Anda di halaman 1dari 61

Jl. Tapaktuan – Medan Km 21Kabupaten Telp : 0821 6667 6667 Email : t.cut.ali@gmail.

com
Aceh Selatan Provinsi Aceh - 23771 Fax : - SSB : 6589, 8070, 5188 Khz

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI

PA/KPA : KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI TAPAKTUAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

K/L/PD : KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

SATKER : UPBU TEUKU CUT ALI TAPAKTUAN

NAMA PPK : AMRIZAL. R

NAMA PAKET : PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL

TAHUN ANGGARAN 2021


SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL

1. LATAR : Bandar Udara Teuku Cut Ali Tapaktuan merupakan Kantor Unit
BELAKANG Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) dibawah Direktorat
Jenderal Pehubungan Udara Kementerian Perhubungan yang
berlokasi di Kabupaten Aceh Selatan Propinsi Aceh. Wilayah ini
merupakan daerah pinggir pantai yang dikelilingi pegunungan,
kontur tanah daerah ini datar dikelilingi bukit.
Pekerjaan Canopi Gedung Terminal telah sesuai dengan
ketentuan dalam Rencana Induk Bandar Udara No. 596 Tahun
2014. Pekerjaan ini untuk menikdaklanjuti tahapan pekerjaan
gedung terminal yang sudah ada.
2. MAKSUD DAN : a. Maksud
TUJUAN
Maksud dari pekerjaan konstruksi ini adalah Pekerjaan
Canopi Gedung Terminal.

b. Tujuan
Tujuan dari Pekerjaan Konstruksi ini adalah untuk
memberikan perlindungan pada gedung terminal terhadap
cuaca panas, hujan maupun angin.

3. TARGET/ : Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan


SASARAN
konstruksi :
a. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan
sesuai dengan dokumen RKS/Spesifikasi dan gambar;
b. Kualitas pekerjaan konstruksi sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan, sehingga umur konstruksi dapat lebih
optimal;
c. Kuantitas pekerjaan konstruksi sesuai dengan persyaratan
yang telah ditentukan;
d. Terlindunginya gedung terminal bandar udara teuku cut ali
tapaktuan dari panas terik, hujan dan angin.

4. NAMA : Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan


ORGANISASI pekerjaan pengadaan konstruksi :
PENGADAAN a. K/L/D/I : KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
KONSTRUKSI b. SATKER : KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI TAPAKTUAN
c. PPK : PPK MODAL DAN BARANG

5. SUMBER DANA : a. Sumber Dana : Berasal dari APBN DIPA Satker Kantor UPBU
DAN Teuku Cut Ali Tapaktuan Tahun Anggaran 2021.
PERKIRAAN b. Total perkiraan biaya yang diperlukan: Nilai Harga
BIAYA
Perkiraan Sendiri (HPS) adalah Rp. 756.400.000,- (Tujuh
Ratus Lima Puluh Enam Juta Empat Ratus Ribu Rupiah)
termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%.
6. RUANG : a. Ruang lingkup pengadaan pekerjaan Konstruksi :
LINGKUP, 1. Pekerjaan Persiapan;
LOKASI 2. SMK3-PM PUPR;
PEKERJAAN, 3. Pekerjaan Tanah;
FASILITAS 4. Pekerjaan Struktur Beton;
PENUNJANG 5. Pekerjaan Struktur Baja;
6. Pekerjaan Keramik Lantai;
7. Pekerjaan Atap;
8. Pekerjaan Pengecatan;
9. Pekerjaan Elektrikal;
10. Pekerjaan Lain-lain.

b. Lokasi pekerjaan konstruksi di Kantor UPBU Teuku Cut Ali,


Desa Teupin Gajah, Kec. Pasie Raja, Kab. Aceh Selatan,
Prop. Aceh.

7. JANGKA WAKTU : 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak di keluarkannya
PELAKSANAAN Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
PEKERJAAN

8. MASA : 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak setelah Serah


PEMELIHARAAN Terima Pertama Pekerjaan (PHO).

9. KOMPETENSI : Kompetensi penyedia yang dibutuhkan [uraian klasifikasi dan


PENYEDIA kualifikasi serta persyaratan lainnya yang dibutuhkan]:
a. Kualifikasi peserta yang berbadan usaha harus memiliki
Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang dikeluarkan
oleh instansi pemerintah yang berwenang dan masih
berlaku serta Sertifikat Badan Usaha (SBU), sesuai bidang
pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan kualifikasi dan
klasifikasi sebagai berikut :
 Ijin Usaha : Memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi
 Sertifikat Badan Usaha : Bidang Sipil, Sub Bidang : Jasa
Pelaksana Untuk Konstruksi Bangunan Gedung Lainnya
(BG 009)
 Kualifikasi : Kecil
b. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan
tahun pajak terakhir (SPT Tahunan) Tahun 2019;
c. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)/NIB (Nomor Induk
Berusaha);
d. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan);
e. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait,
tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak
untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana dan pengurus/pegawai tidak
berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan
mengambil cuti diluar tanggungan Negara;
f. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan
konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir,
baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang
baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
g. Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP) dengan
perhitungan: SKP = 5 – P, dimana P adalah Paket
pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan;
h. Dalam hal Peserta akan melakukan konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain harus mempunyai
perjanjian konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/
bentuk kerjasama lain;
i. Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan
alamat yang benar, tetap dan jelas berupa milik sendiri
atau sewa.
j. Proses Lelang Tidak Mengikat dan penyedia wajib
membuat Surat Pernyataan Tidak Akan Menuntut Ganti
Rugi apabila dilakukan penghematan (paket ditiadakan)
atau pengurangan (nilai pagu dikurangi).

10. TENAGA AHLI/ : Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk


TERAMPIL/LAIN
pelaksanaan pekerjaan, yaitu :
NYA YANG
DIBUTUHKAN Jabatan dalam
Pengalaman Sertifikat
pekerjaan yang
No. Kerja Kompetensi
akan
(Tahun) Kerja
dilaksanakan

Pelaksana SKT-Tukang
1. -
Lapangan Kontruksi Baja & Plat

Sertifikat Petugas
Keselamatan
2. Petugas K3 - Konstruksi atau
sertifikat Ahli
K3 Konstruksi
11. PERALATAN : Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk
YANG
pelaksanaan pekerjaan, yaitu :
DIBUTUKAN
Jumla Kepemilikan/
No. Jenis Kapasitas
h Status
1. Mesin Las Listrik - 2 Unit Sewa / milik
2. Scafolding - 3 Set Sewa / milik

3. Gerinda Tangan - 3 Unit Sewa / milik

4. Bor Tangan - 2 Unit Sewa / milik

5. Mesin Router - 1 Unit Sewa / milik

6. Kompresor - 1 Unit Sewa / milik

Keterangan :
Setiap Unit Peralatan sebagaimana tercantum di atas harus
dilengkapi data pendukung dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Melampirkan Bukti Kepemilikan Peralatan (contoh STNK,
BPKB, invoice) untuk peralatan dengan status milik sendiri;

b. Melampirkan Bukti Pembayaran Sewa Beli (contoh invoice


uang muka, angsuran) untuk peralatan dengan status
sewa beli; dan/atau

c. Surat Perjanjian Sewa beserta bukti kepemilikan/


penguasaan terhadap peralatan dari pemberi sewa untuk
peralatan dengan status sewa.

12. FORMULIR : Penyedia menyampaikan Pakta Komitmen Keselamatan


RENCANA
Konstruksi dan penjelasan manajemen resiko serta penjelasan
KESELAMATAN
KONSTRUKSI rencana tindakan sesuai dengan tabel jenis pekerjaan dan
(RKK)
identifikasi bahayanya :
No. Uraian Identifikasi Bahaya
Pekerjaan
1. Pekerjaan Struktur - Terluka akibat peralatan kerja
Baja dan benda-benda tajam.
13. KELUARAN/ : Keluaran/produk yang dihasilkan dari pelaksanaan Pekerjaan
PRODUK YANG Canopi Gedung Terminal :
DIHASILKAN
Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut
kualitas, biaya dan ketetapan waktu pelaksanaan pekerjaan,
sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya
yang sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan dan kelancaran
penyelesaian administrasi yang berhubungan dengan
pekerjaan di lapangan serta penyelesaian kelengkapan
pembangunan.

14. PENUTUP : Kerangka Acuan Kerja ini menjadi pedoman secara umum bagi
calon pelaksana pekerjaan konstruksi dalam melaksanakan
pekerjaan. Hal-hal teknis yang diperlukan hendaknya bisa
dipersiapkan secara matang agar pelaksanaan pekerjaan dapat
selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan dengan
kualitas sebagaimana yang telah dipersyaratkan.

Tapaktuan, Februari 2021

KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI TAPAKTUAN


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

AMRIZAL. R
Pengatur Muda Tk. I (II/b)
NIP. 19850429 201503 1 002
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
(RKS)

Pekerjaan :
PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA
TEUKU CUT ALI – TAPAKTUAN

TAHUN ANGGARAN 2021


Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

PASAL 1
SYARAT-SYARAT UMUM

1.1. LOKASI PEKERJAAN


Pekerjaan Canopi Gedung Terminal berlokasi di Bandar Udara Teuku Cut Ali-Tapaktuan, Jalan
Tapaktuan-Medan Km 21 Aceh Selatan.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor (secara garis
besarnya) adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan;
2. SMK3-PM PUPR
3. Pekerjaan Tanah;
4. Pekerjaan Struktur Beton;
5. Pekerjaan Struktur Baja;
6. Pekerjaan Keramik Lantai;
7. Pekerjaan Atap;
8. Pekerjaan Pengecatan;
9. Pekerjaan Electrical;
10. Pekerjaan Lain-lain.

1.3. PENGAWAS
Merupakan Tim yang dibentuk untuk mengawasi dan memutuskan dalam keseluruhan proyek.
Dalam pelaksanaan pengawasan dapat melaksanakan secara independen, namun dalam proses
pengambilan keputusan harus dalam forum yang dihadiri oleh masing-masing komponen tim.
Komponen Tim Pengawas terdiri dari:
1. Pemberi Kerja/Owner
2. Konsultan Pengawas
Dalam mengemban fungsinya, kegiatan Tim Pengawas akan dikoordinasi oleh Konsultan
Pengawas.

1.4. KEADAAN CUACA


1. Cuaca : Berdasarkan data-data Badan Meteorologi dan Geofisika.
2. Angin : Berdasarkan data-data Badan Meteorologi dan Geofisika.

1.5. KONDISI TANAH DI AREA PEKERJAAN DAN SEKITARNYA


Untuk memperoleh lebih banyak data dan informasi perihal keadaaan tanah, Kontraktor dapat
melakukan pengumpulan data tanah sendiri (atas biaya sendiri) untuk menetapkan jenis dan
kapasitas peralatan yang tepat untuk pekerjaan Canopi Gedung Terminal ini. Interpretasi
terhadap data tanah yang ada sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

Page 1 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

1.6. STANDAR DAN PENGUJIAN KUALITAS HASIL PEKERJAAN


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat dan mengajukan usulan perihal cara pengujian
hasil pekerjaan untuk semua pekerjaan pokok. Cara yang diusulkan harus diambil dari/sesuai
dengan standar yang lazim digunakan di Indonesia. Dalam hal belum ada standar Indonesia,
dapat digunakan standar yang berlaku di negara-negara lain yang telah dikenal secara
internasional.
Dalam usulan tadi Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menyertakan usulan nama/tempat
(laboratorium/instansi) pelaksana pengujian dimaksud dan semua biaya yang akan timbul
menjadi tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Atas usulan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor ini, Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas akan melakukan evaluasi dan
memberikan persetujuannya.
Adapun standar yang dapat digunakan dalam pekerjaan ini mencakup:
1. Peraturan dan standar mengenai bahan bangunan mengacu pada SNI (Standar Nasional
Indonesia) yang disusun oleh DSN (Dewan Standardisasi Nasional) sebelum SNI, adalah SII
(Standar Industri Indonesia) yang disusun oleh Departemen Perindustrian Indonesia. Atau
Peraturan/Standar luar negeri adalah:
- ASTM (American Standard of Testing Materials).
- JIS (Japan Industrial Standard).
2. Peraturan dan standar mengenai jenis-jenis pekerjaan mengacu pada peraturan /standar
pekerjaan yang bersangkutan.
- Pekerjaan beton mengacu pada PBI-71, NI-2 (Peraturan Beton Indonesia) dan SK-SNI.
- Peraturan/standar luar negeri yang setara: ACI 1989 (American Concrete Institute).
- Peraturan Kayu: PKKI, NI-5 (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia).
- Peraturan Baja: PPBBI-1983 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia),
peraturan/standar luar negeri yang setara: AISC (American Institute of Steel
Constructions).
- Pemeriksaan bahan bangunan: PUBB-NI 5 (Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-
Bahan).
- Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1983.
- Standar Industri Indonesia (SII).
- Peraturan tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung di
Indonesia.
- American National Standard Institute (ANSI).
- American Society for Testing and Material (ASTM).
- Marble Institute of America (MIA).
3. Syarat-syarat khusus bahan bangunan dapat mengikuti persyaratan pabrik yang
memproduksi bahan bangunan tersebut.
4. Semua SOP (Standar Operasional dan Prosedur) untuk pelaksanaan pekerjaan yang
diterbitkan oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas pekerjaan merupakan dokumen yang
tidak terpisahkan dari Dokumen Kontrak pekerjaan ini.

Page 2 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

1.7. DIMENSI
Semua ukuran dimensi, jarak, dan ketinggian dalam perencanaan, kecuali yang disebutkan
secara khusus, selalu menggunakan satuan metrik dalam unit milimeter. Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus memeriksa semua ukuran dimensi yang ada dalam gambar. Tidak
ada biaya tambahan yang akan dibayarkan untuk mengganti kerugian yang terjadi sebagai akibat
dari kesalahan dalam ukuran dimensi. Apabila diperlukan gambar tambahan, Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus mengajukan persetujuan gambar-gambar tambahan tersebut dengan
menggunakan satuan metrik dalam unit milimeter/centimeter/meter ke Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dapat dilaksanakan di lapangan. Apabila dimensi yang diajukan
tidak sesuai dengan ukuran standar yang telah ditetapkan, maka dapat diganti dengan standar
lain yang sesuai dan yang telah disetujui oleh Pemberi Kerja/ Konsultan Pengawas. Tidak ada
pembayaran tambahan yang dapat diberikan untuk perubahan dimensi dengan alasan tersebut di
atas tanpa ada persetujuan khusus dari Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.

