0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
127 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas pengertian bhakti sejati, bagian-bagian bhakti sejati menurut kitab suci, dan ajaran bhakti sejati dalam Ramayana. Ramayana mencontohkan bhakti sejati melalui sikap Rama sebagai kesatria yang gagah berani, mengedepankan persatuan dan kasih sayang, serta saling membantu dalam membela kebenaran dan negara.
Dokumen tersebut membahas pengertian bhakti sejati, bagian-bagian bhakti sejati menurut kitab suci, dan ajaran bhakti sejati dalam Ramayana. Ramayana mencontohkan bhakti sejati melalui sikap Rama sebagai kesatria yang gagah berani, mengedepankan persatuan dan kasih sayang, serta saling membantu dalam membela kebenaran dan negara.
Dokumen tersebut membahas pengertian bhakti sejati, bagian-bagian bhakti sejati menurut kitab suci, dan ajaran bhakti sejati dalam Ramayana. Ramayana mencontohkan bhakti sejati melalui sikap Rama sebagai kesatria yang gagah berani, mengedepankan persatuan dan kasih sayang, serta saling membantu dalam membela kebenaran dan negara.
Istilah Bhakti memiliki arti : sujud, memuja, hormat setia, taat, memperhambakan diri dan kasih sayang . Bhakti juga merupakan suatu jalan dalam bentuk melakukan sujud dan pemujaan serta memperhambakan diri secara setia kehadapan Hyang Widhi. Sedangkan istilah sejati memiliki arti sesungguhnya memang demikian adanya, sungguh asli dan apa adanya. Sehingga Bhakti sejati berarti sujud, memuja, hormat setia, taat, memperhambakan diri dan kasih sayang, sebenarnya, tekun, sungguh-sungguh berdasarkan rasa, cinta, dan kasih yang mendalam memuja Ida Sang Hyang Widhi atau yang dipujanya. Bhakti sejati adalah pemujaan yang dilakukan seseorang kepada yang dipujanya dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa hormat, cinta kasih yang mendalam untuk memohon kerahayuan bersama. 2. Bagian Bhakti Sejati Kitab Bhagavata Purana VII.5.23 menyebutkan ada 9 jenis bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa, yang disebut dengan istilah Navavidha bhakti, diantaranya: Srawanam yang berarti berbhakti kepada Tuhan dengan cara membaca atau mendengarkan hal-hal yang bermutu seperti pelajaran/ceramah keagamaan, cerita- cerita keagamaan dan nyanyian-nyanyian keagamaan, membaca kitab-kitab suci. Kirtanam yang berarti berbhakti kepada Tuhan dengan jalan menyanyikan kidung suci keagamaan atau kidung suci yang mengagungkan kebesaran Tuhan dengan penuh pengertian dan rasa bhakti yang ikhlas serta benar-benar menjiwai isi kidung tersebut. Smaranam adalah cara berbhakti kepada Tuhan dengan cara selalu ingat kepada- Nya, mengingat nama-Nya, bermeditasi. Setiap indera kita menikmati sesuatu, kita selalu ingat bahwa semua itu adalah anugrah dari Tuhan. Cara yang khusus untuk selalu mengingat Beliau adalah dengan mengucapkan salah satu gelar Beliau secara berulang-ulang misalnya: “Om Nama Siwa ya”. Pengucapan yang berulang-ulang ini disebut dengan japa atau japa mantra. Padasevanam yaitu dengan memberikan pelayanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, termasuk melayani, menolong berbagai mahkluk ciptaannya. Arcanam yaitu berbhakti kepada Tuhan dengan cara memuja keagungan-Nya. Vandanam yaitu berbhakti kepada Tuhan dengan jalan melakukan sujud dan kebhaktian. Dhasyam yaitu berbhakti kepada Tuhan dengan cara melayani-Nya dalam pengertian mau melayani mereka yang memerlukan pertolongan dengan penuh keiklasan. Sukhyanam yaitu memandang Tuhan Yang Maha Esa sebagai sahabat sejati, yang memberikan pertolongan ketika dalam bahaya. Atmanivedanam adalah berbhakti kepada Tuhan dengan cara menyerahkan diri sepenuhnya kehadapan Hyang Widhi. Seseorang yang menjalankan bhakti dengan cara ini akan melakukan segala sesuatunya sebagai persembahan kepada Tuhan. 3. Ajaran Bhakti Sejati dalam Ramayana Ramayana adalah kitab suci Veda Smerti tergolong Upaveda yang disebut Itihasa, yang terdiri dari 7 Kanda yang ditulis oleh Bhagawan Walmiki . Dalam cerita Ramayana disebutkan dalam sloka ada beberapa tokoh yang menerapkan ajaran Bhakti Sejati. Rama sebagai seorang raja gagah berani dalam menghadapi musuh- musuhnya yang ingin merusak kerajaannya. Rama rela mengorbankan jiwa dan raganya demi keutuhan wilayah negaranya (Bhakti kepada negara). Kesatrya: Rāmā selalu tampil sebagai pemberani dalam membela kebenaran yang sejati Ajaran Bhakti Sejati kesatrya yang utama dilaksanakan oleh Rāmā dalam bait sloka Rāmāyana III .XXIV.1 adalah Rama sebagai seorang raja gagah berani dalam mengadapi musuh-musuhnya yang ingin merusak kerajaannya dengan sifat dan sikap gagah berani, pantang menyerah dihadapan musuhnya. Sebagai seorang kesatrya sejati Rama tidak pernah mundur dalam menegakan dharma Negara. Rama rela mengorbankan jiwa dan raganya demi keutuhan wilayah Negaranya. Demikian juga sifat dan sikap kesatrya sejati tersebut di tunjukkan oleh adiknya, Pangeran Wibhisana. Wibhisana sebagai seorang kesatrya sejati yang cerdas dan mempuni dibidang perang dengan anak panahnya dengan sangat mudah dapat menggempur musuh-usuhnya ikut bersama Rama mempertahankan Negaranya dari rongrongan musuhnya yakni Rahwana. Rama dan Pangeran Wibhisana adalah putra ayodhya yang cerdas, pintar, cekatan dan trampil dalam bela Negara. Kedua Pangeran (Rama dan Wibhisana) tampil di medan pertempuran dengan sikap kesatrya sejati abdi kerajaan. Persatuan: Rama selalu bersatu dalam membela kebenaran yang sejati Ajaran Bhakti Sejati Persatuan; Rāmā selalu mengutamakan persatuan dalam membela kebenaran untuk mempertahankan Negara dan membela rakyat yang dipimpinnya selalu mengutamakan persatuan sebagai tertulis dalam bait sloka Rāmāyana III.XXIV.2 adalah Rama sebagai seorang raja gagah berani dalam mengadapi musuh-musuhnya yang ingin merusak kerajaannya dengan sifat dan sikap bersatu, pantang menyerah dihadapan musuhnya. Sebagai seorang pemersatu sejati Rama tidak pernah mundur dalam menegakan dharma Negara. Rama rela mengorbankan jiwa dan raganya demi keutuhan wilayah Negara yang dipimpinnya. Demikian juga sifat dan sikap persatuan sejati tersebut di tunjukkan oleh adiknya, Pangeran Wibhisana. Wibhisana sebagai seorang kesatrya sejati yang cerdas dan mempuni dibidang perang dengan anak panahnya dengan sangat mudah dapat menggempur musuh-usuhnya ikut bersama Rama mempertahankan Negaranya dari rongrongan musuhnya yakni Rahwana. Rama dan Pangeran Wibhisana adalah putra ayodhya yang cerdas, pintar, cekatan dan trampil dalam bela Negara. Kedua Pangeran (Rama dan Wibhisana) tampil di medan pertempuran dengan sikap persatuan yang sejati abdi kerajaan. Kasih sayang: Rama selalu bersikap kasih sayang dalam membela kebenaran yang sejati Ajaran Bhakti Sejati Kasih sayang; Rāmā selalu mengutamakan Kasih sayang dalam membela kebenaran untuk mempertahankan Negara dan membela rakyat yang dipimpinnya selalu mengutamakan Kasih sayang sebagai tertulis dalam bait sloka Rāmāyana III.XXIV.9 adalah Rama sebagai seorang raja gagah berani dalam mengadapi musuh-musuhnya yang ingin merusak kerajaannya dengan sifat dan sikap bersatu, pantang menyerah dihadapan musuhnya. Sebagai seorang bersikap Kasih saying sejati Rama tidak pernah mundur dalam menegakan dharma Negara. Rama rela mengorbankan jiwa dan raganya demi keutuhan wilayah Negara yang dipimpinnya. Demikian juga sifat dan sikap Kasih sayang sejati tersebut di tunjukkan oleh adiknya, Pangeran Wibhisana, Sang Laksamana, Sang Sugriwa, dan Para Sidha. Wibhisana sebagai seorang kesatrya sejati yang cerdas dan mempuni dibidang perang dengan anak panahnya dengan sangat mudah dapat menggempur musuh-usuhnya ikut bersama Rama mempertahankan Negaranya dari rongrongan musuhnya yakni Rahwana. Rama dan Pangeran Wibhisana adalah putra ayodhya yang cerdas, pintar, cekatan dan trampil dalam bela Negara. Kedua Pangeran (Rama dan Wibhisana) tampil dimedan pertempuran dengan sikap kasih sayang yan gsejati abdi kerajaan. Bantu-membantu: Rama selalu bersatu dalam membela kebenaran yang sejati Ajaran Bhakti Sejati Bantu-membantu; Rāmā selalu mengutamakan kebersamaan dalam membela kebenaran untuk mempertahankan Negara dan membela rakyat yang dipimpinnya selalu mengutamakan kebersamaan sebagai tertulis dalam bait sloka Rāmāyana III.XXIV.10adalah Rama sebagai seorang raja mengutamakan kebersamaan dalam mengadapi musuh-musuhnya yang ingin merusak kerajaannya dengan sifat dan sikap kebersamaan, pantang menyerah dihadapan musuhnya. Sebagai seorang mengutamakan kerjasama Rama tidak pernah mundur dalam menegakan dharma Negara. Rama rela mengorbankan jiwa dan raganya demi keutuhan wilayah Negara yang dipimpinnya. Demikian juga sifat dan sikap kebersamaan sejati tersebut di tunjukkan oleh adiknya, Pangeran Wibhisana, bersama Sang Laksmana. Wibhisana sebagai seorang penolong sejati yang cerdas dan mempuni dibidang perang dan pengobatan dengan lembingnya dengan sangat mudah dapat menggempur musuh-usuhnya ikut bersama Rama mempertahankan Negaranya dari rongrongan musuhnya yakni Rahwana. Rama dan Pangeran Wibhisana, Sang Laksmana adalah putra ayodhya yang cerdas, pintar, cekatan dan trampil dalam bela Negara. Ketiga Pangeran (Rama dan Wibhisana, Laksamana) tampil di medan pertempuran dengan sikap kebersamaan yangsejati abdi kerajaan.