Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 5

- Nandiyas Hasyemi
- Naufal Rafliansyah
- Nurunnisa Hanifah
- Salsabila Agatha
- Salsabila Bahrunia P
- Saory Arsy Oktari
- Silfi Rafa Anjani
Bab IV
Indonesia pada Masa Orde Baru
(1966–1998)
Garis waktu yang pertama adalah masa
1966-1967 yang dikenal sebagai masa
transisi ke orde baru.
. Di masa ini dimulai penataan kembali

A. Masa
seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa,
dan negara Indonesia, melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen, serta menyusun kembali

Transisi
kekuatan bangsa untuk menumbuhkan
stabilitas nasional guna mempercepat
proses pembangunan. Ada 3 peristiwa
penting, yaitu :
1. Aksi Tritura
2. Supersemar
3. Dualisme Kepemimpinan Nasional
Aksi-aksi Tritura
Pada masa transisi ini terjadi pergolakan politik, militer hingga lingkup sosial
masyarakat. Berbagai tindakan pemuda dan mashasiswa pada masa transisi ini
salah satunya aksi Tritura, dimana ada 3 tuntutan yang disampaikan kepada
pemerintah, yaitu pembubaran PKI, Pembersihan Kabinet dari Unsur G30 S PKI,
dan Penurunan Harga atau Perbaikan Ekonomi.
Surat Perintah Sebelas Maret atau (Supersemar)
Surat perintah ini diterbitkan sebagai akibat demonstrasi yang dilakukan pemuda
dan mahasiswa pada tanggal 11 Maret 1966, sehingga pemerintah
mengadakankan sidang kabinet dalam mengatasi krisis. Tujuan dikeluarkannya
Supersemar adalah untuk memberi tugas pada Panglima Angkatan Darat saat
yang bertugas saat itu adalah Mayjen Soeharto untuk memutuskan tindakan apa
yang harus dilakukan untuk memulihkan keamanan, ketertiban, dan kestabilan
dalam melaksanakan jalannya kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Tokoh dibalik perumusan Supersemar adalah Muhamad Yusuf, Amir
Machmud, dan Basuki Rachmat.
Dualisme Kepemimpinan Nasional
Demi menjaga keutuhan bangsa, Soekarno menyerahkan kekuasan
pemerintahan kepada pengemban Tap. MPRS. No. IX/MPRS/1966 Jenderal
Soeharto pada 23 Februari 1967. Pada 7-12 Maret 1967 diselenggarakan Sidang
Istimewa MPRS dengan tema utama mengenai pertanggungjawaban presiden
selaku mandataris MPRS.
B. Stabilisasi Politik dan Rehabilitasi
Ekonomi Masa Orde Baru
1. Stabilisasi Politik dan Keamanan sebagai Dasar Pembangunan

2. Stabilisasi Penyeragaman

3. Penerapan Dwi Fungsi ABRI

4. Rehabilitasi Ekonomi Orde Baru

5. Kebijakan Pembangunan Orde Baru


C. Integrasi Timor Timur
integrasi Timor Timur ke wilayah RI – Timor
Timur dilepaskan dari NKRI pada masa
pemerintahan B.J Habibie pada tanggal 30
Agustus 1999. Sebelumnya Timtim adalah
salah satu provinsi yang masuk wilayah
Republik Indonesia. Daerah ini merupakan satu
kesatuan dari pulau Timor, lebih kurang 350
tahun lamanya dijajah oleh Portugis, sehingga
memisahkan saudara-saudara yang mendiami
bagian barat dari pulau tersebut.
D. Dampak Pemerintahan Orde
Baru
-Bidang Politik-
1. Kebijakan politik teramat birokratis, tidak
demokratis, dan cenderung KKN.
2. ABRI terlalu mengakar masuk ke sendi-sendi
kehidupan bebangsa dan benegara.
3. Dilakukan peleburan partai dimaksudkan
agar pemerintah dapat mengontrol parpol.
4. Keamanan dalam negeri lebih terjamin.
-Bidang Ekonomi-

1. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti


dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
2. Penurunan angka kematian bayi dan angka
partisipasi pendidikan dasar yang semakin
meningkat.
3. Perbedaan ekonomi antardaerah, dalam
masyarakat terasa semakin tajam.
4. Terciptalah kelompok yang terpinggirkan
(Marginalisasi sosial)
THANK YOU
THANK YOU
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai