BAB II
Agregat
I. Pendahuluan
1.1. Pengertian Agregat
a. Agregat halus dalam beton adalah agregat berupa pasir alam
sebagai desintregasi alami dari batu-batuan atau berupa
pasir buatan yang di hasilkan oleh alat-alat pemecah batu
dan mempunyai ukuran sebesar 5 mm.
b. Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil
sebagai hasil desintregasi alami batu-batuan atau berupa
batu pecah yang di peroleh dari pemecahan batu antara 5 -
40 mm. Besar butir maksimum yang diijinkan tergantung
pada maksud pemakaian
1.2. Syarat Mutu Agregat
1. Agregat Halus
a) Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran yang
tajam dank keras,dengan indeks kekerasan ≤ 2,2.
b) Butiran butiran agregat halus harus bersifat
kekal,artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
pengaruh cuaca seperti terik matahari dari hujan
c) Sifat kekal apabila di uji dengan larutan jenuh garam
sulfat adalah sebagai berikut :
(a) Jika dipakai natrium sulfat,bagian yang hancur
maksimum 12%
(b) Jika dipakai Magnesium sulfat,bagian yang hancur
maksimum 10%
31 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
32 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
2. Agregat Kasar
Agregat kasar harus memenuhi persyaratan di bawah ini :
a) Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang
keras dan tidak berpori, kadar bagian yang lemah bila
di uji dengan batang tembaga maksimum 5%.
Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa
dengan bejana penguji dari Rudeloft dengan beban
penguji 20 ton, dengan mana harus di penuhi di penuhi
syarat-syarat seperti dalam Tabel 2.1.
Bo serta B1 22 - 30 24 – 32 40 – 50
Beton mutu 14 - 22 16 – 24 27 – 40
K125,K175
dan K225
33 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
34 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
35 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
Ukuran besar
butir Macam Jumlah contoh (kg)
maksimum Agregat ( mm ) agregat
Agregat halus
No. 8 ( 2,36 ) 10
No. 8 ( 4,75 ) 10
Agregat kasar
3/8” ( 9,5 mm ) 10
1/2” ( 12,5 mm ) 15
3/4" ( 19,0 mm ) 25
1” ( 25,4 mm ) 50
36 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
1 1/2" ( 37,5 mm ) 75
2” ( 50,0 mm ) 100
2 1/2” ( 63 mm ) 125
3” ( 75 mm ) 150
3 1/2” ( 90 ) 175
37 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
38 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
39 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
1.2. Praktikum
1.2.1 Alat dan Bahan :
a. Agregat Halus (pasir) = 2 kg
b. Air
Peralatan :
a. Gelas ukur berkapasitas 1000 ml
1.2.2 Prosedur Pelaksanaan
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam
praktikum;
2. Masukan pasir secukupnya kedalam gelas ukur 1000 ml;
3. Tambahkan air kedalam gelas ukur;
4. Kemudian simpan gelas ukur di tempat yang aman dan
datar lalu biarkan mengendap selama ± 24 jam;
5. Ukur tinggi kadar lumpur yang terletak di bagian paling
atas pasir kemudian catat;
6. Bersihkan peralatan yang telah di pakai.
40 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
41 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
1.4. Kesimpulan
Dari hasil praktikum presentase kadar lumpur agregat
halus sebesar 1,94 %. Hasil ini telah memenuhi syarat,
dimana presentase kadar lumpur agregat halus tidak boleh
lebih dari 5%. Maka agregat halus yang kami uji ini baik
untuk digunakan dalam campuran beton.
1.5. Referensi
Pengujian kadar lumpur dalam agregat, 2018, Teknik Sipil
Blogspot
https://www.ilmubeton.com/2017/11/pengaruh-kadar-
lumpur-pada-agregat.html
1.6. Lampiran
42 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
43 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
dan air.
pewadahan.
juga bleding.
1. Mepengaruhi porositas
44 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
2.2. Praktikum
2.2.1. Peralatan dan Benda Uji
2.2.1.1. Peralatan :
1. Timbangan, ketelitian 0,2% dari berat benda uji
2. 1 set saringan, diameter: 76,2 mm (3’’); 63,5mm (2
1/2 ‘’); 50,8 mm (2’’) ; 37,5 mm (11/2’’); 25mm (1’’);
19,1 mm (3/4’’) ; 12,5mm (1/2’’); 9,5 mm (3/8’’) ; No.
4 (4,75mm); No.8 (2,36mm); No. 16 (1,18mm); No. 30
45 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
46 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
47 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
9,50 296,4
4,75 235,1
2,36 261,4
1,18 220,3
0,60 394,5
0,30 395,7
0,15 159,8
0,00 36,8
Jumlah 2000
48 | P e n g u j i a n A g r e g a t
Laboratorium Ilmu Bahan
Departemen Teknik Sipil - Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
2.4. Kesimpulan
Dari hasil saringan agregat halus (pasir). Agregat ini
termasuk dalam zone I (daerah pasir kasar).
2.5. Referensi
a. SNI 03-6844-2002
b. SNI 03-6847-2002
c. SII-0458-1981 SNI 03-6847-2002
d. ASTM D 2395-69
e. Teknologi Bahan 3, Bandung, PEDC
2.6. Lampiran
Hasil Gradasi
Agregat
49 | P e n g u j i a n A g r e g a t