PKKMB UM 2020 Keuniversitasan Suplemen Bimbingan Konseling
PKKMB UM 2020 Keuniversitasan Suplemen Bimbingan Konseling
A. Rasional
Di era revolusi industri 4.0, perubahan dalam kehidupan berlangsung demikian pesat,
termasuk pula kehidupan di lingkungan kampus. Hal ini berdampak pada kehidupan
mahasiswa. Mahasiwa dihadapkan pada situasi kehidupan yang sangat kompleks, penuh
tantangan, peluang dan juga ketidak tentuan. Dalam kondisi yang demikian, maka mahasiswa
dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi bahkan kapabilitas, untuk berkembang secara
efektif, produktif, bermartabat sehingga bermaslahat (berdaya guna baik) bagi diri sendiri
maupun bagi lingkungannya (Permendikbud no. 111 tahun 2014).
Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), dipersiapkan sebagai lulusan yang berkualitas
tinggi. Sebagaimana dirumuskan dalam Rentrabis UM tahun 2020-2024, salah satu misi
Universitas Negeri Malang di bidang akademik yaitu “menyelenggarakan pendidikan dan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, menggunakan pendekatan pembelajaran yang
efektif, dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi”. Sedang tujuaannya yaitu
“Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademik, profesi, dan/atau vokasi yang
bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, mandiri, memiliki komitmen kebangsaan, dan mampu
berkembang secara profesional”. Berdasarkan pada rumusan tutuan tersebut, maka dapat
dipahami bahwa melaui proses perkuliahan yang dijalani, diharapkan mahasiswa dapat
mengembangkan diri sebagai sosok yang unggul dan profesional.
Di sisin lain, mahasiswa dilihat dari perkembangannya, pada umumnya berada pada usia
antara 18 – 25 tahun. Bisa dikatakan sedang meninggalkan masa remaja dan mulai
memasuki masa dewasa awal. Pada usia ini biasanya dipandang sebagai individu yang mulai
matang. Ciri-ciri yang menonjol di antaranya menunjukkan kepribadian yang mulai stabil,
mandiri, realistis terhadap diri maupun lingkungannya. Pada aspek perkembangan
kognitifnya, dinilai sebagai individu yang sudah matang kapasitas intelektualnya, sehingga ia
kritis dalam berpikir, cenderung bertindak cepat, dan mempunyai idealisme.
2. Tujuan
Secara umum, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu mahasiswa agar
dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya, serta menjalankan
tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karier
secara utuh dan optimal.
Secara lebih khusus, layanan-layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk
membantu mahasiswa agar mampu: (1) memahami dan menerima diri dan
lingkungannya; (2) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier dan
kehidupannya di masa yang akan datang; (3) mengembangkan potensinya seoptimal
mungkin; (4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya; (5) mengatasi hambatan atau
kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya; dan (6) mengaktualiasikan dirinya secara
bertanggung jawab.
3. Fungsi
a. Pemahaman, yaitu membantu mahasiswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik
terhadap dirinya dan lingkungannya.
b. Fasilitasi, yaitu memberikan kemudahan kepada mahasiswa dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang pada
seluruh aspek pribadinya.
c. Penyesuaian, yaitu membantu mahasiswa agar dapat menyesuaikan diri dengan diri
sendiri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
d. Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu mahasiswa
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-
ciri kepribadian lainnya.
e. Pencegahan, yaitu membantu mahasiswa dalam mengantisipasi berbagai
kemungkinan timbulnya masalah, supaya ia dapat berkembang dengan optimal.
f. Perbaikan dan Penyembuhan, yaitu membantu mahasiswa yang bermasalah agar
dapat memperbaiki kekeliruan berfikir, berperasaan, berkehendak, dan bertindak,
sehingga ia dapat merencanakan dan melaksanakan tindakan yang produktif dan
normatif.
g. Pemeliharaan, yaitu membantu mahasiswa agar dapat menjaga kondisi pribadi yang
sehat-normal dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
h. Pengembangan, yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan mahasiswa melalui pembangunan jejaring yang bersifat
kolaboratif.
i. Advokasi, yaitu membantu mahasiswa dalam bentuk pembelaan terhadap hak-haknya
yang mengalami perlakuan diskriminatif.
4. Prinsip
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari Universitas Negeri Malang.
Karena itu, penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak terlepas dari upaya
mewujudkan tujuan Universitas Negeri Malang.
b. Layanan bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua mahasiswa tanpa
diskriminasi. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua
mahasiswa, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, tanpa
diskriminasi. Dalam hal ini, pendekatan yang digunakan lebih bersifat pencegahan
dan pengembangan daripada penyembuhan, dan lebih banyak menggunakan teknik
kelompok dari pada individual.
c. Bimbingan dan konseling merupakan proses individuasi. Setiap mahasiswa bersifat
unik (berbeda satu sama lainnya) dan dinamis. Melalui bimbingan dan konseling,
mahasiswa dibantu untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh. Prinsip ini juga berarti
bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan bimbingan dan konseling adalah
individu, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
d. Bimbingan dan konseling merupakan upaya memberikan bantuan kepada mahasiswa
untuk membangun pandangan positif dan mengembangkan nilai-nilai positif yang
ada pada diri dan lingkungannya. Bimbingan dan konseling merupakan proses
bantuan yang menekankan pada kekuatan dan kesuksesan individu, sehingga
terbangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri dan ditemukan peluang untuk
berkembang.
e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan
konseling. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk membantu mahasiswa agar
dapat membuat pilihan dan mengambil keputusan, serta merealisasikan keputusannya
tersebut secara bertanggungjawab.
f. Layanan bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting kehidupan.
Pemberian pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya berlangsung di
lingkungan pendidikan, tetapi juga di lingkungan keluarga, pekerjaan, dan
masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanannya juga bersifat multi aspek, yaitu
meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan karier.
g. Layanan bimbingan dan konseling bersifat fleksibel, adaptif, dan berkelanjutan.
Layanan bimbingan dan konseling mempertimbangkan situasi dan kondisi serta daya
dukung yang tersedia, serta ditindaklanjuti sesuai dengan kebutuhan.
Tidak hanya layanan konseling dan konsultasi saja, P2BK3A secara periodik akan
menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi mahasiswa UM. Pelatihan bersifat terbuka dan
gratis bagi mahasiswa UM. Topik-topik pelatihan dapat dilihat melalui laman LP3
(LP3@um.ac.id) dan juga akan dibagikan melalui media sosial. Mahasiswa yang tertarik
mengikuti pelatihan sesuai topik, bisa langsung mendaftarkan diri secara online pada sistem
yang disiapkan di laman LP3. Selanjutnya mahasiswa melakukan verifikasi data di Kantor
LP3, untuk mengetahui apakah bisa terdaftar sebagai peserta atau tertolak karena kuotanya
sudah habis. Setiap jenis pelatihan bisa menerima peserta sekitar 100 – 120 orang, karena
keterbatasan tempat dan fasilitas. Mahasiswa yang diterima sebagai peserta, pada hari yang
telah dijadwalkan bisa langsung mengikuti pelatihan. Di dalam setiap pelatihan, mahasiswa
akan mendapatkan sertifikat sebagai tanda bahwa yang bersangkutan telah mengikuti
pelatihan. Sertifikat ini dapat digunakan sebagai bukti telah dimilikinya suatu kompetensi
yang diperlukan pada waktu mendaftar sebagai mahasiswa berprestasi, mendaftar beasiswa
ataupun nanti sebagai bukti dalam SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah), pada waktu
wisuda.
Namun, karena adanya pandemi covid-19, pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan
oleh P2BK3A secara keseluruhan dilaksanakan secara online mulai dari pendaftaran,
verifikasi dan pelaksanaan. Pelaksanaan pelatihan secara online dapat dilakukan dengan
sinkron dan asinkron. Jika sinkron melalui aplikasi Google Meeting atau Zoom Meeting,
begitu pula jika asinkron dilaksanakan dengan bantuan aplikasi Sipejar. Oleh karena itu,
meskipun perkuliahan dilakukan secara online, P2BK3A tetap hadir untuk memberikan
layanan konseling, konsultasi, dan pelatihan.
2. Dosen Konselor P2BK3A
P2BK3A mempunyai 8 dosen konselor yang mempunyai kualifikasi pendidikan
bimbingan dan konseling (BK) dan juga psikologi. Berikut ini rincian nama dosen konselor di
P2BK3A.
a. Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd (Kepala Pusat P2BK3A)
b. Aji Bagus Priyambodo, S.Psi., M.Psi (Dosen Psikologi)
c. Dr. Diniy Hidayatur Rahman, S.Pd., M.Pd (Dosen BK)
d. Yuliati Hotifah, S.Psi., M.Pd (Dosen BK)
e. Gamma Rahmita Ureka Hakim, S.Psi., M.Psi (Dosen Psikologi)
f. Dwi Nikmah Puspitasari, S.Psi., M.Psi (Dosen Psikologi)
g. Widya Multisari, S.Pd., M.Pd (Dosen BK)
h. Devy Probowati, S.Pd., M.Pd (Dosen BK)
3. Peer Counseling Corner (PCC)
Universitas Negeri Malang mempunyai satu wadah aktivitas mahasiswa yang
berkegiatan sejalan dengan bimbingan dan konseling. Wadah ini diberi nama Peer
Counseling Corner, disingkat PCC. Mahasiswa yang bergabung di wadah tersebut
merupakan para “konselor sebaya”, yaitu mahasiswa yang mempunyai kepedulian dan
ketertarikan dalam hal membantu sesama mahasiswa dalam proses perkembangannya. Para
anggota PCC atau konselor sebaya berkiprah dalam memberi bantuan kepada sesama
mahasiswa, baik dalam bentuk informasi terkait hal-hal yang berkaitan dengan
pengembangan diri, maupun dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Kadang-
kadang ada konseli yang lebih nyaman menyampaikan permasalahan atau curhat (curahan
hati), kepada sesama mahasiswa. Mereka bisa bertemu dengan konselor sebaya untuk curhat
dan menemukan solusi atas masalahnya.
Bagi mahasiswa yang ingin curhat dengan konselor sebaya, bisa langsung datang di
P2BK3A, menemui konselor sebaya. Dalam kesehariannya anggota PCC membagi diri untuk
piket di P2BK3A, sehingga selalu siap untuk membantu sesama mahasiswa. Mahasiswa bisa
juga menemukan konselor sebaya di fakultasnya masing-masing. Sehingga jika enggan
menemui konselor sebaya di P2BK3A, bisa juga menemui konselor sebaya di fakultas.
Namun, karena adanya pandemi covid-19, untuk curhat dengan anggota PCC dapat dilakukan
secara online dengan menghubungi narahubung PCC.
Melalui PCC mahasiswa juga dapat meminta bantuan untuk mengatur jadwal
konseling atau konsultasi dengan dosen konselor P2BK3A. Anggota PCC merupakan
mahasiswa yang mempunyai minat dalam aktivitas pemberian bantuan kepada sesama. Salah
satu syarat untuk menjadi anggota PCC adalah telah mengikuti Pelatihan Konselor Sebaya
yang diselenggarakan P2BK3A. Di samping itu, mereka mengikuti proses seleksi untuk
melihat bakat dan minatnya serta komitmennya untuk berkiprah di bidang pelayanan
bimbingan dan konseling.