Anda di halaman 1dari 8

J. Perpus. Pert. Vol. 22 No.

1 April 2013: 8-15 Sri Maryani

STRATEGI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN BALAI PENGKAJIAN


TEKNOLOGI PERTANIAN BANTEN
Development Strategy of Banten Assessment Institute for Agricultural
Technology Library

Sri Maryani

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten


Jalan Raya Ciptayasa km 01 Ciruas, Serang 42118, Telp. (0254) 281055, Faks. (0254) 282507
E-mail: bptp_banten@litbang.deptan.go.id

Diajukan: 16 November 2012; Diterima: 8 Februari 2013

ABSTRAK analysis. The result of SWOT analysis indicated that internal


environmental conditions of the library of Banten AIAT was in score
Pengelolaan perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian of 605 which is categorized as strong library and the development
(BPTP) Banten ditinjau dari aspek manajemen yang meliputi opportunity was still wide open. External environment was at score of
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dan 495 which means that there was quite conducive to the successful
evaluasi, tidak dapat dipisahkan dari organisasi induknya yaitu library development in the future. The strategy for improvement of
BPTP Banten. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi library performance can be conducted by: (1) increasing electricity
informasi, perpustakaan BPTP Banten mengembangkan diri ke arah power in the library, (2) providing appropriate IT facilities, and (3)
perpustakaan digital. Selain layanan informasi tercetak, disediakan add IT staff in the library.
pula layanan informasi dalam format digital. Dalam pengembangan Keywords: Library, semidigital, SWOT analysis, development
selanjutnya, perpustakaan BPTP Banten dihadapkan pada masalah strategy
dan kendala. Untuk dapat menetapkan strategi yang tepat, dilakukan
pengkajian menggunakan metode brainstorming dan analisis SWOT.
Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa kondisi lingkungan internal
perpustakaan BPTP Banten berada pada nilai skor 605 atau
PENDAHULUAN
termasuk dalam kategori kuat dan peluang pengembangan masih
terbuka luas. Kondisi lingkungan eksternal berada pada nilai skor Pembangunan pertanian, baik di tingkat daerah maupun
495 yang berarti ancaman yang besar untuk keberhasilan nasional memerlukan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
pengembangan perpustakaan. Strategi untuk meningkatkan kinerja dapat diakses melalui berbagai sumber, salah satunya
dilaksanakan melalui: (1) peningkatan sumber daya listrik di ruang
adalah perpustakaan. Sebagaimana ditetapkan dalam
perpustakaan, (2) penyediaan fasilitas TI yang memadai, dan (3)
penambahan tenaga yang menguasai TI di perpustakaan.
Undang-Undang No. 43 Tahun 2007, perpustakaan adalah
institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/
Kata Kunci: Perpustakaan, semidigital, analisis SWOT, strategi
atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
pengembangan
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi, dan rekreasi para pengguna. Dari
ABSTRACT definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
merupakan suatu unit kerja pada suatu badan atau
Management of library of Banten Assessment Institute for Agricultural lembaga yang mempunyai tugas mengelola bahan
Technology (AIAT) in-term of the aspects of management which perpustakaan, baik berupa buku maupun bukan buku
include planning, organizing, implementation of the work, as well (nonbook material). Pengelolaan bahan perpustakaan
as monitoring and evaluation, cannot be separated from parent
dilaksanakan secara profesional dan sistematis menurut
organization (Banten AIAT). Along with the rapid development of
information technology, library of Banten AIAT in coordination aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber
with Indonesian Agricultural Library and Technology Disseminatian informasi oleh setiap pengguna.
(ICALTD) has developed digital library. Nowadays, Banten AIAT
Perkembangan teknologi dan informasi telah
library provides information services in printed format as well as in
digital format. In further development, library of Banten AIAT faces memacu perpustakaan untuk mengembangkan diri ke arah
problems and constraints. To determine appropriate strategy, a study perpustakaan digital. Perpustakaan digital merupakan
was carried out using the method of brainstorming and SWOT sebuah sistem yang melibatkan sistem perangkat keras,

8 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 21, Nomor 2, 2012


Strategi pengembangan perpustakaan di BPTP Banten

perangkat lunak, dan manusia (sosio-teknik) untuk mahan, peluang, dan ancaman yang terjadi dalam peru-
memberikan layanan informasi dalam rangka memenuhi sahaan, institusi atau lembaga dengan tujuan menda-
kebutuhan informasi pengguna (Pendit 2008, 2009). patkan alternatif strategi pengembangan (Rangkuti 2000;
Layanan informasi ini diharapkan dapat mempermudah Nugroho 2013). Fungsi analisis SWOT antara lain adalah
pencarian informasi dalam koleksi seperti dokumen, melakukan general check-up organisasi untuk menge-
gambar, dan pangkalan data dalam format digital secara tahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
cepat, tepat, dan akurat. Dari pengertian tersebut maka organisasi guna menentukan strategi dan tindakan yang
perpustakaan digital merupakan perluasan layanan tepat untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
informasi dari perpustakaan yang ada.

Perpustakaan di lingkup Badan Litbang Pertanian METODE


telah mengembangkan diri ke arah perpustakaan digital,
termasuk perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pengkajian menggunakan metode brainstorming dari
Pertanian (BPTP) Banten. Untuk itu, pada tahun 2007 sebuah tim yang dibentuk untuk menghimpun data
dikembangkan perpustakaan MODEL (Management, kualitatif. Data ini meliputi kekuatan dan kelemahan yang
Organization, Development, Electronic, Library) dan merupakan faktor internal atau yang berasal dari dalam
diimplementasikan ke seluruh perpustakaan lingkup organisasi, serta peluang dan ancaman yang merupakan
Badan Litbang Pertanian. Saat ini, selain layanan koleksi faktor eksternal atau yang datang dari luar organisasi
tercetak, tersedia pula layanan dalam bentuk digital. tetapi sangat berpengaruh terhadap perkembangan
Dengan menerapkan perpustakaan digital, koordinasi organisasi (Harmawan 2009). Data kualitatif tersebut
dan kerja sama antarperpustakaan lingkup Badan kemudian dikembangkan secara kuantitatif melalui
Litbang Pertanian dapat ditingkatkan sehingga sumber perhitungan analisis SWOT yang dikembangkan oleh
daya informasi yang tersedia di UK/UPT dapat Pearce dan Robinson (1997; Gambar 1) untuk mengetahui
dimanfaatkan secara efektif dan efisien. posisi perpustakaan yang sesungguhnya. Perhitungan
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi
Pertanian (PUSTAKA) sebagai pusat dan pengelola 1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) butir-
jaringan perpustakaan semidigital Badan Litbang butir setiap faktor serta jumlah total perkalian skor
Pertanian telah melakukan pengembangan perpustakaan dan bobot c = a x b pada setiap butir-butir dalam
digital di lingkup Badan Litbang Pertanian melalui: (1) faktor S-W-O-T. Pemberian skor (a) pada masing-
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia masing butir dalam faktor dilakukan secara saling
perpustakaan di Puslit, Balit, dan BPTP, (2) penyediaan bebas (penilaian terhadap suatu butir tidak di-
infrastruktur TIK, (3) pengembangan sistem informasi, pengaruhi dan memengaruhi penilaian butir lainnya).
dan (4) pengembangan sistem layanan perpustakaan Pilihan besaran skor sangat menentukan akurasi
(Maksum dan Darmawiredja 2007). Pengembangan masih penilaian, namun yang lazim digunakan adalah dari 1
terus dilaksanakan mengikuti perkembangan teknologi sampai 10, dengan asumsi nilai 1 untuk skor yang
informasi. paling rendah dan 10 untuk skor yang paling tinggi.
Perhitungan bobot (b) pada setiap butir dalam faktor
Tulisan ini merupakan hasil kajian dalam rangka
internal dan eksternal dilaksanakan secara saling
mencari alternatif pemecahan masalah dan mencari jalan
ketergantungan. Artinya penilaian terhadap satu
keluar dalam menghadapi tantangan dan menciptakan
butir dilakukan dengan membandingkan tingkat
peluang pengembangan perpustakaan BPTP Banten ke
kepentingannya dengan butir lainnya dalam faktor,
arah perpustakaan digital melalui penerapan strategi
sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai
yang tepat. Analisis SWOT sudah dikenal sejak tahun
yang telah diperoleh (rentang nilainya sama dengan
1960-an dan 1970-an dan diterapkan di perusahaan-
banyaknya satu faktor dibagi dengan jumlah
perusahaan terkemuka (Susanto 2012). Dalam perkem-
banyaknya butir).
bangannya, analisis SWOT juga diterapkan di lembaga
2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S
yang berorientasi nonprofit seperti perpustakaan
dengan W (d) dan faktor O dengan T (e). Perolehan
(Ernawati 2006; Sriyati 2009).
angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada
Analisis SWOT merupakan suatu metode peren- sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) menjadi
canaan strategis untuk mengevaluasi kekuatan, kele- nilai atau titik pada sumbu Y.

Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 21, Nomor 2, 2012 9


Sri Maryani

Peluang
(Opportunity)
O

(-,+) (+, +)
Ubah Strategi Progresif
Kuadran III Kuadran I
Kelemahan Kekuatan
(Weakness) (Strength)
W Kuadran IV Kuadran II S

(-,-) (+, -)
Strategi bertahan Diversifikasi strategi

T
Ancaman
(Threat)

Gambar 1. Diagram analisis SWOT.

3. Mencari posisi perpustakaan yang ditunjukkan oleh Perencanaan


titik (x,y) pada kuadran SWOT.
Perencanaan perpustakaan dituangkan dalam rencana
kerja dalam bentuk Rencana Kegiatan Tim Manajemen
(RKTM) dan Rencana Operasional Kerja Perpustakaan
HASIL DAN PEMBAHASAN (ROKP). Anggaran untuk pengelolaan perpustakaan
diperoleh melalui pengajuan RKTM. RKTM merupakan
Pengelolaan Perpustakaan BPTP Banten
dasar bagi Kepala BPTP Banten untuk mengusulkan
anggaran ke Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Perpustakaan BPTP Banten bertujuan untuk memberikan
Teknologi Pertanian.
pelayanan informasi secara prima kepada peneliti,
penyuluh, dan pengguna lainnya. Pemberian pelayanan Anggaran pengelolaan perpustakaan disesuaikan
ditempuh melalui beberapa cara, antara lain perbaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. RKTM selanjutnya
sarana informasi dengan menyediakan pangkalan data dirinci oleh pelaksana kegiatan operasional pengelolaan
elektronis, alih media informasi dari tercetak ke media perpustakaan menjadi ROKP yang lebih bersifat teknis
elektronis, dan memberi kemudahan kepada pengguna operasional. RKTM juga dapat digunakan sebagai alat
dalam memperoleh informasi tercetak. Agar perpustakaan kendali dalam rangka mamantau dan mengevaluasi
berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya masing-masing kegiatan.
tujuan perpustakaan, seluruh potensi diatur dengan
cermat. Kepala perpustakaan mempunyai wewenang
untuk mengatur staf perpustakaan agar bekerja secara Organisasi Perpustakaan
optimal dengan mendayagunakan sarana/prasarana yang
Secara struktural Perpustakaan BPTP Banten merupakan
dimiliki untuk mendukung tercapainya tujuan.
unit pelaksana teknis di bawah Subbidang Kerjasama
Secara umum, manajemen suatu perpustakaan dapat Pelayanan Pengkajian dari BPTP Banten. Pengelola
dilihat dari empat unsur utama, yaitu: (1) perencanaan perpustakaan mempunyai tugas dan tanggung jawab
(planning), (2) pengorganisasian (organizing), (3) untuk: (1) melaksanakan pengadaan bahan pustaka, (2)
pelaksanaan (actuating), dan (4) pengendalian menganalisis kebutuhan bahan pustaka, (3) menyusun
(controlling). katalog, (4) menyusun sari pustaka, (5) menyusun

10 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 21, Nomor 2, 2012


Strategi pengembangan perpustakaan di BPTP Banten

bibliografi, (6) menyusun pustaka, (7) melayani pengun- notasi klasifikasi (call number), sehingga koleksi
jung perpustakaan dan permintaan salinan bahan pustaka, tersusun secara sistematis.
dan (8) membuat statistik sirkulasi bahan pustaka. Di sisi 6. Pengunggahan Data. Pengunggahan data dilakukan
lain, pustakawan juga mempunyai tugas untuk men- dengan cara memindahkan file-file pada pangkalan
dukung tupoksi perpustakaan yang diatur berdasarkan data BPTP Banten ke server PUSTAKA di Bogor.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. Pemindahan file dari BPTP Banten ke PUSTAKA
132/KEP/M.PAN/12/2002 (Kemenpan No. 132/2002). dilakukan secara remote (jarak jauh), sehingga
pangkalan data dapat diakses oleh pengguna melalui
internet.
Pelaksanaan Kegiatan Perpustakaan 7. Pelayanan Informasi. Pelayanan informasi di perpus-
BPTP Banten takaan BPTP Banten menggunakan sistem pelayanan
terbuka (open access). Pelayanan diberikan kepada
Kegiatan perpustakaan dilaksanakan oleh satu orang pengguna target dan pengguna potensial. Pengguna
pustakawan dan satu orang tenaga perpustakaan. target meliputi peneliti, penyuluh, teknisi litkayasa,
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: dan pegawai BPTP lainnya, sementara pengguna
1. Pengadaan Bahan Pustaka. Koleksi perpustakaan potensial meliputi mahasiswa, dosen, penyuluh,
BPTP Banten terdiri atas buku (termasuk prosiding), petani, dan masyarakat umum. Pelayanan diberikan
majalah ilmiah, laporan hasil penelitian dan peng- melalui jasa peminjaman dan pengembalian koleksi,
kajian, makalah seminar, publikasi teknis, dan serta penelusuran informasi bagi pengguna yang
koleksi nonbuku (VCD, CD interaktif, dan CD ROM). tidak bisa datang ke perpustakaan yang meminta
Pembelian bahan pustaka dilakukan oleh tim informasi melalui pos, email atau faksimile.
pengadaan setelah melalui seleksi oleh peneliti/
penyuluh. Anggaran pembelian bahan pustaka
berasal dari DIPA BPTP Banten dan terkait erat
dengan kebijakan pimpinan dalam upaya mengem- Pengendalian
bangkan koleksi mutakhir untuk memenuhi kebutuhan
Dalam manajemen penelitian/pengkajian maupun
informasi peneliti dan penyuluh. Selain melalui
diseminasi hasilnya, dikenal istilah monitoring dan
pembelian, bahan pustaka juga berasal dari hadiah
evaluasi. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
Balit/Puslit lingkup Badan Litbang Pertanian.
pengelolaan perpustakaan dilakukan pada pertengahan
2. Pengolahan Bahan Pustaka. Semua bahan pustaka
tahun dengan cara menyebar kuesioner kepada pengguna.
yang diterima oleh perpustakaan diolah sesuai
Kuesioner memuat pertanyaan yang terkait dengan: (1)
prosedur yang ditetapkan melalui proses katalogisasi,
jenis layanan, (2) sistem layanan, dan (3) sarana dan
klasifikasi, pencetakan label punggung, dan pem-
peralatan perpustakaan. Evaluasi jenis layanan meng-
berian kantong buku dan kartu buku untuk mem-
gunakan lima level indikator penilaian kualitatif sebagai
permudah pengguna dalam menemukan kembali
berikut: 1 = sangat tidak puas, 2 = tidak puas, 3 = biasa
informasi yang terdapat di perpustakaan.
saja, 4 = memuaskan, dan 5 = sangat memuaskan. Evaluasi
3. Pemasukan Data ke Komputer. Setelah diolah, data
sistem layanan perpustakaan menggunakan persentase
dimasukkan ke dalam pangkalan data Online Public
jumlah pengunjung yang: (1) langsung meminta bantuan
Access Catalogue (OPAC). Pangkalan data ini terdiri
petugas perpustakaan, (2) mencari sendiri informasi di rak
atas pangkalan data buku, majalah, hasil pengkajian,
koleksi, (3) melakukan penelusuran melalui komputer yang
dan teknologi tepat guna.
ada di perpustakaan atau (4) melalui komputer yang
4. Alih Media. Alih media dilakukan melalui pemindaian
terhubung dengan jaringan LAN. Evaluasi terhadap
(scanning) koleksi tercetak dan mengubahnya
sarana dan peralatan dilakukan terhadap perangkat keras
menjadi format digital. Pengadaan koleksi tercetak
komputer, rak buku, meja baca dan kenyamanan ruang
diprioritaskan untuk artikel-artikel penelitian yang
perpustakaan.
bersumber dari prosiding, majalah, dan teknologi
tepat guna yang ditulis oleh peneliti/pengkaji, Hasil monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan
penyuluh Badan Litbang lainnya. perpustakaan dengan sistem open access menunjukkan
5. Penyusunan Koleksi. Semua bahan pustaka yang bahwa 54% responden memilih langsung meminta
sudah diolah, disusun pada rak koleksi berdasarkan bantuan petugas, 24,3% responden mencari sendiri

Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 21, Nomor 2, 2012 11


Sri Maryani

bahan pustaka di rak koleksi, 10,8% responden memilih 8. AC sering tidak berfungsi sehingga mengganggu
menggunakan komputer penelusuran yang ada di ruang kenyamanan pengunjung.
perpustakaan, 8,1% responden menggunakan komputer
yang terhubung jaringan LAN, dan sisanya 2,8%
Faktor Lingkungan Eksternal
responden mencari informasi melalui website BPTP Perpustakaan BPTP Banten
Banten/pepustakaan. Respons pengunjung terhadap
jenis layanan seperti fasilitas dan kemudahan mencari Faktor lingkungan eksternal meliputi:
bahan pustaka, kecepatan dan ketepatan pelayanan 1. Jumlah pengunjung perpustakaan cenderung mening-
petugas, dan keramahan dan kesopanan petugas kat, baik dari dalam maupun luar BPTP.
masing-masing mendapat nilai 3,5; 3,6 dan 4,0 atau 2. Alokasi anggaran untuk kegiatan pengelolaan
termasuk dalam kategori memuaskan. Demikian pula perpustakaan cukup memadai dan tersedia setiap
penilaian terhadap koleksi bahan pustaka yang tahun.
langsung mendukung kegiatan litkaji/diseminasi dan 3. Lokasi perpustakaan BPTP Banten dekat dengan
ketersediaan koleksi media informasi, masing-masing PUSTAKA di Bogor sehingga mudah mendapat
mendapat nilai 3,4. Secara keseluruhan penyelenggaraan pembinaan secara langsung.
perpustakaan BPTP Banten sudah sesuai dengan harapan 4. Dukungan pemerintah untuk mengembangkan sum-
pengguna. ber daya perpustakaan cukup besar dengan menaik-
kan tunjangan fungsional pustakawan.
5. Perpustakaan/lembaga penyedia informasi sejenis
ANALISIS SWOT PERPUSTAKAAN berkembang pesat sehingga pengguna akan beralih
BPTP BANTEN ke perpustakaan/lembaga tersebut.
6. Komputer sebagai sarana dan peralatan perpus-
Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam langkah analisis takaan digital sering rusak karena gangguan sumber
SWOT, telah dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor daya listrik.
internal dan eksternal dalam pengembangan perpustakaan 7. Kekurangan tenaga TI dan staf lainnya di per-
BPTP Banten. Hasil yang diperoleh adalah sebagai pustakaan belum mendapat perhatian dari Kemen-
berikut: terian Pertanian, pegawai baru sebagian besar untuk
profesi peneliti atau penyuluh.
8. Nilai angka kredit untuk jabatan fungsional pus-
Faktor Lingkungan Internal takawan relatif kecil dibanding angka kredit jabatan
Perpustakaan BPTP Banten fungsional lainnya sehingga pekerjaan perpustakaan
kurang diminati.
Faktor lingkungan internal meliputi:
1. Ruang perpustakaan yang luas dan memadai Butir-butir faktor internal dan ekternal tersebut di
dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC). atas dimasukkan ke dalam bagan deskripsi SWOT (Tabel
2. Perpustakaan dikelola oleh pejabat fungsional yang 1). Selanjutnya, kedua faktor dibandingkan satu dengan
terampil dan profesional. yang lainnya untuk menentukan alternatif strategi
3. Anggaran perpustakaan dikelola oleh pengelola pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangannya.
perpustakaan. Pemberian skor dan bobot untuk setiap butir dalam
4. Perpustakaan BPTP Banten termasuk dalam kategori faktor internal dan eksternal dilakukan untuk menen-
perpustakaan MODEL (Management, Organization, tukan posisi perpustakaan BPTP Banten pada kuadran
Digital, Electronic, Library) semidigital. SWOT (Tabel 2 dan 3). Dari hasil perhitungan diketahui
5. Perpustakaan belum memiliki tenaga yang menguasai bahwa selisih jumlah nilai butir-butir dalam faktor
teknologi informasi (TI), sehingga operasionalisasi kekuatan dan kelemahan 350-225 = + 95 (x positif) dan
perpustakaan digital belum optimal. selisih nilai butir-butir dalam faktor peluang dan ancaman
6. Sumber daya listrik di ruang perpustakaan kurang 225-270 = - 45 (y negatif). Hal ini menunjukkan bahwa
memadai. posisi perpustakaan berada di kuadran II. Posisi ini
7. Listrik di ruang perpustakaan tidak stabil sehingga menandakan bahwa perpustakaan kuat, namun memiliki
sering menyebabkan kerusakan pada hardware tantangan yang besar. Strategi yang direkomendasi
pendukung perpustakaan digital. adalah strategi diversifikasi.

12 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 21, Nomor 2, 2012


Tabel 1. Matrik analisis SWOT pengembangan perpustakaan BPTP Banten.

Kekuatan/Strength (S) Kelemahan/Weakness (W)


Faktor Internal 1. Ruang perpustakaan yang luas dan 1. Perpustakaan BPTP Banten belum memiliki tenaga
memadai dilengkapi pendingin ruangan (AC). yang menguasai teknologi informasi (TI) sehingga
2. Perpustakaan dikelola oleh pejabat fungsional operasionalisasi perpustakaan digital belum optimal
yang terampil dan profesional 2. Sumber daya listrik di ruang perpustakaan kurang memadai.
3. Anggaran perpustakaan dikelola oleh pengelola 3. Listrik di ruang perpustakaan tidak stabil sehingga
perpustakaan operasional perpustakaan digital tidak optimal
4. Perpustakaan BPTP Banten merupakan 4. AC sering tidak berfungsi sehingga mengganggu
Faktor Eksternal perpustakaan semidigital. kenyamanan pengunjung

Peluang/Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO


1. Jumlah pengunjung perpustakaan cenderung 1. Mempertahan dan meningkatkan layanan 1. Mengusulkan kembali tenaga TI untuk meningkatkan
meningkat baik dari dalam maupun luar BPTP perpustakaan yang sudah baik layanan perpustakaan digital
Strategi pengembangan perpustakaan di BPTP Banten

2. Alokasi anggaran untuk kegiatan pengelolaan 2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas 2. Mengusulkan penambahan sumber daya listrik dan
perpustakaan cukup memadai dan tersedia pemanfaatan anggaran komputer dan AC memasang stabilizer.
setiap tahun 3. Meningkatkan keterampilan staf perpustakaan 3. Meningkatkan sistem pengamanan untuk mencegah

Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 21, Nomor 2, 2012


3. Lokasi perpustakaan BPTP Banten melalui magang atau ikut pelatihan untuk gangguan pada software program perpustakaan semi-
dekat dengan PUSTAKA di Bogor sehingga mengoperasikan perpustakaan semidigital digital dengan memasang stabilizer
mudah mendapat pembinaan secara langsung 4. Mengusulkan penambahan daya listrik, perbaikan
4. Dukungan pemerintah untuk pengembangan AC dan komputer di ruang perpustakaan melalui
sumber daya manusia perpustakaan cukup besar anggaran pemeliharaan balai
dengan menaikkan tunjangan fungsional
pustakawan

