Anda di halaman 1dari 5

PBIN4214

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.1

Sanggar Bahasa & Sastra Indonesia


PBIN4214
No. Soal Skor
1. Bacalah artikel majalah sekolah berikut! 25

Trik Dekorasi Dapur Sempit Menjadi Lebih Efisien

Tidak semua tempat tinggal memiliki ruangan yang cukup lega, termasuk untuk
area dapur. Namun, ada banyak trik yang bisa kita terapkan untuk lebih memaksimalkan
ruangan dapur yang sempit agar lebih efisien. Delapan trik dari Architectural Digest berikut
bisa dicoba diterapkan di rumah.
1. Mengorganisir barang
Untuk ruangan sempit, seperti dapur atau lainnya, cobalah untuk mengorganisir barang-
barang yang ada dengan serapi mungkin. Ketika ruangan terbatas, kamu tentu tidak
akan menyia-nyiakannya, bukan? Termasuk ruang tersembunyi di dalam lemari.
Cobalah menata piring-piring, botol bumbu, dan barang dapur lainnya agar lebih rapi dan
membuat ruang yang ada bisa lebih dimaksimalkan.
2. Gunakan meja lipat
Jika ruang dapurmu berbentuk L dan berhadapan dengan dinding kosong, cobalah untuk
memanfaatkan dinding tersebut. Misalnya, kamu bisa memasang meja lipat yang bisa
digunakan untuk makan, menyimpan masakan, atau keperluan lainnya, namun dapat
dilipat ketika tidak memerlukannya.
3. Membeli kitchen island
Jika memiliki anggaran lebih, kamu bisa membeli kitchen island. Meski ruangan dapurmu
sempit, kamu tetap bisa menghadirkan kitchen island yang ramping. Pertimbangkan
membeli kitchen island dengan roda, sehingga kamu bisa menggesernya jika ingin
menggunakan ruang tersebut untuk keperluan lain. Kitchen island bisa dimanfaatkan
untuk banyak hal, seperti memotong bahan masakan, menyuguhkan hidangan, hingga
menjadi meja makan. "Memiliki kitchen island dengan roda akan membuatmu bisa
menggesernya ketika dibutuhkan, termasuk jika ada tamu datang. Kamu bisa
menjadikannya meja makan di ruang tamu atau menjadikannya bar," kata desainer
interior Ellen Cheever.
4. Gunakan warna-warna terang
Menurut desainer interior dari New York, Jenny Wolf, semakin terang warna yang
digunakan di dapur, ruangan tersebut akan tampak semakin luas. "Terkadang, jika ada
pemandangan yang bagus dari jendela, aku lebih suka fokus memanfaatkannya dan
menggunakan unsur alam untuk mempercantik palet warna," kata Wolf. Menggunakan
warna-warna terang untuk dinding atau perabotan dapur juga akan membuat dapur
sempit terasa lebih lega. Kamu juga bisa mendapatkan manfaat lebih jika memilih warna
putih untuk dinding. "Cat putih akan membantu menyebarkan dan memantulkan cahaya
di sekitar, yang akan membantu membuat ruangan tampak lebih besar," ungkap
desainer interior dan blogger Emily Henderson.
5. Jangan berantakan
Henderson menyarankan untuk membuang semua wadah plastik dan peralatan makan
yang sudah tidak terpakai setiap beberapa bulan. Area yang berantakan akan membuat
1 dari 5
PBIN4214

suatu tempat terkesan lebih kecil.


6. Memasang cermin
Menurut Wolf, cermin dapat bermanfaat terutama bagi ruangan dengan cahaya alami
minim. "Cermin bisa membantu membuka ruangan dan memantulkan cahaya ke seluruh
ruangan," ungkapnya. Selain itu, cermin juga dianggap lebih enak dilihat daripada
dinding kosong.
7. Memanfaatkan ruang Langit-langit
Kamu bisa memanfaatkan ruang kosong, seperti atas lemari dapur, untuk meletakkan
perabotan dapur. Misalnya, gelas, mug, panci, dan lainnya. Jika ruang tersebut agak
sulit dari jangkauan, kamu bisa menaruh perabotan yang jarang digunakan. Selain itu,
kamu juga bisa memanfaatkan ruang kecil misalnya celah di sebelah kompor yang
bersebelahan dengan benda lainnya. Kamu bisa meletakkan kotak kecil atau menaruh
barangnya langsung jika ukuran barang cukup besar.
8. Menggunakan keranjang untuk menyimpan
Jika kamu benar-benar kehabisan ruangan di lemari dan dapur, keranjang atau wadah
sejenis lainnya bisa dimanfaatkan. Temukan keranjang yang sesuai dengan suasana
dapur dan dapat berfungsi ganda, baik sebagai dekorasi maupun tempat penyimpanan
tambahan.

