Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan
operasi pada matriks, menghitung nilai determinan, menentukan invers matriks
bujur sangkar dan menyelesaikan sistem persamaan linier dengan n variabel.
Indikator
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat
Menyelesaikan operasi pada matriks
Menghitung nilai determinan matriks bujur sangkar
Menentukan invers matriks bujur sangkar.
Menyelesaikan sistem persamaan linier dengan n variabel
4.1 Matriks
Definisi 4.1 :
Matriks adalah susunan dari mxn obyek-obyek matematika dalam bentuk
persegi panjang, yang diatur menurut m baris dan n kolom (lajur).
Matriks dinyatakan dengan :
a11 a12 ... a1n
a a22 ... a2 n
A ............................................................................. 4.1
21
Matriks 57
Contoh 4.1 : Misalkan sistem persamaan linier,
5x - 2y + z = 0
3x + 4z = 0
matriks koefisien dari sistem persamaan tersebut adalah
5 2 1
A , berordo 2x3.
3 0 4
Contoh 4.2 :
Penjualan tiga macam produk dari suatu toko dalam satu minggu adalah sebagai
berikut
S SL R K J S
40 33 81 0 21 47 I
A 0 12 78 50 50 96 II
10 0 0 27 43 78 III
Contoh 4.3 :
5 1 0
A3 2 3 5 , elemen diagonal utamanya adalah 5,3 dan 7
0 6 7
Matriks 58
c) Matriks segitiga atas (Upper triangular matrix), adalah matriks bujursangkar -n
dengan aij = 0 untuk i > j.
Contoh 4.4 : Matriks segitiga atas,
5 1 0
0 3 5 , tanda “segitiga” hanya gambaran untuk memudahkan mengingat.
0 0 7
5 0 0
Contoh 4.6 : Matriks diagonal, D = 0 3 0
0 0 7
3 0 0
Contoh 4.7 : Matriks skalar, S = 0 3 0
0 0 3
g) Matriks identitas /satuan (Identity /unit matrix), adalah matriks skalar dengan
elemen diagonal utamanya sama dengan 1.
1 0 0
Contoh 4.8 : Matriks identitas, I 0 1 0
0 0 1
Matriks 59
h) Matriks transpose (Transpose matrix)
Transpose dari matriks A = (aij) ditunjukkan dengan AT, didefinisikan sebagai
AT = (aji) untuk setiap i dan j.
Contoh 4.9 :
1 2
1 4 6
A A 4 3
T
2 3 5 6 5
k) Matriks sekawan,
Jika A = (aij) adalah matriks berordo mxn dengan elemen-elemen bilangan
kompleks , maka matriks yang diperoleh dari A dengan cara mengganti
elemen-elemen matriks A dengan sekawannya disebut matriks sekawan dari A
(ditulis A )
Contoh 4.12 :
0 42j 7j 0 4 2 j 7 j
A 1 4 j 5 j 2 A 1 4 j 5 j 2
1 j 7 2j j 1 j 7 2j j
Matriks 60
4.1.2 Kesamaan Matriks
Definisi 4.2 :
Dua matriks A = (aij) dan B = (bij) adalah sama ditulis A = B, jika dan
hanya jika berordo sama dan aij = bij untuk setiap i dan j.
Dari definisi tersebut, jelas bahwa A = B jika dan hanya jika :
1. ordo A dan ordo B sama,
2. masing-masing elemen A dan B yang letaknya bersesuaian adalah sama.
Contoh 4.13 :
a11 a12 4 0 a11 4, a12 0,
A B jika dan hanya jika
a21 a22 3 1 a21 3, a22 1.
Contoh 4.14 :
3 3 4 2 3 1 5 6 5
Jika A dan B , maka A + B = 10 4 7
6 7 2 4 3 5
Matriks 61
Contoh 4.15 :
2.7 1.8
Jika A 0 0.9 , maka
9.0 4.5
2.7 1.8 3 2 0 0
10
A 0 0.9 , A 0 1 , 0A = 0 0 .
