Anda di halaman 1dari 24

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


PEMANFAATAN BIODIVERSITAS BAKTERI SERESAH KOPI
SEBAGAI SOLUSI PENGENDALI PENYAKIT MOLER
PADA BAWANG MERAH

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Gallyndra Fatkhu Dinata ; 145040201111228 ; 2014
Nurul Ariani ; 145040201111236 ; 2014

Andik Purnomo ; 165040200111021 ; 2016

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

i
ii

ii
iii

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROPOSAL PKM - PENELITIAN ............................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Khusus ............................................................................................... 2
1.4 Urgensi Penelitian ......................................................................................... 2
1.5 Luaran yang Diharapkan ............................................................................... 2
1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1 Produksi Bawang Merah di Indonesia ........................................................... 3
2.2 Keparahan Penyakit Moler Pada Bawang Merah .......................................... 4
2.3 Biodiversitas Bakteri Serasah Kopi ............................................................... 4
2.4 Tanaman Kopi di UB Forest.......................................................................... 5
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN................................................................. 5
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 5
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 5
3.3 Tahapan Penelitian ........................................................................................ 6
3.4 Indikator Pencapaian Target .......................................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 8
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................. 8
4.2 Jadwal Kegiatan............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
LAMPIRAN - LAMPIRAN .................................................................................. 11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping ........................ 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ........... 20
Lampiran 4. Susunan Pernyataan Ketua Peneliti ............................................ 201
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teks Halaman
Gambar 1. Gejala penyakit moler pada bawang merah berumur 35 hari ................ 4

DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
Tabel 1. Rata-rata jumlah luas lahan, produksi dan produktivitas bawang merah di
Indonesia tahun 2012-2016 ....................................................................... 3
Tabel 2. Indikator pencapaian target PKM-P .......................................................... 8
Tabel 3. Ringkasan anggaran biaya PKM - P .................................................... … 8
Tabel 4. Jadwal kegiatan PKM-P.……………………….…………………..……9
iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas pertanian
yang banyak dibutuhkan. Kebutuhan masyarakat pada bawang merah terus
meningkat seiring pertambahan penduduk dan daya beli. Konsumsi rata-rata
bawang merah tiap tahun meningkat, namun tingkat produktivitas bawang merah
cenderung menurun. Salah satu hal yang menyebabkan masalah tersebut adalah
serangan penyakit. Penyakit yang sering dijumpai pada bawang merah adalah
penyakit moler dengan nama umum busuk pangkal atau penyakit layu yang
disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp. cepae. Penyakit tersebut telah
menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil umbi lapis tanaman bawang
hingga 50% (Wiyatiningsih et al., 2009). Gejala yang ditimbulkan adalah daun
mengering dan meliuk dari atas daun dan umbinya menjadi membusuk. Selain
bawang merah, jamur F. oxysporum f. sp. cepae juga menyerang bawang bombai,
bawang putih, dan bawang daun, bahkan lebih dari 92 % lahan penanaman
bawang putih di sentra produksi bawang putih di Tawangmangu telah terjangkit
F. oxysporum sp. f. cepae (Hadiwiyono et al., 2009). Penyakit moler dinilai
penyakit penting dan parah karena tidak hanya menyerang di lahan, namun juga
dapat menginfeksi hasil panen pada proses penyimpanan (Widodo dan Isniah,
2015).
Pengendalian yang umum dilakukan adalah menggunakan pestisida.
Namun, penggunaan pestisida memiliki dampak yang berbahaya bila digunakan
tidak bijaksana, karena mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan.
Penyakit moler merupakan penyakit penting pada tanaman bawang merah
sehingga membutuhkan penelitian yang lebih mendalam. Atas permasalahan ini,
perlunya penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis lingkungan untuk
menuju manajemen perlindungan tanaman yang berlanjut. Pengendalian kini
menuju pengendalian yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan
mikroorganisme antagonis atau bermanfaat. Eksplorasi dilakukan untuk
menemukan bakteri yang dapat digunakan untuk mengendalikan patogen
Fusarium oxysporum f.sp. cepae. Kegiatan eksplorasi dilakukan pada serasah
tanaman kopi yang terdapat di UB Forest. Serasah tersebut sangat melimpah dan
belum banyak dimanfaatkan dimanfaatkan. Eksplorasi biodiversitas bakteri ini
dilakukan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai adanya bakteri
bermanfaat terhadap tanaman bawang merah.
Hasil dari eksplorasi tersebut akan di isolasi untuk diambil bakteri
bermanfaat yang dapat digunakan mengendalikan penyakit moler pada bawang
merah. Biodiversitas yang sangat beragam di UB Forest mendorong untuk
melakukan penelitian akan keragaman bakteri antagonis pada serasah tanaman
kopi yang bermanfaat untuk bawang merah. Keragaman bakteri antagonis tersebut
akan dibuat suatu metode yang tepat guna dapat mengendalikan penyakit moler.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan menjadi solusi yang tepat guna untuk
2

mengendalikan penyakit moler yang merupakan penyakit penting pada bawang


merah sehingga produktivitas bawang merah meningkat, meminimalkan biaya
produksi dan meningkatkan nilai ekonomi petani.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah genus bakteri serasah tanaman kopi yang dapat mengendalikan
penyakit moler pada tanaman bawang merah?
2. Bagaimana cara memperbanyak bakteri bermanfaat pada serasah tanaman
kopi yang dapat mengendalikan penyakit moler pada tanaman bawang
merah?
1.3 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan bakteri bermanfaat dari serasah tanaman kopi untuk
mengendalikan penyakit moler pada bawang merah.
2. Meningkatkan potensi agens hayati yang efektif untuk mengendalikan
penyakit moler pada bawang merah.
3. Memperbanyak bakteri bermanfaat terhadap penyakit moler pada tanaman
bawang merah yang dapat diaplikasikan di lapang.
1.4 Urgensi Penelitian
Permasalahan penyakit moler pada bawang merah menyebabkan banyak
kerugian pada petani, sehingga mendorong menciptakan suatu solusi aplikatif
pengendalian hayati yang ramah lingkungan dengan mendapatkan bakteri
bermanfaat pada serasah tanaman kopi yang banyak di perkebunan dan
mendapatkan metode tepat guna sebagai pengendalian hayati untuk meningkatkan
produktivitas tanaman bawang merah.
1.5 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah mendapatkan hasil
eksplorasi bakteri bermanfat untuk mengendalikan penyakit moler pada bawang
merah. Prospek usahatani bawang merah berpola agribisnis cukup cerah, bahkan
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, bawang merah diharapkan menjadi
komoditas unggulan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru dari sektor
pertanian (Sunarjono, 2001). Atas hal tersebut solusi ini akan menjadi strategi
pengendalian hayati ramah lingkungan yang dapat diaplikasikan dengan mudah
oleh petani sehingga mampu meningkatkan produktivitas bawang merah sehingga
mengurangi laju impor di Indonesia dan menjaga stabilitas harga bawang merah
di Indonesia untuk melindungi petani dari gagal panen.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian antara lain:
1. Manfaat bagi mahasiswa
3

Melalui program ini diharapkan mahasiswa menjadi lebih peduli terhadap


permasalahan pertanian yang ada di Indonesia. Mahasiswa menjadi lebih kreatif
dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam yang melimpah dan menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan teknologi aplikatif.
2. Manfaat dibidang IPTEK
Program ini menjadi suatu ilmu pengetahuan dan teknologi yang ramah
lingkungan. Menjadi ilmu pengetahuan baru dalam perkembangan pertanian
berlanjut dan menjadi acuan dalam perkembangan teknologi pengendalian hayati
yang lebih luas.
3. Manfaat bagi intitusi dan Pemerintah
Mendukung program ketahanan pangan di Indonesia, membantu dalam
meningkatkan nilai ekonomi petani bawang merah, dan membuat penurunan laju
impor bawang merah di Indonesia.
4. Manfaat bagi masyarakat
Sebagai solusi pengendalian yang tepat untuk mencegah, mengurangi dan
mengendalikan penyakit moler pada bawang merah. Penelitian juga diharapkan
memberikan manfaat secara nyata bagi masyarakat luas untuk mengendalikan
penyakit moler pada bawang merah secara tepat, ramah lingkungan dan
berkelanjutan sehingga dapat mengurangi impor bawang merah di Indonesia.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Produksi Bawang Merah di Indonesia
Bawang merah merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki
sumber pendapatan dan kontribusi kerja cukup tinggi terhadap perkembangan
ekonomi wilayah (Balitbang Pertanian, 2005). Selama 2012-2016, luas lahan
bawang merah di Indonesia semakin bertambah namun tidak sebanding dengan
pertumbuhan produktivitas bawang merah (Tabel 1).
Tabel 1. Rata-rata jumlah luas lahan, produksi dan produktivitas bawang merah di
Indonesia tahun 2012-2016
Tahun Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/ Ha)
2012 99.519 964.195 9,69
2013 98.937 1.010.773 10,22
2014 120.704 1.233.984 10,223
2015 122.126 1.229.184 10,06
2016 149.635 1.446.860 9,67
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura, 2017
Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang banyak mengalami
penurunan produksi. Rata-rata produktivitas di Jawa Timur cenderung menurun,
terhitung pada periode 2012 hingga 2016 produksi bawang merah di Jawa Timur
secara berturut-turut adalah sebagai berikut 9.98, 9.34, 9.57, 9.00 dan 8.42 ton/ha
(BPS, 2017). Setiap tahun hampir terjadi peningkatan produksi bawang merah,
tetapi hal tersebut belum mampu mengimbangi peningkatan permintaan bawang
merah secara nasional seiring bertambahnya jumlah penduduk dan
4

berkembangnya industri olahan. Pemerintah terus melakukan impor bawang


merah untuk menjaga ketersediaan bawang merah dalam negeri dan menjaga
kestabilan harga pasar.

3.2 Keparahan Penyakit Moler Pada Bawang Merah


Rendahnya produktivitas bawang merah banyak disebabkan oleh gangguan
OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dan penggunaan benih yang kurang
bermutu. Gangguan OPT dinilai menjadi kendala utama, baik yang terjadi di
pertanaman maupun saat penyimpanan di gudang. Kehilangan hasil karena
serangan OPT pada bawang merah berkisar antara 20-100% dengan potensi
kerugian secara ekonomi rerata nasional mencapai 138,4 milyar Rupiah per tahun
(Udiarto et al., 2005). Salah satu penyakit penting pada bawang merah yang
sering menyerang adalah moler atau penyakit layu. Penyakit ini disebabkan oleh
Fusarium oxysporum f.sp.cepae yang banyak menyerang saat budidaya di lahan.
Gejala penyakit moler adalah tanaman menjadi cepat layu, akar tanaman
membusuk, tanaman terkulai seperti akan roboh, dan di dasar umbi lapis terlihat
koloni jamur berwarna putih. Warna daun menjadi kuning dan bentuknya
melengkung atau meliuk seperti moler. Gejala penyakit moler biasanya mulai
tampak pada tanaman berumur 20 hari. Pada umumnya tanaman yang
menunjukkan gejala moler sejak awal pertumbuhan dan tidak dapat menghasilkan
umbi lapis (Wiyatiningsih, 2009).

Gambar 1. Gejala penyakit moler pada bawang merah kultivar Pilip berumur 35
hari (Sumber: Witariningsih et al., 2009)

3.3 Biodiversitas Bakteri Serasah Kopi


Serasah adalah bahan-bahan yang telah mati, terletak diatas permukaan
tanah dan mengalami dekomposisi dan mineralisasi. Komponen-komponen yang
termasuk serasah adalah daun, ranting,cabang kecil, kulit batang, bunga dan buah
(Mindawati dan Pratiwi, 2008). Produksi serasah yang dihasilkan pada tanaman
kopi cukup banyak, sehingga masih jatuh berada diatas permukaan tanah. Lapisan
serasah menjadi tempat mencari makan bagi organisme tanah, serasah juga
mempertahankan kandungan bahan organik tanah tetap tinggi (Hartanto, 2010).
Ketersediaan bahan organik didalam tanah akan berpengaruh terhadap keberadaan
organisme tanah. Semakin tersedia bahan organik, maka keberadaan organisme
tanah juga semakin tinggi.
5

Dekomposisi yang terjadi pada serasah salah satunya disebabkan oleh


aktivitas bakteri. Aktivitas bakteri pada bahan organik adalah memineralisasi dan
juga memisahkan karbon organik menjadi bentuk biomassa bakteri. Proses
dekomposisi dimulai dari kolonisasi bahan organik mati seperti serasah oleh
bakteri yang mampu mendekomposisi jaringan yang mati melalui mekanisme
enzimatik. Bakteri mengeluarkan enzim untuk menghancurkan molekul-molekul
organik kompleks seperti protein dan karbohidrat dari tumbuhan yang telah mati
(Wijoyono, 2009). Pada tanah dengan kandungan unsur hara N dan P umumnya
terdapat bakteri Corynebacterium sp. dan Pseudomonas spp sebagai pendegradasi
selulosa yang memanfaatkan eksudat serasah (Sumarsih, 2003).
3.4 Tanaman Kopi di UB Forest
UB Forest merupakan hutan pendidikan dan pelatihan civitas Universitas
Brawijaya yang berada di kawasan lereng Gunung Arjuno tepatnya di Dusun
Sumbersari, Desa Tawang Argo, Karangploso, Kabupaten Malang. UB Forest
sering digunakan sebagai lahan praktikum lapang, sehingga banyak peluang untuk
melakukan penelitian di UB Forest. Selain itu, dengan dibangunnya kawasan UB
Forest ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan penghasilan
masyarakat setempat. UB Forest memiliki banyak tanaman kopi yang digunakan
sebagai hutan produksi karena kopi tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Tanaman kopi memerlukan tanaman pelindung sebagai naungan untuk
mengurangi intensitas matahari yang sampai di kanopi daun, karena tanaman
tersebut tidak dapat tumbuh dengan baik apabila diusahakan pada areal yang
terbuka (Herwindo, 2013). Serasah tanaman kopi yang ada di UB Forest cukup
banyak, namun hingga saat ini belum dimanfaatkan dengan baik. Saat ini serasah
tersebut dianggap sebagai sampah organik yang hanya dibenamkan di tanah dan
belum banyak digunakan, sehingga peluang untuk melakukan penelitian yang
bertujuan untuk ekplorasi bakteri bermanfaat sangat besar.

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan
Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, yang dilaksanakan selama
4 bulan dari bulan Desember 2017 – Maret 2018.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah beaker glass,
cawan Petri, jarum ose, Bunsen, mikroskop kamera, panci, pisau, cetok, tabung
reaksi, pinset, pipet, botol media, gelas ukur, jangka sorong, kamera, micropipete,
gunting, object glass, syringe, pipet, Laminar Air Flow Cabinet, pH meter dan
ember dan autoclave. Bahan yang dgunakan dalam penelitian ini adalah seresah
daun kopi dari kawasan UB Forest, bawang merah bergejala penyakit moler,
bawang merah sehat, tanaman tembakau, akuades steril, media nutrient agar,
6

kertas whatman, pastik wrapping, alumunium foil, kapas, spiritus, tissue steril,
alkohol 70%, alkohol 90%, KOH 3%, kristal violet, iodine, safranin, NaCl, PDA
instan, larutan glukosa, nystatin, parafin cair, H2O2, dan gliserol.

3.3 Tahapan Penelitian


1. Pengambilan serasah tanaman kopi
Metode pengambilan dilakukan secara komposit yaitu dengan menentukan
sampel titik yang akan diambil pada satuan petak lahan. Pengambilan sampel
seresah dilakukan dengan mengambil seresah daun dan tanah pada plot dengan
ukuran 50 x 50 m, sampel diambil secara acak pada plot tanah kemudian
dihomogenkan. Pengambilan sampel dilakukan secara bersama dalam satu hari.
Pemilihan seresah yang diambil adalah bagian daun, ranting dan bagian tanaman
yang telah jatuh ke tanah beserta tanah yang ada dibawahnya. Pot percobaan
menggunakan polibag volume 250g dan total pot percobaan sebanyak 25 pot.
2. Eksplorasi bakteri bermanfaat pada serasah tanaman kopi
Isolasi bakteri dilakukan dengan cara menimbang serasah dan tanah sebanyak
10 gram, kemudian dihaluskan dengan alu dan mortal secara aseptis dan
memasukkan aquades ke dalam labu erlenmenyer hingga 250 ml. Proses
pengenceran dilakukan sampai tingkat 10-7. Suspensi tersebut diambil 0.1 ml dan
dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah berisi media NA dengan metode
cawan sebar. Setiap koloni yang tumbuh dilakukan isolasi dan dibuat pembiakan
murni sebagai calon bakteri agens hayati atau biokontrol. Biakkan bakteri
tersebut diinkubasi selama 24 - 48 jam dalam lingkungan yang aseptis.
3. Menentukan bakteri yang berpotensi menghambat patogen penyebab penyakit
moler
Seleksi awal dilakukan pada media NA, dengan menyeleksi bakteri yang
ditemukan dan diujikan secara dual p dengan melihat zona hambat pada media
NA. Hasil tersebut diseleksi dan diambil 10 sampel bakteri yang memiliki zona
penghambatan terbesar. Seleksi bakteri kandidat agensia hayati melalui pengujian
antibiosis terhadap Pengujian F. oxysporum f.sp.cepae yang digunakan adalah
dengan menggunakan metode double layer (Lisboa et al., 2006) yang telah
dimodifikasi.
Metode Double Layer. Letakkan jamur F. oxysporum f.sp.cepae di tengah
cawan dan kemudian di tambahkan isolat bakteri yang ditemukan. Pada satu
cawan Petri diberi 4 jenis bakteri yang ditemukan. Pengamatan dilakukan
terhadap lebar zone bening di sekitar kertas saring yang merupakan reaksi
penghambatan dari bakteri agensia hayati terhadap F. oxysporum f.sp.cepae
4. Pengujian bakteri antagonis melawan jamur F. oxysporum f.sp.cepae di
laboratorium
Pengujian mengacu pada Pratama et al., (2013) yaitu dengan metode kultur
ganda. Isolat jamur F. oxysporum f.sp.cepae dan biakan murni isolat bakteri
antagonis diambil, masing-masing dengan ukuran 0,5 cm. Koloni jamur dan
7

bakteri kemudian diletakkan pada cawan petri yang berisi media PDA secara
berpasangan. Disiapkan juga perlakuan control negative sebagai pembanding.
Perlakuan kontrol negative yaitu dengan menumbuhkan koloni isolat jamur
anggota spesies F. oxysporum f.sp.cepae ukuran 0,5 cm tanpa dipasangkan
dengan isolat bakteri. Pengamatan dilakukan pada hari ke-7, yaitu dengan
mengukur jari-jari koloni isolat jamur anggota spesies F. oxysporum f.sp.cepae
yang menuju pusat antagonis dan jari-jari koloni isolat jamur anggota spesies F.
oxysporum f.sp.cepae yang ada pada kontrol negative. Kemampuan antagonis
tersebut ditentukan berdasarkan prosentase kemampuan daya hambat. Persentase
penghambatan dihitung berdasarkan rumus:
R = (Rc - Ri) (Rc-1) x 100%
Keterangan;
R = Persentase daya hambat (%), Rc = Jari-jari koloni jamur pada kontrol (mm)
Ri = Jari-jari koloni jamur menuju pusat antagonis (mm) (Narayanasamy, 2013).
5. Pengujian bakteri terhadap penyakit moler di lapang
Pengujian lapang mengacu pada Isniah dan Widodo (2015), Bibit bawang
merah sehat yang diperoleh dari petani diletakkan di atas kertas tisu yang telah
disiram 50 mL suspensi F. oxysporum f.sp.cepae. Masing-masing suspensi bakteri
yang telah diseleksi. Bibit bawang diletakkan sedemikian rupa sehingga bagian
batangnya yang berupa piringan (basal plate) bersentuhan dengan kertas tisu yang
sudah dibasahi dengan suspensi bakteri yang telah diseleksi dan dibiarkan selama
12 jam. Sebagai perlakuan pembanding digunakan fungisida berbahan aktif
benomil dengan konsentrasi 2 g L-1 yang diaplikasikan seperti pada perlakuan
bakteri yang telah diseleksi, sedangkan perlakuan air steril menjadi perlakuan
kontrol.
Benih yang telah diberi perlakuan tersebut ditanam pada pot plastik
berdiameter 12 cm yang berisi medium tanam yang telah dicampur dengan
klamidospora F. oxysporum f. sp. cepae dengan konsentrasi 103 klamidospora per
gram medium tanam. Selama pengujian tanaman bawang merah disiram setiap
pagi, dipupuk NPK (15:15:15) sebanyak 2 kali, yaitu pada saat 2 dan 4 minggu
setelah tanam (MST) dengan dosis 1g pot. Peubah yang diamati ialah jumlah
daun, tinggi tanaman, hasil panen, dan insidensi penyakit yang disebabkan oleh F.
oxysporum f. sp. cepae. Uji keefektifan ini dilakukan dalam dua kali percobaan
secara berurutan. Perhitungan persentase daya hambat ini menggunakan rumus:
DH = (DK-DP) (DK-1) x 100%
Keterangan:
DH = Daya hambat (%), DK = Diameter bercak pada kontrol (mm), DP =
Diameter bercak pada perlakuan (mm) (Asrul, 2009)
6. Identifikasi Bakteri serasah yang ditemukan untuk dilakukan perbanyakan
Identifikasi bakteri serasah dilakukan secara morfologi dan fisiologi. Proses
identifikasi meliputi serangkaian uji Gram, uji Oksidatif Fermentative, uji KOH,
8

uji produksi PF, uji reduksi nitrat, dan uji katalase serta uji hipersensitif yang
dilakukan untuk membuktikan apakah bakteri yang ditemukan termasuk patogen
tanaman atau bukan yang dilakukan pada tanaman tembakau muda.
3.4 Indikator Pencapaian Target
Indikator pencapaian target penelitian ini adalah:
Tabel 2. Indikator pencapaian target PKM-P
Tahap Indikator
Pengambilan serasah tanaman kopi Jumlah serasah kopi yang banyak dan
bertambah secara signifikan.
Eksplorasi bakteri bermanfaat pada Isolat bakteri serasah bermanfaat
serasah tanaman kopi ditemukan dalam jumlah yang tinggi
Menentukan bakteri yang berpotensi Mendapatkan bakteri antagonis yang
menghambat patogen penyebab memiliki penghambatan terbesar
penyakit moler
Pengujian bakteri antagonis melawan Mendapatkan daya penghambatan
jamur F. oxysporum f.sp.cepae di terbesar bakteri serasah terhadap jamur
laboratorium F. oxysporum f.sp. cepae.
Pengujian bakteri terhadap penyakit Mendapatkan bakteri yang efektif
moler di lapang mengendalikan penyakit moler di lapang,
dengan membandingkan dengan
pembanding lainnya yang sejenis.
Identifikasi bakteri serasah yang Penemuan bakteri bermanfaat yang baru
ditemukan untuk dilakukan sehingga perlu di uji lebih lanjut.
perbanyakan Perbanyakan bakteri bermanfaat untuk
digunakan agens hayati yang ramah
lingkungan, sebagai solusi pengendalian
yang aplikatif pada penyakit moler
bawang merah
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Ringkasan anggaran biaya yang diajukan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Ringkasan anggaran biaya PKM - P
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 3.060.000
2 Bahan habis pakai 4.120.000
3 Perjalanan 940.000
4 Lain-lain 1.300.000
Jumlah 9.420.000
9

