Anda di halaman 1dari 20

PENGISIAN DATA BASELINE (NUMERIK)

&
PENGHITUNGAN CAPAIAN
disampaikan pada acara
“PELATIHAN PENGHITUNGAN CAPAIAN KEGIATAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN”
JAKARTA, 14 – 16 JUNI 2017
Permen PUPR 2/2016 Kekumuhan Ditinjau a. ketidakteraturan a. tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam RDTR;
Pasal 5-6 1
dari Bangunan Gedung bangunan; dan/atau
b. tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata kualitas 2

b. tingkat kepadatan lingkungan dalam RTBL


Kekumuhan Ditinjau
dari Jalan Lingkungan bangunan yang a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang melebihi ketentuan
tinggi yang tidak 1
RDTR, dan/atau RTBL; dan/atau
sesuai dengan 2
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang melebihi ketentuan
Kekumuhan Ditinjau dari ketentuan dalam RDTR, dan/atau RTBL;
Penyediaan Air Minum rencana tata
kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman
ruang; dan/atau
yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis, sbb:
Kekumuhan Ditinjau dari a. pengendalian dampak lingkungan;
Kriteria 1
Perumahan Kumuh dan Drainase Lingkungan c. kualitas b. pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah
Permukiman Kumuh 2
bangunan yang tanah, di atas dan/atau di bawah air, di atas dan/atau di bawah
tidak memenuhi prasarana/sarana umum
Kekumuhan Ditinjau dari
syarat. c. keselamatan bangunan gedung;
Pengelolaan Air Limbah
d. kesehatan bangunan gedung;
e. kenyamanan bangunan gedung; dan
f. kemudahan bangunan gedung.
Kekumuhan Ditinjau dari
Pengelolaan Persampahan  kabupaten/kota belum memiliki RDTR dan/atau RTBL, maka penilaian ketidakteraturan dan kepadatan
bangunan merujuk pada persetujuan sementara mendirikan bangunan.
 bangunan gedung tidak memiliki IMB dan persetujuan sementara mendirikan bangunan, penilaian
Kekumuhan Ditinjau dari
Proteksi Kebakaran ketidakteraturan dan kepadatan bangunan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan mendapatkan
pertimbangan dari Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG).
Permen PUPR 2/2016 Kekumuhan Ditinjau
Pasal 7 a. jaringan jalan lingkungan
dari Bangunan Gedung
sebagian lingkungan perumahan atau
tidak melayani seluruh 1
permukiman tidak terlayani dengan
Kekumuhan Ditinjau lingkungan perumahan 2
atau permukiman; jalan lingkungan.
dari Jalan Lingkungan
dan/atau

Kekumuhan Ditinjau dari b. kualitas permukaan jalan sebagian atau seluruh jalan lingkungan 1
Penyediaan Air Minum 2
lingkungan buruk. terjadi kerusakan permukaan jalan.

Kekumuhan Ditinjau dari


Kriteria
Perumahan Kumuh dan Drainase Lingkungan
Permukiman Kumuh

Kekumuhan Ditinjau dari


Pengelolaan Air Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari


Pengelolaan Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari


Proteksi Kebakaran
Permen PUPR 2/2016 Kekumuhan Ditinjau
Pasal 8
dari Bangunan Gedung

Kekumuhan Ditinjau
dari Jalan Lingkungan
a. ketidaktersediaan akses masyarakat tidak dapat mengakses air
aman air minum; minum yang memenuhi syarat
Kekumuhan Ditinjau
dari Penyediaan Air dan/atau kesehatan. 1
Minum 2
b. tidak terpenuhinya kebutuhan air minum masyarakat
3
kebutuhan air minum dalam lingkungan perumahan atau
Kekumuhan Ditinjau dari
Kriteria setiap individu sesuai
Perumahan Kumuh dan Drainase Lingkungan permukiman tidak mencapai minimal
Permukiman Kumuh standar yang berlaku.
sebanyak 60 liter/orang/hari.

Kekumuhan Ditinjau dari


Pengelolaan Air Limbah

Kekumuhan Ditinjau dari


Pengelolaan Persampahan

Kekumuhan Ditinjau dari


Proteksi Kebakaran
Permen PUPR 2/2016 Kekumuhan Ditinjau
Pasal 9 a. drainase lingkungan tidak
dari Bangunan Gedung
mampu mengalirkan menimbulkan genangan dengan tinggi lebih
1
Kekumuhan Ditinjau limpasan air hujan sehingga dari 30 cm selama lebih dari 2 jam dan terjadi
2
dari Jalan Lingkungan menimbulkan genangan; lebih dari 2 kali setahun.

Kekumuhan Ditinjau dari saluran tersier, dan/atau saluran lokal tidak 1


b. ketidaktersediaan drainase;
Penyediaan Air Minum tersedia.

saluran lokal tidak terhubung dengan


Kekumuhan Ditinjau c. tidak terhubung dengan 1
Kriteria saluran pada hirarki di atasnya sehingga
dari Drainase
Perumahan Kumuh dan sistem drainase perkotaan; 2
Permukiman Kumuh Lingkungan menyebabkan air tidak dapat mengalir dan
menimbulkan genangan.
Kekumuhan Ditinjau dari d. tidak dipelihara sehingga
Pengelolaan Air Limbah pemeliharaan saluran drainase tidak
terjadi akumulasi limbah 1
dilaksanakan, baik pemeliharaan rutin
padat dan cair di 2
dan/atau pemeliharaan berkala.
dalamnya; dan/atau
Kekumuhan Ditinjau dari
Pengelolaan Persampahan
kualitas konstruksi drainase buruk, karena
e. kualitas konstruksi 1
berupa galian tanah tanpa material pelapis 2
Kekumuhan Ditinjau dari drainase lingkungan
atau penutup atau telah terjadi kerusakan.
Proteksi Kebakaran buruk.
Permen PUPR 2/2016 Kekumuhan Ditinjau
Pasal 10
dari Bangunan Gedung

Kekumuhan Ditinjau
dari Jalan Lingkungan

Kekumuhan Ditinjau dari


Penyediaan Air Minum

Kekumuhan Ditinjau dari


Kriteria tidak memiliki sistem:
Drainase Lingkungan
Perumahan Kumuh dan a. sistem pengelolaan air limbah
Permukiman Kumuh
a. pengelolaan limbah domestik; 1
tidak sesuai dengan standar 2
b. pengelolaan limbah komunal; atau
Kekumuhan Ditinjau teknis yang berlaku; dan/atau
c. pengelolaan limbah terpusat.
dari Pengelolaan Air
Limbah
a. kloset leher angsa tidak terhubung
b. prasarana dan sarana
dengan tangki septik; atau
Kekumuhan Ditinjau dari pengelolaan air limbah tidak 1
Pengelolaan Persampahan b. tidak tersedianya sistem 2
memenuhi persyaratan teknis.
pengolahan limbah setempat atau
Kekumuhan Ditinjau dari terpusat.
Proteksi Kebakaran
Permen PUPR 2/2016 Kekumuhan Ditinjau
Pasal 11 tidak tersedianya:
dari Bangunan Gedung
a. tempat sampah dengan pemilahan
sampah pada skala domestik atau rumah
Kekumuhan Ditinjau tangga;
dari Jalan Lingkungan b. tempat pengumpulan sampah (TPS) atau
1
TPS 3R (reduce, reuse, recycle) pada
skala lingkungan;
Kekumuhan Ditinjau dari
a. prasarana dan sarana c. gerobak sampah dan/atau truk sampah
Penyediaan Air Minum
persampahan tidak sesuai pada skala lingkungan; dan
dengan persyaratan teknis; d. tempat pengolahan sampah terpadu
Kekumuhan Ditinjau dari (TPST) pada skala lingkungan.
Kriteria Drainase Lingkungan
Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh tidak tersedianya:
b. sistem pengelolaan
a. sistem pewadahan dan pemilahan
persampahan tidak memenuhi 1
Kekumuhan Ditinjau dari domestik;
persyaratan teknis; dan/atau 2
Pengelolaan Air Limbah b. sistem pengumpulan skala lingkungan;
c. sistem pengangkutan skala lingkungan;
d. sistem pengolahan skala lingkungan.
Kekumuhan Ditinjau
dari Pengelolaan
Persampahan pemeliharaan sarana dan prasarana
c. tidak terpeliharanya sarana dan
1
prasarana pengelolaan pengelolaan persampahan tidak
2
Kekumuhan Ditinjau dari persampahan sehingga terjadi dilaksanakan, baik pemeliharaan rutin
Proteksi Kebakaran pencemaran lingkungan sekitar. dan/atau pemeliharaan berkala.
Permen PUPR 2/2016 Kekumuhan Ditinjau
Pasal 11
dari Bangunan Gedung

Kekumuhan Ditinjau tidak tersedianya:


dari Jalan Lingkungan a. pasokan air yang diperoleh dari sumber
alam maupun buatan;
Kekumuhan Ditinjau dari b. jalan lingkungan yang memudahkan
Penyediaan Air Minum masuk keluarnya kendaraan pemadam
a. Prasarana proteksi 1
kebakaran;
kebakaran; dan
c. sarana komunikasi untuk pemberitahuan
Kekumuhan Ditinjau dari
Kriteria terjadinya kebakaran kepada Instansi
Drainase Lingkungan
Perumahan Kumuh dan Pemadam Kebakaran; dan/atau
Permukiman Kumuh
d. data tentang sistem proteksi kebakaran
lingkungan yang mudah diakses.
Kekumuhan Ditinjau dari
Pengelolaan Air Limbah
tidak tersedianya:
Kekumuhan Ditinjau a. Alat Pemadam Kebakaran Ringan
dari Pengelolaan (APAR)
1
Persampahan b. Kendaraan pemadam kebakaran
c. Mobil tangga sesuai kebutuhan;
b. Sarana proteksi kebakaran.
Kekumuhan Ditinjau dan/atau
dari Proteksi Kebakaran d. Peralatan pendukung lainnya.
Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan

Luas Layanan
Peningkatan Kualitas Jalan dan Drainase

Legenda :
Deliniasi Kawasan Kumuh
Peningkatan Kualitas Jalan
Kegiatan Peningkatan Kualitas Jalan dan Drainase yang dilakukan Pembangunan Drainase
belum mampu melayani seluruh kawasan kumuh, karena masih
Luas Layanan
terdapat beberapa ruas jalan yang belum di tingkatkan kualitasnya.
Dari luas kawasan 4.46 Ha, baru melayani kawasan seluas 2.66 Ha
Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan

Luas Layanan
Peningkatan Kualitas Pengelolaan Persampahan

Legenda :
Deliniasi Kawasan Kumuh
Pembangunan TPS 3R

Untuk skala lingkungan, TPS 3R mampu melayani Luas Layanan


permasalahan persampahan ± 200 Unit Rumah. Di kawasan
berikut 1 lokasi TPS 3R mampu melayani seluruh kawasan.
Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan

Luas Layanan
Peningkatan Kualitas Pengelolaan Air Limbah

Legenda :
Deliniasi Kawasan Kumuh
Pembangunan MCK
Luas Layanan
Pada kawasan tersebut kebutuhan pembangunan MCK 2
unit sudah mampu melayani seluruh kawasan tersebut.
Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan

Luas Layanan
Peningkatan Kualitas Proteksi Kebakaran

Legenda :
Deliniasi Kawasan Kumuh
Pembangunan Hidrant

Menurut Standar Pelayanan Minimal untuk skala lingkungan, Luas Layanan


Hidrant Utama mampu melayani permasalahan kebakaran ± 200m
dari titik hidrant. Di kawasan berikut membutuhkan 4 hidrant untuk
melayani kawasan tersebut.
• Di dalam perhitungan capaian penanganan
kawasan kumuh, dibutuhkan data kondisi awal
kawasan sebagai baseline untuk mengukur besar
hasil penanganan.

• Data baseline terdiri dari:


 Profil kawasan
 Aspek
 Kriteria
 Indikator
 Data numerik beserta satuannya

• Data ini disusun dan ditetapkan oleh Direktorat


Pengembangan Kawasan Permukiman (Dit. PKP)
Ditjen Cipta karya dan bersifat tetap (fix).
• Penggunaan rumus ini tidak boleh mengubah data
yang telah dibuat oleh pihak Dit. PKP agar tidak
terjadi perbedaan. Ada pun jika terdapat
perubahan, hanya pihak Dit. PKP yang dapat
melakukannya.
*Unit pada satuan yang dimaksud adalah unit bangunan, bukan infrastruktur
CONTOH PENGISIAN PADA KAWASAN KUMUH SEMANGGI, KOTA SEMARANG

1. Pengisian tabel kegiatan


penanganan untuk program reguler
Bagian yang harus diisi yaitu:
• Jenis kegiatan infrastruktur yang
dikerjakan pada tiap kriteria
• Besaran hasil
• Outcome (telah dikonversi
kedalam satuan yang
disesuaikan)
CONTOH PENGISIAN PADA KAWASAN KUMUH SEMANGGI, KOTA SEMARANG

2. Pengisian tabel kegiatan


penanganan pada program NUSP-2
dan NSUP

Bagian yang harus diisi yaitu:


• Jenis kegiatan infrastruktur yang
dikerjakan pada tiap kriteria
• Besaran hasil
• Outcome (telah dikonversi
kedalam satuan yang
disesuaikan)
• Pada tabel berikutnya, seluruh penanganan yang
dikerjakan di tahun yang sama (di bawah program
reguler, NUSP-2, NSUP, maupun APBD) akan
diakumulasikan untuk mengukur besar
penanganan.

• Pada tahap ini tidak perlu dilakukan pengisian


karena hasil dari tabel ini terhubung dengan tabel
program pada bagian sebelumnya, seperti:
 Jenis kegiatan infrastruktur  terhubung
dengan jenis-jenis kegiatan pada jumlah
kegiatan pada program regular, NUSP-2,
NSUP, dan APBD
 Vol  terhubung dengan outcome dari
kegiatan pada jumlah kegiatan pada
program regular, NUSP-2, NSUP, dan APBD
CONTOH PENGISIAN PADA KAWASAN KUMUH SEMANGGI, KOTA SEMARANG

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟


𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛

𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛


𝐶𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 = 𝑥 100%
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (𝑒𝑘𝑠𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 + 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎)
CONTOH PENGISIAN PADA KAWASAN KUMUH SEMANGGI, KOTA SEMARANG

Kondisi akhir diperoleh dari perubahan kondisi awal setelah


dilakukan penanganan, berdasarkan:
• Nilai Volume: Jika skor nilai kriteria >0, maka nilainya yaitu
(volume kondisi awal – volume hasil penanganan)
Nilai total aspek: Hasil • Nilai persentase: persentase dari nilai volume kondisi
Penjumlahan nilai persentase kriteria yang Penanganan akhir/nilai profil kawasan yang berhubungan (memiliki satuan
unit yang sama)
memiliki skor > 0 dalam satu aspek akan terhubung
• Perubahan tingkat nilai:
dengan tabel
Rata-rata aspek: o persentase ≥76%, skornya 5,
penanganan o persentase ≥ 51%, skornya 3,
Rata-rata nilai total aspek terhadap jumlah o persentase ≥ 25%, skornya 1, sedangkan
total
kriteria yang terdapat dalam satu aspek o Persentase < 25%, maka skornya menjadi 0
Setelah seluruh perhitungan
kondisi akhir aspek dilakukan,
maka akan muncul nilai akhir
berupa:
• Total nilai tingkat kekumuhan
• Tingkat kekumuhan
• Rata-rata kekumuhan sektoral
• Kontribusi penanganan

Total Nilai Skor:


Penjumlahan seluruh skor kriteria
Tingkat kekumuhan: Rata-rata kekumuhan sektoral:
Pengelompokan total nilai skor sesuai Persentase dari penjumlahan seluruh rata-rata aspek
tabel berikut dibagi jumlah aspek

Tingkat capaian penanganan kumuh:


JUMLAH NILAI TINGKAT KEKUMUHAN Jika nilai rata-rata kekumuhan sektoral kurang dari Luas Kumuh:
71 -95 KUMUH BERAT
24.99% maka 100%; jika tidak, (rerata kekumuhan Luas kumuh awal-(tingkat capaian
45 - 70 KUMUH SEDANG
sektoral awal-rerata kekumuhan sektoral akhir) / penanganan kumuh X luas kumuh
19 - 44 KUMUH RINGAN
< 19 TIDAK KUMUH
(rerata kekumuhan sektoral awal-24,99%) awal)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai