Oleh :
Kelas 3C D4 MP
Jurusan Administrasi Niaga
Prodi DIV Manajemen Pemasaran
Skenario 1
(Disebuah cerita beberapa wiraniaga mengunjungi salah satu rumah untuk menawarkan
produk/barang di perusahaannya, dengan segala persiapan yang dibutuhkan untuk
menawarkan barang tersebut).
Wn1,2,3 : “Assalamualaikum”.
Konsumen : “Waalaikumsalah”.
Wn2 : “Baik terimakasih bu, mohon maaf sebelumnya mengganggu waktu istirahat ibu.
Jadi, sebelumnya perkenalkan saya vivi, dan rekan saya yulia dan marisa. Kami
wiraniaga dari PT. Samsung Elektronik Indonesia. Apakah ibu sudah kenal
dengan perusahaan kami bu?”.
Konsumen : “ Mohon maaf, saya belum mengenal bahkan tidak memakai produk yang
mereka jual”.
Wn1 : “ Iya bu, tidak apa-apa. Jika ibu belum mengenal, rekan saya akan menjelaskan
kepada ibu mengenai perusahaan kami”.
Wn1 : “Sambil ibu melihat dan membaca brosur yang diberikan rekan saya, rekan saya
akan menjelaskan sedikit tentang produk kami buk”.
Wn1 : “Sepertinya, ibuk berminat dengan produk kami, mungkin ibu berminat di
produk yang mana ya buk?”.
Konsumen : “Tidak mbk, saya sudah memiliki produk sejenis dengan merek yang berbeda”.
Wn1 : “Iya buk, tetapi jangan takut bu, kami yakin ibu akan membuthkan salah satu
dari produk kami, misalnya ada mesin cuci, maicrowave, tv dan lain sebagainya.
Apakah ibu ada mesin cuci bu?”.
Konsumen : “Sudah mbk, dan masih berfungsi sampai sekarang walaupun bagian
pengeringnya rusak. “
Wn1 : “Apakah ibu tidak berminat dengan mesin cuci yang kami tawarkan?”.
Wn1 : “Sayang sekali lo buk, jika mesin cucinya tidak diganti, karena beberapa bulan
kedepan pasti tidak dapat dipergunakan. Apalagi sekarang lagi musim penghujan,
jadi pasti akan lama untuk kering jika mengandalkan panas matahari dan tidak
dibantu dengan alat pengeringnya”.
Konsumen : “Tidak mbk, saya masih menggunakannnya. Lagi pula harga mesin cuci yang
mbk nya tawarkan mahal”.
Wn1 : “Iya bu, sekilas memang terlhat mahal, tetapi tenang bu, kami banyak promo
menarik khusus hari ini jika ibu membeli produk mesin cuci dari kami bu”.
Wn2 : “Iya bu, jadi promonya jika ibu membeli hari ini ibu hanya mengisi data
pembelian setelah itu jika ibu membeli secara tubai maka akan dipotong 20%
dari harga yang tertera, atau jika ibu membeli produk secara kredit maka angsuran
pertama akan ditiadakan, dan ibu hanya membauyar Rp 300.000 perbulan bu,
selama 1 tahun. Bagaimana bu, apakah berminat?”.
Wn1 : “Iya bu, kami paham atas kondisi ibu. Kalua boleh tahu ada berapa orang
dirumah ibu ya?”.
Konsumen : “Ada saya, suami saya dan 3 anak laki-laki syaa mbk”.
Wn1 : “Nahh, kasihan sekali jika missal mesin cuci ibu rusak. Ibu akan susah payyah
mencuci tanpa bantuan mesin cuci bu”.
Wn1 : “Jangan ragu bu, rekan saya akan menjelaskan keunggulan dari mesin cuci yang
kami tawarkan”.
Wn2 : “Ibu tenang saja, produk kami sudah teruji untuk kualitas dari mesinnya bu,
selain iyu juga harga yang ditawarkan pastinya sesuai dengan produk yang
dihasilkan bu, jadi ibu tidak usah, khawatir. Oh ya bu, bebrapa tetangga ibu
adalah pelanggan kami, sebelum kami kerumah ibuk, mereka memesan
microwave dan hp Samsung tipe terbaru. Mereka merasa produk perusahaan kami
sangat awet dan harganya yang terjangkau sehingga mereka menjadi pelanggan
setia kami buk. Apakah ibu jadi membelinya bu, prosesnya cepat kok bu, dan ada
tipe terbaru dari mesin cuci yang kami tawarkan tadi.”
Konsumen : “Okedeh mbk, saya jadi memesan dan membeli produk mbk. Tetapi pembayaran
secara kredit ya mbk”.
Wn1 : “Baik bu, iyaa, ibu bisa menggunakan pembayaran secara kredit. Untuk
tahapannya ibu mengisi data pembelian terleih dahulu bu ya, yang akan dipandu
oleh rekan saya”.
Konsumen : “Baik mbk”.
Wn2 : “Bu, jadi ibu mengisi kolom nama, alamat dan kolom lainnya sesuai dengan ktp
ibu yaa”.
Konsumen : “baik, sudah mbk. Untuk barangnya sampai kapan mbk ya?”.
Wn1 : “Baik terimakasih bu, mohon maaf telah mengganggu waktu ibu, semoga ibu
menjadi pelanggan setia kami.”
(Seorang wiraniaga mencoba menawarkan kerjasama dengan pihak WTC Surabaya, dimana
tahapam awal yang dilakukan oleh wiraniaga yaitu menelfon pihak WTC untuk penawaran
Kerjasama kepada PT. Samsung Elektronik Indonesia).
Wiraniaga :”Begini bu, perusahaan kami ingin berkerasama dengan perusahaan WTC,
apakah bisa?”
Resepsionis : “Insyaallah bisa bu, saya akan menghubungkan langsung dengan yang
berwenang bu ya ”.
Wiraniaga : “ Iya bu Laila, saya marisa dari PT. Samsung Elektronik Indonesia. Jadi begini
bu, pihak perusahaan kami ingin berkerjasama dengan pihak WTC apakah bisa bu
Owner : “Mohon maaf sebelunya bu, saat ini belum bisa saya pastikan untuk penawaran
Kerjasamanya, mungkin bisa kita bicarakan lebih lanjut dengan pertemuan secara
langsung”
Wiraniaga : “Baik bu, terimakasih sebelumya. Untuk pertemuan mungin nisa dijadwalkan
kapan bu, yang mungkin ibu Laila memiliki waktu senggang?”
Owner : “Baik bu, untuk jadwal kosong saya ada pada hari senin tanggal 30 November
pada jam 09.00 pagi bu”.
Wiraniaga : “Baik bu, saya akan bertemu ibu, dijam dan hari yang sama di kantor WTC bu
ya, terimakasih atas waktu dan kesempatannya bu. Selamat siang”.
Wn : “Selamat pagi pak bu Laila saya Marisa dari PT Samsung Elektronik, yang
kemarin mengajak janji temu melalui telefon”.
Owner : “Baik bu, Kerjasama seperti apa yang diinginkan ya?, mungkin bisa dijelaskan’
Wn :” Jadi begini bu, perusahaan kami di akhir tahun ini sedang memperbanyak
cakupan Kerjasama dengan berbagai sector di beberapa wilayah khususnya pada
cakupan smartphone. Setelah saya melihat dan menganalisis WTC yang
berkawasan disurabaya sangat baik jika bisa berkerjasama dengan kami bu.
Owner : “ Iya, terimakasibuh bu. Kami bisa saja berkerjasama dengan pihak PT. Samsung
Electronik Indonesia, tetapi mungkin apa feedback yang dapatkan dalam system
Kerjasama ini ya bu Marisa?”.
Wn : “ Baik bu Laila, untuk feedback yang didapatkan pihak WTC Surabaya adalah
disetiap item produk yang dijual akan kami berikan potongan harga 10% disetiap
item, dan apabila penjulan produk smartphone kami bisa mencapai 100
smartphone all item maka akan diberikan pembagian keuntungan penjualan
sebesar 3%. Bagaimana bu, apakah ada yang ditanyakan sebelumnya?”.
Owner : “ Wahh, cukup menarik ya bu, tetapi untuk perbedaan harga apakah disamakan
dengan harga di gerai-gerai biasanya?”.
Wn : “ Tentu saja berbeda bu, sudah kami atur perbedaan dengan harga gerai sekitar
3% lebih mahal digerai, agar ketertarikan pembelian di WTC lebih banyak”.
Owner : “ Oh ya bu, untuk keuntungan yang didapatkan pihak konsumen setelah membeli
smartphone apakah ada ya?”.
Wn : “ Tentu saja ada bu, kami akan memberkan free headset ori dari samsung / kabel
otg setelah membeli produk kami bu”.
Owner : “ Baiklah kalua begitu saya setuju dengan penawaran Kerjasama denfan pihak
PT. Samsung Elektronik Indonesia”.
Wn : “ Baik, terimakasih sebelumnya bu. Untuk tindak lanjut dari pemilihan dan
pemberian produk yang akan ditentukan sesuai pihak WTC bagaimana bu ya?”.
Owner : “ Oh ya bu, untuk proses itu akan diambil alih oleh yang berwenang, yaitu
personal manager WTC yang akan mengurus dan menindaklanjuti hal tersebut, dan
tentunya setelah ini akan diagendakan pertemuan dengan bu marisa untuk bertemu
dengan personal manager kami, apakah bisa bu marisa?’’.
Wn : “ Bisa bu, mungkin bisa diagendakan besok pada waktu yang sama dan tempat
yang sama”.
Owner : “ Baik bu marisa akan saya sampaikan kepada personal manager kami”.
Setelah melakukan pertemuan dengan owner WTC secara langsung oleh Wiraniaga pihak
PT.Samsung Elektronik Indonesia, dan pihak WTC menyetujui Kerjasama yang yang
diberikan. Keesokan harinya wiraniaga berteu Kembali dengan personal manager WTC
untuk menindak lanjuti pemilihan dan pemberian produk yang akan dijual dengan segala
persiapan wiraniaga membawa produk yang akan ditawarkan untuk dijual. Mereka bertemu
di kantor WTC pada jam 09.00 pagi.
Owner : “ Selamat pagi bu marisa, sebentar ya bu akan akan saya panggilkan ibu
personal manager kami”.
PM WTC : “ Selamat pagi bu, saya yulia personal manager dari WTC Surabaya, ada yang
bisa saya bantu bu?”.
Wn : “ Selamat pagi bu, sebelumnya perkenalkan , saya Marisa, wiraniaga dari PT.
Samsung Elektronik Indonesia, jadi begini bu, kemarin saya telah melakukan
pertemuan dengan owner WTC untuk Kerjasama yang sudah kami jelaskan dan
tawarkan kepada pihak WTC, dan pihak WTC menyetujui Kerjasama yang saya
tawarkan.”
PM WTC : “ Baik, untuk sebelumnya sudah dijelaskan dan disampaikan oleh owner kami,
kalau boleh tahu item smartphone apa saja yang akan dipasarkan di WTC ini ya
bu?”.
Berikut tipe yang kami tawrkan bu, dengan perawalan penawaran jumlah item
sebanyak 30item setiap tipe. Bagaimana bu, apakah ada yang ditanyakan”.
PM WTC : “ Baik bu marisa, tapi mohon maaf sebelumya, menurut saya untuk prospek
pada tipe Samsung Galaxy M51 dan tipe Samsung Galaxy A31 kurang diminati
oleh konsumen, lantas bagaimana ya bu?”.
Wn : “ Baik bu yulia, saya paham maksud anda, memang sekilas kita simpulkan tidak
banyak peminat, tetapi khusus akhir tahun ini produk tersebut menawarkan harga
yang sangat terangakau dan kami ubah dalam spekulasi warna yang lebih
menarik, apakah bisa dipertimbangkan”.
PM WTC : “ Ohhh jadi begitu, baiklah kalau memang demikian, apakah ada keuntungan
lain yang bisa menarik pelanggan ya bu marisa?”.
Wn : “ Tentu ada bu yulia, seperti yang sudah saya beritahukan kepada owner bahwa
setiap pembelian produk kami akan free headset ori dari Samsung/ kabel otg yang
lucu”.
PM WTC : “ Baik bu, kalau begitu kami siap memasarkan dan menjualkan produk Samsung
sesuai dengan syarat persetujuan kedua belah pihak atas Kerjasama yang
dibentukm untuk produk nya bisa dikirim besok sesuai alamat kantor kami,
jangan lupa slip nota dan juga pemberitahuan sebelum mengirim produk dan
setelah produk sampai agar mudah untuk pihak kami mnegeceknya”.
Wn : “ Baik, baik bu yulia, oh ya, jadi nanti setiap bulannya dari petugas pihak kami
akan mengecek laporan penjualnnya bu, apabila telah melebihi batas maksimal
penjualan, maka kami akan memberikan bonus yang telah kami janjikan”.
PM WTC : “ Baik bu marisa, terimakasih atas kerjasamanya, mungkin hanya itu yang bisa
saya sampaikan karena setelah ini saya ada janji temu dengan klien lainnya bu”.
Wn : “ Baik bu, terimakasih Kembali, semoga bisa menjadi patner Kerjasama kami
yang berkelanjutan, baiklah bu, saya pamit undur diri, selamat pagi”.
Semikonduktor
Oven Synthesizer
PRE-APPROACH
Dimana Wiraniaga mempelajari sebanyak mungkin perusahaan calon pelanggan
(apa yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam keputusan pembelian) dan pembeliannya
(karakteristik pribadi mereka, gaya pembeliannya). Wiraniaga harus menetapkan tujuan
kunjungan, yang mungkin untuk menentukan kualifikasi calon dan menentukan waktu
kunjungan.
APPROACH
Adalah kegiatan wiraniaga untuk mengenal calon konsumen lebih jauh dan menyiapkan
segala sesuatu yang diperlukan untuk presentasi penjualan. Pendekatan mempunyai tiga
tujuan, yaitu: memperoleh perhatian calon konsumen, mendorong minatnya untuk
mempelajari usulan wiraniaga lebih jauh, dan memperlancar ke tahap presentasi.
1. Memperoleh perhatian calon konsumen. Penjualan tidak akan terjadi jika perhatian
konsumen tidak terfokus pada apa yang kita bicarakan, wiraniaga harus menyadari hal
ini, karena konsumen kemungkinan mempunyai masalah lain yang juga sedang
dipikirkan, wiraniaga wajib memperoleh perhatian calon konsumen.
2. Mendorong minat calon konsumen. Wiraniaga mungkin mendapatkan perhatian calon
konsumen untuk sekejap tetapi segera hilang bila calon konsumen mengatakan tidak
tertarik untuk mendengarkan lebih jauh. Wiraniaga harus memberikan alasan mengapa
calon konsumen perlu mendengar, misalnya bagaimana calon konsumen bisa
memperoleh keuntungan dan bagaimana persoalannya bisa dipecahkan, serta bagaimana
wiraniaga bisa menghemat pengeluaran konsumen.
3. Memperlancar ke tahap presentasi. Dengan pendekatan wiraniaga akan bisa memasuki
tahap presentasi dengan lebih lancar karena antara calon konsumen dengan wiraniaga
sudah terjalin perkenalan sebelumnya.
Metode yang digunakan:
1. Metode Pendekatan Perkenalan (Introduction Approach)
Memperkenalkan diri dan perusahaan dari wiraniaga - memberikan kartu nama.
Contoh : "Bu Galuh, Nama saya Rio dari IBM Computer, ini kartu nama saya Bu.
Begini bu, saya ingin memberi sedikit keterangan tentang produk kami."
2. Metode pendekatan pertanyaan
Isi dari pendekatan ini biasanya menyebutkan tentang fakta-fakta menarik dalam
bentuk pertanyaan. Keunggulan metode ini antara lain: Menarik perhatian calon
konsumen, merangsang merekauntuk menjawab dan terjadi komunikasi dua arah.
Contoh: "Pak Gianto, pernahkah Bapak melihat printer sekecil ini dengan
kemampuan yang sama?"
"Pak Arif, bagaimana pendapat Bapak tentang brosur yang saya kirimkan minggu
lalu?"
3. Metode pendekatan produk
Pendekatan ini meliputi pendemonstrasian suatu produk baik penampilan maupun
manfaatnya secara visual ataupun verbal. Contoh: (Membawa komputer laptop ke
dalam kantor) "Pak Rudi, ini adalah personal computer laptop yang paling canggih di
kelasnya. Komputer ini mempunyai banyak kelebihan, misalnya ... (Sambil
mendemonstrasikan secara langsung)
4. Metode pendekatan hadiah dan contoh gratis
Calon konsumen yang diberi contoh gratis, biasanya merasa berkewajiban untuk
mendengarkan presentasi penjualan. - Produk konsumsi misalnya pemberian contoh
gratis shampo "Clear" dalam kemasan kecil - Produk industri misalnya peminjaman
komputer selama beberapa hari agar calon konsumen bisa melihat dan merasakan
sendiri. Contoh : Wiraniaga Mitra Dept. Store :" Kami akan memberikan gratis
parfum ukuran kecil ini untuk setiap pembelian parfum ukuran besar" Wiraniaga
komputer :"Baiklah Pak Iwan, sementara Bapak masih menunggu keputusan rapat
tentang pembelian komputer ini maka untuk mengatasi pekerjaan Bapak kami
meminjamkan komputer kami". Perusahaan surat kabar juga sering memberikan
koran perkenalan secara gratis kepada mereka yang diharapkan bisa menjadi
pelanggan.
5. Metode pendekatan muslihat
Pendekatan dengan muslihat atau tindakan yang mengejutkan untuk menarik
perhatian konsumen. Contoh: Wiraniaga Bank BNI: "Tahukah Bapak bahwa ada 50%
kemungkinan perusahaan Bapak akan bangkrut tahun depan." Wiraniaga Asuransi
Bumi Putra misalnya mengeluarkan uang lembaran kertas Rp 10.000, kemudian
membakarnya sampai hangus : "Bayangkan, saya segera mendapatkan kembali uang
Rp 10.000, ini walaupun sudah terbakar karena saya ikut asuransi kebakaran,
demikian juga jiga perusahaan Bapak ikut asuransi tersebut" Pendekatan ini sangat
cepat menarik perhatian, tetapi tidak sesuai bagi penjualan yang profesional. Reaksi
konsumen mungkin lain dari yang diharapkan dan biasanya menimbulkan masalah
jika dipakai sebagai pembukaan presentasi penjualan misalnya: "Perusahaan saya
mau bangkrut atau tidak itu bukan urusan anda, anda jangan sok tahu" "Jadi anda
menginginkan perusahaan saya terbakar supaya dapat ganti asuransi"
PRESENTATION
Presentasi penjualan ialah kegiatan yang di dalamnya wiraniaga berhadapan secara
langsung dengan calon konsumen dan menyajikan segala hal yang berkaitan dengan
perusahaan dan produk yang akan dijual serta menunjukkan bagaimana calon konsumen
bisa mendapatkan manfaat dan pemecahan masalah dari pemilikan produk.
B. Tujuan presentasi penjualan
1. Untuk menyadarkan calon konsumen akan suatu masalah atau kebutuhan
2. Untuk membuktikan bahwa usulan wiraniaga dapat memecahkan masalah atau
memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Untuk meyakinkan bahwa wiraniaga dan perusahaannya adalah pensuplai yang
layak.
4. Untuk mendorong atau membujuk calon konsumen agar bertindak segera
memecahkan masalah.
C. Ciri-ciri presentasi penjualan yang baik
1. Meliputi semua fakta-fakta yang dibutuhkan calon konsumen utnuk menghilangkan
ketidakpuasan calon konsumen terhadap kondisinya sekarang.
2. Mengajukan cara terbaik untuk memecahkan masalah calon konsumen.
3. Jelas, tidak menimbulkan keraguan dalam pikiran calon konsumen.
4. Menimbulkan kepercayaan konsumen bahwa pernyataan-pernyataan yang dibuat
adalah benar.
Cara membangun kepercayaan konsumen
1. Jangan berjanji lebih dari yang anda lakukan tetapi lakukan apa yang telah anda
janjikan.
Karena seorang konsumen yang puas adalah iklan yang paling baik dan konsumen
yang tidak puas adalah iklan yang menjatuhkan.
2. Jangan menjelek-jelekkan nama perusahaan untuk mendapatkan perhatian
konsumen.
Karena loyalitas wiraniaga terhadap perusahaan memberikan inspirasi kepada
konsumen untuk mempercayai wiraniaga sekaligus perusahaannya. Wiraniaga
tidak hanya menjual produk tetapi juga menjual nama baik perusahaan.
3. Pengujian produk
Cara lain untuk membangun kepercayaan konsumen adalah dengan
mempersilahkan konsumen mencoba sendiri produk yang ditawarkan. Misalnya
wiraniaga kertas mempersilahkan konsumen menyobek kertas yang ditawarkan.
4. Garansi atau surat persetujuan
Jaminan atau garansi merupakan sarana ampuh untuk membangun kepercayaan
dari konsumen, terutama untuk penjualan produk baru atau penjualan kepada calon
konsumen baru. Selain itu surat persetujuan dari departemen tertentu yang membawahi
produk yang dijual, misalnya obat batuk Tonikum Bayer sudah
disetujui oleh Departemen Kesehatan RI, merupakan sarana yang ampuh juga.
5. Testimonial
Menggunakan surat-surat dari para konsumen yang puas menggunakan produk
atau jasa wiraniaga. Tetapi harus diingat bahwa penggunaan testimonial dari
konsumen yang puas kepada konsumen baru harus mempunyai kemiripan dalam hal
masalah yang dihadapi.
6. Catatan penjualan
Memperlihatkan catatan penjualan yang telah dibuat selama ini, yang di dalamnya
ada peningkatan omzet penjualan dari tahun ke tahun.
D. Langkah-langkah presentasi penjualan
1. Menyadari keadaan konsumen
Pada langkah ini wiraniaga membiarkan konsumen mengetahui bahwa wiraniaga
menyadari kondisi yang dihadapi konsumen, kebutuhan konsumen, keterbatasan -
keterbatasan yang dihadapi konsumen, serta keuntungan-keuntungan yang dicari
konsumen.
Contoh :
"Pak Arif, sesuai dengan kesepakatan yang telah kita buat wiraniaga kami telah
mengunjungi ke duapuluh toko Bapak dan telah mencek bahwa delapan dari toko Bapak
itu kekurangan persediaan tiap empat minggu sekali dan dua belas yang lainnya tiap
minggu sekali."
2. Mencek minat konsumen
Sesudah mempelajari keadaan, penting bagi wiraniaga untuk mengecek bagaimana
konsumen melihat keadaannya;
Wiraniaga bisa mengatakan:
"Kami telah mengetahui keadaan toko Bapak, bagaimana menurut Bapak?"
Pertanyaan ini memberi kesempatan kepada konsumen untuk:
setuju dengan hal tersebut
memberi informasi lebih banyak tentang keadaan
tidak setuju dengan hal tersebut.
Jika konsumen tidak setuju, wiraniaga bisa menggunakan pertanyaan untuk mengetahui
bagaimana konsumen melihat keadaannya.
Contohnya: Pak Arif mengatakan demikian:
"Ya, kami memang kekurangan persediaan, tetapi sebenarnya kami hanya tidak
mempunyai waktu untuk melakukannya."
Wiraniaga bisa menjawab:
"Bapak bingung mengenai waktu untuk melakukan itu?"
3. Mengajukan pemecahan masalah Wiraniaga mengajukan cara pemecahannya
Contoh:
"Menurut saya, bagaimana kalau kami menyediakan komponen itu dengan
pengirimannya sekalian ?"
4. Menerangkan langkah pemecahan masalah Wiraniaga perlu menerangkan jalan
pemecahan secara terperinci.
Contoh:
"Setiap minggu para wiraniaga kami akan mengirim komponen ke toko-toko Bapak dan
kami akan selalu menceknya setiap saat, mengenai pembayarannya bisa kita atur secara
tunai atau kredit, terserah Bapak mana yang terbaik"
5. Menunjukan manfaat
Keuntungan atau manfaat yang didapat dari pemecahan masalah:
Contoh:
"Bapak tidak perlu repot memikirkan waktu lagi"
"Bapak tidak perlu memikirkan dana secara mendadak karena pembelian komponen
ini bisa dikredit."
"Harga lebih murah karena pengiriman adalah tanggungan kami "
HANDLING OBJECTION
Untuk menjadi seorang Salesman memang bukan hal yang mudah. Karena itu tingkat
turn over yang terjadi juga cukup tinggi, banyak yang menyerah, berhenti dan merasa
gagal. Tapi mari kita coba kembali mempelajari baik-baik tahapan sederhana dalam
penjualan ini.
Salah satu keterampilan yang wajib dimiliki adalah keterampilan berkomunikasi dan
bernegosiasi kepada prospek. Keterampilan tersebut akan membantu salesman dalam
menjalankan tahapan handling objection dalam siklus penjualan. Handling objection
merupakan kegiatan mengatasi keberatan yang diajukan oleh prospek sehingga terjadi
kesepakatan. Tujuan utama dari tahapan ini adalah untuk memberikan solusi atas
keberatan yang diajukan prospek dan menjawab keraguan prospek dari kata “Tidak”
menjadi “Mungkin” atau menjadi “Ya”.
