Pekerjaan Konstruksi
Paket Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor UPT KPH Wilayah Landak
4. Nama dan : a. Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat
Organisasi
Pengguna Jasa b. Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Ismail Akbar, S.Hut
5. Latar Belakang : Dalam rangka mewujudkan misi Gubernur Kalimantan Barat, misi ke 4
yaitu mewujudkan mayarakat sejahtera dan misi ke 6 mewujudkan
pembangunan yang berwawasan lingkungan, maka Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat terus berupaya untuk
mengembangkan kebijakan Kalimantan Barat yang bertumbuh dan
hijau melalui pemantapan kawasan hutan dan peningkatan
pemanfaatan kawasan hutan produksi dan hutan lindung. Berkaitan
dengan hal tersebut dalam upaya pengelolaan kawasan hutan ditingkat
tapak yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan, maka dibentuk Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).
Untuk mendukung operasionalisasi dan pelayanan manajemen dan
administrasi di tingkat tapak perlu diadakan bangunan kantor untuk UPT
Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Landak Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat.
6. Maksud dan : a. Maksud
Tujuan Maksud pekerjaan konstruksi yakni : MENINGKATKAN SARANA dan
PRASARANA OPERASIONALISASI KPH
b. Tujuan
Tujuan pekerjaan konstruksi yakni : PEMBANGUNAN GEDUNG
KANTOR UPT KPH
7. Target/Sasaran : Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan konstruksi yakni :
Tersedianya bangunan gedung kantor UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan
yang memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu,
biaya dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara.
8. Ruang Lingkup : 1. Pekerjaan Penerapan SMKK
Pekerjaan 2. Pekerjaan Persiapan
3. Pekerjaan Tanah
4. Pekerjaan Pondasi
5. Pekerjaan Beton Bertulang
6. Pekerjaan Atap
7. Pekerjaan Lantai
8. Pekerjaan Dinding
9. Pekerjaan Plafond
10. Pekerjaan PJV
11. Pekerjaan Sanitasi
12. Pekerjaan Instalasi Listrik
13. Pekerjaan Interior
14. Pekerjaan Finishing
9. Jangka Waktu : 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender
Pelaksanaan
Pekerjaan
10. Lokasi : Kab. Landak
Pelaksanaan
Pekerjaan
11. Persyaratan 1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan berusaha di
Kualifikasi bidang Jasa Konstruksi : Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) atau Izin
Pekerjaan Usaha Online Single Submission Risk Based Approach (OSS RBA)
yaitu Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Standar dengan
KBLI 41012 – Konstruksi Gedung Perkantoran.
SKP = KP – P, dimana
5. Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga)
tahun :
a. Dalam hal Penyedia belum memiliki pengalaman, dikecualikan
dari ketentuan point 3 untuk pengadaan dengan nilai paket
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah);
b. Harus mempunyai 1 (satu) pengalaman pada bidang yang sama,
untuk pengadaan dengan nilai paket pekerjaan paling sedikit di
atas Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas
miliar rupiah).
13. Tingkat Risiko Pekerjaan ini mempunyai resiko keselamatan konstruksi ini bersifat
Keselamatan (Kecil/Sedang/Besar)
Kontruksi
14. Persyaratan Penetapan 1 (satu) uraian pekerjaan dan 1 (satu) identifikasi bahaya
Rencana berdasarkan pada tingkat risiko terbesar dari seluruh uraian pekerjaan
Keselamatan dan identifikasi bahaya dalam rancangan konseptual sistem manajemen
Kontruksi (RKK) keselamatan konstruksi :
15. Spesifikasi Bahan : Syarat bahan/material bangunan konstruksi yang dipergunakan dalam
Bangunan pelaksanaan pekerjaan dapat menyebutkan merek dan Standar antara
Konstruksi lain :
a. Pekerjaan Pendahuluan
No. Nama barang/ material Merk/tipe SNI
1.
2.
Dst
b. Pekerjaan Tanah
No. Nama barang/ material Merk/tipe SNI
c. Pekerjaan Beton
Nama barang/
No. Merk/tipe SNI
material
e. Pekerjaan Pancang
No. Nama barang/ material Merk/tipe SNI
f. Pekerjaan Dinding
No. Nama barang/ material Merk/tipe SNI
Dinding
1. Batako Press Mesin
g. Pekerjaan Plesteran dan Acian
i. Pekerjaan Plafond
No. Nama barang/ material Merk/tipe SNI
j. Pekerjaan Cat
Nama barang/
No. Merk/tipe SNI
material
k. Pekerjaan Kusen
Nama barang/
No. Merk/tipe SNI
material
Nama barang/
No. Merk/tipe SNI
material
m. Plumbing
Nama barang/
No. Merk/tipe SNI
material
Nama
No. Jumlah Kapasitas Keterangan
Peralatan
1. Waterpass 1 Set Menyesuaikan Milik/Sewa
2. Concrete Vibrator 1 Unit Menyesuaikan Milik/Sewa
3. Water Pump 1 Unit Menyesuaikan Milik/Sewa
4. Slump test 1 Set Menyesuaikan Milik/Sewa
5. Bar cutter 1 Unit Menyesuaikan Milik/Sewa
6. Bar Bender 1 Unit Menyesuaikan Milik/Sewa
7. Genset 1 Unit Menyesuaikan Milik/Sewa
8. Cetakan kubus 3 Set 15 x 15 x 15 cm Milik/Sewa
beton (satu set 4
buah)
17. Personil
Managerial : Personil Pada Pekerjaan Kualifkasi Usaha Kecil
Pengalaman Sertifikat
No. Jabatan
Kerja Kompetensi Kerja
1 Pelaksana 2 tahun SKTK Pelaksana
Bangunan Gedung /
pekerjaan Gedung
(KODE TS 051 / TA
022)
2 Petugas 0 Tahun Sertifikat Sistem
Keselamatan Manajemen
Konstruksi Keselamatan
Konstruksi (SMKK)
Ket..:
1. Pengalaman Jabatan Pelaksana Minimal 2 Tahun
2. Pengalaman Petugas Keselamatan Konstruksi dengan kriteria :
a) Risiko keselamatan konstruksi kecil, mensyaratkan Petugas
Keselamatan Konstruksi tanpa syarat pengalaman;
Ditetapkan di Pontianak
Pada Tanggal, 17 Februari 2022
1. Pekerjaan Pendahuluan
1. Pembuatan Bowplank 1. Terkena / Tertusuk benda di lapangan
2. Pembuatan Papan Nama Proyek Direksi Keet 2. Tertimpa / Tergores Material
3. Pemasangan Rambu – Rambu K3 3. Tertimpa / Tergores Peralatan Pekerjaan
2. Pekerjaan Pondasi
1. Pekerjaan Galian 1. Tertusuk / Terkena Benda Saat Menggali
2. Pekerjaan Pondasi : 2. Resiko :
a. Pemancangan, a. Terkena Pemukul Pancang
b. Pembobokan dan b. Terkena Serpihan
c. Pengelasan Minipile c. Terkena Bunga Api Saat Pengelasan
3. Pekerjaan Pondasi : 3. Resiko :
a. Adukan Beton a. Adukan Beton Terkena Kulit,
b. Tulangan b. Karat Tulangan Besi Terkena Kulit,
c. Bekisting Tergores /Tertusuk Tulangan
c. Terkena Perlatan dan Bahan
3. Pekerjaan Struktur
1. Pekerjaan Balok, Kolom, Plat Lantai, Tangga, 1. Resiko :
Kanopi Beton dan Tutup Kolong. a. Adukan Beton Terkena Kulit,
a. Beton b. Karat Tulangan Besi Terkena Kulit,
b. Tulangan Tergores /Tertusuk Tulangan
c. Bekisting c. Terkena Perlatan dan Bahan
4. Pekerjaan atap Resiko :
1. Pekerjaan Pemasangan Baja, Base Plat dan 1. Terkena Bunga Api Saat Pengelasan
Baut Kanopi Terjatuh Dari Ketinggian Saat Pekerjaan
2. Pekerjaan Pemasangan Gording, Bracing, 2. Terkena Bunga Api Saat Pengelasan
Trekstang Gording Atap Terjatuh Dari Ketinggian Saat Pekerjaan
5. Pekerjaan Finishing Keramik Dan Dinding Resiko :
1. Pekerjaan Pemasangan Keramik Lantai, a. Terkena Adukan Semen
Dinding, Plint dan Stop Nosing b. Tertimpa Alat Kerja dan Material
Ditetapkan di Pontianak
Pada Tanggal, 17 Februari 2022
7
BAB I
PERATURAN DAN PERSYARATAN
8
3. Konsultan Pengawas :
a. Konsultan Pengawas bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan pengawasan
selama pelaksana fisik berlangsung.
b. Pengawas Lapangan tidak dibenarkan merubah ketentuanketentuan pelaksanaan
pekerjaan sebelum mendapat izin dari Pemilik Kegiatan.
c. Bila Pengawas Lapangan menemui kejanggalan-kejanggalan atau menyimpang
dari RKS dan Gambar Kerja supaya segera memberitahukan kepada Pemilik
Kegiatan.
d. Pengawas Lapangan berkewajiban mengambil tindakan dalam hal yang dianggap
perlu untuk kemajuan dan keselamatan pekerjaan.
4. Kontraktor Pelaksana :
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuanketentuan peraturan
yang ada dan berlaku.
b. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli dan berpengalaman untuk mengatur
lancarnya pekerjaan sehingga perintah/petunjuk Pengawas Lapangan dapat
dilaksanakan dengan segera dan sebaik mungkin.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas hasil pekerjaannya.
d. Kontraktor berkewajiban membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan untuk disampaikan kepada Pemilik Kegiatan.
9
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
10
6. Daftar perlatan yang harus disediakan penyedia jasa terkait pekerjaan persiapan adalah
sebagai berikut:
a. Alat Pancang + Hammer
b. Concrete mixer
c. Dump Truck
d. Waterpass
e. Concrete Vibrator
f. Water Pump
g. Bar Cutter
h. Bar Bender
i. Genset
j. Slumptest
k. Cetakan Kubus Beton 3 Set
2.4 Pengukuran
1. Pelaksana harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran dan penelitian
ukuran tata letak atau ketinggian bangunan (Bouwplank), termasuk penyediaan Back
Mark atau Line Offset Mark, pada masing-masing lantai bangunan.
2. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat ditentukan sebagai
pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana
dan persyaratan teknis.
2.5 Sarana Air Kerja dan Penerangan
1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Pelaksana
harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum
untuk pekerja dan air kamar mandi.
2. Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta
pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan
pekerjaan dan untuk keperluan direksi keet, kantor Pelaksana, kamar mandi/WC atau
tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
3. Pelaksana juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan proyek pada malam hari sebagai
keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
11
4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan pengadaan
Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
Pelaksana. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan
instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.
12
- Sepatu lapangan yang tahan terhadap paku, helm pengaman dan jas hujan
(dsesuaikan dengan RAB)
- 2 (Dua) buah roll meter tape ukuran 5 meter
- Caliper/schuifmaat dan penyiku besi
3. Direksi keet/kantor pengeloa proyek, kantor dan gudang Pelaksana, pompa air kerja
adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proyek dan merupakan yang
dipakai habis pada saat selesai pekerjaan.
2.9 Kantor dan Gudang Pelaksana
1. Pelaksana harus membuat kantor di lokasi proyek untuk tempat bagi wakil Pelaksana
bekerja, dilengkapi dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
2. Pelaksana juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan
pencurian.
3. Penempatan kantor dan gedung Pelaksana harus diatur sedemikian rupa, agar mudah
dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
2.10 Penyediaan Fasilitas Proyek
1. Pelaksana juga harus memperhitungkan biaya-biaya konsumsi untuk rapat- rapat/
pertemuan dengan pemberi tugas atau wakilnya dan tamu-tamu pemberi tugas yang
berkepentingan dengan proyek.
2.11 Pemadam Kebakaran
1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana harus menyediakan alat pemadam kebakaran
berupa tabung pemadam kebakaran yang dapat digunakan untuk memadamkan api akibat
listrik, minyak dan gas dengan kapasitas 7 kg.
2.12 Jalan Masuk Sementara
1. Apabila dianggap perlu, sesuai dengan kondisi dan situasi lokasi, Pelaksana harus sudah
memperhitungkan pembuatan jalan masuk sementara dan/atau jembatan kerja sementara
yang disetujui oleh pengawas.
2. Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti peraturan dan semua
perijinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana.
3. Pelaksana harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk yang ada dengan
mengatur trayek kenderaan yang digunakan serta membatasi/membagi beban muatan.
13
4. Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan Pelaksana,
mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan menjadi tanggung jawab Pelaksana dan
harus segera diperbaiki.
2.13 Penerapan SMKK
1. Pelaksana harus menjamin keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
dalam peraturan perburuhan dan sesuai dengan prosedur SMKK
2. Pelaksana melakukan sosialisasi terhadap pekerja di lapangan untuk melakukan
penerapan SMKK di lapangan
3. Pelaksana juga harus menyediakan alat pelindung kerja (APK) dan alat pelindung diri
(APD) Seperti ; Tali Keselamatan, Penahan Jatuh , Helm safety, Sepatu Safety, Rompi
dan Sabuk Pengaman Pekerja.
4. Pelaksana harus menjamin para pekerja dengan menyediakan fasilitas Kesehatan atau
layanan Kesehatan sesuai dengan yang di tentukan.
5. Pelaksana harus memasang segala rambu dan perlatan terkait penerapan SMKK di
lapangan.
2.14 Izin-Izin
1. Pelaksana harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat ijin- ijin yang
diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: ijin penerangan,
ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin pengurugan, ijin trayek dan pemakaian
jalan, ijin penggunaan bangunan serta ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.
2. Biaya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut ayat 1 di atas
menjadi tanggung jawab Pelaksana.
2.15 Dokumentasi
1. Pelaksana harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta pengirimannya
ke pemberi tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
2. Yang dimaksudkan dengan pekerjaan dokumentasi adalah : Foto-foto proyek, berwarna,
minimal ukuran postcard, untuk keperluan laporan bulanan yang dibuat oleh konsultan
pengawas, dan 3 (tiga) set album yang harus diserahkan pada serah terima pekerjaan
untuk pertama kalinya.
14
BAB III
PEKERJAAN TANAH
15
3.4 Pengurugan dan Pemadatan
Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian bawah pasangan
Lantai diurug dengan pasir padat minimal 5 cm atau sesuai dengan gambar dan petunjuk
Pengawas. Pasir urug yang digunakan harus dari jenis pasir pasang yang bersih/bebas dari
lumpur, kotoran-kotoran, sampah dan benda-benda organis lainnya yang dapat menyebakan
tidak sempurnanya pemadatan.
1. Di bawah lapisan pasir tersebut, urugan yang dipakai adalah tanah jenis “silty clay” yang
bersih tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk, serta bahan batuan yang telah
dipecahkan (pecahan batuan tersebut maksimal 15 cm).
2. Pelaksana wajib melaksanakan pengurugan dengan semua bahan urugan yang keras atau
mutu bahan yang terbaik dan mengajukan contoh bahan yang akan digunakan untuk
mendapat persetujuan pengawas.
3. Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis-per lapis yang tidak lebih tebal
dari 15 cm (gembur) dengan alat-alat yang telah disetujui, seperti mesin penggilas getar,
atau alat tumbuk dimana standar kepadatannya dicapai pada kepadatan dimana kadar
airnya 95 % dari kadar air optimal, atau “dry density” nya mencapai 95 % dari dry
density optimal, sesuai dengan petunjuk pengawas.
4. Bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan yang
telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus digali keluar dan diganti
dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan kembali, sesuai dengan petunjuk
Pengawas, tanpa adanya biaya tambahan.
5. Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan pemadatan, tidak dibenarkan adanya
genangan air di atas tanah atau sekitar lapangan pekerjaan. Pelaksana harus mengatur
pembuangan air sedemikian rupa agar aliran air hujan atau dari sumur lain dapat
berjalan lancar, baik selama ataupun sesudah pekerjaan selesai.
6. Pelaksana bertanggung jawab atas stabilitas urugan tanah dan Pelaksana harus mengganti
bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian Pelaksana atau akibat dari
aliran air.
16
3.5 Pekerjaan Penyelesaian
1. Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan daerah
dari yang betul-betul seragam dan bebas permukaan yang tidak merata.
2. Seluruh lapisan akhir, harus benar-benar memenuhi piel yang dinyatakan dalam
gambar. Bila diakibatkan oleh penurunan, timbunan memerlukan tambahan meterial
yang tidak lebih dari 30 cm, maka bagian atas tersebut harus digaruk sebelum material
timbunan tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai
elevasi dan sesuai dengan persyaratan.
3. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisi/urugan,
seluruh puing-puing, reruntuhan dan sampah-sampah harus segera disingkirkan dari
lokasi.
17
BAB IV
PEKERJAAN BETON/BETON BERTULANG
2. Pelaksana harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan kesesuaian yang
tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi- instruksi yang
tidak memenuhi syarat harus dibongkar dan diganti atas biaya Pelaksana sendiri.
3. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan persyaratan dan
disetujui oleh pengawas, dan pengawas berhak meminta diadakan pengujian bahan-
bahan tersebut dan Pelaksana bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua
material yang tidak disetujui oleh pengawas harus segera dikeluarkan dari lokasi
proyek.
4.2 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, upah dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan beton/beton
bertulang yang terdapat dalam gambar rencana.
18
2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian- bagian
dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton.
4.4 Bahan-Bahan
4.4.1 Semen Portland
19
c. Pelaksana harus mengirim surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type,
kualitas dari semen yang digunakan.
d. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan
dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah
dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan
pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga
mengeras atau tercampur bahan lain, tidak boleh digunakan dan harus
disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh
dan terlindung baik dari pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan
dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman.
4.4.2 Agregat
a. Agregat untuk beton harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
- Spesifikasi agregat untuk beton” (ASTM C 33).
- SNI 03-2461-1991, Spesifikasi agregat ringan untuk beton struktur.
b. Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak melebihi:
- 1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan, ataupun
- 1/3 ketebalan pelat lantai, ataupun
- 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat-kawat, bundle
tulangan,atau tendon-tendon prategang atau selongsong-selongsong
1. Agregat Halus (Pasir)
a. Jenis dan syarat campuran agregat harus memenuhi syarat-syarat dalam
SNI 03-4804-1998.
b. Mutu Pasir
Butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung lumpur dan bahan-
bahan organis.
c. Ukuran
Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimal 2 % berat ; Sisa di atas ayakan 2 mm
harus minimal 10 % berat ; Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara
80% -90% berat.
2. Agregat Kasar (Koral/Batu Pecah)
a. Jenis dan syarat campuran agregat harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI
03-4804-1998
20
b. Mutu Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir-butir pipih
maksimal 20% berat ; tidak pecah atau hancur serta tidak mengandung zat-
zat reaktif alkali.
c. Ukuran Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat ; Sisa di atas ayakan
4 mm, harus berkisar antara 90 % - 98 % berat, selisir antara sisa-sisa
kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimal 60 % dan
minimal 10 % berat.
d. Penyimpanan Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian
rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
4.4.3 Air
a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton
serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum.
b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang di
dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam
agregat,tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.
c. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air di lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui apabila terdapat keragu- raguan mengenai
mutu air tersebut. Biaya pengujian contoh air tersebut untuk keperluan pelaksanaan
proyek ini adalah sepenuhnya menjadi tanggungan Pelaksana.
4.4.4 Pembesian dan Penulangan
a. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan SNI 2847-2002 pasal 9.
b. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga
bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab ataupun basah.
c. Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain. Apabila terdapat
karat pada bagian permukaan besi, maka besi harus di bersihkan dengan cara disikat
atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi, atau menggunakan bahan
cairan sejenis “Vikaoxy off” produksi yang telah memenuhi SII atau yang setaraf dan
disetujui Pengawas.
d. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap beton cor di
tempat yang akan digunakan; dan bahan yang diakui serta yang disetujui Pengawas.
21
Semua biaya sehubungan dengan pengujian tersebut di atas sepenuhnya menjadi
tanggungan Pelaksana.
e. Apabila baja tulangan yang digunakan telah distel di pabrik dan perlu penyambungan
yang berbeda antara penulangan di lapangan dengan ketentuan dari pabrik pembuat,
maka harus atas persetujuan Pengawas.
4.4.5 Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang digunakan harus tulangan ulir, kecuali baja polos Diperkenankan
untuk tulangan spiral atau tendon. Tulangan yang terdiri dari profil baja struktural,
pipa baja, dapat digunakan sesuai dengan persyaratan pada tata cara ini.
b. Pengelasan baja tulangan harus memenuhi “Persyaratan pengelasan struktural baja
tulangan” ANSI/AWS D1.4 dari American Welding Society. Jenis dan lokasi
sambungan las tumpuk dan persyaratan pengelasan lainnya harus ditunjukkan pada
gambar rencana atau spesifikasi.
c. Baja tulangan ulir (BJTD)
- Baja tulangan ulir harus memenuhi salah satu ketentuan berikut:
o Spesifikasi untuk batang baja billet ulir dan polos untuk penulangan beton”
(ASTM A 615M).
o Spesifikasi untuk batang baja axle ulir dan polos untuk penulangan
beton”(ASTM A 617M).
o Spesifikasi untuk baja ulir dan polos low-alloy untuk penulangan beton”
(ASTM A 706M).
- Baja tulangan ulir dengan spesifikasi kuat leleh fy melebihi 400 MPa boleh
digunakan, selama fy adalah nilai tegangan pada regangan 0,35 %.
- Anyaman batang baja untuk penulangan beton harus memenuhi “Spesifikasi
untuk anyaman batang baja ulir yang difabrikasi untuk tulangan beton
bertulang” (ASTM A 184M).
- Baja tulangan yang digunakan dalam anyaman harus memenuhi salah
satu persyaratan.
- Kawat ulir untuk penulangan beton harus memenuhi “ Spesifikasi untuk kawat
baja ulir untuk tulangan beton ”(ASTM A 496), kecuali bahwa kawat tidak boleh
lebih kecil dari ukuran D4 dan untuk kawat dengan spesifikasi kuat leleh fy
melebihi 400 MPa, maka fy harus diambil sama dengan nilai tegangan pada
22
regangan 0,35% bilamana kuat leleh yang disyaratkan dalam perencanaan
melampaui 400 MPa.
- Jaring kawat polos las untuk penulangan beton harus memenuhi “Spesifikasi untuk
jaring kawat baja polos untuk penulangan beton” (ASTM A 185), kecuali
bahwa untuk tulangan dengan spesifikasi kuat leleh melebihi 400 MPa, maka
fy diambil sama dengan nilai tegangan pada regangan 0,35 %, bilamana kuat
leleh yang disyaratkan dalam perencanaan melampaui 400 MPa. Jarak
antara titik-titik persilangan yang dilas tidak boleh lebih dari 300 mm pada
arah tegangan yang ditinjau, kecuali untuk jaring kawat yang digunakan sebagai
sengkang.
4.4.6 Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan
dalam SNI 2847-2002 Kawat polos untuk tulangan harus memenuhi "Spesifikasi untuk
kawat tulangan polos untuk penulangan beton” (ASTM A 82), kecuali bahwa
untuk kawat dengan spesifikasi kuat leleh fy yang melebihi 400 MPa, maka fy harus
diambil sama dengan nilai tegangan pada regangan 0,35%, bilamana kuat leleh
yang disyaratkan dalam perencanaan melampaui 400 MPa.
4.5 Adukan Beton
1. Sebelumnya, harus diadakan adukan beton percobaan “Trial Mix” yang sesuai dengan
yang dibutuhkan pada setiap bagian konstruksi. Pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum diperiksa dan disetujui Pengawas mengenai kekuatan/kebersihannya. Semua
biaya pengujian tersebut menjadi beban Pelaksana.
2. Mutu beton yang digunakan pada seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
perencanaan Struktur.
3. Pencampuran bahan dasar beton harus menggunakan takaran yang telah dikalibrasi.
Penakaran bahan dasar harus memenuhi ketelitian untuk semen dan air 1%, agregat
2% dan bahan aditive 3%. Ada dua cara pencampuran bahan dasar, yaitu berdasarkan
volume dan berat, untuk mutu beton kurang dari K250, pencampuran dapat dilakukan
berdasarkan volume bahan dasar. Beton mutu tinggi bahan dasarnya ditakar
berdasarkan berat. Pencampuran harus dilakukan dengan alat pencampur mekanis agar
didapatkan mortal yang homogen. Modifikasi campuran dilapangan berupa kebutuhan
penambahan air untuk meningkatkan konsistensi campuran harus selalu disertai
dengan penambahan semen setara dengan faktor air semen yang telah ditetapkan.
23
4.6 Cetakan dan Acuan
1. Pelaksana harus terlebih dahulu mengajukan gambar-gambar rencana cetakan dan
acuan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas, sebelum pekerjaantersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi
cetakan atau acuan, sambungan-sabungan dan kedudukan serta sistem rangkanya.
2. Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam SNI
03-2847-2002.
3. Acuan harus direncanakan agar dapat memikul beban-beban konstruksi dan getaran-
getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimal dari cetakan
dan acuan antara tumpuannya harus dibatasi sampai 1/400 bentang antara tumpuan
tersebut.
4. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar keamanan
konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan SNI 03- 2847-2002.
5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika
umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
- Bagian sisi balok 48 Jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
- Pelat beton 21 Hari
4.7 Pelaksanaan
4.7.1 Slump
Nilai yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal menyesuaikan
JMD dan disesuaikan terhadap mutu beton yang disyaratkan. Slump yang terjadi diluar
batas tersebut harus mendapatkan persetujuan Pengawas.
24
4.7.2 Penyambungan Beton dan Grouting
Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, maka permukaanya
harus dibersihkan dan dikasarkan terlebih dahulu. Cetakan harus dikencangkan kembali dan
permukaan sambungan disiram dengan bahan “Bonding Agent” untuk maksud tersebut dengan
persetujuan Pengawas.
4.7.3 Peralatan Pengadukan
Dalam pelaksanaan pembuatan beton harus digunakan alat pengaduk “Beton
Molen”.
25
7. Adukan tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada semen dan agregat
telah melampaui 1,5 jam; dan waktu ini dapat berkurang, bila pengawas
menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
8. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya
pemisahan material (Segresi) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan
alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus mendapat
persetujuan pengawas dan alat-alat tersebut harus bersih dan bebas dari sisa-sisa beton
yang mengeras.
4.9 Pemadatan Beton
1. Pelaksana bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna
pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat
beton yang padat tanpa perlu penggetaran secara berlebihan.
2. Pemadatan beton seluruhnya hars dilaksanakan dengan Mechanical Vibrator dan
dioperasikan oleh orang yang berpengalaman. Penggetaran dilakukan secukupnya
agar tidak terjadi Over Vibration dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran
dengan maksud untuk mengalirkan beton. Hasil beton harus merupakan massa yang
utuh, bebas dari lubang-lubang segresi atau keropos.
3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar
yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan
beton yang baik. Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan yang telah masuk
pada beton yang telah mulai mengeras.
26
5. Pelaksana utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada pihak
lain untuk memasang bagian/peralatan tersebut sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
6. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda
atau peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak
terisi beton, harus ditutupi bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah
pelaksanaan pengecoran beton.
4.11 Pemeriksaan/Pengujian Mutu Beton
1. Pengujian nutu beton ditentukan melalui sejumlah benda uji sesuai standar SNI 03-
1974-1990.
2. Beberapa ketentuan khusus yang harus diikuti sebagai berikut:
a. untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm, cetakan diisi
dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 32 kali
tusukan; tongkat pemadat diameter 10 mm, panjang 300 mm;
b. benda uji berbentuk kubus tidak perlu dilapisi;
3. bila tidak ada ketentuan lain konversi kuat tekan beton dari bentuk kubus ke bentuk
silinder, maka gunakan angka perbandingan kuat tekan seperti berikut:
- Daftar Konversi
Bentuk benda uji Perbandingan Kubus : 15 cm x 15 cm x 15 cm: Silinder : 15cm
x 30 cm, 15 cm = diameter silinder 30 cm = tinggi silinder pemeriksaan kekuatan
tekan beton biasanya pada umur 3 hari, 7 hari, dan28 hari; hasil pemeriksaan
diambil nilai rata-rata dari minimum 2 buah benda uji; apabila pengadukan
dilakukan dengan tangan (hanya untuk perencanaan campuran beton), isi bak
pengaduk maksimum 7 dm3 dan pengadukan tidak boleh dilakukan untuk
campuran beton slump.
4. Hasil pengujian dikeluarkan pada :
- saat benda uji berumur 3 – 7 hari
- saat benda uji berumur 14 hari
- aat benda uji berumur 28 hari
5. Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya terhadap biaya pengujian beton dan biaya
yang ditimbulkan akibat tidak dapat diterimanya mutu beton tersebut.
27
6. Pemeriksaan Lanjutan Pengawas dapat meminta pemeriksaan lanjutan yang dilakukan
dengan menggunakan Hammer test untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas
beton yang sudah ada. Biaya pekerjaan serupa ini sepenuhnya menjadi tanggungan
Pelaksana.
4.12 Pekerjaan Struktur
4.12.1 Keterangan Umum
1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (spesifikasi struktur) untuk
proyek ini, dibuat dengan maksud agar Konstruksi Struktur yang akan dikerjakan
memenuhi kualitas/persyaratan-persyaratan yang tertuang dalam spesifikasi
struktur ini, sebagaimana yang direncanakan/dikehendaki oleh Consultant Perencana.
2. Pelaksana berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan struktur sesuai
dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar struktur terlampir.
3. Di lain pihak, Pengguna Jasa/Pengawas lapangan berkewajiban untuk mengawasi
pekerjaan-pekerjaan Pelaksana agar sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan
gambar-gambar struktur terlampir.
4. Perubahan-perubahan terhadap spesifikasi struktur maupun gambar-gambar
struktur tanpa persetujuan Consultant Perencana sama sekali tidak diperkenankan.
5. Peraturan dan Standar Perencanaan berdasarkan:
a. Tata Cara Pembuatan dan Perawatan Uji Beton di Lapangan (SNI 03 -4010-
2013).
b. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non-Gedung tahun 2012 (SNI 1726-2012) & Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI-03-1726-2002).
c. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-
2002).
