Oleh:
Jihan Tirta Dea Chintya (205060100111010)
Muhammad Viktar Sabilillah Tafarel
(205060100111012)
Winda Setya Widyasari (205060100111013)
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 2
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
Bab I
1.1 Latar Belakang
Matematika berasal dari bahasa latin Manthanein atau Mathema
yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”. Sedangkan
matematika di dalam bahasa belanda dikenal dengan sebutan
wiskunde yang memiliki arti “ilmu pasti”. Jadi secara umum dapat
diartikan bahwa matematika merupakan sebuah ilmu pasti yang
berkenaan dengan penalaran.
Sewa Hotel 5 6
Tempat Wisata 4 5
Jawab:
( )=( )( ) ( )( )
( )( )
( )=( )( )
Contoh soal:
c12 = 3 x 5 + 7 x 7 + 2 x 2 + 5 x 2 + 8 x 2 + 1 x 2 = 96
c13 = 3 x 5 + 7 x 3 + 2 x 1 + 5 x 3 + 8 x 7 + 1 x 1 = 110
c21 = 1 x 2 + 4 x 4 + 6 x 4 + 9 x 1 + 4 x 5 + 5 x 5 = 96
c22 = 1 x 5 + 4 x 7 + 6 x 2 + 9 x 2 + 4 x 2 + 5 x 2 = 81
c23 = 1 x 5 + 4 x 3 + 6 x 1 + 9 x 3 + 4 x 7 + 5 x 1 = 83
c31 = 6 x 2 + 2 x 4 + 5 x 4 + 8 x 1 + 9 x 5 + 2 x 5 = 103
c32 = 6 x 5 + 2 x 7 + 5 x 2 + 8 x 2 + 9 x 2 + 2 x 2 = 92
c33 = 6 x 5 + 2 x 3 + 5 x 1 + 8 x 3 + 9 x 7 + 2 x 1 = 130
c41 = 4 x 2 + 6 x 4 + 7 x 4 + 3 x 1 + 2 x 5 + 1 x 5 = 78
c42 = 4 x 5 + 6 x 7 + 7 x 2 + 3 x 2 + 2 x 2 + 1 x 2 = 88
c43 = 4 x 5 + 6 x 3 + 7 x 1 + 3 x 3 + 2 x 7 + 1 x 1 = 69
c51 = 1 x 2 + 5 x 4 + 7 x 4 + 5 x 1 + 4 x 5 + 3 x 5 = 90
c52 = 1 x 5 + 5 x 7 + 7 x 2 + 5 x 2 + 4 x 2 + 3 x 2 = 78
c53 = 1 x 5 + 5 x 3 + 7 x 1 + 5 x 3 + 4 x 7 + 3 x 1 = 73
1. Jika suatu matriks dikalikan matriks identitas, maka hasil dari perkalian
tersebut sama dengan matriks identitas dikalikan matrik tersebut yang
menghasilkan matriks itu sendiri. Notasi penulisannya adalah
I.A = A.I = A
Contoh Soal :
( ) ( )
( )
( )
2. Jika suatu matriks dikalikan invers matriks tersebut, maka hasil perkaliannya
sama dengan perkalian invers matriksnya dikalikan matriks tersebut yang
mengahsilkan matriks identitas. Notasi penulisannya adalah
A.A-1 = A-1.A = I
Contoh Soal :
𝑎 𝑏 𝑑 𝑏
( )( )
𝑐 𝑑 𝑐 𝑎
x = 52 = 25, y = 32 = 9, maka x – y = 25 – 9 = 16
Jawab : A2 = A + I
Jawab :
Contoh:
2 0
adalah matriks elementer yang diperoleh dengan mengalikan baris
1 0
pertama matriks dengan 2
1 0 0
1 adalah matriks elementer yang diperoleh dengan menjumlahkan -4
4 0 1
1 0 0
kali baris pertama pada baris ketiga dari matriks 1
.
0 0
1
0 0 1
1 adalah matriks elementer yang diperoleh dengan menukar posisi
1 0
0
1 0 0
baris pertama dengan baris ketiga dari matriks 1
0 .
0 0
1
sama dengan perkalian kiri matriks A dengan matriks elementer yang bersesuaian
dengan operasi baris tersebut.
Contoh:
Operasi baris elementer “jumlahkan -3 kali baris pertama pada baris ketiga” dari
matriks 1 2 1 2
A menghasilkan matriks 11
.
Matriks elementer yang bersesuaian dengan operasi baris “jumlahkan -3 kali baris
pertama pada baris ketiga”adalah 1 0
E , sehingga diperoleh
3
1
EA 01 2 1 2
.
3 1 3
Menemukan invers dari sebuah matriks
Diberikan sebuah matriks A yang non singular. Invers dari A dapat ditemukan dengan
memperluas matriks A dengan matriks I, kemudian menerapkan serangkaian operasi
baris elementer terhadap A I sampai diperoleh I A1
Bab III
3 Penutup
3. 1 Kesimpulan
Dari Pembahasan dapat disimpulkan bahwa, matriks adalah susunan bilangan dalam
baris dan kolom. Baris dalam matriks adalah susunan bilangan bilangan yang mendatar
dalam matriks. Kolom dalam matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang menurun
dalam matriks. Ordo matriks adalah ukuran matriks. Matriks Identitas adalah Matriks
persegi dengan anggota pada diagonal utama adalah satu, dan yang lainnya adalah
nol. Sementara matriks elementer adalah Matriks elementer adalah matriks persegi n ×
n n dikali n (n×n) yang dinyatakan sebagai hasil matriks satuan (n × n) n dikali n (n×n)
yang dikenakan sebuah operasi baris elementer.
Daftar Pustaka
defantri.com diakses 18 Oktober 2020
https://www.profematika.com/definisi-matriks-elementer-dan-
sifatnya/ diakses 18 Oktober 2020
Normandiri, B. K. 2016. Matematika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta.
Penerbit Erlangga
Issabela, Chrissanti. 2017. Sikat Habis Matematika. Jakarta. Penerbit
Kompas Ilmu.
Tampubolon, Defantri. 2016. Soal dan Pembahasan Matematika Dasar
Matriks. URL : https://www.defantri.com/2016/11/matematika-dasar-
matriks.html?m=1. Diakses tanggal 18 Oktober 2020.