Anda di halaman 1dari 13

PENELITIAN KIMIA

(TERMOKIMIA)

REAKSI EKSOTERM, ENDOTERM, DAN PENETRALAN

Disusun Oleh :

Nama : Aurelia Putri Cahyani


NIS : 212210228
Kelas : 11 MIPA 6

SMAN 3 KABUPATEN TANGERANG


Jl. Raya Curug No.KM.2, Kadu Jaya, Kec. Curug,
Kabupaten Tangerang, Banten 15810
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah- Nya. Juga pada orang tua, guru dan
diri kami, sehingga kami bisa menyusun tugas Kimia ini dengan baik. Seperti
yang sudah kita tahu ada beberapa macam reaksi yang terdapat pada bab
termokimia ini.Maka dari itu semuanya perlu di bahas dalam makalah yang sudah
kita buat ini tentang bagaimana bentuk macam-macam reaksi tersebut.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang materi termokimia
ini.Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini dapat memberikan informasi
yang bermanfaat dan bertambahnya ilmu pengetahuan yang kita dapatkan. Kami
sadar mungkin masih banyak kekurangan kami dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan proposal ini. Kami ucapkan terima kasih kepada
Pak Rikomar selaku guru mata pelajaran KIMIA yang kami hormati. Dan kepada
pihak yang sudah ikut serta dalam membantu kelancaran makalah ini.

Tangerang 10 Oktober 2022

Penulis
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………….i
DAFTAR
ISI………………………………………...………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………..iii
1. Latar Belakang…………………...……………….3
2. Tujuan Percobaan.……………….………………..3
3. Manfaat Percobaan….…….………………………3
BAB II KAJIAN TEORI
1. REAKSI EKSOTERM……………………………..4
2. REAKSI ENDOTERM…………………………….4
3. REAKSI PENETRALAN……………….…………4
BAB III PERCOBAAN
1. Alat dan bahan……...……………………………….5
2. Prosedur Kerja………………………………………5
3. Rangkaian Alat………………………………………6
4. Data Hasil Pengamatan……………………………..7
5. Perhitungan………………………………………….8
BAB IV PEMBAHASAN
1. Prinsip Percobaan……………………………………9
2. Analisa Prosedur……………………………………..10
3. Analisa Hasil.…………………………………………10
BAB X

KESIMPULAN………………………………………….11

DAFTAR
PUSTAKA………………………………………12
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Termokimia adalah bagian dari termodinamika yang membahas


perubahan panas dari suatu reaksi kimia dan hubungan dengan pengaruh
kalor yang menyertai reaksi-reaksi kimia.Secara eksperimen kalor reaksi
dapat ditentukan dengan kalorimeter, tapi tidak semua reaksi dapat
ditentukan kalor reaksinya secara kalorimetrik.

Penentuan kalor terbatas pada reaksi-reaksi yang telah berlangsung


dengan cepat seperti pada reaksi pembakaran, reaksi penetralan, dan reaksi
pelarutan.Cara mengetahui kebenaran dari teori pembuatan kalorimeter
sederhana dan cara penetapannya serta penentuan kalor reaksi, maka
dilakukan percobaan “Termokimia”.

Percobaan ini akan ditentukan kalor reaksi secara kalorimetrik dengan


menentukan terlebih dahulu tetapan kalorimeter dengan
memperhitungkan banyak kalor yang dibebaskan dan diserap dari bahan
yang digunakan, sehingga banyaknya perubahan kalor selama reaksi dapat
dihitung.

2. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan “Termokimia” antara lain untuk mengetahui


prinsip kerja termokimia. Selain itu untuk mempelajari perubahan energi
yang menyertai Reaksi kimia,dan menentukan perubahan entalpi reaksi.

3. Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah untuk mengetahui secara langsung


jenis-jenis reaksi pasa termokimia.
BAB II
KAJIAN TEORI

1. Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah kalor yang dihasilkan oleh suatu proses pembakaran
dipindahkan dari sistem ke lingkungannya. Dengan kata lain yaitu suatu reaksi
yang menghasilkan kalor. Sebagai contoh yaitu pada reaksi pembakaran yang
terjadi pada api adalah reaksi eksoterm sehingga akan melepaskan energi ke
sekelilingnya.

2. Reaksi Endoterm

Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Reaksi endoterm, di mana
kalor harus disalurkan ke sistem oleh lingkungan. Pada reaksi ini, terjadi
perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan turun
dan menjadi lebih dingin.

