Dosen Pengampu :
Mohd. Jamil, SKp.,M.BioMed
Oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2021
1
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK IBU HAMIL
DAN BALITA DESA PARANGTRITIS
Contoh Kasus:
Di sebuah desa nelayan Parangtritis terdapat kelompok nelayan sebagai nelayan
yang tidak mempunyai perahu untuk melaut sehingga mereka menjadi penyewa
perahu setiap hari untuk berlayar mencari ikan, rata – rata kehidupan nelayan di sana
sangat memprihatinkan karena kebutuhan ekonomi yang semakin berat, desa
Parangtritis di huni oleh 39 KK dan terdiri dari 200 jiwa dengan jumlah Ibu Hamil
pada bulan Oktober 2020 adalah 42 orang. Rata-rata usia Ibu Hamil disana adalah
antara 30-40 tahun. Terdapat juga 66 balita yang terdiri diri dari : 12 - 24 bulan = 21,
25- 36 bulan = 15, 37- 60 bulan = 30 dan berdasarkan informasi dari kader posyandu
Balita yang gizi buruk 3 orang, Balita yang diare karena tidak cocok dengan susu
formula 6 orang, Balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (Berat badan
balita yang berada digaris kuning dan digaris merah ) 5 orang. Di desa Parangtritis
sudah ada 1 puskesmas. Pada bulan Oktober 2020 ini, musim panas dan jarang sekali
ada hujan sehingga sumur – sumur penduduk banyak yang berkurang airnya bahkan
ada yang kering. Penghasilan masyarakat disana hanya cukup untuk memberikan
makan sehari – hari keluarganya. Mereka termasuk keluarga pra sejahtera. Puskesmas
yang ada hanya ada 2 orang dokter, dokter gigi dan dokter umum, perawat kesehatan
masyarakat hanya 1 orang, 1 orang bidan dan 1 orang perawat lainnya. Ibu hamil
disana banyak yang mengalami kurang gizi akibat kurangnya asupan makanan
bergizi. Ibu-Ibu disana belum terbiasa memeriksakan diri ke Fasilitas Kesehatan.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Inti
1) Sejarah
Desa Parangtritis merupakan daerah pesisir pantai selatan Jawa yang
terletak di daerah Yogyakarta. Desa Parangtritis berbatasan dengan
Desa Waluhan di sebelah barat dan desa Sukowati di sebelah timur.
2
Desa parangtritis memiliki 2 RW dan 10 RT. Desa Parangtritis di
huni oleh 39 KK dan terdiri dari 200 jiwa. Dinamakan desa
parangtritis dikarenakan jaraknya yang dekat dengan pantai
Parangtritis.
2) Demografi
Jumlah Ibu Hamil pada bulan Oktober 2020 adalah 42 orang dengan
10 orang pada trimester pertama, 22 orang pada trimester kedua dan
10 orang di trimester ketiga. Dan Balita yang gizi buruk 3 orang,
Balita yang diare karena tidak cocok dengan susu formula 6 orang
Balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (Berat badan
balita yang berada digaris kuning dan digaris merah ) 5 orang
3.1.2 Data Sub Sistem
1) Lingkungan fisik
Rumah-rumah di desa Parangtritis terbuat dari papan dengan lantai
yang beralaskan papan dan fentilasi di setiap kamarnya. Penerangan
listrik di desa Parangtritis masih terbatas jumlahnya. Setiap rumah
meimiliki halaman yang cukup luas. Ibu hamil dan Balita disana
sering menghabiskan waktu untuk mengeringkan ikan di halaman
rumah yang biasanya digunakan untuk menjemur ikan.
2) Pelayanan kesehatan dan social
Di desa Parangtritis sarana pelayanan kesehatan untuk Ibu Hamil
dan Balita adalah sebuah puskesmas dengan jumlah dokter 2 orang.
1 orang Dokter umum dan 1 orang dokter gigi, perawat kesehatan
masyarakat hanya 1 orang, 1 orang bidan dan 1 orang perawat
lainnya. Ibu hamil disana masih banyak yang belum mengetahui
tentang pentingnya kesehatan selama hamil, maka dari itu Ibu hamil
di desa Parangtritis banyak yang menderita anemia.
3) Ekonomi
Mayarakat di desa Parangtritis merupakan warga pra sejahtera
dengan mata pencaharian utama adalah nelayan. Ibu hamil disana
bekerja membantu suami sebagai penjual dan pembuat ikan asin.
3
Dimana penghasilan mereka dalam sebulan kurang lebih Rp
500.000,00 – Rp 1.000.000,00.
4) Keamanan dan transportasi
Ibu hamil disana tidak ada yang mempunyai perilaku yang
membahayakan, seperti merokok, minum, dll. Alat transportasi
untuk berpergian adalah sepeda, sepeda motor, angkutan umum,
dan yang paling banyak adalah berjalan kaki. Jika Ibu hamil ingin
melahirkan, ketua desa disana memiliki mobil yang dapat
digunakan untuk pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.
