Anda di halaman 1dari 6

INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY

Pemanfaatan Oasis Basah Sebagai Bahan Alternatif Pengganti


Media Konvensional Pada Pencangkokan Tanaman Mangga
(Mangifera indica, L) di Laboratorium Tanaman

Ujang Tri Cahyono1, Muh. Hasan2


1
Laboratorium tanaman, Jurusan Produksi Pertanian
2
Laboratorium tanaman Jurusan Produksi Pertanian
Politeknik Negeri Jember, Jalan Mastrip Kotak Pos 164 Jember 68101
ujang.tri.cahyono.polije@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu kegiatan laboratorium tanaman adalah untuk meneliti mengenai pengelolaan
tanaman hortikultura agar didapatkan tanaman yang bersifat unggul dan cepat berproduksi.
Ketersediaan bibit berkualitas merupakan salah satu kendala dalam meningkatkan hasil dan
kualitas buah mangga. Dalam hal untuk mendapatkan tanaman mangga yang berproduksi lebih
cepat dan menghasilkan buah yang berkualitas serupa dengan tanaman induknya. Maka
perbanyakan vegetatif melalui cangkok merupakan salah satu alternatifnya. Mencangkok
merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan
cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang pembentukan akar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase keberhasilan pencangkokan
tanaman mangga menggunakan media oasis basah, mengetahui efektifitas penggunaan
oasis basah sebagai pengganti media konvensional. Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan
dengan jumlah 15 cangkokan pada masing-masing perlakuan, sehingga didapatkan jumlah
populasi 30 cangkokan. Perlakuan terdiri dari: (Co) perlakuan cangkok dengan menggunakan
media konvensional; (C1) perlakuan cangkok dengan menggunakan media oasis basah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persentase keberhasilan cangkokan tanaman mangga
menggunakan media oasis basah sama dengan penggunaan media konvensional. Kajian ini
dapat memberikan sebuah solusi alternatif bahwa media oasis basah dapat dijadikan sebagai
bahan pengganti media konvensional dalam kegiatan praktikum pencangkokan tanaman.

Kata kunci : oasis basah, media konvensional, pencangkokan, tanaman mangga

PENDAHULUAN
Laboratorium Tanaman merupakan kebutuhan dalam negeri dan memiliki
sarana bagi mahasiswa, pranata peluang tinggi sebagai komoditas ekspor.
laboratorium (PLP) dan dosen dalam Namun Sampai saat produksi mangga
melakukan kegiatan pendidikan, penelitian, dalam negeri masih rendah karena
dan pengabdian kepada masyarakat. Salah kebanyakan masyarakat masih
satu kegiatan di laboratorium tanaman menggunakan bibit yang berasal dari biji
adalah untuk meneliti mengenai sehingga memerlukan waktu lama dalam
pengelolaan tanaman hortikultura agar menghasilkan buah dan hasil serta kualitas
didapatkan tanaman yang bersifat unggul buahnya pun beragam dan seringkali lebih
dan cepat berproduksi. Mangga (Mangifera rendah kualitas serta kuantitasnya
indica, L) merupakan salah satu komoditas dibandingkan tanaman indukannya
tanaman hortikultura penghasil buah yang (Astutik, 2008).
prospektif dikembangkan untuk memenuhi

37
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY

Ketersediaan bibit berkualitas angin ataupun panas matahari. Media oasis


merupakan salah satu kendala dalam basah mempunyai banyak rongga sehingga
meningkatkan hasil dan kualitas buah memungkinkan akar tanaman tumbuh dan
mangga. Agar bisa mendapatkan tanaman berkembang dengan leluasa.
mangga yang berproduksi lebih cepat Tujuan dari penelitian ini adalah
daripada tanaman yang berasal dari biji dan untuk mengetahui persentase
buah yang dihasilkan serupa dengan keberhasilan pencangkokan tanaman
tanaman induknya, maka perbanyakan mangga menggunakan media oasis
vegetatif melalui cangkok merupakan salah basah dan mengetahui efektifitas
satu alternatifnya. Mencangkok merupakan penggunaan oasis basah sebagai pengganti
salah satu teknik perbanyakan vegetatif media konvensional pada pencangkokan
dengan cara pelukaan atau pengeratan tanaman mangga.
cabang pohon induk dan dibungkus media Hasil penelitian ini diharapkan dapat
tanam untuk merangsang terbentuknya memberikan atau menambah informasi bagi
akar. Dalam hal kegiatan mencangkok akar pembaca guna mencoba penggunaan media
akan tumbuh ketika cabang yang dicangkok oasis basah sebagai bahan alternatif
masih berada padai pohon induknya pengganti media konvensional karena lebih
(Prameswari et al. 2014). praktis dan efisien apa lagi jika dilakukan
Keberhasilan dalam kegitan pencangkokan pada musim kemarau.
pencangkokan tanaman mangga Sebagai tambahan referensi bagi peneliti
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain berikutnya yang akan melakukan penelitian
ukuran (umur) batang dan sifat media lanjutan dalam penyempurnaan atau
tanaman. Pemilihan diameter batang yang modifikasi media pencangkokan pada
ideal, akan membentuk perakaran yang tanaman mangga yang lebih efektif dan
lebih banyak, hal ini karena permukaan efisien. Dapat memberikan solusi alternatif
bidang perakaran yang lebih luas akan bahan pengganti media konvensional yang
tetapi umur batang sebaiknya tidak terlalu lebih praktis dan efisien dalam
tua (berwarna coklat atau coklat muda). pencangkokan tanaman mangga yang dapat
Sifat media tanam haruslah yang mampu diimplementasikan dalam penyelenggaraan
menyerap banyak air, tidak becek, mampu kegiatan praktikum mahasiswa di
menahan air meskipun terkena angin dan laboratorium tanaman.
panas matahari (Kuswandi, 2013).
Media konvensional yang sering METODE PENELITIAN
digunakan masyarakat saat ini adalah tanah Waktu dan tempat penelitian
lapisan atas yang cukup mengandung unsur Penelitian ini dilaksanakan di lahan
hara. Meskipun tanah mampu menyerap air laboratorium tanaman dengan ketinggian
dan menahan air tetapi seringkali terlalu tempat 89 m di atas permukaan air laut.
becek, mudah padat dan kurang praktis Jenis tanah inceptisol, pada bulan Maret
dalam kegiatan mencangkok, hal ini bisa 2018 sampai dengan bulan Mei 2018.
mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan
pencangkokan. Salah satu bahan yang saat Bahan dan Alat
ini banyak dimanfaatkan sebagai media Bahan yang digunakan untuk
tanam, terutama untuk tanaman hias dan melaksanakan penelitian ini adalah:
bunga adalah oasis basah. Oasis basah yang tanaman mangga manalagi yang telah
dijadikan sebagai media tanam berbentuk berumur 5 tahun dan telah menghasilkan
seperti busa atau spon yang ringan. produksi buah dengan kuantitas dan
Meskipun dapat menyerap banyak air, kualitas yang baik, tanah lapisan atas (top
media oasis basah tidak becek karena air soil), plastik transparan vol 1 kg, oasis
disimpan di dalam rongga-rongga media basah, vitamin B1 liquinox cair, air bersih.
dan air akan dipegang erat, meskipun terken

38
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY

Alat yang digunakan dalam kegiatan akan dicangkok dengan kriteria lurus,
penelitian ini adalah: pisau sayat (pisau cukup besar diperkirakan berdiameter
okulasi), tali rafia, alat suntikan, gunting kurang lebih 2-3 cm dan tidak terlalu tua
pangkas, silet cutter, penggaris mika, bak serta masih berwarna hijau atau coklat agar
plastik pemeraman, timba plasik, gergaji nanti pohon atau cabang cukup kuat utk
kayu, gelas ukur. mandiri.

Metode Penelitian Kegiatan Pencangkokan


Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan Pilih cabang yang sehat dan lebih baik
(C) dengan jumlah 15 cangkokan pada tumbuhnya secara vertikal dengan diameter
masing-masing perlakuan, sehingga 2-3 cm. Buat irisan melingkar dengan jarak
didapatkan jumlah populasi 30 cangkokan: sekitar 10 cm lalu kupas kulit batang atau
Co: Merupakan perlakuan cangkok dengan cabangnya. Bersihkan lapisan kambium
menggunakan media konvensional. yang menempel pada kayu sampai kesap
C1: Merupakan perlakuan cangkok dengan dan biyarkan beberapa saat supaya hasil
menggunakan media oasis basah. sayatan pada cabang mengering. Setelah
lapisan kambium bersih, kemudian tutup
Pelaksanaan Penelitian bagian sayatan tersebut dengan potongan
Persiapan Media Cangkok oasis basah yang telah direndam dalam
Persiapkan larutan air dan vit B1 larutan air + vit B1 liquinox cair (perlakuan
liquinox cair dengan perbandingan 1 ml vit C1) dan tanah top soil yang sudah dibasahi
B1 liquinox dicampur dengan 5 ltr air air sampai kapasitas lapang (perlakuan C0).
bersih 5 dalam bak pemeraman. Kemudian Balut bagian yang telah terlapisi atau
media cangkok oasis basah dipotong- tertutupi media oasis basah dan tanah top
potong dengan ukuran panjang 5 cm, lebar soil dengan plastik transparan vol 1 kg. Ikat
3 cm, dan tinggi atau tebal 3 cm dan balutan tersebut dengan menggunakan tali
direndam di dalam larutan pada bak plastik (tali rafia) dibagian ujung atas dan
pemeraman selama kurang lebih 20 menit. bawah seperti membungkus permen. Plastik
Media konvensional disiapkan dengan transparan tersebut diberi beberapa lubang
mencari tanah lapisan atas (top soil) di kecil sebagai jalan masuknya air dan aerasi
bawah pohon bambu kemudian di taruh media tanam cangkok.Lakukan monitoring
dalam timba atau sack, apabila media secara berkala agar kelembaban cangkokan
terlalu kering bisa dibasahi menggunakan tetap terjaga, apabila media kering tidak ada
air bersih sampai media mencapai kapasitas hujan sebaiknya dilakukan penyiraman 1x
lapang (tidak lembek atau becek) sehingga sehari dengan cara menyuntikkan air
mudah dikepal atau dibentuk. menggunakan alat suntikan pada media
tanam cangkok untuk tetap menjaga
Persiapan Bahan Tanam kelembaban cangkokan. Setelah kurang
Bahan tanam mangga manalagi yang lebih satu bulan, akar akan mulai tumbuh.
digunakan untuk indukan adalah tanaman Jika pertumbuhan akar sudah cukup baik,
mangga manalagi yang telah berumur 5 maka potong cabang bagian bawah
tahun dan telah menghasilkan produksi cangkokan menggunakan gergaji kayu dan
buah dengan kuantitas dan kualitas yang cangkokan siap ditanam di wadah atau
baik. Kemudian menentukan cabang yg tempat baru.

39
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY

Gambar 1. Penyayatan cabang mangga Gambar 2. Pencangkokan dengan oasis basah

Gambar 3. Persiapan media konvensional Gambar 4. Pencangkokan dengan media kovensional

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengamatan jumlah dan (pertama) akan tetapi untuk pengamatan
persentase cangkokan hidup pada tanaman pada bulan ke 2 (dua) antara penggunaan
mangga menunjukan bahwa perlakuan media konvensional (C0) dan oasis basah
cangkok dengan menggunakan media oasis menunjukkan jumlah dan persentase
basah (C1) mampu menghasilkan jumlah cangkokan hidup yang sama, seperti
dan persentase cangkokan hidup sedikit ditunjukkan pada Tabel 1.
lebih baik pada pengamatan bulan 1
Tabel 1. Pengamatan Jumlah dan Persentase Cangkokan Hidup pada Bulan ke 1 dan 2
Waktu dan Persentase Cangkokan Hidup
Perlakuan Populasi Awal Bulan ke 1 Bulan ke 2
Jml % Jml %
C0 15 8 53,33 13 86,67
C1 15 9 60 13 86,67

Tabel 1 menunjukkan bahwa konvensional dengan jumlah 8 dan


perlakuan cangkok dengan menggunakan persentase 53,33 % pada bulan 1.
media oasis basah (C1) mampu Sedangkan pada pengamatan bulan ke 2
menghasilkan cangkokan hidup berjumlah diantara kedua perlakuan media
9 dengan persentase 60 % yang sedikit menghasilkan jumlah dan persentase
lebih baik dari pada penggunaan media

40
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY

cangkokan hidup yang sama yaitu dengan KESIMPULAN DAN SARAN


jumlah 13 dan persentase 86,67 %. Hasil penelitian ini menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian secara bahwa perlakuan pencangkokan dengan
keseluruhan antara perlakuan penggunaan menggunakan media oasis basah (C1) dapat
media alternatif oasis basah dan media digunakan sebagai alternatif pengganti
konvensional pada pencangkokan tanaman media pencangkokan konvensional (Co)
mangga, keduanya menunjukkan hasil dan karena kedua perlakuan media
persentase keberhasilan yang relatif sama menunjukkan hasil persentase keberhasilan
atau tidak menunjukkan perbedaan yang yang relatif sama pada pencangkokan
signifikan terhadap tingkat keberhasilan tanaman mangga. Dari kajian secara
pencangkokan tanaman mangga. Hal ini empiris ini dapat memberikan sebuah
dikarenakan baik media konvensional kontribusi dan wahan pembelajaran dalam
maupun media oasis basah sama-sama peningkatan pengetahuan mengenai
memiliki kemampuan menyerap dan pemanfaatan oasis basah sebagai bahan
menyimpan atau mengikat air yang relatif pengganti media konvensional yang lebih
sama sehingga mampu mendorong kalus praktis dan efisien pada pencangkokan
dapat tumbuh dengan baik dan tanaman mangga dan dapat
menyebabkan regenerasi akar menjadi lebih diimplementasikan dalam penyelenggaraan
cepat. kegiatan praktikum dasar-dasar agronomi
Salah satu faktor yang perlu serta perbanyakan tanaman di laboratorium
diperhatikan dalam pencangkokan adalah tanaman.
media cangkok. Media yang baik harus Mengingat beragamnya media yang
mempunyai sifat mudah menyerap air, dapat digunakan sebagai media
menahan air dalam waktu lama, pertumbuhan tanaman, maka sangat
kelembabannya tinggi tetapi aerasinya baik diperlukan kajian dan eksperimen lanjutan
dan beratnya ringan. Media cangkok tidak agar mendapatkan media tanam yang paling
boleh terlalu basah dan tidak mengandung cocok, efektif dan efisien pada
jamur yang dapat menyebabkan kerusakan pencangkokan tanaman mangga, sehingga
dan kematian cangkokan (Hendrata dan akan dapat lebih meningkatkan persentase
Sutardi, 2010). keberhasilan dalam pencangkokan tanaman
Bahri (1999) menyatakan bahwa, khususnya tanaman mangga.
keberadaan air disekitar perakaran tanaman
akan mampu merangsang pembentukan dan DAFTAR PUSTAKA
perkembangan akar secara optimal karena Astutik. 2008. Uji Beberapa Teknik
respirasi akar akan berlangsung sempurna. Grafting Mangga Varietas Gadung.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa, air penting Buana Sains. 8(2): 127-130.
untuk pertumbuhan akar, terbukti oleh Bahri, S. 1999. Bercocok Tanam Tanaman
kenyataan bahwa akar tidak tumbuh melalui Perkebunan Tahunan. Gajah Mada
lapisan-lapisan media tanam yang kering. University Press: Yogyakarta.
Kekurangan kelembapan tanah secara Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L.
signifikan akan menurunkan berat akar dan Metchell. 1991. Fisiologi Tanaman
panjang akar sehingga akan berpengaruh Budidaya. Universitas Indonesia
terhadap pertumbuhan dan perkembangan Press: Jakarta.
tanaman (Gardner, 1991). Kemampuan Hendrata, R., dan Sutardi, 2010. Evaluasi
media cangkok menahan air lebih banyak di Media dan Frekuensi Penyiraman
dalam pori-pori dan kelancaran sirkulasi terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao
udara di dalam media akan mendorong ( Theobroma cacao L). J.
pertumbuhan primordia akar menjadi lebih Agrovigor. 3(1): 2-4.
cepat (Prameswari et al. 2014). Kuswandi. 2013.
http://balitbu.litbang.deptan.go.id/in

41
INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY

d/index.php/ hasil penelitian- Zat Pengatur Tumbuh Terhadap


mainmenu-46/ inovasi-teknologi/ Keberhasilan Cangkok Sawo
16-penelitian pengkajian 2/545. (Manilkara zapota (L.) van Royen)
[Diakses 15 Oktober 2018]. pada Musim Penghujan.
Prameswari, Z, K., Sri T, dan Sriyanto W. Vegetalika. 3(4): 107-118.
2014. Pengaruh Macam Media dan

42

Anda mungkin juga menyukai