Anda di halaman 1dari 4

Soal

1. Apakah tujuan dari proses perawatan dan perbaikan. (M&R)


2. Aktivitas apa sajakah cakupan manajemen M&R dalam sebuah bengkel.
3. Seberapa pentingkah penerapan manajemen M&R dan apa implikasinya jika
tanpa M&R dalam sebuah bengkel.
4. Sebutkan jenis jenis perawatan dan perbaikan , dan beri contoh masing masing
satu kegiatan.

Jawaban:

1. Tujuan dari proses perawatan dan perbaikan. (M&R) yaitu:

a. Untuk memperpanjang umur pemakaian fasilitas produksi dan suatu alat.


b. Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperlukan pada saar
pemakaian darurat.
c. Mengurangi terjadinya gangguan pada operasional mesin
d. Mengetahui dan mendata masalah atau kerusakan yang ada pada suatu
mesin secara bertahap atau terencana.
e. Mengurangi atau meminimalisirkan penguluaran biaya tambahan untuk
perbaikan atau pembelian suatu alat atau mesin.
f. Digunakan sebagai dasar panduan untuk pengendalian, pengawasan,
bahkan pengoorganisaan dalam perawatan.
g. Menjamin keselamatan para operator dari kecelakaan kerja.

2. Aktivitas yang mencakup manajemen perawatan dan perbaikan di sebuah


bengkel yaitu:
a. Perencanaan (Planning) : merupakan suatu proses kegiatan untuk
mencapai tujuan dari suatu bengkel, yang dilakukan berdasarkan rencana
dan secara mendata, metode dan logika secara umum. Contohnya adalah
menyusun list daftar harga beserta jenis-jenis perawatan yang dilakukan di
dalam bengekel.
b. Pengorganisasian (organizing) : Suatu Kegiatan dalam proses
menetapkan, menggolongkan, dan pengoorganisasian seluruh sumber
daya baik sumber daya manusia, sumber daya bahan dan mesin/alat yang
dimiliki oleh organisasi tersebut dalam struktur organisasi, untuk
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Efektivitas organisasi
dapat tercapai apabila semua tugas-tugas organisasi dapat terkoordinasi
dan terintegrasi dengan baik. Contohnya yaitu struktur organisasi pada
bengkel dengan setiap posisi mendapat pekerjaan yang telah ditentukan.
c. Pengarahan (Directing) : Kegiatan ini berbentuk pengarahan yang
dilakukan oleh manajer kepada staf pelaksana, untuk memberikan
motivasi kerja dan menciptakan suasana yang kondusif sebagai upaya
meningkatkan kinerja dari seluruh staf yang terlibat untuk mencapai
tujuan perusahaan.
d. Pengkoordinasian (Coordinating) : Pengkoordinasian dapat diartikan
sebagai pemberian arahan atau proses untuk menyatukan berbagai tujuan
dan kegiatan pada bengkel agar dapat mencapai tujuan bengkel yang telah
ditetapkan.
e. Pengendalian (Controlling) : Pengendalian merupakan Kegiatan
yang harus dilakukan oleh manajer untuk menjamin suatu bengkel
berjalan dengan baik dan benar sesuai arah tujuan bengkel tersebut.

3. Manajemen perawatan dan perbaikan dalam bengkel sangat penting


karena dengan adanya manajemen perawatan maka peralatan dan mesin dalam
bengkel dapat bekerja secara optimal, menjaga keselamatan pekerja, membuat
produktivitas kerja dan kualitas bengkel menjadi bertambah. Bagi investor
dapat mengetahui dan mengendalikan biaya perawatan dan perbaikan sesuai
dengan tujuan bersama, melindungi modal untuk keberlangsungan hidup pada
bengkel, dan dapat memonitoring atau mengotrol anggaran biaya tambahan.
Bagi manager yaitu dapat menigkatkan effiesiensi waktu dan perawatan secara
ekonomis, mencegah kerusakan fatal pada perkakas suku cadang dan
membuat rencana biaya untuk kedepan menjadi lebih baik. Sedangkan bagi
pekerja sendiri yaitu menjamin keberlangsungan hidup dan keselamatan bagi
pekerja.
Implikasi tanpa adanya manajemen perawatan dan perbaikan dalam
bengkel yaitu membuat bengkel kehilangan modal untuk kegiatan perawatan,
menurunkan produktifitas kerja dari bengkel, membayakan para
pekerja/operator dalam bengkel, membuat pengeluaran berlebih dalam
kerusakan peralatan dan ketersedian suku cadang, membuat pencatatan
rencana biaya menjadi sulit dan tidak terealisasi, dan membuat
keberlangsungan hidup bengkel tidak optimal bahkan dapat berhenti dan
tujuan dari bengkel akan sulit terccapai karena SDM dan bahan pendukungnya
tidak terorganisasi dengan baik.

4. Jenis-jenis manajemen perawatan dan perbaikan dalam bengkel beserta


contohnya yaitu:
a. Perawatan Terencaana (Planed Maintenance) adalah kegiatan perawatan
yang dilakukan dengan penjadwalan yang baik, dilaksanakan dengan
pemikiran, pencatatan dan dikendalikan dengan biaya dan waktu yang
dapat diterima. Contohnya : penggantian oli mesin pada kilometer 10.000
km atau 3-6 bulan dan penggantian oli gardan atau transmisi.
b. Perawatan Pencegahan (Preventif Maintenance) adalah kegiatan perawatan
yang dilakukan untuk menghindari gagalnya kemampuan mesin mobil.
Contohnya : mengecek kondisi komponen kendaraan seperti, mengecek
kondisi air radiator ,oli mesin , lampu-lampu , rem dan kopling ,dan ban.
c. Perawatan Korektif adalah kegiatan perawatan yang dilakukan untuk
mengembalikan fungsi mesin kepada standar yang diperlukan.
Contohnya : mengganti bolam lampu yang sudah mati, mengganti kampas
rem atau kopling.
d. Perawatan Sambil Bekerja adalah kegiatan perawatan pencegahan yang
dilakukan sambil mesin tersebut tetap bekerja atau beroperasi. Contohnya :
pengecekan indikator suhu mesin saat mobil berjalan, pengecekan
indicator sistem pengisian atau lampu CHG.
e. Perawatan Berhenti Kerja adalah kegiatan perawatan yang dilakukan pada
waktu mesin berhenti bekerja. Contohnya :mengganti kampas rem dan
kopling , busi , oli , dan lain-lainnya.
f. Perawatan Bongkar adalah kegiatan perawatan harus segera dilakukan
setelah terjadi kegagalan berfungsi sesuai dengan standar tetapi telah
direncanakan terlebih dahulu. Contohnya : Penggantian kampas kopling,
bantalan yang sudah aus dan menyetel katup.
g. Perawatan Darurat adalah kegiatan perawatan harus segera dilakukan
setelah terjadi kegagalan fungsi alat atau kerusakan yang mendadak.
Contohnya: turun mesin karena overheating.

Anda mungkin juga menyukai