Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS ISU KONTEMPORER DI UPTD PUSKESMAS SIHAPAS

KABUPATEN PADANG LAWAS

Oleh :
Nama Peserta : FADILA ANDINA PUTRI SIREGAR, A.Md.Gz
NIP : 199809302022032008
Golongan : II
Angkatan : XXIII
Kelompo :1
No. Absen : 03
Pengampu Materi : Dr. ADE SUHENDAR, ST., M.AP

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara memiliki peran dalam upaya mencapai cita-cita dan tujuan
negara Indonesia yang telah tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dengan melaksanakan kebijakan publik yang telah
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan, bekerja secara profesional,
berintegritas, memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, serta dapat mempererat
persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam penyelenggaraannya Setiap Aparatur Sipil Negara diharapkan mampu


mengenal, memahami, juga menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, serta Anti Korupsi
(ANEKA) dalam melaksanakan pelayanan publik. Pelaksanaan aktualisasi juga bertujuan
untuk membentuk karakter PNS yang profesional dan berkarakter dengan menerapkan
sistem Whole of Government (WoG) dengan didasari nilai-nilai dasar sebagai ASN
sebagai pelayan masyarakat, terutama petugas kesehatan di UPTD Puskesmas Sihapas.

Puskesmas merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dalam memberikan


pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai Nutrisionis Terampil yang telah
bertugas di Puskesmas Sihapas Kecamatan Sihapas Barumun Kabupaten Padang Lawas.
penulis mencoba melihat beberapa masalah dalam pelayanan dan kegiatan program di
wilayah kerja Puskesmas Sihapas Kecamatan Sihapas Barumun Kabupaten Padang
Lawas yang sampai saat ini belum menemukan solusi akhir yang pasti. Masalah ini
terntunya akan berpengaruh tidak hanya pada tenaga kesehatan yang bertugas, melainkan
dalam jangka panjang juga dapat berpengaruh pada kepentingan masyarakat.

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, seperti yang dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan
dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tngginya
dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Derajat kesehatan masyarakat yang belum optimal dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan genetika. Kalangan ilmuwan
umumnya berpendapat bahwa determinan utama derajat kesehatan masyarakat tersebut,
selain kondisi lingkungan, adalah prilaku masyarakat. Menurut data Riskesdas yang diambil
dari tahun 2014 - 2018 cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 37,3%, 2015
sebesar 55,7%, tahun 2016 sebesar 54%, tahun 2017 sebesar 61,33%, dan pada tahun 2018
mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 37,3% sedangkan kepatuhan remaja putri
untuk mengonsumsi tablet tambah darah bisa dilihat dari hasil data Riskesdas tahun 2018 yang
menunjukkan prevalensi anemia pada remaja putri sebanyak 48,9% ini berarti bahwa kurangnya
kepatuhan remaja putri untuk mengonsumsi tablet tambah darah.
Dengan ini diharapkan derajat kesehatan masyarakat meningkat, Akan tetapi
masyarakat belum optimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan pengetahuan
dikehidupan sehari-hari

Ada beberapa Isu yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Sihapas, Kabupaten
Padang Lawas, yaitu:
1. Kurang optimalnya pengetahuan ibu tentang MP ASI terhadap status gizi anak
6 -24 bulan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas Kabupaten Padang
Lawas
2. Kurang Optimalnya kesadaran rematri terhadap kepatuhan mengonsumsi
Tablet Tambah Darah di Sekolah Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas
Kabupaten Padang Lawas
3. Kurang optimalnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang terhadap status
gizi balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas Kabupaten Padang
Lawas
4. Kurang optimalnya informasi jadwal posyandu kepada ibu balita terhadap
jumlah kunjungan posyandu di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas
Kabupaten Padang Lawas
5. Kurang Optimalnya Informasi Asi Ekslusif Kepada Ibu Hamil terhadap status
gizi bayi 0-6 bulan Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas Kabupaten
Padang Lawas

Adapun uraian permasalahn di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas


Kabupaten Padang Lawas sebagai berikut :

1. Kurang optimalnya pengetahuan ibu tentang MP ASI terhadap status gizi anak
6 -24 bulan di wilayah puskesmas sihapas
Penjelasan :
Menurut WHO, MPASI adalah makanan dan minuman yang diberikan
kepada anak usia 6–24 bulan untuk pemenuhan kebutuhan gizinya. Dari isu
tersebut bisa dikatakan sebuah ancaman di wilayah kerja puskesmas sihapas
karena rendahnya pengetahuan ibu ditakutkan akan berdampak dengan status gizi
anak dan pemberian MP ASI yang terlalu dini.

Gizi yang diperoleh sejak bayi lahir sangat berpengaruh terhadap


pertumbuhannya termasuk risiko terjadinya stunting. Pada usia 6 bulan,
kebutuhan bayi akan energi dan gizi mulai meningkat dan tidak dapat terpenuhi
hanya dengan ASI, sehingga diperlukan makanan pendamping ASI (MPASI). Jika
makanan pendamping tidak diperkenalkan sekitar usia 6 bulan, atau jika diberikan
secara tidak tepat, dapat menjadi faktor risiko stunting. Dalam pemberian MPASI
yang perlu diperhatikan adalah jumlah yang cukup, waktu, tekstur, variasi, metode
pemberian, dan prinsip kebersihan.

Data diatas adalah prevalensi jumlah balita stunting yang ada di kabuten padang
lawas sebesar 42,7 persen yang didapat dari hasil riset Studi Status Gizi Indonesia
Tahun 2021.

Dari data laporan rutin setiap bulannya di puskesmas sihapas bisa kita
lihat hampir disetiap desa terdapat anak dengan status gizi kurang dan juga
kurus. Dan di beberapa desa terdapat anak dengan status gizi pendek (stunting)
Ini bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI sehingga
tidak terpenuhinya asupan gizi pada anak usia tersebut.
2. Kurang Optimalnya kesadaran rematri terhadap kepatuhan mengonsumsi
tablet Tambah Darah di Sekolah Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas
Kabupaten Padang Lawas
Penjelasan:

Tablet tambah darah (TTD) merupakan suplemen zat gizi yang


mengandung 60 mg besi elemental dan 0,25 asam folat (sesuai rekomendasi
WHO) dengan mengonsumsi satu tablet tiap minggunya. Dari isu ini bisa
menjadi sebuah ancaman di wilayah kerja puskesmas sihapas karena rendahnya
kesadaran Remaja Putri terhadap kepatuhan mengonsumsi TTD yang bisa
menyebabkan terjadinya Anemia pada Remaja Putri.

Menurut WHO, prevalensi anemia pada remaja di dunia adalah 4,8 juta
dan di indonesia sebesar 23%. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018
(Riskesdas), angka kejadian anemia di Indonesia masih tinggi yakni dengan
prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja
menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang
tidak optimal dan kurangnya kepatuhan dalam mengonsumsi TTD.

Gambar diatas menunjukan dari 349 Remaja Puti yang terdapat di sekolah
wilayah kerja Puskesmas Sihapas hanya 283 Remaja Putri yang mengonsumsi
Tablet Tambah darah tiap minggunya. Ini dapat disimpulkan bahwa rendahnya
pengetahun Remaja Putri sehingga menyebabkan ketidakpatuhan dalam
mengonsumsi tablet tambah darah.
3. Kurang optimalnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang terhadap status gizi
balita di wilayah kerja Puskesmas Sihapas Kabupaten Padang Lawas.
Penjelasan :
Gizi Seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
(Kemenkes RI, 2014).

Dari gambar diatas yang dikatakan dengan prinsip keaneka ragaman pangan
didalam gizi seimbang yaitu dengan cara batasi gula garam dan minyak,
mengonsumsi 2-4 porsi protein hewani dan protein nabati, 3-4 porsi sayuran, 2-3
porsi buah buahan dan 3-4 porsi karbohidrat.
Dari isu tersebut bisa dikatakan sebuah ancaman bagi puskesmas sihapas
karena kurang optimalnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang sehingga
berdampak dengan meningkatnya status gizi balita kurang maupun kurus.

Gambar diatas adalah laporan rutin yang setiap bulannya dikerjakan oleh
petugas gizi yang ada di puskesmas sihapas. Dari gambar diatas menunjukan
bahwa disetiap desa terdapat balita dengan status gizi kurang maupun status gizi
kurus. Ini bisa saja terjadi karena kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi
seimbang sehingga menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi balita di
wilayah kerja Puskesmas Sihapas.
4. Kurang optimalnya informasi jadwal posyandu kepada ibu balita terhadap
jumlah kunjungan posyandu
Penjelasan:

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya


Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari
dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan
anak balita. (Kemenkes, RI 2020). Tujuan utama posyandu adalah mencegah
peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, atau
setelahnya melalui pemberdayaan masyarakat. Selain itu didalam posyandu
juga melakukan kegiatan seperti program kesehatan ibu hamil, program
kesehatan anak, imunisasai, pemantauan status gizi, dll. Namun dilapangan
banyak ditemukan rendahnya partisipasi didalam posyandu dikarenakan
kurangnya informasi jadwal posyandu. Seperti jadwal posyandu yang sesekali
mau maju atau mundur dikarenakan ada hal hal tertentu namun tidak sampai ke
masyarakat. Dan juga kesadaran diri dari ibu bayi maupun balita untuk hadir
memantau pertumbuhan dan perkembangan anakanya diposyandu. Ini bisa kita
lihat pada gambar di bawah ini. Adalah hasil kunjungan atau partisipasi (d/s)
posyandu di bulan september di wilayah kerja puskesmas sihapas kabupaten
padang lawas.

D/S adalah indikator yang menggambarkan tingkat partisipasi


masyarakat di dalam posyandu hasilnya minimal harus capai 80 %
apabila dibawah 80 % maka dikatakan partisipasi masyarakat masih rendah.
Dapat dilihat ada beberapa desa di wilayah kerja puskesmas sihapas yang d/s
nya dibawah 80% ini bisa berdampak dengan tidak terkontrolnya pertumbuhan
dan perkembangan anak anak di desa tersebut. Sehingga bisa menyebab tidak
terpantaunya status gizi bayi maupun balita di desa tersebut.
5. Kurang Optimalnya Informasi Asi Ekslusif Kepada Ibu Hamil terhadap status
gizi bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sihapas Kabupaten Padang
Lawas
Penjelasan:

Menurut WHO Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI
Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, tanpa menambahkan atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain. Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi ideal untuk bayi karena
mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan terdapat zat
perlindungan terhadap berbagai penyakit.

Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun 2019


sebesar 67.74%. Angka tersebut sudah melampaui target Rencana Strategi
(Renstra) tahun 2019 yaitu 50%. Di provinsi Sumatera Utara pada tahun 2019
sebesar 50,20 %, pada tahun 2020 sebesar 53,39% dan tahun 2021 mengalami
kenaikan menjadi 57,83%. Namun masih terdapat 4 dari 34 provinsi di
Indonesia (11.76%) yang belum mencapai target Renstra tahun 2019,
diantaranya Provinsi Gorontalo (49.29%), Maluku (43.35%), Papua (41.42%),
dan Papua Barat (41.12%).

Namun diwilayah kerja puskesmas sihapas prevalensi ASI Ekslusif


masih rendah. Dapat dilihat pada gambar dibawah yakni laporan bulanan yang
masih Terdapat di beberapa desa yang tidak memberikan ASI Eksklusif.

Ini bisa menjadi sebuah ancaman di lingkungan wilayah kerja Puskesmas


Sihapas karena kurangnya Informasi Asi Ekslusif Kepada Ibu Hamil sehingga
berdampak dengan meningkatnya status gizi kurang pada bayi.
2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Nutrisionis terampil
Nutrisionis terampil merupakan jabatan fungsional Nutrisionis yang tugasnya
meliputi kegiatan teknis operasional berkaitan dengan penerapan prinsip,konsep,dan
metode operasional kegiatan di bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetic. Rincian
kegiatan yang telah dicantumkan pada Kepmenpan no.23 Tahun 2001 tentang jabatan
fungsional Nutrisionis Terampil, sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data gizi, makanan, dan dietetik serta penunjangnya dalam