Sumber: dikutip dari Kompas.com tanggal 19 Oktober 2020

Berdasarkan wacana tersebut, jawablah pertanyaan berikut!


a. Apa tema dari artikel tersebut?
b. Bahasa yang digunakan dalam arikel tersebut? (penggunaan kosakata, ejaan tanda
baca, dan gaya bahasa)? Jelaskan jawaban Anda!
c. Apakah artikel tersebut sudah sesuai dengan karakteristik atau ketentuan artikel
majalah sekolah?

2 dari 5
PBIN4214

2. Bacalah feature berikut! 20

Ibnu Maroghi: Belajar itu Tuntutan Hidup!


oleh Zulfian Prasetyo

Keringat yang menetes tak menghalangi terkembangnya sebuah senyum di bibirnya saat
kami bertemu. Raut wajahnya sedikit lelah, namun ia toh tak menggubrisnya. Dari serambi
Musala FIB UI, Ibnu Maroghi bercerita tentang idealismenya dalam menuntut ilmu.

Lelaki berumur 21 tahun ini sekarang tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Indonesia
di Universitas Indonesia. Namun, pada transisi tahun 2009-2010, ia tak lebih dari seorang
karyawan lulusan STM N Pembangunan (sekarang SMK Negeri 26) yang bimbang tentang
masa depannya. Pada saat itu, gaji bulanan telah ia dapatkan sebagai seorang drafter di
sebuah perusahaan konsultan bangunan di kawasan Pasar Minggu.

Mimpi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tentu merupakan sebuah
dilema karena kuliah akan membuatnya mengorbankan pekerjaannya. Hal itu belum
termasuk biaya kuliah yang harus ia tanggung. Mengandalkan orang tua jelas tak mungkin.
Profesi ayahnya sebagai guru mengaji di sebuah musala dekat rumah hanya cukup untuk
membiayai kebutuhan sehari-hari sekaligus sekolah adiknya. Sebagai sulung, „anak STM‟ ini
diharapkan mampu membantu keluarga secara finansial, setidaknya dengan cara
mencukupi kebutuhan pribadinya sendiri. Namun, sekali lagi, ia ingin kuliah.

Mengapa ia begitu ingin kuliah? Bukankah orang tuanya menyekolahkan di STM agar cepat
bekerja?

“Mengikuti kata hati. Saat itu bukan lagi pertimbangan-pertimbangan ribet nan
memusingkan, tetapi sudah dalam tataran jiwa. Saat itu pun sudah kerja, tetapi memang
„keinginan‟ ada di kuliah. Jadi, itulah pilihannya,” jawab pria yang akrab dipanggil Oghi ini.

Awal Januari 2010 merupakan momen penting baginya. Saat itu, Oghi menetapkan hati
untuk serius menggapai cita-cita mengenyam bangku kuliah. Berbekal gajinya sebagai
seorang perancang ruang bangunan, pria yang berdomisili di Kandangsampi, Klender, ini
nekat masuk bimbingan belajar (bimbel) untuk memahami pelajaran IPS SMA. Waktu luang
sekecil apapun dimanfaatkannya untuk belajar, baik di kantor maupun di dalam Metromini.
Targetnya jelas: lulus SIMAK UI 2010.

Tiga bulan menyulap diri menjadi anak SMA sambil menjalani pekerjaan
sebagai drafter terlihat seperti sebuah kegilaan tersendiri bagi Oghi. Sempat ia berpikir
bahwa ini merupakan suatu pertaruhan yang tak berguna. Realitas yang hadir dalam
wacana „bagaimana bayar biayanya?‟ hadir untuk menghalangi idealisme yang mulai
berkembang.

“Sebetulnya harapan saya sudah punah saat itu. Dan itu berhubungan dengan materi
(biaya). Namun, kali ini mentor saya berkata dengan lantang, „Duit nanti aja dipikirin.
Sekarang fokus belajar!! Emang, lu udah yakin bisa lolos?‟ Ucapannya bikin saya semangat
lagi,” kenangnya.

Untuk membentengi diri dari pesimisme yang mulai melanda, ia mencari dukungan sana-
sini. Buku The Secret karangan Rhonda Byrne, cerita seorang mahasiswa luar kota yang
berhasil masuk UI dengan biaya pas-pasan, serta nasihat dari seorang teman nyatanya
berhasil mendongkrak motivasinya hingga ia „kembali ke jalan yang benar‟. Oghi kembali
memaknai kekuatan sebuah mimpi yang belakangan dianggap klise bagi sebagian orang. Ia
dengan bersemangat menggapai mimpi itu agar menjadi suatu kenyataan yang bisa diraih.

