Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KEBIJAKAN KEPELABUHANAN

Tugas: Kemudahan berusaha di industri kepelabuhanan


1. Setidaknya ada 3 bentuk Kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam bidang
kepelabuhanan yaitu konsesi, kerjasama pemanfaatan dan sewa. Swasta diharapkan berperan
dalam mengembangkan usahanya dengan adanya skenario kerjasama yang leluasa tersebut.
Namun dalam implementasinya masih ditemukan kendala, bagaimana sebaiknya
sikap/kebijakan pemerintah sehingga mendorong percepatan kemudahan berusaha dibidang
kepelabuhanan?
Jawaban :
Dengan keterbatasan fiskal pemerintahan dalam menyediakan infastruktur publik salah
satunya di bidang kepelabuhanan dan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap
infrastruktur tersebut, keterlibatan swasta dalam melakukan investasi sangat diperlukan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran telah diatur
keterlibatan swasta untuk ikut berpatisipasi dalam penyediaan jasa kepelabuhanan, bahkan
dalam aturan turunannya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 yang telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 telah memberikan kemudahan
bagi Badan Usaha Pelabuhan sebagai pelaksana kegiatan jasa kepelabuhanan.
Bentuk kerjasama antara pemerintah dan swasta dalam bidang kepelabuhanan, saat ini diatur
melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 15 Tahun 2015 tentang Konsesi dan
Bentuk Kerjasama Lainnya antara Pemerintah dengan Badan Usaha Pelabuhan di Bidang
Kepelabuhanan. Dalam implementasinya, kendala yang ditemukan dalam skema kerja sama
tersebut antara lain sulitnya perizinan, tumpah tindihnya peraturan antara sektor
kepelabuhanan dengan sektor lainnya dan rendahnya minat swasta dalam melakukan
partisipasi penyediaan jasa di bidang kepelabuhanan.
Dalam hal perizinan salah satu cara percepatan yang diperlukan antara lain pelayanan
perizinan yang terintegrasi dan simplifikasi perizinan. Saat ini, Kementerian Perhubungan
telah menerapkan perizinan terintegrasi secara elektronik yang tertuang melalui Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 89 Tahun 2018 tentang Norma, Standar, Prosedur, Dan
Kriteria Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Perhubungan Di Bidang
Laut. Sedangkan simplikasi perizinan diperlukan untuk memilah syarat-syarat utama dan
syarat-syarat komplementer dalam hal pengajuan kerjasama.
Dalam hal tumpah tindihnya peraturan antara sektor kepelabuhanan dengan sektor
lainnya, diperlukan adanya kajian menyeluruh dari pemerintah untuk
mengharmonisasikan peraturan antar sektor. Hal ini diperlukan dalam rangka
memberikan petunjuk yang cukup jelas kepada pihak swasta dalam pengajuan kerjasama.
Sehingga meminimalisir kendala dan permasalahan yang akan timbul dikemdian hari.
Dalam hal rendahnya minat swasta dalam melakukan partisipasi penyediaan jasa di
bidang kepelabuhanan, diperlukan adanya dukungan dan insentif dari pemerintah. Pada
beberapa tahun terakhir ini, pemerintah telah mendorong partisipasi swasta dalam
melakukan penyediaan infrastruktur melalui skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU) melalui Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerja sama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Dalam skema KPBU,
pemerintah memberikan insentif kepada pihak swasta antara lain berupa penyediaan
sebagiaan infrastruktur oleh pemerintah, pemberian bantuan fiskal serta penjaminan
infrastruktur berdasarkan pembagian risiko.
2. Saat ini pemerintah mendorong sebanyak 21 pelabuhan yang direncanakan untuk
dikerjasamakan dengan menggunakan skema KSP yaitu 2 lokasi sudah dilakukan
penandatanganan perjanjian; dan 19 lokasi masih dalam proses. Namun di sisi lain Tersus
dan TUKs berencana meningkatkan statusnya menjadi Pelabuhan umum, padahal lokasinya
berdekatan dengan lokasi pelabuhan yang tawarkan pemerintah untuk dikerjasamakan
dengan swasta, bagaimana menyikapi hal ini?
Jawaban :
Pada prinsipnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
merupakan kebijakan nasional dalam rangka reformasi di bidang kepelabuhanan yang
dimaksudkan untuk hal-hal berikut:
1) menghapuskan praktek-praktek monopoli dalam pengusahaan pelabuhan
2) menciptakan kesempatan yang lebih luas untuk investasi di sektor pelabuhan (pihak
swasta, pemerintah daerah)
3) menciptakan kompetisi yang sehat dalam pelabuhan dan antar pelabuhan
4) pemisahan yang jelas antara regulator dan operator dg pembentukan otoritas pelabuhan
(Januari 2011)
5) mengakomodasi otonomi daerah sehingga pelabuhan-pelabuhan yang berada diaerah
dapat berkembang namun tetap sesuai dengan kebijakan Rencana Induk Pelabuhan
Nasional (RIPN).
Sehingga, mengacu pada UU tersebut, dalam menciptakan kompetisi yang sehat dan
menghapuskan praktek monopoli, Tersus dan TUKs berencana meningkatkan statusnya
menjadi Pelabuhan umum namun lokasi berdekatan dengan lokasi pelabuhan yang tawarkan
pemerintah untuk dikerjasamakan dengan swasta dapat dilakukan namun tetap
memperhatikan aspek-aspek antara lain sebagai berikut (Pasal 13 PM 15 Tahun 2015):
1) terbatasnya kemampuan dermaga dan fasilitas lainnya yang berada di pelabuhan umum
yang ditawarkan pemerintah untuk dikerjasamakan dengan swasta untuk memenuhi
permintaan jasa kepelabuhanan;
2) tersedianya fasilitas Tersus atau TUKS yang secara spesifikasi dapat mampu untuk
melayani kepentingan umum;
3) dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa kepelabuhanan.

Anda mungkin juga menyukai