9.0 4.5 9 10 5 0 0
Jika matriks-matriks berikut berukuran sama, maka untuk penjumlahan
matriks berlaku
(a) A + B = B + A,
(b) (U + V) + W = U + (V + W),
(c) A + 0 = A,
(d) A + (-A) = 0,
(e) (A + B)T = AT + BT, ................................................................................. 4.2
dan perkalian matriks dengan skalar berlaku
(f) c(A + B) = cA + cB,
(g) (c + k)A = cA + kA,
(h) c(kA) = (ck) A,
(i) 1.A = A,
(j) (cA)T = cAT. ............................................................................................. 4.3
Jelas bahwa perkalian dua matriks dapat dilakukan jika banyaknya kolom
matriks pertama sama dengan banyaknya baris matriks kedua. Kedua matriks
yang demikian itu disebut “conformable” terhadap perkalian.
Matriks 62
Contoh 4.16 :
3 1
-1 -1 2
Misalkan A 1 2 dan B = 2 -6 1 . Maka
1 5
3 1 3.( 1) 1.2 3.( 1) 1.(6) 3.2 1.1 1 9 7
-1 -1 2
AB 1 2 1.( 1) 2.2 1.( 1) 2.( 6) 1.2 2.1 5 11 0
1 5 2 -6 1 1.(1) 5.2 1.( 1) 5.(6) 1.2 5.1 9 31 7
3 1
-1 -1 2 1.3 ( 1).( 1) 2.1 1.1 ( 1).2 2.5 0 7
BA 1 2
2 -6 1
2.3 ( 6).( 1) 1.1 2.1 ( 6).2 1.5 13 5
1 5
Perhatikan :
1. Secara umum perkalian dua matriks tidak komutatif, AB BA.
2. Jika AB = 0, tidak selalu berakibat A = 0 atau B = 0 atau BA = 0.
Contoh 4.17 :
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
2 2 1 1 0 0 , 1 1 2 2 1 1 .
Matriks 63
Latihan 4.1
2 1 2 5 6 0 3 4 0 4
Misalkan A ,B ,C ,D .
1 7 0 8 1 0 5 3 4 9
Selesaikan soal nomor 1 - 8 atau beri alasan mengapa tidak terdefinisi.
1. A + B, B + A, A + B + C 2. A + C, (CT)T, C + CT
3. 4A - 8B, 4(2B - A), 8B - 4A 4. 6C - 5C, 3CT + 2DT, C - 2CT
5. 5D - 3C, 5DT - 3CT 6. A + 0C, C - 0A, 0B
7. (BT - AT)T, B - A, A - AT 8. 6(CT + 3DT)T, 6C + 18D
1 2 3 4 6 2
Misalkan A 4 , B 0 2 , C 6 0 3 , D 4 3 0 .
3 0 1 2 3 1
Selesaikan soal nomor 9 - 17 atau beri alasan mengapa tidak terdefinisi.
9. BA, ATB, AB 10. CA, C2A, C3A
11. C2, CTC, CCT 12. CA, CD, DC
13. ATD, ATDT, DA, AD 14. 5AAT, 5ATA, (AT - D)B
15. BBT, BTB, BBTB 16. ATBBTDT, DBBTA, CB, BTCT
17. ½ C2 - C, C(½C - 1), C - CT
2 3 5 1 3 5 2 2 4
Misalkan A 1 4 5 , B 1 3 5 , C 1 3 4 .
1 3 4 1 3 5 1 2 3
Selesaikan soal nomor 18 - 22.
18. Tunjukkan bahwa AB = BA = O.
19. Tunjukkan bahwa AC = A dan CA = C.
20. Dengan menggunakan hasil 18 dan 19, tunjukkan bahwa ACB = CBA, A2 - B2
= (A - B)(A + B) dan (A - B)2 = A2 + B2.
21. Tentukan X, apabila 2X + 3A = D, dengan D = (BC)T
22. Tentukan X, apabila X - 2E = A, dengan E = (A + B)T
Matriks 64
23. Sebuah perusahaan mempunyai 3 buah pabrik industri yang membuat empat
macam komponen, yaitu komponen A, B, C dan D. Jumlah stok pada masing-
masing pabrik adalah sebagai berikut
Pabrik I : Komponen A = 10 unit, B = 9 unit, C = 7 unit dan D = 5 unit,
Pabrik II : Komponen A = 3 unit, B = 12 unit, C = 7 unit dan D = 8 unit,
Pabrik III : Komponen A = 5 unit, B = 9 unit, C = 7 unit dan D = 6 unit.
Komponen A mempunyai massa 3 kg dengan harga Rp 3.000,00 per unit,
komponen B mempunyai massa 2 kg dengan harga Rp 5.000,00 per unit,
komponen C mempunyai massa 1 kg dengan harga Rp 7.000,00 per unit dan
komponen D mempunyai massa 4 kg dengan harga Rp 2.000,00 per unit.
Berapa massa total dan harga total komponen dari masing-masing pabrik?
1 1
1 2 2 3
24. Misalkan A dan B 2 2 , hitung AB dan BA.
4 2 0 2 1
4.2 Determinan
Definisi 4.6 : Inversi
Inversi dari suatu bilangan positif terjadi bilamana suatu bilangan positif
mendahului sebuah bilangan positif yang lebih kecil (demikian pula untuk abjad).
Bila banyaknya inversi genap diberi tanda positif (+) dan bila banyaknya inversi
ganjil diberi tanda negatif (-).
Contoh 4.19 :
Banyaknya inversi dari susunan bilangan 4132 adalah 4, yaitu :
4 mendahului 1,2 dan 3
3 mendahului 2
Jadi susunan bilangan 4132 diberi tanda positif.
Definisi 4.7 :
Determinan dari matriks bujursangkar A berordo n, ditunjukkan dengan
Matriks 65
a11 a12 ... a1n
a21 a22 ... a2 n
A , adalah jumlah dari semua bentuk perkalian n elemen A
... ... ... ...
an 1 an 2 ... ann
sedemikian sehingga ada satu dan hanya satu elemen dari suatu baris, dan ada satu
dan hanya satu elemen dari suatu kolom merupakan faktor dari masing-masing
suku penjumlahan, dengan memperhatikan tanda-tanda (positif/negatif) dari
inversi masing-masing suku penjumlahan itu.
ada satu dan hanya elemen dari suatu baris, dan ada satu dan hanya satu elemen
dari suatu kolom adalah :
a1b2 inversi 0 tanda +
b1 a 2 inversi 1 tanda -
Sehingga A = a1b2 - b1a2.............................................................................. 4.6
Contoh 4.20:
3 5
3.( 4) 5.1 12 5 17
1 4
sehingga ada satu dan hanya elemen dari suatu baris, dan ada satu dan hanya satu
elemen dari suatu kolom adalah :
a1b2c3 inversi 0 tanda + a1b3c2 inversi 1 tanda -
a2b1c3 inversi 1 tanda - a2b3c1 inversi 2 tanda +
a3b1c2 inversi 2 tanda + a3b2c1 inversi 3 tanda -
Sehingga A = (a1b2c3 + a2b3c1 + a3b1c2) - (a1b3c2 + a2b1c3 + a3b2c1). (4.1)
Matriks 66
Untuk memudahkan menghafal, dapat digunakan metode Sarrus, yaitu :
+ + +
a1 b1 c1 a1 b1
a2 b2 c 2 a2 b2
a3 b 3 c 3 a 3 b3
- - -
Contoh 4.21:
1 2 1
3 1 1 1.1.2 2.1.1 ( 1).3.( 1) ( 1).1.1 2.3.2 1.1.( 1)
1 1 2
7 10 3
Contoh 4.22 :
1 2 1 1 3 1
A 3 1 1 3 ; A 2
T
1 1 3 A A
T
1 1 2 1 1 2
2. Apabila setiap elemen di sebuah baris (atau kolom) adalah nol, maka nilai
determinan adalah nol.
1 2 1
Contoh 4.23 : 0 0 0 0 ; setiap elemen baris ke 2 nol.
1 1 2
3. Pertukaran sebarang dua baris (atau kolom) akan mengubah tanda determinan.
1 2 1 3 1 1
Contoh 4.24 : 3 1 1 3 ; 1 2 1 3
1 1 2 1 1 2
4. Apabila dua baris (atau kolom) determinan identik, maka nilai determinan nol.
1 2 1
Contoh 4.25 : 3 1 1 0 ; setiap elemen baris ke 1 dan baris ke 3 identik.