1.8. PEMBERITAHUAN TENTANG KEGIATAN OPERASI YANG PENTING


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan secara tertulis dan lengkap
tentang akan adanya kegiatan operasi yang penting kepada Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas
dalam jangka waktu yang cukup sebelum operasi tersebut dapat dilaksanakan untuk memberi
kesempatan kepada Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas untuk mengaturnya karena mungkin
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas memandang perlu melakukan inspeksi atau untuk maksud-
maksud yang lain. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dilarang melakukan kegiatan operasi yang
penting tersebut tanpa adanya persetujuan tertulis dari Pemberi Kerja/Pemberi Kerja/
Konsultan Pengawas.

1.9. SYARAT-SYARAT UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Metode Pelaksanaan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan membuat dan menyampaikan metode
pelaksanaan yang rinci untuk setiap jenis pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.
Walaupun metode pelaksanaan telah mendapat persetujuan dari Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab penuh terhadap metode
pelaksanaan yang diusulkan. Bila akibat pelaksanaan metode tersebut timbul kerugian, maka
hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
2. Jadwal Pelaksanaan
 Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan
secara detail berbentuk bar chart dan network planning yang memperlihatkan urutan
kegiatan dan diserahkan kepada Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan berbagai aktivitas
pekerjaan dibuat agar kemajuan pekerjaan dapat dievaluasi ketepatannya sesuai waktu
yang direncanakan.
 Diagram jaringan (bar chart – network planning – S-Curve) yang dibuat oleh Pelaksana.
 Pekerjaan/Kontraktor harus dapat memberikan informasi mengenai permulaan tanggal
awal atau akhir dari masing-masing pekerjaan sehingga dapat diketahui urutan/proses

Page 3 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

dan kemajuan pelaksanaan pekerjaan serta agar diperoleh jadwal jalur kritis (critical
path). Juga dibuat sub jadwal untuk menunjukkan jadwal pekerjaan kritis dari
keseluruhan jadwal konstruksi.
 Apabila realisasi pelaksanaan lapangan telah melenceng dari jadwal yang telah
diserahkan, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus melakukan upaya percepatan
pelaksanaan dan updating jadwal kerja sehingga kemajuan pelaksanaan setiap
pekerjaan dapat diatur/kendalikan sesuai target, updating ini terus dilakukan sampai
proyek selesai.
 Rencana kegiatan mingguan diserahkan pada setiap hari Senin pagi kepada Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas, merupakan penjelasan bagian/komponen/jenis pekerjaan
& kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam minggu berjalan.
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dapat diserahkan
secara terpisah atau dimasukkan ke dalam jadwal pelaksanaan keseluruhan.
3. Jadwal Kedatangan Peralatan dan Material
Kontraktor berkewajiban membuat jadwal kedatangan peralatan dan material, disesuaikan
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang dibuat secara terpisah.
Dalam jadwal harus sudah termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan, rencana produksi
bahan di pabrik/sumber bahan, pengujian alat, jadwal rencana pengiriman dan persetujuan
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
Jadwal kedatangan peralatan harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menggunakan peralatan dan
perlengkapan yang benar-benar lengkap, dapat beroperasi penuh dan terpelihara dengan
baik, secara mekanis berfungsi sempurna dalam jumlah yang cukup dan dengan jenis dan
kapasitas yang sesuai untuk proyek ini, sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan
dengan baik sesuai RKS dan dalam waktu yang tidak melebihi Kontrak.
4. Jadwal Penugasan Personil Inti
Jadwal penugasan personil inti harus disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Dalam jadwal harus sudah termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan dan waktu-waktu
penambahan dan pengurangan personil yang dibutuhkan serta harus ada persetujuan dari
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas mengenai jadwal penugasan personil tersebut.

1.10. SYARAT-SYARAT UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Sumber dan Jenis Bahan Bangunan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengajukan contoh material secara tertulis kepada
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tentang tempat
asal/sumber dan macam bahan bangunan yang dipesan untuk digunakan dalam pekerjaan.
Untuk memastikan kesesuaian spesifikasi material yang diajukan maka Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor akan melaksanakan tinjauan bersama Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas ke tempat asal/sumber material.
2. Penyimpanan Bahan Bangunan
Bahan bangunan harus disimpan sedemikian rupa agar mutunya tidak menjadi berkurang
maupun mengalami kerusakan. Penyimpanan hendaknya dilandasi dengan lantai yang
keras, bersih dan bila perlu diberi atap (dilindungi) dan atau dinding.

Page 4 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

Untuk bahan berbentuk curah bagian tengah dari lantai gudang atau lantai dari suatu
timbunan bahan hendaknya dibuat miring melandai ke tepi-tepi agar mudah dilakukan
pembersihan. Cara menumpuk bahan bangunan hendaknya sedemikian rupa agar timbunan
tidak berbentuk kerucut, tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation).
Bahan bangunan yang turun mutunya atau rusak yang disebabkan karena penyimpanan tidak
boleh dipergunakan dan segala kerugian yang timbul menjadi tanggungjawab Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

1.11. LOKASI UNTUK LAPANGAN KERJA


1. Lokasi yang disediakan untuk areal kerja adalah lahan terbuka seperti yang ditunjukkan oleh
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyiapkan dan
mengatur penggunaan lapangan kerja untuk menempatkan peralatan, penimbunan bahan-
bahan dasarnya, penimbunan tiang pancang, besi tulangan dan bangsal – bangsal kerja,
gudang-gudang, kantor lapangan & Direksi Keet.
2. Jalan akses dari luar site menuju areal kerja harus dipersiapkan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor sedemikian sehingga mampu memikul beban sirkulasi peralatan dan
material secara aman dalam mobilisasi dari dan menuju site, kondisi tersebut harus tetap
dipelihara secara rutin dari kemungkinan kerusakan, keamanan & kebersihan operasional
oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor sejak digunakan hingga selesai pelaksanaan
pekerjaan.
3. Sebelum menggunakan areal lapangan kerja, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus
mengajukan gambar/lay-out untuk areal kerja, selanjutnya dikonsultasikan dengan Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis dan petunjuk
lebih lanjut.
4. Pada akhir pelaksanaan pekerjaan/serah terima atas persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus segera membongkar/membersihkan
dan memindahkan semua peralatan konstruksi, sisa material, ex. bangunan/keet proyek dan
sisa sampah dan timbunan untuk jalan kerja ke luar site proyek sehingga area tempat kerja
tersebut bersih kembali.
5. Secara umum, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menjaga kebersihan di lingkungan
proyek. Setiap hari setelah selesai bekerja, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus
membersihkan lapangan yang digunakan. Setelah selesai pelaksanaan konstruksi,
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan pekerjaan dan
peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan.
6. Atas tanggungan sendiri Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus melakukan langkah-
langkah yang perlu untuk melindungi pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan
agar tidak rusak oleh cuaca. Perbaikan terhadap kerusakan sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

1.12. KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA


1. Direksi keet & Kantor Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas
 Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan fasilitas Kantor Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas di lokasi (site), yang letaknya dekat dengan Kantor

Page 5 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor, yang terdiri dari ruangan-ruangan Pemberi


Kerja/Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat.
 Copy dokumen Kontrak (BoQ, Gambar Teknik, RKS, Jadwal Pelaksanaan) dan Copy
Peraturan/Standar yang digunakan dalam pekerjaan ini (ASTM, JIS, SNI dll) harus
disediakan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor di Direksi Keet/ Kantor Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas dan Pemberi tugas.
 Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab atas perawatan Kantor dan
segala perlengkapannnya selama proses konstruksi berlangsung.
2. Kantor Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
Untuk memudahkan koordinasi dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor menyiapkan Kantor Lapangan yang berdekatan dengan KantorPemberi
Kerja/Konsultan Pengawas.

1.13. KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menerapkan Standar Nasional Keselamatan dan
Keamanan Kerja (K3) di lingkungan operasional proyek.
a. Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus menyediakan kelengkapan pelayanan pertolongan
pertama dan peralatan pengamanan pelaksanaan yang cukup di lokasi proyek untuk
menjamin keamanan operasional pekerja di site, berupa:
 Peralatan P3K
 Alat Pemadam Kebakaran (apabila ada)
 Alat Pelindung Diri (APD) berupa helm, sepatu lapangan/safety boot, rompi, safety belt,
body harness, safety goggles dan lain-lain
 Marka dan rambu- rambu pengaman
 Lampu – lampu penerangan kerja
b. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi dalam lingkungan proyek menjadi tanggungjawab
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

1.14. GANTI RUGI


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab atas segala biaya/ganti rugi yang mungkin
timbul sebagai akibat kelalaian dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus sudah memperhitungkan hal ini
ketika membuat/mengajukan harga penawaran.

1.15. PERSETUJUAN PEMBERI KERJA/KONSULTAN PENGAWAS


Kecuali dinyatakan lain, semua gambar-gambar, dokumen-dokumen, contoh-contoh bahan
bangunan dan prosedur lapangan perlu mendapat persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas, harus diserahkan dalam 3 (tiga) rangkap dan apabila disetujui, 1 (satu) rangkap akan
dikembalikan kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dan yang lainnya disimpan oleh Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas.

Page 6 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

1.16. KOORDINASI DENGAN PIHAK LAIN


Untuk kelancaran pelaksanaa pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus berkoordinasi/
penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya dan pihak lain
disekitar site proyek sebelum pengerjaan dimulai maupun pada waktu pelaksanaan. Gangguan
dan konflik dalam proses pelaksanaan pekerjaan harus dihindari.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggungjawab Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib bekerjasama dengan pihak- pihak
lainnya demi kelancaran pelaksanaan proyek ini.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar
sejauh/sedapat mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam/merk yang sama agar
mudah pemeliharaannya.

1.17. KUALITAS PEKERJAAN DAN PENOLAKAN


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak dan gambar-gambar rencana dengan menggunakan bahan-bahan yang
dipersyaratkan dan metode pelaksanaan pekerjaan.
Apabila bahan-bahan bangunan dan hasil pekerjaan tidak memenuhi standar yang disyaratkan,
maka harus dilaksanakan penggantian atau pengadaan/pembuatan kembali atas tanggungan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tanpa perpanjangan waktu pelaksanaan dan tanpa biaya
tambahan.
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas berhak untuk menolak semua bahan-bahan dan teknik
pelaksanaan yang dikerjakan tidak sesuai dengan kualitas dan metode kerja yang telah disetujui.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus segera memindahkan bahan-bahan atau membongkar
pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud atas biaya sendiri. Setiap kerugian sebagai akibat adanya
bahan atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan material yang disetujui
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Apabila ternyata Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan terhadap
kondisi di atas dalam waktu yang ditentukan oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas, maka
dapat ditunjuk Pihak Ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas
biaya dan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

1.18. PATOK-PATOK PEMBANTU PENGUKURAN


1. Pengukuran
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib melakukan pengukuran kembali atas site dan kondisi
lapangan sebelum pemasangan patok-patok ukuran, memeriksa kesesuaiannya dengan
gambar, dan meminta persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas atas penyesuaian-
penyesuaian dengan ukuran dan kondisi site.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memeriksa semua ukuran dimensi yang ada dalam
gambar terhadap kesesuaiannya dengan ukuran di lapangan. Tidak ada biaya tambahan
yang akan dibayarkan untuk mengganti kerugian yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan
dalam ukuran dimensi.
2. Pematokan

Page 7 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

Untuk membantu pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus


mengerjakan pemasangan patok-patok sesuai kebutuhannya. Pekerjaan ini harus
seluruhnya telah disetujui oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas sebelum memulai
pekerjaan.
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas dapat melakukan revisi atas pemasangan patok
tersebut bila dipandang perlu, dan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengerjakan
revisi tersebut setelah mendapat tanggapan Konsultan Perencana terkait revisi tersebut.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok tersebut, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
harus memberitahukan kepada Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas dalam waktu tidak
kurang dari 48 jam sesuai SOP pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus
mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas. Hanya hasil
pengukuran yang telah disetujui oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk pembayaran.
3. Perlengkapan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor berkewajiban seperti yang disebut dalam Kontrak untuk
menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru-juru ukur dan pekerja-
pekerja yang diperlukan oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas untuk melakukan
pemeriksaan/pengujian hasil pematokan atau pekerjaan lain yang serupa.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memasang pelampung yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan yang dilengkapi dengan lampu.
Semua tanda-tanda di lapangan yang dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dalam
pelaksanaan pematokan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik.
Apabila ada tanda-tanda yang rusak, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus segera
mengganti dengan patok baru dan disetujui pemasangannya kembali oleh Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas.
Tidak ada suatu pekerjaan lain pun boleh dimulai pada bagian itu sampai semua pematokan
yang diperlukan telah selesai dan disetujui oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
4. Gambar
Pada keadaan ada penyimpangan dari gambar rencana, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
harus mengajukan 1 (satu) rangkap gambar asli penampang area penyimpangan untuk
kemudian mendapat tanggapan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas perihal penyesuaian
rencana terhadap kondisi tersebut, gambar hasil revisi (sesuai tanggapan perencana) harus
mendapat persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas untuk dapat digunakan sebagai
acuan pelaksanaan.
Setelah disetujui, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor akan menyerahkan kepada
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas gambar asli serta tiga lembar hasil reproduksinya.

1.19. ALAT-ALAT UNTUK SURVEI


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan peralatan survey, antara lain untuk
pengukuran Topografi, Theodolite, Waterpass, Meteran terbuat dari pita baja, yang dapat
digunakan oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas setiap saat untuk checking pemasangan

Page 8 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

tanda-tanda, penentuan elevasi dan lain-lain kegiatan pengukuran yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memelihara alat-alat untuk survei ini secara baik sehingga
selama pelaksanaan dapat tetap digunakan secara baik. Atas biaya sendiri Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan: patok-patok beton, patok-patok kayu, bagan, template,
penampang kedalaman laut yang diminta Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas untuk memeriksa
atau pengukuran bagian dari pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membangun bagan tetap dan beratap untuk digunakan
dalam melaksanakan pengukuran bila diperlukan atas biaya Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Desain konstruksi bagan tersebut harus dibuat Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dan disetujui
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas sebelum dibangun, pada akhir pekerjaan bagan-bagan
tersebut harus dibersihkan oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

1.20. PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN


1. Penjelasan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis
selengkapnya terkait pengajuan persetujuan material, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan
bersama Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas ke tempat-tempat asal material yang akan
didatangkan ke site untuk suatu pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.
2. Pemberitahuan
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen
tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
Pemberitahuan tertulis lengkap dan jelas disampaikan dalam format ijin pelaksanaan sesuai
yang diterapkan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas dalam mengendalikan operasional
proyek. Sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja sebelum waktu pelaksanaan, agar Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas dapat mengevaluasi persiapan pekerjaan tersebut.
Pemberitahuan kepada Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas harus disertai kelengkapan
sebagai berikut:
a. Jadwal pekerjaan termasuk jadwal pengujian.
b. Penjelasan rencana penggunaan material yang telah disetujui
c. Metode kerja (cara kerja, urutan-urutan kerja, jenis alat, penguji dan lain-lain).
d. Gambar kerja (shop drawing) yang telah disetujui, untuk melaksanakan bagian- bagian
pekerjaan yang memerlukan penjelasan dalam bentuk gambar.