rangka menyusun rencana tahunan
2. Mengumpulkan data gizi, makanan, dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun rencana bulanan
3. Mengumpulkan data gizi, makanan, dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun rencana harian
4. Mengumpulkan data dan literatur dalam rangka menyusun juklak/juknis di
bidang gizi, makanan, dan dietetik
5. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun pedoman gizi,makanan, dan
dietetik
6. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun standar gizi,makanan dan
dietetik
7. Mengumpulkan data untuk pengamatan masalah di bidang gizi, makanan, dan
dietetik secara sekunder
8. Mengumpulkan data anak balita, balita dan buteki untuk pemberian makanan
tambahan, penyuluhan dan pemulihan pada anak balita dengan status gizi
kurang
9. Melakukan pengukuran TB,BB, umur di unit atau wilayah kerja secara
bulanan bagi anak balita
10. Melakukan pengukuran TB,BB, umur di unit atau wilayah kerja sesuai
kebutuhan
11. Melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) di unit atau wilayah
kerja
12. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran BB,TB, dan umur
13. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran LilA
14. Menyediakan makanan tambahan untuk balita atau penyuluhan gizi
15. Menyediakan kapsul Vitamin A
16. Memantau kegiatan pengukuran BB,TB, umur di tingkat desa meliputi
sasaran,status gizi dan SKDN (Jumlah balita yang ada/terdaftar, jumlah balita
yang memiliki Kartu Menuju Sehat, jumlah balita yang ditimbang, jumlah
balita yang naik timbangannya) secara bulanan pada posyandu.
17. Memantau kegiatan PMT balita,anak sekolah, dan bumil meliputi sasaran,
status gizi dan SKDN terhadap macam/jumlah PMT
Berikut ini adalah gambar struktur organasisai di UPTD Puskemas Sihapas
Kabupaten Padang Lawas

STRUKTUR ORGANISASI TATA KERJA


UPTD PUSKESMAS SIHAPAS
Kepala PKM Pas foto
SRI HARTATI 4x6

Ka.Subbag TU Pas foto


Ade Angraeni Siregar SKM 4x6

Sistem Informasi Pas RumahTangga Pas Kepegawaian Pas Bendahara


Ipa Zuryani Hrp Amd. Keb foto Masdeliana Hrp Amd.Keb foto Rita Mahyuni Hasibuan foto Anita Siregar
4x6 4x6 4x6

UKM UKM UKP JejaringFasyankes


Esensialdankeperaw Pengembangan KefarmasiandanLabo
atan ratorium

Pas PemeriksaanUmum Pas PuskesmasKeliling


Promkes KesehatanJiwa/PTM Pas
foto foto
Nurlena Amd.Keb Iqbal Dalai Harahap foto Dr.Lismawati
4x6 4x6 4x6

BidanDesa
Kes.GigidanMulut Pas
Kesling Pas Kesehatan Gigi Masyarakat Pas foto
foto foto
Deci Juliarni Saragih 4x6
4x6 4x6

KIA, KB Yanis Pas


Kes KIA, KB Yanmas Pas Kestrad Pas
Nurlela Sari Dlt, foto Bides Gulangan -Nurlela Pas Ujung Gading-Ri
foto
Nurlela Sari Dlt Amd.Kebfoto Ipa Zuryani Harahap foto 4x6
4x6 4x6 Amd.Keb 4x6

Gawat Darurat Pas Pas


GiziMasyarakat Pas KesJaOr Pas foto AekGoti-Rosnauli Basah Padang hasio
Dr.Lismawati foto
Fadila Andina P.S foto foto 4x6 4x6
4x6 4x6
Deci Juliarni Saragih

Pas GiziKlinis Pas Pas


P2Malaria &Kusta Pas KesehatanIndera Balangka-Masdeliana H Simaning
foto
Khoiruddin Harahap foto Iqbal Dalai Harahap foto Fadila Andina P.S foto
4x6 4x6 4x6
4x6

Kesehatan Lansia Pas


Persalinan
Pas Ujung Padang –Devi Fatma Pas Sitadat
Perkesmas PHN Pas foto foto foto
foto
Indah Rosa Hasibuan
4x6 Nurlela Sari –Hotmaida4 x 6 4x6
Ika Nurlila SKM
4x Hrp
6
UKS/PKPR Pas Silenjeng-Mutiah Pratiwi Pas
Kefarmasian Pas foto Parandolok
Nurlena-Mariana ,SKM foto
4x6 Suri Dewi Nasution S.Farmfoto 4x6
4x6

KesehatanLainya Pas Pas Pas


foto Laboratorium TanjungMorong-Evi silvia sari foto Lubu
Yusri Ritonga Sopirman Nduru-Wildan foto
4x6 4x6 4x6 Marian
Ba

Padang hasior lombang-Hetty R.SrgPas Penjaga R


fot
o 4
x6
BAB II
IDENTIFIKASI ISU DAN PENETAPAN ISU

1. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diketahui ada beberapa yang
menjadi Isu di wilayah kerja Puskesmas Sihapas, Kabupaten Padang Lawas yaitu Kurang
optimalnya pengetahuan ibu tentang MP ASI terhadap status gizi anak 6 -24, Kurang
Optimalnya kesadaran rematri terhadap kepatuhan mengonsumsi Tablet Tambah Darah,
Kurang optimalnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang terhadap status gizi balita,
Kurang optimalnya informasi jadwal posyandu kepada ibu balita terhadap jumlah
kunjungan posyandu dan Kurang Optimalnya Informasi Asi Ekslusif Kepada Ibu Hamil
terhadap status gizi bayi 0-6 bulan. Berikut sumber isu dan penyebab isu yang terjadi,
dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 1 Sumber Isu dan penyebab Isu


No Permasalahan Sumber Isu Penyebab
1 Kurang optimalnya Pelayanan Publik Kurangnya promosi kesehatan
pengetahuan ibu tentang dibidang gizi secara menarik dan
MP ASI terhadap status kurangnya kesadaran dan
gizi anak 6 -24 bulan di pengetahuan ibu tentang MP ASI
Wilayah Kerja UPTD terhadap status gizi anak
Puskesmas Sihapas
Kabupaten Padang Lawas

2 Kurang Optimalnya Pelayanan Kurangnya kesadaran Para


kesadaran rematri Publik, Remaja Putri untuk
terhadap kepatuhan mengkonsumsi Tablet Tambah
mengonsumsi Tablet Darah dan kurangnya koordinasi
Tambah Darah di dengan pihak sekolah
Sekolah Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas
Sihapas Kabupaten
Padang Lawas

3 Kurang optimalnya Pelayanan Publik Kurangnya promosi kesehatan


pengetahuan ibu tentang dibidang gizi secara menarik dan
gizi seimbang terhadap kurangnya kesadaran dan
status gizi balita di pengetahuan ibu tentang gizi
Wilayah Kerja UPTD seimbang
Puskesmas Sihapas
Kabupaten Padang Lawas
4 Kurang optimalnya Pelayanan Belum optimalnya sarana dan
informasi jadwal Publik, prasarana yang tersedia di setiap
posyandu kepada ibu posyandu,Kurangnya koordinasi
balita terhadap jumlah kader dengan ibu balita agar
kunjungan posyandu di membawa balita ke Posyandu
Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sihapas
Kabupaten Padang Lawas

5 Kurang Optimalnya Pelayanan Publik Kurangnya promosi kesehatan


Informasi Asi Ekslusif dibidang gizi secara menarik dan
Kepada Ibu Hamil kurangnya kesadaran dan
terhadap status gizi bayi pengetahuan ibu tentang Asi
0-6 bulan Wilayah Kerja Ekslusif, MP Asi, Stunting.
UPTD Puskesmas .
Sihapas Kabupaten
Padang Lawas

a. APKL
Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas
isu. Unsur-unsur yang dinilai menggunakan metode APKL ini adalah Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Layak/Kelayakan. Aktual artinya benar-benar terjadi
dan sedang dibicarakan. Problematik artinya sebuah isu memiliki permasalahan yang
kompleks sehingga harus segera dicarikan solusi permasalahannya. Kekhalayakan artinya
isu yang menyangkut hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu yang diangkat masuk
akal dan realistis untuk dipecahkan masalahnya.

Tabel 2 Parameter APKL


No Indikator Keterangan
1 Aktual (A) Isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian sedang
hangat dibicarakan di kalangan masyarakat
2 Problematik (P) Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga
perlu dicarikan segera solusinya
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hidup orang banyak
4 Layak (L) Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

Berdasarkan identifikasi yang telah ditemukan, maka akan dilakukan analisis isu
berdasarkan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur menggunakan metode APKL
Tabel 1.2 Penetapan Isu dengan metode APKL
NO ISU KRITERIA ISU KETERANGAN
A P K L
1 Kurang optimalnya pengetahuan ibu Memenuhi Syarat
tentang MP ASI terhadap status gizi
anak 6 -24 bulan di wilayah √ √ √ √
puskesmas sihapas

2 Kurang Optimalnya kesadaran Memenuhi Syarat


rematri terhadap kepatuhan
mengonsumsi Tablet Tambah Darah
√ √ √ √
di Sekolah Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sihapas Kabupaten
Padang Lawas
3 Kurang optimalnya pengetahuan ibu Memenuhi Syarat
tentang gizi seimbang terhadap status
√ √ √ √
gizi balita di wilayah kerja Puskesmas
Sihapas Kabupaten Padang Lawas.
4 Kurang optimalnya informasi jadwal Memenuhi Syarat
posyandu kepada ibu balita terhadap
√ √ √ √
jumlah kunjungan posyandu

5 Kurang Optimalnya Informasi Asi Memenuhi Syarat


Ekslusif Kepada Ibu Hamil terhadap
status gizi bayi 0-6 bulan di wilayah
√ √ √ √
kerja Puskesmas Sihapas Kabupaten
Padang Lawas

Keterangan :
A = Aktual K = Kekhalayakan
P = Problematik L = Layak
Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat bahwa terdapat 5 isu yang
dianggap sangat layak dan memenuhi syarat.

b. Analisis prioritas Isu menggunakan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)


Dari penentuan isu di atas dapat disimpulkan bahwa semua ini memenuhi kriteria
APKL yang selanjutnya akan dianalisi dengan menggunakan analisis USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth) dengan skala 1-5, dimana nilai 5 adalah sangat
urgent/serius/mendesak , nilai 4 adalah urgent/serius/mendesak, nilai 3 adalah cukup
urgent/serius/mendesak, nilai 2 adalah kurang urgent/serius/mendesak dan nilai 1
adalah Tidak urgent/serius/mendesak. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan
isu prioritas.
Metode USG menggunakan 3 aspek untuk menilai isu, yaitu :

a. Urgency artinya seberapa mendesaknya isu untuk segera diselesaikan.


b. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu untuk segera dibahas dan seberapa
besar dampak yang ditimbulkan dari isu tersebut.
c. Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.

Tabel 3. Penilaian Isu Melalui Kriteria USG

NO ISU U S G TOTAL PRIORITAS


1 Kurang optimalnya pengetahuan ibu
tentang MP ASI terhadap status gizi
anak 6 -24 bulan di wilayah puskesmas 4 2 2 8 IV
sihapas

2 Kurang Optimalnya kesadaran rematri


terhadap kepatuhan mengonsumsi Tablet
Tambah Darah di Sekolah Wilayah 3 4 3 10 II
Kerja UPTD Puskesmas Sihapas
Kabupaten Padang Lawas
3 Kurang optimalnya pengetahuan ibu
tentang gizi seimbang terhadap status
2 3 4 9 III
gizi balita di wilayah kerja Puskesmas
Sihapas Kabupaten Padang Lawas.
4 Kurang optimalnya informasi jadwal
posyandu kepada ibu balita terhadap
1 1 1 3 V
jumlah kunjungan posyandu

5 Kurang Optimalnya Informasi Asi


Ekslusif Kepada Ibu Hamil terhadap
status gizi bayi 0-6 bulan di wilayah
5 5 5 15 I
kerja Puskesmas Sihapas Kabupaten
Padang Lawas

Keterangan :
U = Urgency 5 = sangat USG 2= kurang USG
S = Seriousness 4 = USG 1= tidak USG
G = Growth 3 = cukup USG
Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa yang mendapat peringkat tertinggi dengan total
skor 15 dan menjadi prioritas isu adalah “Kurang Optimalnya Informasi Asi Ekslusif
Kepada Ibu Hamil terhadap status gizi bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Sihapas Kabupaten Padang Lawas”.
BAB III
PENETAPAN ISU TERPILIH DAN GAGASAN KREATIF

Setelah dilakukan analisis APKL dan USG dapat ditetapkan sebagai isu
terpilih yaitu “Kurang Optimalnya Informasi Asi Ekslusif Kepada Ibu Hamil
terhadap status gizi bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sihapas Kabupaten
Padang Lawas”. Berdasarkan isu (permasalahan) di atas, maka gagasan kreatif yang
dapat dilakukan agar masalah dapat dipecahkan yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan Pengumpulan Data Ibu Hamil Menggunakan Form


Identitas di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sihapas
2. Membuat Video Tentang Asi Ekslusif dan leafleat sebagai media informasi
3. Melakukan Sosialisasi Informasi Tentang Asi Ekslusif kepada Ibu Hamil di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Sihapas
4. Melakukan evaluasi hasil kegiatan

Anda mungkin juga menyukai