4.2 Jadwal Kegiatan


Kegiatan penelitian dilakukan selama 4 bulan dengan jadwal kegiatan
sebagai berikut:
Tabel 4. Jadwal kegiatan PKM-P
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Persiapan alat dan bahan
2 Pengambilan serasah di UB Forest
3 Eksplorasi bakteri bermanfaat dari
serasah tanaman kopi
4 Menentukan bakteri yang berpotensi
menghambat patogen penyebab
penyakit moler
5 Pengujian bakteri antagonis melawan
jamur F. oxysporum f.sp.cepae
penyebab penyakit moler
6 Pengujian lapang dari efektivitas
bakteri antagonis terhadap penyakit
moler
7 Identifikasi bakteri serasah yang
ditemukan untuk dilakukan
perbanyakan
8 Pengolahan data dan laporan awal
9 Evaluasi
10 Revisi laporan dan laporan Akhir

DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Prospek dan Arah
Pengembangan Agribisnis Bawang Merah. Departemen Pertanian. Jakarta.
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura. 2017.
www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-2-prod-lspn-prodvitas-horti.pdf.
Kementerian Pertanian. Jakarta.
Hadiwiyono, R.D.,Wuspada S., Widono, S.H., Poromarto dan Fatawi, Z.D. 2009.
Kesupresifan Tanah terhadap Busuk Pangkal (Fusarium oxysporum
f.sp.cepae) Bawang Putih di Tawangmangu, Karanganyar. Sains Tanah. 6
(1):1-6.
Hartanto, J. 2009. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri pelarut Fosfat Pada Tanah
Sulfat Masam Di Kawasan Pesisir Hutan Mangrove Peniti Kalimantan
10

Barat. Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan. Intitut


Pertanian Bogor.
Herwindo. 2013. Perlunya Tanaman Pelindung pada Budidaya Kopi. Pusat
Penelitian dan Perkembangan Perkebunan.
http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/?p=528. Diakses 22 Oktober 2017.
Litbang Pertanian. 2005. Prospek dan arah pengembangan agribisnis.
http://www.litbang.pertanian.go.id/special/komoditas/b3bawang. Diakses
pada 22 Oktober 2017.
Mindawati, N. dan Pratiwi. 2008. Kajian Penetapan Daur Optimal Hutan
Tanaman Acacia Mangium Ditinjau Dari Kesuburan Tanah. Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman. 5 (2). 109-118.
Sumarsih, S. 2003. Mikrobiologi Dasar. Universitas Pembangunan Nasional
Veteran. Yogyakarta.
Sunarjono, H. 2001. Budidaya Bawang Merah. Sinar Baru Algensindo. Bandung.
Sutiknowati, L.I. 2010. Kualitas Perairan Pesisir Pulau Bangka Selatan.
Indonesian. Journal of Marine Sciences. (2). 388-399.
Thagavi, S., Barac T., Greenberg B., Vangronsvel J. dan Van Der Lelie D. 2005.
Horizontal Gene Transfer to Endogenous Endophytic Bacteria from Poplar
Improves Phytoremediation of Toluene. Applied and Environmental
Microbiology. 71: 8500–8505.
Udiarto, B.K., Setiawati W., dan Suryaningsih E. 2005. Pengenalan Hama dan
Penyakit Tanaman Bawang Merah Dan Pengendaliannya. Panduan Teknis
PTT Bawang Merah. . Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang.
Wijoyono.2009. Keanekaragaman Bakteri Serasah Daun Avicennia marina yang
Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Teluk Tapian
Nauli. Tesis. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Wiyatiningsih, S. 2003. Kajian Asosiasi Phytophthora sp. dan Fusarium
oxysporum f.sp.cepae Penyebab Penyakit Moler pada Bawang Merah.
Jurnal Mapeta (5): 1-6.
Wiyatiningsih, S., Arif W. dan Endang T.P. 2009. Keparahan penyakit moler
pada enam kultivar bawang merah karena infeksi Fusarium oxysporum
f.sp.cepae di tiga daerah sentra produksi. Seminar Nasional Akselerasi
Pengembangan Teknologi Pertanian dalam Mendukung Revitalisasi
Pertanian.Fakultas Pertanian dan LPPM UPN Veteran Jawa Timur.
Surabaya.
11

LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
1. Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Gallyndra Fatkhu Dinata
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Agroekoteknologi
4 NIM/NIDN 145040201111228
5 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 30 April 1996
6 E-mail gallyndra@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 085733311740
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Bulak Banteng SMPN 5 SMAN 19
1/ 263 Surabaya Surabaya Surabaya
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2002 - 2008 2008 - 2011 2011 – 2014
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
. Penghargaan
1 Juara 3 Presentator Universitas 2015
Terbaik Ujian Akhir Brawijaya
Tutorial Penulisan Ilmiah
FP UB
2 Finalis Paper Competition Universitas 2015
5 Minute Agricuture Brawijaya
Vaganza Fakultas
Pertanian Universitas
Brawijaya
3 Finalis LKTI VEIN Universitas 2016
Fakultas Kedokteran Brawijaya
Hewan Universitas
Brawijaya
12
13
14
15

4. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Luqman Qurata Aini, S.P., M.Si., Ph.D.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Hama dan PenyakitTumbuhan
4 NIDN 0019097207
5 Tempat dan Tanggal Malang, 19 September 1972
lahir
6 E-mail luqman.fp@ub.ac.id
7 NomorTelepon/HP 081252663348
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA S1 S2 S3
Nama SDN SMPN SMAN FP UB PPS FP Shizuoka
Institusi Dinoyo 3 I 3 UB University
Malang Malang Malang
Jurusan HPT Biologi Bio
Reproduksi science
Tahun
1979- 1985- 1988- 1991-
Masuk- 1996-2000 2006-2010
1985 1988 1991 1995
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral presentation)
No NamaPertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Ilmiah/ Seminar Tempat

1 Phytopathological Role of Hrp pilus on the 2007


Society of Japan Pathogenicity in Xanthomonas
Meeting axonopodis pv.citri.

2 International ISNAR- Preliminary Screening of 2011


C2FS conference Microbial Antagonists Isolated
From Rice Rhizosphere Against
Rhizoctonia solani Kuhn, The
Causal Agent of Sheath Blight
Disease on Rice Crown Gall
Disease on Rosw Plants in Batu,
East Java Province
3 Internationl Seminar pf Role of Hrp E on the 2011
Indonesian Pathogenicity in Xanthomonas
Phytopathological axonopodis pv. citri
Society
16
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Harga
Justifikasi Jumlah Biaya
Material Volume Satuan
Pemakaian (Rp)
(Rp)
Tempat tumbuh
Cawan Petri 30 Unit 25.000 750.000
isolat
Box Plastik Wadah bahan dan
1 Unit 150.000 150.000
Besar alat penelitian
Perlakuan isolate
Cover Glass 3 Unit 23.000 69.000
identifikasi
Perlakuan
Gelas Obyek 2 Pak 17.000 34.000
isolat identifikasi
Mengambil isolate
Jarum Ose 3 Unit 7.500 22.500
bakteri
Timbangan Menimbang sampel
1 Unit 500.000 500.000
analitik serasah
Memotong sampel
Pisau 3 Unit 15.000 45.000
serasah
Tempat akohol dan
Sprayer 3 Unit 10.000 30.000
sterilisasi
Sarung Tangan
Sebagai sterilisasi 2 Pak 25.000 75.000
Plastik
Masker Sebagai sterilisasi 1 Pak 15.000 15.000
Menyaring saat
Saringan 3 Unit 10.000 30.000
explorasi bakteri
Mengukur luasan
Meteran 1 Unit 45.000 45.000
tajuk tanaman kopi
Mengukur uji
Penggaris plastik 5 Unit 5.000 25.000
antagonis
Ember Menampung serasah 7 Unit 10.000 70.000
Menghaluskan
Mortar dan pistil 1 Unit 98.000 98.000
sampel pengamatan
Mengambil sampel
Pipet tetes 5 Unit 3.000 15.000
isolat
Tabung Tempat media
3 Unit 85.000 255.000
erlenmeyer perbanyakan isolat
Mengukur pH
pH meter 1 Unit 855.000 855.000
serasah
Subtotal (Rp) 3.060.000
18