Waktunya tiba. Maret 2010, ia menjalani Seleksi Masuk Universitas Indonesia (SIMAK UI).
Di lokasi ujian, ia sempat bertemu teman lama satu sekolah yang ternyata memiliki
„kegalauan‟ yang sama untuk banting setir dari dunia teknik. Bersama-sama, mereka berdoa
agar dapat bertemu lagi sebagai mahasiswa di kampus yang sama.
3 dari 5
PBIN4214

Segala puji bagi-Nya. Beberapa bulan setelah ujian, Oghi dinyatakan masuk UI. “Waktu itu,
saya langsung lari keliling terminal Rawamangun sambil teriak-teriak saking senengnya.”
Sambil tetap berdoa, pria Betawi ini bersiap untuk menyempurnakan ikhtiarnya. Ia
mengundurkan diri dari pekerjaannya, meminta keringanan biaya dari pihak kampus, serta
memikirkan pekerjaan sambilan agar dapat membiayai kuliahnya. Selain itu, program
beasiswa dari pemerintah pun dibidiknya.

Tuhan tak ragu mencurahkan rizki padanya. Saat ia melayangkan permintaan pengunduran
diri, atasan justru membolehkannya tetap bekerja sambil menyesuaikan dengan jadwal
kuliah. Oghi tak kehilangan penghasilan bulanannya. Rencananya „direvisi‟ oleh Sang
Mahapencipta.

Rejeki lain datang. Biaya kuliah yang tadinya 5 juta rupiah sebagai uang pangkal dan lima
juta rupiah lagi sebagai biaya kuliah per semester „terpangkas‟ menjadi 300 ribu rupiah
(uang pangkal) dan 2 juta (biaya kuliah per semester). “Ini karena saya menunjukkan
kemiskinan saya, hahahaha….” Oghi tergelak.

Kedua rizki di atas akhirnya sempurna oleh rizki ketiga. Oghi mendapatkan Beasiswa Bidik-
Misi dari Kemendiknas sebesar Rp5 juta. “Dua juta saya alokasikan untuk biaya kuliah,
sisanya untuk biaya hidup.”

Apa rahasia dibalik pencapaiannya selama ini?

“Rahasianya nggak ada...kecuali yakin sama kekuatan dahsyat kita sendiri dan percaya
bahwa hasilnya nanti adalah yang terbaik buat kita. Nothing to lose, istilahnya.”

Sebagai penutup perbincangan kami siang itu, dengan tatapan matanya yang cerah dan
senyumnya yang khas, Oghi berpesan untuk anak sekolah yang mengalami keterbatasan
biaya namun tetap ingin melanjutkan pendidikannya.

“Ketika masih dalam usia anak dan remaja, jangan pernah berpikir bahwa bekerja lebih baik
ketimbang belajar (sekolah). Belajar itu wajib, musti, kudu. Belajar itu tuntutan hidup. Belajar
itu sampai akhir hayat. Berusahalah terus untuk bersekolah.”

Terima kasih, Oghi! Kau dan perjuanganmu telah menginspirasi kami....

Berdasarkan feature tersebut, jawablah pertanyaan berikut!

a. Sebutkan dan jelaskan jenis feature tersebut!


b. Sebutkan unsur-unsur kretivitas dalam feature tersebut!
c. Sebutkan dan jelaskan subjektivitas dalam feature tersebut!
d. Sebutkan dan jelaskan unsur informatif dalam feature tersebut!
e. Apakah feature tersebut sudah sesuai dengan ciri feature dalam majalah dinding?

3. Buatlah teks kepewaraan untuk acara Bulan Bahasa di sekolah Anda! 35

4 dari 5
PBIN4214

4. Pembacaan sebuah puisi bukan sekadar membaca kata demi kata, tetapi membaca 20
satuan kata demi satuan kata atau membaca satuan makna demi satuan makna yang
dibarengi dengan pelafalan, penghayatan, dan intonasi yang tepat. Berilah tanda
pembacaan atau tanda jeda pada dua puisi berikut!

Burung Kecil

aku bermimpi tentangmu: burung kecil di atas dahan berhayut di ranting

ketika terjaga aku melihat burung kecil itu melompat ke dalam mataku,

merangkai daun-daun menjadi rumah, dengan cahaya pagai di jendela

aku bermimpi tentangmu: urung kecil di rambutku menulis malam basah

menghitung bintang tak berkedip membaca sajak kecil

aku bermmpi tentangmu: burung kecil menari di ujung jariku

menitipkan kicau lalu senyap

Pamulang, 2 Mei 2005


Karya Mustofa Ismail
Sumber: dikutip dari Harian Kompas, 13 November 2005

Skor Total 100

5 dari 5

Anda mungkin juga menyukai