Oleh :
Nama Peserta : FADILA ANDINA PUTRI SIREGAR, A.Md.Gz
NIP : 199809302022032008
Golongan : II
Angkatan : XXIII
Kelompo :1
No. Absen : 03
Pengampu Materi : Dr. ADE SUHENDAR, ST., M.AP
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, seperti yang dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan
dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tngginya
dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Derajat kesehatan masyarakat yang belum optimal dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan genetika. Kalangan ilmuwan
umumnya berpendapat bahwa determinan utama derajat kesehatan masyarakat tersebut,
selain kondisi lingkungan, adalah prilaku masyarakat. Menurut data Riskesdas yang diambil
dari tahun 2014 - 2018 cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 37,3%, 2015
sebesar 55,7%, tahun 2016 sebesar 54%, tahun 2017 sebesar 61,33%, dan pada tahun 2018
mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 37,3% sedangkan kepatuhan remaja putri
untuk mengonsumsi tablet tambah darah bisa dilihat dari hasil data Riskesdas tahun 2018 yang
menunjukkan prevalensi anemia pada remaja putri sebanyak 48,9% ini berarti bahwa kurangnya
kepatuhan remaja putri untuk mengonsumsi tablet tambah darah.
Dengan ini diharapkan derajat kesehatan masyarakat meningkat, Akan tetapi
masyarakat belum optimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan pengetahuan
dikehidupan sehari-hari
Ada beberapa Isu yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Sihapas, Kabupaten
Padang Lawas, yaitu:
1. Kurang optimalnya pengetahuan ibu tentang MP ASI terhadap status gizi anak
6 -24 bulan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas Kabupaten Padang
Lawas
2. Kurang Optimalnya kesadaran rematri terhadap kepatuhan mengonsumsi
Tablet Tambah Darah di Sekolah Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas
Kabupaten Padang Lawas
3. Kurang optimalnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang terhadap status
gizi balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas Kabupaten Padang
Lawas
4. Kurang optimalnya informasi jadwal posyandu kepada ibu balita terhadap
jumlah kunjungan posyandu di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas
Kabupaten Padang Lawas
5. Kurang Optimalnya Informasi Asi Ekslusif Kepada Ibu Hamil terhadap status
gizi bayi 0-6 bulan Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas Kabupaten
Padang Lawas
1. Kurang optimalnya pengetahuan ibu tentang MP ASI terhadap status gizi anak
6 -24 bulan di wilayah puskesmas sihapas
Penjelasan :
Menurut WHO, MPASI adalah makanan dan minuman yang diberikan
kepada anak usia 6–24 bulan untuk pemenuhan kebutuhan gizinya. Dari isu
tersebut bisa dikatakan sebuah ancaman di wilayah kerja puskesmas sihapas
karena rendahnya pengetahuan ibu ditakutkan akan berdampak dengan status gizi
anak dan pemberian MP ASI yang terlalu dini.
Data diatas adalah prevalensi jumlah balita stunting yang ada di kabuten padang
lawas sebesar 42,7 persen yang didapat dari hasil riset Studi Status Gizi Indonesia
Tahun 2021.
Dari data laporan rutin setiap bulannya di puskesmas sihapas bisa kita
lihat hampir disetiap desa terdapat anak dengan status gizi kurang dan juga
kurus. Dan di beberapa desa terdapat anak dengan status gizi pendek (stunting)
Ini bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI sehingga
tidak terpenuhinya asupan gizi pada anak usia tersebut.
2. Kurang Optimalnya kesadaran rematri terhadap kepatuhan mengonsumsi
tablet Tambah Darah di Sekolah Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sihapas
Kabupaten Padang Lawas
Penjelasan:
Menurut WHO, prevalensi anemia pada remaja di dunia adalah 4,8 juta
dan di indonesia sebesar 23%. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018
(Riskesdas), angka kejadian anemia di Indonesia masih tinggi yakni dengan
prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja
menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang
tidak optimal dan kurangnya kepatuhan dalam mengonsumsi TTD.
Gambar diatas menunjukan dari 349 Remaja Puti yang terdapat di sekolah
wilayah kerja Puskesmas Sihapas hanya 283 Remaja Putri yang mengonsumsi
Tablet Tambah darah tiap minggunya. Ini dapat disimpulkan bahwa rendahnya
pengetahun Remaja Putri sehingga menyebabkan ketidakpatuhan dalam
mengonsumsi tablet tambah darah.
3. Kurang optimalnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang terhadap status gizi
balita di wilayah kerja Puskesmas Sihapas Kabupaten Padang Lawas.
Penjelasan :
Gizi Seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
(Kemenkes RI, 2014).
Dari gambar diatas yang dikatakan dengan prinsip keaneka ragaman pangan
didalam gizi seimbang yaitu dengan cara batasi gula garam dan minyak,
mengonsumsi 2-4 porsi protein hewani dan protein nabati, 3-4 porsi sayuran, 2-3
porsi buah buahan dan 3-4 porsi karbohidrat.
Dari isu tersebut bisa dikatakan sebuah ancaman bagi puskesmas sihapas
karena kurang optimalnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang sehingga
berdampak dengan meningkatnya status gizi balita kurang maupun kurus.
Gambar diatas adalah laporan rutin yang setiap bulannya dikerjakan oleh
petugas gizi yang ada di puskesmas sihapas. Dari gambar diatas menunjukan
bahwa disetiap desa terdapat balita dengan status gizi kurang maupun status gizi
kurus. Ini bisa saja terjadi karena kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi
seimbang sehingga menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi balita di
wilayah kerja Puskesmas Sihapas.
4. Kurang optimalnya informasi jadwal posyandu kepada ibu balita terhadap
jumlah kunjungan posyandu
Penjelasan:
Menurut WHO Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI
Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, tanpa menambahkan atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain. Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi ideal untuk bayi karena
mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan terdapat zat
perlindungan terhadap berbagai penyakit.
BidanDesa
Kes.GigidanMulut Pas
Kesling Pas Kesehatan Gigi Masyarakat Pas foto
foto foto
Deci Juliarni Saragih 4x6
4x6 4x6
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diketahui ada beberapa yang
menjadi Isu di wilayah kerja Puskesmas Sihapas, Kabupaten Padang Lawas yaitu Kurang
optimalnya pengetahuan ibu tentang MP ASI terhadap status gizi anak 6 -24, Kurang
Optimalnya kesadaran rematri terhadap kepatuhan mengonsumsi Tablet Tambah Darah,
Kurang optimalnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang terhadap status gizi balita,
Kurang optimalnya informasi jadwal posyandu kepada ibu balita terhadap jumlah
kunjungan posyandu dan Kurang Optimalnya Informasi Asi Ekslusif Kepada Ibu Hamil
terhadap status gizi bayi 0-6 bulan. Berikut sumber isu dan penyebab isu yang terjadi,
dapat dilihat pada table di bawah ini:
a. APKL
Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas
isu. Unsur-unsur yang dinilai menggunakan metode APKL ini adalah Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Layak/Kelayakan. Aktual artinya benar-benar terjadi
dan sedang dibicarakan. Problematik artinya sebuah isu memiliki permasalahan yang
kompleks sehingga harus segera dicarikan solusi permasalahannya. Kekhalayakan artinya
isu yang menyangkut hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu yang diangkat masuk
akal dan realistis untuk dipecahkan masalahnya.
Berdasarkan identifikasi yang telah ditemukan, maka akan dilakukan analisis isu
berdasarkan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur menggunakan metode APKL
Tabel 1.2 Penetapan Isu dengan metode APKL
NO ISU KRITERIA ISU KETERANGAN
A P K L
1 Kurang optimalnya pengetahuan ibu Memenuhi Syarat
tentang MP ASI terhadap status gizi
anak 6 -24 bulan di wilayah √ √ √ √
puskesmas sihapas
Keterangan :
A = Aktual K = Kekhalayakan
P = Problematik L = Layak
Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat bahwa terdapat 5 isu yang
dianggap sangat layak dan memenuhi syarat.
Keterangan :
U = Urgency 5 = sangat USG 2= kurang USG
S = Seriousness 4 = USG 1= tidak USG
G = Growth 3 = cukup USG
Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa yang mendapat peringkat tertinggi dengan total
skor 15 dan menjadi prioritas isu adalah “Kurang Optimalnya Informasi Asi Ekslusif
Kepada Ibu Hamil terhadap status gizi bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Sihapas Kabupaten Padang Lawas”.
BAB III
PENETAPAN ISU TERPILIH DAN GAGASAN KREATIF
Setelah dilakukan analisis APKL dan USG dapat ditetapkan sebagai isu
terpilih yaitu “Kurang Optimalnya Informasi Asi Ekslusif Kepada Ibu Hamil
terhadap status gizi bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sihapas Kabupaten
Padang Lawas”. Berdasarkan isu (permasalahan) di atas, maka gagasan kreatif yang
dapat dilakukan agar masalah dapat dipecahkan yaitu sebagai berikut: