Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Muhammad Andhika Mahendra

NPM : 18013010171
KELAS : KASUS PEMERIKSAAN AKUNTANSI I – B
TUGAS :1
1. Dalam setiap pelaksanaan audit sebaiknya auditor telah mendapatkan informasi
kuantitatif lebih dahulu. Dari informasi kuantitatif tersebut auditor dapat
mengindentifikasikan kelalaian, kesalahan, penyimpangan yang mungkin terjadi.
Diminta:
Jelaskan apa yang dimaksud dengan informasi kuantitatif, dan penyimpangan apa yang
mungkin terjadi jika dilihat dari jenis audit operasional, audit keuangan dan audit
kepatuhan!
Jawab:
Yang dimaksud dengan informasi kuantitatif adalah suatu sarana pertanggungjawaban
tertulis dalam berbagai bentuk dan nama, seperti laporan keuangan dan lain sebagainya.
Kemudian penyimpangan yang mungkin terjadi jika dilihat dari jenis-jenis dibawah ini
adalah sebagai berikut,
 Audit Operasional : Perusahaan dalam menerapkan akitivitasnya tidak efisien dan
efektif serta tidak ekonomis.
 Audit Keuangan : Tidak sesuai, taat, dan melaksanakan PABU (Prinsip Akuntansi
Berterima Umum).
 Audit Kepatuhan : Melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang atau
peraturan yang berlaku.

2. Jelaskan pengertian teknik-teknik audit yang sering dipergunakan oleh auditor dalam
mendapatkan dan mengevaluasi bukti berikut ini:
a. Trasir
b. Konfirmasi
c. Investigasi
d. Vouching
Jawab:
a. Trasir, Teknik audit yang digunakan untuk melacak atau mengikuti kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan dari awal
b. Konfirmasi, Teknik audit yang digunakan untuk mendapatkan bukti yang meyakinkan
dari pihak lain yang dianggap perlu
c. Investigasi, Teknik audit yang digunakan untuk melakukan pengujian dengan
wawancara tetapi telah mengarah kepada menuduh, menekan, dan lain sebagainya
d. Vouching, Teknik audit yang digunakan untuk menguji kelengkapan bukti penerimaan dan
bukti pengeluaran suatu perusahaan

3. Permintaan untuk membeli (daftar permintaan) yang diterima di departemen


pembelian dari departemen lain dalam organisasi harus ditandatangani oleh orang yang
berwenang. Pemeriksaan Anda terhadap 200 permintaan semacam itu mengungkapkan
bahwa tiga pertanyaan, semuanya dalam jumlah kecil, tidak ditandatangani dengan
benar. Pembeli yang telah mengeluarkan ketiga pesanan memenuhi permintaan tersebut
karena dia salah memahami prosedur yang berlaku. Personel klerikal yang ditugaskan
untuk meninjau permintaan semacam itu salah memberikannya kepada pembeli.
Diminta :
Jelaskan Risiko atas kejadian di kasus tersebut dan pengendalian (control) yang
diperlukan berdasarkan risiko yang telah Saudara buat!
Jawab :
Risiko atas kejadian di kasus tersebut ialah yang pertama akan menjadi salah catat
antara department yang membutuhkan dan departemen pembelian. Kemudian yang
kedua, aktivitas perusahaan akan terganggu karena jumlah barang yang dibutuhkan oleh
departemen lain tidak sama dengan jumlah yang dipesan atau dibeli.
Pengendalian yang diperlukan atas risiko tersebut ialah :
 Melakukan peninjauan dan pengecekan ulang terlebih dahulu terkait jumlah barang
kebutuhan yang akan dipesan oleh departemen yang membutuhkan.
 Otorisasi dalam surat permintaan barang kebutuhan tersebut harus ditandatangi oleh
kepala departemen yang membutuhkan barang tersebut dan departemen pembelian
sehingga keduanya bisa saling berkoordinasi ketika ada salah catat.