2. Bahan Habis Pakai


Justifikasi Harga Jumlah
Material Volume
Pemakaian Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Alkohol 70% Sterilisasi alat 1 Botol 28.000 84.000
Alkohol 90% Sterilisasi LAFC 1 Botol 35.000 105.000
Alumunium foil Pelindung Media 1 Gulung 50.000 50.000
Antibiotik Antibiotik bakteri
3 Unit 25.000 75.000
bacteria pada media
Aquades steril Bahan perlakuan 15 Liter 5.500 82.500
PDA Instan Media perbanyakan 50 Unit 10000 500.000
Nutrient Agar Media perbanyakan 500 gram 550.000 550.000
Kapas Sterilisasi alat 2 Pak 14.000 28.000
Nystatin Bahan larutan media 100 ml 2.500 250.000
Kentang Nutrisi media PDA 2 Kg 20.000 40.000
Bawang merah sehat
Bawang Merah 1 Kg 22.000 22.000
pengujian in vivo
Tanaman Bahan uji
3 Sampel 30.000 90.000
Tembakau hipersensitif
Kertas Menyaring larutan
1 Pak 28.500 28.500
whatman tanah
Tempat tumbuh
Kertas Cakram 2 Pak 27.000 54.000
bakteri
Parafin cair Uji antagonis in vivo 100 ml 2.500 250.000
Iodine Uji Identifikasi 1Botol 19.500 19.500
Safranin Uji Identifikasi 5 Botol 50.000 250.000
NaCl Uji Identifikasi 100 ml 3.000 300.000
Klorox Uji Identifikasi 100 ml 2.500 250.000
Gliserol Pengujian Bakteri 100 ml 3.500 350.000
H2O2 Uji Identifikasi 50 ml 4.500 225.000
Kristal Violet Uji Identifikasi 1botol 18.000 18.000
KOH Uji Identifikasi 100 ml 660 66.000
Media tanam di
Polibag 2 Pak 25.000 50.000
rumah kaca
Memasukkan bakteri
Syringe 1 Unit 15.000 15.000
pada tanaman
Spiritus Bahan sterilisasi 5 Botol 18.000 90,000
Administrasi Menyewa tempat
1 Paket 150.000 150.000
Laboratorium penelitian
Menyewa untuk
Administrasi budidaya pengujian 1 Paket 150.000 150.000
Rumah Kaca bawang merah
19

Tissue steril Bahan sterilisasi 5 Unit 16.500 82.500


Plastic Membungkus
3 Unit 17.000 51.000
wrapping cawan petri
Subtotal (Rp) 4.120.000

3. Perjalanan
Harga Jumlah
Material Justifikasi Perjalanan Volume Satuan Biaya
(Rp) (Rp)
Transportasi akomodasi 3 kali
Survey lokasi
dan akomodasi ke UB Pulang -
tanaman kopi
Forest Pergi 45.000 180.000
Transportasi akomodasi 3 kali
Pengambilan
dan akomodasi ke UB Pulang -
sampel serasah kopi
Forest Pergi 130.000 390.000
Transportasi akomodasi
1 kali
Pengambilan Isolat dan akomodasi ke
Pulang –
Murni Dirjen Hotikultura
Pergi
Dinas Pertanian 100.000 370.000
Subtotal (Rp) 940.000

4. Lain-lain
Harga Jumlah
Justifikasi
Material Volume Satuan Biaya
Pemakaian
(Rp) (Rp)
Analisis kandungan
1 Paket 225.000 225.000
Analisis seresah serasah
DNA Barcode Identifikasi jenis
Molecular bakteri yang
5 Sampel 120.000 600.000
Techniques for ditemukan di serasah
Species tanaman kopi
Untuk berkoordinasi
3 Orang 100.000 300.000
Pulsa dalam penelitian
Proposal dan Proposal dan laporan 10
9.000 90.000
Laporan mingguan Bendel
Kertas A4 Menyelesaikan paper 2 42.500 85.000
Subtotal (Rp) 1.300.000
Total 9.420.000
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


No Nama/ NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
(jam/
minggu)

1 Gallyndra Fatkhu Agroekotek Pertanian 45 jam/ Memimpin jalannya


Dinata nologi minggu penelitian, menjadi
145040201111228 penghubung dengan
dosen pendamping,
melakukan semua
kegiatan penelitian
dan membantu
berkoordinasi
dengan anggota.
2 Nurul Ariani Agroekotek Pertanian 40 jam/ Menyiapkan alat
145040201111236 nologi minggu bahan yang
dibutuhkan,
mengatur biaya
pengeluaran,
melakukan semua
kegiatan penelitian
dan Membantu
berkoordinasi
dengan anggota
lainnya.

3 Andik Purnomo Agroekotek Pertanian 40 jam/ Mengatur


165040200111021 nologi minggu administrasi,
logbook dan laporan,
melakukan semua
kegiatan penelitian
dan membantu
berkoordinasi
dengan anggota
lainnya.
21

Anda mungkin juga menyukai