Anda di halaman 1dari 33

Bahan Ajar

Dosen Pengampu :
Drg Irma H.Y Siregar MHKes
Drg. Endah Aryati E.MDSc

Program Studi D III Kesehatan Gigi


Jurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Semarang
2021
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Kata Pengantar
Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, Rob seluruh alam yang telah
memberikan karunia kepada kami hingga kami dapat menyelesaikan BAHAN AJAR Dental
Material ini.
Bahan ajar Dental Material adalah kumpulan bahan atau materi yang akan diajarkan pada
mahasiswa tentang penumpatan suatu kavitas. Ilmu Dental material yang diajarkan adalah sesuai
Kompetensi Dasar DIII Kesehatan Gigi yaitu mengenal, mengidentifikasi dan memanipulasi bahan
bahan Kedokteran Gigi. Bahan Ajar ini disesuaikan dengan Silabus dan Satuan Acara Pengajaran
per temuan menjadi satu tema bahan ajar. Sesuai dengan kurikulum bahwa Mata Kuliah Dental
material merupakan mata kuliah untuk mahasiswa keperawatan gigi semester II , yang merupakan
materi dasar yang harus diketahui sebelum melanjut ke semester selanjutnya terutama matakulaih
klinik.. Bahan Ajar ini terdiri dari 14 tema sesuai pertemuan dalam belajar mengajar.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan bahan ajar ini. Oleh
karena itu, saran-saran baik dari pihak manapun akan kami terima dengan terbuka.
Semoga materi yang ada di dalam bahan ajar ini dapat bermanfaat, dan membantu siapa
saja yang membutuhkannya.

Jazakumullhahi khoiro jaza’

Penyusun

2
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Gambaran Umum bahan Ajar

Bahan Ajar ini dilaksanakan pada semester 2, tahun ke 1, dengan waktu 14 kali pertemuan
aktif kegaitan belajar mengajar. Pencapaian belajar mahasiswa dijabarkan dengan penetapan
domain, Kompetensi Dasar utama dan Kompetensi Dasar penunjang sebagaimana yang diatur
dalam Standar Kompetensi Dasar Perawat Gigi.
Bahan Ajar ini terdiri dari 14 tema materi pokok . Masing-masing tema per bahan ajar
terdiri dari judul tema, deskripsi mata kuliah,Kompetensi Dasar yang dijabarkan dalan tujuan
instruksional umum dan tujuan instruksional khusus, materi, tugas berupa Tugas Tugas baik berupa
lisan ataupun post test, issu terkini dan daftar pustaka. Pada bahan ajar ini mahasiswa akan belajar
tentang cara penumpat pada kavitas yang mengenai jaringan keras gigi baik disesuaikan dengan
material gigi yang akan digunakan.
Yang dipelajari oleh mahasiswa keperawatan gigi selakuasistan dokter gigi adalah wajib
mengetahui pengetahuan dasar ilmu bahan bahan yang digunakan dokter gigi di ruang praktek.
Mahasiswa juga akan mempelajari sikap profesionalisme yang terkait dengan topik diatas.
Blahan ajar ini akan dipelajari dengan mengunakan strategi Ceramah, tanya jawab dan
belajar keterampilan pre klinik di laboratorium ketrampilan.

3
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Gambaran SILABUS MATA KULIAH

1. Mata Kuliah : Dental Material


2. Kode MK : KG 205
3. Jumlah SKS : 1 SKS Teori – 1 SKS praktek
4. Semester : IV
5. Tahun Akademik : 2020/2021
6. Dosen Pengampu :
a. Koordinator MK : drg Irma H.Y Siregar MHKes
b. Tim Pengampu : drg. Endah Aryati E, MDSc
c. Tim Pengampu Praktek :
7. Waktu Pertemuan : 50 menit ( teori )
8. Tempat Pertemuan : kelas
9. Manfaat Mata Kuliah :
10. Pembelajaran mata kulaiah ini mencangkup materi tentang bahan bahan ( material) yang
digunakan pada perawatan gigi untuk DIII Ahli Madya Gigi

Deskripsi Mata Kuliah :


Beberapa kajian dalam teori Mata Kuliah ini adalah sebagai berikut :

1). Pengenalan bahan/ dental material.


2). Dental material yang digunakan dalam perawatan konservasi
3). Dental material yang digunakan dalam perawatan endodontik
4). Dental material yang digunakan perawatan gigi rehabilitatif

11. Tujuan :

a. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengidentifikasi bahan bahan yang digunakan dalam perawata gigi
b. Memilih bahan yang digunakan dalam perawatan gigi sesuai kebutuhan
c. Melakukan manipulasi bahan bahan yang diperlukan dalam perawatan gigi dalam
rangka asistensi dokter gigi
d. Melakukan manipulasi /campuran bahan bahan guna pencetakan dalam rangka
asistensi dokter gigi

12. Strategi Perkuliahan :


a. Ceramah
b. Diskusi

13. Referensi
- Henry Lee, Modern method of restorative dentistry, Chicago, Berlin, Rio de Janeiro, Tokyo
Quintescence Publishing Co., 1982.
- John F. Mc. Cabe, Applied Dental Materials, seven edition Oxfrod, London, Eidenburgh
Boston, Melbourne,

14. Materi Perkuliahan :

4
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

No Pokok Bahasan Alokasi Metode


Pertemuan
1 A. Pemaparan Kontrak belajar I.
B. Pemberian materi ttg C,D
Dental material bagi perawat gigi
2 Bahan basis : ( Semen Zinc phosphat ) II C
Identifikasi
Manipulasi
Cara penyimpanan
3 Bahan basis : (Semen polikarboksilat) III C
Identifikasi
Manipulasi
Cara penyimpanan
4 Bahan subbasis : IV C
definisi, kegunaan , Identifikasi
Manipulasi dan Cara penyimpanan
5 Bahan tumpatan sementara: V C
definisi, kegunaan
Identifikasi
Manipulasi
Cara penyimpanan

6 Bahan tumpatan tetap ( Amalgam): VI C


definisi, kegunaan
Identifikasi
Manipulasi
Cara penyimpanan
7 Bahan tumpatan tetap ( Glass Ionomer VII C
kaca ):
definisi, kegunaan
Identifikasi
Manipulasi

8 Mid Test VIII C


9 Bahan tumpatan tetap ( Glass Ionomer IX C
kaca ):
definisi, kegunaan
Identifikasi
Manipulasi

10 Bahan perawatan pencabutan: X C


definisi, kegunaan
Identifikasi
Manipulasi
Cara penyimpanan

11 Bahan perawatan preventif ( topikal XI C


aplikasi )
definisi, kegunaan
Identifikasi
Manipulasi
Cara penyimpanan
12 Bahan perawatan preventif ( fissure sealant XII C
)
definisi, kegunaan
Identifikasi

5
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Manipulasi
Cara penyimpanan
13 Bahan tumpatan Endodontik XIII C
definisi, kegunaan
Identifikasi
Manipulasi
Cara penyimpanan
14 Bahan sterilisasi kavitas XIV C
definisi, kegunaan
Identifikasi
Manipulasi
Cara penyimpanan
15 Bahan perawatan rehabilitatif XV C
definisi, kegunaan
Identifikasi
Manipulasi
Cara penyimpanan

6
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………..............................................2
Gambaran umum bahan ajar...........................................................................3
Gambaran silabus mata Kuliah.......................................................................4
Daftar Isi……………………………………………………………........................5
Penjabaran Pembelajaran
Materi 1 : Ilmu Konservasi Gigi.................................................................................8
Materi 2 : Karies Gigi (I)...........................................................................................10
Materi 3 : Karies ( II )................................................................................................12
Materi 4 : Perawatan karies gigi...............................................................................16
Materi 5 : Preparasi kavitas dengan retensi mekanis – Amalgam.................... .......18
Materi 6 : Prinsip Design Kavitas dan penggunaan Intrument
pada Penumpatan.....................................................................................21
Materi 7 : Sterilisasi Kavitas......................................................................................24
Materi 8 : Sementasi..................................................................................................27
Materi 9 : Penambalan dengan bahan plastis : Amalgam........................................ 30
Materi 10 : Tahapan penumpatan bahan plastis..........................................................33
Materi 11 : Ergonomy ................................................................................................35
Materi 12 : Perawatan karies masa kini.....................................................................38
Materi 13 : ART ( I ) ...................................................................................................41
Materi 14 : ART ( II ).........................................................................................43
Materi 15 : Perawatan kaping............................................................................45

7
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

BAHAN SEMEN GIGI

I. Deskripsi Mata Kuliah :


Memberikan bekal kemampuan bagi mahasiswa agar mengerti dan paham tentang bahan bahan
kedokteran gigi dengan cara dapat mengidentifikasi, memilih, memanipulasi dan menyimpan

II. Kompetensi Dasar :


a. Tujuan Instruksional
c. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi,
mengenali ciri khas, memanipulasi dan cara menyimpan bahan

Tujuan Instruksional Khusus :


1). Mahasiswa mampu mengidentifikasi macam bahan basis dan sub basis
2) Mahasiswa mampu memanipulasi bahan basis dan sub basis
3). Mahasiswa mampu menyimpan bahan basis dan subbasis

III. Materi pembelajaran :


SEMEN

Definisi :
 Bahan yang digunakan sebagai base,luting dan lining pada penyemenan gigi
 Setiap bahan yang menjadi massa keras setelah dicampur air
 Sebagai bahan tambal mempunyai tekanan lebih rendah dari pada amalgam
 Bahan tambal yang merekat pada struktur gigi
 Bahan tambal non logamyg digunakan untuk restorasi gigidalam jangka panjang maupun
pendek serta melekatkan gigi tiruan

Fungsi
 Merekatkan gigi tiruan & peralatan orthodontic,serta meratakan post dan pasak untuk
retensi restorasi
 Sebagai kavitas lining
 Untuk pengisi saluran akar
 Restorasi gigi susu
 Restorasi estetik pada gigi depan
 Penutup fissure
 Pelapik kavitas
 Untuk melindungi pulpa terhadap trauma

BAHAN BASIS:

merupakan lapisan isolasi, terkadang berupa medikamen, atau semen yang diletakkan pada bagian
dalam preparasi untuk melindungi jaringan pulpa dari injuri thermal atau kimia.
Bahan ini harus memiliki kekuatan yang cukup agar dapat menahan tekanan kondensasi selama
peletakan bahan restorasi.

jenis

8
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

1. Seng Fosfat
2. Seng Oksida Eugenol
3. Polikarboksilat
4. Ionomer Kaca

Syarat
 tidak menimbulkan reaksi alergik
 tidak mutagenik
 Tidak larut saliva dan cairan mulut
 Hrs tdk bersifat racun
 Tdk mengiritasi jar.pulpa dan lainnya
 Perlindungan jar.pulpa terhadap pengaruh restorasi
 -sifat mekanis harus memenuhi persyaratan untuk tujuan penggunaan bahan
tersebut,misalnya semen untuk cavity lining haruslah menghasilkan kekuatan yang cukup
dalam waktu cepat untuk memungkinkan bahan tambal dimasukkan kedalam cavitas
 -bersifat bakteriositas bila dimasukkan kedalam cavitas yang masih mengandung sisa karies

Faktor kegagalan manipulasi :


 -Perbandingan bubuk dan air tidak tepat
 -Cara pengadukan
 -Cara pengerasan (contoh pada bracket)
 -Kontaminasi bahan lain
 -Adanya kontaminasi atau penambahan air pada saat penambahan adonan sehingga
mempercepat reaksi pengerasan ,jadi waktu manipulasi cepat.
 -jika email tidak ada resiko untuk bocor sangat besar
 -kebocoran miko pada foramen ,menyebabkan cairan masuk, jaringan periapikal sepanjang
interfacial antara bahan pengisi saluran akar
 -karna kurangnya daya adhesi antara bahan semen dan gigi

1. SENG FOSFAT

Fungsi :Bahan perekat untuk Restorasi dan Peralatan Ortodontik, sebagai basis tambalan

Reaksi pengerasan
Saat bubuk diaduk dengan cairan Reaksi yg dihasilkan melalui reaksi eksotermis. Air
merupakan hal penting saat reaksi, oleh karena itu komposisi cairan/liquid harus dijaga untuk
menjamin terjadinya reaksi yang konsisten selama pengadukan.

