Anda di halaman 1dari 15

NAMA : DHEA METHA RAHMADANI

ABSEN : 10
KELAS : XI IPS 2
MAPEL : MATEMATIKA

RANGKUMAN MATEMATIKA BAB 3 DAN BAB 4


BAB 3

3.1 Membangun Konsep Matriks


Definisi
Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom dalam suatu
jajaran berbentuk persegi atau persegi panjang. Susunan bilangan itu diletakkan di dalam
kurung biasa “( )” atau kurung siku “[ ]”.
i. Alternatif susunan I

ii. Alternatif susunan II

3.2 Jenis-Jenis Matriks


A. Matriks Baris
Matriks baris adalah matriks yang terdiri atas satu baris saja. Biasanya, ordo matriks
seperti ini adalah 1 × n, dengan n banyak kolom pada matriks tersebut.
B. Matriks Kolom
Matriks kolom adalah matriks yang terdiri atas satu kolom saja. Matriks kolom denagn
ordo m × 1, dengan m banyak baris pada matriks tersebut.
C. Matriks Persegi Panjang
Matriks persegi panjang adalah matriks yang banyak barisnya tidak sama dengan banyak
kolomnya. Matriks seperti ini memiliki ordo m × n.
D. Matriks Persegi
Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai banyak baris dan kolom sama. Matriks
ini memiliki ordo n × n.
E. Matriks Segitiga
Mari kita perhatikan matriks F dengan ordo 4 × 4. Terdapat pola susunan pada suatu
matriks persegi,
F. Matriks Diagonal
Dengan memperhatikan konsep pada matriks segitiga di atas, jika kita cermati kombinasi
pola tersebut pada suatu matriks pesegi.
G. Matriks Identitas
Mari kita cermati kembali matriks persegi dengan pola.
H. Matriks Nol
Jika entry suatu matriks semuanya bernilai nol, maka disebut matriks nol.

3.3 Kesamaan Dua Matriks


Definisi
Matriks A dan matriks B dikatakan sama (A = B) jika dan hanya jika:
i. Ordo matriks A sama dengan ordo matriks B.
ii. Setiap entri yang seletak pada matriks A dan matriks B mempunyai nilai yang sama, a ij =
bij (untuk semua nilai i dan j).

3.4 Operasi pada Matriks


Operasi matriks adalah operasi suatu bentuk matriks, seperti penjumlahan, pengurangan, dan
perkalian. Untuk penjumlahan dan pengurangan hanya bisa dilakukan pada matriks yang
ordonya sama.
3.4.1 Operasi Penjumlahan
Definisi
Misalkan A dan B adalah matriks berordo m × n dengan entri-entri aij dan bij. Matriks
C adalah jumlah matriks A dan matriks B, ditulis C = A + B, apabila matriks C juga
dengan ordo m × n dengan entry-entry ditentukan oleh: c ij = aij + bij (untuk semua i dan
j).
3.4.2 Operasi Pengurangan Matriks
Pengurangan dua matriks dapat juga dilakukan dengan mengurangkan langsung entry-
entry yang seletak dari kedua matriks tersebut, seperti yang berlaku pada penjumlahan
dua matriks, yaitu: A – B = [aij] – [bij].
3.4.3 Operasi perkalian skalar pada matriks
Dalam aljabar matriks, bilangan real k sering disebut sebagai skalar. Oleh karena itu
perkalian real terhadap matriks juga disebut sebagai perkalian skalar dengan matriks.
Sebelumnya, pada kajian pengurangan dua matriks, A-B = A+ (-B), (-B) dalam hal ini
sebenarnya hasil kali bilangan -1 dengan semua entry matriks B. Artinya, matriks (-B)
dapat kita tulis sebagai:
-B = k.B, dengan k = -1
Secara umum, perkalian skalar dengan matriks dirumuskan sebagai berikut. Misalkan
A adalah suatu matriks berordo mx n dengan entry-entry dan k adalah suatu bilangan
real. Matriks C adalah hasil perkalian bilangan real k terhadap matriks A, dinotasikan
C = k.A, bila matriks C berordo m x n dengan entry-entrynya ditentukan oleh:
cij=k.aij (untuk semua i dan j).
3.4.4 Operasi perkalian dua matriks
Jika C adalah matriks hasil perkalian matriks Am×n terhadap matriks Bn×p dan
dinotasikan C=A.B , maka
 Matriks C berordo m × p
 Entry-entry matriks C pada baris ke-i dan kolom ke-j, dinotasikan cij, diperoleh
dengan cara mengalikan entry baris ke-i dari matriks A terhadap entry kolom ke-j
dari matriks B, kemudian dijumlahkan. Dinotasikan
Cij = ai1. b1j + ai2. b2j + ai3. a3j + ... +ain.bnj
3.5 Traspose Matriks
Transpose dari matriks A berordo m × n adalah matriks yang diperoleh dari matriks A
dengan menukar entry baris menjadi entry kolom dan sebaliknya, sehingga berordo n × m.
Notasi transpose matriks Am×n adalah Atm×n.
3.5.1 Determinan Matriks
Determinan matriks merupakan selisih antara perkalian elemen-elemen pada diagonal
utama dengan perkalian elemen-elemen pada diagonal sekunder. Determinan matriks
hanya dapat dicari dengan matriks persegi.
3.5.2 Sifat-Sifat Determinan
Sifat
Misalkan matriks A dan B dengan ordo m × m dengan m ∈ N. Jika det A = |A| dan det
B = |B|, maka |AB|= |A|.|B|
3.5.3 Invers Matriks
Definisi
Misalkan A sebuah matriks persegi dengan ordo n × n, n ∈ N
 Matriks A disebut matriks nonsingular, apabila det A ≠ 0.
 Matriks A disebut matriks singular apabila det A ≠ 0.
 A–1 disebut invers matriks A jika dan hanya jika AA–1 = A–1A = I.
I adalah matriks identitas perkalian matriks.
diperoleh invers matriks A. Dengan rumus:
3.5.4 Sifat-Sifat Invers Matriks
Sifat
Misalkan matriks A dengan ordo n × n dengan n ∈ N, det(A) ≠ 0. Jika A–1 adalah
invers matriks A, maka (A–1)–1 = A.
Misalkan matriks A dan B berordo n × n dengan n ∈ N, det A ≠ 0 dan det B ≠ 0. Jika
A –1 dan B –1 adalah invers matriks A dan B, maka (AB) –1 = B –1 A –1.
BAB 4

4.1 Menemukan Konsep Translasi (Pergeseran)


Sifat
Bangun yang digeser (translasi) tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran.

4.2 Menemukan Konsep Refleksi (Pencerminan)


Sifat
Bangun yang dicerminkan (refleksi) dengan cermin datar tidak mengalami perubahan bentuk
dan ukuran. Jarak bangun dengan cermin (cermin datar) adalah sama dengan jarak bayangan
dengan cermin tersebut.

4.2.1 pencerminan terhadap titik O(0, 0)


Titik A(x, y) dicerminkan terhadap titik O(0, 0) menghasilkan A'(x', y')
4.2.2 pencerminan terhadap sumbu x
Titik A(x, y) dicerminkan terhadap sumbu x menghasilkan bayangan A'(x', y')
4.2.3 pencerminan terhadap sumbu y
Titik A(x, y) dicerminkan terhadap sumbu y menghasilkan bayangan A'(x', y')
4.2.4 pencerminan terhadap sumbu garis y = x
Titik A(x, y) dicerminkan terhadap garis y = x menghasilkan bayangan A'(x', y')
4.2.5 pencerminan terhadap garis y = -x
Titik A(x, y) dicerminkan terhadap garis y = -x menghasilkan bayangan A'(x', y').
4.3 Mentukan konsep rotasi (perputaran)
Sifat
Bangun yang diputar (rotasi) tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran.

4.4 Menentukan Konsep Dilatasi (perkalian)


Bangun yang diperbesar atau diperkecil (dilatasi) dengan skala k dapat mengubah ukuran
atau tetap ukurannya tetapi tidak mengubah bentuk.
#Jika k> 1 maka bangun akan diperbesar dan terletak searah terhadap pusat dilatasi dengan
bangun semula.
#Jika k = 1 maka bangun tidak mengalami perubahan ukuran dan letak.
#Jika 0 < k < 1 maka bangun akan diperkecil dan terletak searah terhadap pusat dilatasi
dengan bangun semula.
#Jika-1<k<0 maka bangun akan diperkecil dan terletak berlawanan arah terhadap pusat
dilatasi dengan bangun semula. Jika k=-1 maka bangun tidak akan mengalami perubahan
bentuk dan ukuran dan terletak berlawanan arah terhadap pusat dilatasi dengan bangun
semula.
#Jika k<-1 maka bangun akan diperbesar dan terletak berlawanan arah terhadap pusat
dilatasi dengan bangun semula.

4.5 komposisi transformasi


• Matriks komposisi translasi
Jika matriks translasi T₁ adalah (a b) dan matriks translasi T2 adalah (c d) maka matriks
komposisi translasi T1•T2 atau T2•T1
• Matriks komposisi refleksi
Jika matriks refleksi C1 (ad.bc) dan matriks refleksi C2 adalah (eh.fg) maka matriks
komposisi refleksi C1 • C2 atau C2• C1
......................................................................................................................................................
 Translasi
Bangun yang digeser (translasi) tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran.
 Refleksi
Bangun yang dicerminkan (refleksi) dengan cermin datar tidak mengalami perubahan
bentuk dan ukuran. Jarak bangun dengan cermin (cermin datar) adalah sama dengan jarak
bayangan dengan cermin tersebut.
 Rotasi
Bangun yang diputar (rotasi) tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran.
 Dilatasi
Bangun yang diperbesar atau diperkecil (dilatasi) dengan skala k dapat mengubah ukuran
atau tetap ukurannya tetapi tidak mengubah bentuk.
NAMA : DHEA METHA RAHMADANI
ABSEN : 10
KELAS : XI IPS 2
MAPEL : MATEMATIKA

PILIHAN GANDA BAB 3


1. Bayangan titik (3,-7) adalah transalsi (4,2) adalah ...
A. (-1,-9)
B. (1,9)
C. (5,-3)
D. (7,-5)
E. (12.-14)

Pembahasan:
Misalkan titik P (3,-7)
T = (4,2) : P(3,-7)
P’(3+4, -7+2)
= p’(7,-5)
Jadi, bayangan titik (3,-7) oleh translasi (4,2) adalah (7,-5).
Jawaban : D. (7, -5)

2. Diketahui matriks A dan B seperti dibawah ini. Jika determinan matriks A = -8, maka
determinan matriks B adalah…

B=

A. 96
B. -96
C. -64
D. 48
E. -48

Pembahasan:
Determinan A

det A = (aei + bfg + cdh) – (ceg + afh + bdi) = -8


Determinan B

 det B = (-12aei + (12bfg) + (-12cdh)) =


(-12ceg + -12afh) + (-12bdi))

 det B = - 12
 det B = -12 det A
 det B = -12 (-8)
 det B = 96
Jawaban : A. 96

3. Jika , B= dan AB = , maka nilai adalah…


A. 9
B. 10
C. 12
D. 14
E. 16

Pembahasan:

AB =

+ 2 = 14

= 12
Jawaban : C. 12

4. Invers dari matriks A = adalah…

A.

B.

C.
D.

E.
Pembahasan:
det(A) = 4(9) – (-7) (-5) = 36 – 35 = 1

Perhatikan bahwa jika diberikan matriks A = , maka inversnya adalah…

A-1 =
dengan demikian, dapat dituliskan

A-1 = =

Jadi, invers dari matriks A adalah…

Jawaban : A.

5. Diketahui matriks B = dan matriks C =


Jika (A + B)-1 C = B-1 , matriks A = …

A.

B.

C.

D.

E.

Pembahasan:
(A + B)-1 . C = B-1
C = (A + B) B-1
CB = A + B

=A+

=A+
A= -

A=

Jado matriks A adalah

Jawaban : A.
ESSAY BAB 3

1. Tentukan unvers dari matriks : D =


Pembahasan :

det D = = 3 (11) – (-7)(-6) = 33 – 42 = -9

D-1 =

2. Diketahui matriks A= ,B=

Jika matriks A = transpose matriks B, maka nilai a + b + c + d =…

Pembahasan:

A = BT

, di dapat:

1) 2b = 6, b = 3
2) a – b = - 2
=-2+b
=-2+3
a =1
3) b – c = 5
=b–5
=3–5
c =-2
4) c + d = 4
=4–c
= 4 – (-2)
d =6

3. Dari dua buah matriks yang diberikan dibawah ini

A= , B= Tentukan 2A + B

Pembahasan :
Mengalikan matriks dengan bilangan kemudian dilanjutkan dengan penjumlahan:

2A + B = 2 +

= + =

4. Tentukan y' dari y = 2x + 3 dengan nilai translasi (3, 2)!


Jawab:
y = 2x + 3 → (3, 2) → x' = x + 3 dan y' = y + 2
x' = x + 3
y' = y + 2
Lakukan invers
x = x' – 3
y = y' – 2
Masukkan ke dalam persamaan
y = 2x + 3
y' – 2 = 2 (x' – 3) + 3
y' – 2 = 2x' – 6 + 3
y' = 2x' – 1
Jadi, y' adalah y = 2x – 1.

5. Jika matriks X – Y = Z, maka tentukan matriks Z !

X= Y=

X–Y=

Z =
BAB 4 PILIHAN GANDA
1. Titik A (5,-2) ditranslasi oleh T (-3, 1). Tentukan koordinat bayangan titik A tersebut!
A. A’(2,1)
B. A’(1,1)
C. A’(2,2)
D. A’(2,-1)
E. A’(-2,1)

Pembahasan :

= + = =
Jawaban: D. A’ (2, -1)

2. Tentukan bayangan garis y = 3x – 5 oleh translasi T (-2, 1) !


A. y = 2x + 2
B. y = 2x - 2
C. y = 3x + 2
D. y = 3x - 2
E. y = 2x + 3

Pembahasan :
y’ – 1 = 3 (X’ + 2) – 5
y’ – 1 = 3x’ + 6 – 5
y’ = 3x’ + 2
Jawaban: C. 3x + 2

3. Bayangan titik A oleh refleksi terhadap titik (1, -2) adalah titik A’(3, 5). Tentukan koordinat
titik A!
A. A(1, 9)
B. A(1, 1)
C. A(-9, 1)
D. A(-1, -9)
E. A(9, 1)

Pembahasan :
x’ = 2 – x ó x = 2 – x’
y’ = -4 – y ó y = -4 – y’
x = 2 – 3 = -1
y = -4 – 5 = -9 Jadi A(-1, -9)
Jawaban: C. A(-1, -9)
4. Tentukan bayangan titik (-2, 8) oleh rotasi R(O, 135)!
A. (-3√2, -5√2)
B. (3√2, 5√2)
C. (-3√2,-5√2)
D. (3√2, 5√2)
E. (-3√2, 5√2)

Pembahasan :

= Jadi bayangan (-3 , -5

Jawaban : C. (-3 , -5

5. Tentukan bayangan garis 3x + 4y – 5 = 0 oleh dilatasi dengan pusat (-2, 1) dan faktor skala
2!
A. 3x + 4y + 12 = 0
B. 3x + 4y – 12 = 0
C. 3x – 4y + 12 = 0
D. -3x + 4y + 12 = 0
E. 3x – 4y – 12 = 0

Pembahasan :
ESSAY BAB 4

1. Tentukan bayangan/refleksi titik A(6,-3) oleh pencerminan terhadap sumbu x.


Jawaban:
P pencerminan terhadap sumbu x.
P: (x,y) -> (x,-y) akibatnya bayangan dari A(6,-3) -> A’(6,3)
B (5,7) -> B’(5,-7)

2. Tentukan bayangan segitiga STU dengan S(-2,4), T(3,-7), U(6,5) oleh pencerminan terhadap
sumbu y=-x.
Jawaban:
Bayangan STU oleh s pencerminan terhadap sumbu y = -x adalah (x,y) -> (-y.-x)
S(-2,4) -> (-4,2)
S(3,-7) -> (7,-3)
S(6,5) -> (-5,-6)

3. Titik A dirotasikan terhadap titik O(0,0) sejauh 90o berlawanan dengan arah putaran jam.
Tentukanlah bayangan titik A.
Jawaban :

= .

 .

 =

4. Jika garis y = x + 5 ditranslasikan oleh (23), maka tentukanlah persamaan bayangannya.

Jawaban: (x′y′)=(xy)+(23)
Dengan demikian:
x' = x + 2 => x = x' - 2 y' = y + 3 => y = y' - 3

Dengan mensubtitusikan
x = x' - 2 dan y = y' - 3 pada persamaan garis, maka didapatkan hasil:
y' - 3 = (x' - 2) + 5 y' - 3 = x' + 3 y' = x' + 6

Jadi, persamaan bayangan garis y = x + 5 oleh translasi (23) yaitu y = x + 6.

5. Tentukan bayangan dari setiap titik pada pencerminan titik (-1,-3) oleh pencerminan
terhadap garis y = x.
Jawab:
Dengan menggunakan perkalian matriks, x' dan y' ditentukan sebagai berikut:
Jadi, bayangan titik P(-1,-3) oleh pencerminan terhadap garis y = x adalah titik P'(-3, -1).

Anda mungkin juga menyukai