1.21. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor menerima surat
pelulusan, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memasukkan rencana kepada Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas mengenai prosedur mobilisasi.
b. Hal ini untuk menjamin dilaksanakannya mobilisasi di atas dalam waktu 10 (sepuluh) hari
setelah Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas memberikan nota dimulainya pekerjaan,
peralatan harus sudah berada di lokasi proyek sesuai dengan jadwal dibutuhkannya alat-
alat tersebut.

Page 9 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

c. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang


jumlah, jenis dan kapasitas peralatan yang akan digunakannya untuk melaksanakan
pekerjaan, seperti:
 Daftar tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas meliputi fungsi dalam pekerjaan, kapasitas, jumlah
tahun pembuatan, pabrik pembuat, kondisi dan rencana waktu tiba di tempat
pekerjaan. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat
pada waktunya sesuai dengan jadwal pemakaian.
 Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk
memindahkan alat-alat tersebut dari lokasi, sebagian atau seluruhnya, selama
pelaksanaan pekerjaan tanpa persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
 Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan telah mempersiapkan peralatan yang
diperlukan untuk melaksanakan tiap-tiap bagian/komponen tahap pekerjaan sebelum
pekerjaan tersebut dimulai.
 Penyediaan di tempat pekerjaan dan persiapannya harus terlebih dahulu mendapat
pemeriksaan dan persetujuan dari Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
 Kerusakan yang timbul pada bagian atau keseluruhan pada peralatan tersebut yang
akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti
sedemikian sehingga pekerjaan dapat dilanjutkan.
d. Mobilisasi dan demobilisasi sudah sesuai dalam Bill of Quantity dan Analisa harga satuan.
e. Peralatan-peralatan yang akan digunakan sudah harus berada di lokasi proyek dan siap
beroperasi sekurang-kurangnya 1 (satu) hari sebelum pekerjaan dimulai.
f. Pihak Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyiapkandan mengajukan persetujuan
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas terhadap program demobilisasi dalam jangka waktu
yang ditentukan dalam ketentuan umum kontrak. Pembongkaran dan pemindahan semua
instalasi sementara, peralatan pembangunan dan peralatan lainnya, dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga lokasi proyek bersih dan teratur kembali sehingga dapat
diterima baik oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.

1.22. DOKUMENTASI SELAMA PROYEK


a. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mendokumentasikan dengan foto-foto berwarna
setiap item pekerjaan yang sedang berlangsung/dilaksanakan dan yang telah selesai
dilaksanakan seperti yang diminta oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
b. Dokumentasi juga mencakup dokumentasi terhadap perubahan rencana pekerjaan yang
diminta Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas berdasarkan perintah perubahan rencana,
dasar-dasar hitungan, notulen rapat, diatur secara berurutan dari awal sampai akhir proyek,
untuk diserahkan kepada Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas pada setiap akhir bulannya.
c. Foto – foto dimaksud harus diserahkan kepada Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas pada
akhir bulan. Setiap pemotretan harus direncanakan sedemikian sehingga dapat
mendokumentasikan kondisi pelaksanaan pekerjaan pada tahap awal, tahap konstruksi dan
tahap akhir pelaksanaan setiap item pekerjaan, dibuat cetakan sebanyak 3 (tiga) set berupa
album foto dalam waktu 2 (dua) hari sesudahnya.

Page 10 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

d. Ukuran foto dokumentasi sekurang-kurangnya adalah ukuran 4R. Keterangan yang


menyebutkan kegiatan/jenis pekerjaan dan tanggal pengambilan harus disertakan untuk
masing-masing gambar dokumentasi tersebut.
e. Copy foto digital dan dokumentasi tersebut akan menjadi milik Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas dan tidak diijinkan membuat cetakan dari negatif tersebut tanpa persetujuan
tertulis dari Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas untuk diserahkan pada pihak-pihak lain.

1.23. TANGGUNG JAWAB PELAKSANA PEKERJAAN/KONTRAKTOR


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab sepenuhnya terhadap kualitas pekerjaan
yang dikerjakan sesuai dokumen kontrak, operasional pelaksanaan pekerjaan di sitedilakukan
sesuai Standar Operasional & Prosedur yang diterapkan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas
dalam mengendalikan/koordinasikan pelaksanaan pekerjaan yang adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari Dokumen Kontrak.

1.24. SATUAN UKURAN


Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di dalam
pekerjaan adalah sistem metrik.

1.25. GAMBAR
a. Gambar rencana merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Kontrak.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan gambar
rencana, BoQ (Bill of Quantity) dan spesifikasi, tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan
dari kesalahan, kekurangan yang terdapat pada gambar rencana atau perbedaan ketentuan
antara gambar rencana, BoQ dan spesifikasi.
b. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, pelaksana pekerjaan diwajibkan memeriksa
kembali kesesuai gambar rencana dengan spesifikasi, BoQ dan kondisi lapangan, bila
terdapat perbedaan agar dilaporkan untuk mendapatkan petunjuk Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas.
c. Sesuai petunjuk Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas, gambar kerja/shop drawing dibuat
untuk mendapatkan kelengkapan ukuran-ukuran, posisi, bentuk, metode pemasangan dan
spesifikasi secara detail dan kaitan koordinasi dengan pekerjaan lain.
d. Perubahan desain yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan akibat kondisi
lapangan atau kondisi tertentu harus diajukan untuk dikoordinasikan dengan Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas sebagai acuan pengadaan shop drawing.

1.26. LAPORAN
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan mengajukan format laporan-laporan berikut
secara periodik untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas:
1. Laporan Harian
2. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan membuat catatan-catatan harian dalam bentuk
Laporan Harian yang berisi: pekerjaan yang dilaksanakan hari itu, material yang didatangkan,
peralatan yang digunakan, tenaga kerja yang dikerahkan, keadaan cuaca, pasang surut,

Page 11 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

gelombang serta hal-hal lain yang perlu dilaporkan sesuai petunjuk Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
3. Laporan Mingguan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan untuk membuat laporan mingguan yang berisikan
semua kegiatan pada minggu yang bersangkutan, hambatan-hambatan yang dihadapi
serta solusinya, kemajuan fisik proyek yang dicapai pada minggu sebelumnya dan
sampai dengan minggu dimaksud, tes-tes material, foto-foto dan lain-lain yang perlu
dilaporkan sesuai petunjuk Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas. Laporan ini harus dibuat
sebanyak 3 (tiga) set dan diserahkan kepada Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas paling
lambat pada setiap hari Senin siang.
4. Laporan Bulanan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan juga membuat laporan bulanan yang berisikan
semua kegiatan pada bulan yang bersangkutan termasuk hambatan- hambatan yang
dihadapi, perubahan-perubahan pelaksanaan yang telah mendapat persetujuan dari Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas yang dilengkapi dengan gambar, kemajuan fisik proyek yang
dicapai pada bulan sebelumnya dan sampai dengan bulan dimaksud dan lain-lain yang perlu
dilaporkan sesuai petunjuk Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas. Laporan bulanan harus
dibuat sebanyak 3 (tiga) set dan harus diserahkan kepada Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas paling lambat tanggal 5 (lima) pada bulan berikutnya.
5. Laporan Khusus
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hal-hal yang memerlukan penanganan khusus,
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan membuat laporan tersendiri, isi laporan
disesuaikan dengan petunjuk Pemberi Kerja/ Konsultan Pengawas. Laporan ini dibuat
sebanyak 3 (tiga) set.
6. Laporan Akhir Proyek
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan membuat laporan akhir proyek setelah proyek
dinyatakan selesai dan diterima oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas. Laporan ini berupa
rekapitulasi dari laporan bulanan yang harus memuat semua perubahan-perubahan penting
selama berlangsungnya proyek. Laporan ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan diserahkan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum disetujui BA. Serah Terima Pekerjaan.
7. Laporan Masa Pemeliharaan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan membuat Laporan Masa Pemeliharaan yang
berisi kegiatan selama masa pemeliharaan. Laporan ini dibuat dalam rangka 3 (tiga) dan
diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah berakhirnya masa pemeliharaan.
8. As Built Drawing
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan membuat As built drawing yaitu gambar yang
menunjukkan pelaksanaan sesungguhnya atas pekerjaan di lapangan. As built drawings
dibuat secara bertahap sesuai dengan progress/kemajuan pekerjaan dalam rangkap 3 (tiga):
- Dibuat di kertas jenis HVS ukuran A3.
- soft copy dalam bentuk CD atau flashdrive.
Penyerahannya dilakukan secara bertahap sesuai progres di lapangan.

Page 12 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2. PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. PENGUKURAN
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib melakukan pengukuran kembali atas site dan kondisi
lapangan sebelum pemasangan patok-patok ukuran, memeriksa kesesuaiannya dengan gambar,
dan meminta persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas atas penyesuaian-penyesuaian
dengan ukuran dan kondisi site.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memeriksa semua ukuran dimensi yang ada dalam gambar
terhadap kesesuaiannya dengan ukuran di lapangan. Tidak ada biaya tambahan yang akan
dibayarkan untuk mengganti kerugian yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan dalam ukuran
dimensi.

2.2. PEMBERSIHAN LAPANGAN


1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi pekerjaan dari segala sesuatu yang dapat
menggangu pelaksanaan pekerjaan seperti hasil bongkaran bangunan lama, pepohonan,
semak belukar, dan tanah humus.
2. Yang dimaksud dengan Muka Tanah Dasar pada Gambar Bestek adalah muka tanah yang
telah bersih dari pepohonan, semak belukar, dan lapisan tanah humus.
3. Hasil pengupasan tanah humus tidak boleh dipakai sebagai material timbunan atau diolah
kembali untuk dipakai sebagai material bangunan.
4. Material yang dihasilkan dari pengupasan lapisan humus harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dan dibuang sejauh mungkin dari lokasi pekerjaan atau ketempat yang tidak
menggangu lingkungan hidup.
5. Pemindahan Pagar Sisi Darat dan Lampu Jalan Solar Sell dari titik awal ke titik yang baru yang
tidak jauh dari titik awal agar tidak mengganggu Pekerjaan Canopi Gedung Terminal.

2.3. PAPAN NAMA PROYEK


1. Kontraktor harus membuat dan
memasang Papan Nama
Proyek yang memuat tentang
identitas proyek.
2. Papan nama proyek
mengunakan ukuran minimal 80
cm x 120 cm kecuali ditentukan
lain oleh Pemberi Tugas.
3. Papan nama proyek rangka dan
kakinya terbuat dari kayu
dengan kualitas terbaik
sehingga sanggup bertahan minimal sampai selesainya pengerjaan proyek. Latar papan nama
dapat berupa papan kayu tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal minimal 12 mm.
Penggunaan bahan dan material lain harus dengan persetujuan Konsultan pengawas.

Page 13 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

4. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali untuk logo
atau simbul dapat dipakai warna yang bervariasi.
5. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Penyandang Dana, Instansi Pemilik
Bangunan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana, Konsultan pengawas.
6. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai proyek,
dan waktu penyelesaian proyek.

2.4. PEMASANGAN BOUWPLANK


Dari hasil pengukuran asas bangunan maka Kontraktor harus membuat bouwplank pada sekitar
batas bangunan dengan jarak setiap 2 meter. Bahan yang digunakan adalah papan kayu dengan
bagian atau dan salah satu sisinya diserut halus dan lurus, untuk perkuatannya dipergunakan kayu
dolken atau kaso yang ditancapkan kedalam tanah.
Pada bouwplank dicantumkan asas bangunan dan ketinggian atau elevasi bouwplank diukur dari
titik acuan. Antara bouwplank yang satu dengan lainnya harus waterpass dan posisinya dijaga
agar tidak berubah dan dikontrol pada saatsaat tertentu.
Bahan bouwplank minimal dari kayu kelas II, dengan ukuran balok tanam 5 x 7 cm jarak maksium
1,5 m, ukuran papan 2 x 20 cm bagian atas diserut rata dan halus.

2.5. GUDANG BAHAN


Demikian pula dengan gudang bahan, besarnya tergantung kebutuhan dan pelaksanaannya harus
memperhatikan keadaan lokasi dan keserasian lingkungan yang ada.

PASAL 3
PEKERJAAN TANAH

3.1. GALIAN TANAH PONDASI


1. Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan galian tanah pondasi untuk konstruksi bangunan,
galian tanah untuk pekerjaan septictank dan resapan, galian untuk saluran serta galian
untuk tembok penahan tanah.
2. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan bangunan menurut hasil
Setting Out atau Layout daerah galian pondasi yang ada dalam Gambar Bestek.
3. Bentuk galian dan kedalaman galian pondasi sesuai dengan Gambar Bestek.
4. Pengalian pondasi untuk kedalaman 1 m dilakukan secara manual oleh para pekerja,
5. Kesalahan penggalian sehingga kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang
diperlukan, maka kelebihan kedalaman tersebut harus diurug kembali dengan biaya sendiri
oleh Kontraktor Pelaksana.
6. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali dengan alat pemadat
sehingga mencapai kepadatan yang cukup menurut Konsultan Supervisi.
7. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama atau puing- puing bangunan
lama maka akar dan puing tersebut harus diangkat serta diurug kembali dengan pasir urug
hingga mencapai elevasi kedalaman yang diperlukan.

Page 14 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

8. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi harus ditempatkan
dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam lubang galian dan tidak
menggangu pekerjaan konstruksi pondasi.
9. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak berubah sebelum pekerjaan
konstruksi pondasi sumuran atau pondasi tapak selesai dikerjakan.
10. Kontraktor Pelaksana harus membuat dinding penahan tanah sementara jika tanah disekitar
galian adalah tanah agresif, labil, dan mudah runtuh sehingga membahayakan pekerjaan
pengalian.
11. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

3.2. URUGAN TANAH


1. Pekerjaan urugan tanah meliputi urugan kembali bekas galian, dan urugan untuk peninggian
lantai bangunan.
2. Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan tanah atau perbaikan tanah Kontraktor Pelaksana
harus memastikan pekerjaan galian tanah pondasi telah selesai 100% dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi.
3. Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur tidak berbungkah- bungkah, bukan
tanah liat, bukan tanah sawah, bukan hasil bongkaran bangunan lama, bukan pasir laut,
bukan pasir urug dan bukan pasir beton.
4. Material timbunan adalah tanah yang mudah dipadatkan.
5. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Request Material timbunan tanah kepada
Konsultan Supervisi sebelum material tersebut didatangkan ke lokasi pekerjaan.
6. Tanah timbun harus mempunyai sifat-sifat fisik dan daya dukung yang minimal sama atau
lebih baik dari lapisan tanah dibawahnya setelah dipadatkan.
7. Material timbunan tanah harus dipadatkan lapisan demi lapisan dengan Alat Stamper. Tebal
minimal tiap lapisan adalah 20 cm.
8. Hasil pemadatan tanah harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
9. Tidak dibenarkan mengerjakan pekerjaan lain diatas permukaan tanah timbunan sebelum
pekerjaan timbunan dan pemadatan tanah selesai 100% serta disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
10. Untuk urugan pasir harus dilaksanakan di bawah semua lantai setebal 10 cm dan dibawah
rabat setebal 10 cm kecuali ditentukan lain dalam gambar. Lapisan pasir harus dipadatkan
dengan disiram air dan diratakan.

3.3. URUGAN PASIR


3.3.1 UMUM
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan urugan pasir yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor,
seperti Pengurugan Pasir dibawah Pondasi, Lantai dan sebagainya, sebagaimana yang tertera
pada Gambar dan RKS.
3.3.2 PERSYARATAN BAHAN
Pasir urug yang akan dipakai harus bersih dan cukup keras, sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam PUBI 1971.

Page 15 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

3.3.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN


Sebelum pengurugan pasir dilaksanakan Kontraktor wajib untuk memeriksa ketinggian dari tanah
atau konstruksi dibawahnya untuk meyakinkan bahwa ketinggian yang ada telah sesuai dengan
gambar, dan bahwa tanah dibawahnya telah dipadatkan sehingga didapat permukaan yang rata
dan padat. Hasil pemeriksaannya ini harus dilaporkan kepada Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas, yang akan segera melakukan pemeriksaan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas akan menolak atau
memberikan persetujuannya untuk pelaksanaan pekerjaan pengurugan pasir. Pengurugan pasir
harus dilaksanakan dengan cara menebarkan, meratakan dan memadatkan secara mekanik
sampai diperoleh ketebalan dan ketinggian yang sesuai dengan Gambar.
Urugan pasir tidak boleh ditutup oleh Konstruksi atau Pekerjaan lain sebelum disetujui oleh
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan diatasnya, bilamana
urugan pasir tersebut belum disetujui olehnya.
3.3.4 Tebal dan peil urugan pasir harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara khusus
dalam gambar, maka tebal urugan pasir = 10 cm.

PASAL 4
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
4.1. PEKERJAAN BETON
4.1.1 KETENTUAN UMUM
1. Yang dimaksud disini ialah semua pekerjaan beton untuk Pondasi, Kolom, dan elemen
lainnya.
2. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat-syarat pelaksanaan beton
secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan
lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan
standar di bawah ini:
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 NI-2).
 Tatacara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-2002.
 American Society of Testing Materials (ASTM).
 Standar Beton Prategang/Pracetak Indonesia (jika diperlukan).
Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas maka peraturan-
peraturan Indonesia yang menentukan.
3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan kesesuaian yang tinggi
menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana, dan instruksi-instruksi yang dikeluarkan
oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas. Semua pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya Kontraktor sendiri.
4. Semua material harus dalam keadaan baru dengan kualitas yang terbaik sesuai persyaratan
dan disetujui oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas, dan Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan Kontraktor

Page 16 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas dalam waktu 2 x 24 jam harus dikeluarkan dari Proyek.
4.1.2 LINGKUP PEKERJAAN
1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai
dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian, dan peralatan
pembantu.
2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan/ bekisting/ form work beton,
penyelesaian dan pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang
pekerjaan beton.
4. Pemeliharaan dan perlindungan beton selama berlangsungnya proses pengerasan.
4.1.3 MATERIAL
1. Semen
Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai dengan
persyaratan berikut:
1. SNI 15-2049-1994. Semen Portland :
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
Spesifikasi semen blended hidrolis (ASTM C 595)
Spesifikasi semen hidrolis ekspansif (ASTM C 845)
2. Mempunyai sertifikat uji (test certificate) dan mendapat persetujuan Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas.
3. Semen harus produksi dari satu merk.
4. Kontraktor harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan tipe, kualitas
dari semen yang digunakan dan “Manufacturer’s Test Certificate” yang menyatakan
memenuhi persyaratan tersebut diatas.
5. Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk
mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur
dengan kotoran atau kena air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan harus segera
dikeluarkan dari proyek.
6. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
4.1.4 AGREGAT KASAR
1. Agregat untuk beton harus memenuhi salah satu persyaratan berikut :
Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C33)
SNI 03-2461-1991, Spesifikasi agregat ringan untuk beton struktur. iii. Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
2. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut
ASTM C-33 dan mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
3. Agregat harus keras, tidak berpori, dan berbentuk kubus. Bila ada butir yang pipih maka
jumlahnya tidak melebihi 20% dari volume dan tidak boleh mengalami pembubukan hingga
melebihi 50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles Abration (LAA).
4. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak
beton dan mempunyai gradasi sebagai berikut:

Page 17 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

1” 25,00 mm 100
3/4” 20,00 mm 90 – 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No. 4 4,76 mm 0-1

5. Ukuran maksimum agregat kasar tidak lebih besar dari:


1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan
1/3 ketebalan pelat lantai
3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat-kawat.

4.1.5 AGREGAT HALUS


1. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari pemecah batu dan harus
bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50%
substansi-substansi yang merusak beton.
2. Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel- partikel
yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut :
Saringan Ukuran % Lewat Saringan
3/8” 9,50 mm 100
No. 4 4,76 mm 90 – 100
No. 8 2,38 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,19 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 - 10
No. 200 0,074 mm 0-5

4.1.6 AGREGAT HALUS


Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari pemecah batu dan harus bersih
1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih, tidak berwarna dan tidak
mengandung bahan-bahan kimia, oli, asam, garam, organik atau bahan lain yang dapat
merusak beton atau tulangan.
2. Air yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI-2, 1971).
3. Air pencampur yang digunakan pada beton pratekan yang didalamnya tertanam logam
aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung
ion khlorida lebih besar dari 0.06% terhadap berat semen.
4. Untuk beton lainnya kandungan maksimum ion khlorida adalah 0.3%.
4.1.7 BAJA TULANGAN
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan PBI NI-2 1971, dengan tegangan
leleh karakteristik (σau) = 2400 kg/cm2 atau baja U24 dan baja dengan tegangan leleh

Page 18 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

karakteristik (σau) = 3900 kg/cm2 atau baja U39. Pemberi tugas atau Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas akan melakukan pengujian test tarik- putus dan “Bending” untuk setiap 10 ton baja
tulangan, atas biaya Kontraktor. Persyaratan dimensi dan kandungan chemical dari baja
tulangan, harus sesuai dengan peraturan JIS 3112 dan JIS 3191. Baja tulangan harus disupply
dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk mencampur adukkan bermacam-
macam sumber besi beton untuk pekerjaan konstruksi.
4.1.8 BAHAN TAMBAHAN
Penggunaan bahan tambahan tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
a. Apabila akan digunakan bahan pencampur, Kontraktor harus mengadakan percobaan-
percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan bahan pencampur
(Admixture) tersebut. Hasil “Crushing test” dari Laboratorium yang berwenang terhadap
kubus-kubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
b. Bahan tambahan yang digunakan pada beton harus mendapat persetujuan dari Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas.
c. Bahan tambahan pembentuk gelembung udara harus memenuhi SNI 03-2496-1991,
Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung untuk beton.
d. Bahan tambahan pengurang air, penghambat reaksi hidrasi beton, pemercepat reaksi hidrasi
beton dan gabungan pengurang air dan pemercepat reaksi hidrasi beton harus memenuhi
“Spesifikasi bahan tambahan kimiawi untuk beton (ASTM C 494) atau “Spesifikasi untuk
bahan tambahan kimiawi untuk menghasilkan beton dengan kelecakan yang tinggi” (ASTM C
107).
4.1.9 CONTOH YANG HARUS DISEDIAKAN
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material : koral, split
pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas akan dipakai
sebagai standar/ pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh Kontraktor
ke lapangan.
c. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah
disetujui dibangsal Direksi Lapangan.

4.2. MUTU BETON


1. Mutu beton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan
karakteristik σbk = 300 kg/cm2 untuk sloof, pile cap, kolom, balok, dinding, plat lantai dan
elemen struktur atas lainnya.
2. Slump (Kekentalan Beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan standar
ASTM C-143.
3. Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi, maka harga tersebut di
atas dapat dinaikkan sebesar 50% dengan catatan tidak melebihi 150 mm dan harus di-back
up dengan percobaan adukan beton (trial mix).

Page 19 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

4.3. PERCOBAAN PENDAHULUAN


1. Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Kontraktor harus mengadakan
percobaan-percobaan di Laboratorium yang “Independent” yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas, sebagai persiapan dari percobaan pendahuluan di lapangan sampai didapatkan suatu
perbandingan tertentu untuk mutu beton yang akan digunakan.
2. Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kontraktor harus mengadakan
percobaan di Laboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang diperlukan.
3. Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam PBI NI-2 1971.
4. Bila hasil percobaan di laboratorium dan slump test belum menunjukkan mutu yang sesuai
dengan permintaan, maka pekerjaan beton tidak boleh dilaksanakan.
5. Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil percobaan di
laboratorium.

4.4. PENGADUKAN DAN PERALATANNYA


1. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-masing bahan
pembentukan beton dengan persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-material
harus dengan persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas dan seluruh operasi harus
dikontrol dan diawasi terus-menerus oleh seorang inspektor yang berpengalaman dan
bertanggung jawab.
3. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Batch Mixer atau Portable
Continous Mixer). Mesin pengaduk harus benar-benar kosong sebelum menerima bahan-
bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
4. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5 menit sesudah
semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila kapasitas mesin
lebih besar dari 1,5 m3 dan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal
untuk mendapatkan adukan dengan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton
yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam setiap adukan.
5. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang ditentukan. Air harus dituang
terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan. Tidak diperkenankan
melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
6. Kontraktor diperbolehkan menempatkan satu “Mixing Plant” jika lokasi memungkinkan dan
mendapat persetujuan dari Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
7. Kontraktor diperbolehkan memperoleh beton dari satu “Ready Mix Plant” asalkan dapat
membuktikan bahwa mutu beton tersebut sesuai dengan semua ketentuan dalam
persyaratan ini. Kontraktor harus menyerahkan spesifikasi beton ready mix yang akan
digunakan sesuai dengan mutu beton yang diinginkan, sebelum pekerjaan dimulai.

Page 20 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

4.5. PERSIAPAN PENGECORAN


1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan
bebas dari kotoran dan bagian beton yang terlepas. Bagian-bagian yang akan ditanam
dalam beton sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan
perlengkapan- perlengkapan lain).
2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi
dengan air sampai jenuh dan tulangan harus terpasang dengan baik. Bidang-bidang beton
lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari
segala kotoran yang lepas.
3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang pada beton lama tersebut harus disapu
dengan bonding agent dengan aturan sesuai pabrik pembuatnya.
4. Kontraktor harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin pengecoran
diberikan oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.

4.6. ACUAN / CETAKAN BETON


1. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. Cetakan harus
sesuai bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta
tidak boleh bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat
atau kelongsoran dari penyangga.
2. Menggunakan multiplex phinol film dengan tebal minimum 18 mm untuk kolom dan 15 mm
untuk lainnya atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut
dalam PBI NI-2 1971.
3. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-
lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam
arah horisontal maupun vertikal.
4. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian sehingga dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress” atau
perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang
penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban
yang ada diatasnya.
5. Sebelum penuangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya,
kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang.
Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran, dan diberi “Mould release
agent” untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaannya harus berhati-hati
agar tidak terjadi kontak dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton
dengan tulangan.
6. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut: 7 hari, 14 hari.
7. Dengan persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas, cetakan dapat dibongkar lebih
awal apabila hasil pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan beton
sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala ijin yang

Page 21 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

diberikan oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan


tanggung jawab Kontraktor terhadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
8. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan
cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan
gambar rencana, Kontraktor wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
9. Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian konstruksi
yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan
dilakukan.

4.7. PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN


1. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara
pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam atau tidak terjadi perbedaan
pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
2. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang ditentukan, maka
harus dipakai bahan penghambat pengikatan (retarder) dengan persetujuan Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas.
3. Kontraktor harus memberitahu Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2
(dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan
pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja
tulangan serta bukti bahwa Kontraktor akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa
gangguan.
4. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada semen dan agregat
telah melalui 1,5 jam dan waktu ini dapat berkurang, bila Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas
menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
5. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat
pembantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus mendapat persetujuan Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas dan alat-alat tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-
sisa beton pengeras.
6. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter. Bila
memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya
terbenam dalam adukan yang baru dituang.
7. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami “initiual set” atau
yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plastis karena getaran.
8. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi lantai
dasar setebal 7,5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan mencegah
penyerapan air semen oleh tanah.
9. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara, sedang beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari lapisan air semen dan
partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton
yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat dengan tulangan
dan cetakan harus dibersihkan. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan
apabila diperkirakan pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari,

Page 22 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

maka sebaiknya tidak dilaksanakan, kecuali atas persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan


Pengawas dapat dilaksanakan pada malam hari dengan sistem penerangan sudah disiapkan
dan memenuhi syarat.

4.8. PEMADATAN BETON


1. Kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan dan
penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang cukup padat
tanpa perlu penggetaran yang berlebihan.
2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan “Mechanical Vibrator” dan
dioperasikan oleh seorang yang berpengalaman. Penggetaran dilakukan secukupnya agar
tidak mengakibatkan “over vibration” dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran
dengan maksud untuk mengalirkan beton.
3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
Alat penggetar tidak boleh menyentuh tulangan-tulangan, terutama pada tulangan yang telah
masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

4.9. CONSTRUCTION JOINTS (SAMBUNGAN KONSTRUKSI)


1. Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu konstruksi
secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak “construction joints”. Dalam keadaan tertentu
dan mendesak, Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas dapat merubah letak “construction
joints” tersebut.
2. Permukaan “construction joints” harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh
permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat.
3. “Construction Joints” harus diusahakan berbentuk garis miring. Sedapat mungkin
dihindarkan adanya “construction joints” tegak, kalaupun diperlukan maka harus dimintakan
persetujuan dari Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
4. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus di cipping, bersih dari kapur
semen, kasar, dibasahi dan diberi lapisan “Grout/bonding agent” segera sebelum beton
dituang.
5. Lokasi construction joint diantara dua kali lebar balok sampai dengan ¼ x bentang bersih
dihitung dari permukaan kolom.

