Anda di halaman 1dari 15

PROMOSI KESEHATAN TERKAIT DETEKSI DINI KANKER

SERVIKS DENGAN MELAKUKAN IVA TEST

Disusun oleh:
Nony Apfrensia Ginting
(1811008)

Dosen Pengajar : Regina M. Sinaga, SSi, Apt, M.Kes

Program Studi D3 Kebidanan


STIKes Murni Teguh
T.A. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, dan Anugerah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Promosi Kesehatan Terkait Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Melakukan
IVA TEST tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Promosi Kesehatan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya mengucapkan
terimakasih.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………… ii


DAFTAR ISI …………………………………………………………... iii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………….. 2
1.4 Manfaat ……………………………………………………………… 2
1.5 Sasaran ………………………………………………………………. 2

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Promosi Kesehatan …………………………………………………... 3
2.2 Deteksi Dini Kanker Serviks ………………………………………… 6
2.3 IVA TEST …………………………………………………………… 7

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………….. 10
3.2 Saran ………………………………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker serviks merupakan penyakit kanker nomor 2 (dua) pada wanita
yang menimbulkan kematian terbanyak akibat penyakit kanker terutama di
negara berkembang. Penyakit kanker leher rahim yang istilah kesehatan
adalah kanker serviks (cervical cancer) merupakan kanker yang terjadi pada
serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan
pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang
senggama (vagina). Kanker serviks yaitu penyakit yang disebabkan oleh HPV
atau Human Papilloma Virus.
Merujuk data yang dipaparkan Kemenkes per 31 Januari 2019, terdapat
angka kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata
kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Setiap tahun, ada sekitar 14.000 wanita
didiagnosa menderita kanker serviks dan lebih dari 7.000 orang meninggal
dunia akibat penyakit ini. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam setiap 1 jam,
terdapat satu orang wanita yang meninggal dunia karena kanker serviks
dengan prevalensi dalam lima tahun sekitar 64,9 persen.
Kanker serviks bila ditemukan pada stadium dini mempunyai prognosis
yang cukup baik. Namun, upaya skrining di kalangan wanita usia subur biasa
terbatas dan belum mencapai kalangan yang tingkat sosial ekonomi rendah.
Metode skrining dengan pap smear cukup mahal dan memerlukan teknologi
yang canggih. Maka dari itu, untuk metode skrining itu sendiri dikembangkan
dengan menggunakan metode inspeksi visual dengan menggunakan cuka
(IVA TEST).

1.2 Rumusan Masalah


- Jelaskan tentang promosi kesehatan?
- Jelaskan tentang deteksi dini kanker serviks?
- Jelaskan tentang IVA TEST?

1
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar dapat melakukan promosi kesehatan yang terkait dengan deteksi dini
kanker serviks dengan melakukan IVA TEST
b. Tujuan Khusus
- Agar lebih jelas tentang promosi kesehatan
- Agar lebih memahami tentang deteksi dini kanker serviks
- Agar lebih memahami tentang IVA TEST

1.4 Manfaat
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat dijadikan pedoman dalam mempromosikan kesehatan untuk
menurunkan angka kematian dan kejadian kanker serviks
b. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan tambahan pengetahuan untuk meningkatkan promosi
kesehatan terkait deteksi dini kanker serviks dengan melakukan IVA
TEST
c. Bagi Institusi
Diharapkan hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswi STIKes
Murni Teguh Program Studi D3 Kebidanan sebagai referensi tambahan
dalam promosi kesehatan terkait deteksi dini kanker serviks dengan
melakukan IVA TEST
d. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil makalah ini dapat dijadikan bahan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi wanita tentang deteksi dini kanker serviks dengan
melakukan IVA TEST

1.5 Sasaran
Sasaran dari promosi kesehatan terkait deteksi dini kanker serviks dengan
melakukan IVA TEST yaitu wanita usia subur, wanita yang sudah menikah
dan pernah melakukan hubungan seksual.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Promosi Kesehatan


A. Definisi Promosi Kesehatan
Secara istilah definisi promosi kesehatan dalam ilmu kesehatan
masyarakat (health promotion) memiliki dua pengertian yaitu:
- Pertama, sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit.
- Kedua, promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan atau
menjual, memperkenalkan pesan-pesan kesehatan sehingga
masyarakat menerima perilaku kesehatan yang akhirnya masyarakat
mau berperilaku hidup sehat.
Kemampuan masyarakat harus ditingkatkan terus menerus untuk
menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan
pembinaan yang dilakukan oleh bidan yaitu mempromosikan kesehatan
dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan
kelompok masyarakat didalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga
berencana meningkat.

B. Upaya Promosi Kesehatan


Upaya promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan, yaitu:
a. Upaya Promotif
Upaya promotif yaitu upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Sasarannya yaitu
kelompok orang sehat dengan tujuan yaitu agar masyarakat mampu
meningkatkan kesehatan dengan kelompok orang sehat meningkat
dan kelompok orang sakit menurun. Bentuk kegiatan dari upaya
promotif ini yaitu pendidikan kesehatan tentang cara memelihara
kesehatan.
b. Upaya Preventif

3
Upaya preventif yaitu upaya promosi kesehatan untuk mencegah
terjadinya penyakit. Sasaran dari upaya ini yaitu kelompok orang
yang resiko tinggi dengan tujuan untuk mencegah kelompok resiko
tinggi tidak jatuh ataupun menjadi sakit (primary prevention).
Bentuk kegiatan seperti imunisasi, pemeriksaan antenatal care,
postnatal care, perinatal dan neonatal.
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif yaitu upaya promosi kesehatan untuk mencegah
penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan dengan sasarannya
yaitu kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis.
Tujuannya agar kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut
tidak lebih parah dengan bentuk kegiatan yaitu pengobatan.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif yaitu upaya promosi kesehatan untuk memelihara
dan memulihkan kondisi ataupun mencegah kecacatan dengan
sasarannya yaitu kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit
yang bertujuan yaitu pemulihan dan pencegahan kecacatan.

C. Metode Promosi Kesehatan


Ada beberapa metode dalam promosi kesehatan yaitu:
a. Metode promosi individual (perorangan)
Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau membina
seseorang yang telah tertarik kepada suatu perubahan perilaku.
b. Metode promosi kelompok
Dalam metode ini, bidan harus mengingat besarnya kelompok
sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran dikarenakan
untuk kelompok besar, metodenya akan berbeda dari kelompok
kecil.
c. Metode promosi kesehatan massa
Metode ini digunakan untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditunjukkan kepada masyarakat yang sifatnya massa
atau publik.

4
D. Media Promosi Kesehatan
Beberapa jenis media dalam promosi kesehatan, yaitu:
a. Berdasarkan bentuk umum penggunaan, yaitu:
- Bahan bacaan, seperti modul, buku rujukan/bacaan, folder,
leaflet, majalah, bulletin, dan lain lain
- Bahan peragaan, yaitu poster tunggal, poster seri, flipchart,
transparan slide, film, dan lain lain
b. Berdasarkan cara produksinya, yaitu:
- Media cetak, yaitu media statis dan mengutamakan pesan visual
yang umumnya berisi gambaran sejumlah kata, gambar atau foto
dalam tata warna. Fungsi dari media ini adalah memberi
informasi dan menghibur. Contoh: leaflet, poster, booklet, flyer,
dan lain lain. Media cetak memiliki kelebihan, yaitu tahan lama,
mencakup banyak orang, biaya tidak mahal, tidak perlu listrik,
dapat dibawa kemana-mana, dan lain lain.
- Media elektronika, yaitu media bergerak dan dinamis, dapat
dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat
bantu elektronika. Jenis-jenis media elektronika, seperti TV,
radio, film, video film, CD, DVD, dan lain lain. Kelebihan dari
media ini adalah sudah dikenal masyarakat, mengikutsertakan
semua panca indera, lebih mudah dipahami, lebih menarik
karena ada suara dan gambar dan lain lain.
- Media luar ruangan, yaitu media yang menyampaikan pesannya
diluar ruangan secara umum melalui media cetak dan
elektronika secara statis, misalnya papan reklame, spanduk,
pameran, banner, dan TV layar lebar dengan kelebihan yaitu
sebagai informasi umum dan hiburan, mengikutsertakan seluruh
panca indera, lebih mudah dipahami, jangkauan relatif besar,
dan lain lain

5
2.2 Deteksi Dini Kanker Serviks
a) Definisi
Kanker serviks yang menyerang daerah leher rahim merupakan
penyebab kematian tertinggi kedua pada wanita di dunia setelah penyakit
kanker payudara dan merupakan penyebab utama kematian di negara
berkembang. Kanker mulut rahim atau kanker serviks adalah kanker yang
muncul pada leher rahim wanita. Walaupun sebagian besar kanker tidak
diketahui penyebabnya, tetapi penyebab tersering kanker leher rahim
sudah diketahui sehingga kanker ini adalah kanker yang mudah dicegah.
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun,
90% dari kanker serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada
saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.

b) Faktor Resiko
Beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker
serviks yaitu:
1. HPV (Human Papiloma Virus)
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (Kandiloma Akuminata)
yang ditularkan melalui hubungan seksual. Ada beberapa tipe HPV
yang berhubungan dengan kanker serviks, antara lain:
- HPV resiko rendah : HPV 6 dan 11
- HPV resiko sedang : HPV 33, 35, 39, 40, 43, 45, 51, 56, dan 58
- HPV resiko tinggi : HPV 16, 18, 31
Infeksi HPV terjadi melalui hubungan seksual.
2. Faktor Kebersihan
- Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2
macam keputihan, yaitu normal dan tidak normal. Keputihan
normal yaitu bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan

6
tidak gatal. Jika salah satu dari ketiga syarat itu tidak terpenuhi
berarti keputihan itu dikatakan tidak normal.
- Penyakit Menular Seksual (PMS) yaitu penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. PMS yang sering dijumpai antara
lain sifilis, gonore, herpes, simpleks, HIV-AIDS, kutil kelamin,
dan virus HPV.
- Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin.
- Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di
toilet-toilet umum yang tidak terawat.
3. Faktor Pilihan
- Berhubungan seksual pertama kali diusia terlalu muda.
- Berganti-ganti partner seks (lebih dari satu partner seks akan
meningkatkan resiko penularan penyakit kelamin).
- Memiliki banyak anak.
- Wanita merokok.

c) Gejala Kanker Serviks


Awal kanker serviks tidak memunculkan gejala, gejala akan muncul
ketika sel kanker sudah mencapai stadium akhir. Gejala biasanya berupa,
antara lain:
- Perdarahan tidak normal pada vagina
- Keluar cairan dari vagina dengan bau yang aneh atau berbeda dari
biasanya berwarna merah muda, pucat, coklat
- Rasa sakit setiap kali melakukan hubungan seksual
- Perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabnya.

2.3 IVA TEST


Kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan skrining atau deteksi
dini. Salah satu pemeriksaan yang dianjurkan adalah tes IVA.
a) Definisi
IVA test adalah metode inspeksi visual dengan asam asetat, atau
dikenal dengan sebutan visual inspection with acetic acid. IVA test

7
adalah suatu cara mendiagnosis dini kemungkinan adanya kanker serviks
dengan menggunakan asam asetat.

b) Pelaku IVA test


Tenaga kesehatan yang dapat melakukan skrining dengan metode
IVA test yaitu bidan, perawat, dokter umum, dan dokter spesialis.

c) Kategori temuan IVA


- Normal : licin, merah muda, bentuk porsio normal
- Atipik : servisitis (inflamasi, hiperemis), banyak fluor, ektropion,
polip, atau ada cervical wart
- Abnormal (indikasi lesi prakanker serviks) : plak putih, epitel
acetowhite (bercak putih)
- Kanker serviks : pertumbuhan seperti bunga kol, pertumbuhan
mudah berdarah

d) Langkah Pemeriksaan IVA


- Ibu akan diminta untuk berbaring dengan posisi kaki terbuka
(litotomi)
- Petugas kesehatan akan memasukkan alat bernama spekulum atau
cocor bebek ke dalam vagina. Alat ini berfungsi menahan mulut
vagina terbuka, sehingga leher dan mulut rahim dapat terlihat.
- Kemudian petugas kesehatan akan mencelupkan gumpalan kapas
bertangkai (mirip cutton bud) ke larutan asam asetat (asam cuka)
kadar 3-5%
- Gumpalan kapas yang sudah dibasahi dengan asam asetat akan
dioleskan perlahan ke permukaan jaringan serviks ibu.
- Petugas kesehatan akan menunggu selama 1 menit untuk menilai
reaksi yang akan muncul. Biasanya berupa perubahan warna pada
area serviks yang telah dioleskan asam asetat.

8
- Jaringan serviks yang sehat tidak mengalami perubahan warna
setelah dioleskan asam asetat. Jika terdapat sel abnormal pada
serviks, akan muncul bercak putih pada permukaan leher rahim. Hal
ini dapat menandakan adanya sel tumor atau sel kanker serviks.
- Jika terdapat sel abnormal pada serviks, maka tindakan lanjutannya
yaitu dirujuk ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih
lanjut.

e) Syarat Pemeriksaan IVA


- Sudah pernah melakukan hubungan seksual
- Tidak berhubungan intim selama 24 jam sebelum pemeriksaan
- Tidak sedang haid

f) Kelebihan Pemeriksaan IVA


- Pemeriksaan lebih sederhana, cepat dan mudah
- Tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium yang rumit sehingga
hasilnya bisa langsung diketahui
- Tidak harus di rumah sakit, karena bisa dilakukan di puskesmas
dengan bidan
- Biaya relatif lebih murah
- Sensitivitas 65-96%
- Spesifisitas 54-98%

9
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan dilakukan agar
membantu masyarakat untuk dapat mencegah penyakit dan upaya
memasarkan atau menjual, memperkenalkan pesan-pesan kesehatan sehingga
masyarakat menerima perilaku kesehatan yang akhirnya masyarakat mau
berperilaku hidup sehat. Promosi kesehatan memiliki beberapa upaya yaitu
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun,
90% dari kanker serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada
saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Penyebab terjadinya kanker
serviks yaitu adanya HPV (Human Papiloma Virus). Faktor resiko terjadinya
kanker serviks yaitu merokok, sering gonta ganti pasangan seks, melahirkan
banyak anak, dan lain lainnya. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya
kanker serviks, maka dilakukan deteksi dini kanker serviks.
Skrining deteksi dini kanker serviks dilakukan menggunakan metode
IVA test. IVA test adalah metode inspeksi visual dengan asam asetat, atau
dikenal dengan sebutan visual inspection with acetic acid. Tenaga kesehatan
yang dapat melakukan skrining dengan metode IVA test yaitu bidan, perawat,
dokter umum, dan dokter spesialis. Syarat pemeriksaan IVA test yaitu sudah
pernah melakukan hubungan seksual, tidak berhubungan intim selama 24 jam
sebelum pemeriksaan, dan tidak sedang haid. Biaya yang dikeluarkan dalam
melakukan IVA test relatif lebih murah dan aman.

3.2 Saran

10
Sebagai mahasiswi kebidanan sangat perlu dan penting dalam
promosi kesehatan terkait deteksi dini kanker serviks dengan melakukan IVA
test karena dengan kita mempromosikan kegiatan ini, kita dapat membantu
wanita terkhusus wanita usia subur yang sudah pernah melakukan hubungan
seksual untuk menjaga kesehatan tubuh termasuk rahim.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fauza, M, dkk. 2019. Faktor yang Berhubungan dengan Deteksi Dini Kanker
Serviks Metode IVA di Puskesmas Kota Padang. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia 14(1):69-80. URL:
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/view/20970
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta
RS Awal Bros. Deteksi Dini Kanker Serviks (Mulut Rahim). URL:
http://awalbros.com/umum/deteksi-dini-kanker-serviks-mulut-rahim/
Hapsari, A. 2020. Tes IVA, Pemeriksaan Untuk Mendeteksi Kanker Serviks. URL:
https://hellosehat.com/kanker/kanker-serviks/iva-test/#gref
Alodokter. Pemeriksaan IVA Untuk Deteksi Dini Kanker Serviks. URL:
https://www.alodokter.com/pemeriksaan-iva-untuk-deteksi-dini-kanker-
serviks
Abdi, A, P. 2019. Kemenkes: Kanker Payudara dan Serviks Paling Banyak di
Indonesia. URL: https://tirto.id/kemenkes-kanker-payudara-serviks-
paling-banyak-di-indonesia-dfSv
Aulia. 2016. Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan IVA. URL:
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/deteksi-dini-kanker-
serviks-dengan-iva

Anda mungkin juga menyukai