Reaksi Inti
Reaksi Inti
Pendahuluan
Reaksi inti adalah transformasi inti, sebagai akibat ditembaki oleh suatu projektil,
yang dapat berupa inti-inti ringan, nukleon bebas, atau foton dengan energi yang
sesuai. Reaksi inti berlangsung sangat cepat, dalam waktu 10-12 detik atau kurang,
menghasilkan satu atau lebih inti baru dan mungkin juga partikel lain.
Menurut Bethe, suatu persamaan reaksi inti secara sederhana dinyatakan dengan
notasi :
A1
X (a,b)A4Y
Dimana X menyatakan inti sasaran, a adalah partikel penembak (projektil atau
misil), b adalah partikel yang dibebaskan dalam reaksi dan Y adalah inti hasil atau
recoil. Disini, inti sasaran dituliskan pertama dan inti hasil terakhir, sedangkan
projektil dan partikel yang dibebaskan diletakkan di dalam tanda kurung dan
dipisahkan dengan koma.
35
Contoh : Cl (n,p) 35S
23
Na (n, ) 24Na
24
Mg (d,) 22Na
63
Cu (p,p3n9) 24Na.
Sebagai contoh, reaksi inti yang pertama kali diamati (oleh Rutherford pada
tahun1919) adalah
7 N 11 H 178 O atau 147 N (,p) 178 O
14 4
2 He
dimana Em adalah energi kinetik awal dari partikel penembak dengan massa m,
dan EM adalah energi kinetik yang diterima oleh inti sasaran dengan massa M.
Teta () adalah besar sudut penyimpangan dari arah datang semula dengan arah
setelah menumbuk inti sasaran.
Hamburan elastik digunakan dalam perlambatan neutron cepat oleh moderator di
dalam reaktor nuklir.
Selain reaksi (n, ) ada pula reaksi (p, ), tetapi disini inti hasilnya bukan isotop
dari inti sasaran.
Contoh : 19F (p, ) 20Ne, 27Al (p, ) 28Si
Reaksi inti jenis lain meliputi reaksi (n,p), (p,n), (n, ), (,n), d,p), (d,n), (,t).
Neutron tidak bermuatan dan memiliki momen magnetik yang sangat kecil,
sehingga dalam perjalanannya neutron tidak berinteraksi dengan elektron atomik,
tetapi hanya berinteraksi dengan intinya. Neutron dapat berinteraksi dengan inti
secara elastis (energi kinetiknya kekal) atau secara tak elastis. Jika tumbukannya
tak elastis, inti ditinggalkan dalam keadaan tereksitasi, kemudian energi
eksitasinya dikeluarkan dalam peluruhan gamma.
Tidak setiap gabungan neutron dan proton menjadi sebuah inti mantap. Pada
umumnya, inti ringan (A<20) mengandung jumlah neutron dan proton yang
hampir sama, sedangkan pada inti , berat proporsi neutron bertambah besar.
Karena partikel alfa terdiri dari dua proton dan dua neutron, peluruhan alfa
mereduksi Z dan N inti induk, masing-masing dengan dua. Dalam peluruhan beta
negatif, neutron bertransformasi menjadi proton dan elektron :
no p+ + e-
elektronnya meninggalkan inti dan teramati sebagai “partikel beta”. Dalam
peluruhan beta positif, sebuah proton menjadi sebuah neutron dan sebuah positron
dipancarkan :
p+ no + e-
Jadi, peluruhan beta negatif mengurangi proporsi neutron, dan peluruhan beta
positif menambahnya. Elektron diabsorpsi oleh proton nuklir yang
bertransformasi menjadi neutron :
P+ + e - no
Salah satu contoh dari reaksi inti gabung adalah sebagai berikut :
A
Z X N 42 He 2 X ' n
Makin banyak energi yang diberikan pada inti, semakin banyak neutron yang kita
dapati melingkari inti.