4.10. BAJA TULANGAN


1. Semua baja tulangan yang dipakai harus bersih, dari segala macam kotoran, karat, minyak,
cat dan lain-lain yang akan merusak mutu beton.
Batang berdiameter 9 mm atau kurang: SII 0136-80 (Grade BJTP 24); atau JIS G 3112
(Grade SR 24); atau AASHTO M31 (Grade 40).
Batang berdiameter 10 mm atau lebih: SII 0136-80 (Grade BJTD 40); atau JIS G 3112
(Grade SD 40A); atau AASHTO M31 (Grade 60).
Penulangan anyaman baja harus mengikuti AASHTO M55.
2. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai
dengan persyaratan dalam PBI NI-1971.

Page 23 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

3. Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut :


Beton tanpa cetakan, berhubungan langsung dengan tanah 40 mm
Beton dengan cetakan berhubungan langsung dengan tanah 50 mm

4.11. BENDA-BENDA YANG TERTANAM DALAM BETON


1. Penempatan saluran/pemipaan, sleeve harus sedemikian rupa, sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan PBI-1971, NI-2 pasal 5.7.
2. Tidak diperkenankan menanam saluran-saluran/pipa kebagian struktur beton bila tidak
ditunjukkan pada gambar.
3. Apabila pemasangan terhalang oleh baja tulangan yang terpasang, maka Kontraktor harus
segera mengadakan konsultasi dengan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
4. Baja tulangan tidak diperkenankan untuk digeser maupun dibengkokkan untuk memudahkan
pemasangan tanpa seijin Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.

4.12. BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON


1. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton, seperti angkur, kait dan pekerjaan
lain yang berhubungan dengan pekerjaan beton, harus sudah terpasang sebelum
pengecoran beton dilakukan.
2. Bagian atau peralatan tersebut harus tertambat kuat pada posisinya agar tidak tergeser pada
saat pengecoran beton.
3. Kontraktor utama harus memberitahukan kepada pihak lain untuk melakukan pekerjaan
tersebut sebelum pengecoran dilakukan.
4. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau
peralatan yang akan ditanam dalam beton tidak diisi pada saat pengecoran, harus ditutup
dengan bahan atau ukuran sesuai kebutuhan yang mudah dilepas setelah pelaksanaan
pengecoran.

4.13. CACAT-CACAT PEKERJAAN


Bila penyelesaian pekerjaan, bahan atau keahlian dalam setiap bagian pekerjaan ternyata tidak
memenuhi persyaratan sesuai dengan persyaratan teknis, maka bagian tersebut harus
digolongkan sebagai cacat pekerjaan.
Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang
dikehendaki. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut
serta seluruh biaya yang timbul seluruhnya ditanggung oleh Kontraktor.

4.14. PENGUJIAN BETON


1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam PBI NI-2 1971 dalam
minimum memenuhi persyaratan seperti tersebut dalam ayat berikut.
2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat suatu pengujian, yang dikerjakan dalam satu hari
dengan volume sampai dengan 5 m3.
3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus ukuran 15 x 15 x
15 cm atau silinder. Satu benda uji akan diuji pada umur 7 (tujuh) hari dan hasilnya segera
dilaporkan kepada Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas, sedang 3 (tiga) benda uji lainnya

Page 24 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

akan diuji pada umur 28 hari. Hasil pengujian adalah hasil rata-rata dari ketiga spesimen
tersebut. Batas kekuatan beton rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik
300 kg/cm²; tidak boleh ada satu benda uji yang hasil pengujian kurang dari kekuatan beton
karakteristik tersebut.
4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang ditinggal dilapangan,
dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan sebenarnya
5. Kontraktor harus mengajukan metode pengujian beton kepada Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas untuk disetujui.

4.15. S U H U
1. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh melebihi 32° C. Bila suhu yang di taruh berada
diantara 27° dan 32° C.
2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat mengakibatkan suhu beton
melebihi 32° C, maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya
mendinginkan agregat atau melakukan pengecoran pada malam hari.

4.16. BETON READY MIXED


1. Bilamana beton yang digunakan adalah berupa beton ready mixed, maka beton tersebut
harus didapatkan dari sumber yang disetujui oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas,
dengan takaran, adukan serta cara pengiriman/pengangkutan yang memenuhi syarat-syarat
yang tercantum pada ASTM C94-78a.
2. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang telah diuji di
Laboratorium serta secara konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas dan Supplier beton ready mixed. Kekuatan beton minimum yang
dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di Laboratorium.
3. Syarat-syarat Beton Ready Mixed :
Temperatur beton ready mixed sebelum dicorkan tidak boleh lebih dari 32° C.
Penambahan additive dalam proses pembuatan beton ready mixed harus sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuat additive tersebut dan dengan persetujuan dari Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas. Bilamana diperlukan dua atau lebih jenis bahan additive, maka
pelaksanaannya harus dikerjakan secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai
dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.1R-63.
Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka permukaan beton harus
ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat lainnya, untuk mempertahankan panas
sedemikian rupa, sehingga tidak timbul perbedaan panas yang mencolok antara bagian
dalam dan luar atau penurunan temperatur yang mendadak dibagian dalam beton.
Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut di atas dibuka, permukaan beton tetap harus
dilindungi terhadap perubahan yang mendadak.

4.17. SIAR PELAKSANAAN


1. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga tidak
mengurangi kekuatan dari konstruksi. Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan
dalam gambar rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh Pemberi

Page 25 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

Kerja/Konsultan Pengawas. Penyimpangan tempat siar-siar pelaksanaan dari yang


ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
2. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari serpihan dan kotoran
lainnya.
3. Sesaat sebelum beton baru dicor, semua siar pelaksanaan harus dibasahi dan air yang
tergenang harus dibuang.
4. Siar pelaksanaan pada sistem pelat lantai harus ditempatkan dalam daerah sepertiga
bentang tengah pelat, balok, dan balok induk.
5. Siar pelaksanaan pada balok induk harus diletakkan pada jarak antara dua kali lebar balok
yang memotongnya dari posisi muka perpotongan tersebut sampai dengan jarak ¼ L.
6. Balok, balok induk, atau pelat yang ditumpu oleh kolom atau dinding tidak boleh dicor atau
dipasang hingga beton pada komponen struktur penumpu tidak lagi bersifat plastis.
7. Balok, balok induk, voute, penebalan (drop) panel, dan kepala kolom harus dicor monolit
sebagai bagian dari sistem pelat lantai, kecuali bila ditunjukkan lain pada gambar rencana
atau spesifikasi.

4.18. PEMELIHARAAN/PERAWATAN BETON (CURING)


1. Selama berlangsungnya proses pengerasan, beton harus dilindungi dari sinar matahari,
pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
2. Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh
diganggu. Sangat dilarang untuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras
sebagai tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan-
bahan yang berat.
3. Beton (selain beton kuat awal tinggi) harus dirawat pada suhu diatas 10°C dan dalam kondisi
lembab untuk sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran, kecuali untuk beton
dengan perawatan khusus.
4. Beton kuat awal tinggi harus dirawat pada suhu diatas 10°C dan dalam kondisi lembab untuk
sekurang-kurangnya selama 3 hari pertama, kecuali untuk beton dengan perawatan khusus.
5. Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah dengan cara
menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
6. Perawatan khusus (dipercepat)
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, penguapan pada tekanan atmosfir, panas dan
lembab, atau proses lainnya yang dapat diterima, dapat dilakukan untuk mempercepat
peningkatan kekuatan dan mengurangi waktu perawatan
Percepatan waktu perawatan harus memberikan kuat tekan beton pada tahap pembebanan
yang ditinjau sekurang-kurangnya sama dengan kuat rencana perlu pada tahap pembebanan
tersebut.
Proses perawatan harus sedemikian hingga beton yang dihasilkan mempunyai tingkat
keawetan paling tidak sama dengan yang dihasilkan oleh metode perawatan biasa.
7. Metode pemeliharaan beton harus diajukan oleh kontraktor kepada Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas untuk disetujui.

Page 26 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

8. Bila diperlukan oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas, maka dapat dilakukan


penambahan uji kuat tekan beton untuk menjamin bahwa proses perawatan yang dilakukan
telah memenuhi persyaratan.

PASAL 5
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

5.1. PEKERJAAN BAJA


5.1.1 UMUM
1. Pekerjaan Struktur Baja ialah bagian-bagian yang dalam gambar rencana dinyatakan
sebagai struktur baja, juga bagian-bagian yang menurut sifatnya memakai baja, seperti
kolom, balok, rangka atap, rangka dinding dan lain-lain.
2. Pekerjaan baja meliputi seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan struktur baja mulai
dari fabrikasi di bengkel, pengelasan, pengecatan hingga erection (pemasangan) di
lapangan.
3. Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Kontraktor harus membuat gambar kerja (shop
drawing) dari pekerjaan baja gambar kerja meliputi detail-detail pemasangan, pemotongan,
penyambungan, lubang baut, las, pengaku, ukuran-ukuran dan lain-lain yang secara teknis
diperlukan, terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.
4. Sub Kontraktor yang dipakai jika ada harus diketahui dan disetujui oleh Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas.
5. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan baja sesuai dengan:
 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
 Tata cara Perencanaan Struktur Baja untuk bangunan Gedung SNI 03-1729-2002.
 Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan dari Besi/ Baja) SNI S-05-
1989-F.
 Baja untuk keperluan Rekayasa Umum SNI 07-3014-1992.
 Ketentuan tambahan yang berbentuk SNI dan ketentuan-ketentuan pengganti ketentuan
di atas.
5.1.2 MATERIAL
Baja profil dan pipa sesuai dengan Fe-360 atau BJ-37 menurut Tata Cara Perencanaan Struktur
Baja untuk bangunan Gedung SNI 03 – 1729 – 2002 atau ASTM A-36, dengan tegangan leleh
sebesar 2400 kg/cm2.
a. Baut Baja biasa sesuai ASTM A-307.
b. Baut Angkur Baja sesuai ASTM A-36 type C atau ASTM A-307.
c. Baut Baja tegangan tinggi sesuai dengan ASTM A-325 F (High Strength Friction Grip).
d. Elektroda las mengikuti AWS E-70XX atau mutu lebih tinggi.
e. Bahan struktur baja tidak boleh cacat dan bengkok-bengkok, jadi harus betul-betul lurus. Profil
yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksinya ditunjukkan dalam
gambar.

Page 27 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

f. Semua bahan-bahan yang dipakai harus disertai jaminan mutu dari pabrik atau memiliki
sertifikat pengujian dari laboratorium yang disetujui oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
5.1.3 PABRIKASI
1. Umum
Tukang-tukang yang digunakan harus dari tenaga-tenaga ahli pada bidangnya dan
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas dan ketelitian utama diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh
bagian dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu pemasangan.
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu
melakukan pemeriksaan pekerjaan. Tidak satu pekerjaanpun dibongkar atau disiapkan
untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui.
Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini
akan ditolak dan harus segera diperbaiki.
Kontraktor pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri semua pekerjaan, alat-alat
perancah dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan.
Kontraktor pabrikasi harus memperkenalkan Kontraktor Montase untuk sewaktu-waktu
memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai cara-cara dan lain-lain
yang berhubungan dengan waktu pemasangan di tempat pekerjaan.
Kontraktor Montase tidak mempunyai wewenang untuk memberikan instruksi-instruksi
mengenai cara penyelenggaraan.
2. Pola Pengukuran
Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor Pabrikasi. Semua pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari
pekerjaan baja tertera pada gambar rencana.
3. Meluruskan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa
kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran, bila
perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat seluruhnya.
4. Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan las
pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku
terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
5. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang diperkenankan
Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotongan, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm, pada pelat
setebal 6 mm pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
6. Memotong dengan Las Pemotong
Las pemotongan digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih
serta lurus dan untuk menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan gerinda.
Gerinda bergerak searah dengan arah las pemotong, tepi harus diselesaikan sedemikian
sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.

Page 28 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

7. Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Las


Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las yang memiliki sertifikat keahlian dari
Departemen Tenaga Kerja, dibawah pengawasan langsung seorang yang menurut
anggapan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas mempunyai training dan pengalaman yang
sesuai untuk penyelenggaraan pekerjaan semacam itu.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan, maka cara itu tidak akan diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.
Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan, jenis dan
ukuran serta kekuatan arus listrik untuk las tersebut harus diajukan kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum
pekerjaan las listrik dapat dilakukan.
Ukuran elektroda, arus dan tegangan listrik, dan kecepatan busur listrik, yang digunakan
pada listrik, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak akan
dibuat penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas.
Pelat-pelat yang akan di las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau
lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las. Las dengan retak susut, retak pada bahan
dasar, berlubang dan kurang tepat letaknya harus disingkirkan.
8. Mengebor dan Pengunci Baut & Mur
Semua lubang harus di bor untuk seluruh tebal dari material baja. Bila memungkinkan, maka
semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk
membuat lubang, dan di bor menembus seluruh tebal sekaligus.
Bila menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang ini di bor lebih kecil dan
kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya.
Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal.
Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya
dapat dilepas bila perlu.
Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas, adalah 1.50 mm lebih besar dari pada
diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus
dalam toleransi yang diberikan.
Dalam hal menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus sekaligus seluruh tebal
elemen-elemennya, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan
kemudian diperbesar pada saat montase percobaan.
Untuk penguncian pelat baja yang sudah dibor, harus dipakai mur dan baut dengan
ketentuan dan ukuran yang sesuai dengan gambar. Ketika permulaan kuncian membuat
lebih kencang dibolehkan memakai kunci biasa (kunci ring, kunci soket dan juga kunci pas),
stlh diperkirakan sedikit lebih erat baru kemudian dieratkan akhir memakai kunci torsi &
eratkan menyesuaikan dgn nilai kekuatan kencang dari mur maupun baut baja tersebut.
Penguncian akhir dengan kunci momen setara Tekiro yang dipakai harus memiliki standart
kekuatan yang bisa tercatat dengan tanda-tanda bunyi dari kuncian ring outomatis, supaya
penguncian baut tidak terputus, patah atau kekuatan jadi melemah.
9. Montase Percobaan
Sebelum dikirim ke lapangan, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase
percobaan) pada lokasi pabrikasi yang terlindung dari cuaca.

