Anda di halaman 1dari 3

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

VOLUME 11 No. 01 Maret l 2008 Halaman 2 - 4


Hari Kusnanto: Kebijakan Kesehatan Masyarakat Berbasis Bukti
Makalah Kebijakan

KEBIJAKAN KESEHATAN MASYARAKAT BERBASIS BUKTI


EVIDENCE-BASED PUBLIC HEALTH POLICY

Hari Kusnanto
Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta

ABSTRACT menentukan apakah tindakan medis tersebut


Evidence-based public health policy is not a linear extrapolation ditanggung atau tidak oleh pihak asuransi.2
of evidence-based medicine to the public health arena. Relevant Bukti klinis yang baik diperoleh dari penelitian
typologies, rather than hierarchies, of evidence, should be
applied to support public health policy. There are multiple klinis yang ketat, dilandasi kaidah-kaidah penelitian
dimensions of evidence used for health policy formulation in a ilmiah. Rentang kekuatan bukti ilmiah tersebut
specific political, social and cultural context. Typologies of berkisar dari pendapat ahli (expert judgment) sebagai
evidence for public health policy are broader than clinical bukti yang dianggap paling lemah, sampai hasil uji
practices. Methods for evidence production, appraisal and
systematic reviews for public health policy need to be klinik dengan randomisasi (randomized controlled
developed and applied to solve major public health issues, trial) sebagai bukti paling kuat, khususnya setelah
such as tobacco use and exposure to environmental tobacco dilakukan kajian sistematik atas beberapa uji klinik
smoke. yang dilakukan. Pelbagai instrumen telah digunakan
Keywords: evidence, public health, policy untuk menilai kajian efektivitas intervensi terapi atau
pencegahan, hubungan sebab-akibat, perumusan
pedoman klinik, dan program promosi kesehatan.3
ABSTRAK Dengan demikian bukti-bukti klinis terutama
Kebijakan kesehatan masyarakat berbasis bukti tidak sekedar bersumber pada populasi pasien atau fenomen
ekstrapolasi kedokteran berbasis bukti ke dalam bidang
kesehatan masyarakat. Dalam kebijakan kesehatan masyarakat
penyakit secara agregat. Bukti semacam ini tidak
tidak diterapkan hirarki bukti tetapi jenis-jenis bukti berbeda asing bagi praktisi kesehatan masyarakat yang
yang relevan untuk mendukung kebijakan. Ada berbagai dimensi melakukan intervensi kesehatan di masyarakat atas
bukti yang dapat digunakan untuk mendukung perumusan dasar bukti pada tingkat populasi, yang dikenal
kebijakan kesehatan dalam konteks politik, sosial dan budaya.
Jenis-jenis bukti untuk kebijakan kesehatan masyarakat lebih
sebagai metode dan substansi epidemiologi.
luas dibandingkan bukti-bukti klinis. Bagaimana menghasilkan, Sejarah menceritakan bagaimana James Lind
menilai dan melakukan kajian atas bukti kesehatan masyarakat menggunakan perasan jeruk nipis untuk mencegah
secara sistematik perlu dikembangkan dan diaplikasikan untuk penyakit scurvy atas dasar penelitian pada populasi
persoalan-persoalan penting kesehatan masyarakat, misalnya
melawan rokok dan paparan terhadap asap rokok secara pasif.
pelaut yang berminggu-minggu berlayar di tengah
laut. Ignaz Semmelweis mencegah infeksi pada ibu-
Kata kunci: bukti, kesehatan masyarakat, kebijakan ibu setelah melahirkan (puerperal fever) dengan
mengharuskan mahasiswa kedokteran untuk
mencuci tangan sebelum menolong persalinan.
PENGANTAR Singkat kata, bukti ilmiah tidak cukup hanya
Seperempat abad yang lalu wacana praktik didasarkan pada intuisi, pengalaman, dan logika
medis berbasis bukti telah digulirkan, walaupun patofisiologi yang menjelaskan sebab-akibat
dengan pelbagai nama seperti epidemiologi klinik, penyakit. John Snow melakukan serangkaian kajian
critical appraisal, atau kajian sistematik.1 Para dokter di masyarakat untuk menunjukkan bahwa penyakit
dituntut untuk memberikan pelayanan klinis cholera yang menelan banyak korban di London
berdasarkan bukti (evidence), yakni mengambil ditularkan melalui air yang tercemar.
keputusan dalam pelayanan terhadap pasien atas
dasar bukti yang terbaik, melalui pertimbangan Bukti normatif dan operasional
masak, eksplisit dan cermat. Dalam jaminan Banyak kritik dilontarkan pada pelayanan klinis
kesehatan dengan sistem managed care, bukti berbasis bukti yang mengartikan bukti ilmiah secara
bahwa cara diagnosis maupun pengobatan lebih sempit, bersifat kuantitatif dan mengacu pada
memberikan manfaat dibandingkan mudarat kaidah-kaidah probabilitas. Oleh karenanya

2 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

disepakati bahwa sekuat apapun bukti klinis yang bukti bahwa kebijakan kesehatan masyarakat
ada, pengambilan keputusan dalam pelayanan tertentu cenderung bisa diterima atau sebaiknya
kesehatan perlu mempertimbangkan konteks lokal ditolak? Kajian sistematik untuk menemukan dan
dan kebutuhan atau preferensi pasien. Dalam menilai bukti ilmiah suatu kebijakan kesehatan tidak
kebijakan kesehatan masyarakat, konteks lokal bisa mengandalkan penelitian yang bersifat
sering penuh ketidakpastian, kompleks dan sulit eksperimen murni (randomized controlled trial),
dipahami. Preferensi masyarakat diwarnai tarik- kerangka teori biomedik dan semata-mata
menarik kepentingan oleh pihak-pihak yang merupakan sintesis statistik. Secara umum, kajian
berbeda.4 sistematik harus meminimalkan bias.6 Khusus untuk
Bukti ilmiah secara normatif tidak dibatasi oleh kebijakan kesehatan, Fielding dan Briss 7
konteks. Suatu bukti mempunyai nilai yang rendah menganjurkan pemanfaatan analisis dampak
atau tinggi, sehingga bisa kurang atau sangat kesehatan (projek, program dan kebijakan), kajian
bermanfaat dalam melandasi pengambilan keputusan sistematik dan protofolio untuk menjamin kesesuaian
atau kebijakan. Sifat-sifat bukti (misalnya kesesuaian kebijakan dengan masyarakat dan kelaikan dalam
dengan kenyataan dan konsistensi) menentukan implementasi. Kajian sistematik atas bukti kebijakan
kualitasnya, sejauh mana bukti tersebut dapat kesehatan memang bukan segala-galanya untuk
diandalkan, terlepas dari konteks yang ada. Fokus menilai apakah kebijakan tersebut sudah tepat, tetapi
pada kualitas bukti ini dilembagakan, misalnya paling tidak bisa mengarahkan apakah perlu
dengan adanya institusi seperti Cochrane and dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperkuat
Campbell Collaborations, yang telah bukti yang telah ada, dan bagaimana penelitian harus
mengembangkan kajian sistematik atas bukti-bukti dilakukan untuk memaksimalkan kekuatan bukti
ilmiah bermutu tinggi dalam bidang kedokteran, yang mendukung suatu kebijakan tertentu.
kesehatan dan kebijakan sosial. Dalam kajian
sistematik atas kebijakan kesehatan masyarakat, Penelusuran bukti untuk kebijakan kesehatan
pelbagai metode digunakan untuk menilai banyak Serangkaian pertanyaan dapat mengarahkan
penelitian, menemukan konsistensi temuan-temuan proses penelusuran bukti atas kebijakan atau
penelitian dan memahami mengapa hasil penelitian intervensi kesehatan masyarakat, sehingga mampu
bisa berbeda-beda dan bagaimana intervensi mendukung kebijakan publik yang harus
kesehatan dapat efektif dalam konteks tertentu.5 diimplementasikan di masyarakat (Tabel 1). Dalam
Berkebalikan dengan orientasi normatif kebijakan kesehatan, proses implementasi
sebagaimana yang sering diterapkan pada pelayanan kebijakan atau intervensi kesehatan masyarakat juga
klinis berbasis bukti, dalam kesehatan masyarakat dapat berpengaruh terhadap keberhasilan yang
bukti hanya dapat dipahami sebagai kesatuan dicapai, sehingga hirarki bukti yang mendewakan
dengan konteksnya. Paham yang praktis dan uji klinik (randomized clinical trial) tidak cocok untuk
operasional ini lebih sesuai dengan teori pengambilan diterapkan.
keputusan yang harus memperhitungkan banyak Tipologi bukti yang relevan dengan isi maupun
faktor. Pelbagai kebijakan kesehatan sering proses kebijakan kesehatan tidak dinilai dengan
didasarkan pada perhitungan politik, kemungkinan pembobotan untuk menyusun hirarki, tetapi
keberhasilan, dan waktu yang tepat. Lalu, adakah kesesuaian dengan perumusan dan penerapan

Tabel 1. Pertanyaan untuk menelusuri bukti yang melandasi penilaian atas intervensi kesehatan masyarakat
Faktor Pertanyaan spesifik
Efikasi Apakah intervensi dapat berhasil dalam kondisi ideal? Apakah dilandasi teori yang telah
ada?
Efektivitas Apakah intervensi dapat berhasil di lingkungan nyata dalam masyarakat? Adakah intervensi
lain yang lebih sesuai dengan kondisi yang dihadapi?
Manfaat dan kerugian Apakah konsekuensi intervensi? Lebih banyak manfaatnya?
Biaya Apakah biaya terjangkau?
Nilai dibanding biaya Apakah intervensi lebih bernilai dibandingkan alternatif-alternatif lain, relatif dibandingkan
biaya yang dibutuhkan?
Manfaat inkremental Berapa besar biaya dan manfaat tambahan dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan
selama ini?
Kelaikan Apakah sumberdaya yang diperlukan dapat diperoleh?
Kesesuaian Apakah intervensi sesuai dengan prioritas masyarakat, budaya, nilai-nilai dan situasi politik?
Keadilan Apakah ada pemerataan manfaat dan sumberdaya?
Keberlanjutan Apakah intervensi dapat didukung dengan sistem dan sumberdaya dalam jangka panjang?
Sumber: diadaptasi dari Anderson et al.5

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 l 3


Hari Kusnanto: Kebijakan Kesehatan Masyarakat Berbasis Bukti

kebijakan (Tabel 2). Kebijakan kesehatan atau akan menjadi model penting kebijakan kesehatan
intervensi kesehatan masyarakat menterjemahkan masyarakat berbasis bukti dalam memecahkan
bukti-bukti ilmiah mengenai prospek intervensi masalah-masalah kesehatan masyarakat pada
tersebut melalui serangkaian pemahaman, umumnya.
diseminasi dan keterlibatan pemangku kepentingan,
adopsi, dan implementasi pada tingkat lokal. KEPUSTAKAAN
Tantangan dalam penggunaan bukti ilmiah untuk 1. Sacket D.J., Haynes R.B. and Tugwell P. Clinical
mendukung kebijakan kesehatan masyarakat adalah epidemiology: a basic science for clinical
kajian sistematik memadukan bukti-bukti dari medicine. Company. Boston. 1985.
pelbagai dimensi kebijakan sesuai dengan persoalan 2. Fox D.M. Evidence of evidence-based health
nyata di masyarakat yang bersangkutan. policy: the politics of systematic reviews in

Tabel 2. Tipologi bukti untuk menilai intervensi kesehatan masyarakat


Jenis rancangan penelitian yang menjadi sumber bukti
Faktor Kualitatif Survei Cohort & RCT Kuasi-eksperimen
case-control
Efikasi ++
Efektivitas + ++ +
Proses implementasi ++ +
Manfaat dan kerugian ++ ++
Biaya ++
Nilai dibanding biaya + ++ +
Manfaat inkremental + + ++ +
Kelaikan ++ ++
Kesesuaian ++ ++
Keadilan + + + ++ +
Keberlanjutan + ++ +
Sumber: Diadaptasi dari Penticrew dan Roberts8

Pengembangan metodologi kebijakan berbasis coverage decisions, Health Affairs. 2005;24:114-


bukti: kasus memerangi rokok 22.
Kajian sistematik atas bukti-bukti yang 3. Rychetnik L., Frommer M., Hawe P., Shiell A.
mendukung suatu intervensi kesehatan masyarakat Criteria for evaluating evidence on public health
masih membutuhkan pengembangan metodologis interventions, Journal of Epidemiology and
dengan aplikasi-aplikasi kebijakan publik yang luas. Community Health.2002;56:119-229.
Sebagai contoh, upaya untuk menghentikan 4. Dobrow M.J., Goel V., Upshur R.E.G. Evidence-
kebiasaan merokok telah diteliti melalui pelbagai uji based health policy: context and utilisation,
klinik dengan randomisasi, antara lain untuk menilai Social Science and Medicine. 2004;58:207-217.
efek konseling, pemberian obat (bupropion) dan sulih 5. Anderson L.M., Brownson R.C., Fullilove M.T.,
nikotin (nicotine patch) terhadap keberhasilan individu Teutsch S.M., Novick L.F., Fielding J.E., Land
berhenti merokok. Intervensi berhenti merokok yang C.H.. Evidence-based public health policy and
dilakukan di masyarakat (dengan rancangan practice: promises and limits, American Journal
ramdomized community intervention trial) dapat of Preventive Medicine.2005;28:226-9.
menurunkan prevalensi merokok di antara perokok 6. Chalmers I. Trying to do more good than harm
ringan dan sedang, tetapi tidak berhasil mengubah in policy and practice: the role of rigorous,
prevalensi merokok di antara perokok berat. transparent, up-to-date evaluations, Annals of
Kebijakan kesehatan dalam memerangi kebiasaan the American Academy of Political and Social
merokok jauh lebih luas dari sekedar modifikasi Science.2003;589:22-40.
perilaku individual atau pendekatan farmakologis 7. Fielding J.E., Briss P.A. Promoting evidence-
(intervensi medis). Pengenaan pajak rokok yang based public health policy: can we have better
tinggi, pembatasan tempat untuk merokok, peraturan evidence and more action? Health
pemberian label di bungkus rokok dan pariwara sosial Affairs.2006;25:969-78.
melalui media massa merupakan instrumen yang 8. Petticrew M., Roberts H. Evidence, hierarchies,
mungkin lebih efisien dalam memerangi rokok. and typologies: horses for courses, Journal of
Bagaimana bukti yang kompleks dan kait-mengait Epidemiology and Community Health. 2003; 57:
dapat digunakan untuk mendukung kebijakan anti- 527-9.
rokok secara terpadu, efektif, efisien, dan merata

4 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008

Anda mungkin juga menyukai