Manipulasi :

Penentuan rasio P/L sesuai dengan konsistensi yang diinginkan. Menggunakan mixing slab yang
dingin. Bubuk harus dibagi menjadi beberapa bagian kecil. Pengadukan dimulai dengan
menggabungkan bubuk dengan porsi sedikit ke cairan dengan spatulasi yang cepat. Area
pengadukan harus cukup luas.

Tahapan :
 Campurkan bubuk dan liquid dengan ratio 6:1 atau sesuai kebutuhan,
 campurkan sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat
 aduk dengan putaran melawan jarum jam
 tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis
 waktu pengerasan yang memadai adalah 5-9 menit, buang kelebihan tumpatan

Komposisi : Oksida seng 90% dan magnesium 10 %

Sifat :
Daya larut relatif rendah di dalam air
Keasamanan semen cukup tinggi

9
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

2. SENG OKSIDA EUGENOL

Komposisi
Komposisi utama bubuk semen ini adalah zink oksida. Eugenol dan olive oil merupakan cairan
semen ini yang berfungsi sebagai plasticizer. Semen zinc oxide non-eugenol biasanya mengandung
suatu aromatic oil dan zinc oxide.
Fungsi :Bahn perekat smntara dan permanen restorasi, digunakan sebagai tambalan sementara,
sebagai bahan pelapik, restorasi sementara dan menengah, bahan perekat dan permanen untuk
restorasi

Klasifikasi :
empat jenis OSE ,semen OSE
 Tipe1 digunakan untukn semen sementara.
 Tipe2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang dibuat di luar
mulut.
 Tipe3 digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.
 Tipe4 digunakan untuk pelapik kavitas

Manipulasi :
Dicampur antara bubuk dengan liquid dan bubuk / pasta dan pasta dengan komposisi seimbang agar
didapat adonan berbentuk dempul

Komposisi :
Oksida seng dan eugenol

Tipe Semen ZOE:


Tipe I, semen luting ZOE sementara
Tipe II, semen luting ZOE jangka panjang
Tipe III, Bahan restotasi dan Basis

Setting Reaksi
Setting time semen ini adalah 7-8 menit.

Kekurangan : mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan


Kelebihan :
 daya antibakteri
 kemampuan semen untuk meminimalkan kebocoran micro
 memberikan perlindungan terhadap pulpa

Sifat :
 PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang
paling sedikit mengiritasi
 Sifat fisik , rasio bubuk cairan akan mempengaruhi kecepatan peng erasan

3. POLIKARBOKSILAT

Semen polikarboksilat adalah sistem bubuk cairan. Cairannya adalah larutan air dari asam
poliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh.
Bubuknya mengandung zink oksida dengan sejumlah oksida magnesium.
Fungsi :Bahn perekat smntara dan permanen restorasi

Manipulasi :
Semen ini harus dicampur pada permukaan yang tidak menyerap cairan, alas aduk dari kaca
memiliki kelebihan dibandingkan alas kertas, karena jika didinginkan akan dapat mempertahankan
temperatur tersebut dalam waktu yang lebih lama. Cairan tidak boleh dikeluarkan dari alas aduk

10
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

sebelum pengaduk siap untuk dilakukan. Cairan akan cepat kehilangan kandungan airnya di udara
terbuka. Hilangnya air dari cairan akan meningkatkan kekentalannya. Bubuk dalam jumlah besar
digabungkan dengan cepat kedalam cairan

Tahapan :
 Campurkan bubuk dan liquid dengan ratio 1,5:1 atau sesuai kebutuhan,
 campurkan sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat
 aduk dengan putaran melawan jarum jam
 tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis
 waktu pengerasan yang memadai adalah 2,5-5 menit, buang kelebihan tumpatan

Waktu pengadukan untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada semen zink fosfat,
yaitu sekitar 2,5 menit dibandingkan semen zink fosfat sekitar 5 menit. Penurunan temperatur reaksi
dapat meningkatkan waktu kerja yang diperlukan untuk sementasi jembatan cekat. Waktu
pengerasan berkisar 6-9 menit.

Komposisi :
Cairan : larutan air dari asam poliakrilat dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak
jenuh, misal asam itakonik
Bubuk : oksida seng dengan ejumlah oksida magnesium

Kekurangan dan Kelebihan :


Kelebihan : Waktu pengerasan lebih cepat dari seng fosfat
Kekurangan :
 tidak sekaku semen fosfat
 modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat

Sifat :
 tindakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan menurangi kekentalan semen
 waktu pengerasan lebih pendek ketimbang seng fosfat yaitu sekitar 2,5 menit
 daya larut rendah

4. IONOMER KACA
Penggunaan semen ionomer kaca telah meluas antara lain sebagai bahan perekat pelapik, bahan
restoratif untuk restorasi konservatif kelas I dan II,
ada 3 jenis semen ionomer kaca berdasarkan formulanya dan potensi penggunannya, yaitu tipe I
untuk bahan perekat, tipe II untuk bahan restorasi, dan tipe III untuk basis atau pelapik
Fungsi :
Sebagai lining atau luting

Klasifikasi :
Tipe I (konvensional) sebagai bahan perekat restorasi

Komposisi :
Liquid : Terdapat cairan asam tartaric yang dapat meningkatkan stabilitas material,poliakrilik acid
Powder : Kaca kalsium fluoro aluminosilikat yang larut dalam asam (poliakrilik acid)

Powder : Liquid = 1,3 : 1 atau sesuai anjuran pabrik


Pencampurannya hingga tampak glossy (mengkilat) tidak boleh hingga buram

Cara Pengerasan :
 Menggunakan sinar
 Didiamkan

BAHAN SUB BASIS:

11
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Bahan-Bahan Pembentuk Dentin Sekunder Dalam Bidang Kedokteran Gigi : antara lain adalah zinc
oxide eugenol dan kalsium hidroksida.
Bahan-bahan pembentuk dentin sekunder dapat digunakan pada keadaan kavitas yang dalam.
Beberapa bahan tertentu karena sifat-sifat dan efeknya terhadap pulpa dapat digunakan untuk
merangsang pembentukan dentin sekunder

jenis
1. kalsium Hidroksida
2. Seng Oksida Eugenol

1. KALSIUM HIDROKSIDA

Sampai saat ini, kalsium hidroksida merupakan bahan direct pulp capping yang paling populer
sebagai terapi pulpa vital.
Bahan pelapik mngeras dengan sangat cepat setelah dicampur, sehingga harus ditempatkan
langsung setelah pencampuran. Temperatur mulut mempercepat reksi pengerasan ini. Kelembaban
yang meningkat juga akan mengurangi waktu pengerasan, (Baum, 1997)

Fungsi : Untuk bahan penutup pulpa dan basis penahan panas


manipulasi

IV. Tugas Tugas :


1. Sebutkan ruang lingkup dental material bagi seorang perawat gigi
2. Sebutkan macam bahan basis
3. Sebutkanmacam bahan sub basis
4. Sebutkan perbedaan manipulasi ZOE sebagai basis dan tumpatans ementara

V. Issue terkini

VI. daftar pustaka


- Henry Lee, Modern method of restorative dentistry, Chicago, Berlin, Rio de Janeiro, Tokyo
Quintescence Publishing Co., 1982.
- John F. Mc. Cabe, Applied Dental Materials, seven edition Oxfrod, London, Eidenburgh
Boston, Melbourne,

Semarang, 2 Januari 2020


Disiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh
Penanggungjawab Ketua Program Ketua Jurusan / Ketua Perwakilan
Mata Kuliah Studi/Sekjur/Sesprodi Jurusan

Drg. Endah Aryati Eko N, MDSc Prasko S.Si.T,MH Tri Wiyatini SKM, MKes (Epid)
NIP. 19681218 200212 2 001 NIP. 198108232005011005 NIP. 19700105 199101 2 001

12
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

BAHAN TUMPATAN

I. Deskripsi Mata Kuliah :


Dijelaskan pada mahasiswa tentang bahan tumpatan yang terdiri dari bahan tumpatan tetap dan
bahan tumpatan sementars

II. Kompetensi Dasar :


a. Tujuan Instruksional
1). Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa peserta didik dapat memahami
tentang bahan tumpatan

2). Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa mampu :
1. menjelaskan tentang definisi bahan tumpatan
2. Menjelaskan klasifikasi bahan tumpatan
3. menjelaskan tentang identifikasi bahan tumpatan

III. Teori :
BAHAN TUMPATAN TETAP

Bahan restorasi/ Tumpatan direk meliputi amalgam, resin komposit, glass ionomer cement.
1). Amalgam
Amalgam merupakan campuran beberapa logam, yaitu air raksa, perak, seng, tembaga dan
beberapa logam lainnya yang ditambahkan untuk meningkatkan sifat fisik dan mekanis
amalgam. Sampai saat ini amalgam adalah bahan tumpatan yang paling umum digunakan dan
merupakan salah satu bahan tumpatan yang tertua.
Amalgam memiliki kelemahan dalam hal estetik karena warna bahan tambalan amalgam
sangat kontras dengan warna gigi. Selain itu kekhawatiran tentang toksisitas amalgam yang
dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini.

2). Resin Komposit


Resin komposit adalah suatu bahan tumpatan yang terdiri dari polimer ditambah dengan bahan
pengisi keramik.
Ciri khas :
Terdiri dari sediaan yang ada dalam ampul komposit, dan memiliki warna yang disesuaikan warna
gigi.
Bahan yang menyertai adalah :
 Bahan etsa : terdiri atas 1 botol/syringe isi cairan gel warna biru
 Bahan bonding : sediaan botol isi liquid encer

3). Glass Ionomer Cement

13
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Bahan material yang pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971 ini terdiri
atas bubuk dan liquid,
bubuknya berupa bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan liquidnya adalah asam poliakrilat.

Keuntungan dari glass ionomer cement adalah bahan ini dapat merekat ke jaringan keras gigi
secara kimia dengan cara pertukaran ion, biokompatibel, antikariogenik, dan memiliki warna
tumpatan yang sewarna dengan gigi.
Kelemahan bahan ini yaitu rapuh dan mudah aus, ketahanan pemakaian yang rendah, dan
sensivitas air pada waktu pengerasan memberikan efek terhadap sifat fisik dan estetik.

 Berdasarkan penggunaannya ada tiga jenis semen ionomer kaca. Tipe pertama digunakan
untuk luting semen yang mempunyai ciri-ciri: lapisan tipis dan setting yang cepat;
 Tipe kedua digunakan untuk bahan tumpatan;
 Tipe ketiga digunakan untuk lining semen dan fissure sealant

Bahan yang menyertai :


Conditioner : sediaan yang berupa botol isi liquid dengan warna biru
Varnish : sediaan liquid encer gamp[ang menguap
Manipulasi bahan condioner
a. Teteskan satu tetes conditioner di atas paper pad
b. ambil/ sapukan liquid tersebut dengan cotton pellet

BAHAN TUMPATAN SEMENTARA


Penumpatan sementaraa
• Restorasi sementara harus protektif, rapat, dan bagus estetik serta fungsinya.
• Tujuan restorasi sementara :
• • Menutupi dentin yang terbuka dan mencegah kerusakan pulpa dan sakit atau
ketidaknyamanan bagi pasien. Jadi semen sementara juga harus non-iritasi sehingga
menjaga kenyamanan pasien selama periode waktu yang singkat.
• • Mencegah kontaminasi kavitas dari saliva dan benda asing lainnya.
• • Mencegah pergerakan gigi atau gigi-gigi sekitarnya baik ke lateral, dengan cara
merestorasi titik kontak, atau ke oklusal dengan merestorasi stop sentrik.
• Memungkinkan kelanjutan fungsi gigi.

Bahan tumpatan sementara

14
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Diberikan jika perawatan tidak dapat selesai dalam satu kali kunjungan. Setelah kavitas di
preparasi, tumpatan sementara berupa GIC dapat digunakan selama kurang lebih tiga minggu.
Dapat bertahan 2-3 bulan

Ada tiga prinsip praktis agar restorasi dapat berfungsi dengan baik dan bertahan lama, yakni :
1. Mempertahankan struktur gigi. Struktur gigi yang memerlukan perawatan biasanya sudah tidak
lebih baik lagi sehingga pengambilan dentin lebih lanjut sebaiknya diminimalkan. Sebaliknya,
kuspa mungkin perlu dikurangi dan diberi pelindung (capping).
2. Retensi. Restorasi korona memperoleh retensi dari inti dan sisa dentin yang masih ada. Jika
intinya memerlukan retensi, maka yang dimanfaatkan adalah sistem saluran akarnya dengan
memakai pasak. Namun pasak ini akan melemahkan dan mungkin menyebabkan operforasi
sehingga hendaknya dipakai jika diperlukan untuk retensi inti.
3. Proteksi sisa struktur gigi. Pada gigi posterior, hal ini diaplikasikan untuk memproteksi kuspa
yang tidak terdukung supaya bisa menghindari terjadinya fleksur dan fraktur. Restorasi didesain
demikian rupa sehingga beban fungsional dapat ditransmisikan melalui gigi ke jaringan
penyangga.

Kebutuhan bahan restorasi sementara bervariasi tergantung pada lama, tekanan oklusal dan
keausan, kompeksitas kavitas akses dan banyaknya jaringan gigi yang hilang.Restorasi sementara
harus bertahan satu sampai beberapa minggu.

Adapun contoh-contoh tumpatan sementara antaralain:


 Fletcher
Adalah suatu bahan tumpatan sementara yang terdiri atas powder dan liquid.
Terdiri atas : Powder (Zn Sulfat, Zn Oxyde, Mastix), Liquid (Alkohol, Aquades)
 ZOE Cement (Zinc Oxide-Eugenol Cement) Digunakan sebagai material basis pada restorasi
logam dan sebagai bahan tumpatan sementara atau bahan cetak; di dalamnya terjadi reaksi
kompleks antara bubuk dan eugenol sehingga akhirnya set dan mengeras
Diklasifikasikan sebagai intermediate restorative material dan memiliki sifat anestetik dan
antibakterial
Formula ZOE Cement untuk penggunaan sebagai bahan tumpatan sementara : Powder : Zinc
Oxide 69%, white rosin 29,3% untuk menurunkan brittleness, zinc stearate 1% dan zinc
acetate 0,7% sebagai plasticizer.
: Liquid : Eugeno 85%, olive oil 15% sebagai plasticizer.
Jika digunakan sebagai luting cement, powder ZOE ditambahkan Alumina dan pada liquidnya
ditambahkan ethoxybenzoic acid (EBA).

Manipulasi Semakin banyak powder, maka semakin kuat semen dan konsistensinya semakin
kental.Powder dan liquid dicampur hingga didapat konsistensi yang diinginkan.

15
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Prosedur mixing : Reaksi ZOE tidak eksotermik maka tidak dibutuhkan mixing slab yang dingin.
Mixing dapat dilakukan diatas disposable mixing pad dari pabrik atau dengan glass slab.
Penggunaan glass slab direkomendasikan untuk semen dengan modifikasi EBA-Alumina.

Bahan Jadi
• Cavit Bahan tumpatan yang self curing dan radiopaque Keuntungan :
• Terdapat 3 variasi; CAVIT, CAVIT-W dan CAVIT-G dengan tingkat surface hardness
yang berbeda- beda
 Bahan pertama yaitu cavit G( ESPE /premier USE) merupakan bahan yang mengandung
calcium sulfat polifynil chlorida asetat .Bahan ini bersifat ekspansiv waktu mengeras,
karena penggunaanya mudah dan mempunyai kerapatan yang baik dengan dinding kavitas,
digunakan untuk waktu antar kunjungan yang singkat, kekuatan komprehensifnya yang
rendah dan mudah hilang oleh pemakaian.
Cavit G adalah suatu komponen hidrofilik yang dapat mengeras dalam susasana lembab
 Bahan kedua adalah IRM (Caulk/densply,USA) merupakan bahan tumpatan sementara
yang mengandung semen zinc oxide yang diperkaya dengan resin. Bahan ini cukup untuk
baik digunakan walaupun kerapatannya kurang bila dibandingkan dengan cavit G.
 Bahan yang ketiga adalah dentorit (dentoria laboratories Pharmatique, Jerman) merupakan
bahan tumpatan sementara dengan basis synthetic resin bebas.
IV. Tugas Tugas
1). 1. Jelaskan tentang cara memanipulasi bahan amalgam
2). Sebutkan macam tumpatan sementara
3). Sebutkan macam tumpatan tetap
4) Jelasakan perbedaan ciri khas antara fletcher dan ZOE

V. Issue terkini

VI. Referensi:
- Henry Lee, Modern method of restorative dentistry, Chicago, Berlin, Rio de Janeiro, Tokyo
Quintescence Publishing Co., 1982.
- John F. Mc. Cabe, Applied Dental Materials, seven edition Oxfrod, London, Eidenburgh
Boston, Melbourne, 2000

Semarang, 2 Januari 2020


Disiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh
Penanggungjawab Ketua Program Ketua Jurusan / Ketua Perwakilan
Mata Kuliah Studi/Sekjur/Sesprodi Jurusan

Drg. Endah Aryati Eko N, MDSc Prasko S.Si.T,MH Tri Wiyatini SKM, MKes (Epid)
NIP. 19681218 200212 2 001 NIP. 198108232005011005 NIP. 19700105 199101 2 001

16
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

BAHAN PREVENTIVE

I. Deskripsi Mata Kuliah :


Dijelaskan pada mahasiswa tentang bahan preventive

II. Tujuan
a. Instruksional umum :
Setelah mengikuti kuliah, mahasiswa mampu mengerti dan memahami bahan preventive

b. Tujuan Instruksional khusus :


Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa mampu :
1. menjelaskan pengertian bahan preventive
2. menjelaskan identifikasi bahan preventive

III. Teori :

BAHAN PREVENTIVE

A TOPIKAL APLIKASI
Tindakan pencegahan primer yang kini cukup populer adalah pemberian suplemen fluor.
Fluor bisa diberikan dalam bentuk air minum, cairan tetes, tablet, obat kumur, dan pasta gigi.
Bisa juga diberikan di tempat praktek dokter berupa larutan/gel yang diaplikasikan pada gigi,
yang disebut topical fluoridasi.
Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan
dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor
disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak
mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor
sebesar 1 mg per hari) (Ami Angela, 2005).
Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah terbukti
menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan
peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies.
Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara
(Yanti, 2002):
1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor
2. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor
3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor

17
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF yang
memakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish fluor. NaF
digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF merupakan salah satu yg
sering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu yang agak lama, memiliki rasa
yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak mengiritasi gingiva. Senyawa ini
dianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2
gram dengan air destilasi 10 ml

18
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

B. FISUURE SEALANT
Pemberian fluor secara topikal dan sistemik, tidak banyak berpengaruh terhadap insidensi pada
karies pit dan fisura. Hal ini karena pit dan fisura merupakan daerah cekungan yang terlindung
Dua bahan sealant yang sering digunakan adalah sealant semen ionomer kaca (SIK).
sealant SIK yang sering digunakan bersifat autopolimerisasi (Sari Kervanto, 2009: 20).

Bahan Sealant Semen Ionomer Kaca


Semen ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang menggunakan bubuk kaca
silikat dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini mendapatkan namanya dari formulanya yaitu suatu
bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil. Juga disebut sebagai semen
polialkenoat. Bahan dalam semen ionomer kaca terdiri atas bubuk dan cairan.
a. Bubuk semen ionomer kaca
Bubuk adalah kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang larut dalam asam. Komposisi dari bubuk
semen ionomer kaca adalah silica, alumina, aluminium fluoride, calsium fluoride, sodium fluoride,
dan aluminium phosphate. (Kenneth J. Anusavice, 2004: 449).
b. Cairan semen ionomer kaca
Cairan yang digunakan untuk semen ini adalah larutan asam poliakrilat dengan konsentrasi 50%.
Cairannya cukup kental dan cenderung membentuk gel setelah beberapa waktu. (Lloyd Baum,
1997: 254).

Pengerasan
Ketika bubuk dan cairan dicampur untuk membentuk suatu pasta permukan partikel kaca akan
terpajan asam. Ion-ion kalsium, aluminium, natrium dan fluorin dilepaskan ke dalam media yang
bersifat cair. Rantai asam poliakrilat akan berikatan silang dengan ion-ion kalsium dan membentuk
masa yang padat.

Selama 24 jam berikutnya, semen menjadi lebih kaku (Kenneth J. Anusavice, 2004: 451).

19
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

e. Indikasi fisure sealant semen ionomer kaca


Indikasi penggunaan Fissure sealant dengan semen ionomer kaca sebagai berikut:
a. Digunakan pada geligi sulung
b. Kekuatan kunyah relatif tidak besar
c. Pada insidensi karies tinggi
d. Gigi yang belum erupsi sempurna
e. Area yang kontaminasi sulit dihindari
f. Pasien kurang kooperatif

C. PASTA GIGI
Pasta gigi fluor
Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang
mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies (Angela, 2005). Akan tetapi
pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih
belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan.
Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1
gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).

IV. Tugas Tugas :


1) . Jelaskan macam bahan preventif
2). Jelaskan cara memanipulasi bahan fisure sealant
V. Issue terkini

VI. Referensi:

16 daftar pustaka

20
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

- Henry Lee, Modern method of restorative dentistry, Chicago, Berlin, Rio de Janeiro, Tokyo
Quintescence Publishing Co., 1982.
- John F. Mc. Cabe, Applied Dental Materials, seven edition Oxfrod, London, Eidenburgh
Boston, Melbourne, Be
-

Semarang, 2 Januari 2020


Disiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh
Penanggungjawab Ketua Program Ketua Jurusan / Ketua Perwakilan
Mata Kuliah Studi/Sekjur/Sesprodi Jurusan

Drg. Endah Aryati Eko N, MDSc Prasko S.Si.T,MH Tri Wiyatini SKM, MKes (Epid)
NIP. 19681218 200212 2 001 NIP. 198108232005011005 NIP. 19700105 199101 2 001

21
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

MACAM ANASTESI LOKAL


I. Deskripsi Mata Kuliah :
Dijelaskan pada mahasiswa tentang bahan anestesi lokal

II. Kompetensi Dasar :


a. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa peserta didik dapat memahami
tentang bahan Anestesi lokal

b. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa peserta didik mampu menjelaskan
klasifikasi, identifikasi dan penggolongan bahan Anestesi lokal

III. Teori :

Pertemuan pertama
Macam Anastesi Lokal
A.        Anastesi Topikal

Menghilangkan rasa sakit di bagian permukaan saja karena yang dikenai hanya ujung-ujung serabut
urat syaraf. Bahan yang digunakan berupa salf.

B. Anastesi

Menggunakan jarum injeksi dan obat anestesi. Bentuk jarum injeksi bisa berupa jarum suntik
konvensional dan yang berupa citoject

Alat dan bahan yang digunakan untuk anestesi infiltrasi pada gigi sulung saat pencabutan antara lain
1) Syringe
Adalah peralatan anestesi lokal yang paling sering digunakan pada praktek gigi. Terdiri dari kotak
logam dan plugger yang disatukan melalui mekanisme hinge spring.

2) Cartridge

22
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Biasanya terbuat dari kaca bebas alkali dan pirogen untuk mengindari pecah dan kontaminasi dari
larutan. Sebagaian besar cartridge mengandung 2,2 ml atau 1,8 ml larutan anestesi lokal. Cartridge
dengan kedua ukuran tersebut dapat dipasang pada syringe standart namun umumnya larutan
anestesi sebesar 1,8 ml sudah cukup untuk prosedur perawatan gigi rutin.
3) Jarum
Pemilihan jarum harus disesuaikan dengan kedalaman anastesi yang akan dilakukan. Jarum suntik
pada kedokteran gigi tersedia dalam 3 ukuran (sesuai standar American Dental Association = ADA)
; panjang (32 mm), pendek (20 mm, dan superpendek (10 mm).

Jarum suntik yang pendek yang digunakan untuk anestesi infiltrasi biasanya mempunyai panjang 2
atau 2,5 cm.

4) Lidocain
Sejak diperkenalkan pada tahun 1949 derivat amida dari xylidide ini sudah menjadi agen anestesi
lokal yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi bahkan menggantikan prokain sebagai
prototipe anestesi lokal yang umumnya digunakan sebagai pedoman bagi semua agen anestesi
lainnya. Lidokain dapat menimbulkan anestesi lebih cepat dari pada procain dan dapat tersebar
dengan cepat diseluruh jaringan, menghasilkan anestesi yang lebih dalam dengan durasi yang cukup
lama. Obat ini biasanya digunakan dalam kombinasi dengan adrenalin (1:80.000 atau 1: 100.000).
Pengunaan lidocain kontraindikasi pada penderita penyakit hati yang parah.

5) Mepivacain
Derivat amida dari xilidide ini cukup populer yang diperkenalkan untuk tujuan klinis pada akhir
tahun 1990an. Kecepatan timbulnya efek,durasi aksi, potensi dan toksisitasnya mirip dengan
lidocain. Mepivacain tidak mempunyai sifat alergenik terhadap anestesi lokal tipe ester. Agen ini
dipasarkan sebagai garam hidroklorida dan dapat digunakan anestesi infiltrasi / regional. Bila
mepivacain dalam darah sudah mencapai tingkatan tertentu , akan terjadi eksitasi sistem saraf
sentral bukan depresi, dan eksitasi ini dapat berakhir berupa konvulsi dan depresi respirasi
6) Vasokonstriktor
Vasokonstriktor yang biasa digunakan adalah:
Adrenalin (epinephrine), suatu alkaloid sintetik yang hampir mirip dengan sekresi medula
adrenalin alami.
IV. Tugas Tugas : Tanya jawab
1. Jelaskan pengertian bahan pencabutan gigi
2. Jelaskan macam bahan pencabutan gigi berdasar klasifikasinya
3. Jelaskan manipulasi bahan anestesi topikal

V. Issue terkini

V Referensi:

23
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

- Henry Lee, Modern method of restorative dentistry, Chicago, Berlin, Rio de Janeiro, Tokyo
Quintescence Publishing Co., 1982.
- John F. Mc. Cabe, Applied Dental Materials, seven edition Oxfrod, London, Eidenburgh
Boston, Melbourne, Be

Semarang, 2 Januari 2020


Disiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh
Penanggungjawab Ketua Program Ketua Jurusan / Ketua Perwakilan
Mata Kuliah Studi/Sekjur/Sesprodi Jurusan

Drg. Endah Aryati Eko N, MDSc Prasko S.Si.T,MH Tri Wiyatini SKM, MKes (Epid)
NIP. 19681218 200212 2 001 NIP. 198108232005011005 NIP. 19700105 199101 2 001

24
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

BAHAN REHABILITATIVE

I. Deskripsi Mata Kuliah :


Dijelaskan pada mahasiswa memahami tentang bahan rehabilitatif
II. Kompetensi Dasar :
a. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa peserta didik dapat memahami
tentang bahan rehabilitatif.

b. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa peserta didik mampu menjelaskan klasifikasi,
jenis dan penggolongan bahan rehabilitatif

III. materi
MACAM MACAM BAHAN CETAK:
A. ALGINATE

·        Komposisi
Alginat merupakan hidrokoloid ireversibel yang komponen utamanya adalah salah satu
alginate larut air  seperti natrium, kalium, atau alginate trietanolamin. Alginate yang
dicampur air akan membentuk sol dengan cepat.

·         Lama Penyimpanan


Temperatur dan kontaminasi kelembaban udara merupakan 2 faktor utama yang
mempengaruhi lama penyimpanan bubuk alginate. Bahan cetak alginate dikemas dalam

25
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

kantung tertutup secara individual dengan berat bubuk yang sudak ditakar untuk membuat
satu cetakan, atau dalam kaleng besar yang tertutup rapat.

· Manipulasi bahan alginate

-          Mempersiapkan pengadukan


Campurkan bubuk alginate yang telah ditakar dengan air sesuai takaran pada bowl. Gerakan
pengadukan yang salah dapat merusak bahan alginate. Cara pengadukan yang benar adalah dengan
menggunakan spatula logam, awali dengan gerakan angka delapan, dan lanjutkan dengan menekan
bahan ke dinding bowl searah 180derajat.  Waktu pengadukan terlalu lama juga dapat merusak
alginate. Biasanya 45 detik sampai 1 menit adalah waktu yang pas untuk mengaduk alginate.
-          Membuat cetakan
Bahan harus mencapai konsistensi tertentu sehingga tidak mengalir keluar sendok cetak dan 
menyebabkan tersedak.  Bahan cetak juga harus menempel pada sendok cetak agar dapat ditarik
dari sekitar gigi. Ketebalan cetakan alginate antara sendok cetak dan jaringan harus sekurang-
kurangnya 3mm.
·         Kekuatan gel maksimal diperlukan untuk mencegah fraktur dan menjamin bahwa cetakan
cukup elastic ketika dikeluarkan dari mulut.
·         Katahanan terhadap sobekan pada alginate akan meningkat bila cetakan dikeluarkan dengan
sentakan secara tiba-tiba.
·         Keakuratan cetak alginate kurang, karena dia tidak dapat menembus detail kecil yang ada
pada gigi.

B, Bahan Cetak Elostomerik Tanpa Air

26
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Merupakan sistem 2 komponen yang dikemas dalam bentuk pasta. Kedua pasta yang berbeda
warna dikeluarkan dalam panjang yang sama pada kertas pengaduk dan diaduk dengan spatula
sampai terbentuk warna homogen.

1.       Bahan cetak polisulfid


è Komposisi
Pasta basis mengandung polimer polisulfid, bahan pengisinya yang cocok(seperti lithopone dan
titanium dioksida), bahan pembentuk sifat plastik(seperti dibutil phtlat) untuk menghasilkan
kekentalan yang tepat bagi pasta, sulfur ± 0,5%.
è Manipulasi
Pasta katalis dan pasta basis dikeluarkan denagn panjang yang sama pada lembaran kaca
pengaduk. Pasta katalis mula- mula dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudian
diistribusikan di atas pasta basis, diaduk di lembar pengadukan.

è Keuntungan
Waktu kerja lama
Tebukti akurat
Ketahanan robek tinggi
Sedikit hidrofibik
Harga tidak mahal
Wakktu penyimpanan lama
è Kerugian
Memerlukan sendok cetak perseorangan
Harus diisi dengan stone secepatnya
Berpotensi terhadap distorsi yang nyata
Aroma mengganggu pasien
Kotor dan menimbulakan noda pada pakaian
Hasil pengisian berikutnya kurang akurat

Bahan Cetak Putty Hydrophilic Vinyl Polysiloxane

27
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Exaflex Injection merupakan bahan cetak berbahan dasar elastomer

BAHAN PENGISI
Gypsum merupakan salah satu jenis bahan pengisi. Kriteria pemilihan produk gypsum tertentu
bergantung pada penggunaannya serta sifat fisik tertentu untuk penggunaan tertentu. Misalnya,
stone kedokteran gigi merupakan materi yang buruk untuk digunakan sebagai bahan cetak karena
bila ada gigi geligi, tidaklah mungkin mengeluarkan cetakan melalui undercut gigi tanpa
melukainya (karena besarnya kekuatan stone ). Macam-macam gypsum :
1.       Plaster cetak (tipe I)
Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditambahkan zat tambahan untuk mengatur waktu
pengerasan dan ekspansi pengerasan

2.       Plaster model (tipe II)

28
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Plaster model ini atau plaster laboratorium tipe II sekarang digunakan untuk mengisi kuvet dalam
pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup, suatu batasn
yang disebutkan dalam spesifikasi. Biasanya dipasarkan dalm warna putih alami, jadi terlihat
kontras dengan stone yang umumnya berwarna.

3.       Stone Gigi (tipe III)


Pada tahun 1930, suatu peristiwa penting terjadi, yaitu ketika α-gipsum ditemukan dan
diperkenalkan dalam kedokteran gigi. Dikombinasikan dengan kemajuan dari bahan cetak
hidrokoloid, α-gipsum yang diperbaharui kekerasannya membuat die stone dapat digunakan dan
pembuatan model tidak langsung mungkin dilakukan.
IV. Tugas Tugas :
1. Terangkan bentuk kavirtas yang memuaskan secara biologis
2. Terangkan bentuk kavitas yang memuaskan secara mekanis
3.terangkan bentuk kavitas dengan memiliki resistensi

V. Issue terkini

VI. Referensi:

16 daftar pustakaReferensi
- Henry Lee, Modern method of restorative dentistry, Chicago, Berlin, Rio de Janeiro, Tokyo
Quintescence Publishing Co., 1982.
- John F. Mc. Cabe, Applied Dental Materials, seven edition Oxfrod, London, Eidenburgh
Boston, Melbourne, Be
-

Semarang, 2 Januari 2020


Disiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh
Penanggungjawab Ketua Program Ketua Jurusan / Ketua Perwakilan
Mata Kuliah Studi/Sekjur/Sesprodi Jurusan

29
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Drg. Endah Aryati Eko N, MDSc Prasko S.Si.T,MH Tri Wiyatini SKM, MKes (Epid)
NIP. 19681218 200212 2 001 NIP. 198108232005011005 NIP. 19700105 199101 2 001

BAHAN ENDODONTIK

I. Deskripsi Mata Kuliah :


Dijelaskan pada mahasiswa tentang bahan endodontik

II. Kompetensi Dasar :


Tujuan Instruksional
a)Tujuan Instruksional Umum :
Agar mahasiswa mampu memahami tentang bahan endodontik

b)Tujuan Instruksional Khusus :


1. menjelaskan bahan yang digunakan pada perawatan endodontik
2. menjelaskan pengertian bahan endodontik
3. menjelaskan identifikasi bahan perawatan endodontik

III. Teori :
Bahan devitalisasi pulpa, contoh seperti di bawah ini :

MANIPULASI :
Mengambil sujung korekl api dan dibungkus dengan memakai selembar kain kassa, kemudian
diberi sedikit eugenol
Bahan irigasi saluran akar
- larutan irigasi : larutan aquadestilata, larutan chlorhexidine

Bahan pengisi
contoh seperti di bawah ini :

30
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

Shapping AND obturaying material

Reamer, guttap
contoh seperti di bawah ini :

Bahan sterilisasi kavitas :


CHKm, Cresophene, Rochles
contoh seperti di bawah ini :

31
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

IV. Tugas Tugas : Tanya jawab


1. Jelaskan pengertian membersihkan kavitas
2. Jelaskan pengertian sterilisasi kavitas
3. Jelaskan tujuan dilakukan sterilisasi kavitas
4. Sebutkan syarat bahan untuk membersihkan kavitas
4. Sebutkan syarat bahan untuk sterilisasi kavitas
5. Jelaskan tahapan sterilisasi kavitas

V. Issue terkini

VI. . Referensi:

16 daftar pustakaReferensi
- Henry Lee, Modern method of restorative dentistry, Chicago, Berlin, Rio de Janeiro, Tokyo
Quintescence Publishing Co., 1982.
- John F. Mc. Cabe, Applied Dental Materials, seven edition Oxfrod, London, Eidenburgh
Boston, Melbourne, Be

Semarang, 2 Januari 2020


Disiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh
Penanggungjawab Ketua Program Ketua Jurusan / Ketua Perwakilan
Mata Kuliah Studi/Sekjur/Sesprodi Jurusan

Drg. Endah Aryati Eko N, MDSc Prasko S.Si.T,MH Tri Wiyatini SKM, MKes (Epid)
NIP. 19681218 200212 2 001 NIP. 198108232005011005 NIP. 19700105 199101 2 001

32
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES SEMARANG
FM-POLTEKKES-SMG-BM-09-06/R0

33

Anda mungkin juga menyukai