1 2 1
Matriks 67
5. Apabila tiap-tiap elemen di sebuah baris (atau kolom) determinan dikalikan
dengan p, maka nilai determinan dikalikan dengan p.
3 4 6 8 3 4 6 4 3 8
Contoh 4.26 : 2 2.( 5) 10
2 1 2 1 4 2 4 1 2 2
6. Apabila setiap elemen dari sebuah baris (atau kolom) determinan dinyatakan
sebagai jumlah dari dua (atau lebih) suku-suku maka determinan dapat
dinyatakan sebagai jumlah dari dua (atau lebih) determinan.
3 4 21 22 2 2 1 2
Contoh 1.27 :
2 1 2 1 2 1 2 1
7. Apabila pada setiap elemen dari sebuah baris (atau kolom) determinan
ditambah k kali elemen yang bersesuaian dari sebarang baris (atau kolom) lain,
maka nilai determinan tidak berubah.
2 0 4 6
4 5 1 0
Contoh 4.28 : Hitung nilai determinan .
0 2 6 1
3 8 9 1
Penyelesaian :
2 0 4 6 2 0 4 6 2 0 4 6
B2 2 B1 B3 0, 4 B2
4 5 1 0 0 5 9 12 0 5 9 12
0 2 6 1 0 2 6 1 0 0 2, 4 3, 8
B4 1, 5B1 B4 1, 6B2
3 8 9 1 0 8 3 10 0 0 11, 4 29, 2
2 0 4 6
B4 4,75B3
0 5 9 12
2.5.(2, 4).(47, 25) 1134
0 0 2, 4 3, 8
0 0 0 47, 25
Matriks 68
Khusus, jika A matriks bujursangkar-n , mempunyai rank n jika dan hanya
jika det A 0.
3 1 2
Contoh 4.29 : Tentukan rank dari matriks A .
6 2 4
Penyelesaian :
Karena A berordo 2x3, maka submatriks bujursangkar dari A berordo 2x2 dan
1x1. Submatriks bujur sangkar berordo 2x2 dari A adalah
3 1 3 2
6 dengan determinan = 0; dengan determinan = 0;
2 6 4
1 2
2 dengan determinan = 0.
4
Sedangkan submatriks bujur sangkar berordo 1x1 dari A adalah (3), (1), (2), (6),
dan (4) dengan determinan 0. Jadi rank(A) = 1, karena semua submatriks
bujursangkar rdo 2 dari A adalah nol dan ada submatriks bujursangkar ordo 1 dari
A yang determinannya tidak nol.
3 4 3
ketiga adalah A23 = 2 3 4 .
4 5 2
Matriks 69
2. Kalikan setiap baris (atau kolom) dengan minor yang bersesuaian didahului
tanda positif atau negatif sesuai dengan jumlah banyaknya baris dan kolom
genap atau ganjil. Minor dari sebuah elemen dengan tanda yang digabungkan
disebut kofaktor dari elemen.
3. Jumlahkan secara aljabar hasil kali yang diperoleh di 2.
Contoh 4.31 :
3 4 2 3
2 2 3 2
Hitung A .
2 3 3 4
4 5 2 2
Penyelesaian :
Misalkan kita pilih baris pertama.
3 4 2 3
2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3
2 2 3 2
A 3 3 3 4 4 2 3 4 2 2 3 4 3 2 3 3
2 3 3 4
5 2 2 4 2 2 4 5 2 4 5 2
4 5 2 2
3.64 4.88 2.( 48) 3.116 460
Latihan 4.2
Hitung nilai determinan berikut dengan menggunakan definisi.
3.8 0.6 cos n sin n
1. 2.
1.4 9.3 sin n cos n
205 16 81 m n p
3. 0 13 2 4. p m n
0 0 16 n p m
Matriks 70
3 2 1 3 2
1 2 3 4 3 1 2 1
2 0 3 4 3
2 4 6 3 4 2 0 3
7. 8. 9. 1 3 2 1 0
3 8 12 2 2 1 3 2
2 4 1 0 1
4 16 24 1 1 3 1 4
1 1 2 1 0
a b c
10. Tunjukkan a 2
b 2
c 2 abc(a b)(b c)(c a)
a3 b3 c3
Contoh 4.32 :
1 2 3
Tentukan adjoint dari matriks bujursangkar A = 2 3 2 .
3 3 4
Penyelesaian :
3 2 2 2 2 3
11 = 6 ; 12 = 2 ; 13 = 3
3 4 3 4 3 3
Matriks 71
2 3 1 3 1 2
21 = 1 ; 22 = 5 ; 23 = 3
3 4 3 4 3 3
2 3 1 3 1 2
31 = 5 ; 32 = 4 ; 33 = 1
3 2 2 2 2 3
6 1 5
Jadi Adj A = 2 5 4 .
3 3 1
Sifat adjoint :
A. Adj A = Adj A . A = det A. I ........................................................ 4.8
Definisi 4.10 :
Jika A dan B adalah matriks-matriks bujursangkar-n dan AB = BA = I,
maka B disebut invers dari A (ditulis B = A-1) dan A disebut invers dari B (ditulis
A= B-1).
Contoh 4.33 :
1 2 -2 1
Misalkan A dan B = ,maka :
3 4 3/2 -1/2
1 2 -2 1 1 0
AB I
3 4 3/2 -1/2 0 1
-2 1 1 2 1 0
BA I
3/2 -1/2 3 4 0 1
akibatnya B = A-1 dan A = B-1.
a b 1 d b
Untuk A , maka A -1 .
c d ad bc c a
Contoh 4.34 :
Matriks 72
2 3
Tentukan invers dari matriks P = .
1 2
Penyelesaian :
1 2 3 2 3
P 1 .
2.2 3.1 1 2 1 2
Latihan 4.3
Tentukan adjoint dari matiks bujur sangkar di bawah:
3 1 0 1
1. A 2. B
2 4 2 2
3 6 p q
3. C 4. D
2 4 r s
1 1 0 2
2 1 1
0 1 1 0
5. E 0 1 3 6. F
1 2 2 1 0 1 1
0 1 0 1
7. Tentukan invers masing-masing soal nomor 1 s.d. 6.
3 1 0 1
8. Misalkan A dan B . Tentukan matriks X ordo 2x2
2 4 2 2
sehingga berlaku:
a. AX = B
b. XB = AT
c. (AB)X = A + B
d. X (AB)-1 = (A + B)T
Matriks 73
a11 x1 a12 x2 a13 x3 ... a1 n xn b1
a21 x1 a22 x2 a23 x3 ... a2 n xn b2
.......................................................... 4.10
......................................................
an 1 x1 an 2 x2 an 3 x3 ... ann xn bn
untuk menyelesaikan sistem persamaan 4.10 ada beberapa cara, antara lain
menggunakan invers, metode eliminasi Gauss, dan metode Crammer.
4.6.1 Menggunakan Invers
Sistem persamaan 4.10 bila ditulis dalam bentuk matriks menjadi
AX = B, ......................................................................................... 4.11
x1 b1
a11 a1n x b
2
dengan A , X dan B .
2
a ... ...
n 1 ann
x
b
n n
Jika persamaan Error! Reference source not found. dikalikan dengan A-1 dari
kiri, maka diperoleh
X = A-1B .................................................................... 4.12
Contoh 4.35 :
Gunakan invers matriks untuk menentukan penyelesaian dari sistem persamaan
x + 2y + z = 4
3x - 4y - 2z = 2
5x + 3y + 5z = -1
Penyelesaian :
Jika sistem persamaan tersebut ditulis dalam bentuk matriks, didapatkan
1 2 1 x 4
3 4 2 y 2 .
5 3 5 z 1
A X B
Sehingga diperoleh :
1 2 1
A 3 4 2 35 ,
5 3 5
Matriks 74
Kofaktor :
11 14 12 25 13 29
21 7 22 0 23 7
31 0 32 5 33 10
-14 -7 0
Adj A = -25 0 5 .
29 7 -10
-14 -7 0
1
-1
Akibatnya diperoleh A = - -25 0 5 .
35
29 7 -10
-14 -7 0 4 2
1
-1
Maka X A B = - -25 0 5 2 3 .
35
29 7 -10 1 4
Jadi penyelesaian dari sistem persamaan Error! Reference source not found.
adalah x = 2, y = 3 dan z = -4.
Matriks 75
1 2 1 4 B21 ( 3) 1 2 1 4 B2 ( 101 ) 1 2 1 4
3 4 2 2 0 10 5 10 0 1 21 1
5 3 5 1 B31 ( 5) 0 7 0 21 B3 ( 71 ) 0 1 0 3
B32 ( 1) 1 2 1 4
0 1 1
2 1
0 0 21 2
Sehingga dari bagian terakhir kita peroleh
1 2 1 x 4
1
0 1 2 y 1
0 0 1 z 2
2
Dengan substitusi mundur dari persamaan Error! Reference source not found.,
mulai dengan baris paling bawah diperoleh :
21 z 2 z 4,
y 21 z 1 y 3,
x 2 y z 4 x 2.
Contoh 4.36 :
Gunakan metode Crammer untuk menentukan penyelesaian sistem persamaan
x + 2y + z = 4
3x - 4y - 2z = 2
5x + 3y + 5z = -1
Penyelesaian :
Apabila sistem persamaan tersebut ditulis dalam bentuk matriks, maka
Matriks 76
1 2 1 x 4 1 2 1 4
3 4 2 y 2 atau AX = B, dengan A 3 4 2 dan B= 2
5 3 5 z 1 5 3 5 1
A X B
Sehingga diperoleh
1 2 1 4 2 1
3 4 2 =-35 1 2 4 2 =-70
5 3 5 1 3 5
1 4 1 1 2 4
2 3 2 2 =-105 3 3 4 2 =-140
5 1 5 5 3 1
4.7 Rangkuman
1. Jika matriks-matriks berikut berukuran sama, maka untuk penjumlahan matriks
berlaku
(a) A + B = B + A,
(b) (U + V) + W = U + (V + W),
(c) A + 0 = A,
(d) A + (-A) = 0,
(e) (A + B)T = AT + BT,
dan perkalian matriks dengan skalar berlaku
(f) c(A + B) = cA + cB,
(g) (c + k)A = cA + kA,
(h) c(kA) = (ck) A,
(i) 1.A = A,
(j) (cA)T = cAT.
2. Sifat-sifat perkalian matriks dengan matriks :
(a) k(AB) = (kA)B = A(kB), k sakalar
(b) A(BC) = (AB)C,
Matriks 77
(c) (A + B)C = AC + AB,
(d) C(A + B) = CA + CB,
(e) AI = IA = A, dengan I matriks identitas,
(f) A0 = 0A = 0.
3. Nilai determinan :
a1 b1
(a) A a1 b2 a2 b1 ,
a2 b2
(b) Misalkan
a1 b1 c1
A a2 b2 c 2 = (a 1 b 2 c3 + a 2 b3 c1 + a 3 b1 c 2 ) - (a1 b 3 c2 + a 2 b1 c 3 + a 3 b 2 c 1 )
a3 b3 c3
Latihan 4.4
1. Selesaikan soal berikut dengan menggunakan invers matriks.
a. 5x - y + 2z = 3
2x +4y + z = 8
x + 3y - 3z = 2
b. F1 + 2F2 + 3F3 = -4
2F1 + 6F2 - 3F3 = 33
4F1 - 2F2 + F3 = 3
Matriks 78
a. 4x – 5y + 7z = -14
9x + 2y - 3z = 47
x - y - 5z = 11
b. 3i1 + 2i2 - 2i3 = 16
4i1 + 3i2 + 3i3 = 2
2i1 - i2 + i3 = -1
3. Tiga arus i1, i2 dan i3 dalam suatu jaringan berhubungan melalui persamaan
2i1 + 3i2 + 8i3 = 30
6i1 - i2 + 2i3 =4
3i1 - 12i2 + 8i3 = 0
Dengan menggunakan metode Crammer carilah harga i1.
4. Selesaikan persamaan berikut menggunakan Metode Cramer
(a) 2i1 + i2 + i3 = 1.67
3i1 + 4.5 i2 1.5 i3 = 0
2.25i1 + 1.5 i2 + 5.25 i3 = 0
Matriks 79