Page 29 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

Montase percobaan bertujuan agar Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas bisa memeriksa


ketepatan alignment serta ketepatan seluruh struktur dan sambungannya.
Jika terjadi perbedaan kedudukan, maka batang yang berdampingan harus dimontase
bersama-sama pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan perletakan-
perletakannya, gelagar mlintang dan seluruh batang-batang penguat.
Sambungan sementara harus betul-betul berhubungan secara menyeluruh dengan
menggunakan cara-cara yang disetujui oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas seperti
wartel, jack, baut-baut, dan sebagainya.
Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk membawa bagian-bagian itu
agar sesuai pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau
merusak material.
Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas harus diberitahu apabila pekerjaan sudah siap untuk
diperiksa. Montase percobaan tidak boleh dilepas dahulu sebelum mendapat persetujuan
tertulis dari Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas. Seluruh fasilitas yang diperlukan untuk
montase percobaan ini harus disediakan oleh Kontraktor.
10. Memberi Tanda untuk Pemasangan Akhir
Setelah montase percobaan mendapat persetujuan Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas,
tetapi belum dilepas, setiap bagian harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan cat).
Cat dari warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sama. Dua
copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat tanda-tanda itu, oleh Kontraktor
Pabrikasi diberikan dengan cuma-cuma kepada Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas dan
Kontraktor Montase dari bangunan itu, pada saat pengiriman-pengiriman pekerjaan baja itu.
11. Pengecatan di Bengkel
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka
permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan dengan mesin
perkakas dan pada perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang
bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting) atau dengan cara lain yang
disetujui. Setelah semua permukaan dalam keadaan bersih dan kering, atau bahan-bahan
dasar dengan satu lapisan Zinchromate, atau bahan-bahan pelindung lainnya kalau
disyaratkan khusus untuk pekerjaan tersebut.
5.1.4 PEMASANGAN/ERECTION
Kontraktor Montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan untuk
pekerjaan pemasangan baut dan atau las dari seluruh pekerjaan baja. Pemasangan/erection
tidak boleh dilakukan sebelum cara dan alat-alat yang akan digunakan mendapat persetujuan
dari Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas. Semua pekerjaan harus dikerjakan dengan teliti dan
hati-hati. Setiap kesalahan pada pekerjaan di bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pada saat pemasangan harus segera dilaporkan kepada Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas.
5.1.5 PENGECATAN BAJA
1. Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dasar dipabrik dengan bahan
zinchromate yang telah disetujui oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas kecuali pada
bidangbidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada perletakan.

Page 30 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

Cat lapangan terdiri dari :


a. Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat bengkel yang
telah rusak pada saat transport atau pemasangan oleh bidang-bidang lain seperti yang
diperintahkan oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas, dimana cat dasarnya telah rusak.
b. Pemakaian cat dasar/zinchromate dan bahan sejenis seperti yang disyaratkan dalam
“pengecatan di bengkel” pada bidang-bidang yang tertera pada 1 diatas. Pengecatan
dilakukan minimal 3 (tiga) kali sapuan.
c. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk seluruh bidang
terbuka pekerjaan besi itu.
2. Pembersihan
Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas dengan
sand blasting atatu cara lain yang disetujui, agar menjadi logam yang bersih, dengan
menyingkirkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lain-lain yang melengket padanya.
Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat
dasar dan dicat segera setelah pembersihan, sebelum terjadi oksidasi. Bila terjadi oksidasi
(karatan), permukaan harus dibersihkan kembali sebelum pengecatan dasar dilakukan.
3. Pengecatan
Cat dapat digunakan dengan kwas tangan yang disetujui atau dengan cara yang disyaratkan
oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca
berkabut, lembab atau berdebu atau pada cuaca yang lain yang jelek, kecuali diusahakan
tindakan-tindakan seperlunya yang sesuai dengan pendapat Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas, untuk melawan pengaruh-pengaruh cuaca tersebut terhadap pekerjaan.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan berikutnya tidak
diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah kering betul. Lapisan penutup diberikan diatas
cat dasar dalam tempo kurang lebih enam bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam
setelah pengecatan dasar.
Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi
seperti diuraikan diatas. Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas) harus disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut
pada setiap sudut-sudut, sambungan pelat, lekuk-lekuk dan sebagainya. Kemudian
diratakan dengan baik. Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air,
diisi dengan cat yang tebal, atau bila diperintahkan oleh Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas, dengan menggunakan semen kedap air atau bahan lain yang disetujui sebelum
penyelesaian cat dasar. Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama dan rata.
Pemakaian cat yang rata ialah 7.5 m2 per liter atau dengan ketebalan 200 micron.
5.1.6 PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN
1. Sebelum dilaksanakan fabrikasi atau pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan pada
Konsultan Pengawas/Owner “Certificate Test” bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat
dari produsen atau pabrik.
2. Bila tidak ada “Certificate Test”, maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas baja
profil, baut, kawat las di laboratorium.

Page 31 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

3. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari bahan
yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari produsen dan kualifikasi
pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
4. Jumlah pengujian
Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus seperti yang ditentukan di
lapangan oleh Konsultan Pengawas/ Owner.
5. Pemeriksaan visual pengelasan harus dilakukan ketipa operator membuat las dan setelah
pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus disikat dengan sikat
kawat dan dibersihkan merata sebelum Konsultan Pengawas/Owner membuat
pemeriksaannya. Konsultan Pengawas/Owner akan memberikan perhatian khusus pada
permukaan yang pecah-pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada
permukaan, potongan bawah, lewatan atau overlap, kantong udara dan ukuran lasnya.
Pengelasan yang rusak harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS.D.1.0.
6. Hasil pengujian dari laboratorium atau lapangan diserahkan pada Konsultan Pengawas/
Owner secepatnya.
7. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan atau las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.1.7 SYARAT-SYARAT PENGAMAN PEKERJAAN


1. Bahan-bahan baja profil dihindarkan atau dilindungi dari hujan dan lain-lain.
2. Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak yang diakibatkan
oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 6
PEKERJAAN LANTAI

6.1. PEKERJAAN LANTAI


6.1.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini termasuk semua tenaga kerja, material, aksesoris, peralatan dan segala hal yang
diperlukan untuk kesempurnaan pelaksanaan Pekerjaan Granit Lantai sesuai dengan spesifikasi
dan gambar termasuk pengiriman, penempatan, perlindungan dan pengetesan material selama
proses pelaksanaan.
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, persiapan tempat serta pemasangan dan
pendukungnya pada bagian area bangunan yang tercantum dalam Gambar Perencanaan,
pekerjaan ini untuk dapat tercapai hasil yang bermutu baik dan sempurna.
 Kondisi area dimana granit lantai akan dipasang dalam keadaan baik dan tidak terdapat
pekerjaan tambahan perapihan lagi. Kontraktor wajib memperhitungkan kembali semua
volume, tenaga kerja, material, peralatan, dan segala hal yang diperlukan untuk
kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan.

Page 32 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

6.1.2 CONTOH BAHAN DAN DATA TEKNIS


 Contoh Bahan:
Granit (Homogenous Tile) ukuran 60 x 60 cm
6.1.3 PERSYARATAN BAHAN
 Warna : Warna harus seragam
Ketebalan : Minimum 8mm.
Finishing : Polished (super glossy) dan Unpolished (anti slip).
Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
 Mutu: Tingkat I (satu).
Ukuran/jenis dan pemakaian.
Sesuai detail yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan sebagai berikut:
Menggunakan Homogenous Tile ex. Indogres, Granito, Niro Granit atau setara, warna Putih
Susu (OffWhite) atau Cream, finish polished, ukuran 60x60 cm untuk lantai secara
keseluruhan seperti yang tertera dalam gambar perencanaan.
 Menggunakan Homogenous Tile ex. Indogres, Granito, NiroGranit, atau setara, warna Putih
Susu (OffWhite) atau Cream, finish unpolished ukuran 60x60cm untuk aksentuasi lantai
keseluruhan seperti yang tertera dalam gambar perencanaan.
 Bahan pengisi: Grout semen berwarna sesuai dengan warna homogenous yang digunakan ex
Ibagrout/AM-50/tile grout atau yang setara. Mengandung pasir silica untuk celah naad lantai
lebih dari 2mm. Tidak mengandung pasir silica untuk naad lantai sampai dengan 2mm.
Mengandung bahan anti jamur, tahan terhadap sinar Ultra Violet (UV) serta bersifat lentur dan
berdaya lekat tinggi.
 Bahan perekat:Adukan spesi 1PC: 3PS ditambah bahan perekat/ex Ibafix.
 Pengendalian pekerjaan homogenous ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
 Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
6.1.4 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
 Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya kepada Konsultan Pengawas.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor di wajibkan membuat shop drawing dari pola
homogenous yang disetujui Konsultan Pengawas.
 Lantai homogenous yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
 Bidang permukaan pasangan dinding homogenous tile, harus benar-benar rata.
 Adukan pengikat dengan campuran 1PC: 3PS dan di tambah bahan perekat seperti yang
disyaratkan. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar
maksimum 3mm dan kedalaman maksimum 2mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk
Konsultan Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan
sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.

Page 33 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

 Siar-siar diisi dengan bahan pengisi Grouting Semen/Ibagrout/Tile sesuai ketentuan dan
persyaratan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna homogenous yang dipasangnya.
 Pemotongan unit-unit homogenous harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
 Homogenous yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada
permukaan homogenous, sehingga betul-betul bersih.
 Sebelum homogenous di pasang, terlebih dahulu unit-unit tile direndam dalam air sampai
jenuh.
 Pinggulan pasangan homogenous harus dilakukan dengan gurinda, sehingga diperoleh hasil
pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.
 Homogenous tile yang terpasang harus di hindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama
3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
6.1.5 PEMBERSIHAN & PERLINDUNGAN
Periksa hasil pekerjaan, perbaiki atau ganti pekerjaan yang rusak atau kotor akibat pekerjaan
lain-lain; buang bahan pelapis/pelindung dari pabrik; bersihkan dengan alat dan cara yang
diinstruksikan pabrik pembuat.
6.1.6 CADANGAN MATERIAL
Siapkan setidaknya 5% dari volume bahan sebagai cadangan yang diserahkan kepada Owner
sebagai material cadangan untuk penggantian dan perbaikan jika terjadi cacat atau kerusakan
setelah pekerjaan diselesaikan.

PASAL 7
PEKERJAAN ATAP

7.1. LAPIS ATAP METAL


7.1.1 UMUM
Persyaratan pekerjaan ini termasuk semua tenaga kerja, bahan, peralatan dan layanan yang
diperlukan untuk menyelesaikan atap metal, flashing dan insulasi atap metal sebagaimana
ditentukan dalam spesifikasi berikut :
Area pekerjaan yang dilakukan adalah Pekerjaan Atap di Area Canopi Gedung Terminal.
Pemasangan Atap Metal 0.38 mm (Atap Primadek + PU Foam) sesuai bahan dari pabrikan.
7.1.2 PERSYARATAN BAHAN
Aplikator dari Kontraktor harus mengajukan spesifikasi pabrikan mengenai meterial, spesifikasi
pemasangan dan rekomendasi umum untuk pelaksanaan konstruksi atap. Sertakan sertifikasi
pabrikan yang menunjukkan bahwa bahan telah memenuhi persyaratan. Sampel material akan
diperiksa oleh Pemberi Kerja/Konsultan Pengawas mengenai ketebalan dan teksturnya.
Sebagai jaminan pelaksana pekerjaan terhadap kualitas atap metal maka Pemberi
Kerja/Konsultan Pengawas harus diberikan jaminan tertulis yang ditandatangani oleh Kontraktor
Atap Metal, serta jaminan oleh pabrikan yang menjamin bahwa atap yang telah dipasang akan
tetap kuat dan bebas dari bocor.
7.1.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan ini harus dilaksanakan seperti yang tertera di dalam gambar rencana.

Page 34 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

2. Hasil pekerjaan memasang atap ini harus mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas.
3. Bahan utama pekerjaan ini adalah Genteng Metal dengan ketebalan minimal 0,38 mm.
4. Kotraktor diwajibkan memberikan contoh-contoh untuk mendapat persetujuan Direksi/
Pengawas. Penggunaan alat Bantu dan teknis pelaksanaan pemasangan agar sesuai dengan
petunjuk dari pabrik atau agennya.
7.1.4 SISTEM PENDUKUNG ATAP
 Insulation Fastening
Menggunakan Heat Treated Steel Fasteners menggunakan Metal Insulation Fastening Plate
dengan rasio 3 fasteners tiap meter persegi.
 Flashing
Metal flashing dengan rangka besi yang disarankan untuk detail penetrasi.
 Aksesori dan alat bantu lainnya seperti dalam brosur digunakan harus sesuai persyaratan dari
pabrik yang bersangkutan.
 Bila penumpu atap dari baja, digunakan paku skrup dengan ukuran yang sesuai persyaratan
dari pabrik yang bersangkutan. Penggunaan paku sekrup, paku keling dll, harus dari bahan
galvanis dan sesuai dengan persyaratan dan petunjuk pabrik.
 Penutup bubungan/jurai dari bahan yang sama.
7.1.5 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR PROYEK
1. Sebelum melaksanakan kegiatan, Kontraktor dianjurkan mendata terlebih dahulu kondisi
bangunan dilingkungan sekitarnya.
2. Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus melakukannya secara berhati-hati agar
tidak merusak bangunan, pagar atau bagian lainnya disekitar proyek.
3. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan serta claim lainnya dari
penduduk disekitar proyek menjadi resiko Kontraktor dan pihak Kontraktor berkewajiban
menyelesaikannya secara tuntas.
4. Selama pelaksanaan Kontraktor berkewajiban menjaga kebersihan jalan, saluran disekitar
proyek dan untuk itu Kontraktor harus membuat tempat pencucian kenderaan truk di lokasi
pekerjaan.