5) Pemerintahan dan politik
Kebijakan pemerintah di Desa Parangtritis belum mendukung
pelayanan kesehatan yang ada. Terbukti dengan belum adanya
sosialisasi maupun penyuluhan yang dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat khususnya Ibu hamil dan Balita tentang
pentingnya kesehatan. Tetapi pada akhir bulan Oktober nanti akan
diadakan penyuluhan oleh Mahasiswa Universitas Andalas dengan
materi pentingnya nutrisi pada Ibu hamil dan Kesehatan Balita.
6) Komunikasi
Di Desa Parangtritis masih menggunakan sarana komunikasi dua
arah atau komunikasi secara langsung. Tetapi juga sudah ada yang
menggunakan alat komunikasi yang lebih canggih yaitu HP. Ibu
hamil disana belum memperoleh informasi tentang pentingnya
nutrisi saat hamil melalui media cetak, seperti koran, leaflet, dll.
7) Pendidikan
Di Desa Parangtritis terdapat 1 Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah
Menengah Pertama (SMP), dan 1 Sekolah Menengah Atas (SMA).
8) Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dikunjungi Ibu hamil dan Balita adalah
Pantai parangtritis yang jaraknya tidak jauh dari perkampungan. Ibu
4
hamil dan Balita di desa Parangtritis setiap paginya sering berjalan-
jalan di pesisir pantai.
3.1.3 Data persepsi
1) Persepsi penduduk
Keadaan desa Parangtritis nyaman dan tentram. Mayarakat disana
saling tolong-menolong satu sama lain dan masih menjunjung tinggi
nilai-nilai sosial yang diterapkan oleh leluhur, seperti tenggang rasa.
2) Persepsi perawat
Masyarakat di desa Parangtritis belum memiliki fasilitas kesehatan
yang cukup dikarenakan masih sedikitnya puskesmas ataupun fasilitas
kesehatan yang lain. Selain itu jumlah tenaga kesehatan yang ada pun
masih jauh dari yang dibutuhkan. Tetapi desa Parangtritis telah
mengkoordinasikan masyarakatnya untuk mengadakan kegiatan
posyandu untuk balita yang diselenggarakan tiap tahunnya.
5
hamil
Kurang pengetahuan
3. Dari data kader Gangguan pemenuhan
Ibu tentang menu
terdapat 3 Balita yang kebutuhan nutrisi kurang
seimbang
mengalami gizi buruk dari kebutuhan pada
balita di posyandu
Data dari kader terdapat
6 balita yang diare
akibat pemberian susu
formula
Hasil Observasi
6
3.3 Prioritas Masalah
Resiko nutrisi ibu hamil kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya nutrisi pada Ibu hamil
Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 4 bulan,
pemenuhan kebutuhan nutrisi Ibu hamil terpenuhi
Tujuan khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pentingnya nutrisi, khususnya
pada Ibu hamil dan Balita
2. Merawat Ibu hamil dan Balita yang mengalami kurang gizi ;
3. Memodifikasi lingkungan yang mendukung terhadap pemenuhan kebutuhan
gizi pada Ibu hamil dan Balita
4. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
7
Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Sasaran Metode Media Waktu Tempat
Keperawatan
Resiko nutrisi ibu Tujuan 1. Meningkatkan 1. Kadar-kadar Ceramah tanya Lefleat 25-10- Dikantor
hamil kurang dari umum: pengetahuan kesehatan jawab 2020 posyandu
Diharapkan posyandu
kebutuhan tubuh keluarga tentang
kebutuh
berhubungan nutrisi pentingnya 2. Ibu yang hamil
dan memiliki 29-10- Diposyandu
dengan pada ibu nutrisi, 2020
dapat balita
kurangnya khususnya pada
terpenuhi 3. Ibu hamil
pengetahuan Ibu hamil dan Diposyandu
Tujuan
4. Ibu yang 29-10-
tentang khusus Balita
membutuhkan 2020
pentingnya 1. Ibu 2. Merawat Ibu Praktik secara Diposyandu
fasilitas 03-11-
nutrisi pada Ibu mengeta hamil dan Balita kesehatan. langsung 2020
hui
hamil yang mengalami
tentang
kebutuh kurang gizi
an 3. Ibu dapat
nutrisi Memodifikasi Praktik secara
yang langsung
dibutuh lingkungan yang
8
kan mendukung
pada terhadap
saat
pemenuhan
hamil
kebutuhan gizi
pada Ibu hamil
dan Balita
4. Ibu dapat
Memanfaatkan
Ceramah tanya
fasilitas jawab
kesehatan
9
ibu-ibu 3. Demostrasikan balita langsung pelayana
mengetahui nutrisi seimbang n
nutrisi 4. Ibu yang 4. Ceramah kesehatan 03-11-
seimbang 4. Anjurkan ibu- memiliki dan Tanya 2020
balita ibu balita jawab
memeriksakan
balita ke 5. Keluarga/ibu 5. Evaluasi
posyandu yang
memiliki
5. Evaluasi balita
keluaraga/ibu
tentang
pemberian
nutrisi seimbang
balita
10