p + 63Cu 63
Zn + n
62
Zn Cu + n + p
+ 60Ni 62
Zn + 2n
Aktivitas sebuah sampel nuklide radioaktif ialah laju perubahan inti atom
pembentuknya jika N menyatakan banyaknya inti dalam sampel pada suatu saat,
aktivitasnya R ialah sebagai berikut :
dN
R
dt
Tanda minus dipakai supaya R menjadi kuantitas positif karena dN/dt secara
intrinsik berharga negatif. Setiap radioisotop memiliki umur-paro karakteristik,
beberapa memiliki umur-paro sepersejuta detik. Hukum aktivitas :
R = Ro e-t
Dengan disebut sebagai konstan peluruhan, mempunyai harga yang berbeda
untuk setiap radioisotop. Hubungan antara dengan T1/2 adalah mudah untuk
menentukannya. Kemudian umur-paro akan berlalu, yaitu apabila t = T 1/2,
aktivitas R telah menurun menjadi ½ Ro.
Jadi :
R = Ro e-t
-T1/2
½ Ro = Ro e
eT1/2 = 2
T1/2 = ln 2
ln2 0,693
T1/2 =
λ λ
ln N – ln No = -t
N = Noe-t
Rumus-rumus diatas dapat juga dituliskan :
dN = Rdt - Ndt
dN
R λN
dt
dimana R = laju tetap
0,693
= tetapan peluruhan = t 1/2
R
N(t) = (1 e λt )
λ
Sehingga aktivitasnya
a(t) = N = R (1 – e-t)
untuk t yang harganya kecil maka
a(t) Rt atau
m
R = NA dengan = fluks neutron
M
Dalam reaksi inti, energi seringkali dilepaskan atau diserap. Suatu reaksi melepas
energi berarti energi kinetik partikel-partikel setelah reaski lebih besar dari energi
kinetik partikel-partikel sebelum reaski. Penambahan energi ini datang dari
pengubahan energi diam menjadi energi kinetik. Jumlah energi yang dilepas
diukur oleh nilai Q reaksi inti, yang didefinisikan sebagi selisih antara energi
kinetik akhir dan awal.
Dalam sistem laboratorium, energi kinetik total timbul dari partikel datang saja :
1
Klab = mAV2 (energi kinetik dalam sistem lempengan)
2
Dalam sistem pusat massa, kedua partikel bergerak dan memberikan kontribusi
pada energi kinetik total.
Kcm = ½ mA (v-V)2 + ½ mB V2
= ½ mAv2 - ½ (mA – mB) V2
= K - ½ (mA - mB) V2
mB
= K lab (energi kinetik dalam sistem pusat massa)
m
A m B
Energi kinetik total partikel relatif terhadap pusat massanya ialah energi kinetik
total dalam sistem laboratorium dikurangi energi kinetik ½ (mA + mB)V2 dari pusat
massa yang bergerak. Jadi dapat dianggap bahwa Kcm sebagai energi kinetik gerak
relatif partikel itu. Jika partikel bertumbukan, energi kinetik maksimum yang
dapat berubah menjadi energi eksitasi dari inti majemuk yang terjadi dengan tetap
mempertahankan kekekalan momentum ialah Kcm yanng lebih kecil dari Klab.
Dalam hal reaksi endoergik, energi ambang sekurang-kurangnya sama dengan –Q.
m
Ini harus dalam bentuk energi kinetik projektil. Fraksi Ea , energi kinetik
m M
projektil diperlukan untuk translasi inti senyawa.
Salah satu reaksi inti yang paling praktis adalah pembentukan inti majemuk
apabila sebuah inti dengan A > 230 menyerap sebuah neutron. Kebanyakan inti
majemuk ini kemudian akan membelah diri ke dalam dua fragmen (fragment) inti
bermassa sedang (medium-mass) dan neutron tambahan. Jenis reaksi inti ini
disebut fisi inti (nuclear fission).
Dalam sebuah reaktor atom, jumlah fisi per satuan waktu dikendalikan oleh
penyeraan kelebihan neutron, sehingga secara rata-rata, satu neutron dari tiap-tiap
fisi
Menghasilkan suatu fisi baru. Panas yang dibebaskan oleh reaksi inti ini kemudian
digunakan untuk menghasilkan uap air guna membangkitkan turbin pembangkit
tenaga listrik. Jika reaksinya tak terkendali, sehingga tiap fisi menghasilkan lebih
dari satu neutron yang kemudian masing-masing memungkinkan terjadinya fisi-
fisi berikutnya, maka jumlah fisi yang terjadi akan meningkat sesuai dengan deret
ukur. Akibatnya, semua energi sumber akan terbebaskan dalam selang waktu yang
sangat singkat, sehinggga menimbulkan ledakan bom nuklir.