4. Tim audit dari Inspektorat Jenderal Departemen X melakukan audit atas pengadaan
barang yang didistribusikan ke daerah daerah tahun 2004. Tim audit tidak disediakan
dana yang cukup untuk mengaudit penerimaan barang oleh daerah sehingga diputuskan
untuk mengirim surat konfirmasi ke daerah-daerah tentang kuantitas dan kualitas
barang -barang yang diterima di daerah. Salah satu daerah yang dikonfirmasi ialah
Balai Penelitian Y dengan pengiriman barang untuk merek Z sebanyak 175 unit.
Diminta :
Buatlah surat konfirmasi positif ke Balai Penelitian Y tanggal 20 November 2004
disertai formulir jawabannya.
Jawab : (dihalaman selanjutnya)
No. Surat : 001/IJDX/230204
Perihal : Konfirmasi Penerimaan Barang
Kepada,
Yth. Kepala Balai Penelitian Y
Di tempat.
Sehubungan dengan adanya audit yang dilakukan oleh Inspektorat Jendral
Departemen X, maka kami meminta penjelasan dari saudara terkait tentang
penerimaan barang AB yang telah kami kirimkan selama tahun 2004.
Menurut data dan catatan yang kami miliki menyatakan bahwa barang AB yang kami
telah kirimkan selama tahun 2004 berjumlah 175 unit dengan merek “Z”.
Sehubungan dengan hal tersebut, harap saudara menyampaikan konfirmasi jawaban
atas barang tersebut beserta jumlahnya paling lambat tanggal 26 Februari 2004
dengan formulir jawaban berikut ini.
Surabaya, 23 Februari 2004
Hormat Kami,

Budi Suprapto
(Kepala Biro Perlengkapan)

Kepada,
Yth. Inspektorat Jendral Dept. X
Di tempat,
Menurut catatan yang kami miliki, kami telah menerima barang AB selama tahun
2004 dengan Merek “........” sejumlah ....... unit
...................... , ... - ... - .....
Hormat Kami,
.......................................
(......................................)
5. Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia terbukti
melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan. Perbuatan
tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang Bangkinang pada hari
Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI Unit Tapung. Tim ini
menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo neraca dengan kas tidak
seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahu iadanya transaksi gantung
yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang berasal BRIUnit Pasir Pengaraian II ke BRI
Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukanMasril, namun tidak disertai dengan
pengiriman fisik uangnya.Kapolres Kampar AKBP MZ Muttaqien yang dikonfirmasi mengatakan,
Kepala BRI Tapung Raya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di sel Mapolres Kampar
karenamentransfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa laporan pembukuan.Kasus ini dilaporkan oleh
Sudarman (Kepala BRI Cabang Bangkinang dan Rustian
Martha pegawai BRI Cabang Bangkinang. “Masril telah melakukan tindak
pidana membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan
maupun dalam dokumen laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank (TP
Perbankan). Tersangka dijerat pasal yang disangkakan yakni pasal 49 ayat (1) UU No. 10 tahun 1998
tentang perubahan atasUU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dangan ancaman hukuman 10
tahun,” kata Kapolres. Polres Kampar telah melakukan penyitaan sejumlah barang bukti dokumen
BRI serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait, memeriksa dan menahan tersangka dan 6
orang saksi telah diperiksa dan meminta keterangan ahli.
Diminta :
Bagaimana pendapat Saudara tentang kasus tersbut? Berikan saran terkait Internal
Control yang harus dilakukan oleh BRI atas kasus tersebut!
Jawab :
Pendapat saya tentang kasus yang dilakukan oleh Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Unit Tapung Raya, Masril (40) ini merupakan suatu hal dan perbuatan yang tidak
terpuji. Kasus ini sudah termasuk tindakan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme),
dimana tersangka telah mentransfer uang sebesar Rp 1,6 miliar dan merekayasa laporan
pembukuannya sehingga setelah diperiksa terdapat ketidakseimbangan saldo antara
neraca dengan kas. Dan menurut saya, tentunya dalam hal ini pihak BRI harus ketat
dalam melakukan pengawasan di setiap transaksinya seperti contoh darimana transaksi
uang masuk dan keluar tersebut didapatkan disertai dengan bukti-bukti yang ada
sehingga mempersempit celah untuk berbuat tindak pidana seperti yang dilakukan
tersangka. Serta, BRI juga seharusnya melakukan pembinaan karakter pada setiap
karyawannya guna agar karyawan memiliki kepribadian yang baik dalam melakukan
pekerjaannya, hal ini dikarenakan setiap karyawan pastinya memiliki kepribadian yang
berbeda-beda jadi penting bagi pihak BRI untuk melakukan pembinaan karakter
tersebut.
Saran terkait Internal Control yang harus dilakukan BRI atas kasus tersebut ialah
sebagai berikut,
 Penyimpanan uang harus menggunakan pengawasan yang berganda.
 Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa apapun dari nasabah
untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut serta DILARANG untuk
menerima titipan barang atau dokumen penting milik nasabah.
 Dalam pencatatan kas keluar dan masuk harus melampirkan bukti-bukti
transaksi pendukung atas catatan kas keluar dan masuk tersebut.
 Setiap setoran kas masuk dan keluar harus dihitung dan dicocokkan dengan
bukti yang ada dan harus diberi cap validasi yang memproses.
 Harus menerapkan control fisik atas uang tunai dan catatan secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai