Anda di halaman 1dari 9

Peningkatan Peran Partisipasi Swasta...

FERONIKA SEKAR PERININGSIH

Peningkatan Peran Partisipasi Swasta dan Pemerintah Daerah


Dalam Pengelolaan Pelabuhan Tanjung Batu di Propinsi Bangka Belitung

Private Sector and Local Government The Role Enhancement Managing Tanjung Batu
Port of Bangka Belitung Province

Feronika Sekar Puriningsih


Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan Badan Litbang Perhubungan
Jl. Merdeka Timur Nomor5 Jakarta Pusat 10110
email: ferospuriningsekar@yahoo.com
Naskah diterima 08 Agustus April 2016, diedit 12 Oktober 2016, dan disetujui terbit 30 November 2016

ABSTRAK
Pembangunan pelabuhan atau terminal harus mengikuti perkembangan dan teknologi informasi dan harus memenuhi
standar, kriteria yang berlaku, dan untuk pengelolaanya swasta dan pemerintah daerah dapat berpartisipasi namun
harus melalui suatu kerjasama dengan pemerintah dan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Banyaknya
pengaturan pengelolaan di bidang kepelabuhan, termasuk peraturan otonomi daerah, dewasa ini mengakibatkan banyak
terjadi kerancuan, Banyaknya peraturan perundangan yang mengatur tentang kewenangan tiap tiap daerah menyebabkan
tumpang tindih antara peraturan pusat dan daerah. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode yuridis normatif, yaitu pendekatan yang menggunakan konsep legis positivis yang menyatakan bahwa hukum
adalah identik dengan norma-norma tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga-lembaga atau pejabat yang
berwenang. Selain itu konsep ini juga memandang hukum sebagai sistem normatif yang bersifat otonom, tertutup dan
terlepas dari kehidupan masyarakat Hasil kajian menunjukkan bahwa peran dan partisipasi swasta dan pemerintah
daerah sudah diatur belum secara rinci dalam pengelolaan pelabuhan, khususnya Pelabuhan Tanjung Batu. Oleh karena
itu, peran dan partisipasi swasta dan pemerintah daerah dalam pengelolaan Pelabuhan Tanjung Batu perlu diatur secara
rinci dalam peraturan pelaksana berupa Peraturan Daerah atau Perda.
Kata kunci: Peningkatan peran swasta dan pemda, pengelolaan pelabuhan

ABSTRACT
In constructing a port or a terminal need to update with current situation, information technology has to catch up
with standard and applied criteria. In managing a port, there need to be cooperation between private sector and
local government within a regulation applied. There is a lot of overlapping regulation in managing a port, including
local government regulation and state government regulation. This research will use normative juridical as a method
which use legis positivist concept that says the laws are the same with the current situation or written norms which
made and ratified by the government or agencies. In addition, this concept will also sees the law as an autonomous
normative system, closed, and has differences with people daily live. The result of this research shows that private
sector and local government role in managing a port have been agreed by each side but not detailed enough,
especially in Tanjung Batu Port. So that, the private sector and local government role has to be detailed and ratified
in a operating rules such as local government regulation or also known as Perda.
Keywords: Role enhancement of private and public sector, managing port

63
J.Pen.Transla Vol.18 No.2 November 2016 : 63-70

PENDAHULUAN Provinsi Bangka Belitung yaitu Pelabuhan Tanjung


Pelabuhan, menurut Undang Undang Nomor17 Batu. Pentingnya fungsi Pelabuhan Tanjung Batu
Tahun 2008 Tentang Pelayaran adalah tempat yang sebagai bagian dari strategi pembangunan sektor
terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas transportasi laut dan basis ekonomi di Kabupaten
batastertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan Belitung menjadikan perlunya pelabuhan tersebut di
dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan kelola dengan baik. Rencana pembentukan Badan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun Usaha Pelabuhan (BUP), sebagai Badan Usaha
penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa Milik Daerah (BUMD), dalam pengelolaan
terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi Pelabuhan Tanjung Batu saat ini masih menunggu
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan draft peraturan daerah Kabupaten Belitung. Hal
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta tersebut menunjukkan adanya peran dan partisipasi
sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda pemerintah daerah dan swasta dalam pengelolaan
transportasi. Pengelolaan pelabuhan merupakan Pelabuhan Tanjung Batu.
persoalan yang krusial dan membutuhkan suatu Oleh karena itu perlu dikaji peningkatan peran
pengaturan yang bersifat teknis dan ekonomis, serta dan partisipasi swasta dan pemerintah daerah agar
terkait dengan regulasi baik nasional maupun diperoleh bentuk kebijakan yang bermanfaat bagi
Internasional. masyarakat.Tujuan kajian ini adalah untuk
Dikeluarkanya beberapa peraturan yang terkait memberikan rancangan pengaturan dalam kerjasama
dengan Otonomi Daerah seperti, Undang Undang pengelolaan pelabuhan antara pemda dan swasta dan
Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Pertimbangan agar tidak terjadi penyimpangan dari ketentuan yang
Keuangan Antara Pusat dan Daerah dan Undang berlaku.
Undang Nomor 22 Tahun 1999 Jo, Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
merupakan legalitas bagi pemerintah daerah untuk METODE
ikut berperan serta dalam sektor transportasi, Metodologi penelitian dalam kajian ini adalah
khususnya perhubungan laut terkait dengan dengan cara yuridis normatif, yaitu pendekatan yang
pengelolaan pelabuhan.Banyakya pengaturan menggunakan konsep legis positivis yang menyatakan
pengelolaan di bidang kepelabuhan, dewasa ini bahwa hukum adalah identik dengan norma-norma
banyak pula terjadi kerancuan. Ditambah lagi dengan tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga-
dikeluarkanya beberapa peraturan yang terkait lembaga atau pejabat yang berwenang. Berdasarkan
dengan Otonomi Daerah seperti , Undang Undang konsepsi ini, pada tahap kegiatan berikutnya hanya
Nomor 22 Tahun 1999 Jo, Undang Undang Nomor dikumpulkan hukum perundangan undangan dan
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan. peraturan tertulis saja kedalam koleksinya dan
Undang Undang Nonor 25 Tahun 1999 Tentang menyampingkan norma lain dan menganggap norma
Pertimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, lain bukan sebagai norma hukum. Amiruddin, SH,
maka banyak muncul penafsiran masalah M.Hum Zainal Arifin.SH.SU(2004)
kewenangan pengelolaan pelabuhan dari pemerintah Sedangkan proses penyelesaian masalah
daerah yaitu sebagai kebebasan kewenangan diawali dari bagaimana prosedur dalam pengelolaan
pemerintah daerah dalam pengelolaan pelabuhan dan pelabuhan jika terjadi kerja sama antar pemerintah
fasilitasnya. daerah dan swasta, peraturan apa saja yang menjadi
Ditambah lagi dengan dikeluarkanya beberapa acuan dalam kerjasama tersebut .bagaimana
peraturan yang menurut pandangan Ahli Hukum Laut peraturan terebut bertentangan atau tidak dengan
Internasional Bapak Hasyim Jalal bahwa pengelolaan peraturan di atasnya sesuai hirarki peraturan
pelabuhan tidak bisa disamakan dengan pengelolaan perundangan, kemudian dibuat suatu rancangan
aset yang lain, karena pengelolaan pelabuhan terkait peraturan perundangan sebagai dasar kerjasama
dengan banyak peraturan internasional (produk IMO) tersebut.
anatara lain Solas dengan amandemen yang telah Menurut Undang Undang tersebut diamanatkan
diratifikasi seperti : ISPS Code , ISM Code, IMGD dalam paragraf 4 yaitu mengatur tentang kegiatan
Code dan peraturan Internasional lainya, oleh sebab pengusahaan di pelabuhanPada pasal 90 mengatakan
itu sebagai peserta IMO dan konsweksinya negara ayat (1) Kegiatan pengusahaan di pelabuhan terdiri
kita harus mentaati peraturan tersebut karena ikut atas penyediaan dan /atau pelayanan jasa
serta dalam keanggotaan IMO dan menandatangani kepelabuhanan dan jasa terkait dengan
kesepakatan tersebut. Salah satu pelabuhan di Pulau kepelabuhanan ayat (2) penyediaan dan /atau
Belitung yang memiliki peran penting sebagai pintu pelayanan jasa kepelabuhanan meliputi penyediaan
gerbang dalam kegiatan bongkar muat barang di
64
Peningkatan Peran Partisipasi Swasta...FERONIKA SEKAR PERININGSIH

dan / atau pelayanan jasa kapal, penumpang dan a) Memiliki nomor wajib pajak
barang, Ayat (4) kegiatan jasa terkait dengan b) Berbentuk badan usaha milik negara, badan
kepelabuhanan di atas meliputi kegiatan yang usaha milik daerah atau perseroan terbatas yang
menunjang kelancaran operasional dan memberikan khusus didirikan di bidang kepelabuhanan
nilai tambah bagi pelabuhan.Untuk kegiatan
c) Memiliki akte pendiriaan perusahaan dan
penyediaan dan pelayanan jasa pada pelabuhan yang
diusahakan secara komersial dilaksanakan oleh d) Memiliki keterangan domisili perusahaan.
Badan Usaha Pelabuhan (BUP) sesuai dengan jenis Penetapan Badan Usaha Pelabuhan yang
izin usaha yang dimilikinya dan lebih dari 1 (satu) ditunjuk untuk melakukan kegiatan pengusahaan di
terminal, sedangkan untuk pelabuhan yang tidak pelabuhan pada pelabuhan yang berubah statusnya
diusahakan secara komersial dilaksanakan oleh Unit dari pelabuhan yang belum diusahakan secara
Penyelenggara Pelabuhan (UPP). komersial menjadi pelabuhan yang diusahakan
Dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 secara komersial dilakukan pemberian melalui
Tentang Pemerintah DaerahUrusan wajib yang konsensi dari Otoritas Pelabuhan. Konsensi diberikan
menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kepada Badan Usaha Pelabuhan untuk kegiatan
kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal,
kabupaten/kota meliputi: perencanaan dan penumpang dan barang yang dituangkan dalam
pengendalian pembangunan; perencanaan, bentuk perjanjian.Pemberian konsensi kepada Badan
pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; Usaha Pelabuhan dilakukan melalui mekanisme
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman pelelangan sesuai dengan ketentuan peraturan
masyarakat; penyediaan sarana dan prasarana perundangan undangan. Jangka waktu konsensi
umum; penanganan bidang kesehatan; dimaksud disesuaikan dengan pengembalian dana
penyelenggaraan pendidikan; penanggulangan investasi dan keuntungan yang wajar. Dalam hal
masalah sosial; pelayanan bidang ketenagakerjaan; masa konsensi telah berakhir, fasilitas pelabuhan hasil
fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan konsensi beralih atau diserahkan kembali kepada
menengah; pengendalian lingkungan hidup; pelayanan penyelenggara pelabuhan.
pertanahan; pelayanan kependudukan, dan catatan Dalam panduan Pedoman Kerjasama
sipil; pelayanan administrasi umum pemerintahan; Pemerintah Swasta (KPS) hal yang diutamakan
pelayanan administrasi penanaman modal; adalah bidang infrastruktur dalam kerjasama
penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan pemerintah dan swasta Program Kerjasama
urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh Pemerintah Swasta (KPS) ini mencakup : Bandar
peraturan perundang-undangan. Udara, Pelabuhan Laut dan sungai, Jalan dan
Pada Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor jembatan Jalan kereta api dll.
61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan disebutkan Dalam interaksi antara berbgai pihak ini diatur oleh
bahwa kegiatan jasa terkait dengan Pelabuhan tiga perangkat undang undang dan beberapa
seperti yang diamanatkan Undang Undang 17 tahun peraturan sebagai berikut :
2008 di atas pada Peraturan Pemerintah Nomor 61 a) Peraturan Kerjasam pemerintah dan swasta
Tahun 2009 ini dijabarkan sebagai berikut : Kegiatan (KPS)
tersebut di atas dilakukan oleh orang perorangan b) Peraturan khusus sektoral
warga negara Indonesia dan/ atau Badan Usaha. c) Peraturan umum lainya yang mengatur tentang
Badan Usaha tersebut dapat melakukan berbagai kegiatan usaha di Indonesia
pengusahaan pada 1 (satu) atau beberapa terminal
Ketentuan umum Kerjasama Pemerintah dan
dalam 1 (satu) pelabuhanBadan Usaha Pelabuhan
Swasta (KPS) adalah Peraturan Presiden Nomor
dalam melakukan kegiatan usahanya wajib memiliki
67 Tahun 2008 tentang Kerjasama Pemerintah
ijin usaha yang diberikan oleh :
dengan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur
a) Menteri untuk Badan Usaha Pelabuhan di dan telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul; 13 Tahun 2010 yang menyatakan bahwa peraturan
b) Gubernur untuk Badan Usaha Pelabuhan di ini mengatur kerjasama pemerintah dan swasta untuk
pelabuhan pengumpan regional dan; proyek proyek infrastruktur tertentu dalam hal ini
c) Bupati/walikota untuk Badan Usaha Pelabuhan termasuk mengenai bandara, pelabuhan, jalur kereta
di pelabuhan pengumpan lokal. api, jalan, penyediaan air bersih dll.Bidang utama
Dan usaha sebagaimana dimaksud di atas diberikan dalam mengembangkan bisnis pelabuhan antara lain
setelah memenuhi persyaratan : terkait dengan port business, marine business, logis-
tics business dan other business (Rusdi, 2012).

65
J.Pen.Transla Vol.18 No.2 November 2016 : 63-70

Studi mengenai peran swasta dalam kerjasama tengah kota yang penuh dengan pemukiman
dengan pemda pernah dilakukan oleh Adrianus Dwi penduduk sehingga sulit untuk dilakukan
Siswanto tapi dalam moda transportasi pengembangan. Maka pemda Sumatera Selatan
perkeretaapian pada tahun 2013 dengan judul kajian mencari lokasi pengganti Pelabuhan Tanjung Pandan,
“Analisa kerjasama pemerintah swasta di bidang pada waktu itu diadakan penentuan titik lokasi
perkeretaapian “(Studi Deskriptif 6 KPS pelabuhan, berdasarkan peta laut pulau Belitung dan
Perkeretaapian di Indonesia). Dari hasil kajian di tambah dengan informasi dari masyarakat dan
tersebut bahwa pemerintah pusat dan pemerintah instansi terkait yang ada dan setelah ditinjau dari
daerah merespon dengan baik yaitu dengan adanya beberapa hal terkait persyaratan kepelabuhanan
perbaikan kebijakan yang menyangkut kerja sama maka dipilih Pelabuhan Tanjung Batu.
swasta dan pemerintah dan dengan mempercepat Berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan
penyusunan perda terkait yang dilakukan oleh Nasional Pelabuhan Tanjung Batu merupakan
pemerintah daerah Pemerintah pusat juga pelabuhan pengumpul. Pelabuhan Tanjung Batu
mendukung khususnya Kementerian Perhubungan dibangun berdasarkan beberapa pertimbangan
dengan meningkatkan percepatan proses di berbagai diantaranya fasilitas pelabuhan laut yang sebelumnya
tahapan kegiatan dan kebijakan fiscal untuk proyek yaitu Pelabuhan Tanjung pandan dan Pelabuhan Eks
proyek tersebut melalui skema pembiayaan maupun PT. Timah tidak memungkinkan untuk dikembangkan
jaminan. menjadi Pelabuhan Samudera, yang selanjutnya
dapat diharapkan menjadi pintu gerbang
perekonomian pintu gerbang keluar masuk utama ke
HASIL DAN PEMBAHASAN Pulau Belitung, melayani kawasan industri yang
Dari kronologis rencana Pembangunan diproyeksikan menjadi kawasan ekonomi khusus
Pelabuhan Tanjung Batu dimulai pada tahun 1999 (KEK), dan menjadi pelabuhan penyangga Tanjung
dengan adanya Laporan Hasil Survei (Pra Studi Priok yang kini sudah sangat padat. Secara
Kelayakan) rencana Pengembangan Pelabuhan Laut operasional, kondisi Pelabuhan Tanjung Batu
di Pulau Belitung oleh Kantor Wilayah Depertemen berdasarkan hasil rapar Focus Group Discussion
Perhubungan Propinsi Sumatera Selatan pada juli dengan tema “Percepatan Operasional Pelabuhan
tahun 1999 dikarenakan pelabuhan yang ada pada Tanjung Batu dalam Mendukung Perekonomian
waktu itu adalah Pelabuhan Tanjung Pandan. Kabupaten Belitung” yang diselenggarakan pada
Pelabuhan Tanjung Pandan pada waktu itu berfungsi tanggal 3-4 April 2014, antara lain memuat:
sebagai Pelabuhan utama di Pulau Belitung, - Dalam pengoperasian pelabuhan, terdiri dari 2
kunjungan kapal di pelabuhan ini rata rata setiap (dua) fase, yaitu fase pembangunan dan fase
tahunnya adalah 3100 unit dengan ukuran rata rata pemanfaatan;
< dari 100 GRT Pelabuhan Tanjung Pandan saat itu - Pada fase pembangunan pelabuhan harus
menghadapi beberapa kendala dalam mengemban diperhatikan output dan outcomenya, sehingga
fungsinya sebagai pelabuhan utama di pulau Belitung, harus dipikirkan peruntukan pelabuhan,
adapun kendala tersebut adalah terjadinya sedangkan fase pemanfaatan tidak telepas dari
pendangkalan pada alur pelayaran dan kolam akunbilitas dari aset tersebut;
pelabuhan ,sehingga saat itu hanya mencapai
kedalaman ± 2 LWS bahkan di beberapa titik lokasi - Terkait Pemerintah Daerah Kabupaten yang
ada yang mencapai 1,1 LWS. Hal ini disebabkan oleh ingin pelabuhan Tanjung Batu dioperasikan
sedimentasi yang dating dari arah darat dan laut. menggantikan pelabuhan Tanjung Pandan,
langkah yang harus dilakukan adalah pelabuhan
Dari sisi darat sedimentasi disebabkan oleh Tanjung Batu harus dimasukkan dalam Tatanan
material lumpur yang terbawa oleh dua anak sungai Kepelabuhanan Nasional (TKN) dan
yang bermuara di Pelabuhan Tanjung Pandan, menghapuskan Pelabuhan Tanjung Pandan
Sedangkan dari sisi laut sedimentasi di akibatkan oleh dengan alasan yang tepat;
material pasir yang terbawa angin dan ombak karena
alur pelayaranya relative terbuka. Disisi lain saat ini - Perlu dicermati mengenai pengoperasian
terdapat kecenderungan pemilik kapal atau pemilik Pelabuhan Tanjung Batu, apakah akan dijadikan
barang untuk memperbesat kapasitas kapalnya. Dua Pelabuhan Komersial atau cukup pelabuhan non
problematic yang kontraditik ini telah mendorong komersial, karena saat ini pengoperasianya di
terciptanya sistim “Rede Transport” di Pelabuhan bawah Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP)
Tanjung Pandan dengan konsekwensi biaya tinggi Manggar, berarti pelabuhan Tanjung Batu
dan resiko keselamatan barang. Disamping itu lokasi merupakan pelabuhan non komersial, sehingga
pelabuhan Tanjung Pandan saat ini telah berada di jika akan dijadikan pelabuhan komersial,

66
Peningkatan Peran Partisipasi Swasta...FERONIKA SEKAR PERININGSIH

nomenklatur UPP Manggar harus diubah mengoperasikan pelabuhan itu secara penuh, dengan
menjadi KSOP Manggar; syarat mengurus izin operasi ke Kementerian
- Terkait aset yang ada di pelabuhan Tanjung Perhubungan.
Batu harus diperjelas terutama jika pemilik aset Saat ini Pelabuhan Tanjung Batu masih berstatus
tersebut merupakan para pihak (Pemerintah non komersial, dengan luas 71 hektare (Ha) dimana
Pusat, Pemerintah Propinsi dan pemerintah 3 Ha merupakan milik Kementerian Perhubungan
Kabupaten), akunbilitas aset harus jelas dan RI. Menurut Kepala Dinas Perhubungan,
diserahterimakan kepada pemerintah pusat untuk Komunikasi dan Informatika (Diskominfo)
dioperasionalkan; Kabupaten Belitung, sebagian lahan Pelabuhan
- Setelah masalah aset selesai, perlu dicermati Tanjung Batu terutama di sisi laut telah diserahkan
masalah penetapan tarif yang berlaku di kepada Kementerian Perhubungan RI sehingga
Pelabuhan, karena jika menjadi pelabuhan menjadi hak sepenuhnya bagi pemerintah pusat,
komersial harus ditetapkan struktur tarif sedangkan hak Pemerintah Daerah seluas 68 Ha di
komersial yang bukan Pelindo dan tarif yang sisi darat. Menurut rencana, lahan seluas 68 Ha di
berlaku bukan lagi tarif PNBP untuk pelabuhan sisi darat yang merupakan hak pemerintah daerah
yang diusahakan; akan dibentuk Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
Selanjutnya, lahan tersebut akan dikomersialkan
- Pendanaan pembangunan dermaga pelabuhan
setelah Badan Usaha Pelabuhan (BUP) terbentuk.
Tanjaung Batu berasal dari dana APBN, APBD
Propinsi dan APBD Kabupaten yang Posisi terakhir hingga bulan April 2014,
rencananya asset di sisi laut dan sebagian sisi pembentukan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) telah
darat yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten diajukan kepada DPRD Kabupaten Belitung sejak
akan diserahterimakan melalui hibah kepada tahun lalu, namun penggodokan BUP tersebut belum
pemerintah pusat; dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sementara ini
sudah terbentuk UPTD yang tupoksinya sesuai
- Asset pemerintah Kabupaten di sisi darat
dengan Peraturan Bupati, dimana sifatnya hanya
diharapkan dapat dilaksnankan MOU atau
untuk mengkoordinasikan antara Pemerintah Daerah
perjanjian lainya;
dengan Kementerian. Dengan adanya koordinasi
- Rencana kedepan pelabuhan Tanjung Batu akan Pemerintah Daerah dengan Kementerian diharapkan
dijadikan pelabuhan utama dioperasikan secara tetap mendapatkan kucuran dana dari pusat untuk
penuh 24 Jam; perkembangan Pelabuhan Tanjung Batu. Pelabuhan
- Upaya yang dilakukan oleh oleh Pemerintah Tanjung Batu merupakan salah satu pelabuhan umum
Daerah adalah mengupayakan hibah asset yang di lingkungan Kantor UPP Kelas I Manggar. Pada
dimiliki propinsi kepada pemerintah Kabupaten periode tahun 2012 sampai dengan bulan Maret 2014
untuk memperkecil pihak; Pelabuhan Tanjung Batu telah melaksanakan
- Tiga(3) hal yang disepakati oleh Ditpelpeng kegiatan debarkasi (turun) dan embarkasi (naik)
adalah Pertama Kementerian Perhubungan perlu penumpang serta perdagangan dalam negeri melalui
surat Bupati Kabupaten Belitung terkait kegiatan bongkar muat barang. Data kegiatan
permintaan pengoperasian pelabuhan, Kedua Pelabuhan Tanjung Batu tahun 2012 sampai dengan
terkait hibah asset terutama daratan harus ada bulan Maret 2014 ditampilkan dalam tabel 1
persetujuan DPRD Belitung, Ketiga masing
Tabel 1. Data Kegiatan Keluar Masuk Pelabuhan Tanjung Batu di
masing pihak diharapkan melengkapi dokumen Lingkungan Kantor UPP Kelas I Manggar Tahun 2012-2014
yang dibutuhkan terkait percepatan Perdagangan Dalam Negeri Penumpang (Orang)
pengoperasian pelabuhan Tanjung Batu; No. Tahun Bongkar Muat Debarkasi Embarkasi
(Ton/m3) (Ton/m3) (Turun) (Naik)
- Kondisi Eksisting Pelabuhan Tanjung Batu 1. 2012 4157 3732
sangat sesuai untuk kapal kapal besar sandar di 2. 2013 360 38750 4506 6252
3. 2014 5450 721 532
dermaga karena kondisi kolam dan alur Total 360 44200 9384 10516
pelayaran yang cukup dalan dilerngkapi dengan Sumber : Kantor UPP Kelas I Manggar

peralatan SBNP serta area yang cukup luas;


Tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa terjadi
- Secara umum, Pelabuhan Tanjung Batu sangat peningkatan jumlah penumpang dari periode tahun
sesuai menjadi Pelabuhan umum yang 2012 dan tahun 2013. Demikian pula pada kegiatan
dikomersilkan; bongkar muat barang, dimana pada tahun 2012 tidak
Pelabuhan Tanjung Batu kini telah terwujud ada kegiatan bongkar muat, sedangkan pada tahun
secara fisik, pengoperasiannya secara terbatas sudah 2013 terjadi kegiatan bongkar muat dengan volume
dilakukan, untuk itu langkah ke depan adalah yang cukup besar.

67
J.Pen.Transla Vol.18 No.2 November 2016 : 63-70

Ditinjau dari aspek Legalitas, sesuai dengan pasal mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau
10 ayat (3) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 persaingan usaha tidak sehat”. Dengan mencermati
tentang otonomi daerah, maka pemerintah kota atau kembali pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun
kabupaten memiliki kewenangan di wilayah laut, 2008, sesuai pasal 344 butir (3) bahwa Kegiatan
sejauh sepertiga dari batas laut daerah propinsi. pengusahaan di pelabuhan yang telah
Kewenangan di wilayah laut ini meliputi: ekplorasi, diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara
eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut tetap diselenggakan oleh Badan Usaha dimaksud,
sebatas wilayah laut tersebut, pengaturan disini diartikan bahwa Pelindo II tetap berkewajiban
kepentingan administratif, pengaturan tata ruang, mengelola kegiatan di Pelabuhan sebagai Terminal
penegakan hukum terhadap peraturan yang Operator.
dikeluarkan daerah dan bantuan bantuan penegakan Demikian juga di Surat Keputusan Kementerian
keamanan dan kedaulatan negara. Mengingat tatatan Perhubungan tentang pemberian izin usaha sebagai
kepelabuhanan terkait dengan tata ruang di wilayah BUP pada Diktum (3) disebutkan bahwa “Dalam
laut, maka pemerintah kota / kabupaten berwenang melakukan kegiatan jasa kepelabuhanan
untuk menyusun master plan kepelabuhanannya sebagaimana diktum kedua BUP tersebut diwajibkan
sebagai bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah (a) menyediakan dan memelihara fasilitas pelabuhan,
(RTRW) daerah. (b) memberikan pelayanan kepada pengguna jasa
Pelabuhan sebagaimana dinyatakan Undang pelabuhan sesuai dengan standar yang ditetapkan
Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran oleh pemerintah, dan seterusnya.“Dalam Peraturam
merupakan tempat perpindahan intra dan antar moda Pemerintah Nomor 61 tahun 2009 ayat 1 disebutkan,
transportasi sehingga merupakan bagian dari Otoritas Pelabuhan dan Unit Penyelenggara
perhubungan. Dan dalam Pasal 119 juga dinyatakan Pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38
bahwa kewenangan Kota atau Kabupaten berlaku ayat (2) berperan sebagai wakil pemerintah untuk
juga pada kawasan otorita di dalam daerah otonom, memberikan konsesi atau bentuk lainnya kepada
yang antara lain meliputi kawasan pelabuhan. BUP untuk melakukan kegiatan pengusahaan
Penyerahan kewenangan – kewenangan pemerintah pelabuhan yang dituangkan dalam perjanjian.
kota / kabupaten tersebut tidak perlu lagi dilakukan Sementara ayat 3 berbunyi, Otoritas Pelabuhan
secara aktif, tetapi dilakukan melalui pengakuan oleh harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah
pemerintah (pusat) sebagaimana telah dijelaskan Dasar peraturan peran dan partisipasi swasta dan
dalam Penjelasan Pasal 11 ayat (1) Undang Undang pemerintah dalam pengelolaan infrastruktur yaitu
Nomor 22 tahun 1999. Oleh karena itu, polemik Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang
masalah kewenangan pemerintah Kota atau Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Kabupaten di kawasan pelabuhan seharusnya tidak Penyediaan Infrastruktur serta Peraturan Presiden
perlu dipermasalahkan lagi mengingat sudah cukup Nomor 13 Tahun 2010 atas Perubahan Peraturan
jelas dinyatakan oleh peraturan perundang–undangan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama
yang berlaku. Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya Infrastruktur. Saat ini, pengoperasian pelabuhan,
bahwa reformasi penyelenggaraan pemerintahan khususnya terminal, terbuka untuk Badan Usaha,
melalui otonomi, desentralisasi dan dekosentrasi dimana PT Pelindo sudah tidak memonopoli sektor
tentunya juga harus mengubah paradigma kebijakan ini. Sedangkan, kerjasama dengan Pemerintah
publik agar menjadi lebih diterima oleh pasar (mar- Daerah telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
ket friendly). Usaha untuk memberdayakan Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara
masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, Pelaksanaan Kerjasama Daerah. Butir yang penting
serta peningkatan peran serta masyarakat dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa
sebagaimana hakekat dari otonomi daerah juga kerjasama antara pemerintah daerah dengan Badan
terkait dengan tuntutan atas kesempatan berusaha Usaha harus disetujui oleh Dewan Perwakilan
yang lebih luas dan adil melalui larangan praktik – Rakyat Daerah, bila kerjasama tersebut
praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak mengakibatkan adanya pemanfaatan asset
sehat. Kebijakan – kebijakan tersebut sesuai dengan pemerintah daerah.
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Nomor KP 414 Tahun 2013 tentang Penetapan
Tidak Sehat. Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Rencana Induk Pelabuhan, Pelabuhan Tanjung Batu
Nomor 5 / 1999 menyatakan bahwa “pelaku usaha ditetapkan sebagai Pelabuhan Pengumpan. Kriteria
dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan teknis Pelabuhan Pengumpul diantaranya memiliki
atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya Pedoman
68
Peningkatan Peran Partisipasi Swasta...FERONIKA SEKAR PERININGSIH

Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) setidaknya 50 dikuasai oleh pemerintah. Kerjasama Pemerintah
mil, berada dekat dengan jalur pelayaran nasional + Provinsi Bangka Belitung dan swasta dalam
50 mil, memiliki luas daratan dan perairan tertentu mengelola Pelabuhan Tanjung Batu dapat dilakukan
serta terlindung dari gelombang, berdekatan dengan pada lahan seluas 68 ha pada sisi darat yang menjadi
pusat pertumbuhan wilayah ibukota provinsi dan hak pemerintah daerah. Lahan yang menjadi hak
kawasan pertumbuhan nasional, kedalaman minimal milik pemerintah daerah dapat dikelola bersama
pelabuhan -7 meter LWS, memiliki dermaga multi- partisipasi swasta melalui beberapa usaha atau busi-
purpose minimal 1 tambatan dan peralatan bongkar ness, misalnya terkait dengan port business, logistics
muat, berperan sebagai pengumpul angkutan peti business serta other business. Bidang-bidang usaha
kemas/curah/general cargo/penumpang nasional terkait port business antara lain container handling,
serta sebagai tempat alih muat penumpang dan terminal pelabuhan serta jasa kepelabuhanan lain.
barang umum nasional. Sedangkan logistics business dapat terkait
Berdasarkan kriteria teknis terkait peran dengan peyediaan jasa pergudangan dan jasa terkait
Pelabuhan Pengumpul, maka partisipasi swasta logistik lain. Bidang usaha yang termasuk dalam other
dalam pengelolaan Pelabuhan Tanjung Batu perlu business antara lain penyediaan jasa konsultasi en-
dipertimbangkan. Partisipasi swasta dalam gineering, teknologi informasi dan asuransi bisnis
pengelolaan Pelabuhan Tanjung Batu dapat dilakukan pelabuhan. Peran dan partisipasi swasta dalam
pada pengoperasian terminal. Partisipasi swasta pengelolaan pelabuhan dapat ditekankan pada
tersebut dapat diaplikasikan pada lahan sisi darat investasi untuk penyediaan pelayanan dasar. Terkait
seluas 68 ha yang menjadi hak pemerintah daerah, dengan rencana Pemerintah Daerah Kabupaten
dalam hal ini Pemerintah Provinsi Bangka Belitung. dimana Pelabuhan Tanjung Batu akan dioperasikan
Berdasarkan identifikasi dan inventarisasi legalitas untuk dijadikan pelabuhan utama yang dioperasikan
atau peraturan perundang-undangan berupa Undang- selama 24 jam serta menggantikan Pelabuhan
Undang beserta peraturan hukum di bawahnya Tanjung Pandan, maka penanganan bongkar muat
didapatkan bahwa kerjasama pemerintah daerah barang non peti kemas perlu mendapatkan perhatian.
dengan swasta belum banyak diatur. Peraturan- Hal ini dikarenakan volume bongkar muat barang
peraturan hukum tersebut belum rnengatur secara non peti kemas pelayaran dalam negeri di Pelabuhan
detil dan rinci tentang kerjasama pemerintah daerah Tanjung Pandan tinggi. Barang tersebut diangkut
dan swasta dalam pengelolaan pelabuhan. oleh kapal pelayaran rakyat dan kapal nasional.
Sedangkan ditinjau dari analisis Kerjasama Sedangkan, jenis barang yang bongkar muat di
Pemerintah Daerah dan Swasta Pelabuhan Pelabuhan Tanjung Pandan antara lain general cargo,
merupakan salah satu infrastruktur yang bag cargo curah kering dan curah cair. Oleh karena
pengelolaannya dapat dilakukan melalui 4 model, itu, untuk dapat menggantikan Pelabuhan Tanjung
yaitu sepenuhnya oleh pemerintah, outsourcing, Pandan, Pelabuhan Tanjung Batu perlu
konsesi dan privatisasi. Pengelolaan pelabuhan, memperhatikan fasilitas bongkar muat barang non
sebagaimana diamanatkan Undang-Undang dapat peti kemas. Selain itu, bidang usaha lain yang dapat
dilaksanakan oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP) diterapkan pada Pelabuhan Tanjung Batu yaitu ter-
sesuai dengan jenis izin usaha yang dimilikinya, minal pelabuhan, karena Pelabuhan Tanjung Batu
sedangkan untuk pelabuhan yang tidak diusahakan rencananya akan melayani kapal Cruise dan Yacht.
secara komersial dilaksanakan oleh Unit Konsesi berupa bentuk kerjasama antara
Penyelenggara Pelabuhan (UPP). Namun, pemerintah daerah dan swasta yang dapat
pengelolaan pelabuhan yang diusahakan Unit diaplikasikan pada hampir seluruh infrastruktur dan
Penyelenggara Pelabuhan dapat juga dilaksanakan fasilitas publik, termasuk pelabuhan, antara lain Sewa/
oleh Badan Usaha Pelabuhan berdasarkan perjanjian, Beli-Bangun-Operasi (Lease/Buy-Develop-Oper-
dimana kegiatan jasa terkait dengan kepelabuhanan ate/L/BDO), Bangun-Miliki-Operasi-Transfer
dapat dilakukan oleh orang perorangan warga negara (Build-Own-Operate-Transfer/BOOT ) serta
Indonesia dan / atau Badan Usaha. Sebagaimana Bangun-Miliki-Transfer (Build-Owned-Operate/
dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor17 Tahun BOT). Bentuk kerjasama antara Pemerintah Provinsi
2008 tentang Pelayaran, kerjasama pemerintah dan Bangka Belitung dan swasta dalam bidang usaha
swasta dilakukan dalam bentuk konsesi. penanganan bongkar muat barang non peti kemas
Dalam konsesi, swasta diberi hak untuk dan penyediaan jasa pergudangan dapat dilakukan
melakukan pembangunan atau pengelolaan pada melalui sistem-sistem @tersebut. Untuk menerapkan
suatu infrastruktur, dimana pihak swasta salah satu sistem kerjasama tersebut, Pemerintah
mendapatkan penghasilan dari pengelolaan tersebut Provinsi Bangka Belitung perlu mempertimbangkan
tetapi hak milik asset, berupa lahan, masih tetap potensi daerah terkait dana, tingkat efisiensi dan
69
J.Pen.Transla Vol.18 No.2 November 2016 : 63-70

efektivitas,serta mekanismenya.Dan dari beberapa Sarannya yaitu Peran dan partisipasi swasta dan
sistem tersebut mempunyai beberapa keunggulan dan pemerintah daerah perlu diatur lebih rinci dan detil
kelemahanNamun demikian, juga terdapat dalam peraturan perundang-undangan di bawah
kekurangan sistem ini diantaranya fasilitas yang Undang-Undang berupa peraturan pelaksana, atau
dibangun pihak swasta tersebut tidak berfungsi dapat berupa Peraturan Daerah khususnya terkait
sebagai barang publik, mekanisme harga tidak dapat dengan bentuk kerjasama yang akan diterapkan;Perlu
diatur oleh pemerintah, peraturan daerah membatasi perumusan dan inventarisasi bidang usaha yang akan
penyediaan fasilitas serta tidak ada kompetisi dalam dikembangkan yang melibatkan peran swasta dan
penyediaan fasilitas publik. Pemerintah Propinsi Bangka Belitung dalam
Dengan mempertimbangkan kelebihan dan pengelolaan Pelabuhan Tanjung Batu;Perlu dilakukan
kekurangan tersebut, pemerintah daerah dapat penentuan bidang usaha khususnya terkait port busi-
menerapkan salah satu sistem kerjasama. Hal-hal ness dan logistics business berdasarkan skala prioritas
yang perlu dipertimbangkan terkait dengan dengan mempertimbangkan peran dan partisipasi
pendanaan, mekanisme pengaturan harga, tingkat swasta dan Pemerintah Propinsi Bangka Belitung.
kualitas layanan, resiko yang ditanggung kedua pihak
serta potensi sumber daya yang dimiliki. Apabila UCAPAN TERIMA KASIH
dana pemerintah terbatas, maka sistem Bangun- Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala
Miliki-Transfer (Build-Owned-Operate/BOO) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
dapat diterapkan, tetapi tidak memiliki hak untuk Transportasi Laut, Sungai , Danau dan Penyebrangan,
mengatur mekanisme pengaturan harga. Namun, Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan, Kepala
apabila pemerintah ingin tetap berperan dalam modal, Dinas Kabupaten Belitung Induk, KSOP Tanjung
sistem Sistem Sewa/Beli-Bangun-Operasi (Lease/ Pandan serta Bapak Dr. Imbang Danandjojo. selaku
Buy-Develop-Operate/L/BDO) dapat diaplikasikan. pembimbing dan rekan rekan peneliti.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan analisis legalitas dan analisis
kerjasama dalam peningkatan peran dan partisipasi [1] Amiruddin, SH.M.Hum.H. Zainal Arifin, 2004. Pengantar
Metode Penelitian Hukum-Ed.1- Jakarta
swasta dan pemerintah daerah dalam pengelolaan [2] Kazmier, L. J. 2003. Statistik Untuk Bisnis. Terjemahan
Pelabuhan Tanjung Batu di Propinsi Bangka Belitung, oleh P. A. Lestari. Jakarta;
didapatkan kesimpulan antara lain:Peran dan [3] Siswanto, D. W., 2013. Analisa kerjasama pemerintah
partisipasi swasta dan pemerintah daerah telah diatur swasta di bidang perkeretaapian (Studi Deskriptif 6 KPS
Perkeretaapian di Indonesia). Jakarta;
dalam Undang-Undang serta peraturan pelaksana
[4] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
di bawahnya seperti Peraturan Pemerintah, 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden serta Jakarta
Keputusan Menteri Perhubungan; Hasil identifikasi [5] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
dan inventarisasi peraturan perundang-undangan 2009 tentang Kepelabuhanan. Jakarta;
[6] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 67 Tahun
menunjukkan bahwa peran dan partisipasi swasta 2008 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dan pemerintah daerah dalam pengelolaan pelabuhan dalam Penyediaan Infrastruktur, Jakarta;
sudah diatur tetapi belum secara rinci dan detil terkait [7] Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
bentuk kerjasama yang dapat dilaksanakan oleh Nomor : KM 62 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan, Jakarta;
kedua pihak;Peran dan partisipasi pemerintah daerah
[8] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008
dan swasta dalam pengelolaan pelabuhan berupa tentang Pelayaran, Jakarta;
konsesi dengan berbagai sistem dan bentuk [9] Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999
kerjasama, dengan mempertimbangkan beberapa hal tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
diantaranya pendanaan, resiko, potensi sumber daya Tidak Sehat. Jakarta;
yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Bangka
Belitung.

70

Anda mungkin juga menyukai