PASAL 8
PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP)

8.1. PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL (ACP)


8.1.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini termasuk semua tenaga kerja, material, aksesoris, peralatan dan segala hal yang
diperlukan untuk kesempurnaan pelaksanaan Pekerjaan Aluminium Composite Panel di facade
sesuai dengan spesifikasi dan gambar termasuk pengiriman, penempatan, perlindungan, dan
pengetesan material selama proses pelaksanaan.
Kontraktor wajib mempelajari, menganalisa semua dokumen yang mengatur pekerjaan tersebut
(RKS, Gambar dan BQ) dan memperhitungkan kembali semua volume, tenaga kerja, material,

Page 35 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

peralatan, dan segala hal yang diperlukan untuk kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan dalam
analisa harga satuan pekerjaan. Pekerjaan dari Bab ini meliputi pekerjaan Panel Aluminum
Komposit (ACP-Aluminium Composite Panel) maupun lembaran aluminum lainnya seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan dalam spesifikasi ini.
8.1.2 CONTOH BAHAN DAN DATA TEKNIS
 Data Produk
Data produk dari supliertermasuk sertifikat CO (Country of Origin). Serta spesifikasi
pemasangan untuk setiap item barang yang dipakai harus diajukan dalam proses persetujuan
material.
 Shop Drawing
Setiap hasil produk dari pabrik harus dilengkapi dengan gambar yang terdiri atas denah,
tampak dan potongan detil yang mengindikasikan hubungan baik dengan item pekerjaan yang
sama dan dengan item konstruksi lain yang ada di lapangan, perkuatan, ankur, dan item
tambahan, dan finishing material.
 Contoh Bahan
Serahkan minimum 2 contoh barang untuk diseleksi menunjukkan warna, tekstur, dan pola
yang akan dipasang.
8.1.3 JAMINAN KUALITAS
 Kualifikasi Tenaga Kerja
Untuk melaksanakan pekerjaan hanya tenaga kerja yang terlatih yang berpengalaman baik
dengan material dan metode yang disyaratkan dan menguasai persyaratan disain yang boleh
dipekerjakan.
 Kualifikasi Aplikator
Aplikator atau dalam hal ini Sub-Pelaksana pekerjaan/kontraktor yang menyediakan,
menangani, dan melaksanakan Pekerjaan Aluminium Composite Panel harus memiliki
kualifikasi yang baik dan dapat menunjukkan sertifikasi dari Pabrikan penyedia bahan
Aluminium Composite Panel sebagai aplikator yang kualified dalam pekerjaan ini, serta
memiliki pengalaman dalam menangani pekerjaan-pekerjaan Aluminium Composite Panel
sejenis sesuai dengan kriteria dan kerumitan desain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Aplikator/Subkontraktor tersebut harus mendapat persetujuan dari Pemberi Kerja/Konsultan
Pengawas.

 Kualifikasi Pabrikan
Pabrikan memiliki pengalaman dalam memproduksi aluminum lembaran dan komposit
dengan ukuran dan lingkup pekerjaan yang setara. Produk dari pabrik harus pernah
digunakan sebelumnya untuk pekerjaan eksterior dengan hasil yang memuaskan. Pabrikan
harus memiliki kemampuan untuk memproduksi unit-unit tersebut sesuai jadwal. Ajukan
contoh produk dengan dokumen laporan test laboratorium independen kepada Konsultan
Pengawas untuk memperoleh persetujuannya.
8.1.4 PENANGANAN PRODUK
 Perlindungan
Lakukan semua usaha yang diperlukan untuk melindungi aluminum dan kaca serta material
yang berkaitan sejak material onsite, selama proses konstruksi, dan setelah pemasangan

Page 36 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

serta melindungi hasil pekerjaan dan material dari kemungkinan kerusakan akibat
pelaksanaan pekerjaan lain.
 Penggantian
Dalam hal terjadi kerusakan, lakukan segera semua perbaikan dan penggantian yang perlu
dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas.
8.1.5 BAHAN-BAHAN
 Aluminium Composite Panel (ACP) dengan tebal minimal 4 mm (Alluminium 2x0,5mm,
mineral core minimum = 3mm): finishing Polyvinylidene Difluoride (PVDF) untuk area Interior,
berlapis coating Nano Technology anti-Stain (antinoda) untuk area Exterior lebar panel
standar 1220 mm atau lebar ukuran khusus 1250mm & 1500mm
 Berat maksimum = 6-7kg/m2.
 Fluorocarbon Factory Finished/PVdF Coating on Sheet.
 Persyaratan Fireproof Aluminium Composite Panel mengikuti standard building material
dengan Grade A Fire Retardant dan klasifikasi O-sebagai berikut:
 National Fireproof Detection Organization GB/T 8624- 2006.
 Hasil test material mengikuti standar BS 476
 Persyaratan Smoke Toxicity memenuhi standar GB/T 20285-2006
 Persyaratan Smoke Growth Rate memenuhi standar GB/T 20284-2006
 Persyaratan Fire Growth Rate Index memenuhi standar GB/T 20284-2006
 Persyaratan Total Heat Release memenuhi standar GB/T 20284 – 2006
 Persyaratan Length of Flame Spread memenuhi standar GB/T 20284-2006
 Persyaratan Residual Length memenuhi standar GB/T 8626-88
 Persyaratan Total Smoke Production memenuhi standar GB/T 20284 – 2006
 Persyaratan Flaming Droplets memenuhi standar GB /T 20284 – 2006
 Persyaratan Filter Paper Combustility memenuhi standar GB/T 8626-88
 Rangka Aluminium Extrussionsistemin-fill,Non-Sealant Joint.
 Joint Sealerdan Back Up Rod pada kondisi-kondisi khusus apabila ditentukan olehkonsultan
perencana.
 Bahan Aluminium Composite Panel (ACP) harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan
kemudian.
 Bahan yang digunakan harus merupakan produksi pabrikan/industry manufaktur yang
bersertifikat mutu yang diakui resmi pemerintah Negara pembuat atau asosiasi produsen
internasional terkait.
 Pelaksana pekerjaan/kontraktor diwajibkan menyerahkan jaminan pengadaan (Supply
Guarantee) yang dikeluarkan oleh distributor resmi, dan didukung oleh pihak pabrik (Principal)
yang mencantumkan nama proyek dan perkiraan volumenya.
 Contoh-contoh: Pelaksana pekerjaan/kontraktor diharuskan menyerahkan contohcontoh
bahan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.
 Toleransi dimensi mill finished: Lebar: -0/+4m, Panjang s/d 4meter: -0/+6mm
 Aluminium Composite Panel Type Fire Retardant (FR) yang digunakan harus sudah pernah
digunakan pula pada bangunan di daerah lain.
8.1.6 PENGIRIMAN BAHAN

Page 37 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

Dikirim dalam keadaan kemasan asli pabrik, belum dibuka dan mencantumkan nama produk dan
tipenya.
8.1.7 PABRIKASI
 Umum
 Tambahkan ketebalan aluminum atau perkuat dengan penguat tersembunyi atau material
pendukung untuk menjaga kerataan permukaan dan penurunan kekuatan.
 Lembaran dipasang sebelumnya di bengkel untuk mengurangi kesalahan di lapangan.
Tandai setiap lembar dan koordinasikan untuk pemasangan.
 Profil lembaran dan hubungannya disesuaikn dengan gambar. Semua hubungan dan
perkuatan, termasuk angkur harus disiapkan sebelum dibawa ke site.
 Jika diperlukan las harus yang menerus. Aluminium (ACP) Exterior untuk Dinding Masif,
Ornamen/Motif, dan Parapet Dinding serta Atap.
 Aluminum lembaran dengan tebal 4mm (tebal coil t: 0.5mm).
 Koordinasikan untuk join yang rapi dan rapat disesuaikan dengan ketebalan lembaran dan
perkuatannya.
 Sembunyikan semua perkuatan. Hindari hubungan yang menyebabkan lembaran benjol
atau terangkat.
 Satukan dengan gasket, sealant pada tempat yang sesuai gambar.
 Tutup join/hubungan yang harus rata dengan permukaan lainnya.
 Sudut sudut harus ditrim dengan rapat dan rapi.
 Core: LDPE - Fire Retardant (FR).
 Finish: standard PVDF colour bond w/ Nano coating.
 Rangka ACP: Aluminium siku menerus fin. MF.
 Bracket besi siku 50x50 fin. Zincromate.
 Dynabolt M8x70mm.
 Aluminium (ACP) Exterior untuk Dinding Masif, Ornamen/Motif, Backdrop Panel, Penutup
Kolom.
 Aluminum lebaran dengan tebal 4mm (tebal coil t: 0.5mm).
 Koordinasikan untuk join yang rapi dan rapat disesuaikan dengan ketebalan lembaran dan
perkuatannya.
 Sembunyikan semua perkuatan. Hindari hubungan yang menyebabkan lembaran benjol
atau terangkat.
 Satukan dengan gasket, sealant pada tempat yang sesuai gambar.
 Tutup join/hubungan yang harus rata dengan permukaan lainnya.
 Sudut sudut harus ditrim dengan rapat dan rapi.
 Core: LDPE - Fire Retardant (FR).
 Finish: standar PVDF colour bond.
 Rangka ACP: Aluminium siku menerus fin. MF.
 Bracket besi siku 50x50 fin. Zincromate.
 Dynabolt M8x70mm.
8.1.8 INSTALASI DAN PEMASANGAN
a. Sesuai dengan standar pelaksanaan fabrikan aluminium composite panel yang dipilih.

Page 38 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

b. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
denganmenunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
c. Aluminium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu pabrikan
saja.
d. Pelaksanaan pembuatan motif ornamen khusus pada aluminium composite panel (motif dan
pola dengan konten lokal dan motif khusus lainnya sesuai gambar dan desain dari konsultan
perencana) harus dilakukan di pabrik supplier dan harus menggunakan mesin khusus dengan
system CNC Cutting & Grooving (Menggunakan mesin merk I-Groove) agar dicapai
keseragaman dan ketepatan hasil produksi motif etnik tersebut.
e. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah serta
mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
f. Rangka-rangka pemegang aluminium composite panel harus dipersiapkan dengan teliti dan
tepat posisinya sesuai gambar rencana.
g. Metode pemasangan antara lain:
Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda
Panel-panel baki menggantung pada rangka dan dipasang dengan sekrup
Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, system ikatan pinggir.
h. Frekwensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang cocok sangat
tergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan.Pembersihan dapat dilaksanakan
dengan air spons lembut.Apabila pengotoran lebih berat bisa ditambahkan pembersih khusus/
neutral detergent yang direkomendasikan dari pabrik pembuat.
i. Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah-celah antar panel dengan in-fill aluminium
extrussion sesuai gambar rencana.Penutupan antar panel dan dinding sesuai klarifikasi
dengan konsultan perencana, dilakukan dengan bahan caulking & sealant sillicone hingga
rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian Bab sealant dalam persyaratan ini.
j. Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal
yang dapatmenimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus
memperbaiki tanpa biaya tambahan.
k. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium CompositePanel harus merupakan hasil pekerjaan
yang rapi dan tidak bergelombang.
l. Pelaksana pekerjaan/kontraktor diharuskan membuat mock up skala 1: 1 untuk setiap type
pemasangan dalam bidang yang cukup lebar untuk proses persetujuan Konsultan Pengawas.
8.1.9 PROTEKSI
Semua bagian-bagian aluminum yang terpasang dan menyembul keluar (projecting) harus
sepenuhnya diproteksi terhadap kerusakan dari pekerjaan konstruksi lainnya. Bagian yang rusak
harus diganti tanpa adanya tambahan biaya. Lindungi Aluminium Composite Panel (ACP) dari
benturan atau gangguan lain yang dapat merusak permukaan finishing, perbaiki kerusakan atau
ketidak sempurnaan sistem pemasangan, bersihkan permukaan finishing dari kotoran, debu,dll.
8.1.10 INSPEKSI DAN PERBAIKAN
Pada penyelesaian pekerjaan, harus dilakukan inspeksi yang teliti atas semua pekerjaan yang
telah terpasang dan membuat pernyataan bahwa semua unit dan sambungan yang telah

Page 39 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

terpasang adalah sesuai dengan peraturan dari Bab ini; serta membuat perbaikan seperlunya
apabila hal yang demikian belum terpenuhi.
Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan maka harus dibuatkan mockup skala 1:1 untuk setiap
tipe pemasangan ACP lengkap dengan finishingnya. Lakukan pemeriksaan atas semua area dan
kondisi di mana aluminum akan dipasang dan memberitahukan Konsultan Pengawas hal-hal
yang akan mengganggu penyelesaian pekerjaan yang benar dan yang tepat waktu. Jangan
memulai pekerjaanhingga keadaan yang tidak memuaskan telah diperbaiki agar memungkinkan
pemasangan yang benar dapat dilakukan.
8.1.11 PENGENDALIAN PEKERJAAN
a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam Bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standar dan
spesifikasi dari pabrik.
b. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi standar-standar antara lain:
 AA (The Aluminium Association)
 AAMA (Architectural Aluminium Manufactures Association)
 Standar Nasional Indonesia (SNI)
 SNI 07-0603-1989 Produk Aluminium untuk Aritektur
 American Society for Testing Materials (ASTM)
 Japanese Industrial Standard (JIS)
 ISO 9001
8.1.12 KOMPONEN
 Bracket/angkur dari material besi finished Galvanis atau material Aluminium Extrussion.
 Rangka Vertical dan Horizontal dari material Aluminium Extrussion.
 Non-Sealant Joint: Rangka tepi dan tengah sambungan serta sistem pemasangan panel
adalah dengan sistem In-Fill Non Sealant Joint (sistem sambungan tanpa Sealant) dengan
perkuatan (reinforce) pada sekeliling panel komposit menggunakan Alluminium Extrussion.
 In-fill aluminium extrussion
 Komponen/Asesoris tersebut diatas harus merupakan produk yang sama dengan material
utama.

