Anda di halaman 1dari 7

Tema: Kewenangan Daerah dalam Keadaan Darurat Negara

Judul:
“KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
MENETAPKAN STATUS KEADAAN DARURAT
SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA
COVID-19”

Oleh:
Jesicha Sola Christin Damanik
B1A016177

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2020
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis. 1 Severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona
(Covid-19) adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia.2
Wabah virus corona covid-19 telah ditetapkan sebagai bencana nasional oleh
Presiden RI Joko Widodo. Status penetapan itu dapat dilihat dalam Keputusan
Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-alam
Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional.3
Yang dimaksud dengan bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.4
Untuk menghadapi berbagai bencana baik bencana alam, bencana non-alam
hingga bencana sosial, diperlukan upaya penanggulangan bencana.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi. Kegiatan
pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya
untuk menghilangkan dan atau mengurangi ancaman bencana.5
Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana6, termasuk bencana covid-19 ini yang
sudah sangat meresahkan masyarakat. Mitigasi bencana di Indonesia pada
khususnya dan penanggulangan bencana pada umumnya dapat dilakukan

1
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Alodokter: Virus Corona (COVID-19),
https://www.alodokter.com/virus-corona, diakses pada tanggal 7 Mei 2020.
3
Reza Gunadha, Wabah Virus Corona Covid-19 Jadi Bencana Nasional, Apa Artinya?, Suara.com,
Selasa 14 April 2020.
4
Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
5
Arum Sutrisni Putri, Tanggung Jawab Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana,
Kompas.com, 01 April 2020.
6
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
secara lebih baik, termasuk budaya sadar bencana dan kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana yang setiap saat bisa saja terjadi. Oleh karena itu
diperlukan komitmen semua pihak terkait untuk mengambil peran secara
terintegrasi dan berkesinambungan, dimulai dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah, maupun masyarakat.7 Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
Pemerintah Pusat memiliki beberapa wewenang sebagaimana terdapat dalam
Pasal 7 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 yang salah satunya yaitu
berwenang untuk menetapkan status dan tingkatan bencana nasional dan daerah.8
Covid-19 merupakan bencana yang sudah menjadi pandemi dan merupakan
keadaan darurat bencana yang sudah memakan cukup banyak korban di seluruh
dunia termasuk Indonesia yang disebabkan oleh penyebarannya yang sangat
cepat. Status siaga dan tanggap darurat merupakan kategori keadaan darurat
bencana.9 Keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orang/masyarakat yang
memerlukan tindakan penanganan segera dan memadai, yang meliputi kondisi
siaga darurat, tanggap darurat, dan transisi darurat ke pemulihan. 10 Pemerintah
perlu menetapkan status tanggap dan siaga darurat terhadap daerah-daerah yang
ada di Indonesia yang terkena dampak wabah ini, karena memang wabah Covid-
19 ini mampu beraksi tanpa pandang bulu, strata sosial, ekonomi, suku, bangsa,
agama, dan lainnya.11
Dalam hal, Status Keadaan Darurat Bencana yaitu Keadaan Darurat
Bencana ditetapkan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah untuk jangka
waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan

7
Faridah Alawiyah, 2019, Penanggulangan Bencana Dalam Berbagai Perspektif, Jakarta: Pusat
Penelitian Badan Keahlian DPR RI, h.153.
8
Pasal 7 Ayat (1) Huruf c Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana.
9
Fitri Haryanti Harsono, Status Siaga Darurat dan Tanggap Darurat Corona COVID-19, Apa
Bedanya?, Liputan 6.com, 01 April 2020.
10
Pasal 1 Ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan Tertentu.
11
Ratna Nuraini, Peran Daerah Semakin Penting, Indonesia.go.id, 31 Maret 2020.
urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat,
tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan.12
Sesuai Keputusan Presiden No. 7 Tahun 2020, penanggulangan virus corona
ditangani oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019
namun, dengan dibantu oleh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.13
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengeluarkan Surat edaran nomor
440/2622/SJ yang mengatur tentang pembentukan Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di daerah. Dalam surat
tersebut, disebutkan bahwa pemerintah daerah dapat menetapkan status keadaan
darurat bencana Covid-19. SE No. 440/2622/SJ tersebut juga sudah
ditandandatangani dan disetujui oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan
diterbitkan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19.14
Langkah itu merupakan wujud tindak lanjut Keputusan Presiden Nomor 9
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020
tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Permendagri Nomor
20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Covid-19 di Lingkungan Pemda.15
Dalam hal penanggulangan bencana dengan cara penetapan status darurat
yang dilakukan oleh pemerintah daerah, maka pemerintah daerah harus
membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah, yang terdiri atas:16
a. badan pada tingkat provinsi dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di
bawah gubernur atau setingkat eselon Ib; dan
b. badan pada tingkat kabupaten/kota dipimpin oleh seorang pejabat
setingkat di bawah bupati/walikota atau setingkat eselon IIa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri atas unsur:17
a. pengarah penanggulangan bencana; dan
b. pelaksana penanggulangan bencana.

12
Pasal 1 Angka 2 Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 03 Tahun
2016 Tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana.
13
Reza Gudhana, Op.cit.
14
Ratna Nuraini, Op.cit.
15
Ibid.
16
Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2004 tentang Penanggulangan Bencana.
17
Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2004 tentang Penanggulangan Bencana.
Yang memiliki fungsi perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan
bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan
efisien serta pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.18 Serta mempunyai tugas:19
a. menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah
daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana terhadap usaha
penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana,
penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara;
b. menetapkan standardisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;
c. menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana;
d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
e. melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada
wilayahnya;
f. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala
daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam
kondisi darurat bencana;
g. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;
h. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
i. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan.
Dengan menetapkan status siaga atau tanggap darurat Covid-19, berarti
Pemerintah Daerah siap bekerja 24 jam tujuh hari dan mengerahkan segala
sumber daya yang ada untuk menyelamatkan rakyat di daerahnya dari penyakit
Covid-19. Selain itu, pemda juga dapat menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) dan
anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) daerah untuk menangani status keadaan
tertentu ini.20

18
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
19
Pasal 21 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
20
Ratna Nuraini, Op.cit.
Kementerian Keuangan juga sudah memberi kewenangan untuk refocussing
kegiatan dan realokasi anggaran kementerian/lembaga dalam rangka percepatan
penanganan Covid-19 yang tertuang dalam surat edaran Menteri Keuangan Nomer
SE-6/MK.02/2020.21

21
Ibid.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Alawiyah, Faridah. 2019. Penanggulangan Bencana Dalam Berbagai Perspektif.
Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan Tertentu.
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 03 Tahun
2016 Tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana.

WEBSITE
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Alodokter: Virus Corona (COVID-
19), https://www.alodokter.com/virus-corona.

KUTIPAN MEDIA MASSA CETAK


Arum Sutrisni Putri, Tanggung Jawab Pemerintah dalam Penanggulangan
Bencana, Kompas.com, 01 April 2020.
Fitri Haryanti Harsono, Status Siaga Darurat dan Tanggap Darurat Corona
COVID-19, Apa Bedanya?, Liputan 6.com, 01 April 2020.
Ratna Nuraini, Peran Daerah Semakin Penting, Indonesia.go.id, 31 Maret 2020.
Reza Gunadha, Wabah Virus Corona Covid-19 Jadi Bencana Nasional, Apa
Artinya?, Suara.com, Selasa 14 April 2020.

Anda mungkin juga menyukai