Fragmen-fragmen
fisi
inti-inti stabil
Reaksi fusi (fusion) adalah suatu reaksi iti ketika dua inti atau inti-inti yang relatif
ringan (A < 20) bergabung membentuk suatu inti yang lebih berat, dengan hasil
pembebasan energi. Salah satu contoh reaksi fusi adalah pembentukan sebuah
detron dari sebuah proton dan sebuah neutron :
1 H 0 H 1 H
1 1 2
Q = 2,23 MeV
Reaksi fusi yang lainnya adalah pembentukan sebuah partikel oleh fusi dua
buah detron.
1 H 1 H 2 He s
2 2 4
Q = 2,23 MeV
Meskipun energi-energi ini lebih kecil dari yang dibebaskan dalam suatu reaksi
fisi khas ( 200 MeV), tetapi energi per satuan massanya lebih besar sebab massa
partikel-partikel yang terlibat lebih kecil.
Pembebasan energi dalam fusi menunjukkan bahwa untuk inti-inti ringan, energi
ikat per nukleon (partikel inti) pada umumnya meningkat dengan bertambahnya
nomor massa A. Sebagai akibatnya, inti yang lebih berat yang dibentuk dari dua
inti yang lebih ringan memiliki energi ikat per nukleon yang lebih besar dari yang
dimiliki masing-masing inti semula. Tetapi energi ikat per nukleon yang lebih
besar dari yang dimiliki masing-masing inti semula. Tetapi energi ikat yang lebih
tinggi berarti massa diam yang bersangkutan lebih rendah.
Soal-soal
1. p + 56Fe n + 56Co
Sasaran (tebal lempeng) 1 m. = 1,0 cm, I = 3 A. Jika berkasnya tersebar
merata pada seluruh permukaan bahan sasaran, dengan laju berapakah berkas
neutron dihasilkan? Diketahui besi = 7,9 gram/cm3
v sasaran = 1 cm x 1,0 cm x 1 m = 1 x 10-4 cm3
Jawab :
m
ρ sehingga m = x v.
v
m = 7,9 x 10-4 gram (massa sasaran)
gram 7,9x10 4
n 1,4x10 5 mol
Mr 56
N = n x NA
= 1,4 x 10-5 x 6,02 x 1023
= 8,428 x 1018 partikel
3 x 10 6 c/s
Io 1,9 x 1013 partikel/s
1,6 x 10 19 c/partikel
Nσ Io
I 9,7 x 10 7 partikel/s
A
2. Berapakah aktivitas 1gram 2268 Ra , yang waktu paruhnya adalah 1622 tahun?
Jawab :
Jumlah atom dalam 1 gram radium adalah
1 g/mol 2,666 x 10 21
N 1 gram 6,025 x 10 23 atom
226 gram g/mol
m Tetapan peluruhan berhubungan dengan waktu hidup melalui
0,693 0,693 1 tahun 1 hari
λ 4
1,355 x 10 11 s 1
T1/2 1622 tahun 365 hari 8,64 x 10 detik
maka aktivitasnya diperoleh dari
aktivitas = N
= (1,355 x 10-11 s-1) ( 2,666 x 1021)
= 3,612 x 1010 disintegrasi/s
3. Tunjukkan bahwa inti 236 94 Pu adalah tak stabil dan akan mengalami peluruhan
.
94 Pu 92 U 2 He Q
Agar inti 236 232 4
energi
yang dapat dimanfaatkan sekitar 185 MeV. Jika 235 92 U dalam sebuah reaktor
secara
terus-menerus membangkitkan daya sebesar 100 MW, berapakah waktu yang
diperlukan untuk menghabiskan 1 Kg uranium?
Laju fisi yang berkaitan dengan keluaran daya yang diberikan ini adalah :
8 J 10 1Fisi
6 MeV
18 fisi
10 3,38 x10
det 1,6 x10 19 J 185MeV det
235
Satu Kg U mengandung
1Kg int i
6,023 x10 26 2,56 x10 inti
24