BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Gallyndra Fatkhu Dinata ; 145040201111228 ; 2014
Nurul Ariani ; 145040201111236 ; 2014
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
i
ii
ii
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
Tabel 1. Rata-rata jumlah luas lahan, produksi dan produktivitas bawang merah di
Indonesia tahun 2012-2016 ....................................................................... 3
Tabel 2. Indikator pencapaian target PKM-P .......................................................... 8
Tabel 3. Ringkasan anggaran biaya PKM - P .................................................... … 8
Tabel 4. Jadwal kegiatan PKM-P.……………………….…………………..……9
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas pertanian
yang banyak dibutuhkan. Kebutuhan masyarakat pada bawang merah terus
meningkat seiring pertambahan penduduk dan daya beli. Konsumsi rata-rata
bawang merah tiap tahun meningkat, namun tingkat produktivitas bawang merah
cenderung menurun. Salah satu hal yang menyebabkan masalah tersebut adalah
serangan penyakit. Penyakit yang sering dijumpai pada bawang merah adalah
penyakit moler dengan nama umum busuk pangkal atau penyakit layu yang
disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp. cepae. Penyakit tersebut telah
menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil umbi lapis tanaman bawang
hingga 50% (Wiyatiningsih et al., 2009). Gejala yang ditimbulkan adalah daun
mengering dan meliuk dari atas daun dan umbinya menjadi membusuk. Selain
bawang merah, jamur F. oxysporum f. sp. cepae juga menyerang bawang bombai,
bawang putih, dan bawang daun, bahkan lebih dari 92 % lahan penanaman
bawang putih di sentra produksi bawang putih di Tawangmangu telah terjangkit
F. oxysporum sp. f. cepae (Hadiwiyono et al., 2009). Penyakit moler dinilai
penyakit penting dan parah karena tidak hanya menyerang di lahan, namun juga
dapat menginfeksi hasil panen pada proses penyimpanan (Widodo dan Isniah,
2015).
Pengendalian yang umum dilakukan adalah menggunakan pestisida.
Namun, penggunaan pestisida memiliki dampak yang berbahaya bila digunakan
tidak bijaksana, karena mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan.
Penyakit moler merupakan penyakit penting pada tanaman bawang merah
sehingga membutuhkan penelitian yang lebih mendalam. Atas permasalahan ini,
perlunya penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis lingkungan untuk
menuju manajemen perlindungan tanaman yang berlanjut. Pengendalian kini
menuju pengendalian yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan
mikroorganisme antagonis atau bermanfaat. Eksplorasi dilakukan untuk
menemukan bakteri yang dapat digunakan untuk mengendalikan patogen
Fusarium oxysporum f.sp. cepae. Kegiatan eksplorasi dilakukan pada serasah
tanaman kopi yang terdapat di UB Forest. Serasah tersebut sangat melimpah dan
belum banyak dimanfaatkan dimanfaatkan. Eksplorasi biodiversitas bakteri ini
dilakukan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai adanya bakteri
bermanfaat terhadap tanaman bawang merah.
Hasil dari eksplorasi tersebut akan di isolasi untuk diambil bakteri
bermanfaat yang dapat digunakan mengendalikan penyakit moler pada bawang
merah. Biodiversitas yang sangat beragam di UB Forest mendorong untuk
melakukan penelitian akan keragaman bakteri antagonis pada serasah tanaman
kopi yang bermanfaat untuk bawang merah. Keragaman bakteri antagonis tersebut
akan dibuat suatu metode yang tepat guna dapat mengendalikan penyakit moler.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan menjadi solusi yang tepat guna untuk
2
Gambar 1. Gejala penyakit moler pada bawang merah kultivar Pilip berumur 35
hari (Sumber: Witariningsih et al., 2009)
kertas whatman, pastik wrapping, alumunium foil, kapas, spiritus, tissue steril,
alkohol 70%, alkohol 90%, KOH 3%, kristal violet, iodine, safranin, NaCl, PDA
instan, larutan glukosa, nystatin, parafin cair, H2O2, dan gliserol.
bakteri kemudian diletakkan pada cawan petri yang berisi media PDA secara
berpasangan. Disiapkan juga perlakuan control negative sebagai pembanding.
Perlakuan kontrol negative yaitu dengan menumbuhkan koloni isolat jamur
anggota spesies F. oxysporum f.sp.cepae ukuran 0,5 cm tanpa dipasangkan
dengan isolat bakteri. Pengamatan dilakukan pada hari ke-7, yaitu dengan
mengukur jari-jari koloni isolat jamur anggota spesies F. oxysporum f.sp.cepae
yang menuju pusat antagonis dan jari-jari koloni isolat jamur anggota spesies F.
oxysporum f.sp.cepae yang ada pada kontrol negative. Kemampuan antagonis
tersebut ditentukan berdasarkan prosentase kemampuan daya hambat. Persentase
penghambatan dihitung berdasarkan rumus:
R = (Rc - Ri) (Rc-1) x 100%
Keterangan;
R = Persentase daya hambat (%), Rc = Jari-jari koloni jamur pada kontrol (mm)
Ri = Jari-jari koloni jamur menuju pusat antagonis (mm) (Narayanasamy, 2013).
5. Pengujian bakteri terhadap penyakit moler di lapang
Pengujian lapang mengacu pada Isniah dan Widodo (2015), Bibit bawang
merah sehat yang diperoleh dari petani diletakkan di atas kertas tisu yang telah
disiram 50 mL suspensi F. oxysporum f.sp.cepae. Masing-masing suspensi bakteri
yang telah diseleksi. Bibit bawang diletakkan sedemikian rupa sehingga bagian
batangnya yang berupa piringan (basal plate) bersentuhan dengan kertas tisu yang
sudah dibasahi dengan suspensi bakteri yang telah diseleksi dan dibiarkan selama
12 jam. Sebagai perlakuan pembanding digunakan fungisida berbahan aktif
benomil dengan konsentrasi 2 g L-1 yang diaplikasikan seperti pada perlakuan
bakteri yang telah diseleksi, sedangkan perlakuan air steril menjadi perlakuan
kontrol.
Benih yang telah diberi perlakuan tersebut ditanam pada pot plastik
berdiameter 12 cm yang berisi medium tanam yang telah dicampur dengan
klamidospora F. oxysporum f. sp. cepae dengan konsentrasi 103 klamidospora per
gram medium tanam. Selama pengujian tanaman bawang merah disiram setiap
pagi, dipupuk NPK (15:15:15) sebanyak 2 kali, yaitu pada saat 2 dan 4 minggu
setelah tanam (MST) dengan dosis 1g pot. Peubah yang diamati ialah jumlah
daun, tinggi tanaman, hasil panen, dan insidensi penyakit yang disebabkan oleh F.
oxysporum f. sp. cepae. Uji keefektifan ini dilakukan dalam dua kali percobaan
secara berurutan. Perhitungan persentase daya hambat ini menggunakan rumus:
DH = (DK-DP) (DK-1) x 100%
Keterangan:
DH = Daya hambat (%), DK = Diameter bercak pada kontrol (mm), DP =
Diameter bercak pada perlakuan (mm) (Asrul, 2009)
6. Identifikasi Bakteri serasah yang ditemukan untuk dilakukan perbanyakan
Identifikasi bakteri serasah dilakukan secara morfologi dan fisiologi. Proses
identifikasi meliputi serangkaian uji Gram, uji Oksidatif Fermentative, uji KOH,
8
uji produksi PF, uji reduksi nitrat, dan uji katalase serta uji hipersensitif yang
dilakukan untuk membuktikan apakah bakteri yang ditemukan termasuk patogen
tanaman atau bukan yang dilakukan pada tanaman tembakau muda.
3.4 Indikator Pencapaian Target
Indikator pencapaian target penelitian ini adalah:
Tabel 2. Indikator pencapaian target PKM-P
Tahap Indikator
Pengambilan serasah tanaman kopi Jumlah serasah kopi yang banyak dan
bertambah secara signifikan.
Eksplorasi bakteri bermanfaat pada Isolat bakteri serasah bermanfaat
serasah tanaman kopi ditemukan dalam jumlah yang tinggi
Menentukan bakteri yang berpotensi Mendapatkan bakteri antagonis yang
menghambat patogen penyebab memiliki penghambatan terbesar
penyakit moler
Pengujian bakteri antagonis melawan Mendapatkan daya penghambatan
jamur F. oxysporum f.sp.cepae di terbesar bakteri serasah terhadap jamur
laboratorium F. oxysporum f.sp. cepae.
Pengujian bakteri terhadap penyakit Mendapatkan bakteri yang efektif
moler di lapang mengendalikan penyakit moler di lapang,
dengan membandingkan dengan
pembanding lainnya yang sejenis.
Identifikasi bakteri serasah yang Penemuan bakteri bermanfaat yang baru
ditemukan untuk dilakukan sehingga perlu di uji lebih lanjut.
perbanyakan Perbanyakan bakteri bermanfaat untuk
digunakan agens hayati yang ramah
lingkungan, sebagai solusi pengendalian
yang aplikatif pada penyakit moler
bawang merah
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Ringkasan anggaran biaya yang diajukan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Ringkasan anggaran biaya PKM - P
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 3.060.000
2 Bahan habis pakai 4.120.000
3 Perjalanan 940.000
4 Lain-lain 1.300.000
Jumlah 9.420.000
9
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Prospek dan Arah
Pengembangan Agribisnis Bawang Merah. Departemen Pertanian. Jakarta.
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura. 2017.
www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-2-prod-lspn-prodvitas-horti.pdf.
Kementerian Pertanian. Jakarta.
Hadiwiyono, R.D.,Wuspada S., Widono, S.H., Poromarto dan Fatawi, Z.D. 2009.
Kesupresifan Tanah terhadap Busuk Pangkal (Fusarium oxysporum
f.sp.cepae) Bawang Putih di Tawangmangu, Karanganyar. Sains Tanah. 6
(1):1-6.
Hartanto, J. 2009. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri pelarut Fosfat Pada Tanah
Sulfat Masam Di Kawasan Pesisir Hutan Mangrove Peniti Kalimantan
10
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
1. Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Gallyndra Fatkhu Dinata
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Agroekoteknologi
4 NIM/NIDN 145040201111228
5 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 30 April 1996
6 E-mail gallyndra@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 085733311740
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Bulak Banteng SMPN 5 SMAN 19
1/ 263 Surabaya Surabaya Surabaya
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2002 - 2008 2008 - 2011 2011 – 2014
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
. Penghargaan
1 Juara 3 Presentator Universitas 2015
Terbaik Ujian Akhir Brawijaya
Tutorial Penulisan Ilmiah
FP UB
2 Finalis Paper Competition Universitas 2015
5 Minute Agricuture Brawijaya
Vaganza Fakultas
Pertanian Universitas
Brawijaya
3 Finalis LKTI VEIN Universitas 2016
Fakultas Kedokteran Brawijaya
Hewan Universitas
Brawijaya
12
13
14
15
3. Perjalanan
Harga Jumlah
Material Justifikasi Perjalanan Volume Satuan Biaya
(Rp) (Rp)
Transportasi akomodasi 3 kali
Survey lokasi
dan akomodasi ke UB Pulang -
tanaman kopi
Forest Pergi 45.000 180.000
Transportasi akomodasi 3 kali
Pengambilan
dan akomodasi ke UB Pulang -
sampel serasah kopi
Forest Pergi 130.000 390.000
Transportasi akomodasi
1 kali
Pengambilan Isolat dan akomodasi ke
Pulang –
Murni Dirjen Hotikultura
Pergi
Dinas Pertanian 100.000 370.000
Subtotal (Rp) 940.000
4. Lain-lain
Harga Jumlah
Justifikasi
Material Volume Satuan Biaya
Pemakaian
(Rp) (Rp)
Analisis kandungan
1 Paket 225.000 225.000
Analisis seresah serasah
DNA Barcode Identifikasi jenis
Molecular bakteri yang
5 Sampel 120.000 600.000
Techniques for ditemukan di serasah
Species tanaman kopi
Untuk berkoordinasi
3 Orang 100.000 300.000
Pulsa dalam penelitian
Proposal dan Proposal dan laporan 10
9.000 90.000
Laporan mingguan Bendel
Kertas A4 Menyelesaikan paper 2 42.500 85.000
Subtotal (Rp) 1.300.000
Total 9.420.000
20