Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KLIPING AGAMA ISLAM

“JUJUR DAN MENEPATI JANJI”

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
Nama :Aditya fajar aritama
Kelas :9C
SMP N 2 PANGKALPINANG
Daftar Isi:
-kata pengantar
-daftar isi
-isi
-penutup

Assalamualaikum,wr.wb
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah swt,karna berkah
dan karunianya kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan
untuk belajar walaupun secara dalam kondisi pandemi secara
online.

Kisah Pemuda dan Sepotong Kayu


Pada zaman dahulu, sebelum era keislaman, hidup seorang pemuda dari
kalangan Bani Israil yang memiliki pribadi luhur. Ia sangat jujur dan tak pernah
ingkar janji. Suatu hari si pemuda sangat membutuhkan uang untuk
keperluannya. Ia pun meminjam sejumlah uang kepada seseorang yang ia
kenal. Namun, saat itu tak ada saksi dalam interaksi utang piutang tersebut.

“Datangkan ke sini para saksi yang akan mempersaksikan,” ujar si peminjam uang.

“Cukuplah Allah sebagai saksi,” kata si pemuda.

“Kalau begitu, datangkan kepadaku seorang penjamin,” pinta si peminjam lagi.

Namun, si pemuda tak memiliki seseorang untuk menjadi saksi apalagi penjamin. Ia
hanya bisa berucap, “Cukuplah Allah sebagai penjamin,” kata si pemuda. Akan
tetapi, baginya menyebut asma Allah dalam ikatan perjanjian maka menjadikannya
sangat kuat. Jika dilanggar, ia amat takut Allah murka.
Tekad si pemuda pun dipercaya si peminjam. “Kau benar,” katanya. Ia pun
kemudian memberi pinjaman seribu dinar kepada sang pemuda. Keduanya pun
menyepakati masa jatuh tempo pengembalian uang tersebut.

Pergilah si pemuda mengarungi samudera untuk memenuhi kebutuhannya dengan


uang pinjaman tersebut. Saat jatuh masa tempo pengembalian, ia pun bermaksud
kembali ke pulau si peminjam tinggal. Namun apa daya, tak ada layanan perahu
menuju tempat si peminjam.

Padahal, di hari biasa perahu selalu tersedia. Namun, entah mengapa hari itu si
pemuda tak mendapati satu pun perahu meski telah mencarinya dengan keras.
Cemaslah hati pemuda itu. Ia tak mau melanggar kesepakatan dan janji utangnya.

Si pemuda tak mau berputus asa segera. Ia telah berjanji akan mengganti uang
seribu dinar tersebut pada hari itu juga. Maka ia pun berpikir, bagaimana cara untuk
memenuhi janjinya. Ia pun mengambil sepotong kayu, kemudian melubanginya.

Uang seribu dinar itu kemudian ia masukkan pada lubang kayu tersebut. Tak lupa
sepucuk surat kepada sang piutang juga diikutsertakan pada lubang kayu tersebut.

Ia menutup lubang kemudian melarungnya ke laut seraya berdoa, “Ya Allah,


sungguh Engkau tahu bahwa aku meminjam uang sebesar seribu dinar. Lalu ia (si
peminjam) memintaku seorang penjamin, namun kukatakan padanya, ‘Allah cukup
sebagai penjamin’. Ia pun rida dengan-Mu. Ia juga meminta saksi kepadaku, aku
pun mengatakan ‘Cukup Allah sebagai saksi’. Ia pun rida kepada-Mu. Sungguh aku
telah berusaha keras untuk mendapatkan perahu untuk mengembalikan uangnya
yang kupinjam, namun aku tak mendapatinya. Aku tak mampu mengembalikan
uang pinjaman ini, sungguh aku menitipkannya kepada-Mu,” ujar si pemuda
bertawakal.

