Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FARMAKOLOGI

BAHAN SEDIAAN OBAT

ACYCLOVIR

Oleh:

Salsabila Qothrunnada

NIM. 1910911220045

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2020
I. Nama Obat
Acyclovir. Acyclovir digunakan pada penanganan infeksi herpes simplex virus,
varicella zoster virus, Epstein-Barr virus, cytomegalovirus, dan human herpes
virus. Cara kerja acyclovir adalah dengan menghambat DNA Polymerase dari
virus tersebut.1

II. Bahan sediaan obat


2. 1. Injeksi

2. 2. Kapsul

Untuk bentuk sediaan kapsul, acyclovir hanya tersedia pada bentuk 200 mg.
2. 3. Suspensi
Untuk bentuk sediaan suspense, acyclovir hanya tersedia pada bentuk 200 mg/5 mL.
2. 4. Tablet
Untuk bentuk sediaan tablet, acyclovir tersedia pada dosis 200 mg, 400 mg,
dan 800 mg.
2. 5.

Salep

III. Penggunaan
3. 1. Injeksi intravena
Sediaan ini dapat digunakan pada anak-anak maupun dewasa. Dosis yang
digunakan berbeda-beda pada tiap penyakit atau virus yang menginfeksinya.
Misalnya pada infeksi Herpes Simplex Virus, injeksi dilakukan tiap 8 jam
sekali selama 5 hari. Bentuk sediaan injeksi juga memungkinkan pasien
immunocompromised bisa menggunakan obat ini. Setelah 1 jam pascainjeksi,
kadar acyclovir pada tubuh pasien berada pada titik puncak sehingga kerja
obat ini sangat maksimal. Setelah injeksi, pasien sebaiknya menjaga tubuh
tetap terhidrasi agar aliran urin dapat berjalan dengan lancar. Injeksi bolus
intravena harus dihindari.2
3. 2. Kapsul
Sediaan kapsul hanya tersedia pada dosis 200 mg sehingga sediaan ini banyak
digunakan pada pasien Herpes Simplex Virus (HSV) yang memang dosis
pengobatannya hanya 200 mg. Alasan mengapa pasien dengan infeksi virus
lain (seperti Varicella Zoster dan Herpes Zoster) tidak menggunakan sediaan
ini adalah karena akan membutuhkan banyak obat dalam sekali konsumsi.
Dosis untuk pasien HSV adalah 200 mg 5 kali sehari selama 5 hari. Untuk
pasien Herpes Zoster, dosisnya adalah 800 mg 5 kali sehari selama 7-10 hari.2
3. 3. Tablet
Bentuk sediaan ini tersedia dalam berbagai dosis, yaitu 200 mg, 400 mg, dan
800 mg. Bentuk sediaan ini sangat praktis untuk pasien dewasa, terutama pada
infeksi Varicella Zoster. Alasannya adalah pengobatan Varicella Zoster
membutuhkan dosis 800 mg yang dimana hanya dimiliki oleh bentuk sediaan
tablet.3 Meskipun bentuk sediaan oral memiliki kecepatan reaksi yang lambat,
bentuk ini cukup praktis dan bisa digunakan oleh semua golongan usia
(kecuali pada kondisi tertentu). Mengingat bahwa infeksi Herpes Zoster hanya
memerlukan dosis 200 mg, maka sediaan tablet juga dapat digunakan apabila
tidak ada bentukan kapsul.2
3. 4. Suspensi
Bentuk sediaan ini adalah yang lazim digunakan pada pasien balita dan juga
anak-anak. Selain untuk anak-anak, sediaan ini juga dapat digunakan untuk
pasien dengan kesulitan mengunyah. Untuk dosis sama saja dengan sediaan
lain, hanya saja ada sedikit modifikasi pada konversinya. Untuk satu sendok
teh berisi 5 mL yang sama dengan dosis 200 mg. Untuk anak dengan berat
badan lebih dari 40 kg, dosisnya memakai dosis orang dewasa.4
3. 5. Salep
Untuk bentuk sediaan ini sedikit berbeda dengan bentuk sediaan lainnya.
Bentuk sediaan salep dapat digunakan kapanpun selama pasien
membutuhkannya.2 Salep tidak bisa sepenuhnya menyembuhkan infeksi virus
tersebut karena untuk masuk ke dalam tubuh manusia, salep ini harus melalui
penetrasi kulit sehingga penyerapannya tidak maksimal. Bentuk sediaan ini
digunakan di luka-luka yang ditimbulkan oleh infeksi virus tersebut. Tanpa
didampingi konsumsi sediaan oral, penyembuhan tidak akan maksimal.5