Kunci sukses handling objection:
1. Mendengarkan Lebih Dulu. Mendengarkan menjadi kunci utama. Dengarkan
keberatan dan masukan dari prospek dengan empati. Posisikan diri Anda sebagai
pendengar yang baik. Hal ini bisa ditunjukkan dengan mempersilakan prospek
menyampaikan keberatannya. Tunjukkan sikap tubuh dan mimik wajah sebagai seorang
pendengar yang baik.
2. Ulangi. Saat prospek mengajukan keberatan, seorang Salesman wajib mengulangi
keberatan tersebut untuk memastikan agar penangkapannya sama dengan yang dimaksud
prospek.
3. Batasi dengan Fokus pada Inti Persoalan yang Dihadapi Prospek. Batasi apa yang
diceritakan prospek, tetap fokus dan hindari pembicaraan yang melebar ke hal-hal lain
(curhat). Setelah itu, pastikan bahwa kita paham tentang keberatan prospek dan ajukan
pertanyaan ke prospek untuk memastikan pengertian Anda.
4. Jawab Keberatan dan Berikan Solusi yang Terbaik. Tunjukkan keseriusan dan
komitmen Anda untuk membantu memecahkan persoalan ataupun kebutuhan yang
dihadapi prospek. Berikan solusi terbaik untuk prospek
5. Bersikap Empati. Dalam melakukan langkah nomor 1 hingga 4, seorang Salesman
wajib melakukannya dengan didasari rasa empati. Dengan empati, prospek akan merasa
diperhatikan sehingga akan menimbulkan keterikatan emosi antara prospek dan
Salesman.
Semakin kuat penjelasan Anda pada tahap presenting, semakin kuat penanganan prospect
Anda saat melakukan handling objection.
CLOSING
Mengetahui kapan dan bagaimana menutup penjualan, Mendengar dan memberikan
reaksi terhadap buying signal
Tujuan sesi ini : Peserta dapat menyampaikan kesimpulan kunjungan, menyepakati
agenda untuk langkah-langkah selanjutnya dan melakukan penutupan sales dengan
berbagai tekhnik.
FOLLOW UP
Memastikan eksekusi kesepakatan dan tindakan yang telah disetujui, Menindaklanjuti apa
yang sudah dijanjikan, Berpikir tentang sales tidak berhenti pada saat order.
Tujuan sesi ini : Peserta tahu dan mampu bagaimana membina hubungan jangka panjang,
membuat evaluasi kunjungan, menentukan kunjungan yang akan datang, dan mampu
mengidentifikasi peluang yang ada.
SKENARIO 2
1. Marisza Sasabila
(Wiraniaga 1 PT.Samsung Elektronik Indonesia)
2. Laila Magfiroh
(Owner WTC Surabaya)
3. Vivi Febri Kumalasari
(Resepsionis WTC Surabaya)
4. Yulia Citra Dewi
(Personal Manager WTC Surabaya)
di boleh masuk?”.
(Diperusahaan kami
memang memproduksi
banyak jenis-jenis produk
elektronik yang tentunya
beberapa dari produk kami
sudah menjadi star brand di
lingkup local maupun
internasional).
Salesperson : Perkenalkan
nama saya Galuh Pangestuti
dari PT ..…..dst (gunakan
berbagai metode approach
yang ada)
Wn1 : “Barangnya
akan sampai 3 hari setelah
pemesanann bu”.
Wn1 : “Terimakasih
bu, kami pamit undur diri,
assalamualaikum”.
Konsumen : “Baik,
terimakasih mbk.
Waalaikumsalam”.
Follow up - - -
Skenario 2
Wiraniaga : “Baik bu
terimakasih”.
Wiraniaga : “ Iya bu
Laila, saya marisa dari PT.
Samsung Elektronik
Indonesia. Jadi begini bu,
pihak perusahaan kami ingin
berkerjasama dengan pihak
WTC apakah bisa bu
PM WTC : “Selamat
pagi bu, saya yulia personal
manager dari WTC Surabaya,
ada yang bisa saya bantu
bu?”.
Wn : “ Kami ingin
menawarkan 10 tipe
Samsung dengan klasifikasi 5
tipe keluaran terbaru dan 5
tipe yang best seller. Yaitu :
Wn : “ Baik, baik bu
yulia, oh ya, jadi nanti setiap
bulannya dari petugas pihak
kami akan mengecek laporan
penjualnnya bu, apabila telah
melebihi batas maksimal
penjualan, maka kami akan
memberikan bonus yang
telah kami janjikan”.
Closing Metode Suatu siang di PM WTC : “ Baik bu
perangkuman kantor WTC marisa, terimakasih atas
manfaat Dst….. kerjasamanya, mungkin
(gunakan metode hanya itu yang bisa saya
closing sebanyak- sampaikan karena setelah ini
banyaknya) saya ada janji temu dengan
klien lainnya bu”.
Wn : “ Baik bu,
terimakasih Kembali, semoga
bisa menjadi patner
Kerjasama kami yang
berkelanjutan, baiklah bu,
saya pamit undur diri,
selamat pagi”.
PM WTC : “ Selamat
pagi”.
(Konsumen menyetujui
penawaran dari wiraniaga
dan akhirnya melakukan
closing pembelian)
Follow up - - -
G. VIDIO SIMULASI
(Vidio simulsi tercantum pada beda file yang dikirim dan yang sudah dibuat).
Kesimpulan:
Pada skenario 1 merupakan alur cerita yang dibuat dalam kondisi beberapa wiraniaga dari
perusahaan PT. Samsung Elektronik utuk menawarkan produk kepada perusahaannya
kepada masyarakat di suatu tempat. Di cerita disebutkan bahwa pada pendekataan
wiraniaga yang ditujukan kepada konsumen agar konsumen membeli produk yang
ditawarkan. Teknik yang dipakai oleh wiraniaga yaitu:
Wiraniaga menggunakan metode pendekatan pertanyaan.
Wiraniaga menggunakan metode pendekatan produk
Wiraniaga menggunakan metode pendekatan hadiah dan contoh gratis
Wiraniaga menggunakan metode pendekatan muslihat.
Pada skenario 2 diceritakan dimana seorang wiraniaga yang mendemonstrasikan produk
baru ke suatu perusahaan dengan membuat janji temu melalui telepon, setelah calon
konsumen potensial menyetujuinya, wiraniaga menemui calon konsumen tersebut dan
melakukan presentasi penjualan kepada calon konsumen tersebut. Dimana dalam cerita
ini disebutkan bahwa wiraniaga melakukan penjualan secara tatap muka. Teknik yang
digunakan oleh wiraniaga dalam melakukan closing penjualan diantaranya :
Wiraniaga memberikan pengetahuan mengenai produk.
Wiraniaga mengenali sikap konsumen untuk mencari pendekatan penjualan yg
cocok dengan konsumen tersebut.
Wiraniaga menggunakan alat pendukung tele marketing.
Wiraniaga mengembangkank ketrampilan mendengarkan (mengulangi informasi
dan memperjelas informasi)
Wiraniaga menggunakan metode berantai.
Wiraniaga menggunakan metode pemanfaatan orang-orang sekitar konsumen.
Wiraniaga menggunakan metode telepon untuk membuat janji temu.
Wiraniaga menggunakan metode pemanfaatan nama konsumen
Wiraniaga menggunakan metode pendekatan keuntungan
Wiraniaga menggunakan metode pendekatan produk
Metode pendekatan hadiah.
Selain menggunakan beberapa pendekatan diatas, wiraniaga juga tetap menggunakan
prinsip-prinsip dalam pendekatan kepada konsumen agar konsumen memberikan good
impression kepada wiraniaga. Jika dirasa konsumen memiliki banyak pernyataan
keberatan atau ciri-ciri keberatan maka seorang wiraniaga harus memiliki kreativitas
dalam melakukan pendekatan lagi terhadap konsumen, karena sebenarnya konsumen
mudah sekali ditkhlukkan apabila menggunakan cara yang sesuai dan tepat. Selain itu
juga tahap pendekatan yang diakukan dalam menjawab keberatan yang diberikan
konsumen dengan sesuai ilustras bahwa wiraniaga menggunakan metode menjawab ya,
tetapi, boomerang, menyangkal, mengapa dan juga memodifikasi pada jawaban ya-tetapi.