Sepotong kayu itu pun kemudian hanyut mengikuti arus laut. Namun, meski telah
memasrahkan uang dalam kayu tersebut, bukan berarti si pemuda berhenti
berusaha. Ia terus mencari perahu untuk menghantarnya ke negeri seberang,
tempat si peminjam tinggal.

Sementara itu, di negeri seberang, si piutang terus menengok dermaga menunggu


perahu si pemuda. Namun, lama nian tak ada satu perahu pun yang mengantarkan
uangnya kembali. Ia pun menunggu di tepi laut berharap si pemuda menepati
janjinya.

Cukup lama menunggu, ia pun bosan. Namun, tiba-tiba ia melihat sebongkah kayu
yang hanyut. Bermaksud digunakan sebagai kayu bakar di rumahnya, ia pun
memungutnya dan membawanya pulang. Terkejut, saat membelah kayu tersebut, ia
mendapati uang seribu dinar dan sepucuk surat. Membaca surat tersebut, ia pun
tersenyum riang.
Keesokan harinya, si pemuda muncul dengan wajah penuh cemas dan rasa
bersalah. Turun dari perahu, ia bergegas menuju rumah si peminjam utang. “Demi
Allah, aku terus berusaha mencari perahu untuk menemuimu dan mengembalikan
uangmu. Tapi, aku tak memperoleh perahu hingga perahu sekarang ini aku datang
dengannya,” ujar si pemuda menjelaskan uzurnya.

Si peminjam uang pun tersenyum melihat kegigihan pemuda menepati janjinya. Ia


pun berkata, “Apakah kau mengirim sesuatu kepadaku?” tanyanya. Namun, si
pemuda tak sedikit pun menyangka bahwa kayu kirimannya sampai tujuan meski
tanpa alamat, apalagi jasa kurir. “Aku katakan kepadamu, aku tak mendapatkan
perahu sebelum apa yang kubawa sekarang ini,” ujar si pemuda sembari
menunjukkan seribu dinar untuk diberikan kepada si peminjam utang. Wajah sang
piutang pun merekah gembira. Ia senang mendapati pemuda yang begitu jujur dan
menepati janji. Ia pun harus berkata jujur bahwa utangnya si pemuda telah lunas
melalui kayu yang dikirimkannya sesuai tenggat waktu peminjaman. “Sungguh Allah
telah menyampaikan uang yang kau kirim di dalam kayu. Maka, pergilah dan
bawalah kembali seribu dinar yang kau bawa ini,” ujar si  pemberi utang.

Kisah pemuda dan sepotong kayu tersebut dikabarkan oleh Rasulullah dalam hadis
riwayat Al-Bukhari dan Nasa’i. Tak dikabarkan jelas siapa nama pemuda tersebut
dan latar lokasi tempat tinggal si pemuda dan si piutang. Namun, kisah ini
dipastikan kebenarannya, mengingat kedudukan hadis yang menyebutkan kisah itu
memiliki derajat shahih.

Dari kisah tersebut, terdapat hikmah agung yang dapat menjadi pelajaran bagi
Muslimin. Membulatkan tekad sangat dibutuhkan Muslimin sebelum bertawakal
kepada Allah. Hal tersebut tercantum dalam Alquran surah Ali Imran ayat 159, Allah
berfirman, “...Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada-Nya.”

Dalam kisah, si pemuda menunjukkan sikap memenuhi janji dengan ketekadan


yang luar biasa. Hingga kemudian, ia menyerahkan urusannya kepada Allah
dengan mengirimkan sepotong kayu. Ia bertawakal kepada Allah agar suratnya
sampai ke tujuan setelah memiliki tekad bulat dalam hatinya untuk memenuhi janji
mengganti hutangnya.

Sekian yang dapat saya kerjakan mohon maaf apabila ada


kesalahan baik disengaja ataupun tidak disengaja. Kurang lebih
saya minta maap.
Wassalamualaikum.wr wb

Anda mungkin juga menyukai