IV. Alasan
4. 1. Injeksi
Pada pasien dengan kesulitan mengunyah atau mengalami gangguan pada
pencernaan, pemberian injeksi sangat disarankan karena dapat mempermudah
pasien. Selain itu, dalam beberapa literatur disebutkan juga bahwa pada
pemberian oral ternyata absorpsinya tidak maksimal. Meskipun demikian,
pemberian injeksi juga masih memiliki kekurangan, yaitu rawan terjadi infeksi
atau luka lain di daerah tempat injeksi. Selain itu, penggunaan injeksi sangat
tidak praktis bagi sebagian orang sehingga pilihan ini sering ditinggalkan.2
4. 2. Kapsul
Pemberian obat menggunakan kapsul masih dipertahankan karena khususnya
pada penyakit Herpes Simpleks yang hanya membutuhkan dosis 200 mg.
Meskipun demikian, di Indonesia sendiri sudah sangat jarang ditemukan
acyclovir bentuk kapsul.6
4. 3. Tablet
Variasi dosis pada sediaan tablet sangat memudahkan pasien dalam
mengonsumsinya. Mudah yaitu dalam artian mudah dikonsumsi dan juga
mudah didapatkan. Tablet acyclovir yang memiliki dosis hingga 800 mg
memudahkan pasien Varicella Zoster untuk konsumsinya karena ia hanya
membutuhkan satu tablet tersebut sedangkan apabila ia menggunakan kapsul,
ia membutuhkan 4 buah kapsul dalam sekali konsumsi. Terlebih lagi, dalam
satu hari, konsumsi kapsul tidak hanya sekali, namun berkisar di antara 5-7
kali sehari. Hal ini tentu sangat menyusahkan pasien.7
4. 4. Suspensi
Bentuk sediaan suspense sangat dibutuhkan terutama untuk pasien anak-anak
atau balita. Sediaan ini juga digunakan oleh pasien dengan kesusahan
mengunyah. Sediaan yang berupa cairan ini sangat menguntungkan balita dan
anak-anak karena mereka tidak akan menggigit atau mengunyah obat tersebut
sehingga rasa pahit tidak akan terlalu mereka rasakan.7
4. 5. Salep
Pemberian salep bukanlah satu-satunya pengobatan untuk infeksi Herpes
Zoster, VZV, dan HSV. Pada infeksi virus-virus tersebut, di kulit pasien akan
terdapat luka ataupun ruam yang sangat mudah menyebar. Untuk menghindari
penyebaran dan mengurangi rasa gatal pada luka tersebut. Konsumsi obat
secara oral maupun injeksi bersama olesan salep akan memaksimalkan
penyembuhan pasien.7
DAFTAR PUSTAKA

1. Palma-Aguirre, JA, et al. Bioavailability of Two Oral Suspension and Two


Oral Tablet Formulations of Acyclovir 400 mg: Two Single-Dose, Open-
Label, Randomized, Two-Period Crossover Comparisons in Healthy Mexican
Adult Subjects. Clinical Therapeutics. 2007; 29(6)
2. O’Brien, JJ, Campoli-Richards, DM. Acyclovir: An Updated Review of its
Antiviral Activity, Pharmacokinetic Properties and Therapeutic Efficacy.
Drugs. 1989; 37: 233-309
3. Balfour, HH, et al. Acyclovir treatment of varicella otherwise healthy
adolescents. The Journal of Pediatrics. 1992; 120 (4)
4. Sullender, WM, et al. Pharmacokinetics of Acyclovir Suspension in Infants
and Children. ANTIMICROBIAL AGENTS AND CHEMOTHERAPY.
1987; 31(19):1722-1726
5. Whitley, RJ, et al. Infections Caused by Herpes Simplex Virus in the
Immunocompromised Host: Natural History And Topical Acyclovir Therapy.
THE JOURNAL OF INFECTIOUS DISEASES. 1984;150(3)
6. Pionas.pom.go.id
7. Dailymed.nlm.nih.gov

Anda mungkin juga menyukai