antara plastic
dan kertas. Di TPS sampah dipilah kembali antara yang dapat direcycle dan
yang dapat digunakan kembali atau limbah B3, untuk diberikan kepada pihak

Deskripsi Usaha - 34
yang membutuhkan. Sampah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali dibuang
ke TPA.

3). Kegiatan operasional Terminal Tipe C yang terdiri dari; ruang tunggu, dan
parkir, berupa gas yang berupa NOx, SOx, CO dan CO2 yang dihasilkan
tidak menimbulkan dampak yang significant namun dampak kadar debu
di udara ambient dapat meningkat sesuai dengan kondisi di lokasi
kegiatan

Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

Gas-gas pencemar udara berupa gas SOX,NOx, dan CO yang umumnya di


hasilkan oleh mesin, dan partikel debu diminimalisir dampak dengan selalu
menyapu setiap saat ada debu supaya tidak beterbangan, dan penyiraman
secara rutin, areal pakir dip aping dan ditanami tanaman perindang seperti
pohon ketapang.

4). Kegiatan operasional Terminal Tipe C pada ruang tunggu menimbulkan


Kebisingan

Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

Tingkat Kebisingan yang ditimbulkan oleh suara mesin dapat diminimalisir


dengan mengatur bangkitan lalu lintas, juga suara gaduh penumpang
diminimalisir dengan penyediaan tempat duduk yang nyaman, lantai yang tidak
kasar, dan pengeras suara untuk pengumuman dan panggilan penting, system
antrean loket yang tertib, serta petugas jaga.

Deskripsi Usaha - 35
5). Kegiatan operasional Terminal Tipe C memperhatikan kesehatan dan
keselamatan kerja karyawan

Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

Karyawan yang bekerja selalu menggunakan, pakaian kerja, dan sepatu untuk
meminimalisir akibat buruk bagi kesehatan dari paparan sinar matahari dan
debu. Pekerja yang mengoperasikan mesin agar memperhatikan keselamatan
dengan mengetahui dan menjalankan prosedur operasional terminal.

6). Kegiatan operasional Terminal Tipe C memperhatikan kemungkinan


terjadi kebakaran

Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

Pengoperasian mesin agar memperhatikan keselamatan dengan mengetahui


dan menjalankan prosedur operasional terminal. Kecelakaan kerja seperti
ledakan mesin atau kebakaran akibat arus pendek (konsleting) dihindari dengan
melakukan perawatan mesin transportasi dan jaringan listrik serta menjauhkan
bahan mudah terbakar dari mesin, dan juga bahaya petir karena berada di areal
terbuka dengan pemasangan alat penangkal petir di gedung tertinggi.

7). Bangkitan Lalu Lintas

Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

Untuk menghindari terjadinya kemacetan lalu lintas mengingat lokasi Terminal


Tipe C Nunukan berada di tepi jalan, dilakukan dengan menyediakan tempat
parkir baik untuk parkir kendaraan (mobil dan motor) karyawan maupun
angkutan penumpang terpisah, sehingga tidak terjadi parkir kendaraan di pinggir
jalan, dan tidak pada tempatnya.

Deskripsi Usaha - 36

Anda mungkin juga menyukai