PENDAHULUAN
Salah satu faktor untuk meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakat akan pajak
adalah pengetahuan tentang pajak. Pengetahuan perpajakan adalah informasi mengenai pajak
yang dapat digunakan oleh wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan,
dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban perpajakan (Mulya, 2012:15). Pengetahuan tentang pajak cukup penting karena
Apabila wajib pajak tidak paham atau tidak memiliki pengetahuan yang cukup terkait
perpajakan tentu hal itu akan menjadi penghambat bagi wajib pajak dalam memenuhi
Padahal Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Negara yang paling besar dan
juga merupakan sumber dana yang penting bagi pembiayaan nasional. Dalam postur APBN
2019 penerimaan perpajakan tercatat menyumbang 82,5 persen dari total pendapatan Negara
(www.pajak.go.id). Hal tersebut menunjukkan bahwa peran pajak dalam membiayai APBN
cukup besar. Pajak tersebut digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara
yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin terdiri dari belanja
pegawai, belanja barang, bunga, cicilan utang, dan subsidi daerah otonom, sedangkan
Dari sisi Wajib Pajak, motivasi dari wajib pajak saat ini masih rendah. Hal ini dapat
dilihat dari penerimaan pajak yang hanyak terkumpul Rp 1.332,1 triliun atau hanya 84,4%
dari target di APBN 2019 sebesar Rp 1.577,6 triliun. Direktorat Jenderal Pajak telah banyak
melakukan usaha usaha untuk memaksimalkan penerimaan pajak dengan cara melalui
pelaksanaan program intensifikasi dan ekstentifikasi dalam bidang perpajakan. Hal tersebut
dilakukan dengan cara perluasan subjek dan objek pajak, dengan menjaring wajib pajak baru.
Keberhasilan upaya ini akan ditunjukan oleh dua hal yaitu kesadaran wajib pajak membayar
pajak dan system perpajakan yang kondusif serta sikap dan kemampuan aparat pajak dalam
melaksanakan tugasnya di lapangan. Oleh karena itu, sector perpajakan harus dikelola
dengan manajemen yang baik. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat
kepatuhan akan pajak adalah pengetahuan masyarakat itu sendiri mengenai perpajakan
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi wajib pajak adalah pengetahuan
masyarakat itu sendiri mengenai perpajakan. Namun Pengetahuan tentang pajak bukan hanya
satu satunya faktor yang mempengaruhi motivasi wajib pajak untuk membayar pajak. Herry
Susanto (www.pajak.go.id) mengatakan ada beberapa hal yang harus diubah dalam
pemikiran masyarakat salah satunya prasangka buruk masyarakat terhadap petugas pajak
harus diubah menjadi prasangka baik. Untuk mengubah prasangka tersebut dibutuhkan
pelayanan yang memuaskan dari petugas pajak. Tidak hanya pelayanan petugas pajak saja
yang perlu ditingkatkan namun jenis pelayanan yang mempermudah wajib pajak pun harus
terus ditingkatkan.
Peningkatan kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara meningkatan kualitas dan
perluasan tempat pelayanan terpadu (TPT), penggunaan sistem informasi dan teknologi
untuk dapat memberikan kemudahan kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
kewajiban perpajakannya menurut Anshari yang dikutip dalam jurnal Andyastuti (2013)
dapat dilihat dari kebenaran dan ketepatan waktu Surat Pemberitahuan (SPT) dilaporkan atau
Selain pelayanan yang dilakukan oleh petugas pajak, diperlukannya juga sanksi agar
wajib pajak patuh terhadap peraturan pajak. Hal ini diperlukan karena kesadaran dari
masyarakat yang masih rendah. Semua peraturan perpajakan telah di susun dalam Undang
Undang perpajakan termasuk msalah sanksi pajak. Setiap pelanggaran pajak mulai dari
tingkat yang paling rendah sampai yang paling tinggi sudah tersedia ancaman sanksi nya
Penelitian dibidang Motivasi wajib pajak membayar pajak telah banyak dilakukan di
Indonesia. Akan tetapi, beberapa penelitian yang telah dilakukan menggunakan variabel
independen yang berbeda maupun sektor penelitian yang berbeda sehingga menghasilkan
kesimpulan yang berbeda pula. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Feri Istanto (2010)
perpajakan berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak membayar pajak. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Dwisistami Deagustining (2016) menyatakan bahwa pengetahuan pajak
berpengaruh terhadap motivasi membayar pajak, namun kualitas Pelayanan pajak dan sanksi
pajak tidak berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak membayar pajak. Penelitian yang
dilakukan oleh Chan Siu Shien (2016) menyatakan bahwa pengetahuan pajak tidak
berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak membayar pajak, namun kualitas pelayanan pajak
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang memiliki kesimpulan yang beragam dan
berdasarkan uraian uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian
dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan Pajak, dan Ketegasan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
membayar pajak ?
2. Apakah kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak membayar
pajak ?
3. Apakah ketegasan sanksi pajak berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak membayar
pajak ?
2. Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap motivasi wajib
3. Untuk mengetahui apakah ketegasan sanksi pajak berpengaruh terhadap motivasi wajib
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
A. Bagi KPP yang diteliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
B. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
C. Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana untuk melakukan analisis dan
Untuk memperoleh gambaran umum bagian-bagian yang akan dibahas dalam penelitian
ini, maka penulis menguraikan secara singkat isi masing-masing bab dengan sistematika
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
objek dan subjek penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber
data,operasionalisasi variable dan pengukuran variable, teknik
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
yang diketahui; kepandaian; atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal
merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung.
Pajak digunakan sepenuhnya untuk keperluan negara bagi kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.
adalah informasi pajak yang dapat digunakan wajib pajak sebagai dasar untuk
bertindak, mengambil keputusan dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu
mengenai hukum, undang-undang, tata cara perpajakan yang benar yang berupa
Dari beberapa pengertian diatas dapat kita tarik kesimpulan pengetahuan tentang
pajak adalah informasi yang dipahami wajib pajak mengenai menenai prosedur pajak,
fungsi pajak, dan sanksi pajak yang digunakan sebagai dasar bertindak untuk
1. Faktor Internal
Pendidikan adalah usaha dasar yang dimiliki oleh seseorang berupa ilmu
pengetahuan.
ketrampilan seseorang.
Umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan benda atau
2. Faktor Eksternal
bermasyarakat.
manusia.
sesuatu.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan faktor – faktor yang dapat
dari pengalaman masa lalu, promosi dari mulut ke mulut dan iklan dengan
rasakan.
Pelayanan sendiri pada sektor perpajakan dapat diartikan sebagai
pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak
atau laba.
terhadap pelayanannya.
maupun masyarakat.
1. Kualitas interaksi
pajak maka persepsi wajib pajak terhadap fiskus akan baik sehingga
pertama adalah untuk mendidik dan yang kedua adalah untuk menghukum.
menghukum sehingga pihak yang terhukum akan menjadi jera dan tidak lagi
kerugian pada Negara, sedangkan sanksi pidana merupakan alat terakhir yang
hukuman kurungan.
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berart dorongan atau
mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja
agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut
adalah kondisi dimana suatu individu merasa terdorong atau tergerak melakukan
kewajiban perpajakan oleh Wajib Pajak merupakan sesuatu yang timbul dari benak
Wajib Pajak untuk selalu memenuhi kewajiban perpajakan secara teratur dan tanpa
terbesit sedikitpun dalam benak mereka untuk melakukan kecurangan dalam aktivitas
perpajakan dapat diciptakan dari pegetahuan perpajakan dan kualtas pelayanan yang
baik. Jika suatu individu memiliki pengetahuan perpajakan dengan baik maka ia akan
sadar bahwa membayar pajak ituu akan membantu Negara. Kualitas Pelayanan yang
baik akan membantu wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya dan diharapkan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan motivasi wajib membayar pajak adalah
membayar pajak terutang kepada Negara baik dari faktor dalam dirinya maupun
Penelitian yang dilakukan oleh Septiyani Nur Khasanah dengan judul “Pengaruh
pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak yang ada di
Dalam penelitian yang dilakukan oleh I Putu Indra Pradnya Paramartha yang
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Maria Cristine Andiko yang berjudul
bahwa pengetahuan perpajakan, ketegasan sanksi pajak, dan tax amnesty memiliki
pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun lingkungan wajib pajak
Penelitian yang dilakukan oleh Uyunur Imamil Khoiri yang berjudul “Pengaruh
5. Penelitian yang dilakukan Arabella Oentari Fuadi dan Yenni Mangoting (2013)
yang dapat digunakan wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil
keputusan dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan
dilakukan oleh Septiyani Nur Khasanah (2013) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak yang ada di wilayah direktorar
Jendral Pajak daerah Istimewa Yogyakarta. Dari uraian di atas dapat dirumuskan
Membayar Pajak
2.3.2 Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Motivasi Wajib Pajak Membayar
Pajak
Dalam penelitian yang dilakukan oleh oleh I Putu Indra Pradnya Paramartha
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Arabella Oentari Fuadi dan Yenni
Mangoting (2013) dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi
wajib pajak. Jadi dapat diduga bahwa kualitas pelayanan pajak memiliki pengaruh
positif terhadap motivasi wajib pajak membayar pajak, sehingga dapat dirumuskan
Membayar Pajak
2.3.3 Pengaruh Ketegasan Sanksi Pajak Terhadap Motivasi Wajib Pajak Membayar
Pajak
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Maria Cristine Andiko (2018) yang
Lingkungan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”. Dari penelitian tersebut
variabel ketegasan sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Membayar Pajak
Metodologi Penelitian
Peneliti memilih lokasi penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pangkalan Kerinci.
Populasi bukan hanya sekadar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek
tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama
Pangkalan Kerinci. Wajib pajak terdaftar ditandai dengan kepemilikan Nomor Pajak
Sample merupakan bagian dari karakteristik dan jumlah dari sebuah populasi
yang ada. Karena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga imenyebabkan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, maka karena itu peneliti
mengambil sampel yang diambil dari populasi tesebut yaitu wajib pajak orang pribadi.
Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability
secara tidak sengaja atau kebetulan bertemu dengan peneliti dan dipandang cocok sebagai
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer
adalah data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan
berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti. Sumber data primer pada
penelitian ini diperoleh langsung (menggunakan kuesioner) dari para responden yaitu
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja,
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal
dalam penelitian ini adalah variable bebas dan variable terikat. Variabel bebas adalah
sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
Penelitian ini melibatkan beberapa variabel bebas dan satu variabel terikat. Dalam
mengenai menenai prosedur pajak, fungsi pajak, dan sanksi pajak yang
lingkungan dan hasil kualitas pelayanan yang baik maka hal tersebut dapat
perpajakan.
perpajakan.
Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Motivasi Wajib Pajak
Membayar Pajak. motivasi wajib membayar pajak adalah dorongan wajib pajak untuk
melaksanakan kewajiban perpajakannya seperti membayar pajak terutang kepada Negara
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
Dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Jawaban setiap item instrumen dapat diberi skor untuk keperluan analisis kuantitatif,
data yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian. Teknik pengumpulan data hal yang
sangat penting dalam penelitian karena tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh
2017:142).
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Analisis deskriptif ini
lain sebagainya.
penelitian dapat dilakukan dengan melalui uji validitas dan reliabilitas (Hair, et
al., 2010).Uji ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang digunakan valid
dan reliable.
rtabel < hitung maka butir soal dikatakan valid (Ghozali, 2016:53).
mengukur suatu gejala atau kejadian. Hasil uji reabilitas dengan bantuan
kelas dengan range yang sama, maka urutan kemantapan Alpha dapat
Tabel 3.1
data atau titik pada sumbu diagonal dari grafik atau histogram residualnya
dengan analisis nilai toleransi dan variance inflation factor. Jika nilai
toleransi > 0,1 atau jika VIF < 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi
masalah multikolinearitas.
3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas
2016:134)
Rho dengan melihat hasil signifikannya, apabila hasil signifikan lebih dari
secara bersamaan untuk meneliti dua atau lebih variabel bebas terhadap satu
ini menggunakan tiga variabel bebas yang terdiri dari pengetahuan tentang pajak
(X1), kualitas pelayanan pajak (X2) dan ketegasan sanksi pajak (X3) terhadap
motivasi wajib pajak membayar pajak (Y), sehingga rumus yang digunakan dalam