28
dengan petunjuk pengguna jasa/pengawas lapangan, termasuk di
dalamnya adalah pekerjaan galian untuk septictank, saluran-saluran dan
pekerjaan- pekerjaan lain sesuai gambar.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Galian tanah untuk septictank, saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya
harus sesuai dengan peil-peil yang tercantum di dalam gambar.
b. Apabila ternyata pengalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan,
maka Pelaksana harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan
bahan yang sejenis untuk daerah ybs.
c. Pelaksana harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas
dari longsoran-longsoran tanah di kiri-kanannya (bila perlu dilindungi oleh
alat-alat penahan tanah dan bebas dari genangan air) sehingga pekerjaan
pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi struktur.
Pemompaan, bila dianggap perlu harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak
mengganggu struktur bangunan yang sudah ada.
d. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian, dilakukan selapis demi
selapis, dan ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada
"Pekerjaan Urugan Kembali dan Pemadatan"
4.12.3 Pekerjaan Urugan Pasir
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh
hasil pekerjaan yang baik.
2. Persyaratan Bahan Pasir
a. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta
konsisten terhadap SNI 03-2847-2002.
b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabila dipandang
perlu, pengguna jasa/pengawas lapangan dapat minta kepada Pelaksana,
supaya air yang dipakai untuk keperluan ini diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah, atas biaya Pelaksana.
29
c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan pengguna jasa/pengawas
lapangan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis maksimum setiap lapis 5 cm
hingga mencapai tebal padat yang disyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan
dengan alat pemadat yang disetujui pengguna jasa/pengawas lapangan.
Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95 % dari
kepadatan optimum hasil laboratorium.
c. Tebal pasir urug minimum 10 cm padat atau sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar. Ukuran tebal dalam gambar adalah ukuran tebal padat.
d. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat
persetujuan pihak Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan.
32
6. Tiang-tiang yang rusak atau ditolak, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus
disingkirkan dari proyek.
7. Dalam hal diperlukan penyambung (follower), maka sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan yang berhubungan : Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas
yang berkepentingan untuk pekerjaan ini seperti jalan-jalan diproyek, tempat
penumpukan tiang, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap fasilitas-fasilitas
yang telah ada seperti pipa air, kabel telpon, kabel listrik, pipa gas, saluran-saluran
umum dan fasilitas-fasilitas lainnya baik yang berada dilokasi proyek maupun dilokasi
yang bersebelahan dengan proyek.
2. Pekerjaan yang termasuk : Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari hal-
hal berikut :
a. Penyediaan tiang pondasi dari beton precast
b. Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja
c. Pemancangan tiang pondasi.
d. Percobaan pembebanan tiang
e. Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan seperti yang
diminta oleh Engineer
f. Pemotongan kelebihan panjang dari tiang.
C. Standar-Standar
Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung.
3. SII 0192-83 : Mutu dan Cara Uji Elektroda Las Terbungkus Baja Karbon Rendah.
4. ASTM A-416 : Standard Specification for Uncoated Seven Wire Stress Relieved
Steel Strand for Prestress Concrete.
5. ASTM A-82 : Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire for Concrete
Reinforcement.
6. ASTM D-1143.81 : Standard Test Method for Piles Under
(Reapproved 1987) Static Axial Compressive Load.
7. ASTM D-3966.90 : Standard Test Method for Piles Under Lateral Loads.
33
8. ASTM D-3689.90 : Standard Test Method for Individual Piles Under Static Axial
Tensile Load.
D. Bahan-Bahan
Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan-persyaratan berikut :
1. Dimensi/Ukuran-ukuran :
Jenis tiang yang dipakai adalah Tiang Beton Precast Prestress dengan ukuran
40cm x 40cm dan 35m x 35cm persegi dan panjang seperti ditunjukkan pada
gambar-gambar struktur.
2. Beton
Mutu beton minimum yang dipakai adalah K250 (kubus), yang harus sudah
dicapai pada waktu pemancangan.
3. Penulangan dan prestressing strands :
Prestressing strands harus "uncoated, bright seven wire, stress relieved 270
ksi "sesuai ASTM A-416".
Spiral harus dibentuk dari "cold drawn bright steel wire" sesuai ASTM A-82
atau 6 mm U-24.
4. Peralatan Pemancangan
Sebelum pekerjaan dimulai, Kotraktor harus mengajukan data lengkap dari
peralatan yang akan dipergunakan, jadwal pemancangan dan prosedur
kerjanya termasuk mesin pancang dan peralatan yang akan digunakan di
lapangan.
Cara pemancangan yang dipakai harus tidak menyebabkan kerusakan pada
bentuknya. Hammer (pemukul) harus dipilih yang sesuai untuk type tiang
pancang dan sifat dari kekuatan tiang pancang tersebut.
Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan apakah memungkinkan
untuk penempatan peralatan pemancangan, pelaksanaan pemancangan dan
percobaan beban.
E. Pelaksanaan
1. Persiapan
• Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan pemancangan dari waktu
ke waktu apabila dianggap perlu. Untuk perubahan demikian tidak ada biaya tambah.
• Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang menerus dan tidak
terganggu.
• Kontraktor harus memancang tiap tiang pancang tepat pada ordinat yang telah
ditentukan pada dokumen pelaksanaan. Setiap koordinat tiang harus mendapat
persetujuan dari pengawas yang ditunjuk sebelum mulai pemancangan.
Tiang pancang ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan urutan kerja yang
telah direncanakan.
• Kontraktor harus berusaha agar semua perlengkapan siap pakai untuk menjamin
pemancangan tiang tepat pada lokasinya selama pemancangan.
F. Pemancangan Tiang
1. Penilaian dari kapasitas daya dukung.
2. Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai "final set" yang diijinkan oleh
pengawas yang ditunjuk. Pengukuran langsung dari set dan rebound harus
memberikan kapasitas tiang yang ekivalen dengan beban kerja yang disyaratkan. Set
harus ditentukan dilapangan. Set haruslah dibuktikan dengan dua percobaan. Nilai
konstanta yang akan dipakai untuk memodifikasi rumus akan ditaksir oleh Soil
Engineer setelah tiang pertama selesai dipancang dan setelah grafik rebound/set
diperoleh.
35
3. Posisi-posisi tiang.
Posisi-posisi tiang dan ketidak lurusan harus didata oleh Kontraktor dan diserahkan
kepada pengawas yang ditunjuk pada waktu berlangsungnya pekerjaan dan
persetujuan akhir diberikan oleh pengawas yang ditunjuk dalam waktu tiga hari
sesudah tiang yang terakhir selesai dipancang. Sampai persetujuan tersebut diberikan,
tak ada perlengkapan yang boleh dipindahkan; kecuali atas resiko Kontraktor sendiri.
4. Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat.
Apabila suatu tiang rusak pada waktu pemancangan, percobaan atau oleh sebab lain
atau salah letak atau gagal pada waktu percobaan beban, Kontraktor disyaratkan untuk
mengadakan penambahan tiang pada posisi yang ditentukan oleh Engineer sedemikian
sehingga akhirnya dihasilkan daya dukung yang sama.
5. Pendataan pemancangan tiang.
Kontraktor harus mengambil data dari setiap tiang yang dipancang dan dilengkapi
parap pengawas yang ditunjuk pada masing-masing data, setiap hari. Pemancangan,
set dan rebound dari setiap tiang harus mengikuti persetujuan Engineer. Data
pemancangan setiap tiang harus diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk dan
tembusan (copy)nya harus disimpan oleh Kontraktor.
6. Kepala Tiang
• Setelah pemancangan selesai dilaksanakan Kontraktor wajib untuk memotong
kelebihan panjang tiang pancang sedemikian rupa sehingga panjang stek tulangan
setelah pemotongan kepala tiang minimum 40 diameter tulangan tiang pancang
terbesar, sebagai pengikat ke-pur (pile cap).
• Setelah pemancangan selesai, kontraktor harus segera melanjutkan dengan
memeriksa level dan mencatat posisi-posisi tiang secara detail dan akurat serta
membandingkan dengan posisi yang dicantumkan pada gambar denah tiang.
Kontraktor harus menyediakan surveyor dilapangan untuk pekerjaan tersebut.
• Stek tulangan tiang setelah pemotongan kepala tiang (panjang minimum 40
diameter) harus dalam keadaan bersih, lurus dan baik.
• Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat kawat.
• Batas pemotongan kepala tiang harus tepat sesuai dengan petunjuk/gambar.
7. Sambungan tiang dan pengelasan :
• Kontraktor atau Pabrik pembuat tiang harus menyerahkan sistim sambungan tiang
untuk disetujui Engineer sebelum pemasangan di lapangan.
36
• Detail dari sambungan harus terdiri dari :
a. Sistim sambungan yang akan dipakai
b. Detail pengelasan dan mutu dari bahan pengelasan
c. Prosedur pengelasan
d. Kwalifikasi/kecakapan tukang las.
B. Persyaratan Bahan
1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan Perhitungan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).
2. Bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada pengawas lapangan untuk disetujui.
C. Pesyaratan Pelaksanaan
1. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang sub lantai
harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum, pemadatan dipergunakan alat
timbres.
2. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras,
bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat
mengurangi mutu pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimu
cm atau sesuai Gambar Kerja.
3. Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal min 5 cm atau sesuai
yang ditunjukkan dalam Gambar Detail dengan campuran 1 PC : 3 Pasir : 5
Koral.
37
4. Untuk pasangan di atas plat beton (lantai atas), plat beton diberi lapisan plester
(screed) campuran 1 PC : 3 Pasir setebal minimal 3 cm dengan memperhatikan
kemiringan lantai, terutama di daerah basah dan teras.
5. Sub lantai beton tumbuk di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-
benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah dan teras.
41
Tabel 2.1: Syarat ketebalan minimum selimut beton
KONDISI MINIMAL (mm)
1. Seluruh beton yang berhubungan langsung dengan tanah 50
2. Balok pondasi, pelat, pondasi, poer 50
3. Balok, kolom yang berhubungan atau terkena langsung 50
dengan cuaca 40
4. Balok, kolom yang tidak berhubungan atau tidak terkena
langsung dengan cuaca 40
5. Pelat, dinding beton/wall yang berhubungan/terkena
langsung dengan cuaca 25
6. Pelat, dinding beton/wall yang tidak berhubungan atau
tidak terkena langsung dengan cuaca 25
4.15 Bekisting
4.15.1 Umum
a. Semua bagian dari bekisting atau acuan atau cetakan pembentuk beton harus
direncanakan dan dilaksanakan sebaik mungkin dan sesuai dengan ketentuan
dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Pelaksana harus memberikan contoh
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan dalam waktu yang cukup longgar sebelum dilaksanakannya pekerjaan
pengecoran.
b. Semua bagian dari bekisting, atau cetakan pembentuk beton harus benar- benar
kuat dan kukuh, serta harus dilengkapi pula dengan ikatan-ikatan silang dan
penguat lainnya. Hal tersebut dimaksudkan agar supaya tidak terjadi adanya
perubahan bentuk sewaktu dilakukannya pekerjaan pengecoran, pemadatan dan
penggetaran beton. Bekisting yang dibuat dari kayu atau plywood kelas III harus
benar-benar dibuat sebaik mungkin serta dari kayu yang tahan cuaca.
c. Semua sambungan harus benar-benar cukup terikat dan rapat untuk menghindari
adanya kebocoran beton. Untuk menghindari melekatnya beton pada bekisting,
maka lapisan minyak yang tipis sekali atau bahan lainnya yang telah disetujui
Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan bisa dipergunaka untuk disapukan pada
permukaan bagian dalam dari bekisting sebelum bekisting tersebut dipasang dan
dilakukan pekerjaan pengecoran.
42
d. Dalam hal ini harus dijaga pula, bahwa besi tulangan beton tidak boleh sama sekali
terkena lapisan minyak tadi, ataupun lapisan penutup lainnya yang dapat
mempengaruhi daya lekat beton terhadap besi.
e. Diperbolehkan pula untuk mempergunakan pengikat besi atau besi pengisi sela pada
bagian dalam dari beton, tetapi hal tersebut harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Setiap bagian dari pengikat besi
atau besi pengisi celah tersebut yang nantinya akan tertanam pada beton, paling
sedikit harus 50 mm dari muka luar beton. Setiap lobang pada permukaan beton
yang disebabkan karena hal tersebut harus diisi segera dengan baik dan bersih pada
saat pembongkaran bekisting, dengan spasi semen atau hasil adukan yang sama
dengan adukan yang ada.
4.15.2 Pembongkaran Beksiting
a. Pembongkaran bekisting atau cetak pembentuk beton bisa dilakukan bahwa sebegitu
jauh hal tersebut tidak akan mengakibatkan dan menimbulkan kerusakan pada beton
yang ada.
b. Paling sedikit dibutuhkan waktu 3 (tiga) hari setelah pengecoran dapat dilakukan
pembongkaran bekisting, tetapi hal ini tidak di-haruskan. Pelaksana dapat melakukan
penundaan pembongkaran bekisting sampai mencapai kekuatan beton mencukupi.
Dalam hal ini Pelaksana harus bertanggung jawab penuh apabila sampai terjadi
adanya kerusakan atau cacat beton yang disebabkan oleh adanya pembongkaran
bekisting sewaktu beton masih belum cukup umur, ataupun pembongkaran bekisting
terlalu cepat sebelum waktunya.
c. Bekisting atau cetakan pembentuk beton yang dipakai pada lantai beton tergantung
harus dibiarkan pada tempatnya paling sedikit dalam waktu 14 hari setelah waktu
pengecoran. Lantai beton yang tergantung harus disangga penuh paling sedikit dalam
waktu 14 hari setelah pengecoran lantai beton diatas lantai yang sedang disangga
tersebut.
d. Apabila terjadi ataupun terdapat adanya lobang seperti keropos ataupun hal- hal lain
pada beton setelah dibongkarnya bekisting, maka Pengguna Jasa/Pengawas
Lapangan harus segera diberitahukan lebih dahulu akan haltersebut. Tidak
diperbolehkan untuk memperbaiki atau melakukan hal-hal lainnya kecuali telah
mendapat persetujuan dan ijin dari Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan terlebih
dahulu.
43
e. Setelah terselesaikannya semua pekerjaan struktur, maka semua bekisting atau
cetakan pembentuk beton serta penyangga-penyangga lainnya harus dibongkar
semuanya dengan mengingat semua persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya.
Akan tetapi hal tersebut harus mendapatkan pengarahan, serta persetujuan dari
Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
44
BAB V
PEKERJAAN DINDING
7. Bidang dinding Batako 1/2 (Setengah) batu yang luasnya lebih besar dari 9 m2
harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom/balok praktis) dengan ukuran
12 x 12 cm, dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 10 mm, beugel diameter 8
mm jarak 20 cm, jarak antara kolom maksimal 3.50 m atau sesuai gambar.
45
8. Pembuatan lubang pada pasangan Batako untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
9. Bagian pasangan Batako yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm, Jarak 40 cm,
yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang ditanam dalam pasangan Batako minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
10. Tidak diperkenankan memasang Batako yang patah dua melebihi dari 5 %. Batako
yang patah lebih dari dua tidak boleh digunakan.
11. Pasangan Batako untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
12. Pada bagian/daerah sekitar toilet, pantry dan lain-lain yang membutuhkan
penempatan barang-barang yang digantungkan pada dinding, maka di dalam
dinding bagian-bagian tersebut harus dipasang perkuatan yang dibuat dari besi
beton secara vertikal dan horisontal, yang dihubungkan/disambungkan dengan las.
13. Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui terlebih dahulu
oleh Pengawas mengenai tempat dan ukurannya.
14. Kelos-kelos yang dibutuhkan dapat ditanam dalam dinding-dinding dengan angkur.
15. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
harus mengganti tanpa biaya tambahan.
5.1.4 Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari pabrik
pembuat/produsen atau menurut uraian di atas.
2. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor
3. Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu.
4. Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka biaya
pengujian (dan pengulangan pengujian) tersebut adalah tanggung jawab
Kontraktor.
5.2 Pekerjaan Plesteran Dan Acian
5.2.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh dinding Batako
(termasuk dinding dalam shaft), kolom, dinding beton, rumah genset dan lain-lain seperti
46
yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan. Meliputi pembuatan sudut baik lengkung pada
kolom, sudut siku pada pertemuan dinding, sudut siku pada pertemuan komponen bangunan
dengan dinding. Meliputi pula pembuatan tali air pada dinding serta profil acian menonjol
pada dinding sesuai gambar.
5.2.2 Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam :
- NI - 2 – 1971 (Peraturan Standar Beton Bertulang Indonesia)
- NI - 3 – 1970 (Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan Indonesia)
- NI - 8 – 1974 (Peraturan Semen Portland Indonesia)
5.2.3 Bahan- bahan
1. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur
atau campuran-campuran lain sesuai dengan :
- NI - 3 pasal 14 (Standar Pasir )
- NI - 2 pasal 3.3 (Analisa Standar Campuran Beton)
2. Portland Cement
Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membantu
dan dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam NI-8. Jenis semen yang
dipakai dalam pekerjaan, yaitu merk Holcim, Indocement, Tiga Roda atau yang
setara.
3. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak,
asam, atau unsur-unsur organik lainnya.
5.2.4 Perencanaan
Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 air (volume)
Campuran Plesteran
1. Perbandingan campuran dan pengujiannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1 (satu)
minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
2. Plesteran dengan campuran 1 PC : 2 ps (volume) digunakan pada daerah-daerah
basah untuk kedap air. Pada daerah toilet setinggi dinding keramik dan setinggi
47
dinding Batako untuk daerah shaft serta daerah lainnya setinggi 20 cm dari lantai
dasar sebagaimana ditunjukkan Pengawas.
3. Daerah lain di luar yang disebutkan diatas (basah dan kedap air) menggunakan
campuran 1 PC : 4 ps.
4. Plesteran harus dicampur dengan bahan additive untuk mencegah keretakan yang
tidak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pengawas.
Mesin Pengaduk
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.
Bersihkan semua permukaan yang akan diplester dari bahan-bahan yang akan merusak
plesteran dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah
Pengawas, dengan tebal plesteran 20 mm dengan toleransi minimal 15 mm dan
maksimal 25 mm, kecuali ditentukan lain.
Pencampuran
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat dilaksanakan bila
ada ijin dari Pengawas.
Hasil
Hasil plesteran rata, tidak ditemukan retakan, bidang lurus, sudut sesuai gambar, tidak
keropos.
5.2.5 Pelaksanaan
Umum
1. Bersihkan permukaan dinding Batako dari noda-noda debu, minyak cat dan bahan-
bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar-benar siap untuk
dilakukan pekerjaan plesteran.
2. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan plesteran.
3. Bentuk screed/kepalaan sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang
permanen) untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar/rata,
contour dan profil-profil akurat.
4. Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan menjenuhkan
permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan air yang terlihat
tersebut telah lenyap/kering kembali.
5. Letakkan/tempelkan campuran plesteran selama 2.5 jam (maksimal) setelah proses
pencampuran, kecuali selama udara panas/kering, kurangi waktu penempatan itu
48
sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan yang bersifat sementara dari
plesteran.
6. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
7. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu
“kepala plesteran”.
Plesteran ke Dinding Batako Biasa
1. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak
lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut
harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
2. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (20 mm) dan diratakan dengan
roskam aluminium, kemudian basahkan terus selama 3 (tiga) hari.
3. Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan Batakoko berumur 2
(dua) minggu.
Plesteran Permukaan Beton
1. Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian pasangkan
plesteran sebelum acian mengering.
2. Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan plesteran dalam ketebalan/kerataan yang
disyaratkan dalam gambar.
3. Bilamana acian diperlukan, laksanakan sesuai ketentuan acian yang berlaku diatas.
Plesteran Interior
1. Pemasangan : Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan 7 mm.
Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
2. Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
3. Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya , dan tekan untuk
menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah lapisan pertama diletakkan, sikat
dengan hanya satu arah/cara, untuk membentuk ikatan mekanik bagi lapisan kedua.
Pada permukaan-permukaan vertikal, sikat secara horizontal.
4. Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan tekan untuk
menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan dasar pertama.
5. Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.
49
Plesteran Exterior
1. Pemasangan : Pemasangan lapisan dasar dengan ketebalan 10 mm. Ketebalan lapisan
finishing harus ditambahankan di atasnya.
2. Periksa/ukur ketebalan plesteran dari dasar bagian belakang yang rata.
50
BAB VI
PEKERJAAN LANTAI
6.1. Umum
6.1.1 Persyaratan
1. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond
dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan. Apabila
dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekkan
terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
6.1.2 Pelaksanaan
1. Tanah dasar terlebih dahulu harus dipadatkan dan diberi lapisan tanah pilihan padat
menurut ukuran yang telah ditentukan. Pemadatan tanah dilakukan dengan
penyiraman air.
2. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
3. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai yang
dipakai.
4. Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibatpengunci pintu, harus dibingkai
dengan aluminium yang direkatkan dengan silicone sealant.
5. Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.
6.2.Pekerjaan Lantai Keramik Polish
6.2.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, berikut step-nosing tangga.
51
6.2.2 Persyaratan Bahan
Jenis :
Keramik Polish
Keramik ukuran : 40X40, 30X30, 20x20, 20x25cm
Tipe :
1. Keramik 40x40, 30x30 cm
2. Keramik Step Nosing
Ketebalan Minimum : 12 mm atau sesuai gambar
Daya Serap : 1%
Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs.
Kekuatan Tekan : Minimum 900 kb per cm2
Daya Tahan Lengkung : Minimum 350 kg/cm2
Mutu : Tingkat 1 (satu), Extruded SingleFiring,
tahan asam dan basa.
Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-
3 pasal 33 D ayat 17 - 23
Bahan Pengisi : Semen Instan
Bahan Perekat : Semen Instan
6.2.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola keramik.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
3. Alas dari lantai keramik di atas plat beton struktur adalah lantai dari Semen Instan
dengan ketebalan minimal 3 cm atau lebih sesuai dengan gambar.
4. Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat seperti yang disyaratkan.
5. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
6. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-
benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah
basah dan teras/balkon.
7. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
52
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya. Kecuali
pemasangan keramik cutting tanpa naad.
8. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
9. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam
dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
10. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya
bertemu siku, lengkung dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama
pula.
11. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan dan diratakan agar
pasangan tidak turun/retak sewaktu menerima beban diatasnya.
12. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat
dan kotoran lainnya, kemudian dikasarkan agar adukan perekat melekat lebih
sempurna.
13. Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat
dengan bahan perekat.
14. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan
as pemasangan.
15. Naad keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air.
Warna perekat naad ini disesuaikan dengan warna keramik.
16. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik
dipasang.
17. Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan kuat
pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu
dari debu dan kotoran lain.
18. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan/air
semen.
19. Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
20. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga
bersih.
21. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring,
tidak bergelombang dan terpasang dengan kuat.
53
22. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-
bahan pembersih lunak yang ada di pasaran.
23. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja atau
bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
24. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa
bagian harus disediakan alur-alur expansion (expansion joint). Alur-alur expansion
ini harus diisi dengan bahan yang elastis/sealant dan mendapat persetujuan
Pengawas
6.2.4 Pengendalian Pekerjaan
1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, peraturan keramik Indonesia SNI.SO4-1989-F, SNI.SO6-1989-F dan
SNI.SO5-1989-F.
2. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4-1989-F, pasir dan air harus memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI.SO4-1989-F dan SNI.T15-1991-03 dan
ASTM.
3. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Pengawas.
6.3. Pekerjaan Lantai Keramik Anpolish
6.3.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, berikut border lantai bawah pintu dan step-
tile tangga.
6.3.2 Persyaratan Bahan :
Jenis : Keramik Anpolish.
Ukuran : 40x40 20x20cm Tipe :
1. Ketebalan Minimum : 20 mm atau sesuai gambar
Daya Serap : <0.05 %.
Kekerasan : Minimum 8 skala Mohs.
55
12. Permukaan lantai yang akan dipasangi homogenious tile harus dibersihkan dari debu,
cat dan kotoran lainnya, kemudian dikasarkan agar adukan perekat melekat lebih
sempurna.
13. Sewaktu homogenious tile dipasang, permukaan homogenious tile bagian belakang
harus terisi padat dengan bahan perekat.
14. Pola pemasangan homogenious tile disesuaikan dengan gambar, demikian juga
pengambilan as pemasangan.
15. Naad homogenious tile diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa serta
kedap air. Warna perekat naad ini disesuaikan dengan warna homogenious tile.
16. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah homogenious tile
dipasang.
17. Sewaktu pengisian naad ini, homogenious tile harus sudah benar-benar melekat
dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan
terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain.
18. Usahakan agar permukaan homogenious tile yang sudah terpasang tidak terkena
adukan/air semen.
19. Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
20. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga
bersih.
21. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring, tidak
bergelombang dan terpasang dengan kuat.
22. Bila masih diperlukan, Homogenious Tile harus dibersihkan dengan lap basah atau
bahan-bahan pembersih lunak yang ada di pasaran.
23. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja atau
bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
24. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa
bagian harus disediakan alur-alur expansion (expansion joint). Alur-alur expansionini
harus diisi dengan bahan yang elastis/sealant dan mendapat persetujuan
Pengawas.
56
6.3.4 Pengendalian Pekerjaan
1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
peraturan keramik Indonesia SNI.SO4-1989-F, SNI.SO6-1989-F dan SNI.SO5-1989-
F.
2. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4-1989-F, pasir dan air harus memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI.SO4-1989-F dan SNI.T15-1991-03 dan
ASTM.
3. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Pengawas.
57
BAB VII
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
7.1 Umum
7.1.1 Persyaratan
1. Pekerjaan pelapis dinding baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan
plesteran dinding selesai dikerjakan dan mencapai waktu seperti yang disyaratkan.
Apabila dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Pengawas.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekkan
terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
7.1.2 Pelaksanaan
1. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
2. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan pelapis dinding yang
dipakai.
3. Pemasangan bahan pelapis dinding dilakukan oleh tenaga ahli.
7.2 Pekerjaan Dinding Keramik
7.2.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik.
2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.
7.2.2 Persyaratan Bahan
Bahan Keramik Dinding :
Jenis : Anpolish
Ukuran : 20 x 30 cm
Tipe : Setara Roman 20 x 25 cm
Ketebalan : Minimum 12 mm
58
Bahan Pengisi Siar : Semen Instan
Bahan Perekat : Semen Instan
7.2.3 Persyaratan Bahan
1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, SNI.SO5 - 1989 - F dan SNI.SO6 - 1989 - F.
2. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
3. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis-operatif dari
pabrik sebagai informasi bagi Pengawas.
4. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Pengawas.
7.2.4 Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Dinding-dinding Batako, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari kotoran-
kotoran dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian permukaannya diplester
halus dengan 1 PC : 2 PC setebal 2 cm, menurut arah permukaan yang tertera
dalam gambar hingga rata dan tidak bergelombang.
2. Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan menggaruk
menyilang) agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat.
3. Keramik tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat setebal minimal 1 cm.
Dengan lebar naad sesuai dengan rekomendasi dari pabrik (kurang dari 2 mm). Naad
ini diisi dengan grouting hingga mencapai permukaan yang rata dan saling tegak
lurus. Kemudian dibersihkan dengan air keras.
4. Pada bagian-bagian sudut-sudut/pojok-pojok/tekukan-tekukan pendek, harus
dipasang bahan-bahan yang khusus dibuat untuk itu (tile acccessories).
5. Pada permukaan dinding beton/Batako merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekat Semen Instan, diaduk baik. Sehingga
mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
6. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
7. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai
petunjuk pabrik.
59
8. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai
jenuh.
9. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding: Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Lemari Gantung, bracket tv
dan lain-lain yang tertera di dalam gambar.
10. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar. Pada Toilet, Spoel Hoek
dan Janitor, keramik dipasang setinggi plafond.
11. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.
12. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar
lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan satu garis lurus.
13. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 3 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi
dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang
disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
14. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan grouting.
15. Tidak diijinkan adanya tali air atau ceruk pada dinding antara keramik dinding
dengan dinding.
60
BAB VIII
PEKERJAAN PLAFOND
8.1 Umum
8.1.1 Persyaratan
1. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang
terdapat di dalam langit-langit (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat
penggantung dan penguat langit-langit) siap dan selesai dikerjakan.
2. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh/sample untuk
disetujui oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Pengawas.
3. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
4. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana langit-
langit haruslah mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar
arsitektur hanya memuat tata letaknya saja.
8.1.2 Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh/sample bahan
penutup langit-langit dan harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana,
Pengawas dan Pemberi Tugas.
2. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang
langit-langit yang rata, datar dan tidak melengkung.
3. Pemasangan langit-langit harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu
pemasangan harus diganti.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap :
a. Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka langit-langit.
b. Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole).
c. Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung, sehingga
langit-langit menjadi bergelombang karenanya.
d. Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada langit-
langit di luar bangunan.
61
8.2 Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board
8.2.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan langit-langit
Gypsum board dengan rangka besi Metal Furing untuk rangka induk dan anak, yang dipasang
pada seluruh ruang-ruang lain atau yang disebutkan dalam gambar.
8.2.2 Pengendalian Pekerjaan
Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di dalam:
- NI - 5 - 1961
- NI - 0458 – 1961
8.2.3 Bahan-bahan
Gypsum Board
Gypsum board yang dipakai adalah dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 9 mm. Finishing
GRC Board dicat sesuai dengan Pasal PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya
tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.
Rangka Langit-langit
Rangka langit-langit menggunakan besi Metal Furing untuk balok induk dan untuk
balok anak.
Baja Penggantung
Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel agar seluruh sistem
langit-langit dapat tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem lainnya ikut
terpasang (mekanikal, elektrikal) dan sebagainya .
Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standard bagi
Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.
8.2.4 Pelaksanaan
Pekerjaan rangka langit-langit Gypsum Board
Rangka langit-langit Gypsum menggunakan rangka Metal Furing untuk balok induk
dan untuk balok anak dengan bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan
gambar dan harus sesuai tata cara dan teknis pemasangan dari pabriknya.
Batakong-Batakong Metal Furing untuk rangka langit-langit dipasang rata sesuai
ukuran yang telah ditentukan. Batakong Metal Furing yang dipasang dipasangan
62
Batako harus di fiser masuk dalam tembok sedalam 5 cm. Pada sambungan antar modul
dilas dan di sekru dan sebagainya yang telah diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak
ada bagian yang bengkok atau melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui
oleh Pengawas. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan atau
atap dengan menggunakan penggantung dari logam galvanized suspension / kawat seng
BWG 14 yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh
rangka dapat melekat dengan baik dan kuat pada pelat beton dan tidak dapat berubah-
ubah bentuk lagi. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan
rangka harus rata, lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan
Batakong-Batakong rangka harus saling tegak lurus. Rangka tersebut
mempertimbangkan beban mechanical electrical equipment yang terletak di plafon.
Pekerjaan langit-langit Gypsum Board
Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah Gypsum board dengan ukuran sesuai
dengan gambar. Gypsum board yang dipasang adalah Gypsum board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lain dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas.
Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu dan
setelah Gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus,
waterpas dan tidak bergelombang dan sambungan antara unit-unit GRC board harus tidak
kelihatan. Finishing Gypsum adalah cat, warna akan ditentukan kemudian.
Semua sambungan antar Gypsum board didempul dengan bahan tertentu sesuai tatacara
dan teknis dari pabrik. Sambungan Gypsum harus didempul dan compound sehingga rata
menutupi sambungan tanpa ada retakan.
8.3 Pekerjaan Langit-Langit GRC Board
8.3.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan langit-langit
GRC area dengan rangka Metal Furing untuk balok induk dan untuk balok anak, diarea kamar
mandi (daerah basah lainnya), di ruang yang berhubungan dengan elektrikal dan mekanikal,
dan pekerjaan lain yang sesuai dengan detail yang dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk
Pengawas.
8.3.2 Pengendalian Pekerjaan
Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di dalam:
NI - 5 - 1961
63
NI - 0458 – 1961
8.3.3 Bahan-bahan
GRC Board
GRC Board yang dipakai adalah dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 4 mm. Finishing
dengan dicat sesuai dengan Pasal PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya tahan
terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.
Rangka Langit-langit
Rangka langit-langit menggunakan rangka Metal Furing untuk balok induk dan untuk
balok anak. Jarak rangka rangka sesuai rekomendasi pabrik.
Baja Penggantung
Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel agar seluruh sistem langit-
langit dapat tetap rata permukaannya, setelah sistem-sistem lainnya ikut terpasang
(mekanikal, elektrikal) dan sebagainya.
Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standard bagi
Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.
8.3.4 Pelaksanaan
Pekerjaan rangka langit-langit Gypsum Wet Area
Rangka langit-langit gypsum wet area menggunakan rangka Metal Furing dengan
bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar dan harus sesuai tata cara dan
teknis pemasangan dari pabriknya.
Batakong-Batakong Metal Furing untuk rangka langit-langit dipasang rata sesuai ukuran
yang telah ditentukan. Batakong Metal Furing yang dipasang dipasangan Batako harus
di fiser masuk dalam tembok sedalam 5 cm. Pada sambungan antar modul dilas dan di
sekru dan sebagainya yang telah diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang
bengkok atau melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui oleh Pengawas.
Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan atau atap dengan
menggunakan penggantung dari logam galvanized suspension / kawat seng BWG 14 yang
dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat
melekat dengan baik dan kuat pada pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.
64
Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata,
lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan Batakong-Batakong rangka
harus saling tegak lurus.
Rangka tersebut mempertimbangkan beban mechanical electrical equipment yang
terletak di plafon.
Pekerjaan langit-langit Gypsum Wet Area
Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah gypsum wet area dengan ukuran
sesuai dengan gambar. Gypsum wet area yang dipasang adalah gypsum yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat- cacat lain dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas.
Gypsum wet area dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu
dan setelah gypsum terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas
dan tidak bergelombang dan sambungan antara unit-unit gypsum board harus tidak
kelihatan. Finishing gypsum wet area adalah cat emulsi untuk interior dan cat acrylic
untuk ekterior, warna akan ditentukan kemudian.
Pada tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel pada langit-langit yang dapat
dibuka, tanpa merusak gypsum dan sekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan/pemeliharaan instalasi Mekanikal-Elektrikal.
Semua sambungan antar gypsum wet area didempul dengan bahan tertentu sesuai
calsiboard. Didempul dan compound sehingga rata menutupi sambungan tanpa ada
retakan.
65
BAB IX
PEKERJAAN PENGECATAN
9.1 Umum
9.1.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain) dan peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan alat angkutnya (bila diperlukan),
ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar, uraian dan syarat teknis ini dan
perjanjian kerja. Semua pengecatan harus mendapat garansi tertulis (kartu garansi) dari
pabrikan. Untuk dinding luar dan plafond luar menggunakan cat emulsi acrylic khusus
eksterior. Sedangkan untuk dinding dalam menggunakan cat emulsi interior anti bakterial atau
cat emulsi interior biasa, dimana lokasi pengecatan disesuaian dengan gambar, untuk plafond
dalam menggunakan cat emulsi interior, warna ditentukan kemudian. Semua pekerjaan
pengecatan harus mendapat garansi dari pabrik. Untuk cat eksterior bergaransi 5 tahun.
9.1.2 Bahan-bahan
1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan
spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
2. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-hal
menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
a. Segel kaleng.
b. Test laboratorium.
c. Hasil akhir pengecatan
3. Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen untuk
diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
4. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan 1 contoh bahan yang
masih dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan plywood
ukuran 40 x 40 cm dengan teknik duco lengkap PVC edging di sudut – sudut sisi,
brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.
66
9.1.3 Pelaksanaan
Umum
1. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas
beserta ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk mendapatkan
persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti
harus disetujui oleh Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
3. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan
cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi
kualitas pengecatan dalam keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun
debu.
4. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan
untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat dan bahan yang bersangkutan.
Permukaan yang akan dicat harus benar-benar kering, bersih dari
debu, lemak/minyak dan noda-noda yang melekat.
5. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat
persetujuan dari Pengawas. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib
melakukan percobaan untuk disetujui Pengawas.
6. Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan di suatu tempat bila
ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
7. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka
Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Pengawas .
8. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
9. Dan atau sesuai teknis pelaksanaan dari pabrik pembuat Cat.
Teknis
1. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai dengan prosedur dan
teknik pengecatan dari pabrik pembuat. Dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi
urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup
minimal sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
67
bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas - bekas yang menunjukkan tanda-
tanda sapuan atau semprotan dan roller.
2. Kesiapan dinding dalam aplikasi cat harus didasarkan pada evaluasi pabrik cat
yang dipilih atau ditunjuk.
3. Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas. Penyemprotan hanya
diijinkan dilakukan bila disetujui Pengawas.
4. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang
menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana
ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi
yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
5. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan. Pekerjaan termasuk
penggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain
kering.
6. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan menggangu
pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan
yang tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggungan Kontraktor.
9.1.4 Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan percobaan
atas semua pekerjaan yang akan dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang
tidak disetujui Pengawas harus diulangi/diganti, atas biaya Kontraktor.
2. Pada waktu penyerahan, pihak pabrik dengan Kontraktor harus memberi
jaminan selama minimal 2 tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap
kemungkinan cacat karena cuaca warna dan kerusakan cat lainnya.
3. Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat yang telah
diberikan baik oleh pabrik maupun atas petunjuk Pengawas. Peralatan untuk
pengujian disediakan oleh Kontraktor.
4. Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.
5. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan
maka biaya pengujian/pengulangan pengujian merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
9.1.5 Pengamanan Pekerjaan
1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-pekerjaan lain,
maupun kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran
lainnya sampai cat tersebut kering.
68
2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat dengan
pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kusen-kusen dan sebagainya dengan
cara menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan pengecatan
berlangsung. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti
bahan yang rusak akibat pekerjaan pengecatan tersebut.
69
5. Plamuran dilakukan bilamana permukaan sudah sempurna, tidak terdapat retak -
retak dan dilakukan setelah ada persetujuan Pengawas.
6. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana
penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya.
7. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan- sentuhan selama 1 sampai 1.5 jam.
8. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam
kemudian.
70
Acrylic Emulsion untuk eksterior dan Emulsion untuk interior, dengan warna-
warna yang akan ditentukan kemudian.
9.3.3 Pelaksanaan
Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding tersebut, maka harus
diperhatikan permukaan plesterannya dari :
1. Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan, berdasarkan peil-peil
yang ditentukan.
2. Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai dengan pola yang telah
ditentukan.
3. Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil yang rata dan halus.
4. Permukaan acian telah berumur 14 hari atau sesuai dengan ketentuan pabrik.
5. Permukaan acian tidak lembab yang ditunjukkan oleh alat ukur khusus yang sesuai
dengan ketentuan pabrik.
6. Seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda-noda atau kotoran/debu.
7. Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester, maka
Kontraktor harus memeriksa apakah permukaan dinding sudah bersih dari noda,
seperti yang disyaratkan.
8. Setelah permukaan dinding siap untuk dicat, dilakukan pengecatan dengan lapisan-
lapisan sebagai berikut:
1 lapis Pelapis Primer / Basecoat Interior Sealer
3 lapis Cat Eksterior/Interior
9. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana
penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya dengan mutu
yang baik.
10. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-
sentuhan selama 1 sampai 1.5 jam. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang
paling sedikit selama 2 (dua) jam kemudian.
71
9.4.2 Ketentuan
Warna cat
Warna cat akan ditentukan oleh konsultan perencana berdasarkan contoh dan katalog
yang diajukan oleh pelaksana pekerjaan atau sesuai standar yang dimiliki oleh
bagian Logistik/Pemberi Tugas. Cat yang dipergunakan harus ramah lingkungan
dan tidak mengandung bahan-bahan berbahaya bagi manusia.
Peralatan
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan pengecatan ini, pelaksana pekerjaan
harus menggunakan peralatan dan peraturan pelaksanaan menurut
ketentuan atau rekomendasi yang dikeluarkan oleh pabriknya.
2. Pengecatan harus menggunakan alat semprot yang dilengkapi dengan
kompresor
3. Tatacara pengecatan harus ramah lingkungan dan tidak boleh
membahayakan manusia.
Penyerahan
Sebelum mulai pelaksanaan, pelaksana pekerjan harus menyerahkan:
1. Contoh dan katalog, data teknis dari bahan cat dan bahan-bahan lain yang
diperlukan guna pelaksanaan pekerjaan antara lain contoh bahan-bahan secara
lengkap, kartu warna, aturan, prosedur, peralatan yang harus dipakai serta data
teknis yang berisi keterangan sifat dan ketahanan bahan cat serta jaminan ramah
lingkungan dan ramah manusia.
2. Contoh pelaksanaan pekerjaan pengecatan dalam komposisi lengkap.
Keseluruhan ini diperlukan guna pemeriksaan dan persetujuan pelaksanaannya.
3. Surat garansi kualitas cat dan kualitas hasil pengecatan.
9.4.3 Bahan-bahan
Bahan/jenis cat
Bahan cat duco yang dipakai adalah dari produk dengan warna yang akan ditentukan
kemudian oleh konsultan perencana. Pemakaian jenis cat disesuaikan dengan
ketentuan yang tercantum di masing-masing gambar rencana. Cat tidak boleh
mengandung bahan yang membahayakan manusia/lingkungan.
Bahan penguat tepi sudut
Edging coat menggunakan PVC bening dengan prosedur tertentu sesuai dengan aturan
aplikasi.
72
Bahan dempul
Bahan dempul yang dipakai adalah jenis Polyester lengkap dengan bahan campuran
untuk pengenceran dari merk Sampolac, Danagloss, Impra atau merk lain yang setara
dan disetujui. Dempul tidak boleh mengandung bahan beracun/berbahaya seperti
timah, air raksa, dan sebagainya.
Peralatan kerja
Peralatan yang dipakai harus sesuai dengan teknis pelaksanaan pekerjaan serta yang
direkomendasikan oleh pabriknya.
9.4.4 Pelaksanaan
Persiapan
1. Semua bahan, peralatan dan penunjukan pemakaian/pelaksanaan yang
dikeluarkan dan pabriknya harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan dimulai.
2. Semua bidang permukaan yang akan dilapis cat harus dalam keadaan bersih,
kering serta rata dan datar.
Pelaksanaan pengecatan
1. Komponen dari logam/besi/plywood yang akan dicat duco harus sudah
dibentuk/dikerjakan permukaannya menurut ukuran, bentuk seperti tertera di
dalam gambar rencana.
2. Semua permukaan bidang yang akan dilapisi cat harus dalam keadaan halus,
bersih, kering serta rata atau datar
3. Permukaan yang tidak datar harus didempul terlebih dahulu dengan
menggunakan bahan dempul yang telah ditentukan dan dengan tatacara menurut
petunjuk dari pabriknya.
4. Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan aturan yang dikeluarkan dari
pabriknya, baik mengenai aturan pakai, tahapan maupun kondisi permukaan
bidang pengecatannya.
5. Prinsip dasar tahapan pengecatan pada permukaan logam/besi yang
menggunakan
cat adalah sebagai berikut :
Pembersihan permukaan bidang cat.
Dicat dasar.
Didempul dengan sanpolac dan diampelas, epoxy.
Dicat dasar.
Dicat akhir minimal 3 lapisan tebal lapisan cat minimal 3 mikron.
73
Hasil pengecatan harus rata dan halus serta kuat dan tahan terhadap
pengaruh cuaca atau keadaan sekelilingnya.
Hasil terakhir pengerjaan coating anti gores, dilakukan seperti disyaratkan
pada fabrikannya dan dikerjakan ditempat tertentu saja yang dijelaskan
dalam dokumen spesifikasi ataupun gambar.
Diperoleh permukaan yang rata, kuat dengan sisi sudut terlapisi PVC
edging.
74
BAB X
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
75
Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan sejenis
silikon sealant yaitu “Silicon Glazing Sealant”.
Contoh-contoh
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas contoh potongan kusen
aluminium dari ukuran 40 cm, beserta brosur lengkap dari pabrik/produsen.
Kontraktor harus membuat shop drawing untuk dikonsultasikan dengan Pengawas.
Penyimpanan dan Pengiriman
Penyimpanan harus diruang beratap, bersih, kering dan dijaga agar tidak terjadi abrasi
atau kerusakan lain serta tidak dekat dengan tempat pembakaran.
Aksesoris
Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather strip dari vinyl dan pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant.Angkur-angkur untuk rangka kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal
2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat
bergeser.
Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan kusen pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline
seperti beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari
laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti
asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya yang disetujui Pengawas.
Syarat lainnya
1. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
2. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
80
5. Daun Pintu
a. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
b. Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang serta tidak melintir.
10.2.4 Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Mutu bahan memenuhi persyaratan yang tertulis dalam buku ini serta ketentuan
teknis dalam brosur produk bahan tersebut.
2. Semua kaca yang terpasang tidak boleh terjadi retak tepi, akibat pemasangan list.
3. Kaca yang telah terpasang harus terkunci dengan sempurna dan tidak bergeser dari
sponing.
4. Pada saat terpasang, semua kaca tidak boleh bergelombang, apabila masih terlihat
adanya gelombang, maka kaca tersebut harus dibongkar atas biaya Kontraktor.
10.3 Pekerjaan Pintu Kayu
10.3.1 Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna. Semua jenis kayu harus kering oven.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu double plywood lapis plastic laminate
(HPL) seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
10.3.2 Persyaratan Bahan
Bahan Kayu
1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PPKI tahun
1961) dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu.
2. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
3. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12%-14%.
4. Untuk kayu yang dipakai adalah kayu Kamper dengan mutu baik, keawetan kelas I dan
kelas kuat I - II. Ukuran daun pintu yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi.
5. Daun pintu dengan konstruksi kayu solid dan lapisan cat duco di kedua sisi
pintu.Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar detail (kecuali ditentukan lain
dalam gambar).
Bahan Perekat
Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.
81
Bahan Panil Daun Pintu
1. Plywood ketebalan 4 mm produk dalam negeri.
2. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.
3. Pada sekeliling tepi daun pintu diberi Edging PVC
Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan plywood menggunakan lapisan Plastik laminated
(HPL) ketebalan 3 mm, mutu terbaik.
10.3.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau
cacat bekas penyetelan.
4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-
sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempatpekerjaan/pemasangan.
a. Daun Pintu
HPL yang dipasang pada permukaan plywood, adalah dengan cara dilem dan di-
press di workshop, tanpa pemakuan. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup
galvanized atas persetujuan Pengawas atau MK tanpa meninggalkan bekas cacat
permukaan yang tampak.
b. Lembaran plywood harus dipasang rata, tidak bergelombang dan merekat
dengan sempurna.
c. Permukaan plywood boleh di dempul.
82
10.4 Pekerjaan Daun Pintu Besi
10.4.1 Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar.
b. Pintu-pintu besi untuk ruang-ruang yang tersebut dalam gambar.
10.4.2 Bahan-bahan
a. Rangka besi siku.
b. Penutup dengan pelat besi 2 (dua) lapis, tebal 5.5 mm.
10.4.3 Pelaksanaan
a. Pemotongan besi siku untuk sambungan bersudut 45 derajat harus dilakukan dengan
sempurna dan rapi.
b. Penyambungan dengan pengelasan pada setiap sambungan harus mempunyai jarak +/-
2 mm. Pengelasan pelat besi siku sedemikian rupa agar tidak terjadi gelombang-
gelombang; sehingga permukaan pelat rata. Pengelasan/penyambungan ini harus
kuat, dengan menggunakan las listrik.
c. Bekas-bekas pengelasan harus dirapikan dengan gurinda atau alat lain, agar
didapatkan suatu permukaan yang rata.
d. Untuk mencegah terjadinya karat/korosi, sebelum difinish, baja siku atau pelat besi
harus dilindungi dengan cat meni besi yang telah disetujui Pengawas.
e. Penutup pintu besi difinish meni dan cat besi; warna akan ditentukan kemudian oleh
Pengawas.
f. Tinggi garis terendah pintu shaft adalah 100 cm dari permukaan lantai.
g. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan lain; jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
83
BAB XI
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN
85
BAB XII
PEKERJAAN ATAP BAJA
12.1 Umum
12.1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang
diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan pemasangan
tentang konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai
dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.
12.1.2 Pekerjaan Yang Berhubungan
1. Beton Bertulang.
2. Pekerjaan Lisplank.
3. Penutup Atap Zincallum Tanpa Sambungan.
4. Kanopi.
12.1.3 Standar
a. Bahan Konstruksi
• Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk
tujuan semua konstruksi dinuat atau di las harus baja karbon yang memenuhi
persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan
MK.
• Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las
harus dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A53 type E atau S.
• Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi
"American Institute of Steel Construction (AISC)" dan PPBBI Mei 1984.
• Spesifikasi Bahan:
- Rangka Atap Utama/Balok Kuda-Kuda: Circullar Hollow ∅10cm
- Rangka Gording Utama: Cannal 125x50x20
- Bracing : Besi siku 10x10x2.8
- Trekstang: SAG ROD ∅12 mm
- Ikatan angin besi beton ∅12 mm
86
Rangka Kanopi
- Rangka Utama: Circullar Hollow ∅10cm
- Rangka Gording Utama: Cannal 125x50x20
- Bracing : Besi siku 10x10x2.8
- Trekstang: SAG ROD ∅12 mm
Spesifikasi lain mengikuti detail gambar kerja struktur
b. Pengikat-Pengikat
• Baut-baut, mur-mur/sekerup-sekerup dan ring-ring harus sebagai berikut :
• Untuk sambungan bukan baja ke baja : Pengikat-pengikat harus dari baja karbon
yang memenuhi persyaratan ASTM A370 dan harus digalvani.
• Untuk sambungan baja ke baja : Pengikat-pengikat harus baja karbon yang
memenuhi persyaratan ASTM A325 dan atau : ASTM A490 dan harus terlapis
Cadmium.
• Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus
baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type
lainnya dari baja tahan korosi.
• Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
c. Bahan-Bahan Las
• bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding
Society" (AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).
• Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM
A36 atau A325.
• Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng
untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
• Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307
dan harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).
• Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu
bahan yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya
dan harus disertai sertifikat dari pabrik.
d. Peraturan-Peraturan Dan Standar Atau Publikasi Yang Dipakai
• Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat
dipakai harus dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini.
• Dalam hal ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan.
87
• Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Mei 1983.
• American Institute of Steel Construction (AISC) "Manual of Steel
Construction-7th Edition".
• American National Standards Institute (ANSI) : B27.265 Plain Washers".
• American Society for Testing and Materials (ASTM) specifications :
- "A 36 - 70a Structural Steel"
- "A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe"
- "A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware".
- "A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners.
- "A325 - 71a High Strength Bolts for/structural Steel Joint, Including
Sutiable Nuts and Palin Hardener Washers".
- A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for Structural Steel
Joints.
e. Contoh Bahan
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material, baja profil, kawat las, cat dasar/akhir dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan MK.
• Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk pemeriksaan/penerimaan material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site.
• Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
material yang telah disetujui di bengkel MK.
12.1.4 Pengiriman dan Penyimanan Bahan
a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang masih
bersegel dan berlebel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab
dan bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.
c. Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. • Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban
Kontraktor.
88
12.1.5 Perencanaan dan Pengawasan
a. Gambar kerja.
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambargambar
kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta
ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazimnya
diperlukan untuk fabrikasi.
b. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
c. Kelurusan.
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
d. Pemeriksaan dan lain-lain.
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi,
seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga
semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. MK mempunyai hak untuk
memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan
yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui MK. Setiap pekerjaan
yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan
bila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan segera.
12.1.6 Pelaksanaan
A. Pengelasan
1. Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.
2. 1.2 Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil yang memiliki
persiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.
3. Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik serta
tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang menetapkan
kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya.
4. Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat,
karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya.
5. Pengelasan konstruksi baja, hanya boleh dilakukan setelah dipersiksa bahwa
hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku untuk konstruksi itu.
89
6. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang
paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
7. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan
kotoran lainnya.
8. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu
harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam sebelum memulai
dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus
dibuang sama sekali.
9. Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari hujan
dan angin kencang.
B. Lubang-lubang baut
1. Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih
besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut.
2. Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat
bor.
C. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut :
1. Hanya diperkenankan satu sambungan.
2. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full penetration
butt weld.
D. Pemasangan percobaan/Trial erection
Bila dipandang perlu oleh MK, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak
cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh MK
dan pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan MK.
E. Pengecatan
1. Semua bahan konstruksi baja harus di cat.
2. Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Danapaints atau setara, dan pengecatan
dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di
dalam beton tidak boleh di cat.
90
3. Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strenghbolt permukaan baja tidak boleh di
cat.
4. Cat akhir adalah enamel paint buatan Danapaint atau setara dan pengecatan dilakukan
2 kali di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi
arsitektur.
5. Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang tertera pada gambar harus di
grout dengan bahan setara "Master Flow 713 Grout", dengan tebal minimum 2,5 cm.
Cara pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik.
F. Pemasangan akhir / final erection
1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau
ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada MK disertai usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut
harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.
Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK.
2. Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi
tanggungan kontraktor.
3. Meluruskan pelat dan besi siku atas bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara
yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan
"Waterproofing" yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh
para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang
berupa "piatfrom" atau jaringan ("net").
4. Setiap komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan
sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
5. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus
digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin.
6. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan
sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menanhan
beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.
91
7. Baut-baut, baut angkar, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar
detail.
8. Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
9. Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok,
balok penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh
setelah bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat
harus diberi adukan lambab/kerung yang tidak susut dan disetujui konsultan/MK.
10. Toleransi Penyimpanan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari
tinggi vertikal kolom.
G. Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Sebelum dilaksanakan pabrikasi/pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan
pada MK "Certificate Test" bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari
produsen/pabrik.
2. Bila tidak ada "Certificate test", maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas
baja profil, baut, kawat las di laboratorium.
3. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dari pengelasan dan tiap type dari
bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari prosedur dan
kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
4. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak :
5. Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak
lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visuil, bila
ditemukan halhal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan
standar AWS D 1.0.
6. Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh MK/ Konsultan harus dilakukan
test ultrasonic atau radiographic.
7. Syarat-Syarat Pengamanan Pekerjaan
• Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.
• Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
• Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan.
• Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
92
BAB XIII
PEKERJAAN ATAP BETON
13.1 Umum
Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan, namun sebelum dilaksanakan
harus dipresentasikan dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan yang akan dipakai.
13.2 Umum
1. Campuran beton sama seperti persyaratan lantai beton yang telah disyaratkan dalam
RKS Struktur.
2. Menggunakan bekisting multiplex harus berangka.
3. Menggunakan material beton yang sesuai dengan spesifikasi dalam RKS Struktur.
13.3 Persyaratan Pelaksanaan
1. Pada bagian bawah dari atap beton diberi pelindung panas dari bahan insulation
sedemikian rupa sehingga dapat menahan radiasi panas yang masih ke atap beton.
2. Sesudah atap beton mengeras, dilapisi lapisan dari Semen Instan untuk Screed
dengan kemiringan 1,5 % - 2 % disesuaikan dengan gambar dan petunjuk
Pengas.
3. Setelah uji coba selesai dan disetujui, atap beton dibersihkan dari kotoran dengan
menggunakan sikat kawat, diberi lapisan primer, kemudian diberi lapisan
waterproofing yang dilaksanakan sesuai RKS ini.
4. Diatas lapisan Wiremesh diberi lapisan bonding agent L-500 kemudian diberi
penguat/tulangan dari kawatayam, agar tidak terjadi retakan-retakan dan
pelindung/screed dari Semen Instan dengan ketebalan disesuaikan dengan gambar
serta diberi naad setiap m2. Kemiringanan screed 1,5 % - 2 % disesuaikan dengan
gambar dan petunjuk pengawas.
5. Apapun yang akan terjadi sesudah pekerjaan tersebut selesai, bilamana terjadi
kesalahan-kesalahan/kegagalan, menjadi tanggung jawab penuh Kontraktor.
13.4 Pekerjaan Penutup Atap
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan penutup atap dan pelindung
panas sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar atau petunjuk Tim Pengawas.
93
Bahan penutup atap harus mendapat surat garansi dari pabriknya. Semua yang
berpenutup atap, bawahnya diberi insulasi penahan panas.
Bahan Penutup Atap
Lihat RKS dan Gambar Struktur
Bahan Penutup Atap
1. Penutup atap memakai steel sheet (SPANDEK BAJA) 0.35 warna
2. Diproduksi, diperlakukan/digudangkan dengan cara khusus sesuai ketentuan
pabrik. Pemasangan harus dengan petunjuk dan rekomendasi dari pabrik.
3. Pemasangan harus dengan petunjuk dan rekomendasi dari pabrik.
4. Pemasangan atap harus dilaksanakan oleh ahli sesuai dengan petunjuk dan
rekomendasi dari pabrik.
5. Spesifikasi lain sesuai spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.
13.5 Talang Air
13.5.1 Pekerjaan Termasuk
Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja, bahan-bahan/barang barang,
peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan seperti yang tercantum didalam gambar-gambar. Drainase Atap terdiri dari talang
atap dan sistem penyaluran dari teras dak.
Kondisi Pembangunan/Konstruksi
1. Harus dilaksanakan oleh Ahli/Pakar yang mempunyai pengalaman didalam bidang
ini.
2. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti yang tercantum pada gambar- gambar.
3. Apabila pemasangan pada atap dan memerluka sparing, ini harus dengan persetujuan
Supervisor
4. Harus ada anti-rembes/anti-air /waterproofing supaya tidak bocor.
5. Pengujian/testing adalah tanggung jawab dan beban Kontraktor, dengan persetujuan
Supervisor.
13.6 Drainase Atap (Roof Drain) Pada Atap Dak
13.6.1 Pekerjaan Termasuk
Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja, bahan-bahan/barang barang,
peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan seperti yang tercantum didalam gambar-gambar.
94
13.6.2 Produk
Materi-materi/Bahan-bahan
1. Cast Iron (aluminium/steel/brass) yang disetujui oleh Supervisor.
2. Produk : Lokal atau setara yang sudah disetujui oleh Supervisor.
3. Circle/Plate : 100 mm diameter (garis tengah) atau seperti yang terlihat digambar-
gambar.
4. Kode-kode dan Standar-standar : PBVI 1982.103; SII. 0167-77
13.6.3 Kondisi Pembangunan/Konstruksi
1. Harus dilaksanakan oleh Ahli/Pakar yang mempunyai pengalaman didalam bidang
ini.
2. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti yang tercantum pada gambar-gambar.
3. Apabila pemasangan pada atap beton dan memerlukan sparing, ini harus dengan
persetujuan Supervisor
4. Harus ada anti-rembes/anti-air /waterproofing supaya tidak bocor.
5. Pengujian/testing adalah tanggung jawab dan beban Kontraktor, dengan persetujuan
Supervisor.
13.6.4 Pekerjaan Insulasi
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pengadaan dan pemasangan bahan, penyediaan alat
bantu dan tenaga serta kelengkapan lainnya untuk melaksanakan pekerjaan lapisan
insulasi yang berfungsi untuk mengurangi tingkat panas pada atap bangunan dan
dinding.
13.6.5 Bahan-bahan
Spesifikasi Bahan
1. Pelindung Panas menggunakan insulasi penahan panas.
2. Diproduksi, diperlakukan/digudangkan dengan cara khusus sesuai ketentuan
pabrik.
3. Pemasangan harus dengan petunjuk dan rekomendasi dari pabrik.
4. Pemasangan insulasi peahan panas harus dilaksanakan oleh ahli sesuai dengan
petunjuk dan rekomendasi dari pabrik.
5. Spesifikasi lain sesuai spesifikasi teknis dari pabrik
95
13.6.6 Contoh Bahan
1. Kontraktor wajib mengajukan contoh semua bahan, brosur lengkap dan jaminan
dari pabrik untuk disetujui Pengawas.
2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Pengawas sebanyak
minimal 2 produk yang setara dari berbagai merk kecuali ditentukan oleh
Pengawas.
Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan pelindung panas, rangka atap sudah rapi dan siku. Untuk
dinding harus rata kecuali disebutkan lain
2. Pengerjaan
a. Buka atau gelar produk insulasi penahan panas dari bubungan menuju ke talang
air pada bangunan.
b. Gunakan 3 atau 4 sekrup melewati lebar dari roll dan mengikat, dengan
menggunakan ukuran sekrup 25 mm dari ujung satu keujung lain dengan jarak
antar sekrup 430 mm dari pusat.
c. Lengkapi dengan sekrup ukuran 50 mm pada sambungan dan tambahkan plester
timah ukuran 72 mm pada bagian atas sambungan. (Lihat tabel cara
menyambung insulasi penahan panas pada Teknis dan Tatacara Pemasangan
dari pabrik pembuat).
d. Seluruh permukaan atap harus benar-benar terlapisi oleh “insulation” yang tidak
berlubang/bercelah. Semua insulasi harus terpasang dengan
baik.
e. Untuk insulasi dinding, insulasi di beri plepet dari besi plat. Ukuran, jenis
dan jarak pemasangan mengacu pada rekomendasi pabriknya.
Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-
bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Pengawas, baik mengenai
komposisi, kekuatan maupun aspek-aspek yang ditimbulkannya. Untuk itu
Kontraktor harus menunjukkan syarat rekomendasi dari lembaga resmi yang
ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.
2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Pengawas atas
tanggungan Kontraktor tanpa biaya tambahan.
96
3. Bila Pengawas memandang perlu pengujian dengan teknik yang telah
disetujui, maka segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk
terlaksananya pekerjaan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.
97
BAB XIV
PEKERJAAN UTILITAS
98
7. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
14.2 Bahan-Bahan
14.2.1 Umum
Untuk Sanitair dipakai jenis dan tipe yang sesuai dengan Tabel Spesifikasi Sanitair pada
gambar
14.2.2 Floor Drain
1. Bila tidak ditentukan lain dalam gambar untuk semua daerah basah harus dari jenis yang
terpasang pada lantai.
2. Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari noda-
noda semen dan tidak ada kebocoran.
14.2.3 Kitchen Sink
Untuk seluruh pantry, harus disediakan kitchen sink buatan lokal atau yang setara,
terbuat dari bahan stainless steel, lengkap dengan trap dan segala kelengkapannya. Kitchen
sink untuk pantry mempunyai “bowl tunggal” dengan lubang pembuangan ditengah.
14.2.4 Pekerjaan Washtafel
1. Washtafel keramik, lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam
brosurnya.
2. Washtafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak
ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
3. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
14.2.5 Pekerjaan Kloset
1. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah kloset keramik
warna akan ditentukan kemudian.
2. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat- cacat lainnya dan telah disetujui
Pengawas Lapangan.
99
3. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan- sambungan pipa tidak
ada kebocoran-kebocoran.
14.2.6 Perlengkapan Toilet
1. Di toilet-toilet publik, dimana ditunjukkan dalam gambar dipasang perlengkapan-
perlengkapan kran dinding merk ditentukan kemudian.
2. Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada cacat-cacat,
sudah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Letak pemasangan disesuaikan
gambar-gambar untuk itu dan cara- cara pemasangan mengikuti petunjuk-petunjuk
dari produsen seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang bersangkutan.
14.2.7 Pekerjaan Kran
1. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai dengan gambar plumbing
brosur alat-alat sanitary.
2. Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang
dipasang menempel pada dinding type yang sama. Kran-kran yang dipasang di
halaman harus mempunyai ulixsink diruang saji dan dapur disambung dengan
pipa leher angsa (extension).
3. Kran-kran harus sesuai dan dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku ,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar.
14.2.8 Contoh-contoh
1. Kontraktor diminta untuk memperlihatkan contoh-contoh bahan yang akan
dipakai kepada Pengawas untuk disetujui.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai pedoman/standar bagi
Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim ke lapangan oleh
Kontraktor.
14.3 Pemasangan
1. Kontraktor harus minta ijin kepada Pengawas tentang cara, waktu dan letak
pemasangan peralatan sanitair pada Toilet, Pantry dan lain-lain.
2. Pemasangan harus kuat, rapi dan bersih.
100
14.4 Pelaksanaan
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
Mekanikal dan Elektrikal, agar pekerjaan M&E tersebut tidak rusak. Jika terjadi
kerusakan, maka Kontraktor harus mengganti tanpa biaya tambahan.
14.5 Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Pengawas, baik mengenai komposisi,
kekuatan maupun aspek-aspek yang ditimbulkannya. Untuk itu Kontraktor harus
menunjukkan syarat rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut
sebelum memulai pekerjaan.
2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada pembuatan,
pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Pengawas atas tanggungan
Kontraktor tanpa biaya tambahan.
3. Bila Pengawas memandang perlu pengujian dengan teknik yang telah disetujui,
maka segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan
tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.
101
BAB XV
PEKERJAAN PENGGANTUNG, HANDLE, KUNCI
102
15.1.3 Syarat Pelaksanaan
Umum
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini. Bila ada kesalahan pemasangan karena kelalaiannya, maka kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
Teknis
1. Mekanisme kerja harus sesuai dengan gambar
2. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu, menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel.
3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel
tengah dipasang tidak lebih dari 60 cm (as) dari engsel atas ke bawah. Engsel bawah
dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas.
4. Penarik pintu (Door Pull) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.
5. Posisi “lock dan Latch” harus ditentukan dan diajukan kontraktor untuk disetujui
Pengawas.
6. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut
harus mengganti tanpa biaya tambahan.
15.2 Pekerjaan Handle, Kunci dan Aksesorisnya
15.2.1 Persyaratan Bahan-bahan
Pekerjaan ini meliputi penyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, untuk perlengkapan
handle daun pintu dan jendela, kunci, aksesoris dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
15.2.2 Persyaratan Bahan-bahan
Pintu
1. Handle dan Back Plate yang digunakan dari bahan stainless steel. Tipe handle yang
digunakan adalah tipe Lever Handle, Pull Handle dan Pull Ring.
2. Kunci-kunci yang digunakan dari bahan stainless steel. Tipe kunci yang digunakan
adalah tipe Cylinder dan Double Cylinder. Seluruh kunci yang digunakan harus
mempunyai Master Key.
3. Lockcase yang digunakan dari bahan stainless steel.
4. Kunci tanam (Flush Bolt) yang digunakan dari bahan stainless steel. Kunci tanam
ini digunakan untuk pintu double daun.
103
5. Door Closer yang digunakan dari bahan stainless Tipe yang digunakan adalah tipe
Hold Open Arm dan Normal Open Arm.
6. Perincian penggunaan masing-masing tipe handle, kunci dan akesoris di atas sesuai
dengan gambar detail.
Jendela
1. Rambuncis yang digunakan dari bahan stainless steel dengan warna yang sama
dengan rangka daun jendela.
2. Untuk daun jendela geser (sliding), rambuncis yang digunakan harus sesuai dengan
peruntukannya.
Contoh
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan-
persetujuan Konsultan Pengawas.
15.2.3 Persyaratan Pelaksanaan
1. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan ini. Bila terjadi kerusakan karena kelalaiannya, maka kontraktor
tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
2. Handle pintu dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
3. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas. Apabila hal tersebut
tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
4. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
5. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
6. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di
dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak, harus sesuai dengan Standar
Spesifikasi Pabrik.
7. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Pengawas.
15.2.4 Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Seluruh mekanisme perangkat pengunci ini harus bekerja dengan baik.
2. Dicoba dengan penguncian secara kasar dan halus.
104
3. Pemasangan backplate dan lockcase harus rata (tenggelam) di dalam panel pintu.
Semua Handle dan kunci harus mendapat surat garansi dari pabrik pembuat.
105
BAB XVI
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
16.1 Umum
1. Maksud dan tujuan dari spesifikasi ini adalah merupakan pedoman pelaksanaan pekerjaan
instalasi penerangan listrik yang lengkap dan siap pakai, termasuk penyedian material,
pemasangan, testing, dan pemeliharaan selama masa pemeliharaan.
2. Keterangan kecil yang tidak diterangkan dalam spesifikasi ini maupun dalam gambar akan
tetapi perlu untuk dilaksanakan untuk kesempurnaan pekerjaan secara menyeluruh
berdasarkan peraturan yang berlaku, maka hal ini dianggap sudah termasuk dalam
spesifikasi ini.
3. Pelaksana harus menyediakan seluruh material dan perlengkapan lainnya yang diperlukan
sesuai standard sehingga seluruh instalasi dapat beroprasi dengan sempurna.
4. Pelaksana harus menyediakan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat dapat dihubungi oleh
Pengawas Proyek.
5. Pelaksana harus mengganti material yang rusak atau yang tidak disetujui oleh pemberi
tugas/pengawas proyek, selama proyek belum diserahkan terimakan.
6. Pelaksana harus dapat bekerja sama dengan Pelaksana lainnya yang bekerja pada preoyek
ini.
7. Pelaksana harus mengganti atau memperbaiki bangunan yang rusak akibat pekerjaan
instalasi.
8. Segala sesuatu yang meragukan harus ditanyakan kepada pemberi tugas atau pengawas
lapangan.
16.2 Standar Pelaksanaan
Standard dan referensi yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik 1977 (PUIL).
2. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 02/P/M/Pertamben/1983, tanggal 3
Nopember 1983; tetang Standard Listrik Indonesia
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 023/PRT/1978;tentang
Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).
4. SNI-03-7015-2004 Tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan
5. Juga dijadikan Standard pegangan antara lain adalah:
106
AVE Belanda
VDE Jerman
British Standard Associates
USA Standard
JIS
16.3 Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan serta pengujian seluruh material listrik sesuai dengan
gambar dan spesifikasi ini.
16.4 Spesifikasi Teknis
A. Instalasi Kabel Power
1. Kabel power adalah kabel antar panel yang dipasang di bawah tanah atau dibawah lantai
atau di atas plafon.
2. Untuk pemasangan dibawah tanah harus ditanam dengan kedalaman minimal 80
cm dengan konstruksi lebar galian paling bawah minimal 30 cm dan di atas kabel harus
ditimbun pasir setebal 15 cm dan dilanjutkan pelapisan dengan batu bata dan tanah
timbunan. Pemasangan batu bata melintang atau 10 buah permeter lari.
3. Pada rute tertentu harus diberi tanda AWAS KABEL untuk keamanan.
4. Untuk pemasangan di bawah lantai atau jalan, kabel harus dimasukkan kedalam
pipa sparing yang sesuai, sedangkan untuk diatas plafon dapat diklem pada rangka
plafon atau rak.
5. Jika terjadi persilangan dengan pipa air atau parit atau kabel lainnya, maka kabel juga
harus dimasukkan ke dalam pipa sparing yang sesuai.
6. Jari-jari belokan pada kabel minimal 10 kali diameter terluar dari kabel dan koneksi
dibuat sekokoh mungkin.
107
4. Setiap breaker harus diberi tanda nomor atau group untuk memudahkan dalam
pengoperasian.
6. Pada setiap panel ditempelkan wiring diagram panel serta wiring diagram yang
berhubungan dengan input power.
C. Pertanahan
1. Setiap peralatan yang terbuat dari bahan metal atau yang bersifat konduktor harus
dihubungkan sistem-sistem pentanahan, begitu juga konstruksi baja tower harus
ditanahkan yang disatukan dengan pentanahan penangkal petir.
2. Armor kabel harus dihubungkan dengan sistem pentanahan.
3. Tahanan tanah untuk sistem pentanahan instalasi listrik maksimal 5 ohm.
4. Seluruh sistem pentanahan harus terhubung satu sama lainnya.
7. Elektroda pentanahan ditanam minimal sampai kedalaman 6 M.
109
Dilakukan untuk memastikan tidak ada kelainan pada peralatan yang telah dipasang
sehingga siap untuk dioperasikan.
4. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan sebelum pelaksanaan, sedang pelaksanaan dan setelah pelaksanaan
dilakukan
16.7 Lain-Lain
Kontraktor harus berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan guna menghindari terjadinya
kecelakaan baik terhadap orang, peralatan maupun material. Jika pada suatu saat peralatan atau
material ditempatkan pada suatu tempat yang bersifat sementara, maka tempatnya harus jauh dari
lalu lintas, jauh dari sumber-sumber yang dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan dan cacat
pada peralatan maupun material tersebut.
110
BAB XVII
PEKERJAAN FINISHING
17.1 Umum
1. Maksud dan tujuan dari spesifikasi ini adalah merupakan pedoman pelaksanaan pekerjaan
finishing yang lengkap dan siap pakai, termasuk penyediaan material, pemasangan,
testing dan pemeliharaan selama masa pemeliharaan.
2. Keterangan kecil yang tidak diterangkan dalam spesifikasi ini maupun dalam gambar akan
tetapi perlu untuk dilaksanakan untuk kesempurnaan pekerjaan secara menyeluruh
berdasarkan peraturan yang berlaku, maka hal ini dianggap sudah termasuk dalam
spesifikasi ini.
3. Pekerjaan / hasil yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan keselamatan kerja.
4. Pelaksana harus menyediakan seluruh material dan perlengkapan lainnya yang diperlukan
sesuai standard sehingga seluruh instalasi dapat beroperasi dengan sempurna.
5. Pelaksana harus menyediakan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat dapat dihubungi
oleh pengawas proyek.
6. Pelaksana harus mengganti material yang rusak atau yang tidak disetujui oleh pemberi
tugas/pengawas proyek, selama proyek belum diserah terimakan.
7. Pelaksana harus dapat bekerja sama dengan Pelaksana lainnya yang bekerja pada
proyek ini.
8. Pelaksana harus mengganti atau memperbaiki bangunan yang rusak akibat pekerjaan
instalasi.
9. Segala sesuatu yang meragukan harus ditanyakan kepada pemberi tugas atau pengawas
lapangan.
111
17.2 Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan serta pengujian seluruh material, baik utama maupun
pendukung sesuai dengan gambar dan spesifikasi ini hingga dapat beroperasi dengan baik.
17.3 Spesifikasi Teknis
A. Koordinasi Pekerjaan
1. Semua pekerjaan yang berkaitan dengan pekerja ini dan dilakukan oleh pihak lain, maka
Pelaksana harus memberikan data-data ukuran dan gambar pekerjaan ini kepada pihak
tersebut.
2. Gambar rencana dan spesifikasi ini merupakan satu kesatuan yang saling mengikat. Bila
terjadi gambar dan spesifikasi tidak sama, maka yang menjadi pedoman adalah spesifikasi
ini
3. Gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum, sedangkan pemasangan / pekerjaan
finishing harus memperhatikan kondisi lapangan.
4. Sebelum pekerjaan dimulai, maka kontraktor harus mengajukan gambar kerja (shop
drawing) kepada pemberi tugas dan pengawas lapangan untuk mendapatkan persetujuan
dengan terlebih dahulu mempelajari pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan
Finishing.
5. Kontraktor harus membuat gambar hasil pelaksanaan (as build drawing),
menyerahkan buku instruksi pengoperasian dan petunjuk pemeliharaannya.
112
17.5 Pengujian dan Pemeriksaan
Kontraktor harus melaksanakan pemeriksaan dan pengujian seluruh peralatan dan material
finishing yang digunakan sehingga sistem dapat beroperasi dengan sempurna, yang
meliputi:
1. Pemeriksaan Finishing
Kontraktor harus melaksanakan pemeriksaan dan pengujian seluruh peralatan dan meterial
finishing yang digunakan sehingga sistem dapat terpasang dengan sempurna
113
BILL OF QUANTITY (BOQ)
JUDUL : BILL OF QUANTITY (BOQ) KANTOR UPT KPH WILAYAH LANDAK
KEGIATAN : PENGELOLAAN RENCANA TATA HUTAN (KPH) KEWENANGAN PROVINSI
SUB KEGIATAN : PENYEDIAAN DAN PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA OPERASIONALISASI KPH
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR UPT KPH WILAYAH LANDAK
LOKASI : KAB. LANDAK
1 2 3 4 5 6 7
I PENERAPAN SMKK
1 Penyiapan RKK, RKPPL, dan RMLLP
a Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja - 2 Set Rp -
b Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP) - 20 Lb Rp -
2 Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan
a Pengarahan K3 (safety briefing): - 1 Org Rp -
b Pelatihan K3; - 1 Org Rp -
c Simulasi K3 - 1 Org Rp -
d Spanduk (banner); - 1 Lb Rp -
e Poster; - 1 Lb Rp -
f Papan Informasi K3. - 1 Bh Rp -
3 Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
a Tali Keselamatan (Life Line); - 1 Ls Rp -
b Penahan Jatuh (Safety Deck); - 1 Ls Rp -
c Topi Pelindung (Safety Helmet) 20 Bh
d Pelindung Mata (Goggles,Spectacles) 20 Psg
e Pelindung Telinga (EarPlug,EarMuff) 20 Bh
f Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker) 20 Bh
g Sarung Tangan (Safety Golves) 20 Psg
h Sepatu Keselamatan (Safety Shoes):umtuk Staf 20 Psg
i Rompi Keselamatan (Safety Vest) 20 Bh
TOTAL Rp -
Jenis Pekerjaan : Pengadaan Tiang Pancang uk.20 x 20 x 6 m, 4 D 13mm, K400
Satuan Pekerjaan : M'
C. Peralatan
1. Pile Hammer Jam 0.057 -
Jumlah Harga Peralatan -
D. Jumlah Harga (A + B + C) -
E. Overhead & Profit -
F. Harga Satuan Pekerjaan (D + E) -
Penebangan Pohon
Harga Jumlah
Satuan Harga
No Uraian Kode Satuan Koefisien
(Rp) (Rp)
A TENAGA
Pekerja Jam 3.500 Rp -
Mandor Jam 0.350 Rp -
Oprator Jam 3.500 Rp -
Pembantu Oprator Jam 3.500 Rp -
Sopir Jam 3.500 Rp -
Pembantu Sopir Jam 3.500 Rp -
JUMLAH TENAGA KERJA Rp -
B BAHAN
JUMLAH HARGA BAHAN
C PERALATAN
Excavator Jam 1.200 Rp -
Dump Truck Jam 0.285 Rp -
JUMLAH HARGA ALAT Rp -
D Jumlah (A+B+C) Rp -
E Overhead & Profit x D (maksimum) Rp -
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) Rp -
A.2.2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN
A.2.2.1.4. Pengukuran dan Pemasangan 1 M' Bowplank
Harga Satuan
NO Uraian Kode Satuan Koefisien Jumlah Harga (Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja OH 0.1000
Tukang Kayu OH 0.0100
Kepala Tukang OH 0.0100
Mandor OH 0.0050
Jumlah Tenaga Kerja
B BAHAN
Kayu Balok 5/7 Klas III m3 0.0120
Paku 2-5" kg 0.0200
Kayu Papan Klas III (campuran) m3 0.0035
A TENAGA
Pekerja OH 0.3500
C PERALATAN
Jumlah Harga Alat
D Jumlah (A+B+C)
E Overhead & Profit ( X D)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E)
A.4.1.1. PEKERJAAN BETON
A.4.1.1.4 Membuat 1 M3 lantai kerja Beton Mutu f'c = 7,4 Mpa , Slump (3 - 6) cm, w/c = 0,87
Harga Satuan Jumlah Harga
NO Uraian Kode Satuan Koefisien
(Rp) (Rp)
A TENAGA
Pekerja OH 1.2000
Tukang batu OH 0.2000
Kepala Tukang OH 0.0200
Mandor OH 0.0600
Jumlah Tenaga Kerja
B BAHAN
Semen Portland Kg 230.0000
Pasir Beton M3 0.6379
Batu Pecah 2 - 3 cm M3 0.7607
Air - liter 200.0000
Jumlah Harga Bahan
C PERALATAN
Jumlah Harga Alat
D Jumlah (A+B+C)
E Overhead & Profit ( X D)
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E)
A.4.5.1.12 Memasang 1 M2 Langit Langit GRC Board Uk. 120 x 240 cm, Tebal 4 mm
Harga Satuan Jumlah Harga
NO Uraian Kode Satuan Koefisien
(Rp) (Rp)
A TENAGA
Pekerja OH 0.1000
Tukang OH 0.0500
Kepala Tukang OH 0.0050
Mandor OH 0.0050
Jumlah Tenaga Kerja
B BAHAN
GRC Board Tebal 4 mm Lbr 0.3640
Paku GRC Kg 0.1100
C BAHAN KAYU
1 Kayu Cerucuk Ø 8-10 panjang 4 m Btg
2 Kayu Papan Mal M3
3 Papan Kayu Kelas I (Ketam) M3
4 Papan Kayu Kelas II (Ketam) M3
5 Papan Kayu Kelas III (Ketam) M3
6 Kayu Balok 5/7 Klas III M3
7 Gypsum Profil List Plafond / Cornice M1
8 Gypsum Board Tebal 4 mm Lbr
9 GRC Board Tebal 4 mm Lbr
10 Plywood Lbr
11 HPL Lbr
12 Multiplek 9 mm Lbr
13 Multiplek 12 mm
D BAHAN CAT
1 Cat Dasar Kg
2 Cat Watershield Kg
3 Meni Besi Kg
4 Dempul Kg
5 Plamur Kg
6 Kuas BH
F BAHAN ATAP
1 Zincalume Color tanpa Sambung M2
2 Seng Gelombang BJLS 0,20 M2
3 Seng Gelombang BJLS 0,30 M2
4 Seng Plat BJLS 0,20 M2
F BAHAN KERAMIK BH
1 Keramik 40 x 40 cm Polished BH
2 Keramik 40 x 40 cm Unpolished BH
3 Keramik 20 x 20 cm Unpolished BH
4 Keramik 20 x 25 cm BH
G BAHAN LISTRIK
1 Saklar Tunggal BH
2 Saklar Ganda BH
3 Stop Kontak BH
4 Lampu LED BH
5 Fitting Lampu BH
6 MCB BH
7 Kabel Roll
GAMBAR KERJA
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
GEDUNG KANTOR UPT
UPT KPH
KPH
WILAYAH LANDAK
DISUSUN OLEH PT.GUBAHREKA KSO PT.VISIPRANA
DINAS LINGKUNGAN
DAN KEHUTANAN
PEMERINTAH PROVINSI
KALIMANTAN BARAT
4.343
20.000
6.000
3.000
0.657 6.000
4.000
3.001
TOILET
T A
TOILE WANIT
PRIA 05
FFL -0.
05
FFL -0.
PANTRY
3.995
I
R. SEKS
I
R. SEKS
I
R. SEKS
2
1
2
3
3.000
11.000
GUDANG
BARANG
GUDANG SITAAN
BARANG L
NA
OPRASIO
STAFF
RUANG
TOILET
05
FFL -0.
TAMU
RUANG
12.478
RUANG
3.000
KEPALA
39.457
TAMU
RUANG
3.000
RAPAT
RUANG
TERAS
1.371
05
FFL -0.
39.752
1.522
4
3.000
3
1.371
14.084
14.386
6.000
3.000
6.000
20.061
4.405 0.657
SKALA
JL. ST
ADION
PATIH
GUMA
NTAR
SITEPLAN KPH LANDAK
1 : 200
UPT KPH WILAYAH LANDAK
EKSTERIOR
EKSTERIOR
EKSTERIOR
INTERIOR
INTERIOR
INTERIOR
500 1000
250 250 100 200 400 200 100
250
500
500
500
500
250
250
150 200 150 200 300 300 200
500 1000
KETERANGAN : KETERANGAN :
PONDASI 50 X 50 X 40 PONDASI 100 X 50 X 40
BETON K 250 BETON K 250
800
TANAH URUG TANAH URUG
1400
400
400
PONDASI PLAT TEBAL PONDASI PLAT TEBAL
40 CM 40 CM
150 50
150 50
LANTAI KERJA 5 CM LANTAI KERJA 5 CM
6000
MINI PILE 20/20 MINI PILE 20/20
FFL -12.00
500 1000
200 100
200
300
1000
1000
400
300
100 200
200
KETERANGAN :
PONDASI 100 X 100 X 40
200 300 300 200
BETON K 250
DENAH PONDASI P3
800
TANAH URUG
PEDESTAL 40/40
1400
400
LANTAI KERJA 5 CM
PASIR URUG 15 CM
6000
1000
POTONGAN 2 [P3]
TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN LAPANGAN
300
300
500
500
150 150
250 250
400
400
400
500
500
200 200 200 200
250 250
T = 12 MM
300
250
110
110
110
200
PLAT BAJA
2 CM
110 110 110 200 250
300
KOLOM PRAKTIS 11/11 BALOK PRAKTIS 11/11 BALOK LATEI 11/11 KOLOM 30/30 KOLOM 25/25
300
250
1400
350
1400
1050
250
350
250
250 250
300
5650
2850
SKALA 1 : 20 SKALA 1 : 20
750
300
500
525
3000
1500
2100
1050
1600
1400
300 300 300
750
525
300
300
300
300 300 300 300 300 300
250
1325
1250
250
875
4650
2000
4500
2000
3500
1750
1325
1250
875
250
250
250 250 250 250 250 250
400
400
SLOOF 20/40 P = 2.50 M POTONGAN A - A
3000
750 1500 750 200
400
400
SLOOF 20/40 P = 3.00 M POTONGAN A - A
4000
1000 2000 1000 200
400
400
SLOOF 20/40 P = 4.00 M POTONGAN A - A
4500
1250 2000 1250 200
400
400
300
300
300
300
BALOK 15/30 P = 2.00 M POTONGAN A - A BALOK 15/30 P = 2.00 M POTONGAN A - A
6000
TUMPUAN LAPANGAN
750 1500 1500 1500 750 250 250
400
500
500
SLOOF 25/50 P = 6.00 M POTONGAN A - A POTONGAN B - B
6000
TUMPUAN LAPANGAN
750 1500 1500 1500 750 250 250
400
500
500
RING BALOK 25/50 P = 6.00 M POTONGAN A - A POTONGAN B - B
2500
625 1250 625 200
400
400
RING BALOK 20/40 P = 2.50 M POTONGAN A - A
3000
750 1500 750 200
400
400
RING BALOK 20/40 P = 3.00 M POTONGAN A - A
4000
1000 2000 1000 200
400
400
RING BALOK 20/40 P = 4.00 M POTONGAN A - A
4500
1250 2000 1250 200
400
400
SLOOF 20/40
WIREMESH M6
SPESI 2 LAPIS
KERAMIK 40/40 CM
SPESI 300 MM
WIREMESH M6 2 LAPIS
PASIR URUG 5 CM
GUDANG
BARANG
OERASIONAL
TIMBUNAN
KERAMIK 40/40 CM
D
704
4
1410
706
3
2822
2822
706
2
1412
706
1
UP
1511 1511
3023
DENAH TANGGA I
SKALA 1 : 20
KETERANGAN :
KERAMIK 30 x 30 UNPOLISHED
HOLLOW 40/40 3223
200 925 985 914 200
HOLLOW 60/40
HOLLOW 70/70
495
495
388
1781
1781
886
SLOOF 20/40
400
498
400
1125 985 1114
3223
POTONGAN A - A
SKALA 1 : 20
HOLLOW 40/40 3223
200 925 985 914 200
HOLLOW 60/40
HOLLOW 70/70
495
495
388
388
1781
1781
124 124 124 124
SLOOF 20/40
400
498
400
906 706 706 906
3223
POTONGAN B - B
SKALA 1 : 20
1100
200 400 500
300
300
160
300
160
160
850
1250
300
3
300
400
900
300
1
UP CERUCUK
850 850
1700
1100
KETERANGAN :
KERAMIK 30 x 30 UNPOLISHED
TYPE
QUANTITAS
D1 3 Units D2 6 Units
KUSEN ALUMUNIUM 4" KUSEN ALUMUNIUM 4"
+ POWDER COATING + POWDER COATING
100
50
KAYU SOLID t = 30mm
MULITPLEX 2 X 18 mm
850
HANDLE PINTU
HANDLE PINTU
2100
2100
2100
2100
2050
1000
150 DALAM LUAR DALAM LUAR
KACA TEMPERED
10 MM KAYU SOLID T = 30 MM PELAIS HPL DAUN PINTU HPL
KUSEN ALUMUNIUM 4" DALAM
DALAM + POWDER COATING KUSEN ALUMUNIUM 4"
+ POWDER COATING
LUAR LUAR
50 900 50
100 500 1000 100
1000
POTONGAN - A POTONGAN - A
1700 SKALA 1 : 25 SKALA 1 : 25
TYPE
QUANTITAS
D3 3 Units W1 7 Units
KUSEN ALUMUNIUM 4"
+ POWDER COATING
KUSEN ALUMUNIUM 4"
50
+ POWDER COATING
ALUMUNIUM
KACA POLOS
5 mm
1400
1400
HANDLE PINTU
2100
2100
2050
DAUN JENDELA
ALUMUNIUM 4"
DALAM LUAR
600 600
1200
TAMPAK - W1 POTONGAN - A
DALAM LUAR SKALA 1 : 25 SKALA 1 : 25
50 800 50
900 TAMPAK - D3 POTONGAN - A
SKALA 1 : 25 SKALA 1 : 25
DALAM
900 1200
POTONGAN - A POTONGAN - A
SKALA 1 : 25 SKALA 1 : 25
TYPE
QUANTITAS
W2 2 Units W3 2 Units
KACA POLOS
5 mm
LUAR
1400
1400
DALAM
DAUN JENDELA
ALUMUNIUM 4"
DALAM LUAR
600
KACA POLOS
TAMPAK - W2 POTONGAN - A 5 mm
SKALA 1 : 25 SKALA 1 : 25
DAUN JENDELA
ALUMUNIUM 4"
600
POTONGAN - B
SKALA 1 : 25
TYPE
QUANTITAS
W4 1 Unit W5 2 Units
KUSEN ALUMUNIUM 4"
+ POWDER COATING KUSEN ALUMUNIUM 4"
+ POWDER COATING
KACA POLOS
KACA POLOS
5 mm
5 mm
1400
1400
1400
1400
DAUN JENDELA
ALUMUNIUM 4" DAUN JENDELA
ALUMUNIUM 4"
600
B
600
2400
600
3.000
GYPSUM
CH +3.00
600
GYPSUM
600
CH +2.90
A
4 DETAIL PLAFOND 2C
SKALA 1 : 25
500
100
PLAFOND
GYPSUM 9 MM
CH +2.90
C CLAMP CHANNAL
80
505
505
600
3000
600
2400
2400
600
600
15
B
3000
DETAIL PLAFOND 1C
1 SKALA 1 : 25
1
3000
GYPSUM BOARD 9 MM
PLAFOND
1200 1200
GYPSUM 9 MM
CH +3.00
2145
1745
1.500
1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250
15.000
SKALA 1: 35
600
1.250 1.250 1.250 1.250
500
DETAIL K1 POTONGAN - B
SKALA 1 : 25 SKALA 1 : 20
9
5
FLOOR DRAIN STAINLESS
HANDLE STAINLESS
G
2.000
2.000
TOILET TOILET PRIA TOILET WANITA
FFL -0.05 FFL -0.05 FFL -0.05
KERAMIK 20X20
1.500
PENGGANTUNG HOLLOW
+ 3.00
GRC 4mm KERAMIK MOTIF TERANG 20X25
KERAMIK 20X25
1500
1500
KERAMIK LIST
10X25 KERAMIK LIST
10X25
3000
1500
1500
KERAMIK UNPOLISHED 20X20
KERAMIK UNPOLISHED 20X20
TOILET
FFL -0.05
D
G
2000 1 : 25
1500 1500
1.000
1.200
150
150
15 100 15 105 15
DETAIL SEPTICTANK
15
120
150
185
5 15
15 100 15 105 15
250 100 200
POTONGAN - A