Anda di halaman 1dari 31

TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

KEBAKARAN

Disusun oleh :

REYHAN ABDUL MAJID

(0518140066)

PROGRAM STUDI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA POLITEKNIK PERKAPALAN


NEGERI SURABAYA
TAHUN 2021
Keterangan :

❖ Gedung diatas merupakan Gedung perkantoran (Bahaya Kebakaran Ringan)

1. Unit Exit
Unit exit adalah pintu keluar untuk sarana keluar dari suatu ruangan atau bangunan saat terjadi
keadaan darurat atau keadaan tidak darurat. Berikut syarat syarat rute keluar adalah :
▪ Bebas dari barang – barang, mudah dicapai
▪ Koridor tidak licin, aman dari bahaya api asap dan gas
▪ Rute penyelamatan harus diberi penerangan, dan tidak bergantung dari sumber utama
▪ Arah menuju exit harus dipasang petunjuk yang jelas
▪ Pintu keluar darurat harus diberi tanda tulisan

Resiko atau klasifikasi


Lama waktu keluar Jarak tempuh
bahaya hunian
Ringan 3 menit 30 meter
Sedang 2,5 menit 20 meter
Berat 2 menit 15 meter
Langakah – Langkah yang diambil apabila terjadi kebakaran (kondisional)

▪ Tanda membunyikan alarm


▪ Pelaksanaan tugas masing - masing karyawan, contoh : bagi yang termasuk regu pemadam
segera melaksanakan tugasnya untuk memadamkan api
▪ Evakuasi
▪ Memadamkan api
Selanjutnya ada latihan evakuasi pelatihan ini dimaksudkan untuk mengembangkan kebiasaan
para karyawan atau penghuni terhadap situasi api pada masa yang akan datang. Frekuansi
latihannya adalah sebagai berikut :

▪ Bahaya kebakaran ringan : 1-2 kali/tahun


▪ Bahaya kebakaran sedang : 3-4 kali/tahun
▪ Bahaya kebakaran berat : 6-8 kali/tahun

Rumus Perhitungan penentuan Unit Exit


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
𝑁=
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟
Dimana :N = jumlah orang (orang)
LB = m²
DF = m²/orang

Tempat – tempat dalam bangunan umum


Density Factor (m²/orang)
dan perdagangan
Tempat pertemuan 1
Ruang makan 2
Kantor 8
Tempat tinggal 10
Garasi 30
Rumah sakit 10
Perindustrian 6
Gedung pendidikan 4
Sumber : Perda DKI no 3 tahun 1992

Berdasarkan percobaan, dihasilkan jumlah rata – rata orang keluar dengan satu baris tunggal
tiap menit adalah 60 orang. Dalam perhitungan dan perancangan digunkn nilai 40 orang/menit.
Lebar unit exit tiap 1 baris tunggal minimal 21” = 525 mm

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑂𝑟𝑎𝑛𝑔
𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐸𝑥𝑖𝑡 (𝑈) =
40 𝑥 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Dimana :

1 unit exit : 21”

2 unit exit : 21” + 21”

3 unit exit : 21” + 21” + 18”

4 unit exit : 21” + 21” + 18” + 18’

Seterusnya ditambah 18” atau 450 mm

Penempatan pintu keluar harus diatur sedemikian rupa sehingga dimana saja penghuni berada
dapat menjangkau pintu keluar dan tidak melebihi ketetapan.
𝑈
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐸𝑥𝑖𝑡 (𝐸) = +1
4
Penentuan jumlah Unit Exit Gedung perkantoran

▪ Gedung perkantoran diatas adalah Gedung dengan bahaya kebakaran ringan.


▪ Jumlah orang masing – masing ruangan :

Ruang kimia 1 & 2 Ruang Pertemuan 1 & 2


35 𝑚² 70 𝑚²
𝑁= 𝑁=
8 𝑚2 /𝑜𝑟𝑔 1 𝑚2 /𝑜𝑟𝑔
𝑁 = 4,3 = 4 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑁 = 70 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
Gudang Lainnya Pantry
14,58 𝑚² 30 𝑚²
𝑁= 𝑁=
30 𝑚2 /𝑜𝑟𝑔 2 𝑚2 /𝑜𝑟𝑔
𝑁 = 0,4 = 1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑁 = 15 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
Gudang Arsip Ruang Kantor 1, 2, 3 & 4
14,58 𝑚² 30 𝑚²
𝑁= 𝑁=
30 𝑚2 /𝑜𝑟𝑔 8 𝑚2 /𝑜𝑟𝑔
𝑁 = 0,4 = 1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
𝑁 = 3,75 = 4 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

Ruang kimia 2 : 4 orang Ruang Kantor 4 : 4 orang


Gudang Lainnya : 1 orang Ruang Kantor 3 : 4 orang
Gudang Arsip : 1 orang Ruang Pertemuan 2 : 70 orang
Ruang Kimia 1 : 4 orang Ruang Kantor 2 : 4 orang
Ruang Pertemuan 1 : 70 orang Ruang Kantor 1 : 4 orang
Pantry : 15 orang

▪ Lebar Pintu Keluar (U) masing – masing ruangan :

Ruang kimia 1 & 2 Ruang Pertemuan 1 & 2


4 70
𝑈= 𝑈=
40 𝑥 3 40 𝑥 3
𝑈 = 0,03 = 1 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑒𝑥𝑖𝑡 𝑈 = 0,58 = 1 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑒𝑥𝑖𝑡
Gudang Lainnya Pantry
1 15
𝑈= 𝑈=
40 𝑥 3 40 𝑥 3
𝑈 = 0,008 = 1 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑒𝑥𝑖𝑡 𝑈 = 0,0125 = 1 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑒𝑥𝑖𝑡
Gudang Arsip Ruang Kantor 1, 2, 3 & 4
1 4
𝑈= 𝑈=
40 𝑥 3 40 𝑥 3
𝑈 = 0,008 = 1 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑒𝑥𝑖𝑡 𝑈 = 0,03 = 1 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑒𝑥𝑖𝑡
▪ Jumlah Pintu Keluar (E) masing – masing ruangan :

Ruang kimia 1 & 2 Ruang Pertemuan 1 & 2


𝑈 𝑈
𝐸 = +1 𝐸 = +1
4 4
1 1
𝐸 = +1 𝐸 = +1
4 4
𝐸 = 1,25 = 2 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 𝐸 = 1,25 = 2 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢
Gudang Lainnya Pantry
𝑈 𝑈
𝐸 = +1 𝐸 = +1
4 4
1 1
𝐸 = +1 𝐸 = +1
4 4
𝐸 = 1,25 = 2 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢 𝐸 = 1,25 = 2 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢
Ruang Kantor 1, 2, 3 & 4
Gudang Arsip 𝑈
𝐸 = +1
𝑈 4
𝐸 = +1 1
4 𝐸 = +1
1 4
𝐸 = +1 𝐸 = 1,25 = 2 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢
4
𝐸 = 1,25 = 2 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢

Ruang kimia 2 : 2 pintu Ruang Kantor 4 : 2 pintu


Gudang Lainnya : 2 pintu Ruang Kantor 3 : 2 pintu
Gudang Arsip : 2 pintu Ruang Pertemuan 2 : 2 pintu
Ruang Kimia 1 : 2 pintu Ruang Kantor 2 : 2 pintu
Ruang Pertemuan 1 : 2 pintu Ruang Kantor 1 : 2 pintu
Pantry : 2 pintu
▪ Denah Penempatan Pintu Keluar
2. Emergency Respon Plan
▪ Jumlah orang tiap ruangan (N) :
Ruang kimia 1 & 2 Ruang Pertemuan 1 & 2
35 𝑚² 70 𝑚²
𝑁= 𝑁=
8 𝑚2 /𝑜𝑟𝑔 1 𝑚2 /𝑜𝑟𝑔
𝑁 = 4,3 = 4 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑁 = 70 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
Gudang Lainnya Pantry
14,58 𝑚² 30 𝑚²
𝑁= 𝑁=
30 𝑚2 /𝑜𝑟𝑔 2 𝑚2 /𝑜𝑟𝑔
𝑁 = 0,4 = 1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑁 = 15 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
Gudang Arsip Ruang Kantor 1, 2, 3 & 4
14,58 𝑚² 30 𝑚²
𝑁= 𝑁=
30 𝑚2 /𝑜𝑟𝑔 8 𝑚2 /𝑜𝑟𝑔
𝑁 = 0,4 = 1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑁 = 3,75 = 4 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

Ruang kimia 2 : 4 orang Ruang Kantor 4 : 4 orang


Gudang Lainnya : 1 orang Ruang Kantor 3 : 4 orang
Gudang Arsip : 1 orang Ruang Pertemuan 2 : 70 orang
Ruang Kimia 1 : 4 orang Ruang Kantor 2 : 4 orang
Ruang Pertemuan 1 : 70 orang Ruang Kantor 1 : 4 orang
Pantry : 15 orang

▪ Menentukan rute evakuasi


Ruang kimia 2
Gudang Lainnya
Gudang Arsip
Ruang Kimia 1
Ruang Pertemuan 1
Pantry Lorong Lobby Exit
Ruang Kantor 4
Ruang Kantor 3
Ruang Pertemuan 2
Ruang Kantor 2
Ruang Kantor 1
▪ Perhitungan Waktu orang keluar dari :
Ruang kimia 2
Gudang Lainnya
Gudang Arsip
Ruang Kimia 1
Ruang Pertemuan 1
Pantry Lorong Lobby Exit
Ruang Kantor 4
Ruang Kantor 3
Ruang Pertemuan 2
Ruang Kantor 2
Ruang Kantor 1

o Ruang kimia 1 & 2


Menetukan We Menentukan Fs
We = Lebar pintu – Boundary level Fs = 𝑆 𝑥 𝐷
We = 1,2 m – 0,15 m 𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛
Fs = 1,19 𝑥 0,11
We = 1,05 m 𝑠 𝑚²
𝑝
Menentukan D Fs = 0,13
𝑚𝑠
𝑃 Menentukan Fc
𝐷=
𝐿𝑢𝑎𝑠 F𝑐 = 𝐹𝑠 𝑥 𝑊𝑒
4 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝
𝐷= F𝑐 = 0,13 𝑥 1,05 m
5𝑚𝑥7𝑚 𝑚𝑠
4 𝑝
𝐷= F𝑐 = 0,136
35 𝑠
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛 Menentukan tp
𝐷 = 0,11
𝑚² 𝑃
Menentukan S tp =
𝐹𝑐
Ketika D < 0,54 4
𝑚 tp =
Maka S = 1,19 0,136
𝑠
tp = 0,49 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
o Gudang Lainnya Menentukan Fs
Menetukan We Fs = 𝑆 𝑥 𝐷
We = Lebar pintu – Boundary level 𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛
Fs = 1,19 𝑥 0,06
We = 1,2 m – 0,15 m 𝑠 𝑚²
𝑝
We = 1,05 m Fs = 0,071
𝑚𝑠
Menentukan D Menentukan Fc
𝑃 F𝑐 = 𝐹𝑠 𝑥 𝑊𝑒
𝐷=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝
1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 F𝑐 = 0,071 𝑥 1,05 m
𝐷= 𝑚𝑠
2,43 𝑚 𝑥 6 𝑚 𝑝
F𝑐 = 0,074
1 𝑠
𝐷= Menentukan tp
14,58
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛 𝑃
𝐷 = 0,06 tp =
𝑚² 𝐹𝑐
Menentukan S 1
tp =
Ketika D < 0,54 0,074
𝑚 tp = 0,22 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Maka S = 1,19
𝑠

o Gudang Arsip Menentukan Fs


Menetukan We Fs = 𝑆 𝑥 𝐷
We = Lebar pintu – Boundary level 𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛
Fs = 1,19 𝑥 0,06
We = 1,2 m – 0,15 m 𝑠 𝑚²
𝑝
We = 1,05 m Fs = 0,071
𝑚𝑠
Menentukan D Menentukan Fc
𝑃 F𝑐 = 𝐹𝑠 𝑥 𝑊𝑒
𝐷=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝
1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 F𝑐 = 0,071 𝑥 1,05 m
𝐷= 𝑚𝑠
2,43 𝑚 𝑥 6 𝑚 𝑝
F𝑐 = 0,074
1 𝑠
𝐷= Menentukan tp
14,58
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛 𝑃
𝐷 = 0,06 tp =
𝑚² 𝐹𝑐
Menentukan S 1
tp =
Ketika D < 0,54 0,074
𝑚 tp = 0,22 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Maka S = 1,19
𝑠
o Ruang Pertemuan 1 & 2
Menetukan We Menentukan Fs
We = Lebar pintu – Boundary level Fs = 𝑆 𝑥 𝐷
We = 1,2 m – 0,15 m 𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛
Fs = 0,734 𝑥 1
We = 1,05 m 𝑠 𝑚²
𝑝
Menentukan D Fs = 0,734
𝑚𝑠
𝑃 Menentukan Fc
𝐷=
𝐿𝑢𝑎𝑠 F𝑐 = 𝐹𝑠 𝑥 𝑊𝑒
70 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝
𝐷= F𝑐 = 0,734 𝑥 1,05 m
10 𝑚 𝑥 7 𝑚 𝑚𝑠
70 𝑝
𝐷= F𝑐 = 0,77
70 𝑠
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛 Menentukan tp
𝐷=1
𝑚² 𝑃
Menentukan S tp =
𝐹𝑐
Ketika 0,54 < D < 3,8 Maka : 70
𝑚 tp =
(a = 0,266 untuk satuan ) 0,77
𝑠
S=k–akD tp = 1,51 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
S = k – 0,266 k 1
S = k – 0,266k
𝑚
S = 0,734
𝑠

o Pantry
Menetukan We Menentukan Fs
We = Lebar pintu – Boundary level Fs = 𝑆 𝑥 𝐷
We = 1,2 m – 0,15 m 𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛
Fs = 1,19 𝑥 0,5
We = 1,05 m 𝑠 𝑚²
𝑝
Menentukan D Fs = 0,595
𝑚𝑠
𝑃 Menentukan Fc
𝐷=
𝐿𝑢𝑎𝑠 F𝑐 = 𝐹𝑠 𝑥 𝑊𝑒
15 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝
𝐷= F𝑐 = 0,595 𝑥 1,05 m
5𝑚𝑥6𝑚 𝑚𝑠
15 𝑝
𝐷= F𝑐 = 0,624
30 𝑠
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛 Menentukan tp
𝐷 = 0,5
𝑚² 𝑃
Menentukan S tp =
𝐹𝑐
Ketika D < 0,54 15
𝑚 tp =
Maka S = 1,19 0,624
𝑠
tp = 0,40 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
o Ruang Kantor 1, 2, 3 & 4
Menetukan We Menentukan Fs
We = Lebar pintu – Boundary level Fs = 𝑆 𝑥 𝐷
We = 1,2 m – 0,15 m 𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛
Fs = 1,19 𝑥 0,13
We = 1,05 m 𝑠 𝑚²
𝑝
Menentukan D Fs = 0,154
𝑚𝑠
𝑃 Menentukan Fc
𝐷=
𝐿𝑢𝑎𝑠 F𝑐 = 𝐹𝑠 𝑥 𝑊𝑒
4 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝
𝐷= F𝑐 = 0,154 𝑥 1,05 m
5𝑚𝑥6𝑚 𝑚𝑠
4 𝑝
𝐷= F𝑐 = 0,161
30 𝑠
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛 Menentukan tp
𝐷 = 0,13
𝑚² 𝑃
Menentukan S tp =
𝐹𝑐
Ketika D < 0,54 4
𝑚 tp =
Maka S = 1,19 0,161
𝑠
tp = 0,41 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

▪ Perhitungan Waktu orang keluar dari :


Ruang kimia 2
Gudang Lainnya
Gudang Arsip
Ruang Kimia 1
Ruang Pertemuan 1
Pantry Lorong Lobby Exit
Ruang Kantor 4
Ruang Kantor 3
Ruang Pertemuan 2
Ruang Kantor 2
Ruang Kantor 1
o Lorong
Menetukan We
We = Lebar koridor – Boundary level Menentukan Fs
We = 3 m – 0,21 m Fs = 𝑆 𝑥 𝐷
We = 2,79 m 𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛
Fs = 0,481 𝑥 1,95
Menentukan D 𝑠 𝑚²
𝑝
𝑃 Fs = 0,93
𝐷= 𝑚𝑠
𝐿𝑢𝑎𝑠 Menentukan Fc
106 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
𝐷= F𝑐 = 𝐹𝑠 𝑥 𝑊𝑒
30,90 𝑚 𝑥 3 𝑚 𝑝
181 F𝑐 = 0,93 𝑥 2,79 m
𝐷= 𝑚𝑠
92,7 𝑝
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛 F𝑐 = 2,59
𝐷 = 1,95 𝑠
𝑚² Menentukan tp
Menentukan S 𝑃
Ketika 0,54 < D < 3,8 Maka : tp =
𝐹𝑐
𝑚 181
(a = 0,266 untuk satuan ) tp =
𝑠
S=k–akD 2,59
tp = 1,1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
S = k – 0,266 k 1,95
S = k – 0,518k
𝑚
S = 0,481
𝑠

▪ Perhitungan Waktu orang keluar dari :


Ruang kimia 2
Gudang Lainnya
Gudang Arsip
Ruang Kimia 1
Ruang Pertemuan 1
Pantry Lorong Lobby Exit
Ruang Kantor 4
Ruang Kantor 3
Ruang Pertemuan 2
Ruang Kantor 2
Ruang Kantor 1
o Lobby
Menetukan We
We = Lebar lobby – Boundary level Menentukan Fs
We = 16,3 m – 0,21 m Fs = 𝑆 𝑥 𝐷
We = 16,09 m 𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛
Fs = 0,632 𝑥 1,38
Menentukan D 𝑠 𝑚²
𝑝
𝑃 Fs = 0,87
𝐷= 𝑚𝑠
𝐿𝑢𝑎𝑠 Menentukan Fc
181 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
𝐷= F𝑐 = 𝐹𝑠 𝑥 𝑊𝑒
8 𝑚 𝑥 16,3 𝑚 𝑝
181 F𝑐 = 0,87 𝑥 16,09 m
𝐷= 𝑚𝑠
130,4 𝑝
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛 F𝑐 = 13,9
𝐷 = 1,38 𝑠
𝑚² Menentukan tp
Menentukan S 𝑃
Ketika 0,54 < D < 3,8 Maka : tp =
𝐹𝑐
𝑚 181
(a = 0,266 untuk satuan ) tp =
𝑠
S=k–akD 13,9
tp = 0,21 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
S = k – 0,266 k 1,38
S = k – 0,367k
𝑚
S = 0,632
𝑠

▪ Perhitungan Waktu orang keluar dari :


Ruang kimia 2
Gudang Lainnya
Gudang Arsip
Ruang Kimia 1
Ruang Pertemuan 1
Pantry Lorong Lobby Exit
Ruang Kantor 4
Ruang Kantor 3
Ruang Pertemuan 2
Ruang Kantor 2
Ruang Kantor 1
o Exit
Menetukan We
We = Lebar lobby – Boundary level Menentukan Fs
We = 3 m – 0,15 m Fs = 𝑆 𝑥 𝐷
We = 2,85 m 𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛
Fs = 0,632 𝑥 1,38
Menentukan D 𝑠 𝑚²
𝑝
𝑃 Fs = 0,87
𝐷= 𝑚𝑠
𝐿𝑢𝑎𝑠 Menentukan Fc
181 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
𝐷= F𝑐 = 𝐹𝑠 𝑥 𝑊𝑒
8 𝑚 𝑥 16,3 𝑚 𝑝
181 F𝑐 = 0,87 𝑥 2,85 m
𝐷= 𝑚𝑠
130,4 𝑝
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛 F𝑐 = 2,47
𝐷 = 1,38 𝑠
𝑚² Menentukan tp
Menentukan S 𝑃
Ketika 0,54 < D < 3,8 Maka : tp =
𝐹𝑐
𝑚 181
(a = 0,266 untuk satuan ) tp =
𝑠
S=k–akD 2,47
tp = 1,22 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
S = k – 0,266 k 1,38
S = k – 0,367k
𝑚
S = 0,632
𝑠

▪ Total waktu :
o Ruang kimia 1 & 2 : 0,49 menit o Ruang Kantor 1, 2, 3 & 4 : 0,41 menit
o Gudang Lainnya : 0,22 menit o Lorong : 1,1 menit
o Gudang Arsip : 0,22 menit o Lobby : 0,21 menit
o Ruang Pertemuan 1 & 2 : 1,51 menit o Exit : 1,22 menit
o Pantry : 0,40 menit o Total Waktu : 5,37 menit
PETA JALUR EVAKUASI ERP

EXIT

3. Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan

a. Peletakan Alat Pemadam Api Ringan


Perletakan APAR yang dirancang sebagai pertolongan pertama pada awal terjadinya
kebakaran. Perancangan gudang penyimpanan minyak pelumas mengacu pada Permenaker
04/MEN/1980 yaitu tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan yaitu:
- Mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai, dan diambil serta dilengkapi tanda
pemasangan.
- Tinggi pemasangan 125 cm dari dasar lantai.
- Jarak maksimal antar APAR 15 meter.
- Tabung sebaiknya berwarna merah.
- Tabung tidak berlubang-lubang atau cacat karat.
- Ditempatkan menggantung dengan kuat atau diletakkan pada peti yang tidak dikunci.
- Pemasangan APAR harus sedemikian rupa hingga batas max atas APAR terletak pada
ketinggian 1,2 m. kecuali karbon dioksida dan tepung kimia kering dapat lebih rendah
(minimal 15 cm dari permukaan lantai).
- Suhu ruangan pemasangan APAR dibawah 490c dan diatas 440c.
- Pada APAR pada tempat terbuka harus dilindungi dengan tutup pengaman. (PERMENAKER,
1980)
b. Pemilihan Jenis Alat Pemadam Api Ringan
Jenis APAR yang digunakan berdasarkan pada material apa yang tedapat dalam Gedung
perkantoran tersebut. Gedung perkantoran diatas mayoritas berisi dokumen kertas serta
peralatan elektronik yang cukup banyak sehingga dapat digolongkan api kelas A dan kelas C.
Untuk api kelas A dan kelas C jenis APAR yang cocok adalah APAR Dry Chemical Powder.
APAR tipe Dry Chemical Powder ini cocok untuk memandamkan api kelas A, B, C dan D.
(PERMENAKER, 1980)

c. Perhitungan kebutuhan Alat Pemadam Api Ringan


Pada Gedung perkantoran tersebut sama sekali belum terdapat APAR. Menurut Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi No.: PER 04/MEN/1980, ketentuanketentuan
pemasangan APAR satu dengan yang lainnya tidak boleh melebihi 15 meter (dengan kata
lain jarak antar APAR 15 meter). Sehingga didapatkan cara menghitung jumlah APAR. Jumlah
kebutuhan APAR untuk Gudang Minyak Pelumas akan dihitung menggunakan rumus :
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑃𝐴𝑅 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑖𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑃𝐴𝑅

𝑃𝑥𝐿
= 𝜋
𝑥 𝐷²
4
44,2 𝑚 𝑥 21,45 𝑚
=
3,14
𝑥 (15 𝑚 )²
4
948,09 𝑚²
=
176,625 𝑚²
▪ Perhitungan jumlah APAR masing – masing ruangan :
Luas Jumlah
Panjang Lebar Luas Perlindungan
No. Ruangan Ruangan Ruangan Ruangan Kebutuhan APAR
APAR 𝑷𝒙𝑳
(m) (m) (P x L) 𝝅 (𝝅 )
( 𝒙 𝑫) 𝟒
𝒙 𝑫²
𝟒
Ruangan
1 5 7 35 176,625 0,19 ≈ 1 APAR
kimia 1
Ruangan
2 5 7 35 176,625 0,19 ≈ 1 APAR
kimia 2
Ruang
3 pertemuan 10 7 70 176,625 0,39 ≈ 1 APAR
1
Ruang
4 pertemuan 10 7 70 176,625 0,39 ≈ 1 APAR
2
Gudang
5 2,43 6 14,58 176,625 0,08 ≈ 1 APAR
lainnya
Gudang
6 2,43 6 14,58 176,625 0,08 ≈ 1 APAR
Arsip
7 Pantry 5 6 30 176,625 0,17 ≈ 1 APAR
Ruang
8 5 6 30 176,625 0,17 ≈ 1 APAR
Kantor 1
Ruang
9 5 6 30 176,625 0,17 ≈ 1 APAR
Kantor 2
Ruang
10 5 6 30 176,625 0,17 ≈ 1 APAR
Kantor 3
Ruang
11 5 6 30 176,625 0,17 ≈ 1 APAR
Kantor 4
12 Lobby 8 16,3 130,4 176,625 0,73 ≈ 1 APAR

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑃𝐴𝑅 = 12 𝐴𝑃𝐴𝑅


Jadi keseluruhan Gedung perkantoran diatas membutuhkan 12 buah Alat Pemadam Api
Ringan tipe Dry Chemical Powder. Perencanaan ini disengaja menghitung setiap APAR
setiap ruangan agar semua titik di Gedung tersebut terjangkau oleh APAR. Perancangan ini
tidak memperhitungkan biaya. Denah peletakan APAR terdapat pada gambar di bawah ini.

DENAH PEMASANGAN ALAT PEMADAM API RINGAN


4. Pemasangan Detektor

Pemasangan detector pada tempat kerja dengan denah diatas memakai detector jenis
otomatis yaitu ROR (Rate Of Rise) Heat Detector dengan tipe detector titik.

o Perhitungan “S” jarak efektif antara detector dan jumlah detector tiap ruangan

▪ S = jarak efektif antar detektor


▪ Detektor Asap (S) adalah 12 x % jarak antara
▪ Detector Panas (S) adalah 7 x % jarak antara
a. Ruang Kimia 1 & 2
Tinggi ruangan 3 meter maka :
𝑆 = 12 𝑥 91 %
𝑆 = 10,92 𝑚

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 Jumlah
Jumlah Detector 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 Total = DP x
Ruangan Detektor
𝑆 Panjang (DP) 𝑆 DL
Lebar (DL)
Ruang Kimia 1 5 7
0.45 ≈ 1 0.64 ≈ 1 1x1
&2 10.92 10.92
Total detektor yang dibutuhkan 1
b. Gudang Lainnya
Tinggi ruangan 3 meter maka :
𝑆 = 12 𝑥 91 %
𝑆 = 10,92 𝑚
Jumlah
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 Jumlah Detector 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 Total = DP x
Ruangan Detektor
𝑆 Panjang (DP) 𝑆 DL
Lebar (DL)
Gudang Lainnya 2,43 6
0.22 ≈ 1 0.54 ≈ 1 1x1
10.92 10.92
Total detektor yang dibutuhkan 1
c. Gudang Arsip
Tinggi ruangan 3 meter maka :
𝑆 = 12 𝑥 91 %
𝑆 = 10,92 𝑚

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 Jumlah
Jumlah Detector 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 Total = DP x
Ruangan Detektor
𝑆 Panjang (DP) 𝑆 DL
Lebar (DL)
Gudang Arsip 2,43 6
0.22 ≈ 1 0.54 ≈ 1 1x1
10.92 10.92
Total detektor yang dibutuhkan 1
d. Pantry
Tinggi ruangan 3 meter maka :
𝑆 = 12 𝑥 91 %
𝑆 = 10,92 𝑚

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 Jumlah
Jumlah Detector 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 Total = DP x
Ruangan Detektor
𝑆 Panjang (DP) 𝑆 DL
Lebar (DL)
Pantry 5 6
0.45 ≈ 1 0.54 ≈ 1 1x1
10.92 10.92
Total detektor yang dibutuhkan 1
e. Ruang Pertemuan 1 & 2
Tinggi ruangan 4 meter maka :
𝑆 = 12 𝑥 84 %
𝑆 = 10,08 𝑚

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 Jumlah
Jumlah Detector 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 Total = DP x
Ruangan Detektor
𝑆 Panjang (DP) 𝑆 DL
Lebar (DL)
Ruang
10 7
Pertemuan 1 & 0.99 ≈ 1 0.69 ≈ 1 1x1
10.08 10.08
2
Total detektor yang dibutuhkan 1
f. Ruang Kantor 1, 2, 3 & 4
Tinggi ruangan 3 meter maka :
𝑆 = 12 𝑥 91 %
𝑆 = 10,92 𝑚

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 Jumlah
Jumlah Detector 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 Total = DP x
Ruangan Detektor
𝑆 Panjang (DP) 𝑆 DL
Lebar (DL)
Ruang Kantor 1, 5 6
0.45 ≈ 1 0.54 ≈ 1 1x1
2, 3 & 4 10.92 10.92
Total detektor yang dibutuhkan 1
g. Lorong
Tinggi ruangan 4 meter maka :
𝑆 = 12 𝑥 84 %
𝑆 = 10,08 𝑚

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 Jumlah
Jumlah Detector 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 Total = DP x
Ruangan Detektor
𝑆 Panjang (DP) 𝑆 DL
Lebar (DL)
Ruang
30,90 3
Pertemuan 1 & 3.06 ≈ 3 0.29 ≈ 1 3x1
10.08 10.08
2
Total detektor yang dibutuhkan 3
h. Lobby
Tinggi ruangan 4 meter maka :
𝑆 = 12 𝑥 84 %
𝑆 = 10,08 𝑚

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 Jumlah
Jumlah Detector 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 Total = DP x
Ruangan Detektor
𝑆 Panjang (DP) 𝑆 DL
Lebar (DL)
Ruang
8 16,3
Pertemuan 1 & 0.79 ≈ 1 1.61 ≈ 2 1x2
10.08 10.08
2
Total detektor yang dibutuhkan 2
o Jumlah detektor yang diperlukan untuk tempat kerja
Ruang kimia 2 : 1 detektor
Gudang Lainnya : 1 detektor
Gudang Arsip : 1 detektor
Ruang Kimia 1 : 1 detektor
Ruang Pertemuan 1 : 1 detektor
Pantry : 1 detektor
Ruang Kantor 4 : 1 detektor
Ruang Kantor : 1 detektor
Ruang Pertemuan 2 : 1 detektor
Ruang Kantor 2 : 1 detektor
Ruang Kantor 1 : 1 detektor
Lorong : 3 detektor
Lobby : 2 detektor
Total : 16 detektor

o PETA PELETAKAN DETEKTOR


5. Pemasangan Sprinkler
Sistem sprinkler adalah suatu sistem yang bekerja secara otomatis dengan memancarakan air
bertekanan ke segala arah untuk memadamkan kebakaran atau setidaktidaknya mencegah
meluasnya kebakaran. Instalasi sprinkler ini dipasang secara tetap/permanen di dalam
bangunan yang dapat memadamkan kebakaran secara otomatis dengan menyemprotkan air di
tempat mula terjadi kebakaran. Klasifikasi sprinkler dibagi menjadi dua macam berdasarkan
Standar Kontruksi Bangunan Indonesia (SKBI 3.4.53.1987), yaitu:
1. Berdasarkan arah pancaran :
- pancaran ke atas
- pancaran ke bawah
- pancaran ke dinding
2. berdasarkan kepekaan terhadap suhu :
a. Warna segel:
- Warna putih pada temperatur 93° C
- Warna biru pada temperatur 141° C
- Warna kuning pada temperatur 182° C
- Warna merah pada temperatur 227° C
- Tidak berwarna pada temperatur 68° C / 74° C
b. Warna cairan dalam tabung:
- Warna jingga pada temperatur 53° C
- Warna merah pada temperatur 68° C
- Warna kuning pada temperatur 79° C
- Warna hijau pada temperatur 93° C
- Warna biru pada temperatur 141° C
- Warna ungu pada temperatur 182° C
- Warna hitam pada temperatur 201° C – 260° C
Sistem sprinkler secara otomatis akan bekerja bila segelnya pecah akibat adanya panas dari api
kebakaran. Sistem Sprinkler dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu:
1. Sistem Pipa Basah (Wet Pipe System).
Dalam sistem ini, sistem pipa mulai dari sumber suplai air sampai katup kontrol (Control
valves) yang menuju ke sprinkler sudah terisi air. Sistem pipa basah biasanya dipasang pada
gedung atau hunian dimana tidak ada kemungkinan terjadinya air membeku dalam pipa.
Untuk sistem pipa ini banyaknya sprinkler yang dipasang dikontrol oleh satu set valve dan
tidak melebihi 500 buah untuk tingkat bahaya ringan atau 1000 buah untuk tingkat bahaya
kebakaran sedang dan tinggi.
2. Sistem Pipa Kering (Dry Pipe System).
Sistem ini biasanya digunakan dalam suatu bangunan dimana kondisi temperatur berada
pada keadaan yang bisa beku, seperti pada ruang pendingin atau temperatur yang dapat
dijaga diatas 70° C, seperti oven pengering. Pipa kering tersebut selalu terisi udara dengan
tekanan yang cukup untuk menahan air.
3. Alternatif Sistem Pipa Basah dan Pipa Kering (Combined Dry Pipe-Preaction)
Sistem ini biasanya dipasang tanpa pemanas air, dimana dalam sistem basah ada
kemungkinan air membeku pada musim dingin. Sehingga sistem ini biasanya dioperasikan
pada musim panas untuk sistem basah dan sistem kering pada musim dingin. Jika hendak
mengoperasikan dengan sistem basah, maka dry valve harus diubah fungsinya ke sistem
basah dan ini biasanya dapat dilakukan dengan cepat.
4. Sistem Pipa Kering Pada Ujungnya (Deluge System)
Sprinkler untuk sistem ini harus dipasang menghadap kelangit-langit, kecuali jika dijinkan
untuk dipasang jenis pendent.
5. Tindakan Awal (Pre-Action System)
Sistem ini merupakan gabungan antara standart sprinkler sistem dan pemasangan alat
pengindera kebakaran. Pada umumnya detctor panas atau asap akan bekerja lebih dahulu
dankatub yang bekerja lebih awal akan terbuka sehingga air mengalir ke pipa sprinkler
sebelum sprinkler pertama bekerja.

Perhitungan Jumlah Sprinkler untuk Gedung perkantoran diatas adalah sebagai berikut :

o Kebutuhan air untuk bahaya kebakaran ringan 225 liter/menit = 3,75 liter/detik (SNI 03-3989-
2000)
o Diameter lubang sprinkler = 0,5 inchi
o Satu buah sprinkler mampu mencakup area sebesar 4,6 m x 4,6 m
o Direncanakan antara satu sprinkler dengan sprinkler yang lain terjadi overlapping sebesar ¼
area jangkauan, sehingga tidak ada titik yang tidak terkena pancaran air
Maka area jangkauan sprinkler, dapat dihitung sebagai berikut :

X = jarak maksimum antar titik sprinkler – (1/4 jarak maksimum)

X = 4,6 m – (1/4 x 4,6 m) = 3,45 m

Maka, L = 3,45 m x 3,45 m = 11,9 m²

▪ Ruang Kimia 1

Luas ruangan = 35 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 32
= = 2,6 ≈ 3 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9
▪ Ruang Kimia 2

Luas ruangan = 35 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 32
= = 2,6 ≈ 3 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9

▪ Ruang Pertemuan 1

Luas ruangan = 70 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 70
= = 5,88 ≈ 6 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9
▪ Ruang Pertemuan 2

Luas ruangan = 70 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 70
= = 5,88 ≈ 6 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9
▪ Gudang Lainnya

Luas ruangan = 14,58 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 14,58


= = 1,22 ≈ 2 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9
▪ Gudang Arsip

Luas ruangan = 14,58 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 14,58


= = 1,22 ≈ 2 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9
▪ Pantry

Luas ruangan = 30 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 30
= = 2,52 ≈ 3 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9
▪ Ruang Kantor 1

Luas ruangan = 30 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 30
= = 2,52 ≈ 3 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9
▪ Ruang Kantor 2

Luas ruangan = 30 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 30
= = 2,52 ≈ 3 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9
▪ Ruang Kantor 3

Luas ruangan = 30 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 30
= = 2,52 ≈ 3 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9
▪ Ruang Kantor 4

Luas ruangan = 30 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 30
= = 2,52 ≈ 3 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9
▪ Koridor

Luas ruangan = 92,7 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 92,7


= = 7,78 ≈ 8 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9
▪ Lobby

Luas ruangan = 130,4 m²

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan :

Luas Ruangan 130,4


= = 10,95 ≈ 10 𝑠𝑝𝑟𝑖𝑛𝑘𝑙𝑒𝑟
L 11,9
Ruangan Total Sprinkler Ruangan Total Sprinkler
R. Kimia 1 3 R. kantor 1 3
R. Kimia 2 3 R. kantor 2 3
R. Pertemuan 1 6 R. kantor 3 3
R. Pertemuan 2 6 R. kantor 4 3
Gudang lainnya 2 Koridor 8
Gudang arsip 2 Lobby 10
Pantry 3 Total Sprinkler 55
Dibawah ini adalah denah pemasangan Sprinkler pada Gedung perkantoran berikut :

6. Pemasang Sistem Hydrant


Hydrant adalah suatu alat yang dilengkapi dengan selang (fire house) dan mulut pancar (noozle)
untuk mengalirkan air bertekanan yang digunakan untuk keperluan pemadaman kebakaran.
Pengertian lainnya hydrant yaitu sebuah alat perlindungan api aktif yang disediakan di sebagian
wilayah perkotaan, pinggiran kota, dan perdesaan yang memiliki ketersediaan (pasokan) air
yang cukup yang memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk menggunakan pasokan
airtersebut untuk membantu memadamkan kebakaran. Komponen pendukung sistem hidran
adalah :
▪ Reservoir
Reservoir atau yang baisa dikenal dengan tandon air adalah tempat penampung media air
untuk memadamkan api. Tandon ini umumnya terletak di bawah tanah, di situlah muncul
istilah ground tank. Sebuah reservoir harus bisa memasok air untuk memadamkan api selama
setengah jam.
▪ Jockey Pump
Jockey pump merupakan pompa hydrant yang berfungsi sebagai penstabil tekanan air yang
akan dipasok dari reservoir menuju jaringan output, yakni hydrant pillar. Hal tersebut
bertujuan agar tekanan air tetap stabil dan tidak merusak sistem hydrant. Pompa jockey di-
setting 6~8 bar atau 8~10 bar.
▪ Electric Pump
Electric pump adalah pompa yang berefungsi untuk memasok air dari reservoir menuju
hydrant pillar. Pompa ini bekerja menggunakan energi listrik dari PLN. Main pump atau
pompa elektrik di-setting 4~8 bar atau 4 ~10 bar
▪ Diesel Pump
Ketika terjadi kebakaran dan listrik PLN terputus, diesel pump lah yang akan bekerja untuk
memasok air dari reservoir ke output hydrant. Tapi ketika listrik kembali menyala, diesel
pump berfungsi menstabilkan tekanan air dalam sistem ini. Pompa diesel di-setting 3~8 bar
atau 3~10 bar tetapi juga diintegrasikan dengan suplai daya dari PLN.
▪ Hydrant Pillar
Hydrant pillar adalah jaringan output yang membawa air dari reservoir dan dihubungkan
dengan fire hose agar dapat menuju lokasi kebakaran. Pillar hydrant ada yang berjenis one
way, two way, dan three way. Hydrant pillar ini berfungsi sebagai jalan keluar air dari sistem
hydrant gedung. Hydrant pillar biasanya berada di luar gedung untuk proteksi kebakaran dari
luar.
Di samping atau di dekat hydrant pillar harus tersedia hydrant box yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan selang pemadam kebakaran (fire hose), hose nozzle, & hose rack.
▪ Siamese Connection
Siamese connection adalah komponen penghubung yang dapat membantu proses
penyuplaian air dari mobil pemadam kebakaran menuju sistem hydrant. Hal tersebut
merupakan bentuk antisipasi apabila sewaktu-waktu air pada reservoir habis.
▪ Hydrant Box
Hydrant box merupakan box penyimpanan aksesoris hydrant untuk menunjang proses
pengaliran air dari hydrant pillar menuju lokasi kebakaran. Aksesoris tersebut antar lain seperti
fire hose, hose rack, valve, dan nozzle. Hydrant box memiliki dua jenis, yakni indoor dan
outdoor.
Perlengkapan dari hydrant box ini adalah :
- Sebuah connector + stop valve ukuran 1 ½,
- Sebuah connector + stop valve ukuran 2 ½,
- 1 roll hydrant hose dengan panjang minimal 30 meter,
- Sebuah Nozzle,
- 1 unit break glass fire alarm,
- 1 unit alarm bell,
- 1 unit emergency phone socket,
- 1 unit lampu indikator.
Sistem hydrant memiliki beberapa kelas anatar lain :
▪ Kelas I: Sistem [koneksi selang 2-1 / 2 ″ (64mm)] disediakan untuk digunakan oleh
departemen pemadam kebakaran dan mereka yang terlatih dalam menangani aliran air. Di
gedung bertingkat tinggi tanpa alat penyiram dan di luar jangkauan tangga pemadam
kebakaran, sistem Kelas I menyediakan pasokan air untuk sarana utama pemadam
kebakaran, yaitu secara manual.

▪ Kelas II: Sistem [saluran selang 1-1 / 2 ″ (38mm)] disediakan untuk digunakan oleh penghuni
gedung yang terlatih sampai pemadam kebakaran tiba.
▪ Kelas III: Sistem harus menyediakan stasiun selang [1-1 / 2 ″ (38mm)] untuk memasok air untuk
digunakan oleh penghuni bangunan terlatih dan [2-1 / 2 ″ (64 mm)] sambungan selang untuk
memasok air dengan volume yang lebih besar untuk digunakan oleh dinas pemadam
kebakaran dan mereka yang terlatih dalam menangani air aliran deras.

Menurut SNI 03 1735 2000 jumlah pasokan air untuk hydrant halaman adalah sebgai berikut :

Perancangan Sistem Hydarnt untuk Gedung perkantoran diatas :

Berdasarkan tabel yang ditunjukan oleh SNI 03 1735 2000 jumlah pillar hidran yang dibutuhkan
untuk Gedung perkantoran (bukan perumahan) yang luasnya kurang dari 1000 m² menggunakan
2 pillar hydran :

- Debit pilar hydrant 1 = 2400 l /menit


- Debit pilar hydrant 2 = 1200 l/menit
- Diameter selang =2“
- Panjang selang = 30 m

Kebutuhan air untuk sistem hydrant selama petugas belum datang adalah :

Vsprinkler =QxT
(debit persediaan air untuk bahaya kebakaran
= 225 l/menit x 30 menit
ringan sesuai dengan SNI 03 3989 2000)
= 6750 l

= 6,75 m³

Vhydrant =QxT

= (2400 l/menit + 1200 l/menit) x 60 menit

= 216000 l

= 216 m³

Vtotal = Vsprikler + Vhydrant

= 6,75 m³ + 216 m³

= 222,75 m³ ≈ 223 m³

Sedangkan bak air tidak boleh diisi dengan penuh karena dari hasil volume air yang dibutuhkan
dalam menjaga faktor keamanannya, dapat ditentukan konstruksi dimensi bak air pemadam
kebakarannya, yaitu : Sedangkan bak air tidak boleh diisi dengan penuh karena dari hasil volume
air yang dibutuhkan dalam menjaga faktor keamanannya, dapat ditentukan konstruksi dimensi
bak air pemadam kebakarannya, yaitu :

a. Panjang = 22 meter
Lebar = 5 meter
Tinggi = 2,1 meter
b. Volume total bak air
Vbak = P x L x T
Vbak = 22 meter x 5 meter x 2,1 meter
Vbak = 231 m³
c. Selisih volume
∆V = Vbak – Vtotal
∆V = 231 m³ - 223 m³
∆V = 8 m³
d. Tinggi freeboard
∆V
𝑡(𝑓𝑟𝑒𝑒𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑) =
𝐴
8 m³
𝑡(𝑓𝑟𝑒𝑒𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑) =
110 𝑚²

𝑡(𝑓𝑟𝑒𝑒𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑) = 0,07 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

Di bawah ini adalah desain dari tempat penyimpanan air untuk sistem sprinkler dan hydrant

Dibawah ini adalah denah penempatan pillar hydran untuk Gedung perkantoran berikut :
7. Kesimpulan
1. Tingkat bahaya kebakaran pada Gedung perkantoran ini masuk kategori bahaya kebakaran
ringan.
2. Jumlah pilar yang digunakan pada Gedung tersebut dengan luas bangunan 16,6 x 39,2 meter
adalah sebanyak 2 buah sesuai dengan SNI 03 1735 2000.
3. Jumlah sprinkler yang diperlukan adalah 55 buah. Pada kategori bahaya kebakaran ringan
persedian air tidak kurang dari 225 l/menit dengan tekanan 2,2 bar sesuai dengan SNI 03
3989 2000.
4. Jumlah detector yang diperlukan pada Gedung tersebut adalah 16 detektor dengan jenis
ROR (Rate Of Rise) Heat Detector dengan tipe detector titik.
5. Jumlah APAR yang diperlukan untuk pemadaman ringan pada Gedung tersebut adalah
12 APAR dengan jenis Dry Chemical Powder.

Anda mungkin juga menyukai