3. Reaksi Penetralan

penetralan yaitu kalor yang menyertai suatu reaksi dengan koefisien yang
paling sederhana. Kalor reaksi dapat ditentukan dengan percobaan laboratorium
atau dengan perhitungan.dengan perhitungan ada tiga cara yaitu berdasarkan
hukum Hess, data kalor pembentukan standar dan data energi ikatan.
BAB III
PERCOBAAN

1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain kalorimeter
sederhana,termometer,gelas arloji,baeker glass 100 ml,gelas ukur 100
ml,pipet tetes,pengaduk,labu ukur,dan neraca analitik.

2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain larutan-
larutan HCl 1 m,larutan NaOH 1 m,aquades dan urea.

3. Prosedur kerja
A.Percobaan reaksi eksoterm
Timbang 10 gram NaOH,masukkan dalam beaker glass berisi air
100 ml catat suhu sebelum dan sesudah di campurkan.

B. Percobaan reaksi endoterm


Timbang 10 gram urea,masukkan dalam beaker glass berisi air 100
ml,catat suhu sebelum dan sesudah di campurkan.

C.Percobaan reaksi penetralan NaOH-HCl


1.di pipet 50 ml,larutan HCl 0,1 M ke dalam beaker
glass A,catat temperaturnya.
2.di pipet 50 ml larutan NaOH M ke dalam beaker
glass B,catat temperaturnya.
3. di campurkan 50 ml HCl 0,1 M dan 50 ml NaO
0,1 M secara bersamaan,di aduk dan di catat
temperaturnya tidak berubah kembali suhunya.

D. Rangkaian Alat
4. Data Hasil Pengamatan

1.Percobaan pertama : Reaksi Eksoterm


T1 = 28°C T2 = 31°C
2.Percobaan kedua : Reaksi Endoterm
T1 = 40°C T2 = 29°C
3. Percobaan ketiga : Reaksi Penetralan
T1 = 30°C T2 = 34°C

No Perlakuan Pengamatan
1. Dipipet 50 mL larutan Larutan tidak berwarna,
HCL 0,1 M kedalam terasa panas, temperatur
baeker glass A.Catat 31°C
temperaturnya.
2. Dipipet 50 mL larutan Larutan tidak berwarna,
NaOH 0,1 M kedalam terasa dingin, temperatur
baeker glass B.Catat 40°C
temperaturnya.
3. Dicampurkan 50 mL Larutan tidak berwarna,
Naoh 0,1 M dan 50 mL temperatur yang
HCL 0,1 M secara didapatkan 34°C
bersamaan, diaduk dan
dicatat temperaturnya
setelah stabil.

4. Perhitungan

A. Percobaan Reaksi Eksoterm


Timbang 1 gram NaOH, masukkan dalam beaker glass berisi 50
ml, catat suhu sebelum dan sesudah dicampurkan
Diketahui :
𝑔𝑟𝑚
𝑚𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 : 50𝑚𝑙 × 1 = 50𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑙
𝑇1 : 28°C
𝑐𝑎𝑖𝑟 : 4,2 J/g°C
𝑇𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 : 31°C
∆𝑇: 31℃ − 28℃ = 3℃
𝑚𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑛:
𝑀𝑟𝑁𝑎𝑂𝐻
1
:
40
: 0,25

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
∆𝐻 = −
𝑚𝑜𝑙
(𝑄 −𝑄 )
= − 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑚𝑜𝑙
Jika 𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 diabaikan
𝑚 ×𝑐 ×∆𝑇
= − 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑜𝑙
50×4,2×3
=−
0,025
630
=−
0,025
= −15,75

Jadi, perubahan entalpi dari senyawa NaOH sebesar -15,75


B. Percobaan Reaksi Endoterm
Timbang 1 gram urea, masukkan dalam beaker glass berisi air
250 ml, catat suhu sebelum dan sesudah dicampurkan
Diketahui :
𝑔𝑟𝑚
𝑚𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 : 50𝑚𝑙 × 1 = 50𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑙
𝑇1 : 40°C
𝑐𝑎𝑖𝑟 : 4,2 J/g°C
𝑇𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 : 29°C
∆𝑇: 29℃ − 40℃ = −11℃
𝑚𝐶𝑂(𝑁𝐻2 )2
𝑛: )
𝑀𝑟𝐶𝑂(𝑁𝐻2 2
1
:
60
: 0,016
𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
∆𝐻 = −
𝑚𝑜𝑙
(𝑄𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 −𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 )
=−
𝑚𝑜𝑙
Jika 𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 diabaikan
𝑚 ×𝑐 ×∆𝑇
= − 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑜𝑙
50×4,2×(−11)
=− 1
60
−2310
=− 1
60
= 138,600

Jadi, perubahan entalpi dari senyawa NaOH sebesar 138,600

C. Perhitungan Reaksi Penetralan NaOH – HCl


[NaOH] : 0,1 M V HCl : 50 mL =
[HCl] : 0,1 M 0,05 L
𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 : 1 g/mL 𝑉𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 : 100 mL
V NaOH : 50 mL = T NaOH : 28℃
0,05 L T HCl : 28℃
𝑇𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 : 40℃

Massa campuran = 𝑉𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 × 𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛


= 100× 1 = 100 gram
Mol HCl = Mol NaOH = M × V
= 0,1 ×0,05 = 5 × 10−3

HCl + NaOH → NaCl + H2 O


M : 5 × 10−3 5 × 10−3
R : 5 × 10−3 5 × 10−3 5 × 10−3
S : - - 5 × 10−3

𝑄𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
∆𝐻 = −
𝑚𝑜𝑙
(𝑄𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 −𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 )
=−
𝑚𝑜𝑙
Jika 𝑄𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 diabaikan
𝑚 ×𝑐 ×∆𝑇
= − 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑜𝑙
100×4,2×(40−28)
=−
0,005
100×4,2×12
=−
0,005
5,040
=−
0,005
= −1.008.000 J/mol
𝐾𝑗
= −1.008
𝑚𝑜𝑙
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Prinsip Percobaan
Penentuan Perubahan entalpi penetralan HCl dan NaOH dilakukan
dengan mengukur suhu awal HCl dan NaOH, selanjutnya
dicampurkan dan diukur temperaturnya pada selang waktu
tertentu.

B. Analisa Prosedur
Analisa Prosedur Reaksi Penetralan NaOH-HCl
Prosedur penetralan NaOH dan HCl antara lain dipipet 50 mL
larutan HCl 0,1 M ke dalam baeker glass A dan dicatat
temperaturnya. Dipipet 50 mL larutan NaOH 0,1 M ke dalam
baeker glass B dan dicatat temperaturnya. Selanjutnya
dicampurkan 50 mL 0,1 M dan 50 mL NaOH 0, 1 M secara
bersamaan, diaduk dan dicatat temperaturnya hingga stabil.

C. Analisa Hasil
Penentuan kalor penetralan HCl-NaOH dilakukan dengan
memasukkan 50 mL HCl 0,1 M ke dalam baeker glass dan dicatat
temperatur awalnya. Dipipet dan dicampurkan 50 mL NaOH 0,1
M ke dalam baeker glass. Selanjutnya diaduk, bertujuan untuk
mempercepat reaksi HCl + NaOH. Diukur temperaturnya. Reaksi
ini menghasilkan NaCl dan air.
HCl + NaOH => NaCl + H2O
Reaksi penetralan HCl dan NaOH didapatkan temperatur larutan
meningkat dari suhu awal, hal ini terjadi karena pada saat reaksi
terjadi pelepasan kalor. Kalor yang dilepaskan oleh sistem reaksi
(NaOH dan HCl) diserap oleh lingkungan, pelarut dan material
lain. Akibatnya suhu lingkungan naik yang ditunjukkan oleh
kenaikan suhu.
BAB V
KESIMPULAN
1. Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat
disimpulkan bahwa dalam setiap reaksi kimia selalu disertai
dengan perubahan energi,hal ini dibuktikan dari data-data yang
diperoleh. Prinsip kerja dari termokimia yaitu penentuan terapan
dengan mengamati perubahan temperatur dengan menggunakan
kalorimeter.

2. Reaksi Eksoterm yaitu perpindahan kalor dari sistem ke


lingkungan sehingga suhu lingkungan menjadi lebih panas.
Reaksi Eksoterm dibuktikan pada percobaan pertama yaitu
pencampuran Air dan NaOH.

3. Reaksi Endoterm pada percobaan ini yakni perpindahan kalor


dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan turun dan
menjadi lebih dingin. Reaksi ini dibuktikan pada percobaan kedua
yaitu pencampuran Air dan Urea.

4. Reaksi Penerapan yaitu reaksi antar asam dan basa yang


menghasilkan garam dan air yang bersifat netral. Reaksi ini
dibuktikan pada percobaan ketiga NaOH (basa kuat) yang
direaksikan dengan Hcl (asam kuat)
DAFTAR PUSTAKA

Altkins, PW, 1999, Kimia Fisika 4 jilid 1, Erlangga,


Jakarta.

Bird. T, 1993, Kimia Fisika untuk Universitas, Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta.

Chang. R, 2004, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti edisi 3


jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Foliatini, 2008, Buku Pintar Kimia, Wahyu Media,


Jakarta.

Oxtoby, 2001, Prinsip Kimia Modern, Erlangga, Jakarta.

Subowo. T dan Sanjaya. A, 1983, Kimia Fisika, CV


Armico, Bandung.

Sukardjo, 2003, Kimia Fisika, Rineka Cipta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai