Anda di halaman 1dari 5

KETERSEDIAAN AIR TANAMAN

Daerah Irigasi Sei Ular, Sumatera Utara

Disusun oleh :
Rabu – Kelompok 1
Hani Arbinaria Br S F44170001
Luthfi Lofianda F44170003
Fachri Adam F44170006

Hubungan antara Kadar Air Tanah dan Tekstur Tanah


Semakin kecil ukuran butiran tanah, semakin kecil pula ukuran pori antar partikel
tanah. Hal ini mengakibatkan ruang antar tanah semakin kecil, sehingga membuat
konduktivitas hidrolik dalam tanah semakin rendah. Konduktivitas hidrolik yang
rendah menyebabkan air sulit untuk lolos dari pori tanah dan kadar air pada tanah
dengan butiran kecil lebih besar dibandingkan pada tanah dengan butiran besar.
Jika dibandingkan dengan pasir, pori antar butiran tanah sangat besar, sehingga
memudahkan air untuk lolos dari tanah.

Gambar 1 Kurva hubungan kadar air tanah dan tekstur tanah

Jika grafik tersebut diinterpretasikan dalam tabel, maka hasil kadar air tanah untuk
setiap jenis tekstur tanah adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Hubungan kadar air tanah dan tekstur tanah
Tekstur Lempung Lanau Liat
Pasir Lempung Liat
Tanah Berpasir berlempung berlanau
Kadar
air FC 8 18 25 31 33 35
(%)
Kadar
air 5 6 8 9 14 23
WP(%)

Hubungan potensial lengas tanah (pF) dan kandungan air tanah


Kurva tegangan lengas tanah menunjukkan hubungan antara tegangan lengas
tanah dan kandungan air tanah. Lengas tanah merupakan air yang terikat oleh
berbagai gaya misalnya akibat gaya ikat matriks tanah, osmosis, dan kapiler.
Resultan ketiga gaya tersebut disebut potensial atau tegangan lengas tanah (pF)
dan menjadi ukuran kemampuan tanah melawan gaya gravitasi. Satuan pF
merupakan nilai log 10 cm H2O. Berdasarkan kurva di atas, titik layu permanen
berada pada 4,2 pF dan kapasitas lapang berada pada 2,0 pF.

Gambar 2 Grafik hubungan tegangan lengas tanah dan kandungan air tanah

Histerisis pada air tanah berlangsung akibat profil bagian atas tanah
mengeluarkan air (desorpsi) sedangkan profil bagian bawah tanah menyerap air
(absorpsi). Antara dua kurva utama histeresis, terdapat kurva-kurva skanning
(scanning curves) yang menerangkan proses pembasahan atau pengeringan
diantara nilai-nilai kandungan air tanah dari dua kurva utama tersebut. Kurva
skanning cenderung lebih tegak dari kurva desorpsi utama, sehingga untuk
penurunan satu unit kandungan air tanah diperlukan kenaikan hisapan matriks
yang lebih besar selama desorpsi sesudah pembasahan tanah yang kurang
sempurna dibandingkan dengan sesudah pembasahan yang sempurna. Skema
terjadinya histerisis ada pada grafik berikut. Dengan adanya histeresis, akan lebih
banyak air yang dapat ditahan bagian profil tanah yang mengalami pembasahan
selama infiltrasi. Keadaan ini akan lebih baik, karena air dapat mengalir ke bawah
di luar jangkauan akar tanaman.

Gambar 3 Ilustrasi proses histerisis

Ketersediaan air tanah di Daerah Irigasi Sei Ular


Menurut Sidabutar (2008), tanah di Kabupaten Deli Serdang umumnya
tergolong sebagai tanah liat berpasir. Kandungan pasir dalam sampel tanah
mencapai 27,44% - 35,44%. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan
software CROPWAT, didapat ketersediaan air tanah pada area ini yaitu sebagai
berikut.

Gambar 4 Data kondisi tanah di lapangan

Berdasarkan hasil analisis melalui CROPWAT, didapat total kelembapan air


yang tersedia antar kapasitas lapang dan titik layu permanen sebesar 200
mm/meter. Penurunan kelembapan tanah awal sebesar 50% dari kelembapan air
yang tersedia yaitu sebesar 100 mm/meter.

Komparasi dengan tekstur tanah lainnya


Komparasi dilakukan pada jenis tekstur tanah lainnya yang tersedia pada
software CROPWAT. Tekstur tanah lainnya yaitu tanah lempung merah, lempung
berpasir merah, dan pasir merah. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan
software CROPWAT, didapat ketersediaan air tanah pada jenis tanah ini yaitu
sebagai berikut.

Gambar 5 Data kondisi tanah merah berlempung

Gambar 6 Data kondisi tanah merah lempung berpasir

Gambar 7 Data kondisi tanah merah berpasir


Ketiga jenis sampel tanah tersebut memiliki total kelembapan air yang tersedia
antara kapasitas lapang dan titik layu permanen lebih rendang dibandingkan jenis
tanah liat hitam. Hal ini diakibatkan ketiga jenis tanah tersebut memiliki ukuran
butiran yang lebih besar sehingga air yang ada dalam pori tanah dapat lolos ke
bawah sehingga kelembapan tanah dapat berkurang.

Penurunan kadar air tanah akibat penanaman


Pada penanaman Padi I, dibutuhkan irigasi untuk 20 hari sebelum masa tanam
sehingga kadar air pada tanah meningkat. Hal ini ditunjukkan kurva Depletion
Soil Moisture berada pada titik positif. Kondisi jenuh pada juga meningkat seiring
pemberian irigasi (kurva Depletion Saturated Water). Kurva penurunan
kelembapan tanah akan kembali ke posisi nol dengan cepat karena air akan
mengalami perkolasi sehingga tanah akan mempertahankan kelembapannya. Di
hari kelima, arah pergerakan kurva menunjukkan ke arah negatif. Penurunan
kadar air jenuh berfluktuatif setiap harinya, kenaikan kadar air jenuh tanah
diakibatkan adanya infiltrasi air hujan dan pemberian irigasi, sedangkan
penurunan kadar air jenuh tanah diakbatkan pemakain air oleh tanaman.

Gambar 8 Grafik hubungan masa tanam dan penurunan kadar air tanah

Referensi:
Sidabutar BF. 2008. Identifikasi iklim, tanah, dan irigasi pada lahan potensial
pertanian di Kabupaten Deli Serdang [skripsi]. Universitas Sumatera Utara:
Medan.

Anda mungkin juga menyukai