Ancaman/Threats (T) Strategi ST. Strategi WT·


1. Perpustakaan/lembaga penyedia informasi 1. Mengusulkan sistem penilaian angka kredit pustakawan 1. Mengusulkan penambahan tenaga TI ke tingkat balai
sejenis berkembang pesat sehingga pengguna yang lebih rasional dan proposional dalam rangka dan mendesak balai untuk meminta tambahan tenaga
akan beralih ke perpustakaan tersebut mengantisipasi perkembangan perpustakaan digital TI ke pusat atau ke tingkat Badan Litbang Pertanian
2. Perangkat keras perpustakaan digital 2. Mengusulkan pemanfaatan anggaran yang tersedia 2. Mengusulkan tambahan sumber daya listrik untuk
sering rusak karena gangguan listrik di tingkat balai untuk meningkatkan daya listrik meningkatkan kinerja perpustakaan dan tingkat
3. Kekurangan staf perpustakaan yang belum di ruang perpustakaan kenyamanan pengunjung perpustakaan.
mendapat perhatian menjadi beban 3. Memfungsikan perpustakaan semidigital secara 3. Mengusulkan pemasangan stabilizer untuk menjaga
yang berat bagi pengelola optimal dengan meningkatkan stabilitas stabilitas sumber daya listrik di ruang perpustakaan
4. Nilai angka kredit yang kecil menyebabkan sumber daya listrik di ruang perpustakaan. 4. Mengurangi gangguan listrik melalui peningkatan
jabatan pustakawan kurang menarik 4. Meningkatkan kinerja perpustakaan dengan cara perawatan sarana prasarana perpustakaan, pemasangan
mengusulkan penambahan tenaga perpustakaan, stabilizer dan trafo listrik di ruang perpustakaan
meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pengun-
jung perpustakaan

13
Sri Maryani

Tabel 2. Matrik hasil analisis lingkungan internal Perpustakaan BPTP Banten.

Faktor internal Skor Bobot (%) Jumlah Keterangan

Kekuatan:
Perpustakaan dikelola oleh pejabat 8 20 160 Mendukung pengem-
fungsional yang terampil dan profesional bangan perpustakaan
Anggaran pengelolaan perpustakaan terus meningkat 6 15 90
dari tahun ke tahun
Perpustakaan BPTP Banten merupakan perpustakaan 5 10 50
semidigital
Ruang perpustakaan yang luas dan memadai 5 10 50
dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC)

Kelemahan:
Perpustakaan belum memiliki tenaga yang menguasai TI 6 20 120 Kurang mendukung
sehingga operasionalisasi perpustakaan digital tidak optimal pengembangan
Sumber daya listrik di ruang perpustakaan kurang memadai 7 15 105 perpustakaan
Listrik tidak stabil sehingga sering menyebabkan gangguan 4 5 20
pada hardware perpustakaan
AC sering tidak berfungsi sehingga mengganggu kenyamanan 2 5 10 Selisih 350-255 =
pengunjung +95

100 605

Tabel 3. Matrik hasil analisis lingkungan eksternal Perpustakaan BPTP Banten.

Faktor eksternal Skor Bobot (%) Jumlah Keterangan

Pelu ang
- Jumlah pengunjung perpustakaan cenderung meningkat 6 20 90 Dapat dimanfaatkan
baik dari dalam maupun luar BPTP untuk pengembangan
- Alokasi anggaran untuk kegiatan pengelolaan perpustakaan 4 15 60 perpustakaan
cukup memadai dan tersedia setiap tahun
- Lokasi perpustakaan BPTP Banten dekat dengan 5 5 25
kantor PUSTAKA di Bogor sehingga mudah mendapat
pembinaan secara langsung
- Dukungan pemerintah untuk pengembangan sumber daya 5 10 50
perpustakaan cukup besar dengan menaikkan tunjangan
fungsional pustakawan

Ancaman:
- Perpustakaan/lembaga penyedia informasi sejenis berkembang 7 15 105 Perlu diantisipasi
pesat sehingga pengguna akan beralih ke perpustakaan tersebut dengan mencari alter-
- Hardware program perpustakaan digital sering rusak 5 15 75 natif pemecahan
karena gangguan listrik masalah
- Kekurangan staf perpustakaan belum mendapat perhatian 6 10 60
sehingga menjadi beban yang berat bagi pengelola
- Nilai angka yang kecil sehingga jabatan pustakawan 6 10 30 Selisih 225-270=
kurang diminati -45

100 495

14 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 21, Nomor 2, 2012


Strategi pengembangan perpustakaan di BPTP Banten

Strategi Pengembangan DAFTAR PUSTAKA


PERPUSTAKAAN BPTP
Ernawati, E. 2006. Kinerja dan pengembangan perpustakaan
Berdasarkan hasil analisis SWOT, untuk meningkatkan perbasis kompetensi. http://eprints.rclis.org/14398/
kinerja perpustakaan BPTP Banten diperlukan beberapa 1kinerja_dan_pengemb_perp_berbasisis_kompetensi.pdf.
[20 Februari 2013].
strategi antara lain:
Harmawan. 2009. Teknik penyusunan rencana kerja perpustakaan
1. Peningkatan sumber daya listrik di ruang perpustaka- (http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=
an sehingga AC dan komputer dapat digunakan news&option=detail&nid=131). [20 Februari 2013].
Maksum dan M.R. Darmawiredja. 2007. Perpustakaan Model
secara optimal. Penggunaan AC dan komputer di UK/UPT Departemen Pertanian: Suatu pendekatan
ruang perpustakaan akan meningkatkan kenyamanan manajemen dan organisasi. Jurnal Perpustakaan Pertanian
pengunjung di ruang perpustakaan. 16(2): 35-43.
2. Pemutakhiran sarana dan prasarana TI sehingga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. 2002. Keputusan
perpustakaan MODEL (Management, Organization, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/
M.PAN/12/2002, tanggal 3 Desenber 2002 tentang Jabatan
Digital, Electronic, Library) dapat diterapkan secara
Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jakarta:
optimal Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.
3. Penambahan tenaga yang menguasai teknologi Nugroho, A.S. 2013. Analisa SWOT. http://slideshare.com. [20
informasi di perpustakaan. Februari 2013].
Pearce II, J.A. and R.B. Robinson, Jr. 1997. Strategic Management.
Formulation, Implementation, and Control. 6 th ed. Chicago:
Irwin.
KESIMPULAN Pendit, P.L. 2008. Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta:
Cita Karyakarsa Mandiri. 308 hlm.
Kemajuan teknologi informasi dan melimpahnya informasi Pendit, P.L. 2009. Perpustakaan Digital. Kesinambungan dan
telah memberikan kemudahan kepada pengguna untuk Dinamika. Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri. 204 hlm.
Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Peran aktif
Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 187 hlm.
perpustakaan menjadi semakin penting. Perpustakaan Saleh, A.R. dan Fahidin. 1995. Materi pokok manajemen
BPTP Banten diharapkan mampu memanfaatkan ke- perpustakaan perguruan tinggi: 1-6; PUST 2247/2SKS,
kuatan dan peluang dalam mengatisipasi kelemahan dan Jakarta: Universitas Terbuka.
ancaman. Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi Soedjadi, F.X. 1994. O & M (Organisasi and Methods) Penunjang
pengembangan perpustakaan BPTP Banten diarahkan Berhasilnya Proses Manajemen. Jakarta: CV Haji Masagung.
210 hlm.
pada peningkatan kinerja melalui (1) peningkatan sumber Sriyati, T. 2009. Perkembangan internet dan strategi
daya listrik di ruang perpustakaan, (2) pemutakhiran pemanfaatannya di perpustakaan Badan Penelitian dan
sarana dan prasarana TI guna mendukung implementasi Pengembangan Kehutanan. Visi Pustaka 12(2): 20-24.
perpustakaan semidigital, dan (3) penambahan tenaga Susanto, F. 2012. Analisa SWOT. www.kompasiana.com/
yang menguasai teknologi informasi. ferisusanto. [20 Februari 2013].
Undang-Undang Republik Indonesia No. 43/2007 tentang
Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional. 61 hlm.

Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 21, Nomor 2, 2012 15

Anda mungkin juga menyukai