PASAL 9
PEKERJAAN HANDRAIL

9.1.1 LINGKUP PEKERJAAN


Meliputi pekerjaan Railing/Handrail dari metal (stainless stell) termasuk kaca balustrade (jika ada)
dan railing-railing pelindung beserta alas pendukungnya angkur dan baut-baut, dengan atau
tanpa finishing dan lapisan-lapisan pelindung, sesuai dengan dokumen kontrak.
Pekerjaan ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan dan segala hal yang diperlukan
untuk kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan railing Arsitektur sesuai dengan spesifikasi dan
gambar termasuk pengiriman, penempatan, perlindungan dan pengetesan material selama
proses pelaksanaan. Kontraktor wajib mempelajari, menganalisa semua dokumen yang
mengatur pekerjaan tersebut (RKS, Gambar dan BQ) dan memperhitungkan kembali semua

Page 40 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

volume, tenaga kerja, material, peralatan, dan segala hal yang diperlukan untuk kesempurnaan
pelaksanaan pekerjaan dalam analisa harga satuan pekerjaan.
9.1.2 PEKERJAAN YANG DISPESIFIKASIKAN DI TEMPAT LAIN
 Pengelasan : pada spesifikasi pengelasan
 Beton Cor : pada spesifikasi beton cor ditempat
9.1.3 CONTOH BAHAN DAN DATA TEKNIS
 Contoh Bahan
Berikan contoh-contoh bahan dengan memperlihatkan pengelasan penyambungan, pelapisan
pelindung serta penyelesaian akhir (finishing) dari bahan-bahan sebagai berikut:
Railing/Handrail: sepanjang 100 cm dengan memperlihatkan bagian-bagian sambungan
/tekukan, dan profil yang direncanakan.
Baut dan mur: masing-masing 2 buah (masing-masing atas dan bawah).
 Data Produk
Data spesifikasi teknis terkait semua material yang digunakan untuk pekerjaan agar diajukan
sebagai kelengkapan persetujuan material oleh Konsultan Pengawas.
9.1.4 PENANGANAN BAHAN
Bahan – bahan dibawa ke lokasi proyek dengan memberikan perlindungan sehingga tidak
merusak permukaan. Lakukan penyimpanan dengan cara seperti yang disarankan pembuat.
9.1.5 PRODUK
1. UMUM
 Material
Bebas dari cacat dan kerusakan lainnya yang mengganggu penampilan; mempunyai
kesamaan texture dan warna.
 Fastener
Untuk expose digunakan bahan, warna dan tipe finish yang sama dengan bahan utama,
baut tipe countersunk, rata permukaan; untuk pekerjaan tersembunyi digunakan
galvanized.
 Pengelasan
Jika harus dilakukan pengelasan pada bahan stainless steel, sisa las harus digerinda
halus sampai rata permukaan tanpa merusak bahan utama; buang dan bersihkan sisasisa
gerinda sebelum pekerjaan finishing; buat bentuk, tekukan dan radius dengan tepat, bersih
tanpa rongga atau tonjolan, tidak retak atau cacat lainnya, lakukan pemolesan kembali
terhadap permukaan stainless steel sisa pengelasan agar warna dan tekstur stainless
steel muncul kembali dan sama dengan sebelumnya.
2. BAHAN DASAR
 Stainless Steel
Proses moulding dan asembling, bentuk dan motif sesuai dengan desain dan dokumen
gambar detail yang ditentukan Perencana.
Bahan Baku: baja stainless SS-306 dan SS-304, ukuran sesuai desain dan gambar detail
yang ditentukan perencana.
Finishing dan Warna: staineless steel, hairline surface.
 Penjepit Kaca (Fittings)

Page 41 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

Bahan yang sama dengan bahan utama, stainless steel SS-304, hairline surface, berikut
aksesori dan bahan-bahan perekat kaca sesuai standar Glass Fitting.
 Angkur
Sesuai kebutuhan untuk mengangkurkan dan menguatkan pemasangan; stainless steelke
permukaan beton menggunakan angkur dengan bahan utama; baja galvanized.
3. PABRIKASI
 Persiapan
Lakukan pengukuran-pengukuran lapangan, berikan catatan jika ada kelainan terhadap
rencana, lakukan penyesuaian atas persetujuan dari Perancang.
 Pembuatan
Pergunakan jenis bahan, ukuran dan tipe pekerjaan sesuai dengan perencanaan atau
yang disetujui Konsultan pengawas.
Lakukan pemotongan-pemotongan yang lurus dan tepat agar didapat penyambungan
sudut yang benar-benar siku atau sudut-sudut dan lengkungan seperti yang direncanakan.
Jika harus dilakukan pengelasan, gunakan lasArgon khusus untuk las stainless steel.
Terapkan pengelasan secara menerus, tidak diperkenankan mempergunakan las titik
kecuali jika disyaratkan secara khusus.
Pasangkan angkur dan baut dimana diperlukan untuk mendapatkan kekakuan bentuk dan
pola-pola yang dikehendaki.
 Finishing/Pengecatan
Jika terdapat finishing pengecatan pekerjaan finishing/pengecatan di workshop dengan
cara-cara yang benar dan sistimatis. Berikan pelapisan-pelapisan primer, undercoat dan
finish coat sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang dikeluarkan pembuat bahan
finishing. Lihat pada spesifikasi pekerjaan finishing pengecatan dan pekerjaan aneka jenis
metal.
9.1.6 PELAKSANAAN
1. PEMERIKSAAN DAN PERSIAPAN
Sebelum memulai pemasangan lakukan pemeriksaan terhadap sambungan-sambungan dan
persiapan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan rencana pemasangan.
2. PEMASANGAN ELEMEN STRUKTURAL
 Umum
Lakukan pemasangan seperti yang direncanakan, tambahkan angkur-angkur atau baut-
baut untuk mendapatkan pekerjaan yang kaku, kuat, tepat dan benar seperti yang
direncanakan.
 Penanaman dalam Tiang/Landasan Beton
Sebelum dilakukan pengecoran beton landasan/pengikat, pastikan rencana pemasangan
dalam kedudukan yang dibantu penyangga sementara tetapi cukup kuat untuk menahan
benturan ringan. Lakukan pengecoran dengan hati-hati hingga mendapatkan bentuk dan
ukuran sesuai yang direncanakan.
 Pemasangan pada dinding
Lakukan pemasangan dengan mengangkurkan/membautkan pada posisi yang sesuai
rencana. Bila pada usaha membautkan ternyata terjadi pengeroposan bidang kerja maka

Page 42 of 43
Kementerian Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Teuku Cut Ali-Tapaktuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan Canopi Gedung Terminal

lakukan pembongkaran, kemudian isikan bidang kerja dengan adukan. Kerjakan perbaikan
bidang kerja ini dengan luas secukupnya.
3. PEMASANGAN HANDRAIL
Pasangkan pada tempatnya, lurus, rata dan level, ukur dari bagian-bagian yang sudah
permanen, lakukan pemotongan, pengeboran dan keperluan lain untuk pemasangan;
pasangkan sesuai dengan shop drawing. Kerjakan seperti yang dispesifikasikan dalam
toleransi yang diizinkan; pasang sambungan secara benar-benar rapat, tanpa celah.
4. PEMBERSIHAN DAN PERLINDUNGAN
Periksa hasil pekerjaan, perbaiki atau ganti pekerjaan yang rusak atau kotor akibat pekerjaan
lain-lain; buang bahan pelapis/pelindung dari pabrik; bersihkan dengan alat dan cara yang
diinstruksikan pabrik pembuat.

PASAL 10
LAIN - LAIN

1. Hal-hal yang belum tercakup dalam persyaratan ini serta hal-hal yang dianggap kurang jelas, akan
disampaikan penjelasan pada saat Aanwijzing;
2. Jika terjadi perubahan terhadap sebagian atau keseluruhan dari isi pedoman dan spesifikasi teknis
ini sebagai akibat dari adanya penyesuaian penyesuaian teknis di lapangan, maka wajib dituangkan
dalam Berita Acara Perubahan, dan ditandatangani bersama oleh panitia tender;
3. Pekerjaan dapat dinyatakan selesai (100%), bilamana pekerjaan-pekerjaan yang termuat di dalam
perincian dan volume pada Bill Of Quantity dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat telah dilaksanakan
seluruhnya sesuai dengan ketentuan serta persyaratan yang telah ditetapkan yang selanjutnya
secara keseluruhan dibuatkan Berita Acara serah terima selesai pekerjaan yang ditandatangani oleh
Konsultan pengawas pekerjaan dan diketahui oleh pemberi kerja.

Tapaktuan, Januari 2021


KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI TAPAKTUAN
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

AMRIZAL. R
NIP. 19850429 201503 1 002

Page 43 of 43
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI - TAPAKTUAN

GAMBAR RENCANA

PEKERJAAN CANOPY GEDUNG


TERMINAL

TAHUN ANGGARAN
2021
RUNWAY STRIP 1520 x 150 M

RUNWAY STRIP 1520 x 150 M

LAYOUT BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI TAPAKTUAN

CATATAN: UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KEMENTRIAN PERHUBUNGAN UDARA


TEUKU CUT ALI - TAPAKTUAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Mengetahui: Diajukan: BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI


KEPALA KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI
SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PEKERJAAN :

PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL


TANGGAL Januari 2021
SKALA TERTERA
DODIEK SETYONO AMRIZAL R JUDUL GAMBAR KODE LEMBAR
Penata Tk.I (III/d) Pengatur Muda Tk. I (II/b)
NIP. 19771030 199903 1 003 NIP. 19850429 201503 1 002 TCA-4A.TDR.20 01 /10
4.00
3.00

DETAIL MEJA CHECK IN


3.00

WASTAFEL
X-RAY
WALKTROUGH
3.00

AREA AREA
WUDHU WUDHU
PRIA WANITA
-0.10 -0.10
3.00

KIBL
AT

DETAIL MEJA
URINOIR WASTAFEL
INFORMASI AREA
2.00

WUDHU
URINOIR

CATATAN: UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KEMENTRIAN PERHUBUNGAN UDARA


TEUKU CUT ALI - TAPAKTUAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Mengetahui: Diajukan: BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI


KEPALA KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI
SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PEKERJAAN :

PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL


TANGGAL Januari 2021
SKALA TERTERA
DODIEK SETYONO AMRIZAL R JUDUL GAMBAR KODE LEMBAR
Penata Tk.I (III/d) Pengatur Muda Tk. I (II/b)
NIP. 19771030 199903 1 003 NIP. 19850429 201503 1 002 TCA-4A.TDR.20 02 /10
CATATAN: UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KEMENTRIAN PERHUBUNGAN UDARA
TEUKU CUT ALI - TAPAKTUAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Mengetahui: Diajukan: BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI


KEPALA KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI
SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PEKERJAAN :

PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL


TANGGAL Januari 2021
SKALA TERTERA
DODIEK SETYONO AMRIZAL R JUDUL GAMBAR KODE LEMBAR
Penata Tk.I (III/d) Pengatur Muda Tk. I (II/b)
NIP. 19771030 199903 1 003 NIP. 19850429 201503 1 002 TCA-4A.TDR.20 03 /10
BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI

CATATAN: UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KEMENTRIAN PERHUBUNGAN UDARA


TEUKU CUT ALI - TAPAKTUAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Mengetahui: Diajukan: BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI


KEPALA KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI
SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PEKERJAAN :

PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL


TANGGAL Januari 2021
SKALA TERTERA
DODIEK SETYONO AMRIZAL R JUDUL GAMBAR KODE LEMBAR
Penata Tk.I (III/d) Pengatur Muda Tk. I (II/b)
NIP. 19771030 199903 1 003 NIP. 19850429 201503 1 002 TCA-4A.TDR.20 04 /10
CATATAN: UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KEMENTRIAN PERHUBUNGAN UDARA
TEUKU CUT ALI - TAPAKTUAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Mengetahui: Diajukan: BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI


KEPALA KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI
SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PEKERJAAN :

PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL


TANGGAL Januari 2021
SKALA TERTERA
DODIEK SETYONO AMRIZAL R JUDUL GAMBAR KODE LEMBAR
Penata Tk.I (III/d) Pengatur Muda Tk. I (II/b)
NIP. 19771030 199903 1 003 NIP. 19850429 201503 1 002 TCA-4A.TDR.20 05 /10
CATATAN: UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KEMENTRIAN PERHUBUNGAN UDARA
TEUKU CUT ALI - TAPAKTUAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Mengetahui: Diajukan: BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI


KEPALA KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI
SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PEKERJAAN :

PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL


TANGGAL Januari 2021
SKALA TERTERA
DODIEK SETYONO AMRIZAL R JUDUL GAMBAR KODE LEMBAR
Penata Tk.I (III/d) Pengatur Muda Tk. I (II/b)
NIP. 19771030 199903 1 003 NIP. 19850429 201503 1 002 TCA-4A.TDR.20 06 /10
Detail I
Skala 1:10

Pot-A
Skala 1:20

Detail II
Skala 1:10

CATATAN: UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KEMENTRIAN PERHUBUNGAN UDARA


TEUKU CUT ALI - TAPAKTUAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Mengetahui: Diajukan: BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI


KEPALA KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI
SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PEKERJAAN :

PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL


TANGGAL Januari 2021
SKALA TERTERA
DODIEK SETYONO AMRIZAL R JUDUL GAMBAR KODE LEMBAR
Penata Tk.I (III/d) Pengatur Muda Tk. I (II/b)
NIP. 19771030 199903 1 003 NIP. 19850429 201503 1 002 TCA-4A.TDR.20 07 /10
CATATAN: UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KEMENTRIAN PERHUBUNGAN UDARA
TEUKU CUT ALI - TAPAKTUAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Mengetahui: Diajukan: BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI


KEPALA KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI
SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PEKERJAAN :

PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL


TANGGAL Januari 2021
SKALA TERTERA
DODIEK SETYONO AMRIZAL R JUDUL GAMBAR KODE LEMBAR
Penata Tk.I (III/d) Pengatur Muda Tk. I (II/b)
NIP. 19771030 199903 1 003 NIP. 19850429 201503 1 002 TCA-4A.TDR.20 08 /10
Detail Drill
Skala 1:10

Detail Handrail
Skala 1:20 Pot- A
Skala 1:10

CATATAN: UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KEMENTRIAN PERHUBUNGAN UDARA


TEUKU CUT ALI - TAPAKTUAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Mengetahui: Diajukan: BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI


KEPALA KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI
SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PEKERJAAN :

PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL


TANGGAL Januari 2021
SKALA TERTERA
DODIEK SETYONO AMRIZAL R JUDUL GAMBAR KODE LEMBAR
Penata Tk.I (III/d) Pengatur Muda Tk. I (II/b)
NIP. 19771030 199903 1 003 NIP. 19850429 201503 1 002 TCA-4A.TDR.20 09 /10
Detail IIA Detail II
Skala 1:10 Skala 1:10

Detail IV Detail III


Skala 1:10 Skala 1:10

CATATAN: UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KEMENTRIAN PERHUBUNGAN UDARA


TEUKU CUT ALI - TAPAKTUAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Mengetahui: Diajukan: BANDAR UDARA TEUKU CUT ALI


KEPALA KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI KANTOR UPBU TEUKU CUT ALI
SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PEKERJAAN :

PEKERJAAN CANOPI GEDUNG TERMINAL


TANGGAL Januari 2021
SKALA TERTERA
DODIEK SETYONO AMRIZAL R JUDUL GAMBAR KODE LEMBAR
Penata Tk.I (III/d) Pengatur Muda Tk. I (II/b)
NIP. 19771030 199903 1 003 NIP. 19850429 201503 1 002 TCA-4A.TDR.20 10 /